Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

DISTRIBUSI PENDAPATAN DALAM ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Mikro Islam

Dosen Pengampu Ibu Putri Catur Ayu Lestari, S.EI., M.A

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. Fitria Nur Layla (222105030067)


2. Ismi Nuvita Wulandari (222105030073)
3. Lidia Ainun Fadilla (222105030077)
4. Dea Nanda Angelita (223105030001)
5. Ainun Wulandari (223105030002)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER
MARET 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan selalu kepada Tuhan YME atas rida dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Distribusi Pendapatan
Dalam Islam”.

Tidak lupa, kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Ibu Putri Catur Ayu
Lestari, S.EI., M.A yang telah membimbing dan membantu kami dalam proses penyusunan
makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman yang telah
membantu baik secara moral maupun materi sehingga makalah ini dapat terwujud.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan
makalah yang disusun. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan tersebut. Kritik
dan saran dari pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis untuk meningkatkan kualitas tulisan
ke depannya.

Jember, 20 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................5

1.3 Tujuan...........................................................................................................................5

1.4 Manfaat.........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................6
2.1 Kesejahteraan Sosial ....................................................................................................6

2.2 Efisiensi Keadilan.......................................................................................................10

2.3 Perbandingan Optimal Solution..................................................................................14

BAB III PENUTUP..............................................................................................................22

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................22

3.2 Saran...........................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................23

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesenjangan ekonomi yang muncul di negeri ini sangat memprihatinkan dan meluas.
Hal ini dapat dilihat di sekitar kita dan di laporan media massa dan media elektronik.
Alasannya adalah ketidakadilan dan ketidakseimbangan dalam distribusi pendapatan dan
kekayaan. Islam menawarkan solusi untuk mengurangi kesenjangan antara kaya dan miskin
melalui pemerataan pendapatan dan kekayaan. Sejalan dengan fokus teori distribusi
pendapatan, agar dapat mengatasi distribusi pendapatan nasional di antara penduduk sipil
dari semua kelas, terutama untuk menjelaskan kesenjangan yang semakin lebar antara yang
kaya dan yang miskin. Menanggapi kenyataan tersebut Islam sebagai agama rahmatan lil
al-amin diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

Distribusi pendapatan adalah proses pendistribusian atau pendistribusian harta


kekayaan dari pemiliknya kepada yang berhak, baik melalui proses distribusi komersial
maupun proses yang menekankan aspek keadilan sosial. Pemahaman ini berangkat dari
prinsip bahwa kebutuhan dasar setiap orang harus dipenuhi dan kekayaan seseorang berhak
atas orang miskin, “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian (tidak meminta)” . (Qs al-Dzariyat
[51]: 19).

Distribusi pendapatan dan kekayaan dalam ekonomi Islam sangat erat kaitannya
dengan nilai-nilai moral Islam dan merupakan alat untuk mencapai kesejahteraan (falah) di
dunia dan akhirat. Untuk itu, sebagai hamba Allah, kita wajib mengutamakan dan
menjadikan distribusi pendapatan dan kekayaan yang ditujukan untuk keadilan sangat
mendesak dalam ekonomi Islam, karena setiap orang diharapkan dapat menunaikan
kewajibannya sebagai hamba Allah tanpa hambatan diluar kemampuan. Dengan demikian,
negara mengambil alih mekanisme distribusi dengan mengutamakan kepentingan umum di
atas kepentingan golongan atau golongan. Sektor publik yang digunakan untuk kepentingan
rakyat tidak boleh jatuh ke tangan mereka yang berwawasan kelompok atau kelompok dan
kepentingan individu. Negara juga harus memastikan bahwa kebutuhan minimum semua
orang terpenuhi.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah pada makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Teori Kesejahteraan Sosial dikemukakan?
2. Bagaimana Teori Efisiensi Keadilan dikemukakan?
3. Bagaimana Teori Perbandingan Optimal Solution dikemukakan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat disimpulkan tujuan penyusunan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui teori Kesejahteraan Sosial.
2. Untuk mengetahui teori Efisiensi Keadilan.
3. Untuk mengetahui teori Perbandingan Optimal Solution.
1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat untuk penulis

Penulis berusaha untuk menambah informasi dan wawasannya serta membagikan


pengetahuannya kepada pembaca.
2. Manfaat untuk pembaca
Pembaca dapat menambah informasi dan wawasan tentang Distribusi Pendapatan
Dalam Islam serta pembaca dapat menyimpulkan bahwa informasi dan wawasan
mengenai Analisis Distribusi Pendapatan Dalam Islam dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kesejahteraan Sosial


Pada Bab III buku ini telah dibahas tentang preferensi tingkat utility dari individu
dalam mengonsumsi barang X dan barang Y. Semakin besar utility barang X
dibandingkan dengan utility barang Y, maka dikatakan bahwa individu tersebut lebih
menyukai barang X daripada barang Y. Hal ini dapat diformulasikan sebagai berikut:1
U1 (X) > U1 (Y)
di mana:
U1 adalah utility individu 1
X adalah barang X
Y adalah barang Y
Persamaan di atas tidak menggambarkan bagaimana preferensi barang tersebut di
masyarakat. Untuk mengetahui hal tersebut, maka kita dapat menjumlahkan utility dari
masing-masing individu terhadap barang tersebut. Barang X disukai masyarakat apabila
jumlah utility dari masing-masing individu terhadap barang X tersebut lebih besar
daripada jumlah utility masing-masing individu terhadap barang Y,atau dapat ditulis
dengan:

Penjumlahan fungsi utility seperti di atas disebut fungsi kesejahteraan sosial.

A. Utility Possibility Frontier


Misalkan ada dua orang petani A dan B yang sama-sama memproduksi dan
mengonsumsi beras dan gandum. Kedua petani mempunyai selera dan kemampuan
produksi yang sama. Satu-satunya perbedaan di antara mereka adalah lahan yang mereka
miliki (initial endowment). Katakanlah A memiliki lahan yang lebih luas dibandingkan B.

1
Hal R.Varian.Intermediate Microeconomics 5th ed.(New York:W.W. Northon & Company, 1999).
6
Secara grafis, utility possibility frontier digambarkan pada kurva atas. Kurva utility
possibility frontier adalah titik-titik yang menunjukkan Pareto optimal antara A dan B.
Sumbu X menunjukkan utility B dan sumbu Y menunjukkan utility A. OB
menggambarkan jumlah lahan yang dimiliki B, sedangkan OA menunjukkan jumah lahan
yang dimiliki A. Katakanlah lahan yang dimiliki A memberikan utility sebesar OA,dan
lahan yang dimiliki B memberikan utility sebesar OB. OA> OB menunjukkan lahan yang
dimiliki A lebih luas dibandingkan yang dimiliki B. Pada titik OA utility A maksimal dan
utility B nihil, sedangkan pada titik OB utility B maksimal dan utility A nihil. Pergerakan
dari titik OA ke titik OB menunjukkan utility A berkurang dan utility B bertambah.
Bentuk kurva utility possibility frontier ini menunjukkan adanya law of diminishing
return.
B. Production Possibility Frontier

Berapa kemampuan kedua lahan tersebut (lahan A dan lahan B) untuk memproduksi
beras dan gandum? Batas kemampuan produksi yang mengungkapkan batas- batas
peluang produksi disebut sebagai PPF (Production Possibility Frontier) yang sering pula
disebut sebagai kurva transformasi. PPF didefinisikan suatu kurva yang memperlihatkan
rentang maksimum kombinasi-kombinasi input dari dua komoditas atau produk, tanpa
mempersoalkan kepemilikan awal atas sumber daya yang digunakan untuk memproduksi
komoditas-komoditas tersebut. Kombinasi produksi ini digambarkan pada kurva di bawah
ini. Kurva ini disebut juga kurva transformasi.

7
Pada kurva production possibility frontier ini kondisi law of diminishing return juga
berlaku pada kegiatan produksi juga berlaku. OW > OR menunjukkan jumlah gandum
yang diproduksi lebih banyak dibandingkan jumlah beras yang diproduksi dan jumlah ini
merupakan gabungan dari produksi lahan A dan lahan B.

C. Kurva Isowelfare

Untuk memuaskan semua pihak dalam pemanfaatan sumber daya, dibutuhkan fungsi
dari kesejahteraan sosial (social welfare function). Fungsi kesejahteraan sosial ini
merupakan penjumlahan utility dari semua pihak. Hal ini dapat diformulasikan sebagai
berikut:

di mana:

W = kesejahteraan sosial
i = jumlah individu
U = utility individu
Persamaan di atas hanya berdasarkan preferensi dari masing-masing individu.
Semakin banyak individu, semakin besar nilai kesejahteraan sosial. Ini sering juga disebut
sebagai fungsi kesejahteraan Benthamite.

Kemudian fuingsi kesejahteraan ini dikembangkan dengan mempertimbangkan bobot


dari masing-masing utility di mana bobot ini menunjukkan tingkat kepentingan utility
tersebut. Misalnya persamaan fungsi kesejahteraan sosial untuk utility A dan utility B
dapat ditulis:

W = αUA + βUB
8
di mana:
W = kesejahteraan sosial
UA = utility A
α = bobot utility A
UB = utility B
β = bobot utility B
Kurva dari fungsi kesejahteraan (isowelfare) ini adalah garis lurus dengan
kemiringan (slope) [-β/α].

Dari kurva isowelfare di atas dapat diketahui bahwa semakin tinggi tingkat
kesejahteraannya, semakin tinggi pula kuurva isowelfare-nya (semakin ke arah kanan).

Slope isowelfare menunjukkan tingkat kepentingannya bagi masyarakat. Apabila


utility A lebih penting dari utility B, maka slope isowelfare [-β/a) lebih kecil dari 1.
Apabila tingkat kepentingan utility A sama dengan tingkat kepentingan utility B,maka
slope isowelfare sama dengan-1.

D. Maksimalisasi Utility Possibility Frontier dan Production Possibility Frontier

Untuk memaksimalkan utility keduanya A dan B,kita memerlukan budget line


(isowelfare).

9
Diasumsikan bahwa utility A dan utility B sama pentingnya bagi masyarakat atau
dengan kata lain setiap pengurangan satu utility A akan menambah satu utility B, atau
dengan kata lain slope isowelfare yaitu -β/α= -1. Optimal solution terjadi pada titik a,
yaitu pada saat persinggungan kurva isowelfare dan utility possibility frontier.

2.2 Efisiensi Keadilan


Efisiensi alokasi hanya menjelaskan bahwa bila semua sumber daya yang ada habis
teralokasi, maka alokasi yang efisien tercapai. Tetapi tidak mengatakan apa pun perihal
apakah alokasi tersebut adil. Para ekonom konvensional berbeda pendapat tentang
distribusi yang adil:2
1. Konsep Egalitarian: setiap orangdalam kelompok masyarakat menerima barang
sejumlah yang sama
2. Konsep Rawlsian: maksimalkan utility orang paling miskin (the least well off person)
3. Konsep Utilitarian: maksimalkan total utility dari setiap orang dalam kelompok
masyarakat
4. Konsep Market Oriented: hasil pertukaran melalui mekanisme pasar adalah yang
paling adil.

Dalam konsep ekonomi Islam, adil adalah “tidak menzalami dan tidak dizalimi.” Bisa
jadi “sama rasa sama rata” tidak adil dalam pandangan Islam karena tidak memberikan
insentif bagi orang yang bekerja keras. Lihat saja contoh Jono dan Kirun, alokasi akhir
yang efisien tidak “sama rata sama rasa." Malah bila dipaksakan “sama rata sama rasa”
alokasinya tidak akan efisien karena mengabaikan kenyataan bahwa manusia mempunyai
selera yang berbeda.3 Bisa jadi “you get what you deserve” tidak adil dalam pandangan
Islam karena orang yang endowmentnya tinggi mempunyai posisi tawar yang lebih kuat
daripada yang endowmentnya kecil sehingga yang kuat dapat menzalimi yang lemah.
2
Robert Pindyck and Daniel Rubinfled. Microeconomics 3rd ed. (New Jersey: Prentice Hall, 1995). Lihat
QS 2:280.
3
Tastes not only can differ, they must differ." Dengan kerangka ini kita dapat membangun keseimbangan
ekonomi bagi orang egois maupun orang altruis. Lihat Robert H. Frank. Microeconomics and Behavior 2nd ed.
(New York: McGraw Hil,1994), hlm.271-7.
10
Misalnya Umar ibn Khattab ra. menetapkan tarif kharaj(per jarib lahan) yang berbeda
untuk lahan yang ditanami tanaman yang berbeda: untuk lahan yang ditanami gandum
tarifnya satu dirham ditambah satu qafiz; untuk buah-buahan tarifnya sepuluh dirham,
untuk lada tarifnya lima dirham.4 Begitu pula dalam pembagian harta Baitul Maal, Umar
ra. mengatur tunjangan per tahun keluarga Rasulullah Saw. Abbas ibn Abdul Mutablib
mendapat 12.000 dirham, istri-istri Rasulullah 12.000 dirham, Safiyah ibn Abdul Mutalib
6.000 dirham, Ali,Hasan, Husein, mujahid Badar masing-masing 5.000 dirham,kaum
Anshar mujahid Uhud dan muhajirin ke Abisina masing-masing 4.000 dirham, yatim ahli
Badar 2.000 dirham, dan seterusnya5 sampai seorang gembala di gurun Sinai pun
mendapat bagiannya.6 Dengan perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat, Imam Ali
ra. mengubah pengaturan Umar ra. ini menjadi tunjangan yang sama bagi setiap orang. 7
Apa yang dilakukan oleh Umar ra. adalah untuk keadilan, dan apa yang dilakukan oleh
Imam Ali ra. adalah untuk keadilan. Dalam konsep Islam, bukan “sama rata sama rasa”
yang penting, bukan pula “you get what you deserve” yang penting, tetapi yang penting
adalah tidak ada yang dizalimi dan tidak ada yang menzalimi.

Lebih dari sekadar efisiensi dan keadilan, konsep ekonomi Islam juga mendorong
pada upaya membesarkan endowment (meningkatkan production possibilityfrontier) atau
dalam konteks ini membesarkan Edgeworth Box. Berkutat pada distribusi yang
berkeadilan saja berarti suatu zero sum game. Misalnya utility Jono naik 5, utility Kirun
turun 5, kenaikan total utility nihil. Oleh karena itu, konsep Islam adalah mendorong
terjadinya positive sum game. Misalnya utility Jono naik 5, utility Kirun naik 5,kenaikan
total utility 10. Jadi bukan hanya mempersoalkan bagaimana “kue” akan dibagi secara dil,
namun juga bagaimana “kue” yang akan dibagi bertambah besar.

A. Infak dan Maksimalisasi Utility

Dalam melakukan distribusi pendapatan yang berkeadilan, dapat saja pemerintah


memungut pajak atau zakat yang wajib dibayar dalam sistem ekonomi konvensional dan
dalam sistem ekonomi syariah. Namun, apakah pungutan wajib tersebut akan mengurangi
utility dari orang yang membayarnya, atau malah meningkatkan utility-nya? Atau
4
Satu jarib=8 Ha, satu qafiz = 48 kg. Lihat Baqir al-Hasani dan Abbas Mirakhor (eds) (1989). Essays on
Iqtisad:The Islamic Approach to Economic Problems. Silver Spring: Nur Corp
5
Irfan Mahmud Ra'ana.Economic System under Umar the Great,(Lahore: Muhammad Ashraf, 1987), bab
12.
6
Muhammad Husayn Haykal. Al Faruq Umar, (Cairo: Maktab al Nahdah al Misriyah, 1964), vol.2 hlm.233
7
Setelah lebih dari sepuluh tahun kebijakan tunjangan ini dikhawatirkan menimbulkan kemalasan untuk
berniaga. Lihat Ra'ana (1987), dan Nahjul Balaghah no.126
11
bagaimana kita dapat menerangkan perilaku orang memberikan donasi dalam sistem
ekonomi konvensional, atau infak sedekah dalam sistem ekonomi syariah? Bukankah
keduanya tidak diwajibkan? Tidak rasionalkah orang yang melakukannya?

Seperti yang sudah dijelaskan dalam Bab II tentang Asumsi Rasionalisasi, diketahui
bahwa dalam ekonomi konvensional dikenal dua definisi rasional,yaitu presentaim dan
selfinterest.8 Dalam kebanyakan buku ekonomi konvensional definisi present-aim yang
selalu digunakan. Selera pribadi diabaikan dan dianggap sebagai variabel exogenous, dan
para ekonom konvensional menganggap bahwa tidak ada dasar logika untuk
mempertanyakannya. Dalam definisi present-aim yang penting adalah bagaimana
mencapai tujuan dengan efisien tanpa mempermasalahkan tujuannya. Misalnya seorang
yang mempunyai perilaku merusak dirinya sendiri, tingkah laku rasional baginya adalah
bagaimana cara yang efisien untuk merusak dirinya. Sedangkan dalam definisi self
interest, diasumsikan motif (niat) lah yang mendorong ia melakukan suatu perbuatan.

Rationality dalam kerangka definisi selfinterest dapat menerangkan perilaku


pemberian donasi, infak, sedekah, dan tindakan menolong lainnya. Misalnya Farhan yang
tidak saja memikirkan pendapatannya, tetapi juga memikirkan pendapatan Zahid. Secara
matematis fungsi utility Farhan adalah:

Uf = f (Mf,Mz)
di mana:
Uf = utility Farhan
Mf = pendapatan Farhan
Mz = pendapatan Zahid

Secara grafis keadaan ini digambarkan dengan pendapatan Zahid pada sumbu X, dan
pendapatan Farhan pada sumbu Y. Kurva indifference Farhan mempunyai slope negatif
8
Robert H. Frank.Microeconomics and Behavior 2nd ed. (New York: Mc Graw Hill, 1994), hlm.251-5
12
yang berarti ia dapat mentolerir pendapatannya berkurang untuk kenaikan pendapatan
Zahid. Perhatikan pula bentuk utility function Farhan yang convex, yang menunjukkan
diminishing MRS, yaitu semakin besar pendapatan Farhan,semakin besar jumlah yang
ingin diberikannya kepada Zahid agar pendapatan Zahid bertambah banyak.

Sekarang kita lihat budget constraint-nya, katakanlah pendapatan Farhan awalnya


$50,000 per tahun danZahid $10,000 per tahun (titik A). Farhan dapat memilih titik A,
atau ia dapat memberikan kepada Zahid. Setiap $1 yang ia keluarkan berarti Zahid
mendapat $1.Dengan kata lain, slope budget constraint-nya adalah -1. Pada sumbu X,
pendapatan Zahid maksimal $60,000 (titik B) yaitu $10,000 ditambah infak dari Farhan
$50,000.Secara matematis ditulis:

Uf = Mf ($60,000 - Mz)

Bila Farhan tidak memberikan apa pun maka MRSnya > 1 (pada titik A), dan ingkat
utilitynya pada U,. Bila Farhan memberikan sebagian pendapatannya ia dapat
meningkatkan utilitynya menjadi tingkat U2 (titik C). Pada titik C, MRS Farhan sama
dengan slope budget constraint-nya. Optimal solution bagi Farhan adalah memberi infak
$19,000 kepada Zahid.

Nah,bagaimana bila pendapatan Farhan di bawah $31,000? Misalnya pada titik D.


Budget constraint-nya berawal dari titik D (sepanjang garis DB, bukan garis AB). Pada
13
titik ini MRS nya <1, sehingga optimal solution bagi Farhan adalah tidak memberi apa
pun kepada Zahid.Optimal solution-nya adalah corner solution.

2.3 Perbandingan Optimal Solution


A. Sistem Kapitalisme Klasik
Dalam ekonomi kapitalis diakuinya kepemilikan harta pribadi secara penuh dan tidak
ada kebebasan yang sempurna. Sebagian dapat memperoleh kebebasan yang lebih
daripada yang lain. Di samping itu, juga adanya trade-off antara equality dan efisiensi
dalam alokasi sumber daya guna memaksimalisasi output dan kesejahteraan sosial
mengimplikasikan adanya distribusi pendapatan yang tidak merata.9

Dari gambar di bawah diketahui bahwa tingkat produksi gandum sebesar OW* dan
produksi beras sebesar OR*. Segi empat OW*LR*adalah Edgeworth Box. Titik O adalah
titik origin bagi A, oleh karenanya A akan memaksimalkan utilitynya dengan mendorong
Ua sejauh mungkin dari titik O mendekati titik L. Sedangkan bagi B, titik originnya
adalah L, oleh karenanya B akan memaksimalkan utilitynya dengan mendorong Ub
sejauh mungkin dari titik L mendekati titik O. Pareto optimal terjadi pada saat
persinggungan Ua dan Ub. Pada saat itu MRSa= MRSb,yang digambarkan dengan price
line LKLK. Price line ini adalah juga budget line A digabung dengan budget line B.
Budget line A adalah KK, dan budget line B adalah LL. Oleh karenanya slope MLM pada
kurva production possibility frontier sama dengan slope kurva LKLK.

Pada titik Pareto optimal jumlah barang yang diproduksi sama dengan jumlah
konsumsi.Jumlah beras yang diproduksi adalah sejumlah OR* dan jumlah gandum yang
diproduksi adalah sebesar OW*.Jumlah beras yang dikonsumsi oleh A adalah ORa
sedangkan jumlah beras yang dikonsumsi oleh B adalah RaR*, sehingga total konsumsi
beras adalah OR*. Jumlah gandum yang dikonsumsi A adalah OWa dan jumlah gandum
yang dikonsumsi B adalah WaW*, sehingga total konsumsi gandum adalah OW*.

Gambar di bawah ini menunjukkan kondisi optimal solution pada sistem ekonomi
kapitalis.

9
Adiwarman A Karim. 2022. Ekonomi Mikro islami. Depok : Rajawali Pers. Edisi 6. Cet-11.
14
B. Sistem Sosialisme Klasik

Sentralisasi yang digabungkan dengan kebijakan redistribusi oleh perencana sosialis


akan menimbulkan masalah inefisiensi, produktivitas yang rendah,dan tidak adanya
insentif untuk bekerja,yang disebabkan karena mengecilnya utility dan production
possibility frontier.

15
Apabila perencana sosialis mempertahankan harga produk tetap,peningkatan
endowment B melalui kebijakan centralization-cum-redistribution membuat kenaikan
tingkat kepuasan B dengan menambah jumlah output dengan tingkt kenaikan yang
semakin menurun.

Pada harga tetap, penurunan endowment A akan menyebabkan menurunnya tingkat


kepuasan A dengan tingkat penurunan yang semakin bertambah.

Dalam sistem sosialis klasik, anggaplah initial endowment diubah oleh pemerintah
dengan melakukan land-reform. Lahan A diambil sebagian untuk dibagikan kepada B,
sehingga lahan yang dimiliki A dan B sama besarnya. Secara grafis keadaan ini
digambarkan pada kurva di bawah ini. (lihat gambar 12.11)

Dari gambar 12.11 diketahui bahwa tingkat produksi gandum sebesar OW** dan
produksi beras sebesar OR**. Segi empat OW**LR** adalah Edgeworth Box.Titik
Oadalah titik origin bagi A, oleh karenanya A akan memaksimalkan utility-nya dengan
mendorong Ua sejauh mungkin dari titik O mendekati titik L. Sedangkan bagi B,titik
originnya adalah L, oleh karenanya B akan memaksimalkan utilitynya dengan mendorong
Ub sejauh mungkin dari titik L mendekati titik O. Pareto optimal terjadi pada saat
persinggungan Ua dan Ub. Pada saat itu MRSa = MRSb, yang digambarkan dengan price
line KK. Price line ini adalah juga budget line A digabung dengan budget line B. Oleh
karenanya slope MLM pada kurva production possibility frontier sama dengan slope
kurva KK.

Pada titik Pareto optimal jumlah barang yang diproduksi sama dengan jumlah
konsumsi. Jumlah beras yang diproduksi adalah sejumlah OR** dan jumlah gandum yang
diproduksi adalah sebesar OW**. Jumlah beras yang dikonsumsi oleh A adalah ORa
sedangkan jumlah beras yang dikonsumsi oleh B adalah RaR**, sehingga total konsumsi
beras adalah OR*. Jumlah gandum yang dikonsumsi A adalah OWa dan jumlah gandum
yang dikonsumsi B adalah WaW**, sehingga total konsumsi gandum adalah OW*.

C. Perbandingan Sistem Kapitalis dengan Sistem Sosialis

Perubahan sistem ekonomi kapitalis ke sistem sosialis menyebabkan pengambilan


sebagian lahan A yang kemudian dibagikan kepada B digambarkan dengan OA' yang
sama dengan OB', seperti ditunjukkan pada gambar 12.12. Perubahan utility possibility
frontier ini juga tercermin pada perubahan production possibility frontier, OR' dan OW'.
16
Dengan perubahan ini titik persinggungan utility possibility frontier dengan budget
line (isowelfare) terjadi pada titik E. Perhatikan bahwa budget line baru yaitu I'T' lebih
rendah dibandingkan dengan budget line awal, yang berarti isowelfare baru lebih rendah
daripada isowelfare sebelum dilakukan land reform.

Dari gambar 12.12 juga terlihat bahwa berubahnya optimal solution pada titik E yang
terletak pada isowelfare I'I' (yang lebih rendah dari isowelfare awal II), maka budget line
baru yaitu M'L'M' terletak lebih rendah dibandingkan budget line awalnya MLM.Jumlah
beras yang dapat diproduksi naik dari OR menjadi OR', sedangkan jumlah gandum yang
dapat diproduksi turun dari OW menjadi OW'.

Upaya pemerataan kekayaan yang dilakukan ternyata menimbulkan masalah


inefficiencies,produktivitas rendah, dan hilangnya insentif untuk bekerja, sehingga terjadi
penurunan utility possibility frontier dan juga penurunan production frontier.Penyebabnya
adalah:10

10
DR . Elpisah,S.E.M.Pd. 2022. Pengantar Ekonomi Mikro. Jawa tengah: CV Pena Perdasa.
17
1. Jika pemerintah menjaga harga-harga konstan, maka kenaikan iniial endowment B
melalui land refrm akan menaikkan tingkat satisfaction B dengan pertambahan
yang semakin kecil (increasing output with decreasing rate). Pertambahan yang
semakin kecil ini terjadi karena berkurangnya insentif untuk bekerja. Mengapa B
kehilangan insentif untuk bekerja? Ini disebabkan oleh perilaku B yang tidak mau
lagi meningkatkan produksinya ketika telah mencapai titik tertentu. Keengganan B
ini disebabkan oleh dua hal:
 Income effect yang dialami oleh A, sehingga A mengurangi
demandnya,dan selanjutnya mengurangi total demand
 Price ceiling yang ditentukan oleh pemerintah.
2. Pada harga konstan, penurunan initial endowment petani A akan menurunkan
tingkat satisfactionnya dengan penurunan yang semakin besar (decreasing output
at increasing rate). Mengapa demikian? Proses redistribusi yang berpihak pada B
ini sebenarnya telah menganggap bobot kepentingan B lebih tinggi daripada bobot
kepentingan A. Tindakan diskriminatifini menimbulkan hilangnya motivasi dan
insentif untuk bekerja pada petani A. Jadi petani A mengalami dua kali
kekecewaan:
 Pertama,output A turun karena penurunan initial endowmentnya
 Kedua,output A mengalami penurunan yang semakin besar karena
hilangnya insentif dan motivasi yang timbul akibat adanya perlakuan
diskriminatif.

Jadi pemerataan kekayaan yang dilakukan dengan melakukan redistribusi kkayaan


melalui land reform harus dibayar dengan:

1. cost of efficiency
2. cost of discrimination terhadap petani A

D. Sistem Islami

Distribusi dan alokasi sumber daya dalam ekonomi Islam sangat jelas dan
penanganan masalah dapat dilakukan dengan teknik ekonomi dengan keuntungan
maksimum.

Berikut ini akan diuraikan akibat penerapan sistem ekonomi Islam dengan
endowment yang sama rata maupun dengan endowment yang tidak sama rata.
18
Endowment yang Sama Rata

Dalam Islam, redistribusi kekayaan dilakukan sebagai suatu kewajiban (misalnya


zakat) dan sebagai suatu cara untuk meningkatkan utility (misalnya infak). Sebagai
contoh ekstrem,katakanlah redistribusi kekayaan yang terjadi dalam sistem yang islami
ini dilakukan dengan membagi kekayaan secara sama rata, meskipun tidak ada jumlah
minimal dalam melakukan infak.

Redistribusi ini digambarkan dengan utility possibility frontier OA"OB”. Perubahan


ini juga tercermin pada production frontier OR"OW". Dengan perubahan ini titik
persinggungan utility possibility frontier dengan budget line terjadi pada titik
E'.Perhatikan bahwa budget line baru yaitu I"I"lebih tinggi dibandingkan dua budget line
lainnya II dan I'I',yang berarti isowelfare dalam sistem islami dengan membagi kekayaan
secara rata lebih superior daripada isowelfare sebelum dilakukannya redistribusi
kekayaan. Naiknya isowelfare ini juga tercermin pada diagram bawah di mana budget line
M"L"M" terletak lebih tinggi dibandingkan budget line lainnya (MLM dan M'L'M').
Jumlah beras yang dapat diproduksi meningkat mencapai OR” (OR”> OR), sedangkan
jumlah gandum yang dapat diproduksi menurun mencapai OW” (OW”< OW).

Endowment yang Tidak Sama Rata

Hal ini apabila redistribusi kekayaan yang terjadi dalam sistem yang islami ini
dilakukan dengan membagi kekayaan secara tidak sama rata. Redistribusi ini
digambarkan dengan utility possibility frontier OA”OB.” Perubahan ini juga tercermin
pada production frontier OR"OW". Dengan perubahan ini titik persinggungan utility
possibility frontier dengan budget line terjadi pada titik E'. Perhatikan bahwa budget line
baru yaitu I"I" lebih tinggi dibandingkan budget line lainnya II, yang berarti isowelfare
dalam sistem islami dengan membagi kekayaan secara tidak sama rata lebih superior
daripada isowelfare sebelum adanya pembagian kekayaan. Naiknya isowelfare ini juga
tercermin pada diagram bawah di mana budget line M"I"M" terletak lebih tinggi
dibandingkan budget line lainnya (MLM dan M"L"M"). Jumlah beras yang dapat
diproduksi meningkat mencapai OR” (OR”> OR), sedangkan jumlah gandum yang dapat
diproduksi menurun mencapai OW" dimana OW" <OW.

19
20
E. Superioritas Sistem Ekonomi Islam

Awan melakukan analisis perbandingan trade off efficiency dan equity antara sistem
kapitalis, sosialis, dan islami, dengan menggunakan alat analisis utility possibility frontier
dan production possibility frontier, seperti yang telah diuraikan di atas.

Jika kita bandingkan ketiga sistem ekonomi, yaitu sistem kapitalis, sosialis dan Islam
baik dengan endowment yang sama maupun endowment yang berbeda, jelas bahwa
sistem ekonomi dapat mencapai equity dan efisiensi secara bersamaan. Hal ini bisa dilihat
pada isowelfare dan tingkat produksi dalam ekonomi Islam yang lebih tinggi dibanding
dengan sistem ekonomi lainnya. Pencapaian ini karena:11

1. dalam sistem kapitalis klasik, adanya initial endowment gap, dalam memanfaatkan
sumber daya yang ada, petani A yang kaya mendapat marginal satisfaction yang
lebih kecil dibandingkan petani B yang miskin.
2. dalam sistem sosialis klasik, utilitypossibility frontier dan production possibility
frontier berada pada tingkat yang lebih rendah karena masalah inefisiensi,
rendahnya produktivitas, dan berkurangnya insentif.
3. dalam sistem islami, nilai turunnya satisfaction lebih kecil dibandingkan naiknya
satisfaction.

11
Harahap, Darwis, dkk. 2021. Ekonomi Mikro Islam. Medan: Merdeka Kreasi.
21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Distribusi pendapatan
adalah proses pemindahan/penyaluran kekayaan dari yang memiliki kepada yang berhak,
baik melalui proses distribusi secara komersial maupun melalui proses yang menekankan
aspek keadilan sosial. Tujuannya adalah agar harta benar-benar dapat terdistribusi secara
adil dan merata, (Qs al-Hashr [59]: 7) dan memenuhi kebutuhan hidup setiap muslim
serta meningkatkan kesejahteraannya. Prinsip utama yang menentukan distribusi
kekayaan adalah keadilan dan persaudaraan.
Dalam ekonomi kesejahteraan, batas kemungkinan utilitas adalah konsep yang
digunakan secara luas, serupa dengan batas kemungkinan produksi yang lebih dikenal.
Grafik tersebut menunjukkan utilitas maksimum yang diberikan oleh satu orang untuk
setiap tingkat utilitas yang dicapai oleh semua orang lain dalam masyarakat.
Perbandingan dan perbandingan konsep solusi optimal dari ketiga sistem tersebut,
yaitu: 1.Sistem Kapitalisme Klasik (Dalam ekonomi kapitalis, diakui kepemilikan
properti pribadi sepenuhnya dan tidak ada kebebasan penuh. Beberapa orang bisa
mendapatkan kebebasan lebih dari yang lain Selain itu juga terdapat trade-off antara
pemerataan dan efisiensi alokasi sumber daya untuk memaksimalkan adanya
ketimpangan distribusi pendapatan) 2.Sistem sosialisasi klasik (sentralisasi yang
dipadukan dengan kebijakan redistribusi perencana sosialis akan menimbulkan
inefisiensi, Produktivitas rendah dan ada tidak ada insentif untuk bekerja karena
pengurangan utilitas dan batas kemungkinan produksi.) 3.Perbandingan sistem kapitalis
dan sistem sosialis (perubahan dari sistem ekonomi kapitalis ke sistem sosialis
mengakibatkan pendudukan sebagian tanah A , yang kemudian didistribusikan oleh B,
dijelaskan oleh OA', sama dengan OB'.)

3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, kami menyadari makalah yang kami susun ini jauh
dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca demi lebih baiknya penulisan makalah-makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman A Karim. 2022. Ekonomi Mikro islami. Depok : Rajawali Pers. Ed 6.


Cet-11.

DR . Elpisah,S.E.M.Pd. 2022. Pengantar Ekonomi Mikro. Jawa tengah: CV Pena


Perdasa.

Hal R.Varian.Intermediate Microeconomics 5th ed.(New York:W.W. Northon &


Company, 1999).

Harahap, Darwis, dkk. 2021. Ekonomi Mikro Islam. Medan: Merdeka Kreasi.

Irfan Mahmud Ra'ana. Economic System under Umar the Great,(Lahore:


Muhammad Ashraf, 1987), bab 12.

Muhammad Husayn Haykal. Al Faruq Umar, (Cairo: Maktab al Nahdah al


Misriyah, 1964), vol.2 hlm.233

Robert H. Frank.Microeconomics and Behavior 2nd ed. (New York: Mc Graw


Hill, 1994), hlm.251-5

Robert Pindyck and Daniel Rubinfled. Microeconomics 3rd ed. (New Jersey:
Prentice Hall, 1995). Lihat QS 2:280.

Satu jarib=8 Ha, satu qafiz = 48 kg. Lihat Baqir al-Hasani dan Abbas Mirakhor
(eds) (1989). Essays on Iqtisad:The Islamic Approach to Economic Problems. Silver
Spring: Nur Corp

Setelah lebih dari sepuluh tahun kebijakan tunjangan ini dikhawatirkan


menimbulkan kemalasan untuk berniaga. Lihat Ra'ana (1987), dan Nahjul Balaghah
no.126

Tastes not only can differ, they must differ." Dengan kerangka ini kita dapat
membangun keseimbangan ekonomi bagi orang egois maupun orang altruis. Lihat
Robert H. Frank. Microeconomics and Behavior 2nd ed.(New York: McGraw
Hil,1994), hlm.271-7.

23
24

Anda mungkin juga menyukai