Disusun Oleh:
i
LEMBAR PENGESAHAN
DI
DENGAN JUDUL
Disusun Oleh:
……….…………………………….………….
Disetujui oleh:
ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTIK
..……..……………………………………..
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dan kelancaran selama proses Kerja Praktik berlangsung hingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul
“Sistem Hidrolik Inlet Valve PT. PJB. UP Cirata” sebagai tanda berakhirnya Kerja
Praktik. Laporan Praktek Kerja Lapangan ini sebagai salah satu pelengkap dan
program penunjang dalam menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam dunia
praktik kerja lapangan selama kuliah di Politeknik Negeri Jakarta.
1. Allah SWT, yang telah memberikan nikmat tiada henti sehingga penulis
dapat menjalankan kewajibannya dengan semaksimal mungkin.
2. Orang tua dan keluarga kami yang telah memberi izin, restu dan dukungan
kepada kami, baik secara moril dan materil demi kelancaran Kerja Praktik
yang kami lakukan.
3. PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB) UP Cirata yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk melakukan kegiatan Kerja Praktik.
4. Kepada pihak kampus, khususnya Bapak Belyamin sebagai Ketua Jurusan
Mesin dan Bapak Benhur Nainggolan selaku Ketua Program Studi Teknik
Konversi Energi Politeknik Negeri Jakarta yang terlah memberi izin
kepada kami untuk melaksanakan Kerja Praktik.
5. Bapak Cecep Slamet Abadi selaku dosen pembimbing telah memberi
pengarahan dan saran selama analisis objek berlangsung.
6. Bapak Agus Hanura selaku Supervisor Kontrol dan Instrumentasi PT. PJB
UP Cirata.
7. Seluruh Teknisi Pemeliharaan Kontrol dan Instrumentasi PT. PJB UP
Cirata yang telah memberikan arahan dan petunjuk selama pelaksanaan
iv
Kerja Praktik serta membagikan pengalaman dan ilmu-ilmu mengenai
pemeliharaan dan pembangkitan energi listrik selama praktik langsung
dilapangan.
8. Fahmi Adam dan Yuni Kustianingsih selaku teman-teman OJT di PT. PJB
UP Cirata selama 2 bulan.
9. Rekan-rekan 6J yang selalu memberikan doa dan dukungannya.
10. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah
membantu kami baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara
moril dan materil.
Semoga dengan adanya laporan ini, dapat menjadi bahan rujukan bagi
perusahaan dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja serta menjadi tambahan
ilmu bagi kami dan bermanfaat bagi pihak yang membaca. Kami mohon maaf
akan adanya kekurangan pada laporan ini, semoga kekurangan yang ada
kedepannya dapat disempurnakan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................ vi
vi
BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 63
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 63
5.2 Saran ......................................................................................................... 63
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar IV-6 schematic diagram by-pass valve ................................................. 42
Gambar IV-14 By-pass valve dan inlet valve pada diagram skematik ................ 51
Gambar IV-16 Double solenoid inlet valve pada diagram skematik .................. 51
Gambar IV-21 Double solenoid inlet valve pada diagram skematik .................. 55
ix
Gambar IV-27 Panel by-pass control valve ........................................................ 57
Gambar IV-31 (a), (b), (c) Limit switch inlet valve ............................................. 61
x
DAFTAR TABEL
Tabel IV-3 Keterangan dari Schematic diagram Inlet Valve Sumptank .............. 44
Tabel IV-4 Keterangan dari Schematic diagram Pressure Tank Inlet Valve ....... 47
xi
BAB I
PENDAHULUAN
PLTA Cirata memiliki peralatan utama yaitu turbin, generator dan trafo.
Turbin adalah sebuah mesin fluida yang berfungsi untuk mengubah energi kinetik
air menjadi energi mekanik berupa putaran pada poros. Sebelum turbin tersebut
bekerja, fluida harus dialirkan melalui spiral case terlebih dahulu. Untuk
mensuplai atau menghentikan aliran fluida dibutuhkan alat yang disebut inlet
valve.
Inlet valve yang digunakan pada PLTA Cirata adalah jenis butterfly valve.
Inlet valve dioperasikan oleh 2 buah servomotor oli bertekanan dan beban
(counter weight) untuk menutup inlet valve.
1
1.2. Ruang Lingkup Kerja Praktik
Kerja Praktik dilakukan di PT. Pembangkitan Jawa Bali Unit
Pembangkitan Cirata, dengan cakupan pembelajaran dan praktik mengenai sistem
hidrolik inlet valve. Secara khusus tugas yang dikerjakan ialah membaca arah
aliran oil pada skematik diagram kontrol inlet valve, melakukan Pengecekan oli
pada inlet valve pressure tank ketika unit akan beroperasi, mengetahui prinsip
kerja inlet valve dan by-pass valve.
2
1.4. Manfaat Kerja Praktik
Manfaat yang didapatkan dari kerja praktik yang dilakukan, diantaranya
manfaat untuk:
1.4.1. Manfaat Untuk Mahasiswa
Menambah wawasan tentang PLTA Cirata, khususnya sistem hidrolik
inlet valve.
Menambah pengalaman praktik, serta meningkatkan sikap kerjasama
tim dan rasa bertanggung jawab saat bekerja di lapangan (unit).
Mengetahui kegiatan preventive maintenance pada inlet valve
Mengetahui pengujian dan kelayakan pressure switch dan limit switch
pada inlet valve pressure tank PLTA Cirata
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4
3. Studi analisa dampak lingkungan tahun 1981
4. Perencanaan terperinci dilaksanakan Februari 1981 – Oktober 1982
5. Tahap pembangunan
Cirata I Cirata II
- $ 565.000.000,00 US - Rp 132.272.182.061,00,-
Dollars - SFR 997.291,00,- (nilai
kontrak dilaksanakan pada
tahun 1993 dan 1994)
- NTD 207.993.845,00
- Yen 2.971.593.431
Tabel II – 1 Biaya pembangunan PLTA Cirata
B. Misi
A. Melakukan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan
dan pemegang saham.
5
B. Menjadikan listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
C. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong
kegiatan ekonomi.
D. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan
llingkungan.
2.2. Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan
Sesuai anggaran dasar, maksud dan tujuan PT PJB UP Cirata ialah untuk
menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan bedasarkan berdasarkan prinsip
industri dan niaga yang sehat dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan
terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PT PJB UP Cirata
mempunyai kegiatan usaha sebagai berikut:
6
No UNIT PABRIK PEMBUAT KAPASITAS MULAI OPERASI
1 PLTA #1 VA-ELIN AUSTRIA 126 MW 25 MEI 1988
2 PLTA #2 VA-ELIN AUSTRIA 126 MW 29 PEB 1988
3 PLTA #3 VA-ELIN AUSTRIA 126 MW 30 SEP 1988
4 PLTA #4 VA-ELIN AUSTRIA 126 MW 10 AGS 1988
5 PLTA #5 VA-ELIN AUSTRIA 126 MW 15 AGS 1997
6 PLTA #6 VA-ELIN AUSTRIA 126 MW 15 AGS 1997
7 PLTA #7 VA-ELIN AUSTRIA 126 MW 15 APR 1998
8 PLTA #8 VA-ELIN AUSTRIA 126 MW 15 APR 1998
Tabel II – 2 Kapasitas Terpasang PLTA Cirata
7
Mengoperasikan unit pembangkit Cirata dapat dilakukan dengan tiga
mode sistem pengoperasian:
8
Gambar II – 2 Water Way PLTA Cirata
9
8. Spiral Case, yaitu bagian turbin yang berfungsi membuat tekanan air sama
besar pada sisi in dan out.
9. Turbin, yaitu alat konversi energi yang mengubah energi kinetik air dari
penstock menjadi energi mekanik yang menggerakkan poros turbin.
10. Tail Race, yaitu pipa pembuangan yang mengalirkan air yang telah dipakai
untuk memutar turbin.
11. Draft Tube, yaitu pipa yang mengembalikan tekanan air yang tinggi ke
tekanan atmosfer.
12. Generator, yaitu alat konversi energi yang mengubah energi mekanik poros
turbin menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip GGL induksi.
13. Transformer, yaitu alat yang berfungsi menaikkan (step - up) atau
menurunkan (step-down) tegangan.
14. GITET (Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi), pusat transmisi dan
distribusi tegangan menuju jaringan JAMALI (Jawa, Madura, Bali).
15. SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi), jaringan penyalur energi
listrik dari GITET menuju konsumen.
10
lapis beton sebagai bahan kedap air
Tinggi, elevasi puncak 125 m ; +225
Panjang puncak 453,5 m
Isi tubuh bendungan 3,9 juta m3
BANGUNAN PELIMPAH
Tipe Urungan batu dengan permukaan
lapis beton sebagai bahan kedap air
Diameter , kapasitas 10 m , 2.600 m3/ detik
TEROWONGAN PENGELAK
Tipe , diameter Lingkaran ; 10m
Panjang terowongan 1;2 732,1 m; 769,6m
TEROWONGAN TEKAN
Tipe, diameter Lingkaran ; 8,40 m
Panjang terowongan 1;2 639,85 m ; 639,95 m
TANGKI PENDATAR AIR
Tipe , jumlah Restricted orifice 4 buah
Diameter , tinggi 18,6 m ; 82 m
PIPA PESAT
Jumlah 8 buah
Diameter ; panjang 5,2 m ; 201,84 m
RUMAH PEMBANGKIT
Tipe Bangunan bawah tanah dengan
bentuk bulat telur
Lebar , tinggi 35 m ; 49,5 m
Panjang (termasuk tahap II) 253 m
TURBIN
Tipe Francis dengan poros tegak
Jumlah 8 unit
Kapasitas 129.000 KW per unit
Putaran 187,5 rpm
11
Tinggi jauh efektif 112,5 m
Debit maksimum 135 m3/detik
GENERATOR
Jumlah 8 unit
Tipe Phase Synchronous
Kapasitas 140.000 KVA per unit
TRAFO UTAMA
Tipe 3x1 phase
Jumlah 4 unit
Kapasitas 280 A per unit
Table II – 3 Data Teknis PLTA Cirata
12
3 Ladang dan perkebunan 3.584 Ha
4 Kehutanan 689 Ha
5 Tanah Negara (jalan, sungai, dll) 186 Ha
Total 334
b. Pemindahan Penduduk
Pada dasarnya sasaran kebijakan pemindahan penduduk ialah
mengusahakan peningkatan kesejaheraan yang paling tidak
mempertahankan taraf kesejahteraan hidup yang sama dengan saat
sebelum masyarakat dipindahkan.
c. Eksplosi gulma air.
d. Timbulnya berbagai penyakit karena adanya genangan air.
e. Meningkatnya erosi, sampah dan limbah kota yang menyebabkan
pencemaran.
13
General Manager
SPV Outtage
Management
SPV LK3
Deskripsi Kerja
1. General Manager
General Manager merupakan salah satu fungsi dan jabatan yang ada di
setiap perusahaan. General Manager bertugas memimpin, mengelola dan
mengkoordinasikan semua hal yang berkaitan jalannya roda perusahaan.
2. Manager Operasi
Manager operasi bertanggung jawab untuk memastikan organisasi
berjalan dengan sebaik mungkin dalam memberikan pelayanan dan
memenuhi harapan para pelanggan dan klien dengan cara yang efektif dan
efisien. Inti tugas manager operasi ini adalah bagaimana membuat
perusahaan bisa mendapat keuntungan yang lebih banyak dengan biaya yang
lebih rendah.
14
3. Manager Pemeliharaan
Manager pemeliharaan ialah orang yang memiliki tugas untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan – pekerjaan pemeliharaan terhadap
seluruh peralatan, proses penggunaan alat sampai dengan utilitasnya.
4. Manager Engineering
Manager Engineering ini bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada
dilapangan, memberikan cara-cara penyelesaian atas usul-usul perubahan
desain dari lapangan berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja,
sedemikian rupa sehingga tidak menghambat kemajuan pelaksanaan di
lapangan, sertamelakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai
dengan dokumen kontrak.
5. Manager SDM dan Keuangan
Manager SDM dan Keuangan ialah bagian yang mengurus menjamin
adanya Sumber Daya Manusia yang ada dalam suatu perusahaan dan
mengurus segala administrasi keluar dan masuk agar termanajemen dengan
baik, serta bertanggung jawab akan proses keluar masuknya rekening atau
uang perusahaan agar berlangsungnya kegiatan perusaan dan termanajemen
dengan baik.
15
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.1 Definisi
16
3.1.3 Grafik simbol
Grafik simbol untuk motor hidrolik dengan jumlah suplai aliran tetap
17
Grafik simbol untuk silinder hidrolik (linear actuator)
18
Grafik simbol untuk katup pengarah (Directional control valve)
19
Grafik simbol untuk shut-off valve
Directional Control
Valve
Cylinder
M
Motor ( symbol for reservoir or tank )
Relief
Pump Valve
Tangki Hidrolik
20
Sirkuit dasar hidrolik dalam Gambar III-1 memiliki fungsi dari
beberapa komponen dijelaskan dibawah ini.
1. Fluida hidrolik, fluida adalah salah satu unsur yang sangat penting
dalam peralatan hidrolik. Fluida hidrolik merupakan suatu bahan yang
menghantarkan energi dalam peralatan hidrolik dan melumasi setiap
peralatan serta sebagai media penghilang kalor yang timbul akibat
tekanan yang ditingkatkan dan meredam getaran dan suara.
Dengan sifat sebagai berikut:
1) Mempunyai viskositas temperatur cukup yang tidak berubah
dengan perubahan temperatur.
2) Mempertahankan fluida pada temperatur rendah
3) Mempunyai stabilitas oksidasi yang baik
4) Mempunyai kemampuan anti karat
5) Tidak merusak (kena reaksi kimia)
6) Tidak kompresibel (mampu merapat)
7) Mempunyai tendensi anti foatwing (tidak menjadi busa)
2. Tangki Hidrolik, Tangki hidrolik sebagai wadah oli untuk digunakan
pada sistem hidrolik. Oli panas yang dikembalikan dari
sistem/actuator didinginkan dengan cara menyebarkan panasnya. Dan
menggunakan oil cooler sebagai pendingin oli, kemudian kembali ke
dalam tangki. Gelembung-gelembung udara dari oli mengisi ruangan
diatas permukaan oli.Untuk mempertahankan kondisi oli baik selama
mesin operasi, dilengkapi dengan saringan yang bertujuan agar
kotoran jangan masuk kembali tangki.
3. Motor, motor berfungsi sebagai pengubah dari tenaga listrik menjadi
mekanis. Dalam sistem hidrolik motor berfungsi sebagai penggerak
utama dari semua komponen hidrolik. Cara kerja dari motor itu
adalah dengan cara memutar poros pompa yang dihubungkan dengan
poros input motor.
21
4. Pompa hidrolik, pompa hidrolik ini digerakkan secara mekanis oleh
motor listrik. Pompa hidrolik berfungsi untuk merubah energi
mekanik menjadi energi hidrolik dengan cara menekan fluida hidrolik
kedalam sistem. Dalam sistem hidrolik, pompa merupakan suatu alat
untuk menimbulkan atau membangkitkan aliran fluida (untuk
memindahkan sejumlah volume fluida) dan untuk memberikan daya
sebagaimana diperlukan.
Apabila pompa digerakkan motor (penggerak utama), pada dasarnya
pompa melakukan dua fungsi utama:
1) Pompa menciptakan kevakuman sebagian pada saluran masuk
pompa. Vakum ini memungkinkan tekanan atmosphere untuk
mendorong fluida dari tangki (reservoir) ke dalam pompa.
2) Gerakan mekanik pompa menghisap fluida kedalam rongga
pemompaan dan membawanya melalui pompa, kemudian
mendorong dan menekannya ke dalam sistem hidrolik.
5. Pipa/selang, pipa berfungsi untuk meneruskan fluida kerja yang
bertekanan dari pompa pembangkit ke silinder kerja. Mengingat
kapasitas yang mampu dibangkitkan oleh silinder kerja, maka agar
maksimal dalam penerusan fluida kerja bertekanan, pipa-pipa harus
memenuhi persaratan sebagai berikut :
a. mampu menahan tekanan yang tinggi dari fluida
b. koefesien gesek dari dinding bagian dalam harus sekecil
mungkin
c. dapat menyalurkan panas dengan baik
d. tahan terhadap perubahan suhu
e. berumur relatif panjang
f. tahan terhadap korosi
6. Relief valve, proteksi relieve valve pada sirkuit. Jika tekanan naik
cukup tinggi untuk mengimbangi penjagaan permukaan pegas katup
tertutup, katup terbuka dan aliran kembali ke reservoir. Sehingga
membatasi tekanan maksimum sirkuit.
22
7. Directional control valve (DCV). Directional control valve
mengarahkan aliran fluida berdasarkan pada posisinya. Katup dalam
gambar III-1 adalah sebuah katup 3 posisi. Pada posisi atas, oli
mengalir untuk menurunkan silinder. Pada posisi tengah, aliran
dibawa melalui valve back ke reservoir. Pada posisi bawah, oli
mengalir untuk mengangkat silinder.
8. Silinder, Nama lain untuk silinder adalah aktuator linier. Silinder
mengubah energi hidrolik menjadi gaya yang bekerja pada jarak
tertentu, yang dikenal sebagai langkah. Silider hidrolik merubah
tenaga zat cair menjadi tenaga mekanik. Fluida yang tertekan,
menekan sisi piston silinder untuk menggerakan beberapa gerakan
mekanis berupa dorongan. Ada dua tipe silinder hidrolik yang
berkaitan dengan cara kerjanya :
1) Hidrolik Double Acting
Double atau dua artinya silinder ini mempunyai dua gerakan aktif
naik turun artinya gerakan naik turun oleh oli bertekanan. Karena
mempunyai gerakan aktif dua, maka lubang port nya pun ada dua.
Ini artinya selang / hosenya juga ada dua. Silinder model ini
merupakan silinder pada umumnya.
2) Hidrolik Single Acting
Single atau satu artinya silinder tipe ini hanya mempunyai satu
gerakan aktif saja. Biasanya hanya gerakan mengangkat saja.
Sedangkan gerakan turunnya karena didorong oleh beban yang
diangkatnya. Atau bisa juga silinder yang kerjanya mendorong,
sedangkan gerakan mundurnya dilakukan oleh per/pegas. Ciri -
ciri dari silinder single acting ini adalah selang/hose yang
dipasang pada silinder hanya ada satu.
23
3.2 Valve
3.2.1 Definisi
Valve atau katup adalah sebuah perangkat yang terpasang pada sistem
perpipaan, yang berfungsi untuk mengatur, mengontrol dan mengarahkan laju
aliran fluida dengan cara membuka, menutup atau menutup sebagian aliran
fluida. Katup/valve memiliki peran penting dalam suatu industri seperti
industri migas yang meliputi pengaliran kedalam kolom destilasi dan
mengontrol pengapian pada furnace.
Setiap jenis katup memiliki fungsi dan prinsip kerja masing-masing, seperti
berikut:
Check Valve
Check valve adalah alat yang digunakan untuk membuat aliran fluida
hanya mengalir ke satu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back
flow, untuk mengalirkan fluida hanya ke satu arah dan mencegah aliran ke
arah sebaliknya. Tidak menggunakan handel untuk mengatur aliran, tapi
menggunakan gravitasi dan tekanan dari aliran fluida itu sendiri. Karena
24
fungsinya yang dapat mencegah aliran balik (backflow) Check Valve
sering digunakan sebagai pengaman dari sebuah peralatan dalam sistem
perpipaan.
25
Gambar III-3 bentuk Pilot Operated Check Valve
Relief Valve
Relief valve digunakan untuk mengatur tekanan yang bekerja pada
sistem dan juga mencegah terjadinya beban lebih atau tekanan yang
melebihi kemampuan rangkaian hidrolik.
26
Sequence Valve
Sequence Valve berfungsi untuk mengatur tekanan untuk mengurutkan
pekerjaan yaitu menggerakkan silinder hidrolik yang satu kemudian baru
yang lain.
27
3. Untuk menutup dan membuka aliran dengan syarat, ketika terbuka
memiliki hambatan aliran dan pressure loss yang minimum. Contohnya:
gate valve, ball, plug dan butterfly valve.
Gate valve
Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka aliran
dengan cara mengangkat gerbang penutupnya yang berbentuk bulat atau
persegi panjang. Gate Valve adalah jenis valve yang paling sering dipakai
dalam sistem perpipaan. Yang fungsinya untuk membuka dan menutup
aliran. Gate valve tidak untuk mengatur besar kecil laju suatu aliran fluida
dengan cara membuka setengah atau seperempat posisinya, Jadi posisi
gate pada valve ini harus benar benar terbuka (fully open) atau benar -
benar tertutup (fully close).
Jika posisi gate setengah terbuka maka akan terjadi turbulensi pada
aliran tersebut dan turbulensi ini akan menyebabkan:
a. Akan terjadi pengikisan sudut-sudut gate
Laju aliran fluida yg turbulensi ini dapat mengikis sudut-sudut
gate yang dapat menyebabkan erosi dan pada akhirnya valve tidak
dapat bekerja secara sempurna.
b. Terjadi perubahan pada posisi dudukan gerbang penutupnya
Gerbang penutup akan terjadi pengayunan terhadap posisi
dudukan (seat), sehingga lama kelamaan posisi nya akan berubah
terhadap dudukan (seat) sehingga apabila valve menutup maka
gerbang penutupnya tidak akan berada pada posisi yang tepat,
sehingga bisa menyebabkan passing.
28
Gambar III-7 bentuk Gate Valve
Ball Valve
Ball Valve adalah sebuah valve atau katup dengan pengontrol aliran
berbentuk disc bulat (seperti bola/belahan). Bola itu memiliki lubang, yang
berada di tengah sehingga ketika lubang tersebut segaris lurus atau sejalan
dengan kedua ujung Valve/katup, maka aliran akan terjadi.Tetapi ketika
katup tertutup, posisi lubang berada tegak lurus terhadap ujung katup,
maka aliran akan terhalang atau tertutup.
29
Ball valve banyak digunakan karena kemudahannya
dalam perbaikan dan kemampuan untuk menahan tekanan dan suhu tinggi.
Tergantung dari material apa mereka terbuat, Bal Valve dapat menahan
tekanan hingga 10.000 Psi dan dengan temperatur sekitar 200 derajat
Celcius.
Plug Valve
Kegunaan dari plug valve adalah untuk fully open dan fully close
(isolation atau on/off control). Untuk mengontrol (membuka dan menutup)
aliran pada plug valve, plug mempunyai celah atau lubang tempat aliran
lewat. Saat handle diputar menuju open position maka plug akan berputar
secara rotasi terhadap seat dan bagian yang bercelah akan melewatkan
aliran. Namun pada saat handle diputar pada close position maka plug
akan berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian yang tak bercelah
akan menahan aliran, sehingga aliran pun akan berhenti. Sama seperti ball
valve namun tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk bola, melainkan
silinder. Karena tidak ada ruangan kosong di dalam badan valve, maka
cocok untuk fluida yang berat atau mengandung unsur padat seperi
lumpur.
30
Gambar III-9 bentuk plug valve
Solenoid Valve
Tipe ini, penggerak buka-tutup valve adalah rangkaian elektro-magnet
yang ditimbulkan oleh kumparan yang dilalui arus listrik. Prinsip kerja
dari solenoid valve yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai
penggeraknya dimana ketika koil mendapat suplai tegangan maka koil
tersebut akan berubah menjadi medan magnet sehingga menggerakan
plunger pada bagian dalamnya ketika plunger berpindah posisi maka pada
lubang keluaran dari solenoid valve pneumatic akan keluar udara
bertekanan yang berasal dari supply (service unit), pada umumnya
solenoid valve pneumatic ini memunyai Tegangan kerja 100/200 VAC
namun ada juga yang mempunyai tegangan kerja DC .
31
Gambar III-10 bentuk solenoid valve
Butterfly Valve
Butterfly Valve memiliki bentuk yang unik jika dibandingkan dengan
katup-katup yang lain. Butterfly valve menggunakan plat bundar atau disk
yang dioperasikan dengan ankel untuk posisi membuka penuh atau
menutup penuh dengan sudut 90°. Disk ini tetap berada ditengah aliran,
dan dihubungkan ke ankel melalui shaft. Saat valve dalam keadaan
tertutup, disk tersebut tegak lurus dengan arah aliran, sehingga aliran
terbendung, dan saat valve terbuka valve sejajar/ segaris dengan aliran,
sehingga zat dapat mengalir melalui valve.
Butterfly valve memiliki turbulensi dan penurunan tekanan (pressure
drop) yang minimal. Valve ini bagus untuk pengoperasian on-off ataupun
throttling, dan bagus untuk mengontrol aliran zat cair atau gas dalam
jumlah yang besar. Namun demikian valve ini biasanya tidak memiliki
kekedapan yang bagus, dan harus digunakan pada situasi/ sistem yang
memiliki tekanan rendah (low-pressure).
32
Gambar III-11 bentuk butterfly valve
33
Kelebihan dan kekurangan butterfly valve
Karena menggunakan piringan yang cukup tipis, kelebihan
menggunakan butterfly valve adalah pressure drop tekanan arus yang
kecil. Keuntungan lain karena bentuknya yang cukup pipih akan menjadi
kemudahan dalam proses pemasangan atau penyambungan instalasi
pipa.
Kekurangan menggunakan butterfly valve adalah adanya gesekan
yang terjadi terus-menerus ketika katup terbuka, ini akan menyebabkan
komponen dalam piringan menjadi cepat aus. Kelemahan lain jika katup
digerakan menggunakan hand wheel akan memerlukan tenaga putar
yang besar.
Pada PLTA Cirata, jenis valve yang digunakan untuk inlet valve
adalah butterfly valve.
Sistem inlet valve menggunakan inlet valve jenis butterfly valve. Inlet
valve dioperasikan oleh 2 buah servomotor oli bertekanan. Untuk menutup
inlet valve digunakan beban (counter weight). Terdapat juga by-pass valve
yang berfungsi untuk menyamakan tekanan antara sisi upstream dan
downstream inlet valve sebelum inlet valve tersebut dibuka untuk
memudahkan dalam proses pembukaan inlet valve.
34
Gambar III-12 Single line Sistem Hidrolik Inlet Valve
35
BAB IV
36
4.2 Komponen Utama Inlet Valve
Lever Arm
Limit
Counter switch
Weight
Butterfly Valve
37
Type : Flow through butterfly valve
Number of servomotors :2
Counterweight : 25200 kg
Diameter : 420 mm
38
Gambar IV-3 Schematic diagram Inlet Valve
KODE KETERANGAN
48710 scavenging valve
48708 manometer "spiral case pressure"
48706 Orifice
48705 isolating valve for 48708
48709 isolating valve for 63 WPB
48704 isolating valve
48703 isolating valve
48702 isolating valve
48701 isolating valve
4100 spiral case air vent valve
41001 isolating valve
48601 isolating valve
48602 isolating valve for 48605
39
48603 Orifice
48604 isolating valve
48605 manometer "penstock pressure"
48606 isolating valve for 63 WPB
48607 isolating valve
48608 isolating valve
48609 isolating valve
48610 isolating valve
48611 isolating valve
48612 isolating valve
48613 isolating valve
48614 isolating valve (only units 5&7)
48615 isolating valve (only units 5&7)
48616 isolating valve (only units 5&7)
48617 isolating valve (only units 5&7)
33IV1 limit switch "inlet valve fully open"
33IV2 limit switch "inlet valve disc out of operation" (alarm)
33IV3 limit switch "inlet valve disc out of operation" (unit shut-down)
33IV4 limit switch "inlet valve fully closed"
33IVL1 limit switch "manually operated locking mechanism locked"
33IVL2 limit switch "manually operated locking mechanism released"
65001 unwatering valve
65002/1,2 unwatering valve
41/1,2 inlet valve servomotors
411/1,2 Orifice
412/1,2 adjustable orifice
413/1,2 pressure gauge connection and air vent valve
414/1,2 pressure gauge connection and air vent valve
415/1,2 air breather
416/1,2 drain valve
21 inlet valve disc
211/1,2 lever arms
212 manually operated disc locking mechanism
213 disc position indicator
7803 adjustable throttle check valve
7802 adjustable throttle check valve
7801 adjustable throttle check valve
7321 Latch
7322 control handle "open-auto-close"
20IVC1 double solenoid
20IVC2 unlatch solenoid
40
33IVC1 limit switch for de-energizing selenoid 20IVC 1/C
33IVC2 limit switch for de-energizing selenoids 20IVC 1/0 and 20IVC 2
33IVC3 limit switch for energizing selenoid 20IVC 1/0
33IVC4 limit switch for auto/manual position
Tabel IV-1 Keterangan dari Schematic diagram Inlet Valve
4.2.2 By-Pass
Diameter : 500 mm
Design pressure : 19.8 kgf/cm2
Test pressure : 28.74 kgfm/cm2
41
Gambar IV-6 schematic diagram by-pass valve
KODE KETERANGAN
54 by-pass
541 Orifice
542 isolating valve
53 by-pass valve
531 pressure gauge connection and air vent valve
532 pressure gauge connection and air vent valve
734 by-pass valve control valve
7341 control handle "open-auto-close"
7342 non return valve
7343 non return valve
20BPC double solenoid
33BPC limit switch "by-pass valve control valve manually tripped"
Tabel IV-2 Keterangan dari Schematic diagram By-pass Valve
42
4.2.3 Inlet Valve Sumptank
Motor 3 fasa
(88QIV1,2)
Lampu
indikator
Level oli
Product : Kral
Speed : 50 kg/cm2
43
Gambar IV-8 Schematic diagram Inlet Valve Sumptank
KODE KETERANGAN
760 inlet valve sump tank
7601 sump screen
7602 oil level sight gauge
7603 drain valve
7604 isolating valve for oil purifier
7605 air breather
7606 oil level sight gauge with thermometer
7607 Thermometer
727/1,2 pressure relief valve
7227/1,2 isolating valve
7224/1,2 adjustable throttle
7271/1,2 check valve
7272/1,2 control valve
7273/1,2 safety valve
710/1 inlet valve oil pump 1
710/2 inlet valve oil pump 2
722/1,2 valve units 1,2
7221/1,2 isolating valve
7222/1,2 check valve
7223/1,2 unloading valve
88QIV1,2 3-phase motor with-anti-condensation heater
44
33QPI1,2 limit switch
20QPI1,2 pump pilot selenoid valve
7851 double strainer
7852 isolating valve for strainer by-pass
7853 dirt indicator
Tabel IV-3 Keterangan dari Schematic diagram Inlet Valve Sumptank
Load position
Apabila tekanan pressure tank turun menjadi 62 bar maka pressure
switch 63QIV1 ON dan memerintahkan pompa 710/1 dan pump pilot
solenoid valve 20QPI1 untuk bekerja. Kontrol fluida bertekanan diatur
oleh loading valve 7223/1 dan control valve 7227/2. Pada katup 7227/2
tekanan kedua posisi mengalami perbedaan, tekanan rendah terdapat pada
posisi katup ON yang berdekatan dengan safety valve 7273/1 sementara
pada posisi katup OFF tekanan lebih besar. Hal ini terjadi karena fungsi
dari safety valve adalah sebagai penurunan tekanan. Pada katup 7223/1
aliran fluida dari pompa di block karena tekanan fluida yang melalui
solenoid 20QPI1 lebih besar dibandingkan dengan aliran fluida yang
melalui orifice 7222/1. Dalam kondisi LOAD POSITION besi katup
7223/1 tidak meyentuh limit switch 33QPI1.
Unload Posistion
Apabila tekanan pressure tank normal 64 bar maka pressure switch
63QIV1 OFF dan memerintahkan pompa 710/2 dan solenoid 20QPI2
untuk tidak bekerja. Kontrol fluida bertekanan diatur oleh katup 7223/2
dan katup 7227/2. Pada katup 7227/2 hanya ada tekanan pada posisi ON
yang berdekatan dengan pressure reducing valve 7273/1. Pada katup
7223/2 aliran fluida dari pompa masuk ke sump tank karena tidak ada
tekanan fluida yang melalui solenoid 20QPI2 segingga posisi katup
berpindah ke posisi OFF. Dalam kondisi UNLOAD POSITION besi katup
7223/2 meyentuh limit switch 33QPI2
45
4.2.4 Pressure Tank
Pressure
gauge
Level oli
46
Gambar IV-10 Schematic diagram Pressure Tank
KODE KETERANGAN
740 inlet valve pressure tank
71QIV1 level switch "high"
71QIV2 level switch "normal"
71QIV3 level switch "low"
71QIV4 level switch "too low"
7421 isolating valve for auto air make-up
7420 isolating valve for air outlet
7418 isolating valve for oil level sight gauge
7416 isolating valve for oil level sight gauge
7414 float check valve
47
7417 oil level sight gauge
7415 by-pass valve for main oil supply valve
7413 drain valve
7412 main oil supply valve
7407 isolating valve for pressure switch 63 QIV 5
7401 pressure relief valve
7404 Orifice
7428 isolating valve
7429 check valve
7430 isolating valve for manual air make-up
7431 blow-off valve
7406 isolating valve for spare connection
7403 isolating valve for 7402
7402 Manometer
7424 isolating valve for pressure switch 63 QIV 1
7425 isolating valve for pressure switch 63 QIV 2
7426 isolating valve for pressure switch 63 QIV 3
7427 isolating valve for pressure switch 63 QIV 4
7408 isolating valve for pressure switches
7410 isolating valve
7411 isolating valve for float check valve by-pass
Tabel IV-4 Keterangan dari Schematic diagram Pressure Tank Inlet Valve
48
4.3 Pengoperasian Inlet Valve
49
3. PLC memberikan tegangan ke double solenoid by-pass valve control
valve (20BPC) pada posisi open sehingga katup kontrol arah (KKA
4/2) posisi open (bawah) aktif.
4. Oli dari pressure tank mengalir melalui valve (7415) menuju by-pass
valve sampai menyentuh limit switch “by-pass valve fully open”
(33BP2) yang menunjukkan bahwa by-pass valve membuka penuh.
5. Setelah tekanan sisi penstock dan sisi spiral case sama, maka
differential pressure switch (63WPB) memberi sinyal ke PLC bahwa
inlet valve sudah bisa dibuka.
50
Gambar IV-14 By-pass valve dan inlet valve pada diagram skematik
51
8. Oli dari pressure tank mengalir melalui valve (7415) menuju servo
motor 1 dan servo motor 2 yang akan mengangkat lever arms (211/1)
sampai menyentuh limit switch ”inlet valve fully open” (33IV1) yang
mengindikasikan bahwa inlet valve terbuka secara penuh
(a)
(b)
Gambar IV-17 (a), (b) Inlet valve Open
52
9. Setelah inlet valve terbuka secara penuh dan putaran turbin sudah
mencapai 187,5 rpm, maka sequence 4 akan dijalankan yaitu by-pass
valve akan mulai menutup kembali.
53
B. Inlet Valve Close
1. Menjalankan sequence stop 4
54
Gambar IV-21 Double solenoid inlet valve pada diagram skematik
55
4.3.2 Secara Manual
A. Inlet Valve Open
1. Mengubah posisi open pada panel by-pass control valve sehingga
Katup Kontrol arah (KKA 4/2) posisi open aktif.
2. Oli dari pressure tank mengalir melalui valve (7415) menuju by-pass
valve sampai menyentuh limit switch “by-pass valve fully open”
(33BP2) yang menunjukkan bahwa by-pass valve membuka penuh.
3. Setelah tekanan sisi penstock dan sisi spiral case sama (135MWC),
maka differential pressure switch (63WPB) memberi sinyal ke PLC
bahwa inlet valve sudah bisa dibuka.
Gambar IV-24 Manometer sisi penstock Gambar IV-25 Manometer sisi spiral case
56
4. Mengubah posisi open pada panel inlet valve control valve untuk
mengaktifkan KKA 4/2 posisi open, sehingga oli mengalir dari valve
(7409) menekan inlet valve control main valve menjadi posisi open.
5. Oli dari pressure tank mengalir melalui valve (7415) menuju servo
motor 1 dan servo motor 2 yang akan mengangkat lever arms sampai
menyentuh limit switch “inlet valve fully open” (33IV1) yang
mengindikasikan bahwa inlet valve terbuka secara penuh.
6. Setelah inlet valve terbuka secara penuh dan putaran turbin sudah
mencapai 187,5 rpm, maka by-pass valve harus ditutup kembali.
7. Mengubah posisi close pada panel by-pass valve control valve
sehingga katup kontrol arah (KKA 4/2) posisi close aktif.
57
8. Oli dari pressure tank mengalir melalui valve (7415) menuju by-pass
valve sampai menyentuh limit switch “by-pass valve fully closed”
(33BP2) yang menunjukkan bahwa by-pass valve tertutup penuh.
9. Oli yang digunakan untuk membuka by-pass valve akan kembali
menuju sump tank.
58
4.4 Proteksi Sistem Hidrolik Inlet Valve
Tekanan normal oli yang beroperasi pada inlet valve oil pressure
tank sebesar 62-64 bar. Untuk mencapai tekanan normal tersebut, main
pressure switch (63QIV1) mengoperasikan (load position) pompa 1 untuk
menyuplai oli hingga pressure tank bertekanan 64 bar. Jika tekanan sudah
mencapai 64 bar, pompa 1 berubah menjadi no-load position.
Pada saat tekanan pada tangki sebesar 62 bar dan masih turun
menjadi 61 bar maka standby pressure switch (63QIV2) akan
mengaktifkan pompa 2 menjadi load-position untuk menyuplai oli. Jika
tekanan masih tetap turun menjadi 58 bar, low pressure switch (63QIV3)
akan aktif dan menyalakan alarm untuk mengindikasikan bahwa tekanan
pada pressure tank rendah. Jika tekanan terus terjadi penurunan hingga
59
53 bar, too low pressure switch (63QIV4) akan aktif dan akan memulai
prosedur shut down.
Jika tekanan turun hingga 51 bar, maka float check valve (7414)
akan menutup untuk mencegah udara masuk kedalam system control.
60
Jika ketinggian oli turun menjadi 385 mm, maka low level switch
(71QIV3) akan aktif dan mengindikasikan alarm ke control room bahwa
level oli rendah dan operator harus membuka katup drain udara (7430)
agar oli bisa ditambah sampai ketinggian normal. Jika oli terus menurun
hingga 285 mm, maka too low limit switch (71QIV4) aktif dan akan
memulai prosedur shut down.
(a)
(b) (c)
Gambar IV-31 (a), (b), (c) Limit switch inlet valve
61
Pada keadan normal, inlet valve dioperasikan fully open (33IV1)
dan fully close (33IV4). Jika terjadi gangguan seperti berkurangnya
tekanan untuk membuka inlet valve yang mengakibatkan valve menutup
50, maka limit switch alarm (33IV2) aktif dan mengindikasikan bahwa
inlet valve tidak fully open. Jika valve tidak bergerak membuka dan terus
bergerak untuk menutup sebesar 100, maka shut-down limit switch
(33IV4) akan aktif dan akan memulai prosedur shut-down.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan praktik kerja lapangan selama dua bulan di
PT. PJB UP CIRATA, khususnya bagian Pemeliharaan Kontrol dan
Instrumentasi penulis mendapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Komponen utama sistem hidrolik inlet valve antara lain: inlet valve
(butterfly valve), by-pass, pressure tank, dan sump tank
2) Untuk mensuplai oli ke inlet valve pressure tank menggunakan pompa
loading dan unloading yang berada di inlet valve sump tank. Inlet
valve dioperasikan oleh 2 servomotor yang merupakan actuator
hidrolik dengan tipe silinder aksi tunggal yang mempunyai tekanan
normal operasi antara 62 dan 64 bar. Jika tekanan oli menurun maka
pompa 1 bekerja namun bila tekanan terus menurun maka pompa 2
(stand by) bekerja. Apabila tekanan pressure tank masih menurun
maka alarm di control room berbunyi dan jika alarm masih berbunyi
yang mengindikasikan tekanan oli terus turun maka inlet valve akan
trip.
3) Pemeliharaan yang dilakukan untuk sistem hidrolik inlet valve yaitu
pengecekan tekanan pada pressure tank, pengecekan level oli pada
pressure tank, pengecekan level oli pada sump tank, pengecekan
selang hidrolik pada servomotor inlet valve.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang penulis ajukan baik untuk perusahaan
maupun mahasiswa sebagai berikut:
1) Sebaiknya diadakan kegiatan yang terjadwal bagi mahasiswa/
mahasiswi yang melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT
PJB UP Cirata sehingga mahasiswa/ mahasiswi mendapatkan ilmu dan
63
pengetahuan yang merata dalam pemahaman mengenai sistem-sistem
yang ada di PLTA Cirata.
2) Berperan aktif selama kegiatan praktik kerja lapangan berlangsung
agar tujuan yang diharapkan tercapai.
3) Mempersiapkan diri guna menghadapi lingkungan praktik kerja
lapangan.
4) Mempelajari berbagai hal yang didapat selama praktik kerja lapangan
dengan bersungguh-sungguh.
5) Mengumpulkan seluruh informasi dan data-data yang diperlukan untuk
mendukung proses pembelajaran kedepannya.
64
DAFTAR PUSTAKA
[2] Operating and Maintenance Manuals Part I Unit Control General Hydro
Power Project CIRATA
[3] Operating and Maintenance Manuals Part V Inlet Valve & Control Hydro
Power Project CIRATA
[4] _____. 2016. Buku Instruksi Kerja Bidang Operasi PT. PJB. UP Cirata
[4] Dwi Adhi Putra. 2014. Perbandingan Macam-Macam Valve dan Fugsinya,
Yogyakarta
[5] Dhimas Satria, S.T, M.Eng. 2013. Hidrolik dan Pnuematik, Banten
[6] John S. Cundiff. 2002. Fluid Power Circuits and Controls, USA
65
LAMPIRAN
Lampiran 1