Anda di halaman 1dari 6

TRADISI

KEHAMILAN ADAT
MANDAILING
KELOMPOK MANDAILING :

- ALVINA - NELA NADHIRA


- ASMA JAURIAH HARAHAP - NURSAIDAH HARAHAP
- CIKA SANIA NASUTION - SILVI MEILITA
- DIRA SAIDINA LUBIS - SITI HARDIANTI RUKMANA
HARAHAP
- ELMA FITRIYANI - SYAQIRA AULIA FITRI RANGKUTI
- JIHAN JOGINA - YUSFI NIRMALA HARAHAP
- LANNISA SIREGAR - ZURAIDAH TAMBAK
- LIZA SAFITRI
Mandailing
Nama Mandailing disebut berasal dari kata Mandehilang
(dalam bahasa Minangkabau, artinya Ibu yang hilang). Ada lagi
yang menyebutkan Mandailing berasal dari kata Mundahilang,
kata Mandalay (nama kota di Burma) dan kata Mandala Holing
(nama kerajaan di Portibi, Gunung Tua). Munda adalah nama
bangsa India Utara, yang menyingkir ke selatan pada tahun 1500
SM karena desakan Bangsa Aria. Sebagian bangsa Munda
masuk ke Sumatera melalui pelabuhan Barus di Pantai Barat
Sumatera, hingga dalam perkembangannya mereka terus
bermigrasi ke Utara Sumatera, lalu mendiami wilayah Sipirok,
Kotanopan, Panyabungan, dan lain-lain.
Tradisi Kehamilan Adat Mandailing
Mangupa-upa Paolak Tondi
Upah-upah merupakan tradisi dari suku
batak (Mandailing) untuk mendoakan yang baik-
baik. Upah-upah biasanya diisi oleh beberapa
orang untuk mendoakan satu orang ataupun
lebih. Upah-upah biasanya dimulai dari doa
orang yang paling tua di keluarga atau dituahkan
dalam sebuah kelompok berlanjut ke orang yang
lebih muda.
Dalam adat Mandailing upah-upah yang
dilakukan adalah upah-upah tondi. Sesuai
dengan namanya upah-upah (Usaha Pangidoan
Asa Horas) yang artinya upaya untuk menjadi
lebih baik lagi. Upah-upah tondi bertujuan untuk
mengembalikan tondi (spirit / semangat) ke
badan seseorang yang sedang sakit dan berisi
nasihat juga motivasi.
Upah-upah tondi dilakukan pada saat usia
kehamilan 7 bulan. Ini dilakukan dengan cara
seseorang mendoakan istri yang sedang hamil dan
juga suaminya, dan dihadapan mereka diletakkan
makanan berupa nasi, ayam, dan sebagainya. Ketika
sedang di upah-upah, orang yang di upah-upah (yang
didoakan) dan yang mengupah-upah (yang
mendoakan) hendaknya memegang piring dari
makanan yang sudah dihidangkan. Semua rangkaian
tersebut memiliki arti tersendiri.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai