ESS merupakan sistem pendukung menyeluruh yang berada di bawah EIS yang
mendukung komunikasi, otomasi kantor, dukungan analisis, dan intelijen. Pada
umumnya, digunakan untuk menolong eksekutif tertinggi di perusahaan yang besar
dengan teliti, EIS dapat membandingkan, dan menyoroti variable penting sehingga
mereka dapat memonitor kinerja dan mengindentifikasi kesempatan dan masalah.
Managers
Internal Predefined Summarize
MIS and Past Sales report
monitoring periodic reports information
executives
Predefined
customized
Internal and Integrate Market
periodic or ad hoc Past and
EIS external Executives present, share
reports, present
monitoring track CSF tracking
presentations,
and queries
1. Seperti halnya sistem yang lain, EIS dapat dikembangkan sendiri di rumah, atau
membeli dari pihak lain.
2. Pendekatan yang lain adalah dengan mencoba memodifikasi IS yang sudah ada
agar sesuai dengan tujuan EIS.
3. Beberapa perusahaan mencoba mengarahkan MIS atau DSS-nya ke dalam
sistem bertujuan ganda.
4. Hal ini biasanya tak bisa berjalan dengan baik, khususnya jika DSS/EIS dicoba
untuk diwujudkan. Alasannya adalah bahwa DSS produktif untuk seorang
analis, dan kontraproduktif untuk seorang eksekutif. Semua kriteria desain dan
kemampuannya sama sekali berbeda. 2 sistem ini didesain berbeda dan
menampilkan fungsi yang berbeda pula.
5. Isu menarik lainnya adalah, siapa yang mengembangkan EIS. Berbeda dengan
DSS, yang dapat dibangun oleh orang-orang IS dan mungkin juga oleh end-user,
EIS dan ESS biasanya dibangun oleh vendor atau konsultan IS.
c. Mental Models
Peran utama EIS adalah membuat sari dari data dan informasi yangvolumenya besar
untuk meningkatkan kegunaannya. Pengambilan sari inidisebut penempatan
informasi (information compression). Dimanamenghasilkan suatu gambaran atau
model mental dari operasi perusahaan.Model tersebut memungkinkan seseorang
membuat penilaian danperkiraaan untuk memahami, memutuskan tindakan yang
perlu diambil danuntuk mengembalikan pelaksanaannya.
Tahun 1973, P.N. Johnson – Lavid menciptakan istilah model mental, yakni
“memungkinkan perorangan untuk membuat penilaian dan perkiraan, untuk
memahami fenomena, untuk memutuskan tindakan yang perlu diambil dan untuk
mengendalikan pelaksanaannya dan di atas semuanya untuk mengalami kejadian
melalui pengganti (proxy).”
a. Disebabkan karena kesalahan pengertian cara kerja EIS itu sendiri yang dianggap
sebagai suatu system yang terpisah dari modul-modul teknologi informasi lain
dalam perusahaan. Modul EIS hanay melakukan peringkasan data dari system basis
data yang telah ada. Jika data pada database utama memiliki struktur yang buruk
maka informasi yang dihasilkan oleh system EIS pun tidak memiliki kualitas yang
baik
b. Disebabkan karena tidak adanya prosedur yang baik untuk menjaga agar data
yang ada selalu up to date. Seringkali para eksekutif mengeluh bahwa laporan EIS
yang diterima sudah tidak sesuai dengan kebutuhan pada saat itu. Jika modul EIS
yang dimiliki terintegrasi dengan system basis data, maka yang perlu dipelihara
adalah keteraturan melakukan update data, sedangkan jika system EIS tidak
terintegrasi dengan system basis data maka mekanisme yang harus dijaga adalah
keteraturan melakukan interfacing antara system basis data dengan modul EIS yang
ada, baik secara manual maupun dibantu degan program computer.
c. Disebabkan karena modul EIS yang terlampau sederhana ( tidak banyak memiliki
fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan advance fitur) sehingga sulit
mengakomodasi kebutuhan masing-masing eksekutif yang kadangkala berbeda
satu sama lain dan dapat berubah – ubah sewaktu-waktu
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Decision Support Systems (DSS), merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk
membantu penggunanya untuk memilih keputusan berdasarkan informasi yang
dihasilkan oleh hal yang terlibat. Sistem ini berfungsi dengan cara mengolah
informasi yang didapatkan dari data mentah yang didapat ataupun database yang
sudah disediakan oleh pengguna untuk diolah secara lanjut. Hasil dari pengolahan
data yang dilakukan dengan menggunakan sistem ini merupakan opsi yang efisien
dan efektif untuk digunakan.
3.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan terkait dengan sistem informasi DSS atau Decision
Support System ialah Supaya instrumen DSS ini dapat dijadikan sebagai alat
penunjang dalam pengambilan keputusan dan bukan sebagai alat penentu dalam
pengambilan keputusan dan harus mampu meng-update penggunaan DSS tersebut.
3.3 PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA