Anda di halaman 1dari 5

BAB VII

I. PERTEMUAN KETUJUH

Deskripsi materi
Materi ini membahas sirkulasi aliran pendapatan dan gambaran proses
multiplier yang disebabkan oleh adanya campur tangan pemerintah.

Capaian Pembelajaran
Setelah mahasiswa mempelajari materi ini, diharapkan mampu:
1. Memahami Gambaran mengenai proses Multiplier
2. Memahami penentuan besarnyan multiplier

Pokok Bahasan
Multiplier Perekonomian Tiga Sektor

Sub Pokok Bahasan


1. Gambaran mengenai proses Multiplier
2. Menentukan besarnya multiplier

53
A. Uraian Materi

Multiplier Dalam Perekonomian Tiga Sektor

Seperti yang berlaku dalam dua sektor, dalam peekonomian tiga sektorn
perubahan-perubahan pembelanjaan agregat akan menimbulakan perubahan
dalam pendapatan nasional sebanyak beberapa kali lebih besar dari perubahan
pembelanjaan agregat yang asal.

Untuk melihat mengenai proses multuplier dalam perekonomian tiga sektor, dua
analisi akan dibuat: analisis dengan menggunakan cintoh angaka dan analisis
ecara aljabar.

Multiplier Dalam Angka

Dalam contoh anagka ini digambarkan dua keadaan, yaitu perekonomian


yang sistem pajaknya adalah pajak tetap dan dalam perekonomian dimana
sistem pajaknya adalah pajak proposional. Dalam kedua keadaan tersebut
dimisal sektor perusahaan memutuskan untuk menambah investasinya
sebanyak 20 triliun. Dalam angka oersekonomian tersebut kecondongan
konsumsi marginal pendapatan disposebel (MPC) adalah 0,75 dan pajak
proposional adalah T=0,20Y.

Menghitung Nilai Multiplier

Uraian mengenai multipliar dengan menggunakan contoh angka dapat


menerangkan bagaimana proses tersebut wujud, tetapi tidak menerangkan
secara jelas bagaimana menentukan besarnya nialai multiplier. Perhitungan
multiplier dengan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan aljabar. Tiga
jenis multiplier akan ditentukan besatnya yaitu, multiplier investasi, multiplier
pengekuaran pemrintah, dan multiplier oerubahan pajak.

54
Perhitungan multiplier akan diterangakan menggunakan pemisalan-pemisalan
di bawah ini:

i. Fungsi konsumsi adalah C=a+bYd


ii. Dua bentuk sistem pajak akan digunakan. Dalam contoh yang
pertama pajaknya adalah pajak tetap, yaituT=Tx, sedangkan dalam
contoh kedua adalah pajak proposional yaitu T=tY
iii. Funsi investasi yang asal adalah I dan funsi pengeluaran pemrintah
adalah G

Multiplier Investasi

1. Sistem pajak tetap dalam perkonomian bersistem pajak tetap,


keseimbangan pendapatan nasional yang asal adalah:

Y=C+I+G
Y=a+bYd+I+G
Y=a+b(Y-Tx)+I+G
Y=a+bY-bTx+I+G
Y-bY=a-bTx+I+G
Y= (a = bTx +I+G)

Pertambahan investasi sebanyak ΔI(dari I menjadi I1) menybabkan pendapatan


nasional meningkat mw=enjadi Y1.

2. Sistem pajak proposional sebelum ada kenaikan u=investasi tingkat


pendapatan nasional dalam perekonomian adalah:
Y = C+ I + G
Y = a + bYd + I + G
Y = a + b (1-t) Y + I + G
Y = a + bY –btY + I + G
Y - bY + btY = a + I + G
Y (1-b+bt)= a + I + G

55
Y= 1 (a+I+G)

1-b+bt

Pertambahan investasui sebanyak ΔI(dari I menjadi I), menybabakan


pendapatan ansional meningkat Menjadi Y1.

Cara Menghitung Multiplier Investasi

i. MPC=b=0,75
ii. Pajak proposioanl adalah T=0,20Y
iii. Pertambahan investasi adalah Rp 20 triliun

Dengan menggunakan formula-formula yang telah di terangkan sekarang


dapatlah ditentukan nilai multiplier investasi, yaitu banyak =]nya pertambahan
pendapatan nasional sebagai akibat pertambahan investassi yang dimisalkan di
atas.

B. Latihan Essay
Pengeluaran pemerintah suatu Negara sebesar 300 dengan fungsi pajak
60+0,3Y. Pemerintah Negara tersebut memberikan subsidi (transfer)
sebesar 50. Dengan fungsi konsumsi masyarakat Negara tersebut
110+0,5Yd dan investasi sebesar 150. Berdasarkan data yang ada,
hitunglah keseimbangan pendapatan nasional.

C. Rangkuman
1. perubahan-perubahan pembelanjaan agregat akan menimbulakan perubahan
dalam pendapatan nasional sebanyak beberapa kali lebih besar dari
perubahan pembelanjaan agregat yang asal.

D. Latihan Pilihan Ganda


1. Komponen yang termasuk dalam perekonomian tiga sector adalah
a. Rumah tangga dan perusahaan saja
b. Perusahaan dan Pemerintah saja

56
c. Pemerintah dan Luar negeri
d. Rumah tangga, pemerintah dan perusahaan
2. Keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila
a. Penawaran aggregate sama dengan pengeluaran agregate
b. Konsumsi dama dengan tabungan
c. Investasi sama dengan pengeluaran
d. Pengeluaran sama dengan tabungan
3. Yang manakah yang termasuk pendapatan nasional
a. Pajak tak langsung
b. Subsidi kepada konsumen
c. Depresiasi
d. Pembayaran pendapatan factor ke luar negeri
4. Yang bukan tergolong dalam konsumsi rumah tangga adalah
a. Pembelian makanan
b. Pembayaran uang kursus anak
c. Membeli barang dari luar daerah
d. Membawa seorang turis makan di restoran
5. Yang bukan termasuk produk nasional bruto Indonesia adalah
a. Gaji pekerja Indonesia di suatu perusahaan asing
b. Ekspor minyak ke China
c. Keuntungan perusahaan minyak Korea di Indonesia
d. Gaji pekerja Indonesia di Thailand

E. Referensi
1. Mankiw.N.Gregory, Pengantar Ekonomi Makro (2018), edisi Indonesia,
Salemba Empat, Jakarta.
2. Sukirno, Sadono, (2016), Pengantar Teori Makroekonomi.edisi tiga,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
3. Pratama Rahardja, Mandala Manurung, (2009), edisi Revisi, Penerbit FEUI,
Jakarta.

57

Anda mungkin juga menyukai