Anda di halaman 1dari 24

BAGIAN I

ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL UNTUK PEREKONOMIAN


TERTUTUP SEDERHANA
Oleh : Vicky Pasalbessy, SE., ME

A. Variabel-variabel Ekonomi Agregatif Dalam Perekonomian Tertutup Sederhana

Pengertian
Perekonomian Tertutup Sederhana adalah perekonomian yang tidak mengenal
hubungan ekonomi dengan Negara lain.
Artinya : dalam perekonomian semacam ini kita tidak akan menjumpai persoalan-
persoalan yang terjadi atau timbul dari adanya transaksi-transaksi
ekonomi luar negeri seperti : ekspor, impor, investasi luar negeri dan lain
sebagainya.

Perekonomian Tertutup Sederhana : Y = C + I dimana :


Y : menunjukkan besarnya Pendapatan Nasional per tahun
C : menunjukkan besarnya Konsumsi rumah tangga per tahun
I : menunjukkan besarnya Investasi per tahun

Dalam analisis sederhana seperti ini, investasi kita pandang sebagai variabel yang
eksogen, artinya : variabel yang tidak diuraikan oleh model yang kita gunakan,
melainkan merupakan variabel yang ditentukan oleh kekuatan yang berasal dari luar
model yang kita gunakan.

Contoh : 𝐼 ̅ = 40 𝑚𝑖𝑦𝑎𝑟 𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

1. Fungsi Konsumsi, MPC dan APC


Dalam kebanyakan publikasi pemerintah dibedakan dua macam pengeluaran
konsumsi, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga yang dapat disimbolkan
dengan huruf C sebagai singkatan dari Consumption Expenditure, dan
pengeluaran konsumsi pemerintah yang biasa disimbolkan dengan dengan
huruf G yang merupakan singkatan dari Government Purchase Expenditure
atau Government Expenditure.
Fungsi Konsumsi dapat di buat dalam satu bentuk persamaan garis lurus yaitu :
C = a + cY
Dimana :
a = Co : menunjukkan besarnya konsumsi pada pendapatan nasional sebesar
nol
c : menunjukkan besarnya marginal propensity to consume (MPC).

Marginal Propensity to Consume (MPC) adalah : angka perbandingan antara


besarnya perubahan konsumsi dengan besarnya perubahan pendapatan nasional
yang mengakibatkan adanya perubahan konsumsi tersebut. Oleh sebab itu, MPC
dapat dirumuskan sebagai berikut :

∆𝐶
𝑐 = 𝑀𝑃𝐶 =
∆𝑌

Dimana : ∆𝐶 menunjukan besarnya perubahan konsumsi, ∆𝑌 menunjukan


besarnya perubahan pendapatan nasional yang mengakibatkan perubahan
besarnya konsumsi dimaksud.

Angka MPC pada umumnya lebih kecil dari 1, akan tetapi lebih besar dari
setengah atau 0.5.

Dan lebih pasti lagi bahwa MPC mempunyai tanda positif.


Artinya : bahwa bertambahnya pendapatan akan mengakibatkan bertambahnya
konsumsi.

Angka MPC yang lebih kecil dari 1 menunjukkan bahwa tambahan pendapatan
yang diterima seseorang tidak seluruhnya dipergunakan untuk konsumsi,
melainkan sebagian disisihkan untuk tabungan (saving)
APC (Average Propensity to Consume) adalah perbandingan antara besarnya
konsumsi pada suatu tingkat pendapatan nasional dengan besarnya tingkat
pendapatan nasional itu sendiri.

Sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut :


𝐶
𝐴𝑃𝐶 =
𝑌

2. Fungsi Saving, MPS dan APS


Saving atau tabungan dapat didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan
nasional per tahun yang tidak dikonsumsikan. Maka dapat diformulasikan
sebagai berikut : S = Y - C
Kalau persamaan diatas kita hubungkan dengan persamaan umum fungsi
konsumsi, maka kita akan menemukan persamaan umum fungsi saving sebagai
berikut :

S=Y–C
C = a + cY, maka : S = Y – (a + cY)
= Y – a – cY
S = (1 – c)Y – a

Kalau fungsi konsumsi mengenal Marginal Propensity to Consume (MPC), maka


fungsi saving juga mengenal Marginal Propensity to Save. Marginal Propensity to
Save adalah perbandingan antara bertambahnya saving dengan bertambahnya
pendapatan nasional yang mengakibatkan bertambahnya saving. Oleh sebab itu,
MPS dapat dirumuskan sebagai berikut :

∆𝑆
𝑠 = 𝑀𝑃𝑆 =
∆𝑌

Dimana : ∆𝑆 menunjukan besarnya perubahan saving, ∆𝑌 menunjukan besarnya


perubahan pendapatan nasional yang mengakibatkan perubahan besarnya saving
dimaksud.
Yang dimaksud dengan Average Propensity to Save adalah perbandingan antara
besarnya saving pada suatu tingkat pendapatan nasional dengan besarnya tingkat
pendapatan nasional itu sendiri.

Sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut :


𝑆
𝐴𝑃𝑆 =
𝑌

3. Hubungan antara MPC dengan MPS, APC dengan APS


Hubungan antara Marginal Propensity to Consume dengan Marginal Propensity
to Save dapat dinyatakan sebagai berikut :

MPC + MPS = 1 atau dengan cara lain :


MPC = 1 – MPS
MPS = 1 – MPC

Pembuktian daripada perumusan tersebut adalah sebagai berikut :


Y = C + S maka, ∆Y = ∆C + ∆S.
Kalau ruas kanan dan ruas kiri masing-masing kita bagi dengan ∆Y, maka
hasilnya :

∆𝑌 ∆𝐶 + ∆𝑆
=
∆𝑌 ∆𝑌

∆𝐶 ∆𝑆
1 = +
∆𝑌 ∆𝑌
1 = 𝑀𝑃𝐶 + 𝑀𝑃𝑆

Hubungan antara Average Propensity to Consume dengan Average


Propensity to Save adalah mirip dengan hubungan antara Marginal Propensity
to Consume dengan Marginal Propensity to Save yaitu :

APC + APS = 1
APC = 1 – APS
APS = 1 – APC

Pembuktian daripada perumusan tersebut adalah sebagai berikut :


Y = C + S maka, Yn = Cn + Sn.
Kalau ruas kanan dan ruas kiri masing-masing kita bagi dengan Yn, maka
hasilnya :

𝑌𝑛 𝐶𝑛 + 𝑆𝑛
=
𝑌𝑛 𝑌𝑛

𝐶𝑛 𝑆𝑛
1 = +
𝑌𝑛 𝑌𝑛
1 = 𝐴𝑃𝐶 + 𝐴𝑃𝑆

4. Contoh Soal Latihan


Contoh hitungan dibawah ini secara lengkap menunjukkan hubungan antara
pendapatan, konsumsi, saving, Average Propensity to Consume, Average
Propensity to Save, Marginal Propensity to Consume dan Marginal Propensity
to Save.

Diketahui :
Fungsi Konsumsi suatu masyarakat mempunyai persamaan C = 0,75Y + 20
Diminta :
Hitunglah besarnya konsumsi, saving, APC, APS, MPC dan MPS untuk
beberapa tingkat pendapatan dibawah ini :
Yn Cn Sn APCn APSn MPCn MPSn
0 ? ? ? ? ? ?
20 ? ? ? ? ? ?
? ? ? ? ? ? ?
? ? ? ? ? ? ?
100 ? ? ? ? ? ?

Jawab :
Besarnya konsumsi, saving, APC, APS, MPC dan MPS untuk beberapa adalah
:
Yn Cn Sn APCn APSn MPCn MPSn
0 20 -20 0 0 0,75 0,25
20 35 -15 1,75 -0,75 0,75 0,25
40 50 -10 1,25 -0,25 0,75 0,25
60 65 -5 1,083 -0,083 0,75 0,25
80 80 -0 1 0 0,75 0,25
100 95 5 0,95 0,05 0,75 0,25

5. Tugas Individu
1. Diketahui fungsi konsumsi C = 0,9Y + 80 , lengkapilah seluruh tabel dibawah
ini :
Yn Cn APCn Sn APSn
600 …… …… …… ……
800 …… …… …… ……
…… 170 …… …… ……
…… …… 1,1 …… ……
…… …… …… 100 ……
…… …… …… …… 0,06

Jawab :
Yn Cn APCn Sn APSn
600 620 1,03 -20 -0,03
800 800 1 0 0
100 170 1,7 -70 -0,7
100 110 1,1 -10 -0,1
1800 1700 0,94 100 0,06
1800 1700 0,94 100 0,06
2. Carilah nilai intercept konsumsi, nilai MPC, nilai intercept saving, nilai MPS
dan persamaan fungsi konsumsi untuk Negara A, B, C dan D, berdasarkan
data dibawah ini :
a. Negara A. Pada waktu pendapatan nasional sebesar Rp. 20 trilyun,
pengeluaran konsumsi sebesar Rp. 30 trilyun, pada waktu pendapatan
nasional sebesar Rp. 70 trilyun, pengeluaran konsumsi sebesar Rp. 70
trilyun.
b. Negara B. Pada waktu Y = Rp. 60 trilyun, S = Rp. 20 trilyun, pada waktu
Y = Rp. 100 trilyun, S = Rp. 25 trilyun.
c. Negara C. Pada waktu Y = 200, APC = 0,1, pada waktu Y = 250, APC =
0,92
d. Negara D. Fungsi konsumsinya memiliki nilai MPC sebesar 0,75 dan
tingkat pendapatan nasional sebesar 800.
B. ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL UNTUK PEREKONOMIAN TERTUTUP
SEDERHANA
1. Keadaan Ekuilibrium
Pendapatan Nasional dapat dilihat dari 2 (dua) sudut pandang yang berbeda, yaitu
a. Dari segi sumber atau asalnya, pendapatan nasional terdiri dari Konsumsi (C)
dan Investasi (I). Jadi Y = C + I
b. Dari sudut penggunaannya, pendapatan nasional sebagian dipergunakan
untuk pengeluaran konsumsi, sedangkan selebihnya adalah merupakan
saving. Jadi Y = C + S.

2. Pendapatan Nasional Ekuilibrium


 Pendapatan Nasional adalah : tingkat pendapatan nasional dimana tidak ada
kekuatan ekonomi yang mempunyai tendensi untuk mengubahnya.
 Pendapatan Nasional akan mencapai ekuilibrium bilamana dipenuhi syarat : S
=I
 Ada 2 cara untuk menemukan formula atau rumus untuk menghitung tingkat
Pendapatan Nasional Ekuilibrium.

Cara I :
Dengan menggunakan persamaan Y = C + 𝐼 ̅ dimana diketahui bahwa : C
= a + cY maka :
Y = a + cY + 𝐼 ̅
Y – cY = a + 𝐼 ̅
(1 – cY) = a + 𝐼 ̅
𝟏
𝒀= (𝒂 + ̅𝑰)
𝟏−𝒄

Cara II :
Dengan menggunakan persamaan S = I, maka kita akan memperoleh hasil
yang sama :
S = 𝐼̅
Y – C = 𝐼̅
Y – (a + cY) = 𝐼 ̅
Y – a – cY = 𝐼 ̅
Y – cY = a + 𝐼 ̅
(1 – c)Y = a + 𝐼 ̅
𝟏
𝒀= (𝒂 + ̅𝑰)
𝟏−𝒄
Maka formula atau rumus untuk menghitung tingkat pendapatan nasional
𝟏
ekuilibrium adalah 𝒀 = (𝒂 + ̅𝑰)
𝟏−𝒄

3. Contoh Soal Menghitung Tingkat Pendapatan Nasional Ekuilibrium


Diketahui:
Fungsi Konsumsi per tahun : C = 0,75Y + 20, dan besarnya investasi per tahun :
𝐼 ̅ = 40

Diminta :
a. Hitunglah besarnya pendapatan nasional ekuilibrium
b. Hitunglah besarnya konsumsi ekuilibrium
c. Hitunglah besarnya saving ekuilibrium

Jawab :

a. Besarnya Pendapatan Nasional Keseimbangan adalah :

𝟏
𝒀= (𝒂 + ̅𝑰)
𝟏−𝒄

𝟏
𝒀= (𝟐𝟎 + 𝟒𝟎)
𝟏 − 𝟎, 𝟕𝟓

𝟏
𝒀= (𝟔𝟎)
𝟎, 𝟐𝟓

𝒀 = 𝟒(𝟔𝟎)

𝒀 = 𝟐𝟒𝟎
Jadi, besar pendapatan nasional ekuilibrium sebesar 240

b. Besarnya Konsumsi Ekuilibrium


C = 0,75Y + 20
C = 0,75(240) + 20
C = 180 + 20
C = 200
Jadi, besarnya konsumsi ekuilibium sebesar 200
c. Besarnya Saving Ekuilibrium
S=Y–C
S = 240 – 200
S = 40
Jadi, besarnya saving ekuilibium sebesar 40

4. Angka Pengganda (Multiplier)


Angka Pengganda atau multiplier adalah bilangan dengan mana investasi harus
dikalikan, apabila kita ingin mengetahui besarnya perubahan pendapatan nasional
ekuilibrium yang diakibatkan oleh perubahan investasi.

Rumus Angka Pengganda (Multiplier) adalah :


∆𝒀 𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝐈 = = 𝒂𝒕𝒂𝒖 = =
∆𝑰 𝟏 − 𝒄 𝟏 − 𝑴𝑷𝑪 𝑴𝑷𝑺

∆𝒀 𝟏 𝟏
𝒌𝐈 = = 𝒂𝒕𝒂𝒖 = = 𝟒
∆𝑰 𝟏 − 𝟎, 𝟕𝟓 𝟎, 𝟐𝟓

Jadi, besarnya angka pengganda atau multiplier sebesar 4

5. Pendapatan Nasional Sebagai Determinan Investasi


Investasi yang merupakan fungsi daripada pendapatan nasional mempunyai
bentuk seperti : I = 40 + 0,1Y. Jika pendapatan nasional sebesar 100, maka
besarnya investasi sebesar 50. Sedangkan apabila tingkat pendapatan nasional
naik menjadi 200, maka besarnya investasi akan meningkat menjadi 60.
Pada dasarnya analisis pendapatan nasional dalam model dimana pengeluaran
investasi merupakan fungsi daripada pendapatan nasional tidak berbeda dengan
analisis pendapatan nasional dimana pengeluaran investasi diperlukan sebagai
variabel eksogen, dalam arti bahwa untuk menemukan tingkat pendapatan nasinal
syaratnya harus sama, yaitu : S = I

Hanya saja bedanya ialah oleh karena I merupakan fungsi daripada Y, maka I kita
asumsikan mempunyai persamaan fungsi : I = I0 + 𝜶𝒀

Dimana :
I = jumlah pengeluaran investasi dalam masyarakat
I0 = jumlah pengeluaran investasi pada tingkat pendapatan nasional
sebesar nol

∆𝑰
𝜶= = 𝒎𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏𝒂𝒍 𝒑𝒓𝒐𝒑𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒚 𝒕𝒐 𝒊𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕
∆𝒀
Rumus untuk menentukan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium adalah : S = I
So + sY = Io + 𝜶𝒀
(s – α)Y = Io - So
𝑰𝟎 − 𝑺𝟎
𝒀=
𝒔− 𝜶
Berdasarkan rumus di atas, diberi suatu catatan khusus bahwa untuk
menghasilkan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium perlu memenuhi syarat
sebagai berikut :

a. Apabila I0 > S0, maka s harus lebih besar dari pada 𝜶


b. Apabila I0 < S0, maka 𝜶 harus lebih besar dari pada 𝑠

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa dapat terjadinya ekuilibrium perlu dipenuhi


syarat s < 𝜶

6. Contoh Soal Pendapatan Nasional Ekuilibrium Dimana Investasi Merupakan


Fungsi Pendapatan Nasional
Diketahui :
Fungsi konsumsi per tahun dalam milyar rupiah : C = 0,75Y + 20
Fungsi investasi per tahun dalam milyar rupiah : I = 20 + 0,05Y

Diminta :
a. Besarnya pendapatan nasional ekuilibrium
b. Besarnya saving ekuilibrium
c. Besarnya investasi ekuilibrium
d. Besarnya angka pengganda investasi
e. Besarnya pendapatan nasional ekuilibrium yang baru apabila nilai I, menurun
dengan 10 milyar rupiah

Jawab :

Dari data yang diketahui kita temukan nilai-nilai :

I0 = 20 α = 0.05 S0 = -20 s = 0.25

Maka :

a. Besarnya Pendapatan Nasional Ekuilibrium


𝐼0 − 𝑆0 20 − (−20) 40
𝑌= ===> 𝑌 = ===> 𝑌 = = 200
𝑠− 𝛼 0.25 − 0.05 0.2
b. Besarnya Saving Ekuilibrium
𝑆 = 𝑆0 + 𝑠𝑌 ===> 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑆0 + 𝑠𝑌 = 𝑆 ===> −20 + 0.25(200) = 30

c. Besarnya Investasi Ekuilibrium


𝐼 = 𝐼0 + 𝛼𝑌 ===> 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐼0 + 𝛼𝑌 = 𝐼 ===> 20 + 0.05(200) = 30

d. Angka Pengganda Investasi


1 1
𝑘𝛼 = ===> 𝑘𝛼 = ===> 𝑘𝛼 = 5
𝑠− 𝛼 0.25 − 0.05

e. Besarnya Pendapatan Nasional yang baru sesudah nilai I 0 menurun


sebesar 10 milyard rupiah.
𝑌1 = 𝑌0 + 𝑘𝛼 ∆𝐼 ==> 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑌0 + 𝑘𝛼 ∆𝐼 = 𝑌1 ==> 200 + 5(−10) = 150
BAGIAN II

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL DALAM PEREKONOMIAN


TERTUTUP

A. Kebijakan Fiskal
Ahli ekonomi berpendapat bahwa ada 3 (tiga) fungsi pokok kebijakan anggaran
belanja Negara, yaitu :
1. Fungsi Alokasi (Alocation Function)
2. Fungsi Distribusi (Distribution Function)
3. Fungsi Stabilisasi (Stabilization Function)

Fungsi Alokasi (Alocation Function) adalah : untuk mengalokasikan faktor-faktor


produksi yang tersedia di dalam masyarakat sedemikian rupa sehingga kebutuhan
masyarakat akan apa yang biasa disebut public goods cukup terpenuhi juga.

Fungsi Distribusi (Distribution Function) adalah : mempunyai tujuan berupa


terselenggaranya pembagian pendapatan nasional yang adil.

Fungsi Stabilisasi (Stabilization Function) adalah : tujuannya untuk terpeliharanya


tingkat kesempatan kerja yang tinggi, tingkat harga yang relatif stabil dan tingkat
tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup memadai.

Catatan : Berbicara mengenai kebijakan fiskal dalam bab ini hanya terbatas pada
fungsi stabilisasi.

B. Analisis Kebijak Fiskal Dalam Sistem Perpajakan Yang Sederhana


Sistem Perpajakan Yang Sederhana adalah system perpajakan dimana besar
kecilnya pajak tidak ditentukan oleh salah satu atau beberapa variabel.
Atau dengan kata lain : sistem perpajakan yang sederhana adalah sistem perpajakan
dimana pajak sepenuhnya merupakan variabel eksogen (exogenous variable).
Dalam sistem perpajakan seperti ini secara absolut besarnya pajak ditetapkan oleh
pemerintah.
1. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Saving Dengan Adanya Tindakan Fiskal
Pemerintah
Besar kecilnya pengeluaran masyarakat untuk konsumsi tergantung pada besar-
kecilnya pendapatan nasional. Demikian pula halnya dengan saving. Besar
kecilnya saving suatu perekonomian diasumsikan tergantung kepada besar-
kecilnya pendapatan nasional.
Tinggi-rendahnya “pendapatan yang siap untuk dibelanjakan” atau (disposable
income). Disposible Income besarnya sama dengan besarnya pendapatan
ditambah dengan besarnya “transfer pemerintah”, dikurangi dengan besarnya
“pajak” yang terpungut pemerintah.

Apabila YD menunjukkan besarnya “disposable income”, Tr menunjukkan


besarnya transfer pemerintah dan Tx menunjukkan besarnya pajak yang
terpungut oleh pemerintah, maka secara matematika formua untuk menentukan
besarnya pendapatan disposable adalah YD = Y + Tr – Tx.

Dengan demikian besarnya konsumsi tidak lagi tergantung pada besar kecilnya
pendapatan nasional, melainkan tergantung kepada besar-kecilnya disposable
income, dengan formula C = a + cYD

Oleh sebab itu, fungsi konsumsi dapat ditemukan dengan cara :


C = a + cYD
C = a + c ( Y + Tr – Tx )
C = a + cY + cTr – cTx

Jadi, fungsi konsumsi : C = a + cY + cTr – cTx

Sedangkan fungsi saving dapat ditemukan dengan cara :


S = YD – C
S = YD – ( a + cYD )
S = YD – a – cYD
S = (1 – c) YD – a
S = (1 – c) ( Y + Tr – Tx ) – a
S = (1 – c) Y + (1 – c) Tr – (1 – c) Tx – a

Jadi, fungsi saving : S = (1 – c) Y + (1 – c) Tr – (1 – c) Tx – a atau dapat


disederhanakan dengan cara :
S = (1 – c) Y + (1 – c) Tr – (1 – c) Tx – a
S = (1 – MPC) Y + (1 – MPC) Tr – (1 – MPC) Tx – a
S = sY + sTr – sTx – a

Contoh :
Diketahui : Fungsi Konsumsi : C = 20 + 0.75YD , Transfer Pemerintah : Tr = 40,
Pajak : Tx = 20
Diminta :
a. Carilah fungsi konsumsi sebelum adanya transfer pemerintah dan sebelum
adanya pajak
b. Carilah fungsi konsumsi sesudah adanya transfer pemerintah akan tetapi
sebelum adanya pajak
c. Carilah fungsi konsumsi sesudah adanya pajak akan tetapi sebelum adanya
transfer pemerintah
d. Carilah fungsi konsumsi sesudah adanya transfer pemerintah dan sesudah
adanya pajak
e. Carilah fungsi saving sesudah adanya transfer pemerintah dan sesudah
adanya pajak

Jawab :
a. Carilah fungsi konsumsi sebelum adanya transfer pemerintah dan sebelum
adanya pajak
C = 20 + 0.75YD
C = 20 + 0.75 ( Y + Tr – Tx )
C = 20 + 0.75 ( Y + 0 – 0 )
C = 20 + 0.75 Y

b. Carilah fungsi konsumsi sesudah adanya transfer pemerintah akan tetapi


sebelum adanya pajak
C = 20 + 0.75YD
C = 20 + 0.75 ( Y + Tr – Tx )
C = 20 + 0.75 ( Y + 40 – 0 )
C = 20 + 0.75 Y + 30 – 0
C = 50 + 0.75 Y

c. Carilah fungsi konsumsi sesudah adanya pajak akan tetapi sebelum adanya
transfer pemerintah
C = 20 + 0.75YD
C = 20 + 0.75 ( Y + Tr – Tx )
C = 20 + 0.75 ( Y + 0 – 20 )
C = 20 + 0.75 Y + 0 – 15
C = 5 + 0.75 Y

d. Carilah fungsi konsumsi sesudah adanya transfer pemerintah dan sesudah


adanya pajak
C = 20 + 0.75YD
C = 20 + 0.75 ( Y + Tr – Tx )
C = 20 + 0.75 ( Y + 40 – 20 )
C = 20 + 0.75 Y + 30 – 15
C = 35 + 0.75 Y

e. Carilah fungsi saving sesudah adanya transfer pemerintah dan sesudah


adanya pajak
S = (1 – c) Y + (1 – c) Tr – (1 – c) Tx – a
S = (1 – 0.75) Y + (1 – 0.75) (40) – (1 – 0.75)(20) – 20
S = 0.25 Y + (0.25) (40) – (0.25)(20) – 20
S = 0.25 Y + 10 – 5 – 20
S = 0.25 Y – 15

2. Pengaruh Pajak dan Transfer Pemerintah Terhadap Jumlah Konsumsi dan


Jumlah Saving
Contoh :
Diketahui : Fungsi Konsumsi : C = 20 + 0.75YD , Transfer Pemerintah : Tr = 40,
Pajak : Tx = 20
Diminta :
a. Carilah jumlah konsumsi dan jumlah saving sebelum adanya transfer
pemerintah dan sebelum adanya pajak pada tingkat pendapatan sebesar 100
b. Carilah jumlah konsumsi dan jumlah saving sesudah adanya transfer
pemerintah akan tetapi sebelum adanya pajak pada tingkat pendapatan
sebesar 100
c. Carilah jumlah konsumsi dan jumlah saving sesudah adanya pajak akan tetapi
sebelum adanya transfer pemerintah pada tingkat pendapatan sebesar 100
d. Carilah jumlah konsumsi dan jumlah saving sesudah adanya transfer
pemerintah dan sesudah adanya pajak pada tingkat pendapatan sebesar 100

Jawab :
a. Carilah jumlah konsumsi dan jumlah saving sebelum adanya transfer
pemerintah dan sebelum adanya pajak pada tingkat pendapatan sebesar 100
Konsumsi : C = 20 + 0.75YD
C = 20 + 0.75 ( Y + Tr – Tx )
C = 20 + 0.75 ( 100 + 0 – 0 )
C = 20 + 75 + 0 – 0
C = 95
Saving : S = YD – C
S = ( Y + Tr – Tx ) – C
S = ( 100 + 0 – 0 ) – 95
S = 100 – 95
S = 5

b. Carilah jumlah konsumsi dan jumlah saving sesudah adanya transfer


pemerintah akan tetapi sebelum adanya pajak pada tingkat pendapatan
sebesar 100
Konsumsi : C = 20 + 0.75YD
C = 20 + 0.75 ( Y + Tr – Tx )
C = 20 + 0.75 ( 100 + 40 – 0 )
C = 20 + 75 + 30 – 0
C = 125

Saving : S = YD – C
S = ( Y + Tr – Tx ) – C
S = ( 100 + 40 – 0 ) – 125
S = 140 – 125
S = 15

c. Carilah jumlah konsumsi dan jumlah saving sesudah adanya pajak akan tetapi
sebelum adanya transfer pemerintah pada tingkat pendapatan sebesar 100
Konsumsi : C = 20 + 0.75YD
C = 20 + 0.75 ( Y + Tr – Tx )
C = 20 + 0.75 ( 100 + 0 –20 )
C = 20 + 75 + 0 – 15
C = 80

Saving : S = YD – C
S = ( Y + Tr – Tx ) – C
S = ( 100 + 0 – 20 ) – 80
S = 80 – 80
S = 0

d. Carilah jumlah konsumsi dan jumlah saving sesudah adanya transfer


pemerintah dan sesudah adanya pajak pada tingkat pendapatan sebesar 100
Konsumsi : C = 20 + 0.75YD
C = 20 + 0.75 ( Y + Tr – Tx )
C = 20 + 0.75 ( 100 + 40 –20 )
C = 20 + 75 + 30 – 15
C = 110

Saving : S = YD – C
S = ( Y + Tr – Tx ) – C
S = ( 100 + 40 – 20 ) – 110
S = 120 – 110
S = 10

3. Pendapatan Nasional Ekuilibrium


Perekonomian tertutup dengan adanya tindakan fiskal pemerintah, pendapatan
nasional terdiri dari : C = (pengeluaran konsumsi), I = (pengeluaran investasi) dan
G = (pengeluaran konsumsi pemerintah). Atau dapat dirumuskan sebagai berikut
: Y = C + I + G

Dari pendapatan ini, oleh penerima pendapatan sebagian dipergunakan untuk


membayar pajak kepada pemerintah. Akan tetapi sebaliknya kepada orang-orang
atau badan tertentu pemerintah memberikan uang tanpa mengharapkan adanya
balas jasa yang langsung. Transaksi ini disebut sebagai “government transfer”
atau transfer pemerintah.

Pendapatan setelah diperhitungkan transfer dan pajak disebut disposable


income, yaitu pendapatan yang sudah siap dipakai untuk konsumsi dan saving.
Atau dengan kata lain : besarnya disposible income suatu masyarakat sama
dengan besarnya pendapatan nasional perekonomian Negara tersebut ditambah
dengan besarnya transfer pemerintah dikurangi dengan besarnya pajak yang
dipungut oleh pemerintah. Kalau dinyatakan dalam bentuk matematika, maka
dapat dirumuskan sebagai berikut : YD = Y + Tr – Tx. Dari persamaan tersebut
kita dapat menurunkan persamaan : Y = YD – Tr + Tx

4. Formula untuk Menentukan Tingkat Pendapatan Nasional Ekuilibrium


Ada 2 (dua) cara untuk menurunkan formula yang dapat dipergunakan untuk
menentukan besarnya pendapatan nasional ekuilibrium. Kedua cara cara tersebut
adalah :
Cara I.
Y=C+I+G
= a + cYD + I + G
= a + c ( Y + Tr – Tx ) + I + G
= a + cY + cTr – cTx + I + G
Y – cY = a + cY + cTr – cTx + I + G
(1 – c)Y = a + c ( Y + Tr – Tx ) + I + G

𝑎 + 𝑐𝑇𝑟 − 𝑐𝑇𝑥 + 𝐼 + 𝐺
𝑌=
1−𝑐

Cara II.
S + Tx = G + Tr + I
YD – C + Tx = G + Tr + I
YD – (a + cYD) + Tx = G + Tr + I
(Y + Tr – Tx) – [ a + c (Y + Tr – Tx) ] + Tx = G + Tr + I
Y + Tr – Tx – a – cY – cTr + cTx + Tx = G + Tr + I
Y – cY = - Tr + Tx + a + cTr – cTx – Tx + G + Tr + I
(1 – c)Y = a + cTr – cTx + G + I

𝑎 + 𝑐𝑇𝑟 − 𝑐𝑇𝑥 + 𝐼 + 𝐺
𝑌=
1−𝑐

Contoh :
Diketahui : Fungsi Konsumsi : C = 20 + 0.75YD, Investasi : I = 40, Pajak : Tx = 20,
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah : G = 60, Transfer Pemerintah: Tr
= 40
Diminta :
a. Hitung besarnya pendapatan nasional ekuilibrium
b. Hitung besarnya konsumsi ekuilibrium
c. Hitung besarnya saving ekuilibrium
Jawab :
a. Hitung besarnya pendapatan nasional ekuilibrium

a + cTr − cTx + I + G
Y=
1−c

20 + 0.75(40) − 0.75(20) + 40 + 60
Y=
1 − 0.75
20 + 30 − 15 + 40 + 60
Y=
0.25

135
Y=
0.25

𝐘 = 𝟓𝟒𝟎

b. Hitung besarnya konsumsi ekuilibrium


C = 20 + 0.75YD
C = 20 + 0.75 ( Y + Tr – Tx )
C = 20 + 0.75 (540 + 40 – 20)
C = 20 + 405 + 30 – 15
C = 440

c. Hitung besarnya saving ekuilibrium


S = YD – C
S = (Y + Tr – Tx) – C
S = (540 + 40 – 20) – 440
S = 120

Pembuktian : S + Tx = I + G + Tr
120 + 20 = 40 + 60 + 40
140 = 140

5. Angka Pengganda (Multiplier)


Angka pengganda (multiplier) memberikan gambaran intensitas hubungan kausal
antara sebuah variabel tertentu dengan pendapatan nasional. Apabila angka
pengganda tersebut menunjukkan angka yang tinggi, maka perubahan yang
terjadi pada variabel tersebut akan besar pengaruhnya terhadap tingkat
pendapatan nasional, atau sebaliknya.
Dalam perekonomian tertutup yang sederhana yaitu perekonomian tertutup tanpa
adanya tindakan fiskal pemerintah, kita hanya mengenal satu macam angka
pengganda yaitu : angka pengganda investasi (investment multiplier). Akan tetapi
dalam perekonomian tertutup dengan adanya tindakan fiskal, kita mengenal 6
macam angka pengganda, yaitu :
1. Angka pengganda investasi
Cara menurunkan : apabila investasi berubah dari I per tahun menjadi (I + ΔI)
per tahun, dan perubahan ini mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan
nasional ekuilibrium dari semula sebesar Y per tahun berubah menjadi (Y
+ ΔY) per tahun, maka dapat diformulasikan sebagai berikut :

∆Y 1
𝑘𝑖 = =
∆I 1−c

2. Angka pengganda konsumsi


Cara menurunkan : apabila fungsi konsumsi bergeser dengan jumlah
pengeluaran konsumsi pada tingkat disposible income sebesar nol berubah
dari semula sebesar “a” menjadi (a + Δa) mengakibatkan tingkat pendapatan
nasional ekuilibrium berubah dari semula “Y” menjadi (Y + ΔY), maka dapat
diformulasikan sebagai berikut :

∆Y 1
𝑘𝑎 = =
∆a 1−c

3. Angka pengganda pengeluaran konsumsi pemerintah


Cara menurunkan : apabila jumlah government expenditure berubah dari
semula sebesar “G” menjadi (G + ΔG) mengakibatkan pendapatan nasional
ekuilibrium berubah dari semula “Y” menjadi (Y + ΔY) per periodenya, maka
dapat diformulasikan sebagai berikut :

∆Y 1
𝑘𝐺 = =
∆G 1−c

4. Angka pengganda transfer pemerintah


Cara menurunkan : apabila jumlah transfer pemerintah per periodenya
berubah dari semula sebesar “Tr” menjadi (Tr + ΔTr) mengakibatkan tingkat
pendapatan nasional ekuilibrium berubah dari semula “Y” menjadi (Y + ΔY) per
periodenya, maka dapat diformulasikan sebagai berikut :

∆Y c
𝑘 𝑇𝑟 = =
∆Tr 1−c
5. Angka pengganda pajak
Cara menurunkan : apabila besarnya pajak yang dipungut oleh pemerintah
berubah dari semula sebesar “Tx” menjadi (Tx + ΔTx) mengakibatkan tingkat
pendapatan nasional ekuilibrium berubah dari semula “Y” menjadi (Y + ΔY) per
periodenya, maka dapat diformulasikan sebagai berikut :

∆Y −c
𝑘 𝑇𝑥 = =
∆Tx 1−c

6. Angka pengganda anggaran belanja yang seimbang


Cara menurunkan : ada 2 cara :
Cara I :

∆Y
𝑘𝜃 = = 1
∆G = ∆Tx

Cara II :

1 −c 1−c
𝑘𝜃 = k G + k Tx = + = = 1
1−𝑐 1−c 1−c

Latihan
Diketahui : Fungsi Konsumsi : C = 20 + 0.75YD ,
Investasi : I = 40,
Pajak : Tx = 20,
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah : G = 60,
Transfer Pemerintah : Tr = 40

Diminta :
a. Hitung besarnya pendapatan nasional ekuilibrium
b. Hitung besarnya konsumsi ekuilibrium
c. Hitung besarnya saving ekuilibrium
d. Tentukan 6 multiplier !
Jawab :
a. Hitung besarnya pendapatan nasional ekuilibrium

a + cTr − cTx + I + G
Y=
1−c

20 + 0.75(40) − 0.75(20) + 40 + 60
Y=
1 − 0.75
20 + 30 − 15 + 40 + 60
Y=
0.25

135
Y=
0.25

𝐘 = 𝟓𝟒𝟎

b. Hitung besarnya konsumsi ekuilibrium


C = 20 + 0.75YD
C = 20 + 0.75 ( Y + Tr – Tx )
C = 20 + 0.75 (540 + 40 – 20)
C = 20 + 405 + 30 – 15
C = 440

c. Hitung besarnya saving ekuilibrium


S = YD – C
S = (Y + Tr – Tx) – C
S = (540 + 40 – 20) – 440
S = 120

Pembuktian : S + Tx = I + G + Tr
120 + 20 = 40 + 60 + 40
140 = 140
d. Tentukan 6 Angka Pengganda (multiplier)
1. Angka pengganda investasi

∆Y 1 1 1
𝑘𝑖 = = = = =4
∆I 1−c 1 − 0.75 0.25

2. Angka pengganda konsumsi

∆Y 1 1 1
𝑘𝑎 = = = = =4
∆a 1−c 1 − 0.75 0.25

3. Angka pengganda pengeluaran konsumsi pemerintah

∆Y 1 1 1
𝑘𝐺 = = = = =4
∆G 1−c 1 − 0.75 0.25

4. Angka pengganda transfer pemerintah

∆Y c 0.75 0.75
𝑘 𝑇𝑟 = = = = = 3
∆Tr 1−c 1 − 0.75 0.25

5. Angka pengganda pajak

∆Y −c − 0.75 − 0.75
𝑘 𝑇𝑥 = = = = = −3
∆Tx 1−c 1 − 0.75 0.25

6. Angka pengganda anggaran belanja yang seimbang

1 −c 1−c
𝑘𝜃 = k G + k Tx = + = = 1
1−𝑐 1−c 1−c

1 − 0.75 1 − 0.75 0.25


𝑘𝜃 = k G + k Tx = + = = =1
1 − 0.75 1 − 0.75 1 − 0.75 0.25
Tugas
1. Perekonomian Negara H merupakan perekonomian tertutup dan mempunyai fungsi
konsumsi : C = 40 + 0.8Y. Berdasarkan data tersebut saudara diminta untuk
menghitung tingginya keenam macam angka penggandanya !

2. Apabila dalam perekonomian Negara H tersebut di atas untuk suatu kurun waktu
tertentu, besarnya investasi yang terjadi mencapai 60 trilyun rupiah, pengeluaran
pemerintah sebesar 40 trilyun rupiah, transfer pemerintah sebesar 30 trilyun rupiah
dan pajak sebesar 50 trilyun rupiah. Saudara diminta untuk mencari nilai-nilai
ekuilibrium variabel-variabel aggregate, antara lain :
a. Pendapatan Nasional
b. Disposible Income
c. Pengeluaran Konsumsi
d. Saving

Anda mungkin juga menyukai