Anda di halaman 1dari 149

PENGGUNAAN BETA SAHAM IDX30 DALAM MEMBENTUK

PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PORTOFOLIO

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat


Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Fanita
2014120055

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
(Terakreditasi berdasarkan Keputusan BAN-PT
No.227/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/XI/2013)
Bandung
2018
THE APPLICATION OF IDX30 STOCK BETA IN SHAPING THE
PORTFOLIO TO IMPROVE PORTFOLIO’S PERFORMANCE

UNDERGRADUATE THESIS

Submitted to complete the requirement of


A Bachelor Degree in Economics

By

Fanita
2014120055

PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY


FACULTY OF ECONOMICS
MANAGEMENT STUDY PROGRAM
(Accredited based on the decree of BAN – PT
No.227/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/XI/2013)
Bandung
2018
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Penggunaan Beta Saham IDX30 dalam Membentuk Portofolio untuk Meningkatkan


Kinerja Portofolio

Oleh :

Fanita
2014120055

PERSETUJUAN SKRIPSI

Bandung, Januari 2018


Ketua Program Studi S1 Manajemen

Triyana Iskandarsyah, Dra., M.si.

Pembimbing Skripsi,

Catharina Tan Lian Soei, Dra., M.M.


PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama (sesuai akte lahir) : Fanita
Tempat, tanggal lahir : Prabumulih, 5 Juli 1996
No. Pokok Mhs/NPM : 2014120055
Program studi : Manajemen
Jenis naskah : Skripsi
JUDUL
Penggunaan Beta Saham IDX30 dalam Membentuk Portofolio untuk Meningkatkan
Kinerja Portofolio
dengan,
Pembimbing : Catharina Tan Lian Soei, Dra., M.M.
Ko-Pembimbing :-
SAYA MENYATAKAN
Adalah benar-benar karya tulis saya sendiri;
1. Apapun yang tertuang sebagai bagian atau seluruh isi karya tulis saya tersebut di atas
dan merupakan karya orang lain (termasuk tapi tidak terbatas pada buku, makalah,
surat kabar, internet, materi perkuliahan, karya tulis mahasiswa lain), telah dengan
selayaknya saya kutip, sadur atau tafsir dan jelas telah saya ungkap dan tandai.
2. Bahwa tindakan melanggar hak cipta dan yang disebut, plagiat (Plagiarism)
merupakan pelanggaran akademik yang sanksinya dapat berupa peniadaan
pengakuan atas karya ilmiah dan kehilangan hak kesarjanaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksa oleh pihak
mana pun.

Pasal 25 Ayat (2) UU.No.20 Tahun 2003: Lulusan Bandung,


perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan
untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau Dinyatakan tanggal : Januari 2018
vokasi terbukti merupakan jiplakan dicabut gelarnya. Pembuat Pernyataan :

Pasal 70 : Lulusan yang karya ilmiah yang


digunakannya untuk mendapat gelar akademik,
profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksuda dalam
Pasal 25 Ayat (2) terbuktu merupakan jiplakan
dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 200 juta. (Fanita)
ABSTRAK

Selama ini paling tidak tercatat ada 20 jenis indeks di BEI. Selain indeks yang dibentuk
oleh BEI, ada indeks saham yang diinisiasi melalui kerja sama dengan pihak ketiga. Sesuai
dengan namanya, indeks IDX30 yang diluncurkan oleh BEI pada tanggal 23 April 2012 memuat
30 jenis saham unggulan di BEI. Indeks IDX30 dalam kriterianya tidak mempertimbangkan
risiko pasar yang ada, berupa tingkat bunga, keadaan pasar, ataupun tingkat inflasi. Berdasarkan
latar belakang tersebut, berikut identifikasi masalah yang dirumuskan oleh penulis, yaitu
bagaimana bentukan portofolio yang dipisahkan menjadi Beta Tinggi dan Rendah, bagaimana
kinerja masing-masing portofolio, dan portofolio mana yang terbaik setalah dievaluasi.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe Applied research dengan metode
penelitian deskriptif. Sumber data dari data sekunder yang digunakan berupa data harga saham
perminggu Februari – Juli 2017 dan Agustus – November 2017. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi dokumentasi dan literatur. Data yang
diperoleh oleh peneliti adalah data dari website resmi Bursa Efek Indosia (BEI)(www.idx.co.id)
dan finance.yahoo.com.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap Indeks IDX30, maka
penulis menarik beberapa kesimpulan, yaitu: (1) Berdasarkan hasil penelitian, portofolio Beta
Tinggi terdiri dari 25 saham. Sedangkan portofolio Beta Rendah hanya terdiri dari 5 saham; (2)
Kinerja ketiga portofolio yang diukur dengan Sharpe adalah kurang baik karena menghasilkan
angka negatif. Hal ini menunjukkan bahwa excess return yang didapat pada ketiga portofolio
tersebut memiliki angka yang belum cukup tinggi untuk risiko portofolio yang ada yang diukur
dengan Standar deviasi. Pada pengukuran Treynor, ketiga portofolio yang diukur menunjukkan
hasil negatif. Sehingga dapat diartikan bahwa kinerja ketiga portofolio yang diukur dengan
Treynor adalah kurang baik. Artinya return portofolio yang dimiliki masih belum cukup tinggi
untuk tingkat risiko yang ada. Pada pengukuran Jensen, portofolio menunjukkan angka negatif
pada ketiga portofolio yang diukur. Artinya return actual yang dihasilkan oleh ketiga portofolio
lebih kecil dari return harapannya untuk tingkat risiko yang ada; (3) Indeks IDX30 memuat 30
saham yang memiliki prospek pertumbuhan yang bagus kedepannya, sehingga bagus untuk
investasi jangka panjang. Namun, dalam penelitian ini, ketiga portofolio yang sudah
memeprhitungkan risiko pasar dan risk-free rate menghasilkan angka negatif yang berarti ketiga
portofolio belum memberikan hasil kinerja yang cukup baik; (4) Angka yang dihasilkan dari
perhitungan expected return saham Februari – Juli 2017 dan Agustus – November 2017
cenderung negatif. Hal tersebut dapat terjadi apabila pada portofolio terdapat saham yang return
nya turun drastis dan saham-saham lain didalamnya memiliki kenaikan yang tidak seimbang
dengan penurunan return tersebut.
Saran penulis dalam penelitian ini: (1) Sebaiknya menggunakan data harga saham harian
agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan akurat; (2) Saham-saham IDX30 yang
berjumlah 30 saham jumlahnya masih terlalu sedikit untuk dijadikan sampel pembentukan
portofolio ulang; (3) Evaluasi portofolio menggunakan teknik pengukuran Sharpe, Treynor, dan
Jensen dinilai mudah untuk diterapkan. Metode Jensen dinilai mampu mengevaluasi portofolio
dari beberapa unsur sekaligus, yaitu, risk free rate, return pasar dan saham, dan Beta. Sehingga
hasil yang didapatkan dari evaluasi lebih maksimal dan akurat dibandingkan teknik pengukuran
Sharpe dan Treynor; (4) Dalam berinvestasi di portofolio, sebaiknya investor menguji atau
mengevaluasi terlebih dahulu bentukan portofolio yang akan diambil. Karena berdasarkan
penelitian ini, tidak semua portofolio yang memiliki saham Beta tinggi yang cenderung
menghasilkan return tinggi itu baik untuk kita berinvestasi didalamnya; (5) Hasil penelitian
membuktikan bahwa kinerja portofolio yang diuji menggunakan data periode masa lalu belum
tentu menghasilkan hasil yang sama diperiode berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa data masa
lalu tidak selalu bisa dijadikan sebagai acuan disebabkan oleh banyaknya perubahan yang terjadi
dalam kurun waktu yang begitu cepat.

Kata kunci : Expected Return, Beta Saham, Sharpe, Treynor, dan Jensen

i
ABSTRACT

All this time, there are more than 20 index type on BEI. In addition to indexes formed by
BEI, there is a stock index initiated in cooperation with a third party. As the name implies,
IDX30 index launched by BEI on 23 April 2012 contains 30 types of superior shares in BEI. The
IDX30 index in its criteria does not take into account existing market risks, such as interest rates,
market conditions, or inflation rates. Based on this background, the following identifies the
problem formulated by the author, namely how the portfolio formation separated into High Beta
and Low Beta, how the performance of each portfolio, and which portfolio is best evaluated
after.
In this research, the authors use the type of Applied research with descriptive research
method. Sources of data from secondary data used in the form of stock price data per week
February - July 2017 and August - November 2017. Data collection techniques used in this
research is the study of documentation and literature. Data obtained by the researchers is data
from the official website of the Indonesia Stock Exchange (BEI) (www.idx.co.id) and
finance.yahoo.com.
Based on the research that has been done by the author of IDX30 Index, the authors
draw some conclusions, namely: (1) Based on research result, Beta Tinggi portfolio consists of
25 shares. While the Beta Low portfolio consists of only 5 shares; (2) The performance of the
three portfolios measured by Sharpe is poor. This shows that the excess return earned in these
three portfolios has a not-enough rate for existing portfolio risk as measured by Standard
deviation. In Treynor measurements, all three measured portfolios showed negative results. So it
can be interpreted that the performance of the three portfolios measured by Treynor is not-
enough good. This means that the portfolio return is still not high enough for the existing risk
level. In Jensen's measurement, the portfolio showed negative numbers on all three portfolios
measured. This means that the actual return generated by the three portfolios is smaller than the
expected return for the risk level; (3) The IDX30 index contains 30 stocks that have good growth
prospects in the future, it's great for long-term investments. However, in this research, the three
portfolios that have taken into account market risk and risk-free rate produce negative numbers
which means that the three portfolios have not yielded good performance results; (4) The figures
resulting from the calculation of the expected stock return of February - July 2017 and August -
November 2017 tend to be negative. This can happen if the portfolio there are a stock that
returns dropped dramatically and other shares in it have an unequal increase with the decline in
return.
Writer's suggestion in this research are: (1) It is better to use daily stock price data in
order to get more maximal and accurate result; (2) IDX30 shares totaling 30 stocks are still too
few to be samples of re-portfolio formation; (3) Portfolio evaluation using measurement
techniques Sharpe, Treynor, and Jensen considered easy to apply. Jensen method is considered
able to evaluate the portfolio of several elements at once, namely, risk free rate, market and stock
returns, and Beta. So the results obtained from the evaluation are more leverage and accurate
than the Sharpe and Treynor measurement techniques; (4) In investing in the portfolio, investors
should test or evaluate in advance the formation of the portfolio to be taken. Because based on
this study, not all portfolios that have high Beta stocks that tend to generate high return is good
for us to invest in it; (5) The results prove that the portfolio performance tested using the data of
the past period is not necessarily produce the same result in the next period. This shows that past
data can not always be used as a reference due to high of number of changes that occur in the
period so fast.

Keywords: Expected Return, Stock Beta, Sharpe, Treynor, and Jensen

ii
KATA PENGANTAR

Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Segala puji dan syukur
saya panjatkan kepada Sang Buddha atas segala karunianya sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “” dengan sangat baik. Banyak pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Kedua orang tua saya, Papa dan Mama, yang selalu memberikan dukungan
finansial maupun moril, nasihat, semangat, motivasi dan tempat berbagi bagi
saya selama ini.
2. Kedua adik saya, Fennita dan Ferdi Putra Dinata, yang selalu memberikan
dukungan, semangat, menghibur, dan berbagi dengan saya selama ini.
3. Kakek dan Nenek saya yang masih sehat sehingga bisa memberikan
dukungan dan semangat kepada saya selama ini.
4. Paman saya, Nur Alam, yang selalu memberikan dukungan finansial dan
moril, serta semangat selama saya menempuh perkuliahan.
5. Keluarga besar saya atas doa, bantuan, dan nasihat-nasihat yang berharga.
6. Ibu Catharina Tan selaku Dosen Pembimbing yang banyak memberikan saya
pengetahuan, nasihat-nasihat, tenaga, pikiran dan perhatian serta pengarahan
sampai skripsi ini dapat selesai.
7. Ibu Judith Felicia Pattiwael, Dra., M.T. selaku dosen Metodologi Penelitian
yang telah memberikan banyak ilmu sehingga saya bisa berpikir lebih luas
dan inspirasi dalam pembuatan skripsi ini.
8. Bapak FX Supriyono selaku Dosen Wali yang telah memberikan banyak
nasihat dalam menjalankan kuliah selama ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen program S1 Fakuktas Ekonomi Jurusan Manejemen
Universitas katolik Parahyangan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,
yang telah memberikan banyak pengetahuan, pengalaman, pengajaran,

iii
semangat dan inspirasi selama perkuliahan saya di Universitas Katolik
Parahyangan.
10. Ibu Rizka Praktikna Nugraha, sebagai dosen dan sahabat saya, yang
memberikan dukungan dan semangat selama saya menempuh perkuliahan.
11. Sahabat saya sejak SMP, Erisca Agustin, yang selalu memberikan dukungan,
semangat, dan sebagai tempat saya berbagi cerita selama ini.
12. Para sahabat saya sejak SMA, Indah Tania, Siti Rohillah, Septiani Audina,
Nadia Andini, Meydiana, dan Larasati, yang selalu memberikan dukungan,
semangat, dan sebagai tempat saya berbagi cerita selama ini.
13. Para sahabat saya dimasa kuliah, Stella Vania, Nelviani, Fidianti, Cynthia,
Francisca, dan David Chandra yang selalu memberikan dukungan, semangat,
dan sebagai teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi, serta berbagi
canda tawa selama ini.
14. Sahabat serta rekan bisnis saya, Ariel Febrika, yang sama-sama bekerja sama
dalam mengembangkan bisnis dari mata kuliah Kewirausahaan dan sebagai
teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi.
15. Sahabat saya di KMBP, Ronny Herman, Alvian, Hendra Berlian, Alfandy, ci
Hanna Marcella, Kurniawan, ci Maria Natalie, dan ci Tiffany Wijaya, yang
memberikan dukungan dan semangat kepada saya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
16. Veronica Wijaya, sebagai senior yang selalu memberikan dukungan, nasihat,
dan semangat kepada saya selama menempuh perkuliahan.
17. Vivi Caroline, sebagai teman yang sudah saya anggap adik saya yang selalu
memberikan dukungan dan semangat kepada saya selama menempuh
semester akhir perkuliahan.
18. Teman-teman pengurus KMBP 2015/2016 dan 2016/2017 yang selama dua
tahun telah bekerja sama dengan saya.
19. Teman-teman BPH PVVD 2017/2018 yang memberikan dukungan dan
semangat serta telah bekerja sama selama satu tahun terakhir ini.
20. Teman-teman TP Vidyasagara yang telah tiga tahun bersama-sama bekerja
sama mengajar anak-anak sekolah minggu.

iv
21. Para dosen dan teman-teman Aslab yang memberikan semangat dan
mengajarkan saya banyak hal, dan memberikan pengalaman yang berharga
selama menjadi Aslab.
22. Teman-teman kelas Keterampilan Manajemen B, yang sudah memberikan
warna bagi saya selama menjadi asisten dosen kelas ini untuk mengisi
kekosongan selama mengerjakan skripsi, dan memberikan semangat kepada
saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
23. Teman-teman KMB saya, Beauti Jakfar dan Viriya Gunawan, yang telah
memberikan saya semangat dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
24. Steven Wahyudi, seseorang yang spesial bagi saya dan selalu memberikan
saya dukungan, nasihat, motivasi, semangat dan tempat saya berbagi cerita,
serta menemani saya selama ini.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran akan
sangat membantu untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini agar dapat
bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

Bandung, Januari 2018


Penulis,

Fanita
2014120055

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL...................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xi

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian.............................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6

1.5 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 12

2.1 Pengertian Pasar Modal ............................................................................... 12

2.2 Investasi dalam Saham ................................................................................ 13

2.3 Return .......................................................................................................... 15

2.4 Risiko........................................................................................................... 18

2.5 Hubungan Risk dan Return .......................................................................... 22

2.6 Portofolio ..................................................................................................... 23

2.6.1 Pembentukan Portofolio ....................................................................... 24

2.6.2 Portofolio Yang Efisien........................................................................ 25

2.6.3 Portofolio Optimal ............................................................................... 25

2.6.4 Risiko dan Return Portofolio ............................................................... 25

vi
2.7 Diversifikasi ................................................................................................ 26

2.8 Beta Saham (β) ............................................................................................ 27

2.9 Tingkat Suku Bunga Bebas Risiko (Risk-free rate) .................................... 31

2.10 Pengukuran Kinerja Portofolio .................................................................... 32

2.10.1 Sharpe .................................................................................................. 33

2.10.2 Treynor ................................................................................................. 34

2.10.3 Jensen ................................................................................................... 35

BAB 3 METODE DAN OBJEK PENELITIAN .................................................... 37

3.1 Metode Penelitian ........................................................................................ 37

3.2 Jenis Data..................................................................................................... 37

3.3 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 37

3.4 Objek Penelitian .......................................................................................... 38

3.5 Teknik Pengolahan Data.............................................................................. 40

3.6 Langkah-langkah Penelitian ........................................................................ 47

BAB 4 PEMBAHASAN ........................................................................................... 48

4.1 Data yang Digunakan Dalam Perhitungan ....................................................... 48

4.1.1 Data Closed Price Saham IDX30 Periode Feb s.d Juli 2017..................... 48

4.1.2 Data Closed Price IHSG periode Feb s.d Juli 2017 .................................. 61

4.1.3 Data Repo SBI Rate periode Feb s.d Juli 2017.......................................... 62

4.2 Perhitungan Beta Saham (β) ............................................................................. 64

4.2.1 Perhitungan Return dan Expected Return Saham IDX30 .......................... 64

4.2.2 Risiko Pasar Saham Bursa Efek Indonesia Februari – Juli 2017............... 81

4.2.3 Perhitungan Beta Saham dan Bobot Masing-Masing Saham .................... 83

4.3 Pembentukan dan Analisa Portofolio Saham ................................................... 85

4.3.1 Portofolio Indeks IDX30 ........................................................................... 86

4.3.2 Portofolio Saham Beta Tinggi ................................................................... 87

vii
4.3.3 Portofolio Saham Beta Rendah .................................................................. 89

4.4 Data yang Digunakan Untuk Evaluasi Portofolio ............................................ 90

4.4.1 Data Closed Price Saham IDX30 Agustus s.d November 2017................ 90

4.4.2 Data Closed Price IHSG periode Agustus s.d November 2017 ................ 98

4.5 Perhitungan Beta Saham (β) Untuk Evaluasi Portofolio .................................. 99

4.5.1 Perhitungan Return dan Expected Return Saham IDX30 .......................... 99

4.5.2 Risiko Pasar Saham Bursa Efek Indonesia Agustus-November 2017 ..... 110

4.5.3 Perhitungan Beta Saham Agustus – November 2017 .............................. 111

4.6 Perhitungan Return, Beta, dan Standar Deviasi Portofolio ............................ 112

4.6.1 Portofolio Indeks IDX30 ......................................................................... 112

4.6.2 Portofolio Saham-Saham yang Tergolong Beta Tinggi ........................... 118

4.6.3 Portofolio Saham-Saham yang Tergolong Beta Rendah ......................... 121

4.7 Evaluasi Kinerja Portofolio ............................................................................ 123

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 127

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 127

5.2 Saran .......................................................................................................... 129

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 130

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 134

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1...................................................................................................................... 3
Tabel 3. 1.................................................................................................................... 39
Tabel 4. 1.................................................................................................................... 48
Tabel 4. 2.................................................................................................................... 51
Tabel 4. 3.................................................................................................................... 53
Tabel 4. 4.................................................................................................................... 55
Tabel 4. 5.................................................................................................................... 57
Tabel 4. 6.................................................................................................................... 59
Tabel 4. 7.................................................................................................................... 61
Tabel 4. 8.................................................................................................................... 62
Tabel 4. 9.................................................................................................................... 65
Tabel 4. 10.................................................................................................................. 67
Tabel 4. 11.................................................................................................................. 69
Tabel 4. 12.................................................................................................................. 71
Tabel 4. 13.................................................................................................................. 73
Tabel 4. 14.................................................................................................................. 75
Tabel 4. 15.................................................................................................................. 77
Tabel 4. 16.................................................................................................................. 80
Tabel 4. 17.................................................................................................................. 82
Tabel 4. 18.................................................................................................................. 84
Tabel 4. 19.................................................................................................................. 86
Tabel 4. 20.................................................................................................................. 88
Tabel 4. 21.................................................................................................................. 89
Tabel 4. 22.................................................................................................................. 90
Tabel 4. 23.................................................................................................................. 92
Tabel 4. 24.................................................................................................................. 94
Tabel 4. 25.................................................................................................................. 96
Tabel 4. 26.................................................................................................................. 98
Tabel 4. 27.................................................................................................................. 99
Tabel 4. 28................................................................................................................ 101

ix
Tabel 4. 29................................................................................................................ 103
Tabel 4. 30................................................................................................................ 105
Tabel 4. 31................................................................................................................ 107
Tabel 4. 32................................................................................................................ 108
Tabel 4. 33................................................................................................................ 110
Tabel 4. 34................................................................................................................ 111
Tabel 4. 35................................................................................................................ 115
Tabel 4. 36................................................................................................................ 117
Tabel 4. 37................................................................................................................ 118
Tabel 4. 38................................................................................................................ 120
Tabel 4. 39................................................................................................................ 121
Tabel 4. 40................................................................................................................ 122
Tabel 4. 41................................................................................................................ 125

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Perbandingan Return ............................................................................... 2


Gambar 2. 1 Kurva Risiko ......................................................................................... 20
Gambar 2. 2 Hubungan Risk dan Return.................................................................... 22
Gambar 2. 3 Kemiringan Beta Saham........................................................................ 30
Gambar 3. 1 Bagan Langkah-langkah Penelitian....................................................... 47

xi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Perkembangan zaman yang beranjak sangat cepat dibuktikan dengan
berkembangnya berbagai industri di dunia. Tidak sedikit manusia yang masih jauh
tertinggal karena kemajuan teknologi tidak sebanding dengan kemampuan manusia
menerimanya. Perubahan secara fisik yang dapat dilihat secara kasat mata adalah
pembangunan di berbagai negara maju maupun berkembang. Pembangunan suatu
negara dapat dinilai dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Indonesia memiliki
pertumbuhan yang cukup baik beberapa tahun terakhir seperti yang dikemukakan
oleh Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo Chaves saat acara
Indonesia Economic Quarterly, di Energy Building, SCBD, Jakarta, Senin
(22/3/2017) (finance.detik.com, 2017) :
"Pertumbuhan ekonomi naik pertama kali dalam 5 tahun terakhir. PDB 2016 bisa
mencapai 5,02% dari 4,9% di 2015, itu kabar baik. Setelah penguatan di 2016,
pertumbuhan ekonomi 2017 diharapkan akan sangat membantu bagi kenaikan harga
komoditas dan diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi 5,2% dan 5,3% di
2018"

Dengan pertumbuhan Indonesia yang diharapkan akan semakin meningkat


tiap tahunnya, maka investasi Indonesia kemungkinan besar akan semakin meningkat
pula. Investasi merupakan komitmen sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan
datang (Tandelilin, 2010:2). Investasi dapat dilakukan dengan melihat Indeks harga
saham. Indeks harga saham merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan
harga saham. Indeks ini merupakan indeks yang dijadikan pedoman bagi investor
untuk melakukan investasi khususnya saham dipasar modal. (ilmu-ekonomi-id.com,
2016).
Selama ini paling tidak tercatat ada 20 jenis indeks di BEI. Selain mengelola
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), ada pula indeks saham unggulan yang
berjudul Indeks LQ45, Indeks Papan Utama (Main Board Index), Indeks Papan
Pengembangan (Development Board Index), Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI),
Jakarta Islamic Index (JII), dan sepuluh indeks sektoral mulai dari indeks pertanian,

1
pertambangan, keuangan, perdagangan, hingga manufaktur. Selain indeks yang
dibentuk oleh BEI, ada indeks saham yang diinisiasi melalui kerja sama dengan
pihak ketiga. Misalnya, Indeks Kompas 100, Indeks Bisnis-27, Indeks Pefindo25,
Indeks Sri Kehati, dan Indeks IDX30. Sesuai dengan namanya, indeks IDX30 yang
diluncurkan oleh BEI pada tanggal 23 April 2012 memuat 30 jenis saham unggulan
di BEI, mirip dengan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang juga berisi
30 jenis saham yang tercatat di New York Stock Exchange (NYSE). Saham yang
masuk dalam perhitungan Indeks IDX30 pada dasarnya diambil dari 30 saham
terbaik dengan kapitalisasi pasar tertinggi dari Indeks LQ45. Indeks IDX30
diharapkan dapat menjadi acuan bagi para investor dalam berinvestasi pada saham-
saham yang memiliki likuiditas tinggi dan berkapitalisasi besar.
(economy.okezone.com, 2012)
Indeks IDX30 yang merupakan salah satu indeks yang terdiri dari 30 saham
yang konstituennya dipilih dari LQ45 yang memiliki kinerja yang baik dan banyak
digunakan dalam pembentukan portofolio saham. Jumlahnya 45 saham dianggap
terlalu besar, BEI meluncurkan Indeks IDX30 pada tanggal 23 April 2012 sehingga
lebih mudah dalam pembentukan portofolio (Hartono, 2014:164).
Gambar 1. 1
Perbandingan Return Indeks IDX30, LQ-45, dan IHSG
23 Des 2016

Sumber : http://www.bareksa.com/id/text/2017/03/23/mengacu-indeks-idx30-reksa-dana-
saham-victoria-resmi-diluncurkan-/15166/news (bareksa.com, 2017)

2
Dapat dilihat dari Gambar 1.1 bahwa Indeks IDX30
menghasilkan return bulanan lebih besar diakhir tahun 2016 dibandingkan dengan
indeks LQ-45 dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada 23 Desember 2016,
indeks IDX30 menghasilkan return 33,19 persen, lebih tinggi dari LQ-45 dan IHSG
yang hanya 27,46 persen dan 24,85 persen. (bareksa.com, 2017)
Selain grafik diatas, Indeks IDX30 meunjukkan kinerja yang cukup bagus
dengan return yang dihasilkan berhasil mengalahkan LQ45 dan IHSG pada periode
30 Des 2016 – 15 Agustus 2017. Namun, terdapat dua indeks yang return nya berada
diatas Indeks IDX30, yaitu, Indeks SRI-KEHATI dan Indeks Bisnis-27. Meskipun
demikian, Indeks IDX30 tetap menjadi pilihan peneliti dalam melakukan penelitian
ini. Karena IDX30 mempertimbangkan prospek pertumbuhan dan faktor-faktor
lainnya yang terkait dengan pertumbuhan perusahaan tersebut. Berbeda dengan
Indeks SRI-KEHATI dan Indeks Bisnis-27 yang tidak memasukkan kriteria tersebut.
Sehingga para investor tidak perlu khawatir dalam berinvestasi pada indeks IDX30
karena investor dapat memperkirakan dan mengetahui bagaimana keberlangsungan
perusahaan yang menjadi investasinya tersebut. Data return beberapa Indeks Saham
30 Des 2016 – 15 Agustus 2017 sebagai berikut :
Tabel 1. 1

Return Indeks 30 Desember 2016 – 15 Agustus 2017

Sumber : http://www.bareksa.com/id/text/2017/03/23/mengacu-indeks-idx30-reksa-dana-
saham-victoria-resmi-diluncurkan-/15166/news (bareksa.com, 2017)

3
Indeks IDX30 dalam kriterianya tidak mempertimbangkan risiko pasar yang
ada, berupa tingkat bunga, keadaan pasar, ataupun tingkat inflasi.. Sedangkan untuk
mendapatkan return yang tinggi, risiko pasar penting untuk diperhitungkan.
Nurjanah dan Rosita (2008) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pada
perusahaan manufaktur, beta saham mempunyai pengaruh yang positif terhadap
tingkat imbal hasil saham, artinya jika risiko yang di dapat semakin tinggi maka
imbal hasil investasi pada saham cenderung akan naik. Sehingga beta perlu mendapat
perhatian lebih dalam melakukan analisa terhadap saham suatu perusahaan.
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan risiko sistematis dalam portofolio
lainnya dilakukan oleh Klemkosky dan Martin (1975) di Bursa Efek New York
periode Juli 1963 sampai dengan Juni 1973, Sudana dan Liliana (Muwarni, 1999) di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode 1988 sampai 1990. Hasil penelitian mereka
menunjukkan bahwa besarnya beta saham individu akan mempengaruhi hasil
diversifikasi. Portofolio yang terdiri dari saham-saham beta tinggi memiliki risiko
tidak sistematis yang lebih besar dibandingkan dengan saham-saham yang beta-nya
rendah. Artinya dengan adanya beta yang lebih tinggi dapat mencerminkan suatu
risiko yang tinggi pula, sehingga return yang didapatkan pun cenderung tinggi.
Menurut Tandelilin (1997), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa beta
perusahaan besar signifikan dengan risiko sistematik. Miswanto (1999) menunjukkan
bahwa beta saham dan varian return saham berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Hasil penelitian Miswanto (1999) didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh: Fletcher (2000) dan Lam (2001) yang menunjukan adanya pengaruh signifikan
positif beta saham dan varian return saham terhadap return saham. Hasil Penelitian
Utomo (2007) menunjukkan bahwa beta saham dan varians return saham digunakan
oleh investor untuk memprediksi return Saham perusahaan.
Mengingat belum dipertimbangkannya risiko pasar berupa Beta Saham ( ),
maka penulis bermaksud untuk membentuk portofolio yang menghasilkan return
saham yang tinggi dari saham-saham IDX30. Pembentukan portofolio tersebut dapat
dilakukan dengan memisahkan beta ( ) saham antara beta yang tinggi dan rendah
yang telah dihitung terlebih dahulu. Sehingga terdapat portofolio yang memiliki Beta
tinggi dan portofolio yang memiliki Beta Rendah. Kemudian portofolio yang telah
terbentuk dievaluasi dengan teknik pengukuran kinerja portofolio dengan data harga

4
saham Agustus – November 2017. Ada 3 (tiga) parameter yang dapat digunakan
untuk mengukur kinerja portofolio yang dikembangkan oleh William Sharpe, Jack
Treynor, dan Michael Jensen. Ketiga pengukuran kinerja ini dinamakan ukuran
kinerja Sharpe, kinerja Treynor dan kinerja Jensen. Ketiga pengukuran kinerja
tersebut mengasumsikan adanya hubungan linear antara pengembalian (return)
portofolio dengan pengembalian dari beberapa index pasar. Ketiga model tersebut
mendasarkan analisisnya pada return masa lalu untuk memprediksikan return dan
resiko masa datang (Samsul, 2006).
Maksud dari penelitian ini adalah untuk membentuk portofolio dari saham-
saham Indeks IDX30 Periode Februari s.d Juli 2017 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) menggunakan Konsep Beta Saham ( ) sehingga mendapatkan
bentukan portofolio yang memiliki beta yang tinggi dan beta yang rendah. Kemudian
akan dievaluasi kinerja dari pembentukan portofolio tersebut menggunakan ukuran
kinerja sharpe, Treynor, dan Jensen. Sebagai pembanding dengan portofolio yang
dibentuk dari perhitungan beta saham, peneliti akan mengikut sertakan portofolio
Indeks IDX30 untuk dievaluasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hasil evaluasi dari ketiga teknik pengukuran kinerja portofolio tersebut. Portofolio
apa yang memberikan hasil portofolio terbaik berdasarkan ketiga Teknik
Pengukuran. Hasil dari penelitian ini bermanfaat sebagai referensi bagi para investor
dalam pengambilan keputusan investasi portofolio saham di Indeks IDX30 dengan
memperhitungkan risiko pasar sehingga menghasilkan return yang tinggi.
Dengan demikian judul penelitian ini adalah “Penggunaan Beta Saham
IDX30 dalam Membentuk Portofolio untuk Meningkatkan Kinerja Portofolio”

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian, didapat identifikasi masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana bentukan portofolio yang memiliki Beta tinggi dan portofolio
yang memiliki Beta Rendah dari Saham-saham IDX30 periode Februari s.d
Juli 2017?
2. Bagaimana kinerja masing-masing portofolio yang dievaluasi dengan
pengukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen?

5
3. Portofolio manakah yang memberikan hasil terbaik berdasarkan hasil
evaluasi menggunakan Teknik pengukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan identifikasi masalah penelitian, maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai dalam penyusunan skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui bentukan portofolio yang memiliki Beta tinggi dan
portofolio yang memiliki Beta Rendah dari Saham-saham IDX30 periode
Februari s.d Juli 2017.
2. Untuk mengetahui kinerja masing-masing portofolio yang dievaluasi dengan
pengukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen.
3. Untuk mengetahui Portofolio manakah yang memberikan hasil terbaik
berdasarkan hasil evaluasi menggunakan Teknik pengukuran Sharpe,
Treynor, dan Jensen.

1.4 Manfaat Penelitian


Berikut adalah manfaat penelitian yang diharapkan dapat diperoleh dengan
diadakannya penelitian ini :
1. Bagi Penulis
Memberikan pemahaman bagi penulis mengenai cara penyusunan portofolio
menggunakan perhitungan Beta Saham dengan tujuan memperoleh bentukan
portofolio dengan Beta tinggi dan portofolio dengan Beta rendah. Kemudian
mengevaluasi bentukan portofolio tersebut dengan teknik pengukuran
Sharpe, Treynor, dan Jensen. Dan dapat memberikan pemahaman mengenai
hasil evaluasi bentukan portofolio yang diperoleh dari pengukuran Sharpe,
Treynor, dan Jensen. Portofolio manakah yang memberikan hasil terbaik
berdasarkan hasil evaluasi menggunakan Teknik pengukuran Sharpe,
Treynor, dan Jensen.

6
2. Bagi Pembaca/Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan dapat dijadikan
sebagai bahan referensi dalam hal pengambilan keputusan investasi yang
tepat.

1.5 Kerangka Pemikiran


Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan
untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2003:4). Setiap investor
yang melakukan investasi pasti mengharapkan return dari setiap investasi yang
mereka lakukan. Return merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu
dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya (Fahmi dan Lavianti,
2011:151). Return saham dapat dihitung dengan rumus (Jogiyanto, 2013:265):

……………………………………………………………………...(1.1)

Keterangan :
: Return dari saham i
: Harga pada periode t
Harga pada periode sebelumnya

Ada juga yang disebut sebagai Return pasar. Return pasar adalah tingkat
pengembalian yang didapat melalui investasi pada seluruh saham yang ada di bursa.
Return pasar dapat dihitung dengan rumus (Jogiyanto, 2013:408):

…………………………………………………………………(1.2)

Keterangan :
: Return pasar
: Indeks pasar periode pengamatan
Indeks pasar periode sebelumnya

Menurut Halim (2005, h.34) return merupakan pengembalian yang diperoleh dari
investasi. Return dibedakan menjadi dua, pertama return yang telah terjadi (actual
return) yang dihitung berdasarkan data historis, dan kedua return yang diharapkan
(expected return) investor di masa yang akan datang.Bukan hanya return yang

7
didapat, dalam berinvestasi juga pasti mengandung risiko. Dimana ada Return pasti
mengandung risiko dalam sebuah investasi. Dalam konteks manajemen investasi,
risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang
diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata
(actual return), makin besar penyimpangannya, berarti semakin besar tingkat
risikonya (Halim, 2009:73).
Menurut Reilly and Brown (2003), secara umum investor adalah risk averse yaitu
investor yang menginginkan sebuah bentuk investasi yang memiliki risiko rendah
dengan tingkat pengembalian yang tinggi, dan salah satu bentuk cara untuk menekan
tingkat risiko dalam praktiknya dalam melakukan serangkaian investasi
(diversifikasi) di berbagai bentuk investasi. Diversifikasi tersebut dapat dilakukan
dengan cara membentuk portofolio saham. Portofolio adalah kombinasi sejumlah
aset yang diinvestasikan dan dimiliki oleh perorangan maupun kelompok (Sunariyah
2006:194).
Adapun risiko yang harus dihadapi investor di dalam berinvestasi diantaranya
unsystematic risk atau dikenal dengan risiko spesifik (risiko perusahaan) yaitu risiko
yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan dan dapat dihilangkan
dengan cara diversifikasi portofolio. Selain itu juga terdapat systematic risk (beta)
atau dikenal dengan risiko pasar yang merupakan risiko yang berkaitan dengan
perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan . Risiko pasar adalah selisih
antara expected return pasar dengan return pasar dan dapat dihitung dengan rumus:

…………………………………………………………...(1.3)

Keterangan :
: Variance return pasar
Return pasar pada periode t
Expected return pasar
n : Jumlah observasi

Portofolio yang didiversifikasikan dengan baik yang terdiri dari banyak saham,
serta efek dari kovarian akan menjadi lebih penting dibandingkan dengan efek dari
varian masing-masing saham itu sendiri (Hartono, 2015:342). Dalam portofolio yang
terdiversifikasi, risiko yang tersisa adalah risiko sistematis, yaitu risiko yang tidak

8
dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Ukuran dari risiko sistematis itu sendiri
adalah beta ( ).
Beta merupakan pengukur volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return
portofolio terhadap return pasar. Volatilitas itu sendiri dapat didefinisikan sebagai
fluktuasi dari return-return sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu
tertentu. Beta sekuritas ke-i mengukur volatilitas return sekuritas ke-i dengan return
pasar. Dengan demikian beta merupakan pengukur risiko sistematis (systematic risk)
dari sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar (Jogiyanto 2000:237-238).
Semakin besar fluktuasi return suatu saham terhadap return pasar, semakin besar
pula beta saham tersebut. Demikian pula jika fluktuasi return saham terhadap return
pasar semakin kecil, semakin kecil pula beta saham tersebut (Tandelilin, 2001).
Dengan kata lain, adanya risiko yang lebih tinggi, maka return yang didapatkan pun
berbanding lurus dengan risiko tersebut. Koefisien beta saham yang tinggi
menandakan bahwa risiko dari suatu saham tersebut tinggi pula. Rumus beta saham
yang digunakan adalah :

β= …………………………………………………………...(1.4)

Keterangan :
rs = Return saham
rb = Return pasar

Berdasarkan besarnya beta, saham dapat digolongkan sebagai saham yang


agresif ( >1), saham defensive <1), dan saham netral ( =0) (Husnan 1995;
Muwarni 1999). Saham-saham akan dikelompokkan berdasarkan kriteria Beta Saham
yang <1 dan >1. Saham yang memiliki Beta <1 adalah termasuk saham yang
memiliki Beta Rendah/defensive dan saham yang memiliki Beta >1 adalah termasuk
saham yang memiliki Beta Tinggi/agresif.
Penelitian yang dilakukan untuk melihat hasil dari penggunaan beta terhadap
diversifikasi artinya menghilangkan sebanyak mungkin risiko tidak sistematis saham
individu yang membentuk portofolio adalah penelitian yang dilakukan Sudana dan
Liliana (Muwarni 1999) di Bursa Efek Jakarta periode 1988 sampai dengan 1990
serta Muwarni (1999) di BEJ periode 1989-1996.

9
Setelah portofolio terbentuk dari konsep beta saham, maka portofolio tersebut
akan dievaluasi kinerjanya menggunakan 3 (tiga) teknik pengukuran kinerja
portofolio yaitu : Sharpe, Treynor, dan Jensen Measurement. Ketiga pengukuran
kinerja tersebut mengasumsikan adanya hubungan linear antara pengembalian
(return) portofolio dengan pengembalian dari beberapa index pasar. Ketiga model
tersebut mendasarkan analisisnya pada return masa lalu untuk memprediksikan
return dan resiko masa datang (Samsul, 2006). Metode Jensen sendiri menekankan
pada alpha. Sharpe menekankan pada resiko total (deviasi standar), Treynor
menganggap fluktuasi pasar sangat berperan dalam mempengaruhi return (beta), Jadi
ketiga metode tersebut mempunyai karakteristik tersendiri (Tuerah, 2013). Evaluasi
kinerja portofolio dapat dihitung menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :
1. Sharpe

…………………………………………………..……...(1.5)

Keterangan :
RVAL : Reward to Variability ratio model Sharpe
Rata-rata Return portofolio
Risk Free Rate
Standar deviasi return portofolio sebagai tolak ukur risiko

2. Treynor

…………………………………………………………...(1.6)

Keterangan :
RVOL : Reward to Volatility ratio model Treynor
Rata-rata Return portofolio
Risk Free Rate
Beta portofolio sebagai tolak ukur risiko

10
3. Jensen
………………………………………...(1.7)

Keterangan :
Expected Return saham j
Return portofolio
Beta saham
Expected market return
Risk Free

Setelah hasil evaluasi diperoleh dari perhitungan, maka akan dianalisis


Portofolio yang sudah memperhitungkan risiko pasar dan risk-free rate manakah
yang memberikan hasil terbaik berdasarkan hasil evaluasi menggunakan Teknik
pengukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen.

11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pasar Modal


Menurut UU RI no 8, 1995 tentang pasar modal, pasar modal adalah kegiatan
yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek. Terdapat 5 instrumen pasar modal yaitu saham, obligasi,
right, waran, dan reksadana (Martalena, 2011:18-19). Menurut Hartono (2013) pasar
modal merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang berisiko untung dan
rugi, dan juga sebagai tempat bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana
dengan menjual saham maupun obligasi. Menurut Husnan (2009:3) secara formal
pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan
atau sekuritas jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk
hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah maupun swasta.
Pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Likuid berarti penjual dan pembeli
dapat menjual serta membeli surat berharga dengan cepat, sedangkan efisien berarti
surat berharga tersebut benar-benar mencerminkan nilai dari perusahaan dan
mencerminkan kualitas dari manajemen perusahaan tersebut secara pasti (Hartono,
2013:30).
Fungsi pasar modal adalah sebagai sarana menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana dari pihak lender ke borrower dengan menginvestasikan
kelebihan dana yang mereka miliki. Lender mengharapkan akan memperoleh
imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari pihak borrower tersedianya dana dari
pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu
tersedianya dana dari operasi perusahaan (Husnan, 2009:4).
Ada beberapa daya tarik pasar modal. Pertama, diharapkan pasar modal ini
akan bisa menjadi alternatif penghimpun dana selain sistem perbankan. Pasar modal
memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa surat tanda hutang
(obligasi) ataupun surat tanda kepemilikan (saham). Dengan demikian, perusahaan
ini bisa menghindarkan diri dari kondisi debt to equity ratio yang terlalu tinggi
sehingga justru membuat cost of capital of the firm tidak lagi minimal.

12
Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai
pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Dengan adanya pasar
modal, para pemodal memungkinkan melakukan diversifikasi investasi, membentuk
portofolio (yaitu gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan risiko yang mereka
bersedia tanggung dan keuntungan yang mereka harapkan. Disamping itu investasi
pada sekuritas mempunyai daya tarik lain, yaitu likuiditasnya. Sehubungan dengan
itu maka pasar modal memungkinkan terjadinya alokasi dana yang efisien (Husnan,
2009:4).

2.2 Investasi dalam Saham


Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan
untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2003:4). Pengertian lain,
Investasi merupakan salah satu kegiatan yang terdapat dalam pasar modal yang
menggunakan dana yang dimiliki saat ini untuk dikorbankan dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimal dari penanaman modal. Meningkatkan
taraf hidup serta mempertahankan tingkat pendapatan agar mendapatkan kehidupan
yang lebih layak di masa mendatang merupakan salah satu alasan melakukan
investasi (Tandelilin, 2010:8). Menurut Jogiyanto (2010:7) jenis investasi berupa
investasi langsung dan investasi tidak langsung.
a. Investasi langsung
Dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-
belikan atau aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan dipasar
uang, pasar modal, atau pasar turunan oleh suatu perusahaan baik melalui
perantara atau dengan cara lain.
b. Investasi tidak langsung
Invetasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga
dari perusahaan investasi
Investasi dapat berupa saham dimana saham merupakan tanda kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan yang berwujud selembar kertas.
Perubahan harga saham individu di pasar terjadi karena faktor permintaan dan
penawaran yang dipengaruhi oleh variabel yang rasional maupun yang irrasional.
Pengaruh rasional mencakup kinerja perusahaan, tingkat bunga, tingkat inflasi,

13
tingkat pertumbuhan, kurs valuta asing, atau indeks harga saham dari negara lain.
Pengaruh irrasional mencakup rumor dipasar, mengikuti mimpi, bisikan teman, atau
permainan harga (Samsul, 2006:185).
Menurut Sharpe (1997:11-15) terdapat lima langkah dalam membuat keputusan
investasi, antara lain :
1. Penentuan kebijakan investasi
2. Melakukan analisis sekuritas
3. Membentuk portofolio
4. Merevisi portofolio
5. Mengevaluasi portofolio

Salah satu alternatif investasi di pasar modal adalah saham. Investasi dalam
bentuk saham sebagai investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang
tergantung dari tujuan pembeliannya. Investasi dalam bentuk saham yang
dikelompokkan sebagai investasi jangka panjang biasanya dilakukan dengan
berbagai tujuan (Jones, 2000) yaitu:
1. Untuk mengawasi perusahaan itu;
2. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap setiap periode;
3. Untuk membentuk suatu dana khusus;
4. Untuk menjamin kontinuitas suplai bahan;
5. Untuk menjaga hubungan antar anak perusahaan.

Pada dasarnya, tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan


sejumlah uang dari keuntungan yang ia dapatkan. Secara lebih khusus, ada beberapa
alasan mengapa seseorang melakukan investasi. Menurut Tandelilin (2010:7) pada
dasarnya tiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama,
yaitu mendapatkan keuntungan. Tetapi tidak sederhana itu, dalam arti lebih luas
tujuan investasi adalah meningkatkan kesejahteraan investor. Sumber dana untuk
investasi bisa berasal dari asset-aset yang dimiliki saat ini. Ada beberapa alasan
mengapa seseorang melakukan investasi antara lain (Tandelilin, 2010:8) :

14
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan.
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana
mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak
berkurang di masa yang akan datang.

2. Mengurangi tingkat inflasi.


Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain,
seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan
atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

3. Dorongan untuk menghemat pajak.


Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat
mendorong investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan
kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang – bidang usaha
tertentu.

2.3 Return
Setiap investor yang melakukan investasi pasti mengharapkan return dari setiap
investasi yang mereka lakukan. Didalam melakukan investasi, ada dua hal yang
sangat harus diperhatikan oleh investor, yaitu risiko (risk) dan keuntungan (return).
Return merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan institusi dari
hasil kebijakan investasi yang dilakukannya (Fahmi dan Lavianti, 2011:151). Reilly
dan Brown (2006: p1136), mendefinisikan imbal hasil / return sebagai: Expected
rate of return The return that analysts’ calculations suggest a security should
provide, based on the market’s rate of return during the period and the security’s
relationship to the market. Dapat dikatakan bahwa imbal hasil merupakan tingkat
pengembalian yang diharapkan oleh investor atas investasi yang dilakukan. Return
saham dapat dihitung dengan rumus (Jogiyanto, 2013:265):

……………………………………………………………………...(2.1)

15
Keterangan :
: Return dari saham i
: Harga pada periode t
Harga pada periode sebelumnya

Ada juga yang disebut sebagai Return pasar. Return pasar adalah tingkat
pengembalian yang didapat melalui investasi pada seluruh saham yang ada di bursa.
Return pasar dapat dihitung dengan rumus (Jogiyanto, 2013:408):

………………………………………………………………...(2.2)

Keterangan :
: Return pasar
: Indeks pasar periode pengamatan
Indeks pasar periode sebelumnya

Menurut Tandelilin (2001:47), Return merupakan imbalan atas keberanian


investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukan. Menurut Halim (2005,
h.34) Return merupakan pengembalian yang diperoleh dari investasi. Return
dibedakan menjadi dua, pertama return yang telah terjadi (actual return) yang
dihitung berdasarkan data historis, dan kedua return yang diharapkan (expected
return) investor di masa yang akan datang. Ada dua komponen dalam pengambilan
keputusan yaitu :
1. Untung/rugi modal (capital gain/loss)
merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari
kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga jual) yang
keduanya terjadi di pasar sekunder. Atau dalam arti lain, capital gain/loss
Harga suatu surat berharga (saham atau surat utang jangka panjang), yang
bisa memberikan keuntungan bagi investor.

16
2. Imbal hasil (yield)
merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara
periodik, misalnya berupa dividen atau bunga. Yield dinyatakan dalam
persentase dari modal yang ditanamkan. Atau dalam arti lain, Yield
merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi.
Penjumlahan yield dan capital gain disebut sebagai return total suatu
investasi.

Setelah kita mengetahui Return saham, kita dapat mengetahui Expected


Return saham. Expected Return adalah return yang diharapkan oleh investor akan
dapat dihasilkan oleh investasi yang dilakukannya. Perhitungan yang dilakukan
adalah menggunakan perhitungan rata-rata geometrik, dihitung dengan rumus (Zubir,
2011:5):

…………………………………...(2.3)

Keterangan
Expected Return saham i
Return saham i
n : Jumlah observasi

Expected return pasar adalah return yang diharapkan oleh investor dapat
dihasilkan oleh pasar. Perhitungan yang dilakukan adalah menggunakan perhitungan
rata-rata geometrik, dihitung dengan rumus (Jogiyanto, 2013:409):

…………………………………...(2.4)

Keterangan :
Expected Return pasar
Return pasar pada periode t
n : Jumlah observasi

17
2.4 Risiko
Keown (2005: pp 190-193) menyatakan suatu investasi dikatakan lebih
berisiko apabila ada ketidakpastian yang lebih tinggi mengenai hasil akhir investasi.
Risiko juga penting diperhatikan dalam berinvestasi. Semakin tinggi return yang
dihasilkan, semakin tinggi juga risiko yang ditanggung (Zubir, 2011:19). Menurut
Tandelilin (2010:103) mengatakan bahwa risiko merupakan kemungkinan perbedaan
yang terjadi antara return aktual dengan return harapan. Semakin tinggi
perbedaannya maka semakin besar risikonya dan akan berpengaruh terhadap return
saham. Zubir (2011:19) menyebutkan “no pain, no gain” atau “high risk, high
return” merupakan beberapa jargon investasi yang menyatakan hubungan antara
risiko dan return. Risiko suku bunga, pasar, inflasi, likuiditas dan nilai tukar mata
uang merupakan sumber-sumber yang mempengaruhi besarnya risiko investasi.
Menurut Fahmi (2014:357), “Risiko sebagai bentuk keadaan ketidakpastian
tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang
diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. Sementara itu, Husnan
(2015:43) mendefisinikan risiko sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang
diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan yang diharapkan. Menurut Zubir
(2013) yang dikutip oleh Fawziah (2016) dan Mardani (2017:33), investor akan
menanggung sejumlah risiko yang disebabkan oleh berbagai faktor-faktor tertentu
yang tidak dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut ialah:

 Interest rate risk, yaitu risiko yang disebabkan oleh perubahan tingkat bunga
tabungan dan tingkat bunga pinjaman.
 Market risk, yaitu risiko yang disebabkan oleh gejolak
(variability) return suatu investasi sebagai akibat dari fluktuasi transaksi di
pasar keseluruhan.
 Inflation risk, yaitu risiko yang disebabkan oleh menurunnya daya beli
masyarakat sebagai akibat dari kenaikan harga barang-barang secara terus
menerus dan umum.
 Business risk, yaitu risiko yang disebabkan oleh tantangan bisnis yang
dihadapi perusahaan semakin ketat, baik akibat tingkat persaingan yang
makin ketat, perubahan peraturan pemerintah, maupun claim dari masyarakat
terhadap perusahaan karena merusak lingkungan.

18
 Financial risk, yaitu risiko keuangan yang berkaitan dengan struktur modal
yang digunakan untuk mendanai kegiatan perusahaan.
 Liquidity risk, yaitu risiko yang berkaitan dengan kesulitan untuk mencairkan
protofolio atau menjual saham karena tidak ada yang membeli saham
tersebut.
 Exchange rate risk atau currency risk, yaitu risiko karena adanya perubahan
nilai tukar mata uang antar negara yang menyebabkan real return menjadi
lebih kecil daripadaexpected return.
 Country risk, yaitu risiko yang berkaitan dengan kondisi politik, keamanan
dan stabilitas perekonomian antar negara.
Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya
penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return)
dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata (actual return), makin besar
penyimpangannya, berarti semakin besar tingkat risikonya (Halim, 2009:73).
Menurut Jones (1995:125) risiko adalah variabilitas return aktual yang didapatkan
dalam berinvestasi sedangkan yang dimaksud return adalah hasil yang diperoleh dari
investasi yang berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang
belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Dua hal ini
bersifat melekat satu sama lain. Apabila suatu portofolio dalam pasar memiliki risiko
yang tinggi, maka portofolio tersebut juga memiliki return yang tinggi. Begitu pula
sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa investasi memiliki unsur ketidakpastian
didalamnya. Ketidakpastian dimaksudkan adalah kemungkinan didapatnya hasil
yang tidak diinginkan di masa depan. Oleh karena itu, seorang investor dalam
melakukan keputusan investasinya, investor selalu mencari portofolio yang
memberikan expected return terbesar dengan tingkat risiko tertentu atau expected
return tertentu dengan risiko terkecil. Posisi ini disebut dengan trade off.
Jika ada dua usulan investasi yang memberikan tingkat keuntungan yang
sama, tetapi mempunyai resiko yang berbeda, maka investor yang rasional akan
memilih investasi yang mempunyai resiko yang lebih kecil sehingga lebih memilih
untuk melakukan diversifikasi apabila mereka mengetahui bahwa diversifikasi bisa
mengurangi tingkat risiko (Sartono, 2001). Risiko dalam berinvestasi saham tidaklah
sama antara saham yang satu dengan saham yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh

19
adanya perbedaan yang khas antar perusahaan dan perbedaan tingkat sensitivitas
harga pasar saham secara keseluruhan di pasar. Menurut Riyanto (1995) apabila
ditinjau dari teori portofolio, risiko dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan
yang diterima menyimpang dari yang diharapkan, yaitu menyimpang lebih besar
maupun lebih kecil. Risiko akan semakin tinggi apabila terjadi penyimpangan yang
semakin besar terhadap return yang diharapkan.
Menurut Tandelilin (2010:102), risiko merupakan kemungkinan perbedaan
antara return aktual yang diterima dengan return harapan. Semakin besar
kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut. Risiko
dapat dibedakan menjadi (Irham Fahmi, 2012:189) :
1. Risiko sistematis
Risiko sistematis (systematic risk) adalah risiko yang tidak bisa didiversifikasi atau
dengan kata lain risiko yang sifatnya mempengaruhi secara menyeluruh. Contohnya
krisis moneter pada tahun 1997.
2. Risiko tidak sistematis
Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) yaitu hanya membawa dampak pada
perusahaan yang terkait saja. Misalnya faktor struktur modal, struktur aset, tingkat
likuiditas, tingkat keuntungan dan lain sebagainya.
Gambar 2. 1 Kurva Risiko

Sumber : Husnan 2001:162

20
Penjumlahan dari risiko tersebut disebut risiko total. Risiko sistematik disebut
juga risiko pasar, hal ini dikarenakan naik turun atau fluktuasi saham yang terjadi
disebabkan oleh faktor-faktor makro yang mempengaruhi pergerakan saham
keseluruhan, misalkan seperti keadaan perekonomian. Faktor ini menyebabkan
semua saham untuk bergerak bersama dan selamanya selalu ada dalam setiap saham.
Risiko tidak sistematik adalah risiko yang mempengaruhi hanya sebagian atau
sekelompok kecil perusahaan misal adanya informasi seperti pemecatan karyawan
besar-besaran. Sedangkan risiko sistematik merupakan risiko yang mempengaruhi
sebagian besar perusahaan, misalkan seperti inflasi dan tingkat suku bunga. Oleh
karena itu risiko tidak sistematik dapat dengan mudah dihindari investor dengan
melakukan diversifikasi dalam investasi portofolionya. Tetapi risiko sistematik sulit
dihindari karena risiko ini sangat berkaitan dengan risiko pasar secara umum yang
berdampak pada hampir semua perusahaan.
Meskipun demikian risiko pasar yang sangat dipengaruhi karakteristik pasar
ini sangat sensitif terhadap faktor fundamental perusahaan. Dapat digambarkan
apabila di suatu negara terjadi pertumbuhan ekonomi sehingga menyebabkan
peningkatan penjualan terhadap masing-masing perusahaan yang mana pengaruh
terhadap tiap-tiap perusahaan berbeda tergantung fundamentalnya sehingga akan
mempengaruhi tinggi rendahnya risiko sistematik perusahaan tersebut. (Prakosa,
2012).
Risiko pasar adalah selisih antara expected return pasar dengan return pasar
dan dapat dihitung dengan rumus:

…………………………………………………………...(2.5)

Keterangan :
: Variance return pasar
Return pasar pada periode t
Expected return pasar
n : Jumlah observasi

21
Menurut Weston dan Copeland (1992:427) terdapat 3 jenis perilaku yang
dimiliki investor dalam menghadapi risiko yaitu :
1. Risk Seeker yaitu investor yang suka dan selalu mencari risiko.
2. Risk Averter yaitu investor yang tidak dan cenderung menghindari risiko.
3. Risk Indifference yaitu investor yang bersikap netral terhadap risiko.
Menurut Reilly and Brown (2003), secara umum investor adalah risk averse
yaitu investor yang menginginkan sebuah bentuk investasi yang memiliki risiko
rendah dengan tingkat pengembalian yang tinggi, dan salah satu bentuk cara untuk
menekan tingkat risiko dalam praktiknya dalam melakukan serangkaian investasi
(diversifikasi) di berbagai bentuk investasi.

2.5 Hubungan Risk dan Return


Hubungan risk and return adalah linear dan searah. Grafik Security Market
Line berikut menjelaskan hubungan risk and return dalam investasi dipasar modal.

Gambar 2. 2 Hubungan Risk dan Return

Sumber : Husnan, 2015:161

Grafik SML di atas menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara risk
and return. yang mana risk ditunjukkan oleh E(Rp) atau expected return
portfolio pada sumbu Y dan risk ditunjukkan oleh βp atau Beta portofolio pada
sumbu X. Sementara itu, Rf merupakan tingkat keuntungan investasi pada aset bebas

22
risiko dengan risiko sebesar nol (0). E(Rm) atau expected return market merupakan
tingkat keuntungan pasar saham. Sedangkan βm atau Beta pasar merupakan risiko
pasar yang bernilai 1. Perhatikanlah garis Security Market Line (SML) yang dimulai
dari titik Rf dan menuju pada pertemuan titik E(Rm) dan titik βm yang merupakan
tingkat keuntungan pasar saham (diukur menggunakan indeks pasar seperti IHSG,
LQ-45, JII, dll). Dari penjelasan tersebut, maka kesimpulan bahwa risk and
return berhubungan linear memang benar. Perhatikan garis SML, semakin meningkat
E(Rp) maka βp juga semakin meningkat.

2.6 Portofolio
Teori portofolio dipelopori oleh Harry Markowitz pada tahun 1956 yang
merupakan aspek terpenting dalam investasi. Portofolio menggambarkan
kepemilikan dari pada instrument investasi yang disusun dengan perencanaan yang
matang untuk pencapaian hasil yang optimal melalui penyebaran risiko. Portofolio
dipilih atas dasar structural penilaian investasi dan tujuan investasi. Suatu portofolio
dibentuk guna memanfaatkan secara optimal situasi dan kondisi yang didasarkan
pada pertimbangan risiko dan keuntungan. Portofolio mempunyai beberapa alternatif
variasi dengan pertimbangan investor haarus melihat risiko dan tingkat keuntungan
yang bergerak positif didalam portofolio. Portofolio merupakan sekumpulan
investasi yang menyangkut identifikasi saham-saham yang mana akan dipilih dan
menentukan proporsi dana yang ditanamkan pada masing-masing saham tersebut
(Husnan, 2009:47).
Menurut Robert Ang (1997) portofolio merupakan kumpulan dari instrument
investasi yang dibentuk untuk memenuhi sasaran investasi. Jones (2000) berpendapat
portofolio berarti sekumpulan sekuritas dimana dengan sejumlah dana relatif kecil
dapat diinvestasikan dengan membeli saham-saham dari perusahaan-perusahaan
yang beroperasi pada berbagai jenis industri, selain itu dengan portofolio akan
mengurangi risiko. Pengertian lain, Portofolio adalah kombinasi sejumlah aset yang
diinvestasikan dan dimiliki oleh perorangan maupun kelompok (Sunariyah
2006:194).
Tujuan yang mendasar dari portofolio adalah untuk mendapatkan alokasi
yang optimal diantara aktiva-aktiva yang berbeda. Portofolio diartikan sebagai

23
serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang akan diinvestasikan dan dipegang oleh
investor, baik perorarangan maupun lembaga. Kombinasi tersebut bisa berupa aktiva
riil berupa emas, perak, real assets maupun aktiva finansial berupa surat-surat
berharga bukti kepemilikan suatu perusahaaan atau saham. Dalam pasar modal,
portofolio dikaitkan dengan portofolio aktiva finansial yaitu kombinasi beberapa
saham sehingga investor dapat meraih return optimal dan memperkecil risk
(Sumariyah, 1997).

2.6.1 Pembentukan Portofolio


Portofolio yang optimal memberikan return ekspektasi terbesar dengan tingkat risiko
yang terkecil (Jogiyanto, 2010:309-318). Dalam melakukan pembentukan portofolio
yang optimal dapat ditempuh berdasarkan model-model berikut ini :
1. Portofolio optimal berdasarkan model Markowitz
Memberikan nilai portofolio dengan risiko terkecil untuk return ekspektasi yang
tertentu.

2. Portofolio optimal berdasarkan preferensi investor


Tiap-tiap investor akan mempunyai tanggapan terhadap risiko (risk averter, neutral
risk dan risk seeker). Sehingga investor akan memilih portofolio berbeda dengan
investor lain selama portofolio tersebut merupakan portofolio efisien.

3. Portofolio optimal dengan aktivitas bebas risiko


Sebagai suatu aktivitas bebas risiko dapat didefinisikan sebagai aktiva yang
mempunyai return ekspektasi tertentu dengan risiko yang sama dengan nol.

4. Portofolio optimal dengan adanya simpanan dan pinjaman bebas risiko.


Maksudnya investor dapat memasukkan aktiva bebas risiko ke dalam portofolio
berisiko dalam bentuk simpanan (lending), berarti membeli aktiva berisiko dan
memasukkannya ke portofolio yang efisien aktiva yang berisiko dan dalam bentuk
pinjaman (borrowing) berarti meminjam sejumlah dana dengan tingkat bunga bebas
risiko dan menggunakan dana itu untuk menambah proporsi di portofolio efisien
aktiva berisiko.

24
2.6.2 Portofolio Yang Efisien
Untuk membentuk portofolio yang efisien, kita harus berpegang pada asumsi
tentang bagaimana perilaku investor dalam pembuatan keputusan investasi yang
paling penting adalah bahwa semua investor tidak menyukai risiko (Tandelilin,
2010:157). Suatu portofolio dikategorikan sebagai portofolio efisien apabila
portofolio tersebut terletak pada permukaan yang efisien (efficient frontier). Efficient
frontier adalah kurva yang menghubungkan efisiensi portofolio yang memiliki
deviasi standar terendah dengan efisien portofolio yang memiliki expected return
tinggi. Sedangkan portofolio efisien adalah bila dibandingkan dengan portofolio
lainnya, portofolio ini memenuhi kondisi berikut: (a) Memberikan expected return
terbesar dengan risiko yang sama, (b) Memberikan risiko terkecil dengan expected
return yang sama.

2.6.3 Portofolio Optimal


Menurut Tandelilin (2010:157) portofolio yang optimal merupakan portofolio
yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan
portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang
sesuai dengan preferensi investor yang bersangkutan terhadap return maupun
terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya. Reilly (2007:278) dalam Veronica
(2012) menyebutkan portofolio optimal adalah portofolio efisien yang memberika
manfaat bagi investor. Pembentukan portofolio optimal dapat menggunakan berbagai
macam model dan metode, yaitu dengan model indeks tunggal, model mixture of
mixture atau model Markowitz (Veronica, 2012).

2.6.4 Risiko dan Return Portofolio


Risiko Portofolio adalah varian return sekuritas-sekuritas yang membentuk
portofolio tersebut. Kemudian Prayogo (2013) menyatakan return-return portofolio
merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh return sekuritas tunggal di dalam
portofolio. Dalam return portofolio dibagi ke dalam (1) portfolio realized return
yang merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasian masing-masing
sekuritas tinggal didalam portofolio dan (2) portfolio expected return yang

25
merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspetasian masing-masing
sekuritas tunggal di dalam portofolio.

2.7 Diversifikasi
Diversifikasi adalah menyusun suatu portofolio dengan menyertakan berbagai
jenis investasi sehingga risiko dari portofolio berkurang, karena risiko dari salah satu
saham dapat ditutup dengan keuntungan dari saham lain dalam portofolio tersebut.
Dalam arti lain, diversifikasi adalah pendistribusian daripada aktiva-aktiva.
Diversifikasi harus ditingkatkan sepanjang keuntungan marginal melebihi biaya
marginalnya. Statman (1987) menyatakan bahwa keuntungan dari diversifikasi
adalah dalam mereduksi risiko. Sedangkan biayanya adalah biaya transaksi.
Perbedaan pendapat untuk membatasi diversifikasi adalah bahwa biaya marginal
meningkat lebih cepat dari keuntungan marginal dari kenaikan diversifikasi.
Selanjutnya Sharpe (1995) berpendapat bahwa diversifikasi dapat mengurangi risiko
terutama risiko non pasar (non market risk). Bila nilai satu saham lebih buruk
dibandingkan yang diperkirakan, saham yang lain kemungkinan lebih baik daripada
yang diperkirakan. Dan pada umumnya, semakin banyak saham dalam satu
portofolio semakin besar kemungkinan nasib baik (saham baik) yang cukup akan
muncul untuk mengimbangi nasib buruk (saham buruk). Lebih lanjut Sharpe
menyatakan bahwa dengan meningkatnya diversifikasi, jumlah risiko non pasar
dapat diperkirakan akan menurun tetapi tidak secara proporsional. Kemudian Bart
(1992) juga mengatakan bahwa diversifikasi membantu para investor meminimalkan
risiko yang timbul dari perkembangan yang tidak tampak dari ekonomi dunia,
ekonomi nasional, kompetisi dan manajemen perusahaan. Dalam upaya untuk
meminimumkan risiko, seorang investor sebaiknya melakukan diversifikasi dengan
membentuk portofolio, dimana investor tidak hanya melakukan investasi pada satu
saham perusahaan tertentu saja tetapi pada beberapa saham perusahaan yang
berbeda. Dengan diversifikasi ini diharapkan investor akan memperoleh return yang
lebih besar dibandingkan dengan hanya melakukan investasi pada satu saham saja.
Diversifikasi risiko ini sangat penting untuk investor, karena dapat meminimumkan
risiko yang muncul tanpa harus mengurangi return yang diterima. Ada dua macam
risiko yang berhubungan dengan diversifikasi, yaitu:

26
1. Risiko yang dapat di diversifikasi (Diversible Risk)
Yaitu bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk
portofolio. Risiko yang dapat dilakukan dengan melakukan diversifikasi,
karena risiko ini hanya dalam suatu perusahaan/industri tertentu. Fluktuasi
risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu saham dengan saham lain.
Karena perbedaan inilah, maka masing-masing saham memiliki tingkat
sensitifitas yang berbeda-beda terhadap perubahan pasar, misalnya: faktor
struktur aset, tingkat likuiditas,dsb. Risiko ini sering disebut dengan risiko
perusahaan atau risiko spesifik atau risiko tidak sistematis (unsistematik).

2. Risiko yang tidak dapat di diversifikasikan (Non Diversible Risk).


Yaitu bagian dari risiko sekuritas yang tidak dapat dihilangkan dengan
membantuk portofolio. Hal ini dikarenakan fluktuasi risiko ini dipengaruhi
oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan
sebagai contoh adalah perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing, dan
kebijakan pemerintah. Sehingga sifatnya umum dan berlaku bagi semua
saham dalam bursa saham yang bersangkutan. Risiko ini sering disebut
sebagai risiko pasar atau risiko umum atau risiko sistematis.

Menurut Solnik (1995), risiko dapat dikurangi secara substansial melalui


diversifikasi dalam saham domestik. Studinya memberikan suatu analisis tentang
jumlah saham optimal yang dibutuhkan untuk mencapai diversifikasi yang pantas
dan efektif dengan biaya rendah. Fabozzi (1999) mengartikan diversifikasi portofolio
sebagai pembentukan portofolio sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko
portofolio tanpa Risiko Unsistematik Risiko Total Risiko Sistematik. Persyaratan
utama untuk dapat mengurangi risiko di dalam portofolio ialah return untuk masing-
masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna (Jogiyanto,2014:338).

2.8 Beta Saham (β)


Menurut Jogiyanto (2003:265) Beta merupakan pengukur volatilitas return
sekuritas atau return portofolio terhadap pasar. Volatilitas adalah fluktuasi dari
return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Dengan

27
demikian Beta merupakan pengukur risiko sistematis dari sekuritas atau portofolio
relatif terhadap pasar. Beta saham merupakan cerminan fundamental dari perusahaan
itu sendiri yang mana ditentukan dan dipengaruhi oleh pergerakan harian saham itu.
Dorothea Ririn (1999) berpendapat bahwa penggunaan beta bukan hanya bisa
memperkecil jumlah variabel yang bisa ditaksir dan penggunaan data historis lebih
bisa diandalkan, tetapi penggunaan beta juga memungkinkan untuk mengidentifikasi
faktor -faktor fundamental yang mungkin mempengaruhi beta tersebut.
Dengan demikian beta saham dari masing-masing perusahaan berbeda - beda
karena karakteristik dan kondisi fundamental yang berbeda-beda (unique risk). Oleh
karena itu, tidak bisa seseorang langsung dapat menghitung berapa risiko di tiap-tiap
saham dalam portofolio yang didiversifikasikannya secara terpisah tapi harus
mengukur risiko pasarnya dan demikian akan diketahui tingkat kepekaan saham
terhadap risiko pasar. Beta suatu sekuritas dapat diukur dengan analisis estimasi
menggunakan data historis. Beta yang diukur dengan data historis ini kemudian
berguna untuk mengestimasi beta masa datang. Beta historis tersebut dapat dihitung
dengan menggunakan data pasar (return sekuritas dengan return pasar), data
akuntansi (laba perusahaan dengan laba indeks pasar), dan data fundamental
(menggunakan variabel-variabel fundamental).
Menurut Warsono (2000) beta yang merupakan ukuran risiko sistematis
banyak digunakan sebagai ukuran risiko karena beberapa alasan yaitu :
1. Memperbaiki ukuran risiko total yang menggunakan varians dan standar
deviasi. Dengan ukuran ini, masalah yang timbul adalah jumlah perhitungan
koefisien korelasi yang banyak.
2. Beta relatif cukup stabil, sehingga memungkinkan penggunaan data historis
sebagai prediktor ukuran beta di masa yang akan datang.
Harga pasar sekuritas yang memiliki koefisien Beta sama dengan satu cenderung
bergerak atau berubah mengikuti perubahan pasar secara sempurna. Dengan
demikian koefisien Beta sekuritas yang mengukur pengaruh perubahan pasar
terhadap sebuah sekuritas dapat dicari dengan meregresi tingkat keuntungan
sekuritas dengan tingkat keuntungan pasar portofolio yang efisien.
Koefisien Beta yang diperoleh dengan meregresikan return saham masa lalu
dengan return pasar disebut dengan historical Beta. Dapat pula koefisien Beta dicari

28
dengan meregresi accounting return dengan return pasar, koefisien Beta yang
dihasilkan disebut accounting Beta. Disamping itu koefisien Beta dapat pula dicari
dengan membagi kovarian antara tingkat keuntungan saham dan tingkat keuntungan
portofolio pasar degnan varian tingkat keuntungan portofolio pasar (Sartono, 2001:
178). Semakin besar fluktuasi return suatu saham terhadap return pasar, semakin
besar pula beta saham tersebut. Demikian pula jika fluktuasi return saham terhadap
return pasar semakin kecil, semakin kecil pula beta saham tersebut (Tandelilin,
2001). Koefisien Beta (β) dapat dihitung dengan rumus :

β= ……………………………………………...……………(2.6)

Keterangan :
rs = Return saham
rb = Return pasar

Penilaian Beta saham dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu :


a) β lebih kecil dai 1 (β < 1) disebut sebagai saham defensive (defensive stock),
karena perubahan tingkat pengembalian saham (return of stock) lebih kecil
daripada yang terjadi di pasar, artinya saham memiliki return yang kurang
berfluktuatif dengan perubahan return pasar.

b) β lebih besar dari 1 (β > 1) disebut sebagai saham agresif (agresif stock),
karena perubahan tingkat pengembalian saham (return of stock) lebih besar
daripada yang terjadi di pasar, artinya saham memiliki return yang
berfluktuatif dengan perubahan return pasar.

c) β sama dengan 1 (β = 1) disebut sebagai saham netral (netral stock), karena


perubahan tingkat pengembalian saham (return of stock) sama dengan yang
terjadi di pasar, artinya saham memiliki return yang bervariasi sebagai
proporsional dengan excees return pasar.

29
Gambar 2. 3 Kemiringan Beta Saham

Sumber : Jones (1995:128)

Gambar diatas menunjukkan beberapa karakteristik kepekaan beta saham. Dapat


dilihat bahwa garis dengan kemiringan 45 derajat yaitu β = 1 berarti perubahan
return saham atau portofolio memiliki tingkat respon pergerakan yang sama dengan
pergerakan return pasar. Sedangkan β > 1 menunjukkan bahwa kepekaan return
saham tersebut lebih besar dari pergerakan return rata – rata pasar, hal ini sering
disebut saham agresif. Sementara saham dengan β < 1 dinamakan saham defensif
karena pergerakan return saham perusahaan tersebut lebih kecil daripada return pasar
atau memiliki risiko dibawah rata – rata pasar (Jogiyanto, 2003:266).
Menurut Jogiyanto (2000), jika koefisien beta mempunyai p-value yang tidak
signifikan (umumnya lebih besar dari 10 %), ini menunjukkan bahwa hipotesis beta
sama dengan nol tidak dapat ditolak dengan tingkat keyakinan paling sedikit 90 %
atau dengan kata lain beta secara statisitik adalah sama dengan nol. Sedangkan untuk
dapat menolak hipotesis nol, umumnya tingkat keyakinan yang paling rendah adalah
90% atau p-value =10 %. Saham-saham yang memiliki beta signifikan inilah yang
akan dimasukkan dalam portofolio, yaitu, saham-saham yang memiliki beta
signifikan ( ).
Indeks beta mengukur sampai sejauh mana harga saham individual berfluktuasi
bersamaan dengan fluktuasinya harga pasar. Indeks beta dapat bernilai positif dan

30
dapat juga bernilai negatif. Indeks beta negatif berarti terjadi kondisi yang
berlawanan, jika secara umum harga saham mengalami kenaikan maka harga saham
individu mengalami penurunan. Indeks beta yang normal adalah satu, terjadi jika
rata-rata peningkatan harga seluruh saham yang tercatat meningkat dengan
persentase yang sama dengan saham yang memiliki indeks beta satu. Apabila indeks
suatu saham nol, maka saham tersebut bebas dari risiko. Hal ini berarti meskipun
semua saham yang tercatat rata-rata mengalami perubahan harga, saham yang
mempunyai indeks beta nol tidak mengalami perubahan sama sekali (Jogiyanto,
2003:266).
Beta return pasar mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari Beta
return pasar ini adalah Beta ini mengukur respon dari masing-masing sekuritas
terhadap pergerakan pasar. Sedangkan kelemahan adalah tidak langsung
mencerminkan perubahan karakteristik perusahaan karena Beta return pasar dihitung
berdasarkan hubungan data pasar (return perusahaan yang merupakan perubahan dari
harga saham dengan return pasar) dan tidak dihitung berdasarkan data karakteristik
(fundamental perusahaan), seperti data fundamental pembayaran deviden secara
langsung (Jogiyanto, 2003: 268). Hal ini dipertegas oleh pernyataan Rosenbeg dan
McKibben (1973) mengemukakan bahwa terdapat perbedaan yang kuat antara Beta
untuk industri-industri yang berbeda.
Dengan diversifikasi portofolio yang baik, risiko tergantung sebagian besar pada
beta sekuritas dalam portofolio tersebut. Investor yang cenderung tidak berani
menanggung risiko yang tinggi lebih memilih saham yang memiliki beta yang
rendah, begitu pula sebaliknya.

2.9 Tingkat Suku Bunga Bebas Risiko (Risk-free rate)


Menurut Keown (2001, p 191), “Risk-free rate : the rate of return on risk-free
investments”. Tingkat suku bunga bebas risiko mencakup deposito bank dan
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Tingkat suku bunga ini dinyatakan secara tahunan,
sehingga dalam analisis bulanan risk free rate harus dihitung secara bulanan, yaitu
dengan cara tingkat tahunan dibagi dengan 12 (Ramli, 2010). Namun, BI Rate sudah
digantikan oleh BI 7-Day Repo rate. Penggunaan BI 7-Day Repo Rate sebagai suku
bunga acuan berlaku mulai tanggal 19 Agustus 2016. sebelum periode tersebut, suku

31
bunga acuan menggunakan BI Rate. Data dapat diakses melalui website resmi Bank
Indonesia (www.bi.go.id).

2.10 Pengukuran Kinerja Portofolio


Berdasarkan teori pasar modal, beberapa ukuran kinerja portofolio sudah
memasukkan faktor return dan risiko dalam perhitungannya adalah rasio Sharpe,
Treynor, dan Jensen (Tandelilin, 2010). Ketiga pengukuran kinerja tersebut
mengasumsikan adanya hubungan linear antara pengembalian (return) portofolio
dengan pengembalian dari beberapa index pasar. Ketiga model tersebut mendasarkan
analisisnya pada return masa lalu untuk memprediksikan return dan resiko masa
datang (Samsul, 2006). Metode Jensen sendiri menekankan pada alpha. Sharpe
menekankan pada resiko total (deviasi standar), Treynor menganggap fluktuasi pasar
sangat berperan dalam mempengaruhi return (beta), Jadi ketiga metode tersebut
mempunyai karakteristik tersendiri (Tuerah, 2013). Varibel-variabel yang digunakan
dalam ketiga pengukuran kinerja tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
1. Menghitung Standar Deviasi (SD)
Menghitung risiko saham yang menjelaskan perbedaan antara return aktual
dengan return harapan dengan rumus (Jogiyanto, 2010:229) :

………………………………………….…………..(2.7)

Keterangan :
SD = Standar deviasi saham i
E(Ri) = Expected return saham i
Rit = Return saham i
n = jumlah periode pengamatan

2. Menghitung Return Portofolio


Return realisasian portofolio adalah rata-rata tertimbang dari return masing-
masing sekuritas tunggal didalam portofolio tersebut (Jogiyanto, 2010). Dimana

32
pembobotnya adalah proporsi masing-masing saham yang ada di dalamnya.
Return portofolio dinyatakan dalam formula di bawah ini :

………………………………………….…………..(2.8)

Keterangan :
Return Portofolio
Bobot saham i
Return Saham i

3. Menghitung Beta Portofolio


Beta portofolio dapat dihitung dengan cara rata-rata tertimbang (proporsi)
dari masing-masing individual sekuritas yang membentuk portofolio sebagai
berikut (Jogiyanto, 2012) :

………………………………………….…………...…..(2.9)

Keterangan :
= Beta Portofolio
= Bobot Saham i
= Beta saham i

Berikut penjelasan dari ketiga teknik pengukuran kinerja portofolio tersebut :

2.10.1 Sharpe
Rasio Sharpe (Sharpe ratio) atau disebut juga dengan nama Reward to variability
(RVAL) yang dikenalkan oleh William F. Sharpe pada tahun 1966 (Hartono,
2010:640). Menurut, Sharpe kinerja portofolio dimasa yang akan datang dapat
diprediksi dengan menggunakan dua ukuran yaitu dengan expected rate of return
menghubungkan (E) dan predicted variability of risk yang diekspresikan sebagai
deviasi standar dan menghubungkan antara besarnya reward dan besarnya risiko.
Dengan kata lain, Rasio Sharpe mendasarkan perhitungannya pada konsep garis

33
pasar modal sebagai patok duga, yaitu dengan cara membagi premi risiko portofolio
dengan standar deviasinya. Dengan demikian, rasio Sharpe akan bisa dipakai untuk
mengukur premi risiko untuk setiap unit risiko pada portofolio tersebut. Dengan
Rumus sebagai berikut (Samsul, 2006) :

………………………………………….……………………….(2.10)

Keterangan :
RVAL : Reward to Variability ratio model Sharpe
Rata-rata Return portofolio
Risk Free Rate
Standar deviasi return portofolio sebagai tolak ukur risiko

2.10.2 Treynor
Treynor ratio menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan return,
bukan saja lebih tinggi dari return bebas risiko, tetapi lebih tinggi dari risiko yang
ditanggung (Hartono, 2010:644). Rasio Treynor merupakan ukuran kinerja portofolio
yang dikembangkan oleh Jack Treynor, dan rasio ini sering disebut juga dengan
reward-to-volaitily ratio. Perbedaan dengan rasio Sharpe adalah penggunaan garis
pasar sekuritas sebagai patok duga, dan bukan garis pasar modal seperti pada rasio
Sharpe. Menurut, Treynor dalam mengevaluasi kinerja dengan menggunakan
average return masa lalu sebagai expected return dan menggunakan beta sebagai
tolak ukur risiko. Asumsi yang digunakan oleh Treynor adalah bahwa portofolio
sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang dianggap relevan adalah
risiko sistematis (diukur dengan beta). Rasio Treynor diperoleh dengan membagi
hasil pengurangan rata-rata expected return dengan risk free rated dengan beta
portofolio. Metode Treynor dinyatakan dengan rumus sebagai berikut (Samsul,
2006):

………………………………………….……………………….(2.11)
β

34
Keterangan :
RVOL : Reward to Volatility ratio model Treynor
Rata-rata Return portofolio
Risk Free Rate
β Beta portofolio sebagai tolak ukur risiko

2.10.3 Jensen
Jensen diturunkan dari Capital Asset Pricing Model atau CAPM. Menurut
Jogiyanto (2010: 654) Indeks Jensen adalah selisih antara return rata-rata portofolio
dengan nilai menurut CAPM. Rasio Jensen merupakan indeks yang menunjukkan
perbeaan antara tingkat return actual yang diperoleh portofolio dengan tingkat return
harapan jika portofolio tersebut berada pada garis pasar modal. Rasio ini secara
mudah dapat diinterpretasikan sebagai pengukur berapa banyak portofolio yang
“mengalahkan pasar”. Jika bernilai positif berarti portofolio memberikan return lebih
besar daripada return harapannya sehingga merupakan hal yang bagus karena
portofolio mempunyai return yanf relatif tinggi untuk tingkat risiko sistematisnya.
Rasio ini diperoleh dengan mengurangkan expected return dengan risk free rate yang
telah ditambahkan dengan nilai beta yang dikali dengan market risk premium.
Dengan rumus sebagai berikut (Samsul, 2006):

β …………………………………………….….(2.12)

Keterangan :
Expected Return saham j
Return portofolio
β Beta saham

Expected market return


Risk Free rate

Kinerja portofolio di evaluasi dengan teknik pengukuran kinerja Sharpe,


Treynor, dan Jensen dengan tujuan untuk mengetahui hasil evaluasi dari ketiga

35
teknik pengukuran kinerja portofolio tersebut memberikan hasil yang sama atau
tidak. Jika nilai RVAR(Sharpe) positif dan semakin besar maka kinerja portofolio
semakin baik. Semakin tinggi nilai indeks Treynor (RVOL) menunjukkan semakin
baik kinerja portofolio (Jogiyanto, 2010:645). Indeks Jensen yang bernilai positif
berarti portofolio memberikan return lebih besar dari return harapannya sehingga
merupakan hal yang bagus karena portofolio mempunyai return yang relative lebih
tinggi untuk tingkat risiko (Tandelilin, 2010:500).

36
BAB 3
METODE DAN OBJEK PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Dengan menggunakan tipe Applied Research, peneliti menggunakan metode
penelitian deskriptif. Menurut Uma Sekaran (2013), studi deskriptif dilakukan untuk
mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang
diteliti dalam suatu situasi. Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti
status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran,
atapun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini
adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual
dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki. (Sugiyono, 2014:54)

3.2 Jenis Data


Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder yang diperoleh oleh penulis berupa data saham yang masuk ke dalam
Indeks IDX30 beserta harganya untuk periode perdagangan Februari s.d Juli 2017
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah harga saham-saham Indeks IDX30 per bulan. Harga saham yang diambil
adalah harga saham setiap awal bulan, perminggu dan akhir bulan bersangkutan.
Sehingga didapatkanlah 31 data per saham yang digunakan dalam perhitungan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
studi dokumentasi dan literatur menggunakan sumber data berupa data sekunder.
Data yang diperoleh oleh peneliti adalah data dari website resmi Bursa Efek Indosia
(BEI)(www.idx.co.id) dan finance.yahoo.com. Studi literature yang dilakukan adalah
penggunaan buku, jurnal, dan artikel untuk memperkaya teori yang masih relevan,
serta penjelasan pendukung dalam skripsi ini dengan cara menganalisa dan
mempelajarinya.

37
3.4 Objek Penelitian
Indeks IDX30 adalah salah satu indeks saham yang ada pada Bursa Efek
Indonesia yang menghitung indeks rata-rata 30 saham yang dipilih dari saham -
saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45 dalam periode yang sama.
Indeks IDX30 diluncurkan pada tanggal 23 April 2012 (infojabodetabek.com, 2017)
Kriteria dasar untuk seleksi keanggotaan IDX30 adalah nilai transaksi, frekuensi
transaksi, total hari transaksi, serta kapitalisasi pasar. IDX30 juga
mempertimbangkan aspek kualitatif seperti kondisi keuangan, prospek pertumbuhan,
serta faktor-faktor lain yang terkait dengan pertumbuhan perusahaannya. Bursa Efek
Indonesia melakukan kajian periodik pada Indeks IDX30 setiap 6 bulan, pada awal
Februari dan Agustus setiap tahun. Tanggal basis perhitungan indeks adalah 30
Desember 2004, dengan nilai awal indeks adalah 100 (IDX Fact Book, 2016:104).
Berdasarkan kajian periodik yang dilakukan oleh BEI setiap awal Februari dan
awal Agustus, maka data terbaru yang dapat diakses oleh peneliti adalah daftar
saham-saham IDX30 periode Februari s.d Juli 2017. Kajian periodik saham-saham
IDX30 hanya dilakukan 1 kali dalam 6 bulan. Sehingga data saham-saham yang
masuk Indeks IDX30 berlaku dalam jangka waktu 6 bulan. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan daftar saham-saham IDX30 periode Februari s.d Juli 2017
karena dianggap bisa memberikan gambaran keadaan saham-saham Indeks IDX30
saat ini dan periode terdekat berikutnya, yaitu Agustus 2017 s.d Januari 2018. Karena
peneliti melakukan evaluasi dari kinerja portofolio yang terlebih dahulu dibentuk
menggunakan data harga saham masa lalu yaitu Februari-Juli 2017 kemudian peneliti
melakukan evaluasi menggunakan data harga saham Agustus-November 2014.
Karena perubahan daftar saham IDX30 adalah hanya 6 – 10% saham yang masuk
dan keluar dari daftar saham IDX30 setiap periodenya. Sehingga masih dianggap
relevan untuk digunakan pada periode Agustus-Januari 2017 dan juga bisa
memberikan gambaran secara umum bagi investor mengenai bagaimana
mengevaluasi kinerja portofolio suatu Indeks. Berikut merupakan daftar saham
Indeks IDX30 yang digunakan dalam penelitian ini :

38
Tabel 3. 1

Saham-saham IDX30
Periode Feb s.d Juli 2017

No Kode Nama Saham


1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk.
2 ADRO Adaro Energy Tbk.
3 AKRA AKR Corporindo Tbk.
4 ASII Astra International Tbk.
5 BBCA Bank Central Asia Tbk.
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk.
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
11 GGRM Gudang Garam Tbk.
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk.
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk.
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk.
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
16 KLBF Kalbe Farma Tbk.
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk.
18 LPPF Matahari Department Store Tbk.
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk.
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
21 PPRO PP Properti Tbk.
22 PWON Pakuwon Jati Tbk.
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.
24 SMRA Summarecon Agung Tbk.
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk.
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk.
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
28 UNTR United Tractors Tbk.
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Sumber : http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/statistik.aspx

39
3.5 Teknik Pengolahan Data
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan portofolio optimal dengan
menggunakan Konsep Beta saham ( ) berdasarkan data yang dikumpulkan adalah:

1. Menghitung Return dari Masing-Masing Saham Serta Pasar


Return saham adalah tingkat pengembalian yang didapat melalui sejumlah
investasi pada saham, return saham dihitung dengan rumus (Jogiyanto, 2013:265):

……………………………………………………………………(3.1)

Keterangan :
: Return dari saham i
: Harga pada periode t
Harga pada periode sebelumnya

Return pasar adalah tingkat pengembalian yang didapat melalui investasi pada
seluruh saham yang ada di bursa dimana pada penelitian ini return pasar tercermin
pada return Indeks IHSG, return pasar dapat dihitung dengan rumus (Jogiyanto,
2013:408):

……………………………………………….………...………(3.2)

Keterangan :
: Return pasar
: Indeks pasar periode pengamatan
Indeks pasar periode sebelumnya

2. Menghitung Expected Return dari Masing-Masing Saham serta Pasar


Expected Return adalah return yang diharapkan oleh investor akan dapat
dihasilkan oleh investasi yang dilakukannya. Perhitungan yang dilakukan adalah
menggunakan perhitungan rata-rata geometrik, dihitung dengan rumus (Zubir,
2011:5):

40
……………………………...……(3.3)

Keterangan
Expected Return saham i
Return saham i
n : Jumlah observasi

Expected return pasar adalah return yang diharapkan oleh investor dapat
dihasilkan oleh pasar. Perhitungan yang dilakukan adalah menggunakan perhitungan
rata-rata geometrik, dihitung dengan rumus (Jogiyanto, 2013:409):

……………………………...……..(3.4)

Keterangan :
Expected Return pasar
Return pasar pada periode t
n : Jumlah observasi

3. Menghitung Risiko Pasar


Risiko pasar adalah selisih antara expected return pasar dengan return pasar dan
dapat dihitung dengan rumus:

………………………………………….………...……(3.5)

Keterangan :
: Variance return pasar
Return pasar pada periode t
Expected return pasar
n : Jumlah observasi

41
4. Menghitung Beta Masing-Masing Saham
Beta merupakan koefisien yang mengukur pengaruh return pasar terhadap
perubahan yang terjadi pada return saham. Beta dapat dihitung dengan terlebih
dahulu menghitung kovarians antara return pasar dan return saham dengan rumus
(Jogiyanto, 2013:452):

……………………………...…………..(3.6)

Keterangan :
Kovarian antara Return saham I dan Return pasar
Return saham i
Expected Return saham i
Return pasar
Expected Return pasar

Selanjutnya beta dapat dihitung dengan rumus:

……………………………...…………………………………………....(3.7)

Keterangan :
: Beta saham i
Kovarian antara Return saham I dan Return pasar
Variance Return pasar

5. Pembentukan Portofolio
Jika beta ( ) masing-masing saham sudah dihitung, maka selanjutnya
Pembentukan portofolio dilakukan dengan cara sebagai berikut (Muwarni 1999):
Saham-saham yang memiliki beta signifikan, diurutkan mulai dari yang memiliki
beta tinggi sampai beta rendah. Saham yang memiliki angka >1 digolong dalam
saham-saham yang memiliki Beta tinggi. Sedangkan saham yang memiliki angka <1
digolongkan dalam saham-saham yang memiliki Beta rendah.

42
6. Menentukan Risk Free Rate
Tingkat suku bunga bebas risiko mencakup deposito bank dan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI). Tingkat suku bunga ini dinyatakan secara tahunan, sehingga dalam
analisis bulanan risk free rate harus dihitung secara bulanan, yaitu dengan cara
tingkat tahunan dibagi dengan 12 (Ramli, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti
memproksikan dengan suku bunga Repo SBI Rate. Penggunaan BI 7-Day Repo
Rate sebagai suku bunga acuan berlaku mulai tanggal 19 Agustus 2016. sebelum
periode tersebut, suku bunga acuan menggunakan BI Rate.

7. Menentukan Bobot/Proporsi Saham


Menghitung besarnya proporsi dana dilakukan setelah portofolio terbentuk,
dihitung dengan rumus :

……………………………...…………………………….…………..(3.8)

Keterangan :
= Bobot/Proporsi saham
= Jumlah saham yang diikutsertakan dalam penelitian

Bobot portofolio dalam penelitian ini memiliki nilai yang sama, artinya masing-
masing perusahaan memiliki proporsi yang sama dalam portofolio tersebut. Karena
saham-saham yang terpilih menjadi suatu portofolio sudah memiliki kriteria
memperhitungkan berbagai aspek perusahaan maupun transaksi di BEI.

Perhitungan untuk mengevaluasi kinerja portofolio yang terbentuk adalah


menggunakan data harga saham - saham IDX30 Agustus - November 2017 yang
bertujuan untuk memberikan gambaran portofolio bagi investor yang ingin
berinvestasi di Indeks IDX30.

43
8. Menghitung Standar Deviasi (SD)
Menghitung risiko saham yang menjelaskan perbedaan antara return aktual
dengan return harapan dengan rumus (Jogiyanto, 2010:229) :

……………………………...………………………..(3.9)

Keterangan :
SD = Standar deviasi saham i
E(Ri) = Expected return saham i
Rit = Return saham i
n = jumlah periode pengamatan

9. Menghitung Return Portofolio


Return realisasian portofolio adalah rata-rata tertimbang dari return masing-
masing sekuritas tunggal didalam portofolio tersebut (Jogiyanto, 2010). Dimana
pembobotnya adalah proporsi masing-masing saham yang ada di dalamnya.
Return portofolio dinyatakan dalam formula di bawah ini :

………………………………………..…………..(3.10)

Keterangan :
Return Portofolio
Bobot saham i
Return Saham i

10. Menghitung Beta Portofolio


Beta portofolio dapat dihitung dengan cara rata-rata tertimbang (proporsi)
dari masing-masing individual sekuritas yang membentuk portofolio sebagai
berikut (Jogiyanto, 2012) :

………………………………………..………….…..(3.11)

44
Keterangan :
= Beta Portofolio
= Bobot Saham i
= Beta saham i

11. Sharpe’s Model


Rasio Sharpe (Sharpe ratio) atau disebut juga dengan nama Reward to variability
(RVAL) yang dikenalkan oleh William F. Sharpe pada tahun 1966 (Hartono,
2010:640). Menurut, Sharpe kinerja portofolio dimasa yang akan datang dapat
diprediksi dengan menggunakan dua ukuran yaitu dengan expected rate of return
menghubungkan (E) dan predicted variability of risk yang diekspresikan sebagai
deviasi standar dan menghubungkan antara besarnya reward dan besarnya risiko.
Dengan Rumus sebagai berikut (Samsul, 2006) :

………………………………………..……………………..…..(3.12)

Keterangan :
RVAL : Reward to Variability ratio model Sharpe
Return portofolio
Risk Free Rate
Standar deviasi return portofolio sebagai tolak ukur risiko

12. Treynor’s Model


Treynor ratio menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan return, bukan
saja lebih tinggi dari return bebas risiko, tetapi lebih tinggi dari risiko yang
ditanggung (Hartono, 2010:644). Menurut, Treynor dalam mengevaluasi kinerja
dengan menggunakan average return masa lalu sebagai expected return dan
menggunakan beta sebagai tolak ukur risiko metode Treynor dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut (Samsul, 2006):

45
………………………………………..……………………..…..(3.13)
β

Keterangan :
RVOL : Reward to Volatility ratio model Treynor
Return portofolio
Risk Free Rate
β Beta portofolio sebagai tolak ukur risiko

13. Jensen’s Model


Indeks Jensen adalah selisih antara return rata-rata portofolio dengan nilai
menurut CAPM, rumusnya dapat ditulis sebagai berikut (Jogiyanto, 2010) :

β ………………………………………..…….(3.14)

Keterangan :
Indeks Jensen’s Alpha
Return portofolio
β Beta portofolio

Return pasar
Risk Free

46
3.6 Langkah-langkah Penelitian
Desain penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Sehingga desain
penelitian mencerminkan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan.
Gambar 3.1
Bagan Langkah-langkah Penelitian

1. Mengumpulkan data saham IDX30 periode


Februari – Juli 2017 dan Agustus-November 2017

2. Menghitung Return saham awal bulan-per minggu-akhir bulan dan


Expected Return masing-masing saham Februari – Juli 2017

3. Menghitung Beta saham ( ) masing-


masing saham

4. Menyusun bentukan portofolio saham dengan kriteria beta


saham >1 (Beta tinggi) dan <1 (Beta rendah)

5. Menghitung Return, Beta, dan Standar Deviasi Portofolio sebagai tolak


ukur risiko menggunakan data harga saham Agustus – November 2017

6. Evaluasi Kinerja masing-masing Portofolio saham


(Indeks IDX30, Beta Tinggi, dan Beta Rendah)

Sharpe Treynor Jensen

7. Perbandingan hasil kinerja portofolio menggunakan


Teknik Pengukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen

8. Portofolio terbaik yang dapat dihasilkan berdasarkan ketiga Teknik pengukuran

Sumber : Penulis

47
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Data yang Digunakan Dalam Perhitungan


4.1.1 Data Closed Price Saham IDX30 Periode Feb s.d Juli 2017
Data awal yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian ini adalah data Closed Price saham-saham IDX30 periode Februari s.d
Juli 2017 yang diperoleh dari website resmi (www.idx.co.id). Data-data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4. 1

Closed Price Saham-Saham IDX30


Februari 2017
Dalam Rupiah
Closed Closed Closed Closed Closed Close
No Kode Nama Saham Price 1 feb Price 6 feb Price 13 Price 20 Price 27 Price 28
17 17 feb 17 feb 17 feb 17 Feb 17
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 2,070 1,960 2,240 2,180 2,190 2,130
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 1,750 1,710 1,660 1,700 1,685 1,695
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 6,650 6,475 6,425 6,775 6,200 6,350
4 ASII Astra International Tbk. 8,050 8,050 7,900 8,125 8,400 8,200
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 15,425 15,000 15,475 15,500 15,475 15,450
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 5,950 6,250 6,300 6,350 6,350 6,250
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 11,950 12,025 11,700 11,950 11,850 11,950
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 5,487.5 5,700 5,537.5 5,550 5,675 5,650

48
Tabel 4.1
Closed Price Saham-Saham IDX30
Februari 2017
Dalam Rupiah
(Lanjutan)
Closed Closed Closed Closed Closed Close
No Kode Nama Saham Price 1 feb Price 6 Price 13 Price 20 Price 27 feb Price 28
17 feb 17 feb 17 feb 17 17 Feb 17
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 1,835 1,905 1,890 1,900 1,765 1,830
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 3,150 3,370 3,480 3,270 3,220 3,100
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 62,700 62,000 60,800 65,000 64,475 65,850
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 3,860 3,890 3,850 3,920 3,990 3,870
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 8,425 8,550 8,375 8,325 8,225 8,325
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 7,925 8,000 8,000 8,100 8,050 8,125
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 15,300 15,100 15,625 15,650 15,500 15,150
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 1,485 1,485 1,470 1,495 1,485 1,530
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 730 750 765 750 710 735
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 14,775 15,325 14,275 14,400 13,100 13,650
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 1,705 1,675 1,505 1,590 1,660 1,660
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 2,880 2,820 2,760 2,860 2,830 2,830
21 PPRO PP Properti Tbk. 1,265 324.79 341.78 291.82 305.81 328
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 565 565 565 590 560 590
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 9,025 9,750 9,275 9,575 9,425 9,625
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 1,300 1,400 1,385 1,395 1,380 1,370
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 234 286 282 302 398 340

49
Tabel 4.1
Closed Price Saham-Saham IDX30
Februari 2017
Dalam Rupiah
(Lanjutan)
Closed Closed Closed Closed Closed Close
No Kode Nama Saham Price 1 feb Price 6 Price 13 Price 20 Price 27 feb Price 28
17 feb 17 feb 17 feb 17 17 Feb 17
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 1,600 1,650 1,640 1,500 1,400 1,525
Telekomunikasi Indonesia (Persero)
27 TLKM 3,940 3,890 3,870 3,840 3,850 3,850
Tbk.
28 UNTR United Tractors Tbk. 22,300 23,000 23,875 25,500 25,100 24,650
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 41,275 42,600 42,600 42,250 41,975 42,175
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. 2,560 2,580 2,560 2,470 2,410 2,480
Sumber : http://www.finance.yahoo.com

50
Tabel 4. 2
Closed Price Saham-Saham IDX30
Maret 2017
Dalam Rupiah
Close Closed Closed Closed Closed Close
No Kode Nama Saham Price 1 Price 6 Price 13 Price 20 Price 27 Price 31
Mar 17 Mar 17 mar 17 Mar 17 Mar 17 Mar 17
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 2,150 2,250 2,370 2,360 2,370 2,370
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 1,675 1,600 1,705 1,770 1,750 1,750
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 6,250 6,125 6,600 6,600 6,250 6,250
4 ASII Astra International Tbk. 8,325 8,150 8,745 8,525 8,625 8,625
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 15,500 15,625 15,950 16,550 16,550 16,550
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 6,225 6,300 6,700 6,800 6,475 6,475
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 11,950 12,075 13,000 13,150 12,975 12,975
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 5,675 5,700 5,812.5 5,950 5,850 5,850
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 1,790 1,760 1,840 1,865 1,885 1,885
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 3,030 3,150 3,340 3,200 3,200 3,200
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 64,625 63,500 65,250 64,925 65,525 65,525
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 3,850 3,990 4,010 4,000 3,900 3,900
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 8,275 8,150 8,700 8,600 8,150 8,150
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 8,000 7,925 8,325 8,050 8,000 8,000
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 15,325 15,475 15,900 16,275 16,600 16,600
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 1,495 1,470 1,510 1,505 1,540 1,540

51
Tabel 4.2
Closed Price Saham-Saham IDX30
Maret 2017
Dalam Rupiah
(Lanjutan)
Close Closed Closed Closed Closed Close
No Kode Nama Saham Price 1 Price 6 Mar Price 13 Price 20 Price 27 Price 31
Mar 17 17 mar 17 Mar 17 Mar 17 Mar 17
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 710 725 750 735 725 725
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 11,725 13,200 13,850 13,900 13,175 13,175
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 1,660 1,735 1,720 1,790 1,850 1,850
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 2,790 2,710 2,540 2,460 2,530 2,530
21 PPRO PP Properti Tbk. 303.81 293.81 293.81 283.82 289.82 290
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 590 580 600 600 615 615
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 9,400 9,425 9,225 8,950 9,000 9,000
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 1,370 1,360 1,400 1,340 1,340 1,340
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 350 352 280 338 350 350
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 1,500 1,480 1,455 1,540 1,655 1,655
Telekomunikasi Indonesia (Persero)
27 TLKM 3,850 3,950 4,110 4,080 4,130 4,130
Tbk.
28 UNTR United Tractors Tbk. 23,900 25,750 27,000 27,775 26,500 26,500
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 42,175 42,300 44,000 43,150 43,325 43,325
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. 2,420 2,390 2,360 2,440 2,370 2,370
Sumber : http://www.finance.yahoo.com

52
Tabel 4. 3
Closed Price Saham-Saham IDX30
April 2017
Dalam Rupiah

Closed Price Closed Price Closed Price Closed Price Close Price
No Kode Nama Saham
3 Apr 17 10 Apr 17 17 Apr 17 25 Apr 17 28 Apr 17
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 2,230 2,290 2,260 2,260 2,260
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 1,890 1,860 1,835 1,775 1,775
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 6,350 6,550 6,600 6,775 6,775
4 ASII Astra International Tbk. 8,575 8,500 9,150 8,950 8,950
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 17,350 17,350 17,475 17,750 17,750
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 6,475 6,275 6,150 6,375 6,375
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 13,050 12,700 12,925 12,900 12,900
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 6,100 5,825 5,700 5,850 5,850
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 1,815 1,765 1,820 1,790 1,790
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 3,200 3,220 3,300 3,190 3,190
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 68,200 64,675 64,200 66,400 66,400
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 3,970 3,910 3,890 3,820 3,820
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 8,175 8,125 8,400 8,775 8,775
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 7,975 7,975 8,025 8,375 8,375
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 16,775 16,500 16,000 16,950 16,950
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 1,565 1,580 1,580 1,585 1,585

53
Tabel 4.3
Closed Price Saham-Saham IDX30
April 2017
Dalam Rupiah
(Lanjutan)
Closed Price Closed Price Closed Price Closed Price Close Price
No Kode Nama Saham
3 Apr 17 10 Apr 17 17 Apr 17 25 Apr 17 28 Apr 17
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 725 755 775 790 790
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 13,250 13,450 13,300 14,600 14,600
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 1,880 1,815 1,790 1,825 1,825
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 2,470 2,530 2,410 2,430 2,430
21 PPRO PP Properti Tbk. 284 286 272 264 264
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 590 585 610 625 625
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 9,175 8,875 8,700 8,825 8,825
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 1,315 1,345 1,390 1,360 1,360
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 304 300 306 302 302
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 1,695 1,715 1,665 1,750 1,750
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 4,130 4,090 4,420 4,370 4,370
28 UNTR United Tractors Tbk. 28,700 28,150 26,925 26,900 26,900
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 45,100 45,325 45,300 44,500 44,500
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. 2,330 2,370 2,400 2,390 2,390
Sumber : http://www.finance.yahoo.com

54
Tabel 4. 4
Closed Price Saham-Saham IDX30
Mei 2017
Dalam Rupiah
Close Closed Closed Closed Closed Close
No Kode Nama Saham Price 2 Price 8 Price 15 Price 22 Price 29 Price 31
Mei 17 Mei 17 Mei 17 Mei 17 Mei 17 Mei 17
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 2,250 2,180 2,270 2,320 2,310 2,350
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 1,560 1,480 1,465 1,485 1,470 1,520
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 6,450 6,350 6,375 6,300 6,700 6,625
4 ASII Astra International Tbk. 8,700 8,675 8,750 8,750 9,000 8,750
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 17,750 18,000 17,900 17,575 17,550 17,150
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 6,575 6,675 6,700 6,475 6,450 6,550
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 13,925 14,025 14,500 14,225 14,750 14,475
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 5,987.5 6,000 6,450 6,075 6,300 6,300
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 1,815 1,810 1,785 1,820 1,800 1,810
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 3,070 3,000 2,990 3,100 3,120 3,170
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 71,400 73,900 76,500 74,275 74,500 73,950
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 3,900 3,840 3,970 3,820 3,850 3,930
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 8,625 8,600 9,100 8,800 8,700 8,700
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 8,475 8,475 8,650 8,750 8,825 8,750
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 16,400 17,000 18,000 18,600 18,500 18,500
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 1,550 1,535 1,580 1,505 1,550 1,540
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 825 765 740 725 685 680

55
Tabel 4.4
Closed Price Saham-Saham IDX30
Mei 2017
Dalam Rupiah
(Lanjutan)
Close Closed Closed Closed Closed Close
No Kode Nama Saham Price 2 Price 8 Price 15 Price 22 Price 29 Price 31
Mei 17 Mei 17 Mei 17 Mei 17 Mei 17 Mei 17
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 15,775 14,800 15,350 14,250 15,200 15,100
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 1,980 1,970 1,770 1,880 1,885 1,900
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 2,390 2,460 2,350 2,540 2,410 2,400
21 PPRO PP Properti Tbk. 244 236 238 230 228 228
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 685 615 635 640 620 610
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 8,800 8,850 9,200 9,250 9,325 9,450
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 1,380 1,345 1,325 1,360 1,300 1,320
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 338 328 322 340 324 326
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 1,675 1,740 1,690 1,655 1,750 1,790
Telekomunikasi Indonesia (Persero)
27 TLKM 4,340 4,400 4,530 4,470 4,380 4,350
Tbk.
28 UNTR United Tractors Tbk. 25,050 24,375 24,150 24,575 26,550 27,775
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 45,475 46,800 48,750 47,700 46,900 46,175
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. 2,330 2,230 2,270 2,390 2,350 2,380
Sumber : http://www.finance.yahoo.com

56
Tabel 4. 5
Closed Price Saham-Saham IDX30
Juni 2017
Dalam Rupiah

Closed Price 5 Closed Price Closed Price Close Price


No Kode Nama Saham
Jun 17 12 Jun 17 19 Jun 17 22 Jun 17
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 2,180 2,180 2,150 2,150
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 1,555 1,605 1,595 1,580
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 6,450 6,300 6,525 6,525
4 ASII Astra International Tbk. 8,650 8,725 8,925 8,925
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 17,700 17,800 18,150 18,150
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 6,400 6,500 6,600 6,600
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 14,375 14,675 15,250 15,250
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 6,112.5 6,237.5 6,375 6,375
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 1,800 1,780 1,830 1,830
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 3,030 3,130 3,180 3,180
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 75,500 79,000 78,300 78,300
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 3,840 3,830 3,840 3,840
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 8,400 8,750 8,800 8,800
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 8,500 8,325 8,600 8,600
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 17,900 18,150 18,450 18,450
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 1,550 1,570 1,625 1,625
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 635 635 660 660

57
Tabel 4.5
Closed Price Saham-Saham IDX30
Juni 2017
Dalam Rupiah
(Lanjutan)
Closed Price 5 Closed Price Closed Price Close Price
No Kode Nama Saham
Jun 17 12 Jun 17 19 Jun 17 22 Jun 17
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 14,525 14,500 14,175 14,175
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 1,900 1,895 1,840 1,840
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 2,250 2,340 2,410 2,250
21 PPRO PP Properti Tbk. 228 226 226 226
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 605 605 615 615
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 9,375 9,850 10,000 10,000
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 1,235 1,255 1,290 1,290
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 314 302 320 320
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 1,605 1,570 1,680 1,680
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 4,330 4,370 4,520 4,520
28 UNTR United Tractors Tbk. 26,500 26,500 27,450 27,450
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 47,750 47,800 48,800 48,800
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. 2,210 2,280 2,320 2,320
Sumber : http://www.finance.yahoo.com

58
Tabel 4. 6

Closed Price Saham-Saham IDX30


Juli 2017
Dalam Rupiah

Closed Price Closed Price Closed Price Closed Price Close Price
No Kode Nama Saham
3 Jul 17 10 Jul 17 17 Jul 17 24 Jul 17 31 Jul 17
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 2,190 2,100 2,130 2,170 2,220
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 1,610 1,665 1,820 1,800 1,785
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 6,325 6,300 6,300 6,775 6,900
4 ASII Astra International Tbk. 8,775 8,725 8,200 7,950 7,975
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 18,500 18,400 18,225 18,800 18,700
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 6,725 7,100 6,950 7,350 7,450
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 15,050 14,800 14,675 14,500 14,775
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 6,625 6,775 6,525 6,687.5 6,825
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 1,795 1,830 1,740 1,750 1,790
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 3,220 3,280 3,150 2,740 2,670
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 76,350 76,150 75,700 78,900 76,100
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 3,780 3,790 3,710 3,650 3,550
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 8,500 8,700 8,475 8,475 8,350
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 8,750 8,775 8,575 8,600 8,375
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 18,375 17,600 17,400 17,650 17,500
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 1,625 1,640 1,675 1,720 1,735
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 695 735 705 685 715

59
Tabel 4.6
Closed Price Saham-Saham IDX30
Juli 2017
Dalam Rupiah
(Lanjutan)
Closed Price Closed Price Closed Price Closed Price Close Price
No Kode Nama Saham
3 Jul 17 10 Jul 17 17 Jul 17 24 Jul 17 31 Jul 17
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 13,300 12,150 12,150 12,200 12,675
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 1,780 1,765 1,775 1,790 1,800
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 2,340 2,250 2,210 2,260 2,250
21 PPRO PP Properti Tbk. 224 226 216 208 208
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 650 610 615 695 710
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 10,200 10,175 10,100 10,050 9,950
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 1,210 1,210 1,075 995 980
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 322 320 358 352 338
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 1,610 1,530 1,565 1,550 1,465
Telekomunikasi Indonesia (Persero)
27 TLKM 4,630 4,600 4,560 4,700 4,690
Tbk.
28 UNTR United Tractors Tbk. 27,200 27,975 28,825 28,850 30,100
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 48,900 48,500 47,725 48,375 48,950
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. 2,230 2,220 2,220 2,370 2,390
Sumber : http://www.finance.yahoo.com

60
4.1.2 Data Closed Price IHSG periode Feb s.d Juli 2017
Data selanjutnya yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian ini adalah data
Closed Price IHSG periode Februari s.d Juli 2017. IHSG dijadikan sebagai acuan
pasar bagi saham-saham IDX30 karena IHSG dianggap sudah mewakili semua
saham-saham sub sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data-data
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4. 7
Data Closed Price IHSG
Februari s.d Juli 2017

No. IHSG

1 Closed Price 2/1/2017 5,327.16


2 Closed Price 2/6/2017 5,371.67
3 Closed Price 2/13/2017 5,350.93
4 Closed Price 2/20/2017 5,385.91
5 Closed Price 2/27/2017 5,391.21
6 Closed Price 2/28/2017 5,386.69
7 Closed Price 3/1/2017 5,363.06
8 Closed Price 3/6/2017 5,390.68
9 Closed Price 3/13/2017 5,540.43
10 Closed Price 3/20/2017 5,567.13
11 Closed Price 3/27/2017 5,568.11
12 Closed Price 3/31/2017 5,568.11
13 Closed Price 4/3/2017 5,653.67
14 Closed Price 4/10/2017 5,616.54
15 Closed Price 4/17/2017 5,664.48
16 Closed Price 4/25/2017 5,685.30
17 Closed Price 4/28/2017 5,685.30
18 Closed Price 5/2/2017 5,683.38
19 Closed Price 5/8/2017 5,675.22
20 Closed Price 5/15/2017 5,791.88
21 Closed Price 5/22/2017 5,716.81
22 Closed Price 5/29/2017 5,742.45
23 Closed Price 5/31/2017 5,738.15
24 Closed Price 6/5/2017 5,675.52
25 Closed Price 6/12/2017 5,723.64
26 Closed Price 6/19/2017 5,829.71

61
Tabel 4. 7
Data Closed Price IHSG
Februari s.d Juli 2017
(Lanjutan)
No. IHSG
27 Closed Price 6/22/2017 5,829.71
28 Closed Price 7/3/2017 5,814.79
29 Closed Price 7/10/2017 5,831.79
30 Closed Price 7/17/2017 5,765.42
31 Closed Price 7/24/2017 5,831.03
32 Closed Price 7/31/2017 5,840.94
Sumber : https://finance.yahoo.com

4.1.3 Data Repo SBI Rate periode Feb s.d Juli 2017
Data selanjutnya yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian ini adalah data
Repo SBI Rate periode Februari s.d Juli 2017 sebagai Tingkat Suku Bunga Bebas
Risiko. Expected return Repo didapatkan dari hasil pengolahan data peneliti
menggunakan perhitungan rata-rata geometrik. Data-data tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.8.
Tabel 4. 8
Data Tingkat Suku Bunga REPO
Bank Indonesia
Feb s.d Juli 2017
Bulan BI rate / bulan
Februari
Minggu 1 0.10%
Minggu 2 0.10%
Minggu 3 0.10%
Minggu 4 0.10%
Maret
Minggu 1 0.10%
Minggu 2 0.10%
Minggu 3 0.10%
Minggu 4 0.10%
April
Minggu 1 0.10%

62
Tabel 4.8
Data Tingkat Suku Bunga REPO
Bank Indonesia
Feb s.d Juli 2017
(Lanjutan)

Bulan BI rate / bulan


Minggu 2 0.10%
Minggu 3 0.10%
Minggu 4 0.10%
Mei
Minggu 1 0.10%
Minggu 2 0.10%
Minggu 3 0.10%
Minggu 4 0.10%
Minggu 5 0.10%
Juni
Minggu 1 0.10%
Minggu 2 0.10%
Minggu 3 0.10%
Juli
Minggu 1 0.10%
Minggu 2 0.10%
Minggu 3 0.10%
Minggu 4 0.10%
Minggu 5 0.10%
Agustus
Minggu 1 0.10%
Minggu 2 0.10%
Minggu 3 0.10%
Minggu 4 0.10%
September
Minggu 1 0.10%
Minggu 2 0.10%
Minggu 3 0.10%
Minggu 4 0.10%
Oktober
Minggu 1 0.10%
Minggu 2 0.10%
Minggu 3 0.10%
Minggu 4 0.10%

63
Tabel 4.8
Data Tingkat Suku Bunga REPO
Bank Indonesia
Feb s.d Juli 2017
(Lanjutan)

Bulan BI rate / bulan


Minggu 5 0.10%
November
Minggu 1 0.10%
Minggu 2 0.10%
Minggu 3 0.10%
Minggu 4 0.10%
Expected Return 0.10%
Ket :
Repo 2017 = 4.75% / tahun
Sumber : http://www.bi.go.id

4.2 Perhitungan Beta Saham (β)


4.2.1 Perhitungan Return dan Expected Return Saham IDX30
Berdasarkan data Closed Price pada tabel 4.1-4.6, data dapat diolah untuk
memperoleh Expected Return saham IDX30 periode Februari s.d Juli 2017. Cara
menghitung Return saham per bulan :

……………………………………………………………………(4.1)

Keterangan :
: Return dari saham i
: Harga pada periode t
Harga pada periode sebelumnya
Perhitungan Return Saham ADHI pada tanggal 6 Februari 2017 adalah
sebagai berikut :

Return ADHI = = -0.0531.

Return menghasilkan angka negatif yang berarti bahwa kerugian yang dialami
oleh investor dari investasinya sebesar 5.31%. Perhitungan untuk bulan berikutnya
dan saham-saham yang lain juga menggunakan rumus yang sama.

64
Tabel 4. 9
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
Februari 2017
% Return % Return % Return % Return % Return
No Kode Nama Saham
6 feb 13 feb 20 feb 27 feb 28 feb
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. -5.31% 14.29% -2.68% 0.46% -2.74%
2 ADRO Adaro Energy Tbk. -2.29% -2.92% 2.41% -0.88% 0.59%
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. -2.63% -0.77% 5.45% -8.49% 2.42%
4 ASII Astra International Tbk. 0.00% -1.86% 2.85% 3.38% -2.38%
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. -2.76% 3.17% 0.16% -0.16% -0.16%
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 5.04% 0.80% 0.79% 0.00% -1.57%
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 0.63% -2.70% 2.14% -0.84% 0.84%
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 3.87% -2.85% 0.23% 2.25% -0.44%
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 3.81% -0.79% 0.53% -7.11% 3.68%
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 6.98% 3.26% -6.03% -1.53% -3.73%
11 GGRM Gudang Garam Tbk. -1.12% -1.94% 6.91% -0.81% 2.13%
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 0.78% -1.03% 1.82% 1.79% -3.01%
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 1.48% -2.05% -0.60% -1.20% 1.22%
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 0.95% 0.00% 1.25% -0.62% 0.93%
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. -1.31% 3.48% 0.16% -0.96% -2.26%
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 0.00% -1.01% 1.70% -0.67% 3.03%
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 2.74% 2.00% -1.96% -5.33% 3.52%
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 3.72% -6.85% 0.88% -9.03% 4.20%
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. -1.76% -10.15% 5.65% 4.40% 0.00%

65
Tabel 4. 9
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
Februari 2017
(Lanjutan)
% % % % %
No Kode Nama Saham Return 6 Return Return Return Return
feb 13 feb 20 feb 27 feb 28 feb
21 PPRO PP Properti Tbk. -74.32% 5.23% -14.62% 4.79% 7.26%
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 0.00% 0.00% 4.42% -5.08% 5.36%
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 8.03% -4.87% 3.23% -1.57% 2.12%
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 7.69% -1.07% 0.72% -1.08% -0.72%
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 22.22% -1.40% 7.09% 31.79% -14.57%
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 3.13% -0.61% -8.54% -6.67% 8.93%
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. -1.27% -0.51% -0.78% 0.26% 0.00%
28 UNTR United Tractors Tbk. 3.14% 3.80% 6.81% -1.57% -1.79%
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 3.21% 0.00% -0.82% -0.65% 0.48%
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. 0.78% -0.78% -3.52% -2.43% 2.90%
Mean Return Saham Per minggu -0.55% -0.34% 0.64% -0.29% 0.54%
Sumber : Hasil pengolahan data

66
Tabel 4. 10
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
Maret 2017
% Return % Return % Return % Return % Return % Return
No Kode Nama Saham 1 Mar 6 Mar 13 Mar 20 Mar 27 Mar 31 Mar
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 0.94% 4.65% 5.33% -0.42% 0.42% 0.00%
2 ADRO Adaro Energy Tbk. -1.18% -4.48% 6.56% 3.81% -1.13% 0.00%
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. -1.57% -2.00% 7.76% 0.00% -5.30% 0.00%
4 ASII Astra International Tbk. 1.52% -2.10% 7.30% -2.52% 1.17% 0.00%
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 0.32% 0.81% 2.08% 3.76% 0.00% 0.00%
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. -0.40% 1.20% 6.35% 1.49% -4.78% 0.00%
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 0.00% 1.05% 7.66% 1.15% -1.33% 0.00%
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 0.44% 0.44% 1.97% 2.37% -1.68% 0.00%
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. -2.19% -1.68% 4.55% 1.36% 1.07% 0.00%
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. -2.26% 3.96% 6.03% -4.19% 0.00% 0.00%
11 GGRM Gudang Garam Tbk. -1.86% -1.74% 2.76% -0.50% 0.92% 0.00%
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. -0.52% 3.64% 0.50% -0.25% -2.50% 0.00%
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. -0.60% -1.51% 6.75% -1.15% -5.23% 0.00%
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. -1.54% -0.94% 5.05% -3.30% -0.62% 0.00%
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 1.16% 0.98% 2.75% 2.36% 2.00% 0.00%
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. -2.29% -1.67% 2.72% -0.33% 2.33% 0.00%
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. -3.40% 2.11% 3.45% -2.00% -1.36% 0.00%
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. -14.10% 12.58% 4.92% 0.36% -5.22% 0.00%

67
Tabel 4. 10
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
Maret 2017
(Lanjutan)
% Return % Return % Return % Return % Return % Return
No Kode Nama Saham
1 Mar 6 Mar 13 Mar 20 Mar 27 Mar 31 Mar
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 0.00% 4.52% -0.86% 4.07% 3.35% 0.00%
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. -1.41% -2.87% -6.27% -3.15% 2.85% 0.00%
21 PPRO PP Properti Tbk. -7.38% -3.29% 0.00% -3.40% 2.11% 0.06%
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 0.00% -1.69% 3.45% 0.00% 2.50% 0.00%
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. -2.34% 0.27% -2.12% -2.98% 0.56% 0.00%
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 0.00% -0.73% 2.94% -4.29% 0.00% 0.00%
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 2.94% 0.57% -20.45% 20.71% 3.55% 0.00%
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. -1.64% -1.33% -1.69% 5.84% 7.47% 0.00%
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 0.00% 2.60% 4.05% -0.73% 1.23% 0.00%
28 UNTR United Tractors Tbk. -3.04% 7.74% 4.85% 2.87% -4.59% 0.00%
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 0.00% 0.30% 4.02% -1.93% 0.41% 0.00%
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. -2.42% -1.24% -1.26% 3.39% -2.87% 0.00%
Mean Return Saham Per minggu -1.43% 0.67% 2.37% 0.75% -0.16% 0.00%
Sumber : Hasil pengolahan data

68
Tabel 4. 11
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
April 2017
% Return % Return % Return % Return % Return
No Kode Nama Saham 3 Apr 10 Apr 17 Apr 25 Apr 28 Apr
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. -5.91% 2.69% -1.31% 0.00% 0.00%
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 8.00% -1.59% -1.34% -3.27% 0.00%
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 1.60% 3.15% 0.76% 2.65% 0.00%
4 ASII Astra International Tbk. -0.58% -0.87% 7.65% -2.19% 0.00%
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 4.83% 0.00% 0.72% 1.57% 0.00%
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 0.00% -3.09% -1.99% 3.66% 0.00%
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 0.58% -2.68% 1.77% -0.19% 0.00%
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 4.27% -4.51% -2.15% 2.63% 0.00%
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. -3.71% -2.75% 3.12% -1.65% 0.00%
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 0.00% 0.63% 2.48% -3.33% 0.00%
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 4.08% -5.17% -0.73% 3.43% 0.00%
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 1.79% -1.51% -0.51% -1.80% 0.00%
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 0.31% -0.61% 3.38% 4.46% 0.00%
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. -0.31% 0.00% 0.63% 4.36% 0.00%
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 1.05% -1.64% -3.03% 5.94% 0.00%
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 1.62% 0.96% 0.00% 0.32% 0.00%
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 0.00% 4.14% 2.65% 1.94% 0.00%
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 0.57% 1.51% -1.12% 9.77% 0.00%

69
Tabel 4. 11
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
April 2017
(Lanjutan)
% Return 3 % Return % Return % Return % Return
No Kode Nama Saham
Apr 10 Apr 17 Apr 25 Apr 28 Apr
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 1.62% -3.46% -1.38% 1.96% 0.00%
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. -2.37% 2.43% -4.74% 0.83% 0.00%
21 PPRO PP Properti Tbk. -2.07% 0.70% -4.90% -2.94% 0.00%
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. -4.07% -0.85% 4.27% 2.46% 0.00%
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1.94% -3.27% -1.97% 1.44% 0.00%
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. -1.87% 2.28% 3.35% -2.16% 0.00%
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. -13.14% -1.32% 2.00% -1.31% 0.00%
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 2.42% 1.18% -2.92% 5.11% 0.00%
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 0.00% -0.97% 8.07% -1.13% 0.00%
28 UNTR United Tractors Tbk. 8.30% -1.92% -4.35% -0.09% 0.00%
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 4.10% 0.50% -0.06% -1.77% 0.00%
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. -1.69% 1.72% 1.27% -0.42% 0.00%
Mean Return Saham Per minggu 0.38% -0.48% 0.32% 1.01% 0.00%
Sumber : Hasil pengolahan data

70
Tabel 4. 12
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
Mei 2017
% Return % Return % Return % Return % Return
No Kode Nama Saham 2 Mei 8 Mei 15 Mei 22 Mei 29 Mei
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. -0.44% -3.11% 4.13% 2.20% -0.43%
2 ADRO Adaro Energy Tbk. -12.11% -5.13% -1.01% 1.37% -1.01%
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. -4.80% -1.55% 0.39% -1.18% 6.35%
4 ASII Astra International Tbk. -2.79% -0.29% 0.86% 0.00% 2.86%
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 0.00% 1.41% -0.56% -1.82% -0.14%
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 3.14% 1.52% 0.37% -3.36% -0.39%
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 7.95% 0.72% 3.39% -1.90% 3.69%
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2.35% 0.21% 7.50% -5.81% 3.70%
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 1.40% -0.28% -1.38% 1.96% -1.10%
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. -3.76% -2.28% -0.33% 3.68% 0.65%
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 7.53% 3.50% 3.52% -2.91% 0.30%
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 2.09% -1.54% 3.39% -3.78% 0.79%
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. -1.71% -0.29% 5.81% -3.30% -1.14%
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 1.19% 0.00% 2.06% 1.16% 0.86%
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. -3.24% 3.66% 5.88% 3.33% -0.54%
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. -2.21% -0.97% 2.93% -4.75% 2.99%
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 4.43% -7.27% -3.27% -2.03% -5.52%
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 8.05% -6.18% 3.72% -7.17% 6.67%

71
Tabel 4. 12
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
Mei 2017
(Lanjutan)
% Return 2 % Return % Return % Return % Return
No Kode Nama Saham
Mei 8 Mei 15 Mei 22 Mei 29 Mei
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 8.49% -0.51% -10.15% 6.21% 0.27%
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. -1.65% 2.93% -4.47% 8.09% -5.12%
21 PPRO PP Properti Tbk. -7.58% -3.28% 0.85% -3.36% -0.87%
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 9.60% -10.22% 3.25% 0.79% -3.13%
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. -0.28% 0.57% 3.95% 0.54% 0.81%
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 1.47% -2.54% -1.49% 2.64% -4.41%
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 11.92% -2.96% -1.83% 5.59% -4.71%
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. -4.29% 3.88% -2.87% -2.07% 5.74%
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. -0.69% 1.38% 2.95% -1.32% -2.01%
28 UNTR United Tractors Tbk. -6.88% -2.69% -0.92% 1.76% 8.04%
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 2.19% 2.91% 4.17% -2.15% -1.68%
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. -2.51% -4.29% 1.79% 5.29% -1.67%
Mean Return Saham Per minggu 0.56% -1.09% 1.09% -0.08% 0.33%
Sumber : Hasil pengolahan data

72
Tabel 4. 13
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
Juni 2017
% Return 5 % Return % Return % Return
No Kode Nama Saham Jun 12 Jun 19 Jun 22 Jun
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. -7.23% 0.00% -1.38% 0.00%
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 2.30% 3.22% -0.62% -0.94%
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. -2.64% -2.33% 3.57% 0.00%
4 ASII Astra International Tbk. -1.14% 0.87% 2.29% 0.00%
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 3.21% 0.56% 1.97% 0.00%
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. -2.29% 1.56% 1.54% 0.00%
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. -0.69% 2.09% 3.92% 0.00%
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. -2.98% 2.04% 2.20% 0.00%
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. -0.55% -1.11% 2.81% 0.00%
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. -4.42% 3.30% 1.60% 0.00%
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 2.10% 4.64% -0.89% 0.00%
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. -2.29% -0.26% 0.26% 0.00%
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. -3.45% 4.17% 0.57% 0.00%
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. -2.86% -2.06% 3.30% 0.00%
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. -3.24% 1.40% 1.65% 0.00%
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 0.65% 1.29% 3.50% 0.00%
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. -6.62% 0.00% 3.94% 0.00%
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. -3.81% -0.17% -2.24% 0.00%

73
Tabel 4. 13
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
Juni 2017
(Lanjutan)
% Return 5 % Return % Return % Return
No Kode Nama Saham
Jun 12 Jun 19 Jun 22 Jun
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 0.00% -0.26% -2.90% 0.00%
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. -6.25% 4.00% 2.99% -6.64%
21 PPRO PP Properti Tbk. 0.00% -0.88% 0.00% 0.00%
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. -0.82% 0.00% 1.65% 0.00%
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. -0.79% 5.07% 1.52% 0.00%
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. -6.44% 1.62% 2.79% 0.00%
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. -3.68% -3.82% 5.96% 0.00%
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. -10.34% -2.18% 7.01% 0.00%
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. -0.46% 0.92% 3.43% 0.00%
28 UNTR United Tractors Tbk. -4.59% 0.00% 3.58% 0.00%
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 3.41% 0.10% 2.09% 0.00%
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. -7.14% 3.17% 1.75% 0.00%
Mean Return Saham Per minggu -2.44% 0.90% 1.93% -0.25%
Sumber : Hasil pengolahan data

74
Tabel 4. 14
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
Juli 2017
% Return % Return % Return % Return % Return
No Kode Nama Saham 3 Jul 10 Jul 17 Jul 24 Jul 31 Jul
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 1.86% -4.11% 1.43% 1.88% 2.30%
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 1.90% 3.42% 9.31% -1.10% -0.83%
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. -3.07% -0.40% 0.00% 7.54% 1.85%
4 ASII Astra International Tbk. -1.68% -0.57% -6.02% -3.05% 0.31%
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 1.93% -0.54% -0.95% 3.16% -0.53%
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 1.89% 5.58% -2.11% 5.76% 1.36%
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. -1.31% -1.66% -0.84% -1.19% 1.90%
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 3.92% 2.26% -3.69% 2.49% 2.06%
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. -1.91% 1.95% -4.92% 0.57% 2.29%
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 1.26% 1.86% -3.96% -13.02% -2.55%
11 GGRM Gudang Garam Tbk. -2.49% -0.26% -0.59% 4.23% -3.55%
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. -1.56% 0.26% -2.11% -1.62% -2.74%
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. -3.41% 2.35% -2.59% 0.00% -1.47%
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 1.74% 0.29% -2.28% 0.29% -2.62%
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. -0.41% -4.22% -1.14% 1.44% -0.85%
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 0.00% 0.92% 2.13% 2.69% 0.87%
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 5.30% 5.76% -4.08% -2.84% 4.38%
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. -6.17% -8.65% 0.00% 0.41% 3.89%

75
Tabel 4. 14
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
Juli 2017
(Lanjutan)
% Return 3 % Return % Return % Return % Return
No Kode Nama Saham
Jul 10 Jul 17 Jul 24 Jul 31 Jul
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. -3.26% -0.84% 0.57% 0.85% 0.56%
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 4.00% -3.85% -1.78% 2.26% -0.44%
21 PPRO PP Properti Tbk. -0.88% 0.89% -4.42% -3.70% 0.00%
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 5.69% -6.15% 0.82% 13.01% 2.16%
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2.00% -0.25% -0.74% -0.50% -1.00%
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. -6.20% 0.00% -11.16% -7.44% -1.51%
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 0.63% -0.62% 11.88% -1.68% -3.98%
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. -4.17% -4.97% 2.29% -0.96% -5.48%
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 2.43% -0.65% -0.87% 3.07% -0.21%
28 UNTR United Tractors Tbk. -0.91% 2.85% 3.04% 0.09% 4.33%
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 0.20% -0.82% -1.60% 1.36% 1.19%
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. -3.88% -0.45% 0.00% 6.76% 0.84%
Mean Return Saham Per minggu -0.22% -0.35% -0.81% 0.69% 0.08%
Sumber : Hasil pengolahan data

76
Berdasarkan mean return saham per minggu, Indeks IDX30 menghasilkan return
yang cenderung negatif. Artinya Indeks IDX30 belum memberikan keuntungan bagi
investor.
Perhitungan Expected Return Saham ADHI periode Februari s.d Juli 2017
dihitung dengan rumus menggunakan rata-rata Geometrik sebagai berikut :
………………………………………(4.2)

Keterangan
Expected Return saham i
Return saham i
n : Jumlah observasi

Maka, akan didapatkan hasil sebagai berikut :


Expected Return ADHI =

= 0.23%
Expected Return memberikan angka positif yang berarti bahwa investasi yang
dilakukan pada saham ADHI selama periode Februari s.d Juli 2017 memperoleh
tingkat pengembalian dan keuntungan sebesar 0.23% dari investasinya. Perhitungan
untuk saham-saham lainnya juga menggunakan rumus yang sama. Hasil perhitungan
expected return Geometrik Feb-Jul 2017 dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4. 15
Perhitungan Expected Return Geometrik Saham Indeks IDX30
Feb - Juli 2017
Expected Return
No Kode Nama Saham Geometrik
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 1.19%
28 UNTR United Tractors Tbk. 0.97%
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 0.74%
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 0.73%
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 0.71%
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 0.69%
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 0.63%

77
Tabel 4. 15
Perhitungan Expected Return Geometrik Saham Indeks IDX30
Feb - Juli 2017
(Lanjutan)
Expected Return
No Kode Nama Saham
Geometrik
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 0.62%
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 0.56%
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 0.55%
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 0.50%
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 0.43%
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 0.32%
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 0.23%
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 0.18%
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 0.18%
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 0.12%
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 0.06%
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. -0.03%
4 ASII Astra International Tbk. -0.03%
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. -0.07%
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. -0.08%
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. -0.22%
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. -0.27%
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. -0.28%
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. -0.49%
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. -0.53%
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. -0.79%
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. -0.91%
21 PPRO PP Properti Tbk. -5.66%
Sumber : Hasil pengolahan data

Peneliti mengurutkan terlebih dahulu saham-saham berdasarkan expected


return Geometrik dari angka yang paling tinggi sampai angka terendah. Hasil yang
diperoleh adalah bervariasi. Artinya ada saham-saham yang menghasilkan expected
return positif dan ada yang menghasilkan expected return negatif. Expected Return
positif berarti saham tersebut diprediksi akan memberikan keuntungan, sehingga
investor bisa meraup keuntungan, sedangkan expected return negatif berarti

78
ekspetasi untuk saham tersebut memberikan keuntungan adalah masih sangat rendah
bahkan investor bisa merugi.
Berdasarkan perhitungan expected return Geometrik saham-saham IDX30,
terdapat 18 saham yang memberikan nilai positif dan 12 saham sisanya memberikan
nilai negatif. Sehingga dapat dikatakan bahwa saham-saham yang termasuk dalam
saham-saham IDX30 periode Februari-Juli 2017 lebih dari 50% saham memberikan
keuntungan. Saham yang memiliki ekspetasi return tertinggi adalah SRIL, yaitu
sebesar 1.19%. Sedangkan saham yang memiliki ekspetasi return terendah adalah
PPRO yaitu sebesar -5.66%. Angka ini sangat terpaut jauh dari expected return yang
dimiliki oleh SMRA sebesar -0.91%.
Selain menghitung expected return Geometrik, peneliti juga menghitung expected
return Aritmatik. Perhitungan Expected Return Saham ADHI periode Februari s.d
Juli 2017 dihitung dengan rumus menggunakan rata-rata Aritmatik sebagai berikut :

…………………………………………………………………...…(4.3)

Keterangan
Expected Return saham i
Return saham i
n : Jumlah observasi

Maka, akan didapatkan hasil sebagai berikut :


Expected Return ADHI =

= 0.47%
Expected Return memberikan angka positif yang berarti bahwa investasi yang
dilakukan pada saham ADHI selama periode Februari s.d Juli 2017 memperoleh
tingkat pengembalian dan keuntungan sebesar 0.47% dari investasinya. Perhitungan
untuk saham-saham lainnya juga menggunakan rumus yang sama. Hasil perhitungan
expected return Aritmatik Feb-Jul 2017 dapat dilihat pada tabel 4.16.

79
Tabel 4. 16
Perhitungan Expected Return Aritmatik Saham Indeks IDX30
Feb - Juli 2017
Expected
No Kode Nama Saham Return
Aritmatik
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 0.96%
28 UNTR United Tractors Tbk. 0.95%
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 0.83%
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 0.73%
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 0.71%
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 0.70%
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 0.63%
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 0.62%
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 0.60%
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 0.52%
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 0.51%
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 0.47%
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 0.46%
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 0.31%
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 0.27%
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 0.22%
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 0.17%
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 0.09%
4 ASII Astra International Tbk. 0.01%
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. -0.04%
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. -0.09%
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. -0.17%
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. -0.21%
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. -0.28%
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. -0.28%
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. -0.45%
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. -0.66%
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. -0.68%
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. -1.09%
21 PPRO PP Properti Tbk. -1.34%
Sumber : Hasil pengolahan data
Bila dibandingakan dengan hasil perhitungan expected return Geometrik¸
expected return yang diperoleh dari perhitungan Aritmatik memiliki urutan yang
berbeda dan angka yang berbeda pula dengan expected return Geometrik. Namun

80
urutan pertama dan terakhir tetap diduduki oleh SRIL dengan angka 0.96% dan
PPRO dengan angka -1.34%. Umumnya perhitungan Geometrik akan lebih kecil
angkanya dibandingkan dengan perhitungan Aritmatik. Karena perhitungan
Geometrik sudah memperhitungkan faktor bunga, dll. Sedangkan Aritmatik tidak.

4.2.2 Risiko Pasar Saham Bursa Efek Indonesia Februari – Juli 2017
Perhitungan Risiko Pasar IHSG akan digunakan sebagai variance return
market dalam perhitungan Beta Saham nantinya. Sebelum memperoleh angka Risiko
pasar, perlu untuk menghitung return pasar dan expected return pasar terlebih dahulu
menggunakan rumus yang sama dengan perhitungan return saham dan expected
return pada saham. Sehingga expected return pasar menghasilkan angka sebesar
0.29%. Angka tersebut lebih kecil dari rata-rata tingkat suku bunga Repo sebesar
0.40%.
Cara menghitung Risiko Pasar menggunakan rumus sebagai berikut :

…………………………………………………………(4.4)

Keterangan :
: Variance return pasar
Return pasar pada periode t
Expected return pasar
n : Jumlah observasi

Perhitungan risiko pasar adalah sebagai berikut :


Risiko Pasar =

= 0.05%

Risiko pasar terjadi disebabkan oleh gejolak (variability) return suatu


investasi sebagai akibat dari fluktuasi transaksi di pasar keseluruhan. Risiko pasar
yang akan digunakan sebagai variance return market menghasilkan angka yang
cukup rendah, sehingga berarti fluktuasi transaksi dipasar keseluruhan yang ada juga
cukup rendah. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 4.17.

81
Tabel 4. 17
Perhitungan Risiko Pasar
Feb s.d Jul 2017
Return % Risiko
No IHSG (Dalam Rupiah) (Rm-E(Rm))
Pasar Return Pasar
1 Closed Price 2/1/2017 5,327.16
2 Closed Price 2/6/2017 5,371.67 44.51 0.84% 0.00% 0.55%
3 Closed Price 2/13/2017 5,350.93 -20.74 -0.39% 0.00% -0.67%
4 Closed Price 2/20/2017 5,385.91 34.98 0.65% 0.00% 0.37%
5 Closed Price 2/27/2017 5,391.21 5.30 0.10% 0.00% -0.19%
6 Closed Price 2/28/2017 5,386.69 -4.52 -0.08% 0.00% -0.37%
7 Closed Price 3/1/2017 5,363.06 -23.63 -0.44% 0.00% -0.73%
8 Closed Price 3/6/2017 5,390.68 27.62 0.52% 0.00% 0.23%
9 Closed Price 3/13/2017 5,540.43 149.75 2.78% 0.01% 2.49%
10 Closed Price 3/20/2017 5,567.13 26.70 0.48% 0.00% 0.19%
11 Closed Price 3/27/2017 5,568.11 0.98 0.02% 0.00% -0.27%
12 Closed Price 3/31/2017 5,568.11 0.00 0.00% 0.00% -0.29%
13 Closed Price 4/3/2017 5,653.67 85.56 1.54% 0.00% 1.25%
14 Closed Price 4/10/2017 5,616.54 -37.13 -0.66% 0.00% -0.94%
15 Closed Price 4/17/2017 5,664.48 47.94 0.85% 0.00% 0.57%
16 Closed Price 4/25/2017 5,685.30 20.82 0.37% 0.00% 0.08%
17 Closed Price 4/28/2017 5,685.30 0.00 0.00% 0.00% -0.29%
18 Closed Price 5/2/2017 5,683.38 -1.92 -0.03% 0.00% -0.32%
19 Closed Price 5/8/2017 5,675.22 -8.16 -0.14% 0.00% -0.43%
20 Closed Price 5/15/2017 5,791.88 116.66 2.06% 0.01% 1.77%
21 Closed Price 5/22/2017 5,716.81 -75.07 -1.30% 0.01% -1.58%
22 Closed Price 5/29/2017 5,742.45 25.64 0.45% 0.00% 0.16%
23 Closed Price 5/31/2017 5,738.15 -4.30 -0.07% 0.00% -0.36%
24 Closed Price 6/5/2017 5,675.52 -62.63 -1.09% 0.00% -1.38%
25 Closed Price 6/12/2017 5,723.64 48.12 0.85% 0.00% 0.56%
26 Closed Price 6/19/2017 5,829.71 106.07 1.85% 0.00% 1.57%
27 Closed Price 6/22/2017 5,829.71 0.00 0.00% 0.00% -0.29%
28 Closed Price 7/3/2017 5,814.79 -14.92 -0.26% 0.00% -0.54%
29 Closed Price 7/10/2017 5,831.79 17.00 0.29% 0.00% 0.00%
30 Closed Price 7/17/2017 5,765.42 -66.37 -1.14% 0.00% -1.43%
31 Closed Price 7/24/2017 5,831.03 65.61 1.14% 0.00% 0.85%
32 Closed Price 7/31/2017 5,840.94 9.91 0.17% 0.00% -0.12%
Expected Return 0.29%
Risiko Pasar (σm2) 0.05%
Sumber : Hasil pengolahan data

82
Berdasarkan perolehan Expected Return pada tabel 4.17, didapatkan angka 0.29%.
Angka tersebut lebih tinggi dari tingkat pengembalian REPO BI yang hanya sebesar 0.10%.

4.2.3 Perhitungan Beta Saham dan Bobot Masing-Masing Saham


Setelah memperoleh angka risiko pasar dari IHSG. Perhitungan Beta Saham
masing-masing saham dapat dihitung dengan membagi antara kovarians return pasar
dan saham dengan varians pasar nya. Perhitungan tersebut menggunakan rumus
sebagai berikut :

…………………………………….........(4.5)

Keterangan :
Kovarian antara Return saham I dan Return pasar
Return saham i
Expected Return saham i
Return pasar
Expected Return pasar

Perhitungan Kovarian Return saham dan pasar saham ADHI adalah sebagai
berikut :
Kovarian = {(-5.31% - 0.23%) x (0.55%)}+……….+{(2.30% - 0.23%) x (-0.12%)}
= 0.01%
Angka -5.31% dan 2.30% merupakan return saham ADHI bulan Februari s.d
Juli 2017. Angka 0.23% merupakan expected return saham ADHI. Sedangkan angka
0.55% dan -0.12% merupakan hasil pengurangan expected return pasar dengan
return pasar.
Selanjutnya beta dapat dihitung dengan rumus:

…………………………………………………………………….........(4.6)

83
Keterangan :
: Beta saham i
Kovarian antara Return saham I dan Return pasar
Variance Return pasar

Perhitungan Beta saham pada saham ADHI adalah sebagai berikut :

Beta Saham ADHI = = 0.16

Angka Beta yang dihasilkan memiliki kriteria < 1, sehingga saham ADHI
tergolong sebagai saham dengan Beta rendah. Sedangkan untuk saham yang
memiliki angka Beta > 1 akan tergolong sebagai saham dengan Beta tinggi.
Perhitungan Beta saham pada saham-saham lainnya dapat dilihat di hasil pengolahan
data pada tabel 4.18.
Tabel 4. 18
Perhitungan Beta Saham Indeks IDX30
Feb s.d Juli 2017
Kovarian
Beta
Return
No Kode Nama Saham Saham
Saham dan
(βi)
Pasar (σim)
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 0.01% 0.16
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 0.13% 2.57
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 0.45% 9.04
4 ASII Astra International Tbk. 0.39% 7.89
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 0.13% 2.58
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 0.40% 8.01
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 0.43% 8.66
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 0.54% 10.83
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 0.21% 4.33
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 0.19% 3.74
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 0.31% 6.33
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 0.27% 5.36
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 0.53% 10.65
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 0.27% 5.38
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 0.21% 4.25
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 0.28% 5.57
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 0.22% 4.49
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 0.58% 11.65

84
Tabel 4. 18
Perhitungan Beta Saham Indeks IDX30
Feb s.d Juli 2017
(Lanjutan)
Kovarian
Beta
Return
No Kode Nama Saham Saham
Saham dan
(βi)
Pasar (σim)
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. -0.23% -4.67
Perusahaan Gas Negara (Persero)
-4.98
20 PGAS Tbk. -0.25%
21 PPRO PP Properti Tbk. -0.40% -8.07
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 0.22% 4.49
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 0.20% 4.05
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 0.29% 5.94
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. -0.71% -14.32
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 0.14% 2.89
Telekomunikasi Indonesia (Persero)
27 TLKM 0.31% 6.17
Tbk.
28 UNTR United Tractors Tbk. 0.36% 7.26
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 0.26% 5.27
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. 0.15% 2.97
Sumber : Hasil pengolahan data

Beta saham yang dihasilkan oleh saham-saham Indeks IDX30 sifatnya


bervariasi, sehingga akan mempengaruhi banyaknya saham yang tergolong dalam
saham yang memiliki Beta Tinggi dan Beta Rendah.

4.3 Pembentukan dan Analisa Portofolio Saham


Selanjutnya akan ditentukan pula kriteria Beta, yaitu Beta >1 tergolong dalam
Beta Tinggi dan Beta <1 tergolong dalam Beta Rendah. Bobot masing-masing saham
ditentukan sama rata. Bobot untuk setiap sahamnya dapat dihitung sebagai berikut :

………………………………………………..………………………(4.7)

85
Keterangan :
= Bobot/Proporsi saham
= Jumlah saham yang diikutsertakan dalam penelitian
Sehingga, Bobot saham = 1/30 = 0.033 untuk bobot saham Indeks IDX30

4.3.1 Portofolio Indeks IDX30


Tabel 4.19 menunjukkan hasil perhitungan beta saham dari saham-saham
IDX30 secara menyeluruh atau gabungan dari saham-saham yang memiliki Beta
tinggi dan Beta Rendah.
Tabel 4. 19
Penggolongan Beta Saham pada Saham-Saham IDX30
Keseluruhan
Feb s.d Jul 2017
Beta
Kandidat Bobot
No Kode Nama Saham Saham
Portofolio Saham
(βi)
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 0.16 Beta Rendah 0.033
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 2.57 Beta Tinggi 0.033
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 9.04 Beta Tinggi 0.033
4 ASII Astra International Tbk. 7.89 Beta Tinggi 0.033
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 2.58 Beta Tinggi 0.033
Bank Negara Indonesia
6 BBNI 8.01 Beta Tinggi 0.033
(Persero) Tbk.
Bank Rakyat Indonesia
7 BBRI 8.66 Beta Tinggi 0.033
(Persero) Tbk.
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 10.83 Beta Tinggi 0.033
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 4.33 Beta Tinggi 0.033
Charoen Pokphand Indonesia
10 CPIN 3.74 Beta Tinggi 0.033
Tbk.
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 6.33 Beta Tinggi 0.033
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 5.36 Beta Tinggi 0.033
Indofood CBP Sukses
13 ICBP 10.65 Beta Tinggi 0.033
Makamur Tbk.
Indofood Sukses Makamur
14 INDF 5.38 Beta Tinggi 0.033
Tbk.
Indocement Tunggal Prakarsa
15 INTP 4.25 Beta Tinggi 0.033
Tbk.
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 5.57 Beta Tinggi 0.033
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 4.49 Beta Tinggi 0.033

86
Tabel 4.19
Penggolongan Beta Saham pada Saham-Saham IDX30
Keseluruhan
Feb s.d Jul 2017
(Lanjutan)
Beta
Kandidat Bobot
No Kode Nama Saham Saham
Portofolio Saham
(βi)
Matahari Department Store
18 LPPF 11.65 Beta Tinggi 0.033
Tbk.
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. -4.67 Beta Rendah 0.033
Perusahaan Gas Negara
20 PGAS -4.98 Beta Rendah 0.033
(Persero) Tbk.
21 PPRO PP Properti Tbk. -8.07 Beta Rendah 0.033
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 4.49 Beta Tinggi 0.033
Semen Indonesia (Persero)
4.05 Beta Tinggi
23 SMGR Tbk. 0.033
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 5.94 Beta Tinggi 0.033
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. -14.32 Beta Rendah 0.033
Sawit Sumbermas Sarana
2.89 Beta Tinggi
26 SSMS Tbk. 0.033
Telekomunikasi Indonesia
6.17 Beta Tinggi
27 TLKM (Persero) Tbk. 0.033
28 UNTR United Tractors Tbk. 7.26 Beta Tinggi 0.033
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 5.27 Beta Tinggi 0.033
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. 2.97 Beta Tinggi 0.033
Sumber : Hasil pengolahan data

Tabel 4.18 adalah tabel perhitungan Beta saham pada saham-saham Indeks
IDX30 secara keseluruhan. Selanjutnya akan dipisahkan menjadi dua golongan Beta
Saham, yaitu Beta tinggi dan Beta rendah dengan kriteria yang sudah ditentukan
sebelumnya.

4.3.2 Portofolio Saham Beta Tinggi


Beta saham dari saham-saham IDX30 yang telah dihitung dan menghasilkan
angka Beta >1, tergolong dalam Beta Saham Tinggi. Bobot saham = 1/25 = 0.040
untuk bobot saham Beta Tinggi. Dapat dilihat pada tabel 4.20.

87
Tabel 4. 20
Portofolio Saham-Saham IDX30
Beta Tinggi
Feb s.d Jul 2017
Beta
Kandidat Bobot
No Kode Nama Saham Saham
Portofolio Saham
(βi)
1 ADRO Adaro Energy Tbk. 2.57 Beta Tinggi 0.040
2 AKRA AKR Corporindo Tbk. 9.04 Beta Tinggi 0.040
3 ASII Astra International Tbk. 7.89 Beta Tinggi 0.040
4 BBCA Bank Central Asia Tbk. 2.58 Beta Tinggi 0.040
Bank Negara Indonesia
8.01 Beta Tinggi 0.040
5 BBNI (Persero) Tbk.
Bank Rakyat Indonesia (Persero)
8.66 Beta Tinggi 0.040
6 BBRI Tbk.
7 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 10.83 Beta Tinggi 0.040
8 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 4.33 Beta Tinggi 0.040
Charoen Pokphand Indonesia
3.74 Beta Tinggi 0.040
9 CPIN Tbk.
10 GGRM Gudang Garam Tbk. 6.33 Beta Tinggi 0.040
11 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 5.36 Beta Tinggi 0.040
Indofood CBP Sukses Makamur
10.65 Beta Tinggi 0.040
12 ICBP Tbk.
13 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 5.38 Beta Tinggi 0.040
Indocement Tunggal Prakarsa
4.25 Beta Tinggi 0.040
14 INTP Tbk.
15 KLBF Kalbe Farma Tbk. 5.57 Beta Tinggi 0.040
16 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 4.49 Beta Tinggi 0.040
17 LPPF Matahari Department Store Tbk. 11.65 Beta Tinggi 0.040
18 PWON Pakuwon Jati Tbk. 4.49 Beta Tinggi 0.040
19 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 4.05 Beta Tinggi 0.040
20 SMRA Summarecon Agung Tbk. 5.94 Beta Tinggi 0.040
21 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 2.89 Beta Tinggi 0.040
Telekomunikasi Indonesia
6.17 Beta Tinggi 0.040
22 TLKM (Persero) Tbk.
23 UNTR United Tractors Tbk. 7.26 Beta Tinggi 0.040
24 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 5.27 Beta Tinggi 0.040
25 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. 2.97 Beta Tinggi 0.040
Sumber : Hasil pengolahan data

88
Berdasarkan penggolongan saham yang membentuk portofolio Beta tinggi,
terdapat 25 saham yang memenuhi kriteria sebagai saham yang bisa masuk dalam
golongan Beta tinggi, yaitu saham yang memenuhi syarat memiliki hasil perhitungan
Beta saham >1. Artinya dengan adanya angka beta yang tergolong tinggi dapat
mencerminkan suatu risiko yang tinggi pula, sehingga return yang didapatkan pun
cenderung tinggi.

4.3.3 Portofolio Saham Beta Rendah


Beta saham dari saham-saham IDX30 yang telah dihitung dan menghasilkan
angka Beta <1, tergolong dalam Beta Saham Rendah. Bobot saham = 1/5 = 0.200
untuk bobot saham Beta Rendah. Dapat dilihat pada tabel 4.21.

Tabel 4. 21
Portofolio Saham-Saham IDX30
Beta Rendah
Feb s.d Jul 2017
Beta
Kandidat Bobot
No Kode Nama Saham Saham
Portofolio Saham
(βi)
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 0.16 Beta Rendah 0.200
2 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. -4.67 Beta Rendah 0.200
Perusahaan Gas Negara
PGAS -4.98 Beta Rendah 0.200
3 (Persero) Tbk.
4 PPRO PP Properti Tbk. -8.07 Beta Rendah 0.200
5 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. -14.32 Beta Rendah 0.200
Sumber : Hasil pengolahan data

Berdasarkan penggolongan saham yang membentuk portofolio Beta rendah,


terdapat 5 saham yang memenuhi kriteria sebagai saham yang bisa masuk dalam
golongan Beta rendah, yaitu saham yang memenuhi syarat memiliki hasil
perhitungan Beta saham <1. Artinya dengan adanya angka beta yang tergolong
rendah dapat mencerminkan suatu risiko yang rendah pula, sehingga return yang
didapatkan pun cenderung rendah.

89
4.4 Data yang Digunakan Untuk Evaluasi Portofolio
4.4.1 Data Closed Price Saham IDX30 Agustus s.d November 2017
Data awal yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian ini adalah data Closed Price saham-saham IDX30 Agustus s.d November
2017 yang diperoleh dari website resmi (www.idx.co.id). Data-data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4. 22
Closed Price Saham-Saham IDX30
Agustus 2017
Dalam Rupiah
Closed Closed Closed Closed Closed Close
No Kode Nama Saham Price 1 Price 7 Price 14 Price 21 Price 28 Price 31
Agus 17 Agus 17 Agus 17 Agus 17 Agus 17 Agus 17
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 2,170 2,060 2,080 2,030 2,020 2,020
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 1,860 1,820 1,875 1,945 1,825 1,825
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 6,950 6,525 6,750 6,625 6,775 6,775
4 ASII Astra International Tbk. 7,850 7,775 7,900 8,000 7,875 7,875
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 18,925 18,675 18,700 19,100 18,950 18,950
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 7,250 7,275 7,400 7,425 7,350 7,350
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 14,800 15,000 15,150 15,300 15,125 15,125
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 6,700.0 6,525 6,537.5 6,525 6,537.5 6,550
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 1,765 1,770 1,815 1,830 1,835 1,835
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 2,770 2,730 2,920 2,860 2,770 2,770
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 72,275 65,900 74,000 71,975 69,200 69,200
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 3,430 3,370 3,740 3,700 3,640 3,640
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 8,325 8,350 8,700 8,850 8,725 8,725

90
Tabel 4. 22
Closed Price Saham-Saham IDX30
Agustus 2017
Dalam Rupiah
(Lanjutan)
Closed Closed Closed Closed Closed Close
No Kode Nama Saham Price 1 Price 7 Price 14 Price 21 Price 28 Price 31
Agus 17 Agus 17 Agus 17 Agus 17 Agus 17 Agus 17
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 1,690 1,725 1,750 1,725 1,710 1,710
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 705 760 785 780 785 785
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 11,450 10,475 11,000 10,700 10,000 10,000
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 1,705 1,440 1,450 1,500 1,490 1,490
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 2,180 2,150 2,160 2,160 2,120 2,120
21 PPRO PP Properti Tbk. 208 218 208 208 204 204
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 710 645 670 685 670 670
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 9,925 10,675 10,875 10,575 10,475 10,475
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 995 1,055 1,120 1,100 1,045 1,045
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 365 332 344 348 370 370
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 1,460 1,490 1,555 1,525 1,500 1,500
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 4,770 4,680 4,780 4,770 4,690 4,690
28 UNTR United Tractors Tbk. 29,200 29,600 29,475 30,350 30,300 30,300
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 48,475 47,700 47,500 49,475 50,550 50,550
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. 2,340 2,340 2,290 2,250 2,220 2,220
Sumber : http://www.finance.yahoo.com

91
Tabel 4. 23
Closed Price Saham-Saham IDX30
September 2017
Dalam Rupiah
Closed Price Closed Price Closed Price Closed Price Close Price
No Kode Nama Saham
4 Sept 17 11 Sept 17 18 Sept 17 25 Sept 17 29 Sept 17
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 1,950 2,040 2,050 2,000 2,000
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 1,885 1,775 1,815 1,825 1,825
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 7,200 6,975 7,150 7,100 7,100
4 ASII Astra International Tbk. 7,825 7,850 7,775 7,900 7,900
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 18,850 18,875 19,875 20,300 20,300
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 7,225 7,275 7,475 7,400 7,400
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 15,000 14,850 15,675 15,275 15,275
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 6,400.0 6,625.0 6,600 6,725 6,725
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 1,840 1,795 1,765 1,770 1,770
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 2,740 2,690 2,680 2,740 2,740
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 69,200 66,250 68,000 68,000 65,800
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 3,710 3,870 3,880 3,860 3,860
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 8,725 8,700 8,875 8,725 8,725
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 8,650 8,500 8,525 8,425 8,425
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 19,025 18,800 18,775 18,900 18,900
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 1,730 1,725 1,740 1,665 1,665
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 735 745 745 725 725
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 10,025 10,200 9,850 9,275 9,275

92
Tabel 4.23
Closed Price Saham-Saham IDX30
September 2017
Dalam Rupiah
(Lanjutan)
Closed Price Closed Price Closed Price Closed Price Close Price
No Kode Nama Saham 4 Sept 17 11 Sept 17 18 Sept 17 25 Sept 17 29 Sept 17
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 1,355 1,410 1,335 1,320 1,320
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 1,780 1,715 1,610 1,575 1,575
21 PPRO PP Properti Tbk. 216 206 206 206 206
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 650 635 635 610 610
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 10,300 10,375 10,000 10,125 10,125
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 975 1,010 1,070 1,065 1,065
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 354 342 358 348 348
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 1,500 1,450 1,505 1,520 1,520
Telekomunikasi Indonesia (Persero)
27 TLKM 4,720 4,690 4,640 4,680 4,680
Tbk.
28 UNTR United Tractors Tbk. 31,600 31,050 30,675 32,000 32,000
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 50,800 50,925 50,000 48,975 48,975
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. 2,100 1,815 1,885 1,775 1,775
Sumber : http://www.finance.yahoo.com

93
Tabel 4. 24
Closed Price Saham-Saham IDX30
Oktober 2017
Dalam Rupiah
Closed Closed Closed Closed Close Close
No Kode Nama Saham Price 2 Okt Price 9 Price 16 Price 23 Price 30 Price 31
17 Okt 17 Okt 17 Okt 17 Okt 17 Okt 17
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 1,980 2,070 2,160 2,180 2,260 2,190
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 1,875 1,900 1,855 1,840 1,895 1,825
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 6,900 7,225 7,500 7,600 7,575 7,450
4 ASII Astra International Tbk. 7,975 8,475 8,000 7,900 8,100 8,000
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 20,450 20,675 20,350 20,300 21,025 20,900
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 7,425 7,625 7,650 7,700 7,750 7,600
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 15,375 15,350 15,625 15,600 16,000 15,600
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 6,600 6,775 7,100 6,950 7,250 7,050
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 1,805 1,750 1,780 1,725 1,770 1,720
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 2,840 3,120 3,060 3,240 3,270 3,300
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 66,425 64,200 62,500 66,900 73,600 70,000
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 3,860 3,760 3,870 3,990 3,990 3,980
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 8,650 8,825 8,725 8,900 8,850 8,800
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 8,400 8,235 8,225 8,250 8,225 8,200
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 19,025 19,275 19,250 21,300 23,300 22,450
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 1,685 1,700 1,700 1,620 1,610 1,600
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 735 730 725 700 645 690
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 9,800 9,400 9,250 8,600 10,200 8,600

94
Tabel 4.24
Closed Price Saham-Saham IDX30
Oktober 2017
Dalam Rupiah
(Lanjutan)
Closed Closed Closed Closed Close Close
No Kode Nama Saham Price 2 Okt Price 9 Price 16 Price 23 Price 30 Price 31
17 Okt 17 Okt 17 Okt 17 Okt 17 Okt 17
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 1,490 1,475 1,545 1,575 1,505 1,560
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 1,410 1,640 1,680 1,635 1,780 1,840
21 PPRO PP Properti Tbk. 200 200 204 210 204 210
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 620 600 620 635 635 630
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 10,700 10,850 10,425 10,775 10,375 10,900
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 1,135 1,010 1,060 1,005 1,015 1,035
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 348 388 388 372 388 364
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 1,495 1,490 1,455 1,505 1,500 1,495
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 4,660 4,430 4,270 4,150 4,090 4,030
28 UNTR United Tractors Tbk. 32,175 34,250 33,000 32,675 35,300 34,675
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 49,975 49,250 49,550 49,150 49,875 49,600
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. 1,860 1,865 2,160 2,200 2,150 2,120
Sumber : http://www.finance.yahoo.com

95
Tabel 4. 25
Closed Price Saham-Saham IDX30
November 2017
Dalam Rupiah
Close Closed Closed Closed Closed Close
No Kode Nama Saham Price 1 Price 6 Price 13 Price 20 Price 27 Price 30
Nov 17 Nov 17 Nov 17 Nov 17 Nov 17 Nov 17
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 2,200 2,220 2,240 2,040 1,955 1,955
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 1,910 1,815 1,770 1,710 1,700 1,700
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 7,275 7,300 6,925 6,700 6,350 6,350
4 ASII Astra International Tbk. 8,075 8,350 8,200 8,550 7,975 7,975
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 21,325 20,650 21,175 21,000 20,350 20,350
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 7,925 7,975 8,175 8,225 8,100 8,100
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 15,700 3,280 3,290 3,350 3,210 3,210
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 7,100.0 7,050 7,325 7,450 7,400 7,400
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 1,725 1,690 1,670 1,685 1,650 1,650
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 3,330 3,160 3,050 3,030 2,920 2,920
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 71,750 76,000 77,975 79,500 76,525 76,525
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 4,000 4,030 4,100 4,150 4,100 4,100
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 8,850 8,525 8,950 8,550 8,450 8,450
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 8,200 8,025 7,800 7,700 7,325 7,325
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 22,175 20,875 19,900 19,300 18,425 18,425
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 1,600 1,600 1,620 1,655 1,600 1,600
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 675 645 630 630 575 575
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 9,600 9,900 10,975 11,475 10,600 10,600

96
Tabel 4.25
Closed Price Saham-Saham IDX30
November 2017
Dalam Rupiah
(Lanjutan)
Close Closed Closed Closed Closed Close
No Kode Nama Saham Price 1 Price 6 Price 13 Price 20 Price 27 Price 30
Nov 17 Nov 17 Nov 17 Nov 17 Nov 17 Nov 17
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 1,540 1,650 1,475 1,470 1,300 1,300
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 1,845 1,805 1,775 1,785 1,700 1,700
21 PPRO PP Properti Tbk. 208 206 204 202 196 196
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 640 620 615 635 620 620
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 10,500 10,000 9,900 10,150 9,400 9,400
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 1,020 985 905 930 860 860
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 370 386 380 382 370 370
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 1,500 1,485 1,485 1,490 1,495 1,495
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 3,950 4,120 4,200 4,320 4,150 4,150
28 UNTR United Tractors Tbk. 36,250 32,725 33,075 31,800 33,500 33,500
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 49,600 49,175 49,650 49,800 49,300 49,300
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. 2,100 2,180 2,210 2,110 2,110 2,110
Sumber : http://www.finance.yahoo.com

97
4.4.2 Data Closed Price IHSG periode Agustus s.d November 2017
Data selanjutnya yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian ini adalah data
Closed Price IHSG periode Agustus s.d November 2017. IHSG dijadikan sebagai
acuan pasar bagi saham-saham IDX30 karena IHSG dianggap sudah mewakili semua
saham-saham sub sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data-data
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.25.
Tabel 4. 26
Data Closed Price IHSG
Februari s.d Juli 2017

No. IHSG
1 Closed Price 8/1/2017 5,805.21
2 Closed Price 8/7/2017 5,766.14
3 Closed Price 8/14/2017 5,893.84
4 Closed Price 8/21/2017 5,915.36
5 Closed Price 8/28/2017 5,864.06
6 Closed Price 8/31/2017 5,864.06
7 Closed Price 9/4/2017 5,857.12
8 Closed Price 9/11/2017 5,872.39
9 Closed Price 9/18/2017 5,911.71
10 Closed Price 9/25/2017 5,900.85
11 Closed Price 9/29/2017 5,900.85
12 Closed Price 10/2/2017 5,905.38
13 Closed Price 10/9/2017 5,924.12
14 Closed Price 10/16/2017 5,929.55
15 Closed Price 10/23/2017 5,975.28
16 Closed Price 10/30/2017 6,039.54
17 Closed Price 10/31/2017 6,005.78
18 Closed Price 11/1/2017 6,038.15
19 Closed Price 11/6/2017 6,021.83
20 Closed Price 11/13/2017 6,051.73
21 Closed Price 11/20/2017 6,067.14
22 Closed Price 11/27/2017 5,952.14
23 Closed Price 11/30/2017 5,952.14
Sumber : https://finance.yahoo.com

98
4.5 Perhitungan Beta Saham (β) Untuk Evaluasi Portofolio
4.5.1 Perhitungan Return dan Expected Return Saham IDX30
Berdasarkan data Closed Price pada tabel 4.21 - 4.25, data dapat diolah untuk memperoleh Expected Return saham
IDX30 periode Agustus s.d November 2017.
Tabel 4. 27
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
Agustus 2017
% Return 7 % Return % Return % Return % Return
No Kode Nama Saham Agus 14 Agus 21 Agus 28 Agus 31 Agus
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. -5.07% 0.97% -2.40% -0.49% 0.00%
2 ADRO Adaro Energy Tbk. -2.15% 3.02% 3.73% -6.17% 0.00%
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. -6.12% 3.45% -1.85% 2.26% 0.00%
4 ASII Astra International Tbk. -0.96% 1.61% 1.27% -1.56% 0.00%
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. -1.32% 0.13% 2.14% -0.79% 0.00%
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 0.34% 1.72% 0.34% -1.01% 0.00%
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 1.35% 1.00% 0.99% -1.14% 0.00%
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. -2.61% 0.19% -0.19% 0.19% 0.19%
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 0.28% 2.54% 0.83% 0.27% 0.00%
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. -1.44% 6.96% -2.05% -3.15% 0.00%
11 GGRM Gudang Garam Tbk. -8.82% 12.29% -2.74% -3.86% 0.00%
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. -1.75% 10.98% -1.07% -1.62% 0.00%
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 0.30% 4.19% 1.72% -1.41% 0.00%
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. -0.60% 1.82% 2.38% -2.62% 0.00%
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 7.11% 7.32% -1.26% 1.28% 0.00%

99
Tabel 4. 27
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
Agustus 2017
(Lanjutan)
% Return % Return % Return % Return % Return
No Kode Nama Saham 7 Agus 14 Agus 21 Agus 28 Agus 31 Agus
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 2.07% 1.45% -1.43% -0.87% 0.00%
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 7.80% 3.29% -0.64% 0.64% 0.00%
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. -8.52% 5.01% -2.73% -6.54% 0.00%
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. -15.54% 0.69% 3.45% -0.67% 0.00%
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. -1.38% 0.47% 0.00% -1.85% 0.00%
21 PPRO PP Properti Tbk. 4.81% -4.59% 0.00% -1.92% 0.00%
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. -9.15% 3.88% 2.24% -2.19% 0.00%
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 7.56% 1.87% -2.76% -0.95% 0.00%
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 6.03% 6.16% -1.79% -5.00% 0.00%
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. -9.04% 3.61% 1.16% 6.32% 0.00%
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 2.05% 4.36% -1.93% -1.64% 0.00%
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. -1.89% 2.14% -0.21% -1.68% 0.00%
28 UNTR United Tractors Tbk. 1.37% -0.42% 2.97% -0.16% 0.00%
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. -1.60% -0.42% 4.16% 2.17% 0.00%
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. 0.00% -2.14% -1.75% -1.33% 0.00%
Sumber : Hasil pengolahan data

100
Tabel 4. 28
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
September 2017
% Return % Return % Return % Return % Return
No Kode Nama Saham 4 Sept 11 Sept 18 Sept 25 Sept 29 Sept
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. -3.47% 4.62% 0.49% -2.44% 0.00%
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 3.29% -5.84% 2.25% 0.55% 0.00%
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 6.27% -3.13% 2.51% -0.70% 0.00%
4 ASII Astra International Tbk. -0.63% 0.32% -0.96% 1.61% 0.00%
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. -0.53% 0.13% 5.30% 2.14% 0.00%
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. -1.70% 0.69% 2.75% -1.00% 0.00%
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. -0.83% -1.00% 5.56% -2.55% 0.00%
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. -2.29% 3.52% -0.38% 1.89% 0.00%
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 0.27% -2.45% -1.67% 0.28% 0.00%
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. -1.08% -1.82% -0.37% 2.24% 0.00%
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 0.00% -4.26% 2.64% 0.00% -3.24%
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 1.92% 4.31% 0.26% -0.52% 0.00%
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 0.00% -0.29% 2.01% -1.69% 0.00%
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 3.28% -1.73% 0.29% -1.17% 0.00%
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. -3.91% -1.18% -0.13% 0.67% 0.00%
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 1.17% -0.29% 0.87% -4.31% 0.00%
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. -6.37% 1.36% 0.00% -2.68% 0.00%
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 0.25% 1.75% -3.43% -5.84% 0.00%

101
Tabel 4. 28
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
September 2017
(Lanjutan)
% Return % Return % Return % Return % Return
No Kode Nama Saham
4 Sept 11 Sept 18 Sept 25 Sept 29 Sept
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. -9.06% 4.06% -5.32% -1.12% 0.00%
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. -16.04% -3.65% -6.12% -2.17% 0.00%
21 PPRO PP Properti Tbk. 5.88% -4.63% 0.00% 0.00% 0.00%
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. -2.99% -2.31% 0.00% -3.94% 0.00%
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. -1.67% 0.73% -3.61% 1.25% 0.00%
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. -6.70% 3.59% 5.94% -0.47% 0.00%
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. -4.32% -3.39% 4.68% -2.79% 0.00%
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 0.00% -3.33% 3.79% 1.00% 0.00%
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 0.64% -0.64% -1.07% 0.86% 0.00%
28 UNTR United Tractors Tbk. 4.29% -1.74% -1.21% 4.32% 0.00%
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 0.49% 0.25% -1.82% -2.05% 0.00%
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. -5.41% -13.57% 3.86% -5.84% 0.00%
Sumber : Hasil pengolahan data

102
Tabel 4. 29
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
Oktober 2017
% % % % % %
No Kode Nama Saham Return Return Return Return Return Return
2 Okt 9 Okt 16 Okt 23 Okt 30 Okt 31 Okt
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. -1.00% 4.55% 4.35% 0.93% 3.67% -3.10%
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 2.74% 1.33% -2.37% -0.81% 2.99% -3.69%
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. -2.82% 4.71% 3.81% 1.33% -0.33% -1.65%
4 ASII Astra International Tbk. 0.95% 6.27% -5.60% -1.25% 2.53% -1.23%
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 0.74% 1.10% -1.57% -0.25% 3.57% -0.59%
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 0.34% 2.69% 0.33% 0.65% 0.65% -1.94%
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 0.65% -0.16% 1.79% -0.16% 2.56% -2.50%
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. -1.86% 2.65% 4.80% -2.11% 4.32% -2.76%
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 1.98% -3.05% 1.71% -3.09% 2.61% -2.82%
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 3.65% 9.86% -1.92% 5.88% 0.93% 0.92%
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 0.95% -3.35% -2.65% 7.04% 10.01% -4.89%
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 0.00% -2.59% 2.93% 3.10% 0.00% -0.25%
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. -0.86% 2.02% -1.13% 2.01% -0.56% -0.56%
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. -0.30% -1.96% -0.12% 0.30% -0.30% -0.30%
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 0.66% 1.31% -0.13% 10.65% 9.39% -3.65%
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 1.20% 0.89% 0.00% -4.71% -0.62% -0.62%
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 1.38% -0.68% -0.68% -3.45% -7.86% 6.98%
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 5.66% -4.08% -1.60% -7.03% 18.60% -15.69%

103
Tabel 4. 29
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
Oktober 2017
(Lanjutan)
% % % % % %
No Kode Nama Saham Return Return Return Return Return Return
2 Okt 9 Okt 16 Okt 23 Okt 30 Okt 31 Okt
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 12.88% -1.01% 4.75% 1.94% -4.44% 3.65%
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. -10.48% 16.31% 2.44% -2.68% 8.87% 3.37%
21 PPRO PP Properti Tbk. -2.91% 0.00% 2.00% 2.94% -2.86% 2.94%
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 1.64% -3.23% 3.33% 2.42% 0.00% -0.79%
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 5.68% 1.40% -3.92% 3.36% -3.71% 5.06%
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 6.57% -11.01% 4.95% -5.19% 1.00% 1.97%
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 0.00% 11.49% 0.00% -4.12% 4.30% -6.19%
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. -1.64% -0.33% -2.35% 3.44% -0.33% -0.33%
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. -0.43% -4.94% -3.61% -2.81% -1.45% -1.47%
28 UNTR United Tractors Tbk. 0.55% 6.45% -3.65% -0.98% 8.03% -1.77%
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 2.04% -1.45% 0.61% -0.81% 1.48% -0.55%
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. 4.79% 0.27% 15.82% 1.85% -2.27% -1.40%
Sumber : Hasil pengolahan data

104
Tabel 4. 30
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
November 2017
% % % % % %
No Kode Nama Saham Return 1 Return 6 Return Return Return Return
Nov Nov 13 Nov 20 Nov 27 Nov 30 Nov
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 0.46% 0.91% 0.90% -8.93% -4.17% 0.00%
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 4.66% -4.97% -2.48% -3.39% -0.58% 0.00%
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. -2.35% 0.34% -5.14% -3.25% -5.22% 0.00%
4 ASII Astra International Tbk. 0.94% 3.41% -1.80% 4.27% -6.73% 0.00%
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 2.03% -3.17% 2.54% -0.83% -3.10% 0.00%
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 4.28% 0.63% 2.51% 0.61% -1.52% 0.00%
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 0.64% -79.11% 0.30% 1.82% -4.18% 0.00%
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 0.71% -0.70% 3.90% 1.71% -0.67% 0.00%
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 0.29% -2.03% -1.18% 0.90% -2.08% 0.00%
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 0.91% -5.11% -3.48% -0.66% -3.63% 0.00%
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 2.50% 5.92% 2.60% 1.96% -3.74% 0.00%
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 0.50% 0.75% 1.74% 1.22% -1.20% 0.00%
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 0.57% -3.67% 4.99% -4.47% -1.17% 0.00%
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 0.00% -2.13% -2.80% -1.28% -4.87% 0.00%
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. -1.22% -5.86% -4.67% -3.02% -4.53% 0.00%
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 0.00% 0.00% 1.25% 2.16% -3.32% 0.00%
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. -2.17% -4.44% -2.33% 0.00% -8.73% 0.00%
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 11.63% 3.13% 10.86% 4.56% -7.63% 0.00%

105
Tabel 4. 30
Perhitungan Return Saham Indeks IDX30
November 2017
(Lanjutan)
% % % % % %
No Kode Nama Saham Return Return Return Return Return Return
1 Nov 6 Nov 13 Nov 20 Nov 27 Nov 30 Nov
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. -1.28% 7.14% -10.61% -0.34% -11.56% 0.00%
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 0.27% -2.17% -1.66% 0.56% -4.76% 0.00%
21 PPRO PP Properti Tbk. -0.95% -0.96% -0.97% -0.98% -2.97% 0.00%
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 1.59% -3.13% -0.81% 3.25% -2.36% 0.00%
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. -3.67% -4.76% -1.00% 2.53% -7.39% 0.00%
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. -1.45% -3.43% -8.12% 2.76% -7.53% 0.00%
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 1.65% 4.32% -1.55% 0.53% -3.14% 0.00%
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 0.33% -1.00% 0.00% 0.34% 0.34% 0.00%
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. -1.99% 4.30% 1.94% 2.86% -3.94% 0.00%
28 UNTR United Tractors Tbk. 4.54% -9.72% 1.07% -3.85% 5.35% 0.00%
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 0.00% -0.86% 0.97% 0.30% -1.00% 0.00%
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. -0.94% 3.81% 1.38% -4.52% 0.00% 0.00%
Sumber : Hasil pengolahan data

106
Expected Return diperoleh dari hasil perhitungan return saham. Hasil
perhitungan expected return Geometrik Agustus-November 2017 dapat dilihat pada
tabel 4.31.
Tabel 4. 31
Perhitungan Expected Return Geometrik Saham Indeks IDX30
Agustus-November 2017
Expected
No Kode Nama Saham Return
Geomterik
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 0.81%
28 UNTR United Tractors Tbk. 0.63%
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 0.51%
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 0.45%
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 0.33%
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 0.31%
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 0.26%
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 0.24%
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 0.11%
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 0.08%
4 ASII Astra International Tbk. 0.07%
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 0.07%
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 0.06%
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. -0.25%
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. -0.25%
21 PPRO PP Properti Tbk. -0.27%
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. -0.31%
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. -0.35%
2 ADRO Adaro Energy Tbk. -0.41%
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. -0.41%
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. -0.47%
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. -0.47%
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. -0.57%
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. -0.61%
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. -0.63%
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. -0.66%
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. -0.92%
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. -1.12%
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. -1.23%
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. -6.71%
Sumber : Hasil pengolahan data

107
Peneliti mengurutkan terlebih dahulu saham-saham berdasarkan expected
return Geometrik dari angka yang paling tinggi sampai angka terendah. Hasil yang
diperoleh adalah bervariasi. Artinya ada saham-saham yang menghasilkan expected
return positif dan ada yang menghasilkan expected return negatif. Expected Return
positif berarti saham tersebut diprediksi akan memberikan keuntungan, sehingga
investor bisa meraup keuntungan, sedangkan expected return negatif berarti
ekspetasi untuk saham tersebut memberikan keuntungan adalah masih sangat rendah
bahkan investor bisa merugi.
Berdasarkan perhitungan expected return Geometrik saham-saham IDX30,
Saham yang memiliki ekspetasi return tertinggi adalah HMSP, yaitu sebesar 0.81%.
Sedangkan saham yang memiliki ekspetasi return terendah adalah BBRI yaitu
sebesar -6.71%. Angka ini sangat terpaut jauh dari expected return yang dimiliki
oleh MNCN sebesar -1.23%.
Selain menghitung expected return Geometrik, peneliti juga menghitung expected
return Aritmatik. Hasil perhitungan expected return Aritmatik Feb-Jul 2017 dapat
dilihat pada tabel 4.32.
Tabel 4. 32
Perhitungan Expected Return Aritmatik Saham Indeks IDX30
Agustus-November 2017
Expected
No Kode Nama Saham Return
Aritmatik
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 0.93%
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 0.78%
28 UNTR United Tractors Tbk. 0.64%
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 0.60%
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 0.57%
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 0.50%
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 0.41%
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 0.37%
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 0.31%
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 0.16%
4 ASII Astra International Tbk. 0.15%
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 0.08%
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 0.08%

108
Tabel 4. 32
Perhitungan Expected Return Aritmatik Saham Indeks IDX30
Agustus-November 2017
(Lanjutan)
Expected
No Kode Nama Saham Return
Aritmatik
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 0.03%
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. -0.08%
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. -0.15%
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. -0.19%
2 ADRO Adaro Energy Tbk. -0.26%
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. -0.30%
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. -0.31%
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. -0.33%
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. -0.34%
21 PPRO PP Properti Tbk. -0.45%
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. -0.52%
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. -0.52%
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. -0.53%
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. -0.81%
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. -0.88%
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. -1.20%
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. -3.47%
Sumber : Hasil pengolahan data

Bila dibandingakan dengan hasil perhitungan expected return Geometrik¸


expected return yang diperoleh dari perhitungan Aritmatik memiliki urutan yang
berbeda dan angka yang berbeda pula dengan expected return Geometrik. Namun
urutan pertama dan terakhir tetap diduduki oleh HMSP dengan angka 0.93% dan
BBRI dengan angka -3.47%. Umumnya perhitungan Geometrik akan lebih kecil
angkanya dibandingkan dengan perhitungan Aritmatik. Karena perhitungan
Geometrik sudah memperhitungkan faktor bunga, dll. Sedangkan Aritmatik tidak.

109
4.5.2 Risiko Pasar Saham Bursa Efek Indonesia Agustus-November 2017
Perhitungan Risiko Pasar IHSG akan digunakan sebagai variance return
market dalam perhitungan Beta Saham nantinya. Sebelum memperoleh angka Risiko
pasar, perlu untuk menghitung return pasar dan expected return pasar terlebih dahulu
menggunakan rumus yang sama dengan perhitungan return saham dan expected
return pada saham.
Tabel 4. 33
Perhitungan Risiko Pasar
Agustus-November 2017
Return % Risiko (Rm-
No. IHSG
Pasar Return Pasar E(Rm))
1 Closed Price 8/1/2017 5,805.21
2 Closed Price 8/7/2017 5,766.14 -39.07 -0.67% 0.00% -0.78%
3 Closed Price 8/14/2017 5,893.84 127.70 2.21% 0.01% 2.11%
4 Closed Price 8/21/2017 5,915.36 21.52 0.37% 0.00% 0.26%
5 Closed Price 8/28/2017 5,864.06 -51.30 -0.87% 0.00% -0.98%
6 Closed Price 8/31/2017 5,864.06 0.00 0.00% 0.00% -0.11%
7 Closed Price 9/4/2017 5,857.12 -6.94 -0.12% 0.00% -0.23%
8 Closed Price 9/11/2017 5,872.39 15.27 0.26% 0.00% 0.15%
9 Closed Price 9/18/2017 5,911.71 39.32 0.67% 0.00% 0.56%
10 Closed Price 9/25/2017 5,900.85 -10.86 -0.18% 0.00% -0.29%
11 Closed Price 9/29/2017 5,900.85 0.00 0.00% 0.00% -0.11%
12 Closed Price 10/2/2017 5,905.38 4.53 0.08% 0.00% -0.03%
13 Closed Price 10/9/2017 5,924.12 18.74 0.32% 0.00% 0.21%
14 Closed Price 10/16/2017 5,929.55 5.43 0.09% 0.00% -0.02%
15 Closed Price 10/23/2017 5,975.28 45.73 0.77% 0.00% 0.66%
16 Closed Price 10/30/2017 6,039.54 64.26 1.08% 0.00% 0.97%
17 Closed Price 10/31/2017 6,005.78 -33.76 -0.56% 0.00% -0.67%
18 Closed Price 11/1/2017 6,038.15 32.37 0.54% 0.00% 0.43%
19 Closed Price 11/6/2017 6,021.83 -16.32 -0.27% 0.00% -0.38%
20 Closed Price 11/13/2017 6,051.73 29.90 0.50% 0.00% 0.39%
21 Closed Price 11/20/2017 6,067.14 15.41 0.25% 0.00% 0.15%
22 Closed Price 11/27/2017 5,952.14 -115.00 -1.90% 0.01% -2.00%
23 Closed Price 11/30/2017 5,952.14 0.00 0.00% 0.00% -0.11%
Expected Return 0.11%
Risiko Pasar (σm2) 0.03%
Sumber : Hasil pengolahan data

110
4.5.3 Perhitungan Beta Saham Agustus – November 2017
Setelah memperoleh angka risiko pasar dari IHSG. Perhitungan Beta Saham
masing-masing saham dapat dihitung dengan membagi antara kovarians return pasar
dan saham dengan varians pasar nya. Perhitungan Beta saham pada saham-saham
lainnya dapat dilihat di hasil pengolahan data pada tabel 4.34.
Tabel 4. 34

Perhitungan Beta Saham Indeks IDX30


Agustus-November 2017
Kovarian Beta
No Kode Nama Saham Return Saham Saham
dan Pasar (σim) (βi)
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 0.23% 8.80
2 ADRO Adaro Energy Tbk. 0.23% 8.96
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 0.19% 7.21
4 ASII Astra International Tbk. 0.21% 8.29
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 0.18% 6.99
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 0.15% 5.89
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 0.50% 19.47
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 0.11% 4.33
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 0.10% 3.87
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 0.32% 12.23
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 0.62% 23.75
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 0.31% 11.96
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 0.19% 7.28
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 0.16% 6.20
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 0.36% 13.90
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. 0.08% 2.97
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. 0.05% 2.03
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. 0.70% 26.91
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 0.25% 9.64
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 0.23% 8.69
21 PPRO PP Properti Tbk. -0.11% -4.19
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. 0.28% 10.70
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 0.07% 2.64
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 0.25% 9.63

111
Tabel 4. 34
Perhitungan Beta Saham Indeks IDX30
Agustus - November 2017
(Lanjutan)
Kovarian
Beta
Return Saham
No Kode Nama Saham Saham
dan Pasar
(βi)
(σim)
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 0.25% 9.84
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 0.12% 4.68
Telekomunikasi Indonesia (Persero)
27 TLKM 0.10% 3.83
Tbk.
28 UNTR United Tractors Tbk. 0.00% 0.05
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 0.02% 0.94
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. -0.03% -1.12
Sumber : Hasil pengolahan data

Beta saham yang dihasilkan oleh saham-saham Indeks IDX30 sifatnya


bervariasi, sehingga akan mempengaruhi banyaknya saham yang tergolong dalam
saham yang memiliki Beta Tinggi dan Beta Rendah.
Dari subbab 4.5-4.6 merupakan hasil perhitungan yang akan digunakan untuk
mengevaluasi portofolio yang sudah terbentuk sebelumnya di 4.3 menggunakan data
harga saham masa lalu Februari – Juli 2017. Kemudian portofolio yang sudah
terbentuk tersebut akan dievaluasi menggunakan data harga saham Agustus-
November 2017.

4.6 Perhitungan Return, Beta, dan Standar Deviasi Portofolio


4.6.1 Portofolio Indeks IDX30
Berikut ini merupakan perhitungan Return, Beta, dan Standar Deviasi
Portofolio Indeks IDX30 (Keseluruhan). Perhitungan-perhitungan tersebut
menggunakan rumus sebagai berikut :
Cara menghitung Return Portofolio :

……………………………………………………(4.8)

112
Keterangan :
Return Portofolio
Bobot saham i
Return Saham i

Bobot yang sudah ditentukan yaitu sebesar 0.033 dikalikan dengan expected
return saham ADHI sebesar 0.23%, sehingga diperoleh hasil -0.02%. Setelah
diperoleh return dari semua saham, maka semua hasil perhitungan return tersebut
dijumlahkan.
Selanjutnya menghitung Beta Portofolio dapat dilakukan menggunakan
rumus sebagai berikut :

……………………………………………………..……(4.9)

Keterangan :
= Beta Portofolio
= Bobot Saham i
= Beta saham i

Perhitungannya sama dengan mencari return portfolio, yaitu bobot yang


sudah ditentukan sebesar 0.033 dikalikan dengan beta saham ADHI sebesar 8.80,
sehingga diperoleh hasil 0.29. Setelah diperoleh perhitungan Beta dari semua saham,
maka semua hasil perhitungan Beta tersebut dijumlahkan.
Untuk mencari standar deviasi, kita harus mencari varians terlebih dahulu
dengan cara mencari semua hasil pengurangan expected return dengan return per
bulan dipangkatkan dua dari semua saham kemudian dijumlahkan. Contoh
perhitungan varians dari saham ADHI :

= 0.0232

113
Hitung varians semua saham dengan cara yang sama, lalu jumlahkan
semuanya. Expected Return yang digunakan dalam perhitungan standar deviasi
adalah expected return geometrik karena untuk meminimalisasi bias yang bisa saja
terjadi jika menggunakan expected return Aritmatik. Setelah itu kita dapat
memperoleh Standar Deviasi dengan cara mengakarkan hasil varians dengan rumus
sebagai berikut :

………………………………………………………(4.10)

Keterangan :
SD = Standar deviasi saham i
E(Ri) = Expected return saham i
Rit = Return saham i
n = jumlah periode pengamatan

Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 4.35 dan 4.36.

114
Tabel 4. 35
Perhitungan Return, Beta, dan Standar Deviasi Portofolio
Pada Portofolio Indeks IDX30
Agustus - November 2017
Perhitungan
Perhitungan Varians
No Kode Nama Saham Beta ∑(Ri-E(Ri))^2
Return (σ2)
Portofolio
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. -0.02% 0.293 0.0232 0.00464
2 ADRO Adaro Energy Tbk. -0.01% 0.299 0.0216 0.00432
3 AKRA AKR Corporindo Tbk. -0.01% 0.240 0.0230 0.0046
4 ASII Astra International Tbk. 0.00% 0.276 0.0172 0.00343
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 0.01% 0.233 0.0085 0.00171
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 0.02% 0.196 0.0050 0.001
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. -0.22% 0.649 0.6325 0.1265
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 0.02% 0.144 0.0107 0.00214
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. -0.01% 0.129 0.0066 0.00131
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 0.01% 0.408 0.0276 0.00551
11 GGRM Gudang Garam Tbk. 0.01% 0.792 0.0543 0.01086
12 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 0.03% 0.399 0.0166 0.00332
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 0.00% 0.243 0.0100 0.002
14 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. -0.02% 0.207 0.0067 0.00134
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 0.01% 0.463 0.0426 0.00851
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. -0.01% 0.099 0.0071 0.00142
17 LPKR Lippo Karacawi Tbk. -0.03% 0.068 0.0338 0.00676
18 LPPF Matahari Department Store Tbk. -0.01% 0.897 0.1233 0.02466

115
Tabel 4. 35
Perhitungan Return, Beta, dan Standar Deviasi Portofolio
Pada Portofolio Indeks IDX30
Agustus - November 2017
(Lanjutan)
Perhitungan
Perhitungan Varians
No Kode Nama Saham Beta ∑(Ri-E(Ri))^2
Return (σ2)
Portofolio
19 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. -0.04% 0.321 0.0886 0.01772
20 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. -0.04% 0.290 0.0809 0.01618
21 PPRO PP Properti Tbk. -0.01% -0.140 0.0153 0.00306
22 PWON Pakuwon Jati Tbk. -0.02% 0.357 0.0191 0.00382
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. -0.01% 0.088 0.0285 0.0057
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. -0.02% 0.321 0.0555 0.0111
25 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 0.00% 0.328 0.0436 0.00871
26 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 0.00% 0.156 0.0078 0.00155
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. -0.02% 0.128 0.0105 0.0021
28 UNTR United Tractors Tbk. 0.02% 0.002 0.0325 0.00651
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 0.00% 0.031 0.0045 0.0009
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. -0.02% -0.037 0.0591 0.01182
Sumber : Hasil pengolahan data

116
Tabel 4. 36
Hasil Pengolahan pada Tabel 4.35
Return Portofolio IDX30 -0.390% Standar 0.1516
Beta Portofolio IDX30 7.88020 Deviasi (σ)
Sumber : Hasil pengolahan data

Hasil perhitungan pada Tabel 4.36 menunjukkan bahwa Portofolio Indeks


IDX30 belum menguntungkan karena return yang diperoleh menghasilkan angka
negatif disebabkan return yang dihasilkan persaham pada tabel 4.35 adalah
cenderung negatif. Beta portofolio nya juga tergolong cukup tinggi menunjukkan
risiko yang ada pun tinggi. Standar deviasi yang positif menunjukkan tingginya
tingkat keberagaman atau variasi dari saham-saham yang termasuk dalam portofolio.

Kemudian Return, Beta, dan Standar deviasi portofolio akan digunakan


dalam pengukuran evaluasi kinerja portofolio dengan menggunakan teknik
pengukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen.

117
4.6.2 Portofolio Saham-Saham yang Tergolong Beta Tinggi
Berikut ini merupakan perhitungan Return, Beta, dan Standar Deviasi Portofolio pada saham-saham yang memiliki atau
tergolong Beta Tinggi. Perhitungan yang digunakan sama dengan Portofolio Indeks IDX30 pada bagian 4.6.1.

Tabel 4. 37
Perhitungan Return, Beta, dan Standar Deviasi Portofolio
Pada Portofolio Beta Tinggi
Agustus - November 2017
Perhitungan
Perhitungan Varians
No Kode Nama Saham Beta ∑(Ri-E(Ri))^2
Return (σ2)
Portofolio
1 ADRO Adaro Energy Tbk. -0.02% 0.345 0.0232 0.00464
2 AKRA AKR Corporindo Tbk. -0.02% 0.277 0.0216 0.00432
3 ASII Astra International Tbk. -0.02% 0.319 0.0230 0.0046
4 BBCA Bank Central Asia Tbk. 0.00% 0.269 0.0172 0.00343
5 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 0.01% 0.227 0.0085 0.00171
6 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 0.02% 0.749 0.0050 0.001
7 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. -0.26% 0.167 0.6325 0.1265
8 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 0.02% 0.149 0.0107 0.00214
9 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. -0.01% 0.471 0.0066 0.00131
10 GGRM Gudang Garam Tbk. 0.01% 0.913 0.0276 0.00551
11 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 0.01% 0.460 0.0543 0.01086
12 ICBP Indofood CBP Sukses Makamur Tbk. 0.03% 0.280 0.0166 0.00332
13 INDF Indofood Sukses Makamur Tbk. 0.00% 0.239 0.0100 0.002

118
Tabel 4.37
Perhitungan Return, Beta, dan Standar Deviasi Portofolio
Pada Portofolio Beta Tinggi
Agustus – November 2017
(Lanjutan)
Perhitungan
Perhitungan Varians
No Kode Nama Saham Beta ∑(Ri-E(Ri))^2
Return (σ2)
Portofolio
14 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. -0.02% 0.535 0.0067 0.00134
15 KLBF Kalbe Farma Tbk. 0.01% 0.114 0.0426 0.00851
16 LPKR Lippo Karacawi Tbk. -0.01% 0.078 0.0071 0.00142
17 LPPF Matahari Department Store Tbk. -0.04% 1.035 0.0338 0.00676
18 PWON Pakuwon Jati Tbk. -0.01% 0.412 0.0191 0.00382
19 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. -0.05% 0.102 0.0285 0.0057
20 SMRA Summarecon Agung Tbk. -0.04% 0.371 0.0555 0.0111
21 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. -0.02% 0.180 0.0078 0.00155
22 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. -0.01% 0.147 0.0105 0.0021
23 UNTR United Tractors Tbk. -0.03% 0.002 0.0325 0.00651
24 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 0.00% 0.036 0.0045 0.0009
25 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. 0.00% -0.043 0.0591 0.01182
Sumber : Hasil pengolahan data

119
Tabel 4. 38
Hasil Pengolahan pada Tabel 4.37
Return Portofolio Beta Tinggi -0.425% Standar Deviasi 0.11643
Beta Portofolio Beta Tinggi 7.83170 (σ)
Sumber : Hasil pengolahan data

Hasil perhitungan pada Tabel 4.38 menunjukkan bahwa Portofolio Beta


tinggi sama-sama belum menguntungkan jika dibandingkan dengan portofolio Indeks
IDX30 karena return yang diperoleh menghasilkan angka negatif disebabkan angka
return persaham yang dihasilkan pada tabel 4.37 adalah cenderung negatif. Beta
portofolio nya lebih rendah dibandingkan portofolio Indeks IDX30 menunjukkan
risiko yang ada pun juga lebih rendah sedikit. Standar deviasi yang positif
menunjukkan tingginya tingkat keberagaman atau variasi dari saham-saham yang
termasuk dalam portofolio Beta tinggi. Namun, bila dibandingkan dengan portofolio
Indeks IDX30, standar deviasi portofolio Beta tinggi masih lebih rendah yang berarti
variasi atau keberagaman yang ada didalam portofolio Beta tinggi tidak setinggi
portofolio Indeks IDX30.

Kemudian Return, Beta, dan Standar deviasi portofolio akan digunakan


dalam pengukuran evaluasi kinerja portofolio dengan menggunakan teknik
pengukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen.

120
4.6.3 Portofolio Saham-Saham yang Tergolong Beta Rendah
Berikut ini merupakan perhitungan Return, Beta, dan Standar Deviasi Portofolio pada saham-saham yang memiliki atau
tergolong Beta Rendah. Perhitungan yang digunakan sama dengan Portofolio Indeks IDX30 pada bagian 4.4.1.
Tabel 4. 39
Perhitungan Return, Beta, dan Standar Deviasi Portofolio
Pada Portofolio Beta Rendah
Agustus - November 2017
Perhitungan
Perhitungan Varians
No Kode Nama Saham Beta ∑(Ri-E(Ri))^2
Return (σ2)
Portofolio
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. -0.05% 1.761 0.0232 0.00464
2 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 0.13% 1.928 0.0886 0.01772
3 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 0.02% 1.737 0.0809 0.01618
4 PPRO PP Properti Tbk. -0.09% -0.839 0.0153 0.00306
5 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. 0.01% 1.968 0.0436 0.00871
Sumber : Hasil pengolahan data

121
Tabel 4. 40
Hasil Pengolahan pada Tabel 4.39
Return Portofolio Beta Rendah 0.005% Standar Deviasi 0.02516
Beta Portofolio Beta Rendah 6.55636 (σ)
Sumber : Hasil pengolahan data

Hasil perhitungan pada Tabel 4.40 menunjukkan bahwa Portofolio Beta


rendah lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan portofolio Indeks IDX30 dan
portofolio Beta tinggi karena return yang diperoleh menghasilkan angka positif
disebabkan return yang dihasilkan pada tabel 4.39 adalah cenderung positif. Beta
portofolio nya jauh lebih rendah dibandingkan portofolio Indeks IDX30 dan
portofolio Beta tinggi menunjukkan risiko yang ada pun juga lebih rendah, tapi
return yang akan didapatkan cenderung lebih tinggi dibandingkan kedua portofolio
lainnya. Standar deviasi yang positif menunjukkan tingginya tingkat keberagaman
atau variasi dari saham-saham yang termasuk dalam portofolio Beta rendah. Namun,
bila dibandingkan dengan portofolio Indeks IDX30 dan portofolio Beta tinggi,
standar deviasi portofolio Beta rendah masih lebih rendah yang berarti variasi atau
keberagaman yang ada didalam portofolio Beta rendah tidak setinggi kedua
portofolio lainnya.

Dalam penelitian ini membuktikan bahwa portofolio saham yang memiliki


Beta Rendah mampu menghasilkan return yang positif. Artinya portofolio Beta
Rendah dapat menguntungkan investor dengan tingkat risiko yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan portofolio saham Indeks IDX30 dan portofolio saham yang
memiliki Beta Tinggi.

Kemudian Return, Beta, dan Standar deviasi portofolio akan digunakan


dalam pengukuran evaluasi kinerja portofolio dengan menggunakan teknik
pengukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen.

122
4.7 Evaluasi Kinerja Portofolio
Evaluasi kinerja portofolio dilakukan menggunakan teknik pengukuran
Sharpe, Treynor, dan Jensen. Perhitungan evaluasi tersebut menggunakan rumus
sebagai berikut :
Perhitungan dengan menggunakan Teknik Sharpe :

…………………………………………………………………(4.11)

Keterangan :
RVAL : Reward to Variability ratio model Sharpe
Return portofolio
Risk Free Rate
Standar deviasi return portofolio sebagai tolak ukur risiko

Perhitungan menggunakan Teknik Sharpe pada portofolio Indeks adalah


sebagai berikut :

Sharpe Indeks = = -0.0323

Angka yang diperoleh adalah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
portofolio Indeks IDX30 belum cukup baik. Dikarenakan return yang diperoleh oleh
portofolio masih berada dibawah Risk free rate. Dan variasi yang cenderung tinggi
menyebabkan return yang dihasilkan portofolio masih relatif rendah untuk tingkat
risiko yang ada. Sebaliknya, jika angka dari hasil perhitungan Teknik Sharpe yang
dihasilkan adalah positif, maka dapat dikatakan bahwa kinerja dari portofolio
tersebut baik.

Perhitungan dengan menggunakan Teknik Treynor :

…………………………………………………………………(4.12)

123
Keterangan :
RVOL : Reward to Volatility ratio model Treynor
Return portofolio
Risk Free Rate
Beta portofolio sebagai tolak ukur risiko

Perhitungan menggunakan Teknik Treynor pada portofolio Indeks adalah


sebagai berikut :

Treynor Indeks = = -0.0006

Angka yang diperoleh adalah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
portofolio Indeks IDX30 belum cukup baik. Dikarenakan return yang diperoleh oleh
portofolio masih berada dibawah Risk free rate. Dan beta yang cenderung tinggi
menunjukkan bahwa risiko yang ada pada portofolio masih tinggi. Return yang
dihasilkan masih belum cukup tinggi untuk tingkat risiko yang ada. Sebaliknya, jika
angka dari hasil perhitungan Teknik Treynor yang dihasilkan adalah positif, maka
dapat dikatakan bahwa kinerja dari portofolio tersebut baik.

Perhitungan dengan menggunakan Teknik Jensen :

………………………………………………(4.13)

Keterangan :
Indeks Jensen’s Alpha
Return portofolio
Beta portofolio
Return pasar
Risk Free

Perhitungan menggunakan Teknik Jensen pada portofolio Indeks adalah


sebagai berikut :
Jensen Indeks = = -0.0057

124
Angka yang diperoleh adalah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
portofolio Indeks IDX30 masih belum baik. Disebabkan return yang diperoleh oleh
portofolio masih berada dibawah Risk free rate bahkan menghasilkan angka negatif.
Selain itu, beta yang cenderung tinggi menunjukkan bahwa risiko yang ada pada
portofolio masih tinggi. Return portofolio yang dihasilkan masih belum cukup tinggi
untuk tingkat risiko yang ada. Sebaliknya, jika angka dari hasil perhitungan Teknik
Jensen yang dihasilkan adalah positif, maka dapat dikatakan bahwa kinerja dari
portofolio sudah baik. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.39.

Tabel 4. 41
Perbandingan Kinerja Portofolio
Menggunakan Pengukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen
No Keterangan Sharpe Treynor Jensen
1 Portofolio Indeks -0.0323 -0.0006 -0.0057
2 Portofolio Beta Tinggi -0.0450 -0.0007 -0.0060
3 Portofolio Beta Rendah -0.0373 -0.0001 -0.0016
Sumber : Hasil pengolahan data

Berdasarkan Tabel 4.41, perhitungan kinerja portofolio menggunakan teknik


pengukuran Sharpe, Treynor dan Jensen menunjukkan hasil evaluasi portofolio yang
berbeda satu sama lain. Pengukuran Sharpe menghitung excess return yang didapat
dari pengurangan antara return portofolio dengan risk-free rate yang kemudian
dibagi dengan standar deviasi yang mencerminkan risiko total dari portofolio
tersebut. Apabila dilihat dari hasil perhitungan ketiga portofolio, teknik pengukuran
Sharpe ketiga portofolio yang diukur menunjukkan hasil negatif. Sehingga dapat
diartikan bahwa kinerja ketiga portofolio yang diukur dengan Sharpe adalah kurang
baik. Hal ini menunjukkan bahwa excess return yang didapat pada ketiga portofolio
tersebut memiliki angka yang belum cukup tinggi untuk risiko portofolio yang ada
yang diukur dengan Standar deviasi.
Pengukuran Treynor melibatkan beta portofolio dan excess return portofolio.
Beta portofolio mencerminkan risiko pasar atau risiko sistematis dari portofolio,
berupa tingkat suku bunga, inflasi, dll. Sehingga hasil evaluasinya akan terpengaruhi
oleh keadaan atau situasi pasar yang ada. Pada pengukuran Treynor, ketiga portofolio

125
yang diukur menunjukkan hasil negatif. Sehingga dapat diartikan bahwa kinerja
ketiga portofolio yang diukur dengan Treynor adalah kurang baik. Artinya return
portofolio yang dimiliki masih belum cukup tinggi untuk tingkat risiko yang ada.
Jika nilai RVOL (Treynor) positif dan semakin besar maka kinerja portofolio
semakin baik.
Jensen tidak hanya melibatkan beta portofolio dan excess return portofolio
saja, tapi juga melibatkan excess return dari pasar. Jensen juga bukan hanya
mengukur dari risiko saja atau excess return saja, tapi, Jensen merupakan sebuah
ukuran absolut yang mengestimasikan tingkat pengembalian konstan selama periode
investasi. Karena perhitungan Jensen terdapat perhitungan return portofolio, beta
portofolio, dan risk-free rate. Teknik Jensen mengasumsikan bahwa portofolio yang
dievaluasi adalah portofolio yang sudah terdiversifikasi dengan baik. Pada
pengukuran Jensen, portofolio menunjukkan angka negatif pada ketiga portofolio
yang diukur. Artinya return actual yang dihasilkan oleh ketiga portofolio lebih kecil
dari return harapannya untuk tingkat risiko yang ada. Sebaliknya, jika pengukuran
Jensen menunjukkan angka positif, artinya return actual yang dihasilkan lebih besara
dari return harapannya untuk tingkat risiko yang ada. Menurut Tandelilin (2010),
indeks Jensen yang bernilai positif berarti portofolio memberikan return lebih besar
dari return harapannya sehingga merupakan hal yang bagus karena portofolio
mempunyai return yang relatif lebih tinggi untuk tingkat risiko.
Berdasarkan uraian diatas mengenai teknik pengukuran Sharpe, Treynor dan
Jensen dapat dikatakan bahwa ketiga teknik pengukuran tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, sehingga evaluasi portofolio yang dihasilkan oleh
ketiga teknik pengukuran tersebut pun pada umumnya akan berbeda pula. Namun,
dalam penelitian ini, ketiga portofolio menghasilkan angka negatif yang berarti
ketiga portofolio belum memberikan hasil evaluasi yang cukup baik.

126
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian, portofolio Beta Tinggi terdiri dari 25 saham,
dapat dilihat pada tabel 4.20. Sedangkan portofolio Beta Rendah hanya
terdiri dari 5 saham, dapat dilihat pada tabel 4.21.
2. Kinerja ketiga portofolio yang diukur dengan Sharpe adalah kurang baik
karena menghasilkan angka negatif. Hal ini menunjukkan bahwa excess
return yang didapat pada ketiga portofolio tersebut memiliki angka yang
belum cukup tinggi untuk risiko portofolio yang ada yang diukur dengan
Standar deviasi. Pada pengukuran Treynor, ketiga portofolio yang diukur
menunjukkan hasil negatif. Sehingga dapat diartikan bahwa kinerja ketiga
portofolio yang diukur dengan Treynor adalah kurang baik. Artinya
return portofolio yang dimiliki masih belum cukup tinggi untuk tingkat
risiko yang ada. Pada pengukuran Jensen, portofolio menunjukkan angka
negatif pada ketiga portofolio yang diukur. Artinya return actual yang
dihasilkan oleh ketiga portofolio lebih kecil dari return harapannya untuk
tingkat risiko yang ada.
3. Indeks IDX30 memuat 30 saham yang memiliki prospek pertumbuhan
yang bagus kedepannya, sehingga bagus untuk investasi jangka panjang.
Namun, berdasarkan penelitian ini, hasil yang diperoleh tidak sesuai
dengan uraian tersebut. Hasil perhitungan dan analisis teknik pengukuran
Sharpe, Treynor, dan Jensen, pada umumnya tidak memberikan hasil
kinerja portofolio yang sama. Karena dalam perhitungan nya terdapat
karakteristik yang berbeda dari masing-masing teknik pengukuran.
Namun, dalam penelitian ini, ketiga portofolio yang sudah
memeprhitungkan risiko pasar dan risk-free rate menghasilkan angka
negatif yang berarti ketiga portofolio belum memberikan hasil kinerja
yang cukup baik.

127
4. Angka yang dihasilkan dari perhitungan expected return saham Februari –
Juli 2017 dan Agustus – November 2017 cenderung negatif. Sehingga
apabila portofolio yang terbentuk dievaluasi kinerjanya, maka akan
menghasilkan angka negatif pula, yang berarti kinerja portofolio masih
belum bagus. Hal tersebut dapat terjadi apabila pada portofolio terdapat
saham yang return nya turun drastis dan saham-saham lain didalamnya
memiliki kenaikan yang tidak seimbang dengan penurunan return
tersebut.
.

128
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis dapat memberikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Sebaiknya menggunakan data harga saham harian agar mendapatkan hasil
yang lebih maksimal dan akurat.
2. Saham-saham IDX30 yang berjumlah 30 saham jumlahnya masih terlalu
sedikit untuk dijadikan sampel pembentukan portofolio ulang. Karena
peluang dan kesempatan untuk mendapatkan saham-saham terbaik akan
lebih kecil. Sehingga apabila kita menggunakan sampel yang lebih besar,
maka peluang dan kesempatan mendapatkan saham-saham yang terbaik
lebih besar.
3. Evaluasi portofolio menggunakan teknik pengukuran Sharpe, Treynor,
dan Jensen dinilai mudah untuk diterapkan. Metode Jensen dinilai
mampu mengevaluasi portofolio dari beberapa unsur sekaligus, yaitu, risk
free rate, return pasar dan saham, dan Beta. Sehingga hasil yang
didapatkan dari evaluasi lebih maksimal dan akurat dibandingkan teknik
pengukuran Sharpe dan Treynor.
4. Dalam berinvestasi di portofolio, sebaiknya investor menguji atau
mengevaluasi terlebih dahulu bentukan portofolio yang akan diambil.
Karena berdasarkan penelitian ini, tidak semua portofolio yang memiliki
saham Beta tinggi yang cenderung menghasilkan return tinggi itu baik
untuk kita berinvestasi didalamnya.
5. Hasil penelitian membuktikan bahwa kinerja portofolio yang diuji
menggunakan data periode masa lalu belum tentu menghasilkan hasil
yang sama diperiode berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa data masa
lalu tidak selalu bisa dijadikan sebagai acuan disebabkan oleh banyaknya
perubahan yang terjadi dalam kurun waktu yang begitu cepat.

129
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Internet :

(finance.detik.com, 2017). “Bagaimana Kondisi Ekonomi RI di 2017? Ini Prediksi Bank


Dunia”. Tanggal akses : 08 Agustus 2017. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-
bisnis/3453499/bagaimana-kondisi-ekonomi-ri-di-2017-ini-prediksi-bank-dunia
(finance.yahoo.com, 2017) ”Historical Data”. Tanggal akses : 26 Agustus 2017
https://finance.yahoo.com
(ilmu-ekonomi-id.com, 2016) “Pengertian Indeks Harga Saham dan Jenis-jenisnya”.
Tanggal akses : 7 September 2017. http://www.ilmu-ekonomi-
id.com/2016/09/pengertian-indeks-harga-saham-dan-jenis-jenisnya.html
(economy.okezone.com, 2012) “Indeks IDX30 yang memudahkan investor dalam
memilih saham” . Tanggal akses : 7 September 2017.
http://economy.okezone.com/read/2012/05/07/452/624860/indeks-idx30-yang-
memudahkan-investor-dalam-memilih-saham
(bareksa.com, 2017) “Mengacu Indeks IDX30, Reksa Dana Saham Victoria Resmi
Diluncurkan”. Tanggal akses : 7 September 2017.
http://www.bareksa.com/id/text/2017/03/23/mengacu-indeks-idx30-reksa-
dana-saham-victoria-resmi-diluncurkan-/15166/news
(IDX Fact Book, 2016). Bursa Efek Indonesia 2016. Diunduh tanggal 08 November
2016. http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/factbook.aspx. dan
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/statistik.aspx
(infojabodetabek.com). “Daftar Saham Indeks IDX30”. Tanggal akses : 7 September
2017. https://www.infojabodetabek.com/daftar-saham-indeks-idx30/

Jurnal :
Prayogo, Ardyan. 2013. Pembentukan Portofolio Optimal pada Perusahaan
Keuangan di BEI. Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi. Vol. 1, No. 1,
Februari 2013.
Ramli, Anwar. 2010. Risk dan Return saham perusahaan industry barang konsumsi
di Bursa efek Indonesia. Jurnal aplikasi manajemen. Vol. 8, No.4, November
2010.

130
Tuerah, Citrayani. PERBANDINGAN KINERJA SAHAM LQ 45 TAHUN 2012
MENGGUNAKAN METODE JENSEN, SHARPE DAN TREYNOR. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Magister Manajemen Universitas Sam
Ratulangi Manado, Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 1444-1457.

Buku :
Bart, J, 1992, “International Diversification: Part I – Risk Reduction & Return
Enhancement”, Canadian Shareower 5: 10-11.
Brigham, Eugene F. & Daves, Philip R. 2004. Intermediate Financial Management.
Edisi 11. South-Western Cengage Learning.
Copeland, Thomas E., J Fred Weston, (1992), Financial Theory And Corporate
Policy, 5thEd, Addison-Wesley Publishing Company, Inc, USA.
Fabbozi, Frank J. 1999. Manajemen Investasi. Salemba Empat, Jakarta.
Fahmi, Irham & Lavianti, Yovi. 2011. Teori Portofolio dan Analisis Investasi: Teori
dan Soal Jawab. Bandung : Alfabeta.
Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Pasar Modal: Panduan Bagi para Akademisi dan
Praktisi Bisnis dalam Memahami Pasar Modal Indonesia. Bandung: Penerbit
Alfabeta Bandung.
________________.2014. Pengantar Manajemen Keuangan: Teori dan Soal Jawab.
Bandung: Alfabeta.
Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi. Edisi Pertama. Salemba Empat, Jakarta.
________________. 2009. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
BPFEUGM.
________________. 2012. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketujuh.
Yogyakarta: BPFE.
________________. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh.
Yogyakarta: BPFE
________________. 2014. Teori dan Praktik Portofolio dengan Excel. Jakarta:
Salemba Empat.
Husnan, Suad. 2015. Dasar-dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas. Edisi
Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

131
Jones, Charles P. 1995. Investment Analysis and Management 7thed, John Wiley &
Sons, Inc. USA.
________________. 2000. Investment Analysis and Management 7thed, John Wiley
& Sons, Inc. USA.
Keown, Arthur J., Martin, John D., Petty, J. William, Scott, David F. Jr., 2005,
Financial Management: Principles and Applications, Tenth Edition, Pearson
Education International, New Jersey.
Mardani, Rolan. 2017. Skripsi: Komparasi Keakuratan Capital Asset Pricing Model
(CAPM) dan Fama-French Three Factor Model Dalam Pembentukan
Portofolio Saham Pada 11 Perusahaan Besar Di BEI Periode 2005-2015.
Jambi: Fakultas Ekonomi, Universitas Batanghari.
Martalena dan Maya Malinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: Andi.
Reilly, FK. & Brown, KC. 2006. Investment Analysis and Portfolio Management,
Eighth Edition. Thomson Learning, Taunton.
Riyanto, 1995. Manajemen Investasi, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta
Robert Ang, 1997, Pasar Modal Indonesia, Mediasoft, Indonesia
Samsul, Mohammad, 2006, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Erlangga,
Jakarta.
Sartono, Agus R. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2013. Edisi 6. Research Methods for Business.
Chennai: John Wiley & Sons Ltd.
Sharpe, William F, 1995, “Risk, Market Sensitivy and Diversification”, Financial
Analysist Journal, Januari-Februari, pp. 84-88
Solnik, Bruno, H, 1995, “Why not Diversify Internationally rather than
Domestically”, Financial Analysist Journal, Januari-Februari, pp.89-94.
Statman, Meir, 1987, “How Many Stocks Make a Diversified Portofolio”, Journal of
Financial and Quantitative Analysis, Vol.22 no.2 September p.353-363.
Sumariyah, 1997, Teori Portofolio: Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, UPP
AMPN YKPN, Yogyakarta.
Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima. Yoyakarta:
UPP AMP YKPN.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius.

132
Veronica, Nanny. 2012. Kinerja Portofolio Syariah dan Portofolio Non Syariah di
Indonesia Tahun 2012. Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika.
Zubir, Zalmi. 2011. Manajemen Portofolio (Penerapannya dalam Investasi saham).
Jakarta : Salemba Empat.

133
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fanita
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Prabumulih, 5 Juli 1996
Agama : Buddha
Alamat di Bandung : Jl. Bukit Sari No. 1A, Ciumbuleuit Kel. Hegarmanah,
Kec. Cidadap, Bandung, Jawa Barat
Alamat Asal : Jl. Prof M Yamin No. 382, Kel. Pasar 1,
Kec.Prabumulih Utara, Prabumulih, Sumatra Selatan
Nomor Telepon : 087898332357
Email : fanitafof@ymail.com / fanitalam5@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. 2014 – 2018 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik
Parahyangan, Bandung
2. 2011 – 2014 SMA Negeri 1 Prabumulih
3. 2008 – 2011 SMP Negeri 1 Prabumulih
4. 2002 – 2008 SD Negeri 9 Prabumulih

134

Anda mungkin juga menyukai