Anda di halaman 1dari 30

Analisis Produksi Untuk

Merencanakan Laba
Maksimum
KELOMPOK 7
Rangga Hadi Wijaya 7213210043

Rinanda Suci Syahfitri 7213210020

Zulfikar Ali Ritonga 7213510063


Bentuk Organisasi Perusahaan

Organisasi perusahaan secara garis besar dapat dikelompokkan


dalam tiga jenis bentuk, yaitu :

a. Perusahaan Perseorangan.
Zulfikar Ali Ritonga 7213510063
Perusahaan yang dimiliki oleh satu individu. Bentuk perusahaan ini dipimpin
sendiri oleh pemiliknya dan ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
semua resiko dan kegiatan perusahaan. Tidak ada pemisahan secara yudiris
antara kekayaan perusahaan dengan kekayaan pribadi.
Ciri dan sifat perusahaan perseorangan :

- Relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan.


- Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan
harta pribadi.
- Tidak ada pajak, yang ada hanya pungutan dan
retribusi.
keuntungan-keuntungan perusahaan kelemahan-kelemahan perusahaan
perseorangan : perseorangan :

• Mendirikannya mudah. • Modal usaha terbatas sehingga luas


usaha terbatas.
• Seluruh laba yang diperoleh
• Tanggung jawab pemilik tidak
diterima oleh pemiliknya.
terbatas.
• Pemilik dapat memimpin sendiri • Kualitas manajerial dan kualitas
sehingga dapat mengambil
pekerja terbatas.
keputusan.
 
.
b. Perusahaan Perkongsian.

perusahaan yang dimiliki oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama bekerja
sama untuk mencapai tujuan bisnis. Yang termasuk kedalam perusahaan
perkongsian ini adalah firma dan persekutuan komanditer atau CV

Firma adalah suatu bentuk persekutuan bisnis yang terdiri dari dua orang atau lebih
dengan nama bersama yang tanggung jawabnya terbagi rata tidak terbatas pada
setiap pemiliknya.

Ciri dan sifat firma yaitu sebagai berikut.


- Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan
harta pribadi.
- Setiap anggota firma memiliki hak untuk memimpin.
- Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota
yang lainnya.
CV adalah suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan
dimiliki oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama
dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda di antara
anggotanya.

Ciri dan sifat CV yaitu sebagai berikut.


• Sulit untuk menarik modal yang telah disetor.
• Modal besar karena didirikan banyak pihak.
• Mudah mendapatkan kredit pinjaman.
Keistimewaan bagi perusahaan Kelemahan Perusahaan
perkongsian ini adalah sebagai Perkongsian :
berikut.
• Tanggung jawab yang tidak
• Lebih banyak modal dapat terbatas.
dikumpulkan. • Sukar memperoleh modal.
• Lebih banyak keahlian yang • Kemungkinan besar
diperoleh. terjadinya perselisihan dan
• Umur usaha lebih panjang. kesalahpahaman diantara
para anggotanya.
c. Perusahaan Perseroan Terbatas

Suatu unit kegiatan usaha yang didirikan sebagai suatu institusi berbadan
hukum yang pendiriannya dilakukan melalui akte notaris.

Ciri dan sifat PT yaitu sebagai berikut.


- Kewajiban terbatas pada modal tanpa melibatkan harta pribadi.
- Modal dan ukuran perusahaan besar.
- Kelangsungan hidup perusahaan PT ada ditangan pemilik saham.
Kebaikan Perseroan Terbatas :
• Tanggung jawab terbatas.
• Lebih mudah memperoleh modal.
• Pengelolaannya lebih professional. Keburukan Perseroan Terbatas :
• Pendiriannya lebih kompleks.
• Peraturan yang harus dipatuhi lebih
banyak.
• Sukar merahasiakan kegiatan
perusahaan.
Fungsi Produksi

Fungsi produksi, yaitu suatu hubungan matematis yang menggambarkan suatu cara
dimana jumlah dari hasil produksi tertentu tergantung dari jumlah input tertentu yang
digunakan. Suatu fungsi produksi memberikan keterangan mengenai jumlah output yang
mungkin diharapkan apabila input-input dikombinasikan dalam suatu cara yang khusus.

Fungsi produksi umumnya ditulis sebagai Y = f (X), dimana Y menunjukkan hasil produksi;
f sebelum tanda kurung menyatakan : "tergantung" yaitu "suatu fungsi dari"; dan huruf X
menunjukkan suatu input yang digunakan. Apabila jumlah input yang digunakan lebih
dari 1 maka fungsi produksi tersebut dapat dituliskan : Y = f(X1, X2, ...., Xn); dimana X1,
X2, ..., Xn merupakan jenis input yang digunakan.
Teori Produksi
Teori produksi menyebutkan bahwa kepuasan produsen diperoleh dengan
memaksimumkan keuntungan produksi (maksimation of profit). Dalam suatu proses
produksi, terdapat proses produksi yang terjadi dalam kurun waktu yang terbagi
menjadi dua, yaitu :

a. Produksi Dalam Jangka Pendek


Produksi jangka pendek merupakan kurun waktu yang terjadi ketika salah satu atau
lebih faktor produksi yang tidak bisa diubah atau tetap. Faktor-faktor yang tidak
dapat diubah disebut juga fixed input atau masukan tetap. Fixed input dalam jangka
waktu ini umumnya adalah capital atau modal. Modal bersifat tetap karena
jumlahnya tetap dan tidak akan berpengaruh terhadap banyaknya hasil produksi.
Sedangkan tenaga kerja bersifat variabel karena penggunaannya berubah sesuai
dengan banyaknya hasil produksi.
• Produksi Dengan Satu Input Variabel.

Produk Total merupakan jumlah total dari semua hasil produksi dalam periode tertentu.
Kurva yang menunjukkan hubungan antara produksi total dengan satu faktor produksi
variabel sedangkan faktor lainnya dianggap tetap adalah Kurva Produksi atau Total Product
(TP). Kurva tersebut dinotasikan sebagai berikut :
𝑇𝑃 = 𝑓(𝑋)

Dimana TP merupakan output total atau jumlah produksi total, dan X merupakan jumlah
input variabel yang digunakan. Misalnya jika hanya terdapat satu macam input variabel
yang digunakan yaitu tenaga kerja atau labour maka dituliskan sebagai berikut :
𝑄 = 𝑓(𝐿)
Dimana Q merupakan tingkat
output dan L merupakan
jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan. Sehingga dari
fungsi diatas dapat
digambarkan kurva produksi
berikut :
•  Produksi Rata-Rata atau Average Product
(AP) adalah jumlah total produksi yang
dibagi dengan faktor produksi yang
digunakan selama proses produksi.
Produksi rata-rata dinotasikan dengan
fungsi sebagai berikut :
AP =
Q merupakan output total atau jumlah hasil
produksi sedangkan L merupakan jumlah
labour atau jumlah tenaga kerja yang
digunakan.
Produksi Marginal atau Marginal
Product (MP) adalah tambahan total
hasil produksi yang diakibatkan oleh
pertambahan jumlah faktor produksi
 
variabel yang digunakan. Sehingga jika
dituliskan dalam persamaan, akan
menjadi sebagai berikut :

MP =

Dari keterangan-keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam produksi dengan satu input
variabel berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang atau The Law of Diminishing
Return. Hukum ini menyatakan bahwa output yang diterima dari proses produksi akan semakin
menurun apabila input variabel yang digunakan mengalami pertambahan secara terus-menerus.
Output atau hasil produksi yang dihasilkan secara rata-rata akan terus menurun nilainya karena
faktor produksi variabel yang digunakan semakin besar sedangkan faktor produksi bernilai tetap.
Sehingga jika hal ini dilakukan terus-
menerus maka total produksi juga
akan menurun nilainya. Hal itu
dikarenakan faktor produksi tetap
semakin lama nilainya juga akan habis.
Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan
dalam diagram sebagai berikut :

Kurva diatas menunjukkan bahwa terdapat peristiwa yang terjadi pada tiap-tiap
tahapnya. Terdapat tiga tahapan yang ada pada diagram tersebut. Tahap I pada
kurva diatas adalah bagian yang menunjukkan input variabel atau tenaga kerja
yang masih sedikit sedangkan ouput-nya relatif besar.
Sehingga jika input variabel terus ditambah maka TP, MP, dan AP akan terus bertambah
nilainya. Tahap II menunjukkan produksi total terus naik hingga mencapai titik optimum
atau titik tertingginya, sedangkan AP dan MP terus menurun hingga MP mencapai titik nol.
Pada Tahap III menunjukkan jumlah tenaga kerja yang semakin banyak. Hal itu membuat TP,
AP, dan MP menurun, bahkan kurva MP berada di bawah garis origin atau garis nol.

• Produksi Dengan Dua Input Variabel


Zulfikar Ali Ritonga 7213510063
Produksi ini merupakan kombinasi antara dua faktor produksi variabel untuk menghasilkan
output atau hasil produksi yang sama. Jika terdapat perusahaan yang ingin meningkatkan hasil
produksi maka yang bisa dilakukan adalah dengan menambah dua input variabel dan
meningkatkan produksi atau menambah dua input variabel tersebut yaitu tenaga kerja dan
modal. Jika faktor produksi yang bersifat variabel adalah jumlah tenaga kerja, modal atau
peralatan, maka fungsi persamaan yang dapat ditulis adalah.
𝑄 = 𝑓(𝐿, 𝐶)
Dengan,
Q = output atau jumlah hasil produksi,
L = Labour atau tenaga kerja, dan
C = Capital atau modal ataupun peralatan yang mana kedua ini merupakan
input variabel.

Dalam teori ini, terdapat kurva isoquant yang menunjukkan hasil produksi
sama dan garis isoqost yang menunjukkan biaya untuk proses produksi
sama.

- Isoquant (Kurva Produksi Sama). Isoquant merupakan kurva yang


mengkombinasikan antara dua input variabel yang digunakan untuk
menghasilkan output atau hasil produksi yang sama. Isoquant dapat
berbentuk seperti kurva indifference dan tidak berupa garis lurus, vertikal
maupun horizontal.
Kurva isoquant
- Isoqost (Garis Ongkos Sama).
Kurva ini menggambarkan
besarnya biaya yang
dikeluarkan oleh produsen
selama proses produksi dalam
kurun waktu tertentu.
.

Produksi Dalam Jangka Panjang


Jangka panjang suatu proses produksi tidak dapat diperkirakan akan berjalan 10
tahun, 25 tahun, atau bahkan sampai 50 tahun. Sehingga dalam kurun waktu ini
semua faktor produksi yang digunakan bersifat variabel atau tidak ada faktor produksi
tetap.

Garis Perluasan Produksi


Garis perluasan produksi merupakan isocline atau kurva yang menghubungkan titik-
titik yang besar tingkat batas penggantiannya secara teknis sama yang menunjukkan
output yang dihasilkan jika harga produksi tetap. Jadi garis ini menunjukkan
bagaimana faktor produksi (input) tersebut berubah jika besarnya biaya dari proses
produksi (output) tidak berubah dan harga produksinya tetap.
Keseimbangan Produsen
Kurva keseimbangan produsen (Produsen’s equilibrium curve) menunjukkan pencapaian kombinasi
penggunaan input pada kondisi biaya terkecil (least cost combination of inputs) untuk memproduksi output
dalam jumlah tertentu. Titik keseimbangan produsen merupakan titik singgung antara kurva isoquant dan
kurva isocost

Dari gambar di atas, titik keseimbangan produsen, A, yang merupakan titik singgung antara kurva isoquant
dan kurva isocost. Pada titik singgung A ini terjadi keseimbangan yang meminimumkan biaya total produksi,
dimana slope dari kurva isoquant (ΔK/ΔL) sama dengan slope dari kurva isocost –(w/r). Hal ini berarti pula
pada titik singgung B itu. Tingkat substitusi teknikal marginal (MRTS) sama dengan rasio dari harga-harga
input. Jadi titik keseimbangan produsen yang meminimumkan biaya total produksi tercapai apabila kondisi
berikut tercapai (Vincent Gaspersz, 2005:215): MPL/W = MPK/R
Laba
Maksimum
Laba merupakan kompensasi atas risiko yang ditanggung oleh perusahaan. Semakin besar resiko,
kemungkinan mendapatkan laba yang diperoleh juga semakin besar. Laba atau keuntungan adalah
nilai penerimaan total perusahaan dikurangi biaya total yang dikeluarkan perusahaan. Jika laba
dinotasikan 𝜋, pendapatan total sebagai TR dan biaya total adalah TC, maka
𝜋 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶.
Perusahaan dikatakan memperoleh laba apabila nilai 𝜋 positif (𝜋 > 0) dimana TR>TC. Laba
maksimum tercapai bila nilai 𝜋 mencapai maksimum. Terdapat tiga pendekatan penghitungan laba
maksimum yang akan dibahas, yakni pendekatan totalitas, pendekatan rata-rata, dan pendekatan
marjinal.

a. Pendekatan Totalitas (totality approach)


Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya total (TC). Pendapatan total
adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan harga output per unit (P). Total
biaya adalah sama dengan biaya tetap (FC) ditambah dengan biaya variabel (VC). Dengan demikian,
𝜋 = 𝑃.𝑄 − 𝐹𝐶 + 𝑉.
Persamaan tersebut juga dapat dipresentasikan ke dalam bentuk diagram berikut.
 Daridiagram dapat dilihat bahwa pada awalnya
perusahaan mengalami kerugian dimana kurva TR di bawah
kurva TC. Akan tetapi jika output ditambah, kerugian akan
semakin kecil yang terlihat dari mengecilnya jarak kurva TR
dengan kurva TC. Pada saat jumlah output mencapai Q*,
kurva TR berpotongan dengan kurva TC yang artinya
pendapatan total sama dengan biaya total. Titik
perpotongan ini disebut titik impas (break event point).
Setelah BEP, perusahaan terus mengalami laba yang
semakin membesar yang terlihat dari posisi kurva TR di
atas kurva TC. Titik impas tercapai apabila 𝜋 = 𝑛𝑜𝑙, maka
perhitungannya adalah sebagai berikut.
𝜋 = 𝑃.Q* - (FC+VQ*)
0 = 𝑃.Q* - (FC+VQ*)
= (P-V)Q* - FC
Q* =
 Contoh Kasus :
Hafsha adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kota Palembang. Dia berencana untuk menambah
penghasilan keluarga dengan menjual jajanan anak-anak berupa pempek buatan sendiri. Produknya
dipasarkan ke beberapa sekolah yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Jumlah perkiraan permintaan
potensial adalah 500 orang per hari. Untuk mewujudkan rencananya, ibu tersebut harus membeli alat-alat
produksi seharga Rp. 1.000.000. Biaya produksi satu buah pempek Rp.500. Sedangkan harga jual per pempek
Rp.1.000. Apakah rencana Ibu Hasfa tersebut layak untuk dilaksanakan?

Penyelesaian :
Biaya pembelian alat produksi adalah biaya tetap (FC), karena besarnya tidak tergantung jumlah produksi.
Biaya variabel per unit (v) adalah Rp.500 dan harga jual (P) Rp.1.000. Untuk mencapai titik impas, maka
jumlah pempek yang harus dijual (Q*) adalah :
Q* =

Q* =
= 2.000 pempek

Pempek yang harus terjual ibu Hafsha adalah sebanyak 2.000 pempek. Setelah 2.000 pempek terjual, maka
penjualan selanjutnya akan memberi keuntungan sebesar Rp.500 per pempek sehingga semakin banyak
pempek yang dijual semakin besar pula laba yang diperoleh.
Pendekatan Rata-Rata (average approach)

Dalam pendekatan ini, perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya
produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P). Laba total adalah laba per unit dikalikan
jumlah output yang terjual, yakni
𝜋 = 𝑃 − 𝐴 .𝑄
Perusahaan hanya mencapai impas apabila P sama dengan AC. Apabila harga jual per unit (P)
lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC) maka perusahaan mencapai laba.

Contoh Kasus :
PT.Subur Tani ingin menanam singkong di Banyuasin. Produk singkong akan dibeli langsung
di lahan dengan harga jual Rp.150 per kg oleh produsen tepung tapioka. Setiap hektar
diperkirakan akan menghasilkan singkong minimal 25 ton. Biaya produksi PT.Subur Tani
terdiri dari : biaya persiapan lahan Rp.500.000 per hektar; biaya penanaman dan
perawatan (pupuk, obat-obatan, tenaga kerja) Rp.1.000.000 per hektar; serta biaya panen
(pencabutan dan pemotongan) Rp.10 per kg. Apabila perusahaan mentargetkan
keuntungan sebesar 1 milyar rupiah pada musim tanam mendatang, berapa hektar
singkong yang harus ditanam?
 Penyelesaian :
Biaya rata-rata per kilogram

Biaya persiapan lahan =


Biaya penanaman dan perawatan =
Biaya panen = Rp. 10 per kg.
Jumlah biaya rata-rata per kg = Rp.70 per kg.
Karena harga jual singkong (P) adalah Rp. 150 per kg, maka

𝜋 = 𝑃 − 𝐴𝐶.𝑄
1.000.000.000 = (150-70).Q

Q = 1.000.000.000 : 80kg = 12.500.000 kg = 12.500 ton.

Jumlah singkong yang harus dihasilkan untuk mencapai laba 1 milyar rupiah adalah 12.500 ton.
Karena per hektar menghasilkan 25 ton, maka jumlah yang harus ditanam adalah 500 hektar.
Pendekatan Marjinal (marginal approach)

Dalam pendekatan marjinal, perhitungan laba dilakukan dengan


membandingkan biaya marjinal (MC) dan pendapatan marjinal (MR). Laba
maksimum akan tercapai pada saat MR=MC.
 
𝜋 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶,

jika masing-masing fungsi diturunkan maka

= MR – MC = 0
 
𝑀𝑅 = 𝑀𝐶, π maksimum atau kerugian maksimum apabila perusahaan
berproduksi pada output dimana MR=MC
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai