NIM : 7213510059
PT PLN
Uraian tugas :
a. Manajer Area Pelayanan dan Jaringan
Tugas Pokok:
Bertanggung Jawab atas pelaksanaan pengelolaan usaha ketenagalistrikan secara
efisien dan efektif yang meliputi:
a) Pemasaran dan niaga
b) Perencanaan, pendistribusian energi listrik
c) Keuangan, SDM & Administrasi
d) Membina hubungan kerja kemitraan & komuniskasi yang efektif guna menjaga
citra perusahaan serta mewujudkan Good Coorporate Governance
e) Serta melakukan pembinaan terhadap unit asuhannya.
b. Asisten Manajer Pemasaran dan Niaga
Tugas pokok:
- Bertanggung jawab atas pelaksanaan strategi pemasaran
- Peningkatan pelayanan pelanggan, tata usaha langganan serta pembinaan terhadap
UPJ sesuai fungsi pekerjaannya.
c. Asisten Manajer Perencanaan
Tugas Pokoknya adalah Bertanggung jawab atas :
- Pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik
(RUPTL)
- Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
- Perencanaan pengembangan jaringan distribusi dan Gardu Induk (GI)
- Penyusunan rencana pengembangan sistem aplikasi teknologi Informasi dan
pengendalian aplikasi-aplikasi teknologi informasi, data base serta penyiapan SOP
pengelolaan aplikasi sistem informasi.
d. Asisten Manajer Distribusi
Tugas Pokok nya adalah Bertanggung jawab atas :
- Pelaksanaan pembuatan rencana kerja konstruksi, membuat SOP,
- Merencanakan operasi dan pemeliharaan distribusi,
- Telekomunikasi,
- Penerangan,
- Pengendalian sistem meter (AMR),
- Pengelolaan data asset jaringan distribusi (TM, TR, Trafo Distribusi, SR & APP
termasuk PDPJ) serta
- Evaluasi pengelolaan distribusi yang dikelola oleh unit-unit.
Restrukturisasi yang dilaksanakan di PT. PLN ( Persero ) sejak tahun 1998, meliputi aspek-
aspek yang sangat luas, termasuk di dalamnya adalah perubahan struktur organisasi.
Beberapa perubahan besar dalam struktur organisasi PT. PLN ( Persero ) yang telah
dilaksanakan, diantaranya adalah :
Penggabungan 8 (delapan) Proyek Induk dengan pola organisasi yang sama untuk
seluruh Indonesia, yaitu Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan (PIKITRING).
Perubahan struktur organisasi unit operasional ( Kantor Cabang berubah menjadi Unit
Pelayanan Pelanggan, Unit Pelayanan Jaringan ), diantaranya di PLN Distribusi Bali,
Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Pemisahan pengelolaan Wilayah Usaha Kelistrikan di propinsi-propinsi tertentu dari
unit bisnisnya sebagai persiapan pembentukan Unit Bisnis baru, yaitu : - Wilayah
Riau dari Unit Bisnis Sumbar Riau. - Wilayah Bangka Belitung dan Lampung dari
Unit Bisnis Sumatera Selatan. - Wilayah Kaltim dari Unit Bisnis Kalimantan Selatan,
Tengah dan Timur. - Wilayah Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat dari
Unit Bisnis Bali, NTB dan NTT.
Perubahan struktur organisasi yang terjadi di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan
DIY, ternyata mengalami kendala cukup besar di Unit. Pelaksanaan pekerjaan menjadi
kurang terkoordinir, karena terjadi pemisahan fungsi pelayanan pelanggan dan fungsi teknis
jaringan. Umpan balik, akan sangat berguna bagi tercapainya tujuan perubahan organisasi.
Perlunya peningkatan peran serta dan keterlibatan karyawan dalam proses perubahan
organisasi. Simpulan yang didapatkan dari hasil penelitian ini, menggambarkan bahwa para
karyawan tidak sepenuhnya sependapat mengenai perubahan struktur organisasi yang
dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan di Indonesia mulai
ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan
pebrik teh mendirikan pembangkit tenaga lisrik untuk keperluan sendiri
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat
Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh
listrik melalui delagasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pemimpin
KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-
perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden
Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan
Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Bada
Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas
yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan
negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara
dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18, status Perusahaan Listrik
Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang
Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta
untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih
dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK
dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.