Anda di halaman 1dari 27

DERET Oleh :

1. Alycia Firalina (170810201012)


2. Farhana Zia (170810201029)
Definisi
Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-
kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk sebuah
deret dinamakan suku.

Deret Hitung Deret Ukur


Deret Hitung
Deret hitung adalah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan
terhadap sebuah bilangan tertentu.Selisih antara nilai dua suku yang berurutan
disebut pembeda.
Contoh:
1. 5, 9, 13, 17, 21 => pembeda = 9-5 =4
2. 17, 15, 13, 11 => pembeda = 15-17=-2

◦ Suku ke-n dari DH


Rumus :
Sn = a + (n-1)b

Ket : a = suku pertama


b = pembeda
n = indeks suku
Contoh Soal
Dari sebuah deret hitung suku pertamanya 200 dan pembeda antara suku-sukunya 25,
hitunglah: a) S5
b) S10

Jawab : a) Sn = a + (n-1) b
S5 =200 + ( 5 - 1 ) 25
=200 + (4) 25
=200 + 100
= 300
b) Sn = a + ( n-1 ) b
S10= 200 + (10-1) 25
= 200 + (9) 25
= 200 + 225
=425
◦ Jumlah n suku
Rumus :
Jn =n/2 (2a + ( n-1 )b) atau Jn =n/2 (a + Sn)

Contoh Soal :
Dari sebuah deret hitung suku pertamanya 200 dan pembeda antara suku-sukunya 25,
hitunglah: a)J5
b) J10

Jawab : a) Jn = n/2 (a+Sn)


J5 = 5/2 (200+300)
= 2,5 (500)
= 1250
b) Jn = n/2 (a+Sn)
J10 = 5/2 (200+425)
= 2,5 (625)
= 1562,5
Deret Ukur
Deret ukur adalah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan perkalian sebuah
bilangan tertentu. Hasil bagi nilai suatu suku terhadap nilai suku didepannya dinamakan
pengganda.
Contoh :
1. 7, 14, 21, 28 =>pengganda = 14 ÷ 7 = 2
2. 45; 67,5; 101,25 =>pengganda = 67,5 ÷ 45 =1,5

◦ Suku ke-n dari DU


Rumus :
Sn = apn-1

Ket : a = suku pertama


p = pengganda
n = indeks suku
Contoh soal :
Dari sebuah deret ukur yang suku-sukunya 10,30,90,270
hitunglah : a) S6
b) S10
Jawab : a) Sn = apn-1
S6 = 10×36-1
= 10×35
= 243
b) S10 = 10×310-1
= 10×39
= 196830
• Jumlah n suku

Jika p<1, maka : Jika p>1, maka :

a(1  P n ) atau a( P n  1)
Jn =n
◦ Jumlah suku
1 p
Jn = p 1

Contoh soal :
Dari sebuah deret ukur yang suku-sukunya 10,30,90,270
hitunglah : a) J6
b) J10
Jawab :
a.) a = 10 dan p = 3
a( P n  1)
Jn =
p 1
10(36  1)
J6 = 3  1
10(728)
2
= 3640

b.) J6 = 10(310  1)
3 1
10(59048)
2

= 295240
Penerapan Ekonomi
Dalam bidang ekonomi teori deret sering digunakan dalam kasus-kasus yang
menyangkut perkembangan dan pertumbuhan. Kita harus mampu mengidentifikasi
sebuah permasalahan dan menerjemahkannya ke dalam bahasa matematika. Jika
permasalahan tersebut berkaitan dengan penambahan atau pengurangan (selisih)
secara tetap, maka dapat diselesaikan dengan menggunakan deret hitung.
Sedangkan deret ukur dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan perbandingan tetap.
1. Model Perkembangan Usaha
Jika perkembangan variabel-variabel tertentu dalam kegiatan usaha misalnya produksi, biaya,
pendapatan, penggunaan tenaga kerja, atau penanaman modal memiliki pola mengalami
pertambahan secara konstan,maka prinsip-prsinsip deret hitung dapat digunakan untuk
menganalisis perkembangan variable tersebut.
Contoh Soal :
Sebuah perusahaan tekstil menghasilkan 10.000 m kain tiap bulannya. Karena adanya
pertambahan modal maka tingkat produktivitasnya semakin meningkat, perusahaan mampu
menambah produksinya menjadi 1000 m tiap bulan. Jika jumlah pertambahan tetap, maka
berapa meter kain yang dihasilkan bulan ketiga? berapa meter yang dihasilkan sampai dengan
bulan tersebut?
Jawab : a = 10.000 , b = 1000 , n=3
S3 =10.000 + (3 - 1)1000
= 12.000
J4 = 4/2(10.000 + 12.000)
= 44.000
Jadi, jumlah produksi kain pada bulan ketiga adalah 12.000 meter dan jumlah seluruh kain yang
dihasilkan sampai dengan bulan tersebut adalah 44.000 meter.
2. Model Bunga Majemuk
Modal pokok P dibungakan secara majemuk, suku bunga perahun i, maka jumlah
akumulatif modal F setelah n tahun adalah:
setelah 1 tahun : F1  P  P.i  P (1  i )
setelah 2 tahun : F2  P (1  i )  P (1  i )i  P (1  i ) 2
setelah 3 tahun : F3  P (1  i ) 2  P (1  i ) 2 i  P (1  i ) 3
setelah n tahun : Fn  (.........)  (..........)  P (1  i ) n
P = jumlah sekarang
Fn  P (1  i )
n
i = tingkat bunga per tahun
n = jumlah tahun
Rumus diatas digunakan ketika bunga dibayar sekali dalam setahun.
Bila bunga dibayar lebih sekali dalam setahun, misal m kali,
maka : i mn
Fn  P(1  ) m = frekuensi pembayaran bunga
m
dalam setahun
Suku (1+i) dan (1 + i/m) disebut “faktor bunga majemuk”
(compounding interest factor), yaitu suatu bilangan yang
lebih besar dari 1, yang dapat dipakai untuk menghitung
jumlah dimasa mendatang dari suatu jumlah sekarang.

13
◦ Dengan manipulasi matematis, bisa diketahui nilai sekarang
(present value) :

1 1
P F atau P  F
(1  i ) n
(1  i / m) mn

Suku 1/(1+i)n dan 1/(1+i/m)mn dinamakan “faktor diskonto”


(discount factor), yaitu suatu bilangan lebih kecil dari 1 yang
dapat dipakai untuk menghitung nilai sekarang dari suatu
jumlah dimasa datang.
Contoh soal :
1. Deri meminjam uang di suatu Bank sebanyak Rp 53.000.000, untuk jangka waktu tiga tahun,
dengan tingkat bunga 3% per tahun. Berapakah jumlah seluruh uang yang harus dikembelikan
pada saat pelunasan?
Dik : P= 53.000.000
n=3
i = 3% = 0,03Dit
Jawab
Fn=P(1+i)n
= 53.000.000(1+0,03)3
= 57.914.531
3. Model Pertumbuhan Penduduk
Penerapan deret ukur yang paling kinvension di bidang ekonomi adalah dalam hal
penaksiran jumlah penduduk. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

Pt = P1 R t-1

Keterangan
R = 1+r
P1 = jumlah pada tahun pertama
(basis)
Pt = jumlah pada tahun ke-t
r = persentase pertumbuhan per-
tahun
t = indeks waktu (tahun)
Contoh soal
1. Penduduk kota Serang berjumlah 5 juta jiwa pada tahun 2007. Bila diketahui tingkat
pertumbuhan penduduk kota Serang 2 % per tahun, berapa jumlah penduduk tahun
2013?
Jawab
Diketahui :P1 = 5 juta
r = 0,02
R = 1,02
P tahun 2013/P7
Pn = P1 R n –1
P7 = 5 juta (1,02)6
P7 = 1 juta (1,126162)
P7 = 5.6 juta jiwa
Maka, jumlah penduduk Kota Serang adalah 5.6 juta jiwa.
FUNGSI KUADRAT
Definisi
Fungsi kuadrat juga dikenal sebagai fungsi polinom atau fungsi suku banyak berderajat dua dalam variabel x.
Bentuk Umum
Bentuk umum fungsi kuadrat: ƒ(x) = ɑx²+ bx + c , (a, b, dan c ∈ R, ɑ ≠ 0) untuk
semua nilai x dalam daerah asalnya. Grafik fungsi kuadrat dalam bidang Cartesius
dikenal sebagai parabola.
a. Koordinat titik puncak atau titik balik
ƒ(x) = y = ɑx²+ bx + c , (a, b, dan c ∈ R, ɑ ≠ 0) mempunyai titik puncak atau titik balik (-b/2a atau -d/4a)
Xp= -b/2a
Yp= -d/4a = b²-4ac /4a
b. Sumbu simetri x = xp
c. Nilai maksimum/minimum y = yp
d. Untuk D < 0, a > 0 parabola akan selalu berada di atas sumbu x atau disebut definit positif.
e. Untuk D < 0, ɑ < 0 parabola akan selalu berada di bawah sumbu x atau disebut definit negatif.
Sifat kurva parabola
1. Berdasarkan koefisien “ɑ”
◦ Nilai a berfungsi untuk menentukan arah membukanya sebuah grafik.
◦ * Jika a > 0, parabola terbuka ke atas sedangkan titik baliknya minimum
◦ sehingga mempunyai nilai minimum.
◦ *Jika a < 0, parabola terbuka ke bawah sedangkan titik baliknya
◦ maksimum sehingga mempunyai nilai maksimum.
2. Berdasarkan koefisien “b”
◦ Nilai b berfungsi untuk menentukan posisi sumbu simetri pada grafik.
◦ *Untuk a dan b bertanda sama (a > 0, b > 0) atau (a < 0, b <0) maka,
◦ sumbu simetri berada di kiri sumbu y.
◦ * Untuk a dan b berlainan tanda (a < 0, b > 0) atau (a > 0, b < 0) maka,
◦ sumbu simetri berada di kanan sumbu y.
3. Berdasarkan koefisien “c”
◦ Nilai c berfungsi untuk menentukan titik potong dengan sumbu y.
◦ * Jika c > 0, grafik parabola memotong di sumbu y positif.
◦ * Jika c < 0, grafik parabola memotong di sumbu y negatif.
4. Berdasarkan D = b2– 4ac (diskriminan)
◦ Jika D > 0 persamaan kuadrat mempunyai dua akar real yang
◦ berlainan. Parabola akan memotong sumbu x di dua titik. Untuk D
◦ kuadrat sempurna maka kedua akarnya rasional, sedangkan D tidak
◦ berbentuk kuadrat sempurna maka kedua akarnya irasional.
◦ * Jika D = 0 persamaan kuadrat mempunyai dua akar yang sama (akar
◦ kembar), real, dan rasional. Parabola akan menyinggung di sumbu x.
◦ * Jika D < 0 persamaan kuadrat tidak mempunyai akar real atau kedua
◦ akarnya tidak real (imajiner). Parabola tidak memotong dan tidak
◦ menyinggung di sumbu x.
Menyusun Fungsi kuadrat
1. Apabila memotong di sumbu x di (x1,0) dan (x2,0), maka rumus yang berlaku:
y = ƒ (x) = ɑ (x – x1) (x – x2).
2. Apabila titik puncak (xp, yp) maka rumus yang berlaku: y = ƒ (x) = ɑ (x – xp)2+ yp.
Hubungan Garis Dengan Parabola
Berdasarkan D = b2– 4ac, kedudukan garis terhadap parabola dibagi menjadi 3, yaitu:
1. D > 0 artinya garis akan memotong parabola di dua titik.
2. D = 0 artinya garis memotong parabola di satu titik (menyinggung)
3. D < 0 artinya garis tidak memotong dan tidak menyinggung parabola.
Contoh Soal :
Soal No.1 (MADAS SNMPTN 2012)
Jika gambar di bawah ini adalah grafik fungsi kuadrat f dengan titik puncak (-2,0) dan melalui
titik (0,-4) maka nilai f(-5) adalah …
A. -7
B. -8
C. -9
D. -10
E. -11
Jawab :
Diketahui titik puncak ( xp , yp) = (-2,0), melalui titik (x , y) = (0,-4)
Rumus yang sesuai apabila diketahui titik puncak:
y = f(x) = a(x-xp )²+ yp
Untuk mencari nilai a:
y = f(x) = a(x-xp)²+ yp
y = a(x+2)²+ 0
-4 = a(0+2)²+ 0
-4 = 4a
a = -1
Sehingga
f(x) = -(x + 2)², dengan f(-5)
f(-5) = -(-5 + 2)²= -9
Jawaban : C
Soal No.2 (UN 2010)
Absis titik balik grafik fungsi y = px²
+ (p - 3)x + 2 adalah p. Nilai p = ...
A. -3
B. -3/2
C. -1
D. 2/3
E. 3
Jawab :
Diketahui:
y = px²+ (p - 3)x + 2
xp = p
Ditanyakan: nilai p = ...
Untuk menentukan absis titik puncak = xp = - b/2a-p + 3 = 2p²
P-3/2p =p
2p²+ p – 3 =0
(2p + 3)(p - 1) = 0
p = - 3/2 atau p = 1
Maka, nilai p yang sesuai adalah p = - 3/2
Jawaban : B

Anda mungkin juga menyukai