Disusun Oleh :
Kelompok 3
Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan selalu kepada Tuhan YME atas rida dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Distribusi Pendapatan
Dalam Islam”.
Tidak lupa, kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Ibu Putri Catur Ayu
Lestari, S.EI., M.A yang telah membimbing dan membantu kami dalam proses penyusunan
makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman yang telah
membantu baik secara moral maupun materi sehingga makalah ini dapat terwujud.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan
makalah yang disusun. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan tersebut. Kritik
dan saran dari pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis untuk meningkatkan kualitas tulisan
ke depannya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
1.3 Tujuan...........................................................................................................................5
1.4 Manfaat.........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................6
2.1 Kesejahteraan Sosial ....................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................22
3.2 Saran...........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
Distribusi pendapatan dan kekayaan dalam ekonomi Islam sangat erat kaitannya
dengan nilai-nilai moral Islam dan merupakan alat untuk mencapai kesejahteraan (falah) di
dunia dan akhirat. Untuk itu, sebagai hamba Allah, kita wajib mengutamakan dan
menjadikan distribusi pendapatan dan kekayaan yang ditujukan untuk keadilan sangat
mendesak dalam ekonomi Islam, karena setiap orang diharapkan dapat menunaikan
kewajibannya sebagai hamba Allah tanpa hambatan diluar kemampuan. Dengan demikian,
negara mengambil alih mekanisme distribusi dengan mengutamakan kepentingan umum di
atas kepentingan golongan atau golongan. Sektor publik yang digunakan untuk kepentingan
rakyat tidak boleh jatuh ke tangan mereka yang berwawasan kelompok atau kelompok dan
kepentingan individu. Negara juga harus memastikan bahwa kebutuhan minimum semua
orang terpenuhi.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah pada makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Teori Kesejahteraan Sosial dikemukakan?
2. Bagaimana Teori Efisiensi Keadilan dikemukakan?
3. Bagaimana Teori Perbandingan Optimal Solution dikemukakan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat disimpulkan tujuan penyusunan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui teori Kesejahteraan Sosial.
2. Untuk mengetahui teori Efisiensi Keadilan.
3. Untuk mengetahui teori Perbandingan Optimal Solution.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Hal R.Varian.Intermediate Microeconomics 5th ed.(New York:W.W. Northon & Company, 1999).
6
Secara grafis, utility possibility frontier digambarkan pada kurva atas. Kurva utility
possibility frontier adalah titik-titik yang menunjukkan Pareto optimal antara A dan B.
Sumbu X menunjukkan utility B dan sumbu Y menunjukkan utility A. OB
menggambarkan jumlah lahan yang dimiliki B, sedangkan OA menunjukkan jumah lahan
yang dimiliki A. Katakanlah lahan yang dimiliki A memberikan utility sebesar OA,dan
lahan yang dimiliki B memberikan utility sebesar OB. OA> OB menunjukkan lahan yang
dimiliki A lebih luas dibandingkan yang dimiliki B. Pada titik OA utility A maksimal dan
utility B nihil, sedangkan pada titik OB utility B maksimal dan utility A nihil. Pergerakan
dari titik OA ke titik OB menunjukkan utility A berkurang dan utility B bertambah.
Bentuk kurva utility possibility frontier ini menunjukkan adanya law of diminishing
return.
B. Production Possibility Frontier
Berapa kemampuan kedua lahan tersebut (lahan A dan lahan B) untuk memproduksi
beras dan gandum? Batas kemampuan produksi yang mengungkapkan batas- batas
peluang produksi disebut sebagai PPF (Production Possibility Frontier) yang sering pula
disebut sebagai kurva transformasi. PPF didefinisikan suatu kurva yang memperlihatkan
rentang maksimum kombinasi-kombinasi input dari dua komoditas atau produk, tanpa
mempersoalkan kepemilikan awal atas sumber daya yang digunakan untuk memproduksi
komoditas-komoditas tersebut. Kombinasi produksi ini digambarkan pada kurva di bawah
ini. Kurva ini disebut juga kurva transformasi.
7
Pada kurva production possibility frontier ini kondisi law of diminishing return juga
berlaku pada kegiatan produksi juga berlaku. OW > OR menunjukkan jumlah gandum
yang diproduksi lebih banyak dibandingkan jumlah beras yang diproduksi dan jumlah ini
merupakan gabungan dari produksi lahan A dan lahan B.
C. Kurva Isowelfare
Untuk memuaskan semua pihak dalam pemanfaatan sumber daya, dibutuhkan fungsi
dari kesejahteraan sosial (social welfare function). Fungsi kesejahteraan sosial ini
merupakan penjumlahan utility dari semua pihak. Hal ini dapat diformulasikan sebagai
berikut:
di mana:
W = kesejahteraan sosial
i = jumlah individu
U = utility individu
Persamaan di atas hanya berdasarkan preferensi dari masing-masing individu.
Semakin banyak individu, semakin besar nilai kesejahteraan sosial. Ini sering juga disebut
sebagai fungsi kesejahteraan Benthamite.
W = αUA + βUB
8
di mana:
W = kesejahteraan sosial
UA = utility A
α = bobot utility A
UB = utility B
β = bobot utility B
Kurva dari fungsi kesejahteraan (isowelfare) ini adalah garis lurus dengan
kemiringan (slope) [-β/α].
Dari kurva isowelfare di atas dapat diketahui bahwa semakin tinggi tingkat
kesejahteraannya, semakin tinggi pula kuurva isowelfare-nya (semakin ke arah kanan).
9
Diasumsikan bahwa utility A dan utility B sama pentingnya bagi masyarakat atau
dengan kata lain setiap pengurangan satu utility A akan menambah satu utility B, atau
dengan kata lain slope isowelfare yaitu -β/α= -1. Optimal solution terjadi pada titik a,
yaitu pada saat persinggungan kurva isowelfare dan utility possibility frontier.
Dalam konsep ekonomi Islam, adil adalah “tidak menzalami dan tidak dizalimi.” Bisa
jadi “sama rasa sama rata” tidak adil dalam pandangan Islam karena tidak memberikan
insentif bagi orang yang bekerja keras. Lihat saja contoh Jono dan Kirun, alokasi akhir
yang efisien tidak “sama rata sama rasa." Malah bila dipaksakan “sama rata sama rasa”
alokasinya tidak akan efisien karena mengabaikan kenyataan bahwa manusia mempunyai
selera yang berbeda.3 Bisa jadi “you get what you deserve” tidak adil dalam pandangan
Islam karena orang yang endowmentnya tinggi mempunyai posisi tawar yang lebih kuat
daripada yang endowmentnya kecil sehingga yang kuat dapat menzalimi yang lemah.
2
Robert Pindyck and Daniel Rubinfled. Microeconomics 3rd ed. (New Jersey: Prentice Hall, 1995). Lihat
QS 2:280.
3
Tastes not only can differ, they must differ." Dengan kerangka ini kita dapat membangun keseimbangan
ekonomi bagi orang egois maupun orang altruis. Lihat Robert H. Frank. Microeconomics and Behavior 2nd ed.
(New York: McGraw Hil,1994), hlm.271-7.
10
Misalnya Umar ibn Khattab ra. menetapkan tarif kharaj(per jarib lahan) yang berbeda
untuk lahan yang ditanami tanaman yang berbeda: untuk lahan yang ditanami gandum
tarifnya satu dirham ditambah satu qafiz; untuk buah-buahan tarifnya sepuluh dirham,
untuk lada tarifnya lima dirham.4 Begitu pula dalam pembagian harta Baitul Maal, Umar
ra. mengatur tunjangan per tahun keluarga Rasulullah Saw. Abbas ibn Abdul Mutablib
mendapat 12.000 dirham, istri-istri Rasulullah 12.000 dirham, Safiyah ibn Abdul Mutalib
6.000 dirham, Ali,Hasan, Husein, mujahid Badar masing-masing 5.000 dirham,kaum
Anshar mujahid Uhud dan muhajirin ke Abisina masing-masing 4.000 dirham, yatim ahli
Badar 2.000 dirham, dan seterusnya5 sampai seorang gembala di gurun Sinai pun
mendapat bagiannya.6 Dengan perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat, Imam Ali
ra. mengubah pengaturan Umar ra. ini menjadi tunjangan yang sama bagi setiap orang. 7
Apa yang dilakukan oleh Umar ra. adalah untuk keadilan, dan apa yang dilakukan oleh
Imam Ali ra. adalah untuk keadilan. Dalam konsep Islam, bukan “sama rata sama rasa”
yang penting, bukan pula “you get what you deserve” yang penting, tetapi yang penting
adalah tidak ada yang dizalimi dan tidak ada yang menzalimi.
Lebih dari sekadar efisiensi dan keadilan, konsep ekonomi Islam juga mendorong
pada upaya membesarkan endowment (meningkatkan production possibilityfrontier) atau
dalam konteks ini membesarkan Edgeworth Box. Berkutat pada distribusi yang
berkeadilan saja berarti suatu zero sum game. Misalnya utility Jono naik 5, utility Kirun
turun 5, kenaikan total utility nihil. Oleh karena itu, konsep Islam adalah mendorong
terjadinya positive sum game. Misalnya utility Jono naik 5, utility Kirun naik 5,kenaikan
total utility 10. Jadi bukan hanya mempersoalkan bagaimana “kue” akan dibagi secara dil,
namun juga bagaimana “kue” yang akan dibagi bertambah besar.
Seperti yang sudah dijelaskan dalam Bab II tentang Asumsi Rasionalisasi, diketahui
bahwa dalam ekonomi konvensional dikenal dua definisi rasional,yaitu presentaim dan
selfinterest.8 Dalam kebanyakan buku ekonomi konvensional definisi present-aim yang
selalu digunakan. Selera pribadi diabaikan dan dianggap sebagai variabel exogenous, dan
para ekonom konvensional menganggap bahwa tidak ada dasar logika untuk
mempertanyakannya. Dalam definisi present-aim yang penting adalah bagaimana
mencapai tujuan dengan efisien tanpa mempermasalahkan tujuannya. Misalnya seorang
yang mempunyai perilaku merusak dirinya sendiri, tingkah laku rasional baginya adalah
bagaimana cara yang efisien untuk merusak dirinya. Sedangkan dalam definisi self
interest, diasumsikan motif (niat) lah yang mendorong ia melakukan suatu perbuatan.
Uf = f (Mf,Mz)
di mana:
Uf = utility Farhan
Mf = pendapatan Farhan
Mz = pendapatan Zahid
Secara grafis keadaan ini digambarkan dengan pendapatan Zahid pada sumbu X, dan
pendapatan Farhan pada sumbu Y. Kurva indifference Farhan mempunyai slope negatif
8
Robert H. Frank.Microeconomics and Behavior 2nd ed. (New York: Mc Graw Hill, 1994), hlm.251-5
12
yang berarti ia dapat mentolerir pendapatannya berkurang untuk kenaikan pendapatan
Zahid. Perhatikan pula bentuk utility function Farhan yang convex, yang menunjukkan
diminishing MRS, yaitu semakin besar pendapatan Farhan,semakin besar jumlah yang
ingin diberikannya kepada Zahid agar pendapatan Zahid bertambah banyak.
Uf = Mf ($60,000 - Mz)
Bila Farhan tidak memberikan apa pun maka MRSnya > 1 (pada titik A), dan ingkat
utilitynya pada U,. Bila Farhan memberikan sebagian pendapatannya ia dapat
meningkatkan utilitynya menjadi tingkat U2 (titik C). Pada titik C, MRS Farhan sama
dengan slope budget constraint-nya. Optimal solution bagi Farhan adalah memberi infak
$19,000 kepada Zahid.
Dari gambar di bawah diketahui bahwa tingkat produksi gandum sebesar OW* dan
produksi beras sebesar OR*. Segi empat OW*LR*adalah Edgeworth Box. Titik O adalah
titik origin bagi A, oleh karenanya A akan memaksimalkan utilitynya dengan mendorong
Ua sejauh mungkin dari titik O mendekati titik L. Sedangkan bagi B, titik originnya
adalah L, oleh karenanya B akan memaksimalkan utilitynya dengan mendorong Ub
sejauh mungkin dari titik L mendekati titik O. Pareto optimal terjadi pada saat
persinggungan Ua dan Ub. Pada saat itu MRSa= MRSb,yang digambarkan dengan price
line LKLK. Price line ini adalah juga budget line A digabung dengan budget line B.
Budget line A adalah KK, dan budget line B adalah LL. Oleh karenanya slope MLM pada
kurva production possibility frontier sama dengan slope kurva LKLK.
Pada titik Pareto optimal jumlah barang yang diproduksi sama dengan jumlah
konsumsi.Jumlah beras yang diproduksi adalah sejumlah OR* dan jumlah gandum yang
diproduksi adalah sebesar OW*.Jumlah beras yang dikonsumsi oleh A adalah ORa
sedangkan jumlah beras yang dikonsumsi oleh B adalah RaR*, sehingga total konsumsi
beras adalah OR*. Jumlah gandum yang dikonsumsi A adalah OWa dan jumlah gandum
yang dikonsumsi B adalah WaW*, sehingga total konsumsi gandum adalah OW*.
Gambar di bawah ini menunjukkan kondisi optimal solution pada sistem ekonomi
kapitalis.
9
Adiwarman A Karim. 2022. Ekonomi Mikro islami. Depok : Rajawali Pers. Edisi 6. Cet-11.
14
B. Sistem Sosialisme Klasik
15
Apabila perencana sosialis mempertahankan harga produk tetap,peningkatan
endowment B melalui kebijakan centralization-cum-redistribution membuat kenaikan
tingkat kepuasan B dengan menambah jumlah output dengan tingkt kenaikan yang
semakin menurun.
Dalam sistem sosialis klasik, anggaplah initial endowment diubah oleh pemerintah
dengan melakukan land-reform. Lahan A diambil sebagian untuk dibagikan kepada B,
sehingga lahan yang dimiliki A dan B sama besarnya. Secara grafis keadaan ini
digambarkan pada kurva di bawah ini. (lihat gambar 12.11)
Dari gambar 12.11 diketahui bahwa tingkat produksi gandum sebesar OW** dan
produksi beras sebesar OR**. Segi empat OW**LR** adalah Edgeworth Box.Titik
Oadalah titik origin bagi A, oleh karenanya A akan memaksimalkan utility-nya dengan
mendorong Ua sejauh mungkin dari titik O mendekati titik L. Sedangkan bagi B,titik
originnya adalah L, oleh karenanya B akan memaksimalkan utilitynya dengan mendorong
Ub sejauh mungkin dari titik L mendekati titik O. Pareto optimal terjadi pada saat
persinggungan Ua dan Ub. Pada saat itu MRSa = MRSb, yang digambarkan dengan price
line KK. Price line ini adalah juga budget line A digabung dengan budget line B. Oleh
karenanya slope MLM pada kurva production possibility frontier sama dengan slope
kurva KK.
Pada titik Pareto optimal jumlah barang yang diproduksi sama dengan jumlah
konsumsi. Jumlah beras yang diproduksi adalah sejumlah OR** dan jumlah gandum yang
diproduksi adalah sebesar OW**. Jumlah beras yang dikonsumsi oleh A adalah ORa
sedangkan jumlah beras yang dikonsumsi oleh B adalah RaR**, sehingga total konsumsi
beras adalah OR*. Jumlah gandum yang dikonsumsi A adalah OWa dan jumlah gandum
yang dikonsumsi B adalah WaW**, sehingga total konsumsi gandum adalah OW*.
Dari gambar 12.12 juga terlihat bahwa berubahnya optimal solution pada titik E yang
terletak pada isowelfare I'I' (yang lebih rendah dari isowelfare awal II), maka budget line
baru yaitu M'L'M' terletak lebih rendah dibandingkan budget line awalnya MLM.Jumlah
beras yang dapat diproduksi naik dari OR menjadi OR', sedangkan jumlah gandum yang
dapat diproduksi turun dari OW menjadi OW'.
10
DR . Elpisah,S.E.M.Pd. 2022. Pengantar Ekonomi Mikro. Jawa tengah: CV Pena Perdasa.
17
1. Jika pemerintah menjaga harga-harga konstan, maka kenaikan iniial endowment B
melalui land refrm akan menaikkan tingkat satisfaction B dengan pertambahan
yang semakin kecil (increasing output with decreasing rate). Pertambahan yang
semakin kecil ini terjadi karena berkurangnya insentif untuk bekerja. Mengapa B
kehilangan insentif untuk bekerja? Ini disebabkan oleh perilaku B yang tidak mau
lagi meningkatkan produksinya ketika telah mencapai titik tertentu. Keengganan B
ini disebabkan oleh dua hal:
Income effect yang dialami oleh A, sehingga A mengurangi
demandnya,dan selanjutnya mengurangi total demand
Price ceiling yang ditentukan oleh pemerintah.
2. Pada harga konstan, penurunan initial endowment petani A akan menurunkan
tingkat satisfactionnya dengan penurunan yang semakin besar (decreasing output
at increasing rate). Mengapa demikian? Proses redistribusi yang berpihak pada B
ini sebenarnya telah menganggap bobot kepentingan B lebih tinggi daripada bobot
kepentingan A. Tindakan diskriminatifini menimbulkan hilangnya motivasi dan
insentif untuk bekerja pada petani A. Jadi petani A mengalami dua kali
kekecewaan:
Pertama,output A turun karena penurunan initial endowmentnya
Kedua,output A mengalami penurunan yang semakin besar karena
hilangnya insentif dan motivasi yang timbul akibat adanya perlakuan
diskriminatif.
1. cost of efficiency
2. cost of discrimination terhadap petani A
D. Sistem Islami
Distribusi dan alokasi sumber daya dalam ekonomi Islam sangat jelas dan
penanganan masalah dapat dilakukan dengan teknik ekonomi dengan keuntungan
maksimum.
Berikut ini akan diuraikan akibat penerapan sistem ekonomi Islam dengan
endowment yang sama rata maupun dengan endowment yang tidak sama rata.
18
Endowment yang Sama Rata
Hal ini apabila redistribusi kekayaan yang terjadi dalam sistem yang islami ini
dilakukan dengan membagi kekayaan secara tidak sama rata. Redistribusi ini
digambarkan dengan utility possibility frontier OA”OB.” Perubahan ini juga tercermin
pada production frontier OR"OW". Dengan perubahan ini titik persinggungan utility
possibility frontier dengan budget line terjadi pada titik E'. Perhatikan bahwa budget line
baru yaitu I"I" lebih tinggi dibandingkan budget line lainnya II, yang berarti isowelfare
dalam sistem islami dengan membagi kekayaan secara tidak sama rata lebih superior
daripada isowelfare sebelum adanya pembagian kekayaan. Naiknya isowelfare ini juga
tercermin pada diagram bawah di mana budget line M"I"M" terletak lebih tinggi
dibandingkan budget line lainnya (MLM dan M"L"M"). Jumlah beras yang dapat
diproduksi meningkat mencapai OR” (OR”> OR), sedangkan jumlah gandum yang dapat
diproduksi menurun mencapai OW" dimana OW" <OW.
19
20
E. Superioritas Sistem Ekonomi Islam
Awan melakukan analisis perbandingan trade off efficiency dan equity antara sistem
kapitalis, sosialis, dan islami, dengan menggunakan alat analisis utility possibility frontier
dan production possibility frontier, seperti yang telah diuraikan di atas.
Jika kita bandingkan ketiga sistem ekonomi, yaitu sistem kapitalis, sosialis dan Islam
baik dengan endowment yang sama maupun endowment yang berbeda, jelas bahwa
sistem ekonomi dapat mencapai equity dan efisiensi secara bersamaan. Hal ini bisa dilihat
pada isowelfare dan tingkat produksi dalam ekonomi Islam yang lebih tinggi dibanding
dengan sistem ekonomi lainnya. Pencapaian ini karena:11
1. dalam sistem kapitalis klasik, adanya initial endowment gap, dalam memanfaatkan
sumber daya yang ada, petani A yang kaya mendapat marginal satisfaction yang
lebih kecil dibandingkan petani B yang miskin.
2. dalam sistem sosialis klasik, utilitypossibility frontier dan production possibility
frontier berada pada tingkat yang lebih rendah karena masalah inefisiensi,
rendahnya produktivitas, dan berkurangnya insentif.
3. dalam sistem islami, nilai turunnya satisfaction lebih kecil dibandingkan naiknya
satisfaction.
11
Harahap, Darwis, dkk. 2021. Ekonomi Mikro Islam. Medan: Merdeka Kreasi.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Distribusi pendapatan
adalah proses pemindahan/penyaluran kekayaan dari yang memiliki kepada yang berhak,
baik melalui proses distribusi secara komersial maupun melalui proses yang menekankan
aspek keadilan sosial. Tujuannya adalah agar harta benar-benar dapat terdistribusi secara
adil dan merata, (Qs al-Hashr [59]: 7) dan memenuhi kebutuhan hidup setiap muslim
serta meningkatkan kesejahteraannya. Prinsip utama yang menentukan distribusi
kekayaan adalah keadilan dan persaudaraan.
Dalam ekonomi kesejahteraan, batas kemungkinan utilitas adalah konsep yang
digunakan secara luas, serupa dengan batas kemungkinan produksi yang lebih dikenal.
Grafik tersebut menunjukkan utilitas maksimum yang diberikan oleh satu orang untuk
setiap tingkat utilitas yang dicapai oleh semua orang lain dalam masyarakat.
Perbandingan dan perbandingan konsep solusi optimal dari ketiga sistem tersebut,
yaitu: 1.Sistem Kapitalisme Klasik (Dalam ekonomi kapitalis, diakui kepemilikan
properti pribadi sepenuhnya dan tidak ada kebebasan penuh. Beberapa orang bisa
mendapatkan kebebasan lebih dari yang lain Selain itu juga terdapat trade-off antara
pemerataan dan efisiensi alokasi sumber daya untuk memaksimalkan adanya
ketimpangan distribusi pendapatan) 2.Sistem sosialisasi klasik (sentralisasi yang
dipadukan dengan kebijakan redistribusi perencana sosialis akan menimbulkan
inefisiensi, Produktivitas rendah dan ada tidak ada insentif untuk bekerja karena
pengurangan utilitas dan batas kemungkinan produksi.) 3.Perbandingan sistem kapitalis
dan sistem sosialis (perubahan dari sistem ekonomi kapitalis ke sistem sosialis
mengakibatkan pendudukan sebagian tanah A , yang kemudian didistribusikan oleh B,
dijelaskan oleh OA', sama dengan OB'.)
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, kami menyadari makalah yang kami susun ini jauh
dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca demi lebih baiknya penulisan makalah-makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Darwis, dkk. 2021. Ekonomi Mikro Islam. Medan: Merdeka Kreasi.
Robert Pindyck and Daniel Rubinfled. Microeconomics 3rd ed. (New Jersey:
Prentice Hall, 1995). Lihat QS 2:280.
Satu jarib=8 Ha, satu qafiz = 48 kg. Lihat Baqir al-Hasani dan Abbas Mirakhor
(eds) (1989). Essays on Iqtisad:The Islamic Approach to Economic Problems. Silver
Spring: Nur Corp
Tastes not only can differ, they must differ." Dengan kerangka ini kita dapat
membangun keseimbangan ekonomi bagi orang egois maupun orang altruis. Lihat
Robert H. Frank. Microeconomics and Behavior 2nd ed.(New York: McGraw
Hil,1994), hlm.271-7.
23
24