pemegang saham
2. menjadikan tenaga listrik sebagai media utuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat
3. mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi
4. menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan
motto listrik untuk kehidupan yang lebih baik
P3B
Pembentukan organisasi ini merupakan Keputusan Direksi PLN nomor
093.K/023/DIR/1995.
Tujuannya
adalah
lebih
memfokuskan
usaha
Pengalihan asset
Tim pertama
Hal yang juga baru pada organisasi UBS P3B adalah pembentukan
Unit Pelayanan Transmisi (UPT) dan Unit Jasa Teknik (UJT), yang merupakan
bagian dari organisasi Region. Pembentukan UPT dimaksudkan sebagai
upaya untuk mengefisienkan pelaksanaan proses bisnis operasi dan
pemeliharaan sistem penyaluran sejalan dengan rencana pengalihan
kepemilikan aset trafo HV/MV dari UBS P3B kepada Distribusi.
Dan,
utilisasi
sumberdaya
yang
ada,
dan
memungkinkan
Uraian fungsi dan tugas pokok PT. PLN P3B Jawa Bali adalah sebagai berikut:
General Manager
Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi
Memastikan
pelaksanaan
kebijakan
pokok
pengembangan
Bidang Perencanaan
Bertanggung jawab menjamin tersedianya rencana pengembangan
sistem tenaga listrik Jawa Bali termasuk rencana sistem transmisi dan indikasi
kebutuhan
operasi
sistem,
rencana
pengembangan
sistem
SCADA
dan
mengembangkan
merencanakan,
fasilitas
teknologi
mengelola,
informasi
dan
memelihara
sistem
dan
informasi
jawab
menjamin
terlaksananya
pengelolaan
dan
andal,
aman,
bermutu
dan
ekonomis,
dengan
berbasis
Mengelola
proses
bidding
dan
melaksanakan
koordinasi
operasi
ketenagalistrikan,
dan
pemeliharaan,
pengendalian
aset
lingkungan
transmisi
dan
dan
keselamatan
logistik
dengan
Menyusun
RKA
terkait
operai
dan
pemeliharaan
instalasi
Bidang Keuangan
Bertanggung
jawab
menyusun
proyeksi
keuangan,
program
pengelolaan anggaran sesuai RKA PLN P3B Jawa Bali dan Unit-Unitnya;
menjamin terselenggaranya pengelolaan pendanaan dan pengelolaan arus
kas secara akurat, pengelolaan pajak dan asuransi, pembinaan dan
pengembangan sistem manajemen keuangan dan akuntansi sesuai dengan
prinsip-prinsip manajemen keuangan dan akuntansi yang baik untuk
memastikan akurasi dan ketepatan waktu penyajian akuntansi dan pelaporan
keuangan; menyusun, memantau dan mengevaluasi kinerja keuangan PLN
P3B Jawa Bali serta unit-unitnya. Rincian tugas pokok sebagai berikut:
1) Menyusun RKA PLN P3B Jawa Bali
2) Menetapkan strategi dalam pengoptimalan sumber dan penggunaan
dana PLN P3B
3) Mengelola pendapatan dan pembayaran sesuai ketentuan yang
berlaku
berbasis
sistem
informasi
kepegawaian
yang
terpadu,
kebutuhan
dan
penyempurnaan
tata
laksanannya
termasuk
Bidang Umum
Bertanggung jawab menyusun perencanaan dan melaksanakan
Audit Internal
Bertanggung
jawab
menjamin
terlaksananya
penyelenggaraan
penyaluran
tenaga
jawab
listrik
atas
di
pelaksanaan
wilayah
pemeliharaan
kerjanya
yang
meliputi
instalasi
fungsi
penyaluran
di
jawab
wilayah
atas
kerja
pelaksanaan
area
pelayanan
pengoperasian
sistem
transmisi
fungsi
yaitu
dengan
sumberdaya
dan
maksud
investasi
untuk
yang
mengoptimalkan
penggunaan
telah
agar
dilakukan
dapat
SLAYA
MKRNG
PRIOK
U
SLIRA
GU
GU
CLGON
JTAKE
TGRNG
ASAHI
KKSTL
SRANG
KMBNG
ACC
CWANG
BKASI
GU
U
MTWAR
KSBRU
JTBRG
P
SALAK
JAVA
JT LHR
HA
BGBRU
HRGLS
CBATU
GNDUL
CIBNG
SGLNG
CRATA
SRAGI
CBBAT
PDLRG
GU
BDSLN
A
CNJU R
ACC
CGRLG
CRBON
KBSEN
PKLON
BMAYU
MRIC A
GARUT
P
MJNNG
RWALO
CAMIS
ACC
UNGAR
KRPYK
WLERI
UNGAR
KNTUG
GBONG
PEDAN
GU GLT MR
BKLAN
SMNEP
SPANG PMKSN
BJGRO
SGMDU
KRIAN
SRGEN
PERAK
ACC
WARU
NGAWI
JAJAR
BOJLI
LNGAN
CEPU
A
JELOK
A
PWRJO
LMNIS
GRSIK
BABAT
KDMBO
SGRAH
MADURA
PATI
BLORA
GARNG
A
WSOBO
TSMYA BNJ AR
KUDUS
RBANG
PMLNG
KMJNG
DRJAT
JPARA
TBROK
UBRNG
BNGIL
MKRTO
PALUR
GRATI
SURYA
PITON
U
STBDO
MNRJO
BNTUL
KLTEN
KBAGN
M GUNG
KDBRU
PBLGO
LWANG
A
WLNGI
BDWSO
A
KKT ES
BALI
BWNGI
PMRON
GLNUK
LMJNG
BTRTI
GNYAR
KAPAL
JMBER
NGARA
SANUR
PSGRH
G
NSDUA
AMLRA
tujuannya
serta
mempunyai
fasilitas
untuk
operasi
dan
Transformator Daya
Transformator Tegangan
3.
sekunder.
Transformator Arus
Transformator Bantu
Busbar/ rel
Aresster
Pemutus Tenaga
Pemutus
tenaga
(PMT)
adalah
peralatan
atau
saklar
untuk
Sakelar Pentanahan
Kompensator
adalah
kondensator
sinkron
dan
kondensator
asinkron,
Rele
yaitu
alat
yang
bekerja
secara
otomatis
untuk
Baterai
tenaga kontrol dan proteksi pada gardu induk.Peranan dari batery sangat
penting karena pada saat gangguan terjadi, batery sebagai sumber
tenaga untuk menggerakkan alat-alat kontrol dan proteksi. Bentuk fisik
baterai yang digunakan pada gardu induk :
Menurut bahan elektrolit yang digunakan maka baterai dapat dibedakan
atas
dua, yaitu:
a. Baterai timah hitam (lead acid storage batery) : bahan elektrolitnya adalah
larutan asam belerang. Baterai timah hitam ada dua macam yaitu:
1. Lead-antimony
2. Lead-calcium
b. Baterai alkali (alkali stroge batery) : bahan elektrolitnya adalah larutan
alkali (patassium hydroxide). Batery alkali ada dua macam yaitu:
1. Nickel-iron-alkaline storage batery (NI-Fe batery).
2. Nickel-cadmium battery (Ni-Cd battery).
KWh METER
Pada single line diagram, kWh meter diletakkan pada busbar incoming
20 kV dan pada busbar transmisi. Sedangkan di lapangan, kWh berada
di control room seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :
Keterangan Gambar :
1. Alat Ukur
Ampere Meter
Untuk mengukur besaran arus dengan satuan ampere.
KV Meter
untuk mengukur besaran tegangan dengan satuan kilo volt.
MW Meter
untuk mengukur besaran daya aktif dengan satuan mega watt.
MVAR Meter
untuk mengukur besaran daya reaktif dengan satuan mega var.
KWh Meter Terima
untuk mengukur besarnya KWh yang diterima.
KWh Meter Kirim
untuk mengukur besarnya KWH yang dikirim.
2. Announciator atau Papan Indikasi
Papan Indikasi
untuk mengetahui indikasi peralatan apa yang kerja atau mengalami
kelainan.
Reset lock-out ry 79
untuk mereset relay recloser yg kerja.
Reset indikasi ry 79
untuk mereset indikasi relay recloser.
Lamp Test
untuk menguji lampu indikasi.
Stop Alarm
untuk mematikan / mereset alarm.
Stop Flicker
untuk menghentikan sinyal flicker.
Reset
untuk menghilangkan / mereset indikasi.
Stop Buzzer
untuk mematikan / mereset alarm apabila MCB DC trip.
Lampu indikasi MCB DC trip
untuk indikasi apabila MCB DC trip.
3. Tombol Selector Switch
Switch Voltmeter
untuk mengetahui tegangan pada tiap phase (R, S, T).
Switch 43 RL (Lokal-Remote)
Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMS Bus dilakukan /
dikerjakan oleh petugas JARGI dikontrol panel GI.
Remote berarti pembukaan dan penutupan PMS Bus dilakukan /
dikerjakan oleh petugas Dispatcher Region melalui SCADA.
Switch 43 RL (Lokal-Remote)
Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMS Bus dilakukan /
dikerjakan oleh petugas JARGI dikontrol panel GI.
SCADA
PENGERTIAN SCADA
SCADA merupakan singkatan dari Supervisory Control and
Data Acquisition. SCADA merupakan sebuah sistem yang
mengumpulkan informasi atau data-data dari lapangan dan
kemudian mengirimkan-nya ke sebuah komputer pusat yang akan
mengatur dan mengontrol data-data tersebut.
SCADA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
Fasilitas
SCADA
diperlukan
untuk
melaksanakan
SCADA
maka
Dispatcher
dapat
disamping
itu
SCADA
dapat
dengan
cepat
pelanggan
untuk
otomatsasi.
Sarana telekomunikasi yang diperlukan untuk memungkinkan
dua atau lebih terminal dapat saling berkomunikasi.
a) Control Centre
Control centre merupakan bagian dari
system
RTU
untuk
dari
perencanaan
system
SCADA
dapat
terutama
bila
dipertimbangkan
pelaksanaan
dilengkapi
memungkinkan
dengan
perangkat
dilaksanakannya
elektronik
komunikasi
untuk
elektronis
pelanggan
tersebut
akan
kelistrikan
dengan
menggunakan
system
system.
Factor-faktor
diperoleh
bila
system
dilengkapi
dengan
harinya.
LFC (Load Frequency Control)
Peralatan yang seacraotomatis merespon sinyalk dari control center secarareal
time untuk mengatur daya aktif keluaran dari generator yang berada dalam
suatu area tertentu sebagai tanggapan terhadap perubahan frekuensi sistem,
pembebanan tieline, atau keduanya, dengan maksud untuk menjada frekuensi
sistem yang diinginkan, dan atau mewujudkan pertukaran daya aktif dengan
area lain dalam batas yang dikendaki.
Sistem proteksi adalah suatu sistem pengaman pada peralatan listrik yang
terdapat pad gardu induk yang diakibatkan oleh gangguan alam, gangguan teknis,
kesalahan operasi, dan penyebab lainya.
PEMUTUS TENAGA
Pemutus
tenaga
(PMT)
adalah
suatu
alat
otomatis
yang
RELAY PROTEKSI
Relay adalah suatu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengatur /
memasukan suatu rangkaian listrik (rangkaian trip atau alarm) akibat adanya perubahan
lain. Secara garis besar bagian dari relay proteksi terdiri dari tiga bagian utama
Masing-masing elemen/bagian mempunyai fungsi sebagai berikut :
-
Elemen pengindera.
Elemen ini berfungsi untuk merasakan besaran-besaran listrik, seperti arus, tegangan,
frekuensi, dan sebagainya tergantung relay yang dipergunakan.
Pada bagian ini besaran yang masuk akan dirasakan keadaannya, apakah keadaan
yang diproteksi itu mendapatkan gangguan atau dalam keadaan normal, untuk
selanjutnya besaran tersebut dikirimkan ke elemen pembanding.
-
Elemen pembanding.
Elemen ini berfungsi menerima besaran setelah terlebih dahulu besaran itu diterima
oleh elemen oleh elemen pengindera untuk membandingkan besaran listrik pada saat
keadaan normal dengan besaran arus kerja relay.
Elemen pengukur/penentu.
Elemen ini berfungsi untuk mengadakan perubahan secara cepet pada besaran ukurnya
dan akan segera memberikan isyarat untuk membuka PMT atau memberikan sinyal.
Maksud dan tujuan pemasangan relay proteksi adalah untuk
mengidentifikasi gangguan dan memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari
bagian lain yang masih sehat serta sekaligus mengamankan bagian yang masih sehat
dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar, dengan cara :
Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal
lainnya
yang
dapat
Adapun tujuan pentanahan titik netral transformator daya adalah sebagai berikut :
1. Menghilangkan gejala-gejala busur api pada suatu sistem.
2. Membatasi tegangan-tegangan pada fasa yang tidak terganggu (pada fasa yang
sehat).
3. Meningkatkan keandalan (realibility) pelayanan dalam penyaluran tenaga listrik.
4. Mengurangi/membatasi tegangan lebih transient yang disebabkan oleh penyalaan
bunga api yang berulang-ulang (restrike ground fault).
5. Memudahkan dalam menentukan sistem proteksi serta memudahkan dalam
menentukan lokasi gangguan.
Metoda-metoda pentanahan titik netral transformator daya adalah sebagai berikut :
1. Pentanahan mengambang (floating grounding)
2. Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding)
3. Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding)
4. Pentanahan langsung (effective grounding)
5. Pentanahan melalui reaktor yang impedansinya dapat berubah-ubah (resonant
grounding) atau pentanahan dengan kumparan Petersen (Petersen Coil).
ARRESTER
Surge Arrester merupakan peralatan yang didesain untuk melindungi
peralatan lain dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir) dan
pengaruh follow current. Sebuah arrester harus mampu bertindak sebagai
insulator, mengalirkan beberapa miliampere arus bocor ke tanah pada tegangan
sistem dan berubah menjadi konduktor yang sangat baik, mengalirkan ribuan
ampere arus surja ke tanah, memiliki tegangan yang lebih rendah daripada
tegangan
withstand
dari
peralatan
ketika
terjadi
tegangan
lebih,
dan
menghilangan arus susulan mengalir dari sistem melalui arrester (power follow
current) setelah surja petir atau surja hubung berhasil didisipasikan.
Lightning Arrester/ Arrester/ Surge Arrester memiliki peran penting di
dalam koordinasi isolasi peralatan di gardu induk.Fungsi utama dari Lightning
Arrester adalah melakukan pembatasan nilai tegangan pada peralatan gardu
induk yang dilindunginya. Panjang lead yang menghubungkan arrester pun perlu
diperhitungkan, karena inductive voltage pada lead ini ketika terjadi surge akan
mempengaruhi nilai tegangan total paralel terhadap peralatan yang dilindungi.
PROTEKSI PETIR
Tujuan dari proteksi petir pada serandang adalah untuk mengamankan
peralatan dan instalasi dari sambaran langsung surja petir.Ada beberapa model
pengaman petir antara lain Kawat pentanahan/ Earth Wire/ GSW (Galvanized
Steel Wire) yang direntangkan pada serandang, pemasangan Franklin Rod atau
Early Streamer pada bagian atas serandang.
Kawat Pentanahan atau Earth Wire/ GSW adalah peralatan untuk
melindungi peralatan utama dari sambaran surja petir.Kawat tanah terbuat dari
baja yang sudah digalvanis, maupun sudah dilapisi dengan aluminium.Jumlah
Kawat Pentanahan/ EW/ GSW pada serandang diletakkan pada posisi tertinggi
pada serandang tersebut sehinggga mempunyai sudut perlindungan yang aman
(minimum 30 drajat) terhadap peralatan di bawahnya. Pemasangannya dengan
cara menggunakan klem penegang yang dipress atau klem penegang dengan
mur baut.
I. Pengertian Dan Tujuan Pemeliharaan
Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian
tindakanatau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan
bahwaperalatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat
dicegahterjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan.Tujuan pemeliharaan
peralatan listrik tegangan tinggi adalah untuk menjaminkontinuitas penyaluran
tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain :
Untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency.
J. Jenis-jenis Pemeliharaan
Jenisjenis pemeliharaan peralatan adalah sebagai berikut :
Predictive Maintenance
(Conditional
Maintenance)
adalah
pemeliharaan
dengan cara memprediksi
yang
apakah
dilakukan
dan
kapan
ini
analisa.Pemeliharaan
diperlukan
ini
disebut
peralatan
juga
dan
personil
pemeliharaan
khusus
berdasarkan
untuk
kondisi
(ConditionBase Maintenance )
Preventive Maintenance
(Time Base Maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan untuk
mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan
unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya. Kegiatan ini dilaksanakan
secara berkala dengan berpedoman kepada : Instruction Manual dari pabrik, standarstandar yang ada ( IEC, CIGRE, dll ) dan pengalaman operasi dilapangan.
Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu ( Time Base
Maintenance ).
Corective Maintenance
adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terencana ketika peralatan listrik
mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan
tujuan
untuk
mengembalikan
pada
kondisi
semula
disertai
perbaikan
dan
yaitu
dapat
mengurangi
pemadaman
listrik
yang
terencana
dalam
melaksanakan pemeliharaan jaringan dan salah satu teknik yang mendukung solusi
tersebut adalah teknik PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan).
Tahun 1984, PLN mengirimkan salah satu pegawai terbaiknya untuk mengikuti pelatihan
PDKB di Perancis dan setelah kembali ke Indonesia dengan berbekal ilmu tersebut di
bentuk tim dari lingkungan beliau bekerja di PLN Udiklat Semarang dan melatihnya
dengan peralatan yang sudah ada.
Tahun 1993 atau tepatnya tanggal 10 Nopember 1993 di PLN Udiklat Semarang
terbentuklah satu tim pertama yang siap dan menjadi cikal bakal terbentuknya PDKBPDKB yang lain di seluruh Indonesia.
Selanjutnya pada tahun 1994 terbitlah SK Direksi Nomer : 057.K/7003/DIR/1994 tanggal
13 Desember 1994 yang merupakan dasar hukum terbentuknya Tim PDKB di PLN.
Sedangkan tugas utama PDKB TT/TET di Gardu Induk adalah sebagai berikut:
-
Ketentuan Kerja PDKB TT/TET Petugas PDKB dalam melaksanakan tugas harus
dilandasi dengan SOP operasi sistem, antara lain reclose blok harus dilakukan,
prosedur K3, instruksi kerja (IK) setiap jenis pekerjaan harus dimiliki, hanya
diperkenankan mengerjakan off line 20 persen dari seluruh kegiatan dan dalam
melaksanakan pekerjaan off line reclose blok tetap harus dilakukan.
Sumber daya manusia merupakan yang tidak dapat dipisahkan bagi keberhasilan
perusahaan. Visi dan Misi Perusahaan akan tercapai jika memiliki SDM yang mumpuni
yang
mampu
bekerja
dengan
profesionalisme
tinggi.
Perlu
pembinaan
dan
2003/2004), PELAKSANA PDKB (36 Orang tahun 2003/2004) dan Program DIPLOMA 1
(D1) PELAKSANA PDKB (51 Orang tahun 2007/2008). Sisa ditempatkan di PLN P3B
Sumatera
Kabel Bawah Laut
Kabel listrik bawah laut adalah kabel transmisi utama untuk membawa tenaga listrik
bawah permukaan air. Hal ini disebut kapal selam karena mereka biasanya membawa
daya listrik di bawah air garam (lengan laut , laut , selat , dll) namun juga memungkinkan
untuk menggunakan kabel listrik bawah laut di bawah air tawar (besar danau dan sungai
).
PLN P3B JB mempunyai dua system kabel : Saluran Kabel Laut 150 kV Jawa- Bali dan
Saluran Kabel Bawah Laut 150 kV Jawa Madura.
SMK3
Sistem Manajemen K3 (SMK3) adalah bagian dari system manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan efektif. (Permen
05/MEN/1996).
Pada dasarnya SMK3 merupakan implementasi ilmu dan fungsi manajemen dalam
melakukan perencanaan, implementasi, maupun evaluasi program K3 di tempat kerja
dalam suatu sistem.
Tujuan dan sasaran SMK3: menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja
di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi dlam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan
dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan efektif.
(grt)
PT. P3B
DISTRIB
USI
induk setelah trafo step up dari pembangkit atau PT. PJB hingga busbar menuju
penyulang (wilayah kerja unit Distribusi). Sehingga P3B mengatur beban dari
pembangkit menuju konsumen.Bisa dilihat dari single line diatas yang terbagi maenjadi
4 dari daerah yaitu pembangkit, transmisi, gardu induk, dan distribusi.Daerah
pembangkitan merupakan wewenang atau tanggungjawab PT.PJB sepenuhnya.Daerah
transmisi dan gardu induk merupakan wewenang atau tanggung jawab PT.P3B
sepenuhnya.Daerah distribusi merupakan wewenang atau tanggung jawab distribusi
sepenuhnya.Jka terjadi masalah atau kerusakan atau kejadian apapun pada
pembangkitan merupakan tanggungjawab dari PT.PJB.Begitu juga pada transmisi yang
jadi tanggungjawab P3B, maupun distribusi oleh distribusi sendiri.
Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban atau biasa disingkat dengan P3B merupakan
salah satu unit usaha dari PLN yang bertugas untuk menyalurkan energi listrik dari
pembangkitan ke distribusi, seperti yang sudah disebutkan di atas.
Batasan kerja unit usaha Pembangkit Jawa Bali, batasan kerja PJB hingga trafo step
up, sehingga tanggung jawab PJB memproduksi energy listrik yang di butuhkan
konsumen dan diatur oleh penyaluran dan pusat pengaturan beban.
Proses akad jual beli daya P3B
-
Pada setiap bulan diadakan rapat yang membahas tentang koordinasi antara P3B dan
PJB, koordinasi tersebut berhubungan tentang perjanjian kontrak.Karena
P3B
merupakan pengaturan beban yang mengirim energy dari PT.PJB, maka dari itu terjadi
akad jual beli antara P3B sebagai konsumen dan PJB sebagai penjual. Jual beli
tersebut berupa kontrak daya yang disepakati oleh kedua belah pihak.Pihak P3B
mengajukan permintaan daya dalam satuan Mega Watt (MW) kepada pihak PJB (pada
tiap pembangkit tenaga listrik). Jika salah satu pembangkit tidak mampu memberikan
tenaga listrik sebanyak yang diminta P3B, maka P3B meminta kekurangan energi
tersebut pada pembangkitan listrik yang lain sampai nilai daya yang dibutuhkan dan
daya cadangan terpenuhi semua. Setiap bulan P3B melakukan melakukan analisa agar
bulan selanjutnya dapat terpenuhi daya yang di salurkan pada konsumen melalui
distribusi.Semua pembangkit tidak harus mengggunakan semua kapasitas daya dari
generator, karena sistem kelistrikan di Indonesia menggunakan sistem interkoneksi
yang diatur oleh P3B. Rata rata pembangkit seperti PLTGU, PLTU, PLTG adalah
pembangkit yang non stop menyalurkan energy listrik, tetapi daya yang dikeluarkan
hanya 80% dari kapasitas generator kecuali ada dari pembangkit tersebut melakukan
pemeliharaan atau shut down. Akan di back up oleh PLTA karena PLTA startingnya lebih
cepat daripada PLTGU, PLTU, PLTG karena startingnya butuh waktu yang lama sampai
kurang lebih 12 jam. Jadi apabila untuk cadangan menggunakan pasokan energy listrik
dari selain PLTA, beban akan semakin meningkat dan frekuensi akan turun yang
menyebabkan pembangkit akan lepas dari sistem. Sedangkan P3B akan berkoordinasi
dengan unit Distribusi untuk penyaluran energy. Apabila di suatu sistem tidak dapat
menyuplai energy, maka P3B berkoordinasi dengan unit ditribusi agar melakukan
pemadaman bergilir pada setiap penyulangnya. Pada P3B terdapat panel yang
menunjukkan kwh meter kirim dan terima di setiap gardu induk. Kwh meter tersebut
digunakan yang salah satunya untuk memperkirakan beban untuk selanjutnya.
PJB
PT Pembangkitan Jawa-Bali (disingkat PT PJB) adalah sebuah anak perusahaan
PLN BUMN produsen listrik yang menyuplai kebutuhan listrik di Jawa Timur dan Bali.
Saat ini PT PJB mengelola 6 Pembangkit Tenaga Listrik di Pulau Jawa, dengan
kapasitas total 6.511 Mega Watt. PT PJB juga mengelola sejumlah unit bisnis, termasuk
unit pengelolaan, teknologi informasi, dan pengembangan. Kantor pusat PT PJB berada
di Surabaya
PJB adalah anak perusahaan PT PLN (Persero) yang didirikan pada tanggal 3 Oktober
1995. Produk utama PJB adalah : Kesiapan Operasi dan Energi Listrik unit pembangkit
dengan mekanisme penyampaian dikirim langsung kepada pelanggan melalui saluran
transmisi berdasarkan kontrak jual beli yang dinyatakan dengan EAF declare. Jasa
Operation&Maintenance (O&M) pembangkit dengan mekanisme penyampaian langsung
kepada pelanggan melalui layanan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit
berdasarkan kontrak O&M. Tujuan didirikan PT.PJB adalah untuk menyelenggarakan
usaha ketenagalistrikan berdasarkan prinsip industri dan niaga yang sehat dengan
menerapkan prinsip-prinsip apa Perseroan Terbatas (PT),sehingga mampu berkembang
secara mandiri dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan pembangkit listrik
swasta.PJB pada awalnya hanya melaksanakan kegiatan usaha penyediaan tenaga
listrik berupa kegiatan pembangkitan tenaga listrik yang ekonomis,bermutu tinggi dan
dengan
keandalan
yang
baik,namun
sering
dengan
dinamika
dunia
Visi PJB adalah menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang
terkemuka dengan standar kelas dunia.
Tata Nilai PJB adalah IKKPS yang dicerminkan dalam 5 (lima) sikap, yaitu Integritas,
Keunggulan, Kerjasama, Pelayanan, dan Sadar Lingkungan.
Misi PJB adalah sebagai berikut :
1. Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing
2. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata kelola
pembangkitan dan sinergi business partner dengan metode best practice dan
ramah lingkungan
3. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai kompetensi
tehnik dan manajerial yang unggul serta berwawasan bisnis
4. Kompetensi inti PJB adalah kemampuan menciptakan customer value melalui
operational
excellence
berbasis
manajemen
aset
pembangkitan
dan
PJB bergerak dalam bidang penyediaan tenaga listrik melalui kegiatan pembangkitan
tenaga listrik yang ekonomis,bermutu tinggi dan handal.Hingga saat ini PJB telah
memiliki dan mengelola 6 (enam) Unit Pembangkit dengan kapasitas terpasang 6.977
MW , yang tersebar di Pulau Jawa. Unit Bisnis PJB terdiri dari 6 Unit Pembangkit (UP),
yaitu: UP Gresik (2.219 MW ), UP Paiton (800 MW ), UP Muara Karang (909 MW ), UP
Muara Tawar (1.760 MW ), UP Cirata (1.008 MW )dan UP Brantas (281 MW ). Selain itu
PJB juga memiliki 2 Unit Pelayanan Pemeliharaan dan 5 Unit Bisnis Jasa Operasi dan
Pemeliharaan (UBJOM) Dari 6 (enam) Unit Pembangkit tersebut menghasilkan energy
yang akan dijual atau disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) sistem
Jawa-Bali yang dikelola oleh PT PLN (Persero) dan kemudian didistribusikan kepada
para pelanggan . struktur organisasi PT PJB
sebesar
24,85%
menggunakan
bahan
bakar
minyak
dan
7,73%
menggunakan energi air. Di samping bisnis energi listrik, dalam rangka pengembangan
usaha PJB sejak tahun 2010 menjalankan bisnis Operation &Maintenance (O&M)
pembangkit listrik sebagai bagian dari core bisnis PJB, sehingga mampu meningkatkan
pendapatan PJB secara keseluruhan
PAITON
PT PJB UP PAITON adalah salah satu unit pembangkitan yang terletak di daerah Paiton
yang dinaungi oleh PT PJB
energy listrik wilayah jawa dan bali . Dalam pelaksanan pembangunannya, di areal
komplek PLTU Paiton terdiri 8 unit dengan perencanaan sebagai berikut:
Tabel 1. Perencanaan PLTU Paiton
Kapasitas
Perencanaan
Unit
per Unit
(MW)
Kapasitas
Total (MW)
Tahap 1
1&2
400
800
Tahap 2
Tahap 3
7&8
5&6
600
600
1200
1200
Tahap 4
600
600
Tahap 5
3&4
800
1600
Keterangan
PT.PJB UP
Paiton
PT.IPMOMI
PT.YTL
PT. PJB
UBJOM
PT. IPMOMI
Kebutuhan akan bahan bakar batubara PLTU Paiton dipasok dari tambang
batubara Kalimantan. Jumlah pemakaian untuk operasional direncanakan sesuai
dengan perencanaan desain Unit Pembangkitan Paiton.
Konsultan Sargent dan Lundy dari Amerika Kanada adalah konsultan yang oleh
PT. PLN dalam rangka membantu perencanaan dan pelaksanaan pengawasan proses
pembangunan PLTU Paiton Unit 1 & 2, sedangkan konsultan yang mendampingi adalah
PT. JITACONA. Dalam pembangunan PLTU Paiton, pelaksanaannya diatur dalam
surat dokumen kontrak dimana di dalamnya diatur hal-hal mengenai jenis pekerjaan,
jadwal pekerjaan, spesifikasi, besarnya nilai kontrak, cara pembayaran dan
lain
sebagainya. Efektivitas serta aktivitas karyawan PLTU Paiton sangat tergantung pada:
1. Struktur organisasi yang baik
2. Skill karyawan
3. Buku-buku panduan tentang operasional dan pemeliharaan yang
tesedia.
Disamping itu juga di berikan training bagi karyawan yang bertugas sebagai
operator, maupun maintenance.
Dengan UU Kelistrikan terbaru, peluang usaha yang paling menjanjikan bagi
investasi swasta adalah dipembangkitan tenaga listrik Pada prakteknya pembangkit
Listrik swasta menjual listriknya kepada PLN melalui kontrak jangka panjang dengan
harga yang disepakati kedua belah pihak yang tertuang dalam perjanjian pembelian
tenaga listrik (power purchase agreement) atau penjualan energy (energy sales
contract),atau konsep sewa(leasing) pembangkit,atau dengan skema kemitraan public
dan swasta,dimana pihak swasta membangun pembangkit listrik,dengan insentif
daripemerintah, Yang kemudian listriknya dibeli atau pembangkitnya dioperasikan oleh
PLN.Hingga 2010, Terdapat kontrak pembelian tenaga listrik oleh PLN dengan 24
produsen listrik swasta dengan kapasitas daya 4761 MW yang Telah beroperasi ,dan 18
produsen listrik dengan kapasitas
daya 4500 MW yang masih dalam tahap pegembangan.Angka ini Belum termasuk
dengan skema pembelian listrik dari pembangkit Listrik skala kecil dan Tersebar dengan
menggunakan energy terbarukan.Biaya pembelian listrik dari IPP secara umum lebih
tinggi daripada biaya pembangkitan tenaga listrik dari pembangkit milik PLN sendiri
yang sejenis.Khusus untuk listrik dari pembangkit panas bumi,pemerintah juga
mewajibkan PLN membeli listrik dari pengembang tersebut dengan harga 9,7sen Dollar
per-kWh.Dengan
segudang
kemudahan,listrik
swasta
Tidak
otomatis
KJT dan BALI) Sektor Paiton. Restrukturisasi di PT. PLN pada tahun 1995 mengubah
PT. PLN menjadi PT. PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I dan PT. PLN
Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali II. Kemudian pada tahun 1997 Sektor Paiton
namanya menjadi PT. PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali II Unit Pembangkitan
Paiton (UP Paiton).
Berdasarkan surat keputusan direksi No.039K/023/DIR/1998 tentang pemisahan
fungsi pemeliharaan dan fungsi operasi PT. PLN Pembangkitan Tenaga Listrik JawaBali II Unit Pembangkitan Paiton. Organisasi UP. Paiton sejak tanggal 3 Juni 1999
mengalami perubahan mengikuti perkembangan organisasi di PT. PLN. PJB. II yang
fleksibel dan dinamis sehingga mampu menghadapi dan menyesuaikan situasi bisnis
yang selalu berubah.
kapasitas unit 1 dan unit 2 sebesar 2x400 MW atau sama dengan 800 MW, yang telah
beroperasi sejak tahun 1993/1994 untuk tahap I.
2. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Perusahaan
Menjadi Perusahaan Pembangkit Tenaga Listrik Indonesia yang Terkemuka
dengan Standar Kelas Dunia .
b. Misi Perusahaan
Menjadikan PT. PJB sebagai perusahaan publik yang maju dan dinamis dalam
bidang pembangkitan tenaga listrik.
Memberikan hasil
yang
terbaik pada pemegang saham, pegawai,
pelanggan pemasok, pemerintah, dan masyarakat serta lingkungannya.
Memenuhi tuntutan pasar
3. Struktur Organisasi
Dalam menjalankan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan PT.PJB UP Paiton,
terdapat struktur organisasi yang menjalankan kegiatan tersebut. Dapat digambarkan
dalam bentuk orchart dibawah :
Dijabat oleh seorang manajer yang bertugas mengelola peningkatan kerja operasi dan
kompetensi SDM Unit Pembangkitan Paiton sehingga mampu memproduksi tenaga
listrik dengan efisien, mutu dan keandalan yang tingg dengan tetap memperhatikan
aspek komersial, dengan harga jual kompetitif sesuai kontrak kinerja yang ditetapkan
oleh direksi PT. PJB
1. Manajer Engineering dan Quality assurance
Menyelenggarakan
pelaksanaan
evaluasi,
analisis
dan
perbaikan
melaksanakan
dan
efisien)
pelaksanaan
pengendalian
operasi
pembangkit
paiton.
Serta
melaksanakan
dan
melaksanakan
dan
mengendalikan
kegiatan
bidang
pengendalian, pemeliharaan agar selalu siap beroperasi setiap saat sehingga mampu
mendukung upaya pencapaian sasaran Unit Pembangkitan Paiton sesuai dengan
kontrak kerja yang ditetapkan redaksi.
Membantu
menentukan
dan
menyediakan
kebutuhan
barang
yang
unit pembangkitan paiton secara efektif dan efisien sesuai dengan kontrak kinerja
yang ditetapkan oleh direksi.
Selain itu merencanakan, memonitoring, dan mengevaluasi progrsm administrasi
kepegawaian pada seluruh jenjang jabatan untuk menciptakan system administrasi
SDM yang tertib dan rapi sesuai standar yang ditetapkan perusahaan.
a. Supervisory SDM
Membantu
Manajer
dalam
merencanakan,
melaksanakan
dan
dan
LOKASI PAITON
Unit 1
Unit
2
Boiler
House
Turbin
house
Bngk
l
listri
Laboratori
um batu
bara
Tempat
parkir
Gedung
administr
asi
Fly ash
dan
bottom
stac
k
Bengkel
mesin
penting.
Selain
itu
juga
diperlukan
bahan
baku
untuk
bahan baku yang digunakan untuk membangkitkan listrik pada PLTU Paiton antara lain:
a. High Speed Diesel (Solar)
High Speed Diesel menggunakan bahan bakar solar. Solar yang diangkut
oleh kapal laut ditampung terlebih dahulu dan selanjutnya akan dialirkan menuju
Boiler. Solar hanya digunakan untuk memulai proses firing pada Boiler (furnace)
mencapai 30% dari suhu maksimum yang dibutuhkan pada ruang bakar Boiler.
Solar ini juga digunakan pada saat unit akan shutdown.
b. Batubara
Batubara ditransfer oleh conveyor dari tongkang maupun Stock Pile akan
mengisi Silo. Dari silo batubara dialirkan menuju Feeder, adapun fungsi dari
Feeder adalah untuk mengontrol banyaknya batubara yang masuk pada Mill ,
pada Mill batu bara akan digiling hingga menjadi bentuk serbuk (lembut). Dari
Mill ini batubara yang sudah dalam bentuk serbuk akan didorong oleh hembusan
udara dari PA Fan untuk masuk ke dalam ruang bakar (furnace) Boiler yang
Selanjutnya akan melanjutkan proses firing yang sebelumnya telah diawali
dengan menggunakan High Speed Diesel.
c. Air
Air murni (Demin) yang telah diproses dari WTP ditampung oleh CST
(Condensate Storage Tank), selanjutnya air ini akan dialirkan menuju Kondenser,
dan dengan bantuan Condensate Extraction Pump A, B, dan C air akan dialirkan
menuju pemanas Gland Steam Condenser (GSC), kemudian melalui Low
Pressure Heater 1 (LPH 1), LPH 2, LPH 3, dan setelah air memiliki temperatur
yang diinginkan, selanjutnya air akan dialirkan menuju Deaerator. Setelah
mengalami proses tersebut , di dalam air masih terdapat gas gas yang yang
telah terlarut di dalamnya, seperti CO2 dan O2, karena gas gas tersebut biasa
menyebabkan terjadinya korosi pada dinding dinding pipa.Untuk mengurangi
terjadinya korosidi bagian dalam pipa ketel akibat gas gas yang larut dalam air
pengisi ketel uap, seperti CO2 dan O2, maka gas gas tersebut perlu
Setelah boiler menghasilkan uap panas maka uap panas tersebut memutar turbin .
6. Hirarki perusahaan
a. Primary technology
Contoh primary technology pada PLTU PAITON adalah aliran uap panas , aliran air ,
pemanas ,
b. Field level
Sensor , motor , kontaktor , limit swtich ,
c. Individual control ( unit control)
Breaker control , kontaktor control , variable speed drive dsb
d. Group control
Distributed Control System (DCS) adalah suatu pengembangan system control dengan
menggunakan komputer dan alat elektronik lainnya agar didapat pengontrol suatu loop
system yang lebih terpadu dan dapat dikendalikan oleh semua orang dengan cepat dan
mudah. Alat ini dapat digunakan untuk mengontrol proses dalam skala menengah
sampai besar. Proses yang dikontrol dapat berupa proses yang berjalan secara kontinyu
atau proses yang berjalan secara batching.
e. Supervisory pengendalian
SCADA
SCADA (kependekan dari Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem
kendali industri berbasis komputer yang dipakai untuk pengontrolan suatu proses,
seperti:
proses industri: manufaktur, pabrik, produksi, generator tenaga listrik.
proses infrastruktur: penjernihan air minum dan distribusinya, pengolahan limbah, pipa
gas dan minyak, distribusi tenaga listrik, sistem komunikasi yang kompleks, sistem
peringatan dini dan sirine
proses fasilitas: gedung, bandara, pelabuhan
Beberapa contoh lain dari sistem SCADA ini banyak dijumpai di lapangan produksi
minyak dan gas (Upstream), Jaringan Listrik Tegangan Tinggi dan Tegangan Menengah
(Power Transmission and Distribution) dan beberapa aplikasi yang dipakai untuk
memonitor dan mengontrol areal produksi yang cukup luas.
f. Manufacturing execution
Managemen yang berhak memutuskan sesuatu atas yang terjadi dalam suatu
perusahaan yaitu Manajer Engineering dan Quality assurance , manager
operasi,
DISUSUN OLEH
AJENG BENING KUSUMANINGTYAS
ANASTASIA DELLA O.S
ATHOIL HAKIM
ANUGRAH PUTRA .S.
CHAHYA NUR ULUM