Anda di halaman 1dari 6

Nama : Yulan Aisah Manalu

NIM : 7213510059

Matkul : Teori Dan Prilaku Organisasi

Reaserch Struktur Dan Desain Organisasi Perusahaan Di BUMN

PT PLN

PT. PLN (Persero) sebagai perusahaan BUMN di Indonesia yang bertugas


menyuplai serta mengatur pasokan listrik. Perusahaan ini pun meruapakan satu-
satunya perusahaan milik pemerintah yang melayani jasa kelistrikan, oleh sebab
itu mempunyai hak monopoli terhadap penjualan listrik di Indonesia yang
mengacu berdasarkan Undang-undang 30 Tahun 2009 Tentang ketenagalistrikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133) yang selanjutnya
disebut dengan Undang-undang ketenagalistrikan. Dengan adanya hak monopoli
tersebut, maka PT. PLN (Persero) memiliki jumlah konsumen yang sangat banyak
yang terdiri atas perumahan, gedung, perkantoran, serta industri-industri.

Setiap tahunnya kebutuhan akan listrik di Indonesia terus meningkat,


sebagai akibat dari peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat diiringi juga
oleh perkembangan industri di Indonesia. Sementara PT. PLN (Persero) memiliki
keterbatasan dalam memenuhi peningkatan akan kebutuhan listrik tersebut.
Namun tentunya PT. PLN (Persero) terus-menerus tetap melakukan upaya untuk
memenuhi kebutuhan listrik secara bertahap keseluruh pelosok negeri. Beberapa
usaha telah dilakukan seperti memanfaatkan berbagai energi alternatif untuk dapat
menghasilkan pasokan listrik yang cukup.

Sekarang ini setiap perusahaan dituntut agar selalu meningkatkan


produktivitas pelayanannya, untuk itu PT.PLN (Persero) terus berupaya meningkatkan
produktivitas pelayanannya dalam penyediaan listrik.
STRUKTUR PT PLN

1. Kantor Pusat PLN


Organisasi PLN tingkat pusat dimana merupakan pusat dari penyelenggara bisnis
PLN diseluruh Indonesia. Pimpinan kantor pusat PLN adalah pimpinan tertinggi
dalam perusahaan ini yaitu Direktur Utama.
2. Unit Induk dan/atau Pusat-Pusat
Perpanjangan tangan dari kantor pusat untuk pelayanan kelistrikan di PLN, serta
merupakan lembaga di PLN sebagai penunjang bisnis kelistrikan PLN di wilayah.
Unit induk dan/atau Pusat-pusat dipimpin oleh seorang General Manager Unit Induk
atau General Manager Pusat
3. Unit Pelaksana
Pembagian wilayah pelayanan PLN kedalam ruang lingkup yang lebih kecil agar
pelayanan PLN bisa lebih terfokus dan langsung menyentuh pada masyarakat. Unit
Pelaksana dipimpin oleh seorang Manager Unit Pelaksana.
4. Unit Layanan
Tidak semua unit pelaksana di PLN mempunyai unit layanan. unit dibawah unit
pelaksana dengan ruang lingkup pembagian dari wilayah unit pelaksana, misalnya
dalam satu unit pelaksana terdapat beberapa unit layanan. Tetapi tidak semua unit
pelaksana di PLN mempunyai unit layanan, tergantung pada jumlah pelanggan dan
area pelayanan unit pelaksana PLN, contoh unit layanan pelanggan (ULP) adalah unit
layanan di bawah UP3, atau unit layanan transmisi dan gardu induk (ULTG) unit
layanan di bawah UPT. Unit Layanan dipimpin oleh seorang Manager Unit Layanan.
PT.PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan berkedudukan atau mempunyai
wilayah kerja di Unit PT.PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) existing. Dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Manajer Area Pelayanan dan Jaringan (MAPJ)
dibantu oleh Asisten Manajer dan Tenaga Fungsional serta bertanggung jawab kepada
General Manager PT.PLN (Persero) Distribusi. Manajer Area Pelayanan dan Jaringan
(MAPJ) diangkat dan diberhentikan oleh Direksi PT.PLN (Persero) dan Asisten Manajer
diangkat dan diberhentikan oleh General Manager PT.PLN (Persero) Distribusi, adapun tugas
pokok dan fungsinya adalah sebagai berikut :

Uraian tugas :
a. Manajer Area Pelayanan dan Jaringan
Tugas Pokok:
Bertanggung Jawab atas pelaksanaan pengelolaan usaha ketenagalistrikan secara
efisien dan efektif yang meliputi:
a) Pemasaran dan niaga
b) Perencanaan, pendistribusian energi listrik
c) Keuangan, SDM & Administrasi
d) Membina hubungan kerja kemitraan & komuniskasi yang efektif guna menjaga
citra perusahaan serta mewujudkan Good Coorporate Governance
e) Serta melakukan pembinaan terhadap unit asuhannya.
b. Asisten Manajer Pemasaran dan Niaga
Tugas pokok:
- Bertanggung jawab atas pelaksanaan strategi pemasaran
- Peningkatan pelayanan pelanggan, tata usaha langganan serta pembinaan terhadap
UPJ sesuai fungsi pekerjaannya.
c. Asisten Manajer Perencanaan
Tugas Pokoknya adalah Bertanggung jawab atas :
- Pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik
(RUPTL)
- Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
- Perencanaan pengembangan jaringan distribusi dan Gardu Induk (GI)
- Penyusunan rencana pengembangan sistem aplikasi teknologi Informasi dan
pengendalian aplikasi-aplikasi teknologi informasi, data base serta penyiapan SOP
pengelolaan aplikasi sistem informasi.
d. Asisten Manajer Distribusi
Tugas Pokok nya adalah Bertanggung jawab atas :
- Pelaksanaan pembuatan rencana kerja konstruksi, membuat SOP,
- Merencanakan operasi dan pemeliharaan distribusi,
- Telekomunikasi,
- Penerangan,
- Pengendalian sistem meter (AMR),
- Pengelolaan data asset jaringan distribusi (TM, TR, Trafo Distribusi, SR & APP
termasuk PDPJ) serta
- Evaluasi pengelolaan distribusi yang dikelola oleh unit-unit.

e. Asisten Manajer Keuangan


Tugas Pokok:
Bertanggung jawab atas perencanaan, pengelolaan dan pengendalian penyelenggaraan
kegiatan bidang anggaran, keuangan, pengawasan pendapatan dan akuntansi sehingga
memenuhi target pengendalian keuangan unit.
f. Asisten Manajer SDM dan Administrasi
Tugas Pokok Asman SDM dan Administrasi adalah mengawasi :
- Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SDM,
-Tata usaha sekretariat, rumah tangga, keamanan, keselamatan dan kesehatan
lingkungan kerja dan kegiatan umum lainnya,
- Pengendalian tenaga kerja tata laksana perbekalan,
- Pelaksanaan bidang kehumasan serta penanganan masalah hukum.

Perubahan Struktur Organisasi PT. PLN ( Persero )

Restrukturisasi yang dilaksanakan di PT. PLN ( Persero ) sejak tahun 1998, meliputi aspek-
aspek yang sangat luas, termasuk di dalamnya adalah perubahan struktur organisasi.
Beberapa perubahan besar dalam struktur organisasi PT. PLN ( Persero ) yang telah
dilaksanakan, diantaranya adalah :
 Penggabungan 8 (delapan) Proyek Induk dengan pola organisasi yang sama untuk
seluruh Indonesia, yaitu Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan (PIKITRING).
 Perubahan struktur organisasi unit operasional ( Kantor Cabang berubah menjadi Unit
Pelayanan Pelanggan, Unit Pelayanan Jaringan ), diantaranya di PLN Distribusi Bali,
Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
 Pemisahan pengelolaan Wilayah Usaha Kelistrikan di propinsi-propinsi tertentu dari
unit bisnisnya sebagai persiapan pembentukan Unit Bisnis baru, yaitu : - Wilayah
Riau dari Unit Bisnis Sumbar Riau. - Wilayah Bangka Belitung dan Lampung dari
Unit Bisnis Sumatera Selatan. - Wilayah Kaltim dari Unit Bisnis Kalimantan Selatan,
Tengah dan Timur. - Wilayah Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat dari
Unit Bisnis Bali, NTB dan NTT.
Perubahan struktur organisasi yang terjadi di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan
DIY, ternyata mengalami kendala cukup besar di Unit. Pelaksanaan pekerjaan menjadi
kurang terkoordinir, karena terjadi pemisahan fungsi pelayanan pelanggan dan fungsi teknis
jaringan. Umpan balik, akan sangat berguna bagi tercapainya tujuan perubahan organisasi.
Perlunya peningkatan peran serta dan keterlibatan karyawan dalam proses perubahan
organisasi. Simpulan yang didapatkan dari hasil penelitian ini, menggambarkan bahwa para
karyawan tidak sepenuhnya sependapat mengenai perubahan struktur organisasi yang
dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.

Profil Perusahaan PT PLN

Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan di Indonesia mulai
ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan
pebrik teh mendirikan pembangkit tenaga lisrik untuk keperluan sendiri

Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda


tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal
Perang Dunia II

Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat
Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh
listrik melalui delagasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pemimpin
KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-
perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden
Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan
Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.

Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Bada
Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas
yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan
negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara
dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.

Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18, status Perusahaan Listrik
Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang
Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum.

Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta
untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih
dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK
dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.

Anda mungkin juga menyukai