Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN ASISTENSI

PRAKTIKUM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN


PENGENDALIAN INVENTORI - DETERMINISTIK

Dosen Instruktur : Muhammad Fauzi, S.T., M.Log.


Nama Asisten : Nurlaela Nisfiani
Riski Septian Rachman

Disusun Oleh:
Alya Firli Yustiani (0516104057)
Arif Dwi Rahman (0516104066)
Muhammad Choirul Umam (0516104065)

LABORATORIUM PERENCANAAN DAN OPTIMASI SISTEM INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.1.1 Pengendalian Inventori Deterministik

Berkembangnya Teknologi yang semakin canggih menyebabkan banyak sekali


perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun manufaktur bersaing secara
kompetitif. Untuk tetap bertahan dalam kondisi persaingan tentunya diperlukan
suatu manajemen yang baik. Salah satunya yaitu permasalahan yang sering terjadi
pada biaya pengiriman produk atau barang daridistributor ke konsumen yang
banyak mengalami kendala-kendala dalam penanganannya.

Permasalahan lainnya yang timbul dalam efisiensi produksi dalam suatu


perusahaan adalah permasalahan persediaan yang merupakan permasalahan yang
sangat penting dalam efisiensi produksi di perusahaan. Apabila persediaan yang
dimiliki perusahaan melebihi kebutuhan yang direncanakan untuk keperluan
proses produksi, maka perusahaan akan menanggung resiko biaya yang cukup
besar, baik itu resiko akibat biaya penyimpanan maupun kerusakan bahan. Apabila
ini dibiarkan, maka modal perusahaan yang semestinya dapat diinvestasikan pada
sektor lain yang lebih menguntungkan (opportunity cost) akan terserap pada
pengadaan persediaan dan tentunya perusahaan akan banyak mengalami kerugian
karena sistem pengendalian persediaan tersebut belum tepat.

Permasalahan persediaan muncul akibat perbedaan antara penawaran dan


permintaan produk, oleh karena itu persediaan dibutuhkan untuk mengelola
perbedaan yang ada antara permintaan dan penawaran. Perbedaan ini timbul karena
kondisi lingkungan yang tidak menentu, perusahaan perlu menerapkan sistem
kebijakan persediaan yang tepat agar ketersediaan produkdapat terjaga dan tidak
terjadi pembengkakan biaya yang berlebihan sehingga dapat membawa dampak
yang positif bagi perusahaan. Salah satu cara yang digunakan dalam menganalisis
suatu persediaan padamodel stokastik adalah dengan menggunakan pendekatan
statistik pada data permintaan barang dan waktu tunggu pemesanan (lead time).
Praktikum kali ini membahas tentang pengendalian permasalahan beserta alternatif
inventori menggunakan metode deterministik statis dan deterministik dinamis.
Metode yang dilakukan pada deterministik statis mulai dari Metode Transaksional,
Metode Wilson, Metode Leadtime, Metode Uniform, Metode Diskon dan model
Multi Item, dan untuk deterministik dinamis dilakukan menggunakan Metode
Algoritma Warner-Within, Metode Lot fot Lot dan Metode Period Order Quality.
Didapatkan data permintaan berdasarkan kasus-kasus yang diplah menggunakan
metode-metode yang telah disebutkan untuk menentukan biaya minimum dengan
asumsi-asumsi yang paling relevan.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


1.2.1 Pengendalian Inventori Deterministik

Praktikum manajemen persediaan dan pengadaan mengenai pengendalian


inventori deterministik, praktikan diharapkan:
1. Memahami karakteristik pokoksistem inventori deterministik.
2. Memahami variabel keputusan inventori deterministik.
3. Memahami fungsi dan tujuan deterministik.
4. Dapat melakukan perhitungan total ongkos inventori
5. Sebagai langkah pengambilan keputusan dalam sistem inventori.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 PENGUMPULAN DATA


4.1.1 Pengendalian Inventori Deterministik

A. Deterministik Statis
Berikut adalah data besarnya kebutuhan yang dibutuhkan oleh PT. Meprofarm
Pharmaceutical Industries selama satu tahun ke depan.
Tabel 4.1 jumlah demand yang diterima untuk 12 periode
Periode Demand
(bulan) (unit)
1 28995
2 28995
3 28995
4 28995
5 28995
6 28995
7 28995
8 28995
9 28995
10 28995
11 28995
12 28995
Total 347940
(Sumber: Pengumpulan Data)
Berikut rincian biaya yang harus diperhitungkan:
Harga Barang (p) : Rp. 14.000 /unit
Ongkos Pesan (A) : Rp. 146.134.800 /pesan
Ongkos Simpan (h) : Rp. 2.800 /unit/tahun
(20% dari Harga Barang/unit/tahun)
Kecepatan uniform (R) : Rp. 500.000 /unit/periode
Lead time (L) : 2 bulan
B. Deterministik Dinamis
PT. Utama diminta untuk menghitung jumlah barang yang harus dipesan dan kapan
PT. Meprofarm harus melakukan pemesanan dengan metode Algoritma Wagner-
Within dan Metode LFL (Lot for Lot). Data permintaan sebagai berikut
Tabel 4.2 jumlah demand yang diterima untuk 6 periode
Periode 1 2 3 4 5 6

Demand 64 57 64 11 93 30

(Sumber: Pengumpulan Data)


Berikut rincian biaya yang harus diperhitungkan:
Harga Barang (p) : Rp. 20.000 /unit
Ongkos Pesan (A) : Rp. 500.000 /pesan
Ongkos Simpan (h) : Rp. 4.000 /unit/tahun
(20% dari Harga Barang/unit)
Lead time (L) : 2 bulan
Kecepatan Uniform (R) : Rp. 500.000/unit/tahun
4.2 PENGOLAHAN DATA
A. Deterministik Statis

1. Metode Transaksional
Dalam menyelesaikan persoalan dengan metode ini dibutuhkan beberapa
alternatif solusi praktis yang dapat digunakan, yaitu dengan cara menentukan
jumlah barang yang akan dibeli dengan cara coba-coba (trial). Frekuensi yang
digunakan, yaitu frekuensi pesanan satu kali, dua kali, empat kali, lima kali,
depalan kali, dan sepuluh kali (1,2,4,5,8,10). Masih banyak alternatif yang
mungkin dapat dilakukan, tapi kali ini cukup hanya alternatif itu saja yang
akan dilakukan, alternatif mana yang akan dipilih?
Tabel 4.3 Perhitungan Alternatif
Cara dan
Ongkos Beli Ongkos Pesan Ongkos Simpan Ongkos Total
Ukuran
Ob = p x D Op = f X A Os = 1/2 qo x h OT
Pengadaan
Satu Kali Beli
f =1 Rp 4.871.160.000 Rp 146.134.800 Rp 487.116.000 Rp 5.504.410.800
q0 = 347940

Satu Kali Beli


f =2 Rp 2.435.580.000 Rp 292.269.600 Rp 243.558.000 Rp 2.971.407.600
q0 = 173970

Satu Kali Beli


f =4 Rp 1.217.790.000 Rp 584.539.200 Rp 121.779.000 Rp 1.924.108.200
q0 = 86985

Satu Kali Beli


f =5 Rp 974.232.000 Rp 730.674.000 Rp 97.423.200 Rp 1.802.329.200
q0 = 69588

Satu Kali Beli


f =8 Rp 608.895.000 Rp 1.169.078.400 Rp 60.889.500 Rp 1.838.862.900
q0 = 43492,5
Satu Kali Beli
f = 10 Rp 487.116.000 Rp 1.461.348.000 Rp 48.711.600 Rp 1.997.175.600
q0 = 34794
(Sumber: Pengolahan Data)

Dimana :
q0 = ukuran lot pemesanan
f = frekuensi pemesanan
D = jumlah permintaan
A = ongkos pesan setiap kali melakukan pemesanan
h = ongkos simpan per unit per tahun
Maka dapat disimpulkan bahwa alternatif terbaik adalah dengan cara memesan
lima kali, karena akan menghasilkan ongkos total inventori terendah yaitu Rp.
1.802.329.200

contoh pehitungan :
a) Ukuran lot pemesanan (𝑞0 )
𝐷
𝑞0 =
𝑓
347940
𝑞0 = = 347940 unit
1

b) Ongkos Beli (𝑂𝑏 )


𝑂𝑏 = 𝑝 𝑥 𝐷
𝑂𝑏 = Rp. 14.000 x 347940 = Rp. 4.871.160.000
c) Ongkos Pesan (𝑂𝑝 )
𝑂𝑝 = 𝑓 𝑥 𝐴
𝑂𝑝 = 1 𝑥 Rp. 146.134.800 = Rp. 146.134.800
d) Ongkos Simpan (𝑂𝑠 )
𝑂𝑠 = 1⁄2 𝑞0 𝑥 ℎ

𝑂𝑠 = 1⁄2 347940 𝑥 2800 = Rp. 487.116.000


e) Ongkos Total (OT)
𝑂𝑇 = 𝑂𝑏 + 𝑂𝑝 + 𝑂𝑠
𝑂𝑇 = Rp. 4.871.160.000 + Rp. 146.134.800 + Rp. 487.116.000
= Rp. 5.504.410.800
2. Kebijakan Inventori deterministik statis dengan Metode Wilson
a) Ukuran Lot Pemesanan Ekonomis (𝑞0 )

2𝐴𝐷
𝑞0 = √

2 𝑥 Rp. 146.134.800 𝑥 347940


𝑞0 = √
Rp. 2.800

Rp. 101.692.284.624.000
𝑞0 = √ = √36.318.673 = 190574,58
Rp. 2.800

≈ 190575 𝑢𝑛𝑖𝑡
b) Waktu Antar Pemesanan (T)

2𝐴
𝑇=√
𝐷ℎ

2 𝑥 Rp. 146.134.800
𝑇=√
347940 𝑥 Rp. 2.800
Rp. 292.269.600
𝑇=√ = √0,3 = 0,54 tahun = 6,48 bulan
Rp. 974.232.000

c) Ongkos Total Inventori Optimal (𝑂𝑇 )


𝑂𝑇 = √2𝐴𝐷ℎ + 𝐷𝑝
𝑂𝑇 = √2 x 146.134.800 x 347940 x 2800 + 347940 x 14000
𝑂𝑇 = √284738390000000000 + 23918026752
𝑂𝑇 = Rp. 533.608.843 + Rp. 4.871.160.000
𝑂𝑇 = Rp. 5.404.768.842

3. Kebijakan inventori deterministik statis dengan adanya perubahan


waktu ancang-ancang (leadtime)
a) Ukuran Lot Pemesanan Ekonomis (𝑞0 )

2𝐴𝐷
𝑞0 = √

2 𝑥 Rp. 146.134.800 𝑥 347940


𝑞0 = √
Rp. 2.800

Rp. 101.692.284.624.000
𝑞0 = √ = √36.318.673.080 = 190574 unit
Rp. 2.800

b) Waktu Antar Pemesanan (T)

2𝐴
𝑇=√
𝐷ℎ

2 𝑥 Rp. 146.134.800
𝑇=√
347940 𝑥 Rp. 2.800

Rp. 292.269.600
𝑇=√ = √0,3 = 0,54 tahun = 6,48 bulan
Rp. 974.232.000

c) Titik Pemesanan Ulang / reorder point (r)


Karena L < T, maka 𝑟 = 𝐷 x 𝐿
𝑟=𝐷 x 𝐿
2
𝑟 = 347940 x
12
𝑟 = 57990 unit
d) Ongkos Total Inventori Optimal (𝑂𝑇 )
𝑂𝑇 = √2𝐴𝐷ℎ + 𝐷𝑝
𝑂𝑇 = √2 x Rp. 146.134.800x 347940 x Rp. 2.800 + 347940 x 14000

𝑂𝑇 = √Rp. 284.738.396.947.200.000 + Rp. 4.871.160.000


𝑂𝑇 = Rp. 533.608.847 + Rp. 4.871.160.000
𝑂𝑇 = Rp. 5.404.768.847
Maka dapat disimpulkan dengan adanya hasil perhitungan perubahan ancang-
ancang waktu (leadtime), maka ongkos total yang didapatkan adalah sebesar
Rp. 5.404.768.847 dengan jumlah 𝑞0 sebesar 190574 unit, sedangkan untuk
waktu antar pemesanan adalah sekitar 6,48 bulan (0,54 tahun) dan titik pemesanan
ulang (reorder point) ialah pada saat inventori sudah berada pada jumlah 57990
unit.

4. Kebijakan inventori deterministik statis dengan adanya kondisi barang


datang serentak (uniform)
a) Ukuran Lot Pemesanan Ekonomis (𝑞0 )
2𝐴𝐷
𝑞0 = √
𝐷
ℎ (1 − 𝑅 )

2 x Rp. 146.134.800x 347940


𝑞0 = √
347940
Rp. 2.800 (1 − )
Rp. 500.000

Rp. 445.816.711.393.536
𝑞0 = √
Rp. 2.800(1 − 0,70)

Rp. 445.816.711.393.536
𝑞0 = √
Rp. 2.800(0,30)

Rp. 445.816.711.393.536
𝑞0 = √
Rp. 840
𝑞0 = √Rp. 530734180230,4 = 728515 𝑢𝑛𝑖𝑡
b) Waktu Antar Pemesanan (T)
2𝐴
𝑇=√
𝐷
𝐷ℎ (1 − 𝑅 )

2 𝑥 Rp. 146.134.800
𝑇=√
347940
347940x Rp. 2.800 (1 − )
500.000

Rp. 292.269.600
𝑇=√
347940
Rp. 974.232.000 (1 − )
500.000

Rp. 292.269.600
𝑇=√
Rp. 974.232.000(0,30)

Rp. 292.269.600
𝑇=√ = √1 = 1 tahun = 12 bulan
Rp. 292.269.600

e) Titik Pemesanan Ulang / reorder point (r)


Karena L < T, maka 𝑟 = 𝐷 x 𝐿
𝑟=𝐷 x 𝐿
2
𝑟 = 347940 x
12
𝑟 = 57990 unit
c) Ongkos Total Inventori Optimal (OT)
𝐷 𝐷 1
𝑂𝑇 = 𝐷𝑝 + 𝐴 + ℎ (1 − ) 𝑞0
𝑞0 𝑅 2
347940
𝑂𝑇 = 347940 x 14000 + Rp. 146.134.800
728515
347940 1
+ Rp. 2.800 (1 − ) 728515
500.000 2
𝑂𝑇 = Rp. 4.871.160.000 + Rp. 69.794.228 + Rp. 305.976.300
𝑂𝑇 = Rp. 5.246.930.528
5. Pengaturan tambahan jika dihadapkan dengan kondisi pemasok
memberikan metode diskon

Kondisi 1 jika q0 ≤ 28000, diskon 5%

a. q01=

2 𝑥 500.000 𝑥 347940
=√ 3800

= 9568.86 ≈ 9569 unit


𝐷 1
b. 𝑂𝑇1 = 𝐷𝑝 + 𝐴 𝑞 + ℎ 2 𝑞0
0

347.940 1
𝑂𝑇1 = 347.940(20.000) + 500.000 + 4.000 9569
9569 2
𝑂𝑇1 = 6.958.800.000 + 18.180.583 + 19.138.000
𝑂𝑇1 =Rp 6.996.118.583

Kondisi 2 jika 28000 < q0 ≤ 30000, diskon 10%

c. q02=

2 𝑥 500.000 𝑥 347940
=√ 3600

= 9831.07 ≈ 9831 unit


𝐷 1
d. 𝑂𝑇2 = 𝐷𝑝 + 𝐴 𝑞 + ℎ 2 𝑞0
0

347.940 1
𝑂𝑇2 = 347.940(20.000) + 500.000 + 4.000 9831
9831 2
𝑂𝑇2 = 6.958.800.000 + 17.696.064 + 19.662.000
𝑂𝑇2 =Rp 6.996.158.064

Kondisi 3 jika q0> 30000, diskon 15%

e. q03 =

2 𝑥 500.000 𝑥 347940
=√ 3400

= 10116.09 ≈ 10116 unit


𝐷 1
f. 𝑂𝑇3 = 𝐷𝑝 + 𝐴 𝑞 + ℎ 2 𝑞0
0

347.940 1
𝑂𝑇3 = 347.940(20.000) + 500.000 + 4.000 10116
10116 2
𝑂𝑇3 = 6.958.800.000 + 17.197.508 + 20.232.000
𝑂𝑇3 = Rp 6.996.320.508

Membandingkan dari ketiga total ongkos yang diperoleh, didapatkan total ongkos
terendah yaitu Rp 6.996.118.583 dengan ukuran lot pemesanan yang paling
ekonomis ditentukan berdasarkan ongkos terendah yaitu q03 9569 unit.

6. Alternatif solusi yang harus dilakukan jika dihadapkan dengan beberapa


komoditas bahan baku yang harus dipesan dengan data di bawah ini, maka di
sini akan dicoba menggunakan model multi item.

Tabel 4.4 Data Barang


Demand Harga Ongkos Simpan
28995 14000 2800
28004 8000 1600
25886 10000 2000
12990 11000 2200
22650 10000 2000
(Sumber: Pengolahan Data)

a) Waktu Antar Pemesanan (T)


2𝐴
𝑇=√
𝑁
∑ 𝐷ℎ
𝑖=1 𝑖 𝑖

2 x 146134800
𝑇=√
(28995 x 2800) + (28004 x 1600) + ⋯ + (22650 x 2000)

292269600
𝑇=√
(81186000) + (44806400) + ⋯ + (45300000)

292269600
𝑇=√ = √1.16 = 1,08 tahun = 12.9 bulan
251642400
b) Ukuran Lot Pemesanan Ekonomis (𝑞0 )
𝑞0 1 = 𝑇𝐷1
= 1.08 x 28995 = 81186000
𝑞0 2 = 𝑇𝐷2
= 1.08 x 28004 = 44806400
𝑞0 3 = 𝑇𝐷3
= 1.08 x 25886 = 51772000
𝑞0 4 = 𝑇𝐷4
= 1.08 x 12990 = 28578000
𝑞0 5 = 𝑇𝐷5
= 1.08 x 22650 = 45300000
B. Deterministik Dinamis

Menghitung kebijakan inventori deterministik dinamis dengan Metode Algoritma


Wagner-Within
a. Ongkos Total dariperiode e sampai n
Oen= A + h ∑𝑛𝑡=𝑒(𝑞𝑒𝑛 − 𝑞𝑒𝑡 ) dimana 𝑞𝑒𝑡 = ∑𝑛𝑡=𝑒 𝐷𝑡
O11 = 500.000+4.000 [(64-64)]
= 500.000
O12 = 500.000+4.000 [(121-64)+(121-121)]
= 728.000
O13 = 500.000+4.000 [185-64)+ (185-121)+(185-185)]
= 1.240.000
O14 = 500.000+4.000 [(196-64)+(196-121)+(196-185)+(196-196)]
= 1.372.000
O15 = 500.000+4.000
[(289-64)+(289-121)+(289-185)+(289-196)+(289- 289)]
= 2.860.000
O16 = 500.000+4.000 [(319-64)+(319-121)+(319-185)+(319-
196)+(319-289) +(319-319)]
= 3.460.000
O22 = 500.000+4.000 [(57-57)]
= 500.000
O23 = 500.000+4.000 [(185-57)+ (185-185)]
= 1.012.000
O24 = 500.000+4.000 [(196-57)+ (196-185)+(196-196)]
= 1.100.000
O25 = 500.000+4.000 [(289-57)+ (289-185)+(289-196)+(289-289)]
= 2.216.000
O26 = 500.000+4.000 [(319-57)+(319-185)+(319-196)+(319 -
289)+(319-319)]
= 2.696.000
O33 = 500.000+4.000 [(64-64)]
= 500.000
O34 = 500.000+4.000 [(196-64 )+ (196-196)]
= 1.028.000
O35 = 500.000+4.000 [(289-64)+ (289-196)+(289-289)]
= 1.772.000
O36 = 500.000+4.000 [(319-64)+(319-196)+(319-289)+(319-319)]
= 2.132.000
O44 = 500.000+4.000 [(11-11)]
= 500.000
O45 = 500.000+4.000 [(289-11)+(289-289)]
= 1.612.000
O46 = 500.000+4.000 [(319-11)+(319-289)+(319-319)]
= 1.852.000
O55 = 500.000+4.000 [(93-93)]
= 500.000
O56 = 500.000+4.000 [(319-93)+(319-319)]
= 1.404.000
O66 = 500.000+4.000 [(30-30)]
= 500.000
Tabel 4.5 Ongkos Total Periodee sampain
1 2 3 4 5 6
1 500000 728000 1240000 1372000 2860000 3460000
2 500000 1012000 1100000 2216000 2696000
3 500000 1028000 1772000 2132000
4 500000 1612000 1852000
5 500000 1404000
6 500000
(Sumber: Pengolahan Data)

b. Ongkos Minimum yang mungkindari periodee sampai n


fn = Min[Oen+fe-1] dimanae = 1, 2, …, n dann = 1, 2, …, N
f0 = 0
f1 = Min [O11 + f0]
= Min [500.000 + 0]
=500.000 untuk O11+f0

f2 = Min [O12 + f0, O22 + f1]


= Min [728.000 + 0], [500.000 + 500.000]
= 728.000 untuk O12 + f0

f3 = Min [O13 + f0, O23 + f1, O33 + f2]


= Min [1.240.000+ 0], [1.012.000 +500.000], [500.000 + 728.000]
= 1.228.000 untuk O13 + f0

f4 = Min [O14 + f0, O24 + f1, O34 + f2, O44 + f3]


= Min [1.372.000+0], [1.100.000 +500.000], [1.028.000 +728.000],
[500.000+1.228.000]
=1.372.000 untuk O34 + f0

f5 = Min [O15 + f0, O25 + f1, O35 + f2, O45 + f3, O55 + f4]
= Min [2.860.000+0], [2.216.000+500.000], [1.772.000+728.000],
[1.612.000 +1.228.000], [500.000+1.372.000]
= 1.872.000 untuk O35 + f2
F6 = Min [O16 + f0, O26 + f1, O36 + f2, O46 + f3, O56 + f4, O66 + f5]
= Min [3.460.000+0], [2.696.000+500.000], [2.132.000+728.000],
[1.852.000+1.228.000], [1.404.000+1.372.000], [500.000+1.872.000]
= 2.372.000 untuk O36 + f2

Tabel 4.6 Ongkos Minimum e sampai n


1 2 3 4 5 6
1 500000 728000 1240000 1372000 2860000 3460000
2 1000000 1512000 1600000 2716000 3196000
3 1228000 1756000 2500000 2860000
4 1728000 2840000 3080000
5 1872000 2776000
6 2372000
Min 500000 728000 1228000 1372000 1872000 2372000
(Sumber: Pengolahan Data)

c. Kebijakan Inventori dengan Algoritma Wagner-Within


Tabel 4.7 Kebijakan Inventori Algoritma Back Order
Periode (t) 0 1 2 3 4 5 6
Demand 64 57 64 11 93 30
Ukuran Lot Pemesanan 196 93 30
Saat Pemesanan 196 93 30

Ob 3920000 0 0 0 1860000 600000


Op 1500000
Os 528000 0 0 0 0 0
OT 8408000
(Sumber: Pengolahan Data)

Menghitung Ongkos Total yang dikeluarkan dengan Algoritma Wagner-Within.


Ob = P × D Os = q0 × h
Ob = 20.000 × 196 Os = 4000 (196-64)
Ob = Rp.3.920.000 Os = Rp.528.000

Op = A × f OT = Op + Os + Ob
Op = 500.000 x 3 OT = Rp. 8.408.000
Op = Rp.1.500.000
Tabel 4.8 Kebijakan Inventori Algoritma Lost Sales
Periode (t) 0 1 2 3 4 5 6
Demand 64 57 64 11 93 30
Ukuran Lot Pemesanan 196 93 30
Saat Pemesanan 93 30

Ob 3920000 0 0 0 1860000 600000


Op 1000000
Os 528000 0 0 0 0 0
OT 7908000
(Sumber: Pengolahan Data)

Menghitung Ongkos Total yang dikeluarkan dengan Algoritma Wagner-Within.


Ob = P × D Os = q0 × h
Ob = 20.000 × 196 Os = 4000 (196-64)
Ob = Rp.3.920.000 Os = Rp.528.000

Op = A × f OT = Op + Os + Ob
Op = 500.000 x 2 OT = Rp. 7.908.000
Op = Rp.1.000.000

Langkah 4
Menentukan besarnya ukuran lot pemesanan berdasarkan demand pada langkah 1
dengan menggunakan metode Lot For Lot (LFL) Back Order.
Tabel 4.9 Ukuran Pemesanan berdasarkan LFL Back Order
Periode (t) 0 1 2 3 4 5 6
Demand 64 57 64 11 93 30
Ukuran Lot Pemesanan 64 57 64 11 93 30
Saat Pemesanan 121 64 11 93 30

Ob 1280000 1140000 1280000 220000 1860000 600000


Op 2500000
Os 0 0 0 0 0 0
OT 8880000
(Sumber: Pengolahan Data)
Menghitung Ongkos Total yang dikeluarkan dengan metode Lot For Lot (LFL)
Back Order.
Ob = P × D Op = A × f
Ob = 20.000 × 64 Op = 500.000 x 5
Ob = Rp.1.280.000 Op = Rp.2.500.000
Os = q0 × h OT = Op + Os + Ob
Os = 4000 (64-64) OT = Rp. 8.880.000
Os = Rp.0

Langkah 5
Menentukan besarnyau kuran lot pemesanan berdasarkan demand pada langkah 1
dengan menggunakan metode Lot For Lot (LFL) Lost Sales.

Tabel 4.10 Ukuran Pemesanan berdasarkan LFL Lost Sales


Periode (t) 0 1 2 3 4 5 6
Demand 64 57 64 11 93 30
Ukuran Lot Pemesanan 64 57 64 11 93 30
Saat Pemesanan 64 11 93 30

Ob 1280000 1140000 1280000 220000 1860000 600000


Op 2000000
Os 0 0 0 0 0 0
OT 8380000

(Sumber: Pengolahan Data)

Menghitung Ongkos Total yang dikeluarkan dengan metode Lot For Lot (LFL)
Lost Sales.
Ob = P × D Os = q0 × h
Ob = 20.000 × 64 Os = 4000 (64-64)
Ob = Rp.1.280.000 Os = Rp.0

Op = A × f OT = Op + Os + Ob
Op = 500.000 x 4 OT = Rp. 8.380.000
Op = Rp.2.000.000
BAB V
ANALISIS
5.2 PENGENDALIAN INVENTORI DETERMINISTIK

Berdasarkan hasil perhitungan pengendalian inventori dengan deterministik statis


dan dinamis menunjukan hasil ongkos total yang berbeda-beda yang disebabkan
oleh kebijakan yang berbeda-beda pula. Deterministik statis menggunakan lima
metode yaitu metode Transaksional, Wilson, metode Lead Time, metode Uniform,
metode Model Diskon dan metode Multi Item. Berikut hasil perhitungan ongkos
total untuk deterministik statis dari tiap-tiap metode:
Tabel 5.1 Hasil Ongkos Total Deterministik Statis
Metode Ongkos Total
Transaksional Rp. 5.504.410.800
Wilson Rp. 5.404.768.842
Lead Time Rp. 5.404.768.847
Uniform Rp. 5.246.930.528
Model Diskon Rp. 6.996.118.583
(Sumber: Pengolahan Data)

Berdasarkan Tabel 5.1 diperoleh informasi bahwa ongkos terkecil diperoleh oleh
metode Model Uniform yaitu sebesar Rp 5.246.930.528. Adanya sistem Uniform
mengubah lot pemesanan yang optimal menjadi 728515 unit

Deterministik dinamis menggunakan dua metode yaitu metode Algoritma Wagner-


Within dan metode Lot for Lot. Berikut hasil perhitungan ongkos total untuk
deterministik dinamis dari tiap-tiap metode:

Tabel 5.2 Hasil Ongkos Total Deterministik Dinamis


Ongkos Total
Metode
Back Order Lost Sales
Metode Algoritma Rp. 8.408.000/tahun Rp. 7.908.000/tahun
Wagner-Within
Metode Lot for Lot Rp. 8.880.000/tahun Rp. 8.380.000/tahun
(Sumber: Pengolahan Data)

Berdasarkan Tabel 5.2 diperoleh informasi bahwa ongkos yang lebih kecil
diperoleh oleh metode Algoritma Wagner-Within Lost Sales yaitu sebesar Rp.
7.908.000/tahun dan Back Order sebesar Rp. 8.408.000/tahun. Metode Algoritma
Wagner-Within menghasilkan ongkos yang lebih kecil karena disebabkan oleh
kecilnya ongkos pesan yang diakumulasikan. Pengolahan metode Lot for Lot Back
Order menghasilkan ongkos yang lebih besar karena meskipun metode ini tidak
menghasilkan ongkos simpan, namun ongkos pesan yang dihasilkan lebih besar
karena dilakukan di hampir setiap periode.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN
6.1.1 Pengendalian Inventori Deterministik

Berdasarkan pengolahan data dan analisa hasil pengolahan data dan hasil pengujian
pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Biaya yang dikeluarkan tergantung dengan kebijakan perusahaan dalam
pemesanan dan pembelian produk.
2. Biaya pembelian produk tergantung dengan kebutuhan yang diperlukan.
3. Biaya simpan meningkat apabila kapasitas gudang yang tidak mencukupi.
4. Perusahaan dapat melakukan evaluasi dengan cara perhitungan pengeluaran
yang paling efektif dan dapat menggunakannya.
5. Metode yang menghasilkan ongkos terkecil untuk deterministik statis terdapat
pada metode Model Uniform yaitu sebesar Rp 5.246.930.528 sedangkan untuk
deterministik dinamis terdapat pada metode Algoritma Wagner-Within Lost
Sales yaitu sebesar Rp. 7.908.000/tahun dan Back Order sebesar Rp.
8.408.000/tahun.

6.2 SARAN
6.2.1 Pengendalian Inventori Deterministik

Berdasarkan pengolahan data dan analisa hasil pengolahan data dan hasil pengujian
pada bab sebelumnya, didapatkan saran sebagai berikut:
1. Keakuratan dalam pengolahan data awal harus sangat diperhatikan, karena
pengolahan data dalam deterministik statis maupun deterministik dinamis
merupakan perhitungan data yang kompleks dan berhubungan, sehingga
kesalahan pada awal pengolahan dapat berpengaruh terhadap pengolahan akhir
yang dapat menyebabkan kekeliruan dalam pengambilan keputusan.
2. Pembulatan angka dibelakang koma haruslah diperhatikan, karena jika
pembulatan tidak konsisten dapat menyebabkan paralaks yang dapat
menyebabkan kekeliruan terhadap data akhir.

Anda mungkin juga menyukai