Anda di halaman 1dari 3

1.

Kasus Pasar gabah di Karawang


 Qd = 2000 – 3p ; Qs = -500 + 2p
Dimana: Qd, Qs = ribu ton per musim
P = ribu rupiah per ton

Keseimbangan pasar terjadi apabila Qd = Qs

2000 – 3p= -500 + 2p


2500 = 5p, p = 500 ( ribu rupiah per ton) atau Rp 500.000 per ton
P = 500 ……………….Qd = 2000 – 3p
Qd = 2000 – 3 (500) =
Qd = 2000 – 1500 = 500 (ribu ton per musim) = 500.000 ton/musim

Keseimbangan pasar tercapai pada harga gabah Rp 500.000,00 per ton. Jumlah gabah yang
tersedia 500.000 ton per musim.

 Andaikan pemerintah merasa bahwa jumlah gabah terlalu sedikit dan berniat
menambahnya pada musim tanam mendatang dengan menetapkan harga dasar gabah
menjadi Rp 600.000,00 per ton, maka :

Qd = 2000 – 3p, Qd = 2000 – 3 (600) = 200 (ribu ton per musim) = Rp 200.000 ton /musim

Qs = -500 + 2p, Qs = -500 + 2p = -500 + 2 (600) = 700 (ribu ton per musim) = Rp 700.000
ton/musim

Karena penawaran naik menjadi 700.000 ton, sedangkan permintaan turun menjadi
200.000 ton. Sehingga akan terjadi kelebihan panawaran 500.000 ton.

2. Kasus pasar mie instant di Indonesia

 Qd = 20.000 – 5p ; Qs = -5.000 + 20p


Dimana: Qd, Qs = ribu bungkus per bulan
P = rupiah per bungkus
Qd = Qs
20.000 – 5p = -5.000 + 20p
20.000 + 5.000 = 25P
25.000 = 25P
P = 1.000
P = 1000 ………. Qd = 20.000 – 5p
= 20.000 – 5 (1.000)
Qd = 15.000

Keseimbangan terjadi pada harga Rp 1.000 per bungkus dan jumlah mie instan sebanyak 15
juta per bungkus per bulan.

 Sekarang pemerintah merasa harga mie instant terlalu tinggi dan menetapkan harga Rp
750,00 per bungkus maka keseimbangan akan menjadi ;
P = 750
P = 750 ………. Qd = 20.000 – 5p
= 20.000 – 5 (750)
= 20.000 – (3750)
Qd = 16.250

Qs = -500 + 20p,
= -500 + 20 (750)
Qs = 10.000
Karena penawaran turun menjadi 10 juta bungkus per bulan, sedangkan permintaan naik
menjadi 16.250.000 bungkus per bulan. Sehingga akan terjadi kekurangan panawaran 6.250
.000 bungkus per bulan (16.250.000 – 10.000.000 = 6.250.000)

3. Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar (parsial)

Pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar (parsial) sangat tergantung jenis pajaknya,
apakah pajak perunit dan atau persentase. Pasar berstruktur persaingan sempurna.

 Keseimbangan sebelum pajak


Permintaan: Q = 30 – 6p …… :6………p = 5 – 0,16 Q
Penawaran: Q = -10 + 4p …… :4………P = 0,25Q + 2,5

Permintaan = Penawaran

30 – 6p = -10 + 4p
10p = 40
P=4

Q = 30 – 6p
=30 – 6(4) = 30-24=6
Q = 6 unit
Jadi keseimbangan terjadi pada harga 4 dan kuantitas keseimbangan sebesar 6 unit

1. jika pemerintah menetapkan pajak penjualan sebesar 20%


Pengaruh terhadap sisi penawaran:

Pt = 0,25Q + 2,5 + 0,2


Pt = 0,25Q + 2,7 …… : 0,25
4P = Q + 10,8
Qs = -10,8 + 4p

Permintaan = penawaran (Qd = Qs)


30 – 6p = -10,8 +4 P
10P = 40,8
Pt = 4,08

Q = 30 – 6p
= 30 – 6 (4,08) = 30 – 24,48
Q = 5,52 unit

Penerimaan pajak = 20% x (P xQ)


= 20% x (4,08 x 5,52) = 20% x 22,52
= 4,50
Jadi setelah dikenakan pajak sebesar 20% tingkat harga sebesar 4,08 dengan jumlah barang
5,52 unit, dan besarnya penerimaan pajak untuk pemerintah sebesar 4,50.

2. jika pemerintah menetapkan Subsidi kepada sisi penawaran sebesar 20% maka penawaran
setelah susidi:

P = 0,25Q + 2,5 + (-0,2)

P = 0,25Q + 2,5 -0,2

P = 0,25Q + 2,3 ……..0,25Q = -2,3 + P :0,25………….. Qs = -9,2 + 4P

Qs = -9,2 + 4P

Keseimbangan setelah subsidi terjadi apabila permintaan=penawaran (Qd = Qs)


30-6P = -9,2 + 4P

39,2 = 10P

P = 3,92

P = 3,92

Q = 30 – 6P….. Q = 30 – 6(3,92)

Q = 30 – 23,52 = 6,48

Q = 6,48

Keseimbangan pasar karena adanya subsidi adalah pada tingkat harga jual 3,92 dan jumlah
output 6,48

Besarnya subsidi yang disediakan pemerintah adalah jumlah output (Q) x subsidi per unit

Subsidi = 6,48 x 0,20 = 1,30

Anda mungkin juga menyukai