Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tahapan penting dalam proses penelitian kuantitatif adalah penentuan
variable yang dijadikan objek. Variabel yang dimaksud meliputi sikap, motivasi,
dan minat mahasiswa berwirausaha dalam menjalankan wirausaha. Penumbuhan
minat wirausaha tidak dapat dilakukan serta merta tanpa adanya pendidikan dan
pelatihan yang dapat menggerakkan jiwa kewirausahaan seseorang. Apabila
seseorang yang mempunyai pendidikan rendah, maka dia tidak mempunyai
keberanian mengambil risiko. Hal ini dapat menghambat perkembangan aktualisasi
dirinya. Pengetahuan kewirausahaan mendukung nilai-nilai wirausaha terutama
bagi mahasiswa, sehingga diharapkan menumbuhkan jiwa usaha untuk
berwirausaha. Sikap, motivasi dan minat mahasiswa sangat dibutuhkan bagi
mahasiswa yang berwirausaha agar mampu mengidentifikasi peluang usaha,
kemudian mendayagunakan peluang usaha untuk menciptakan peluang kerja baru.
Minat mahasiswa dan pengetahuan mereka tentang kewirausahaan diharapkan akan
membentuk kecenderungan mereka untuk membuka usaha baru di masa mendatang
(Rosmiati, dkk, 2015).
Kewirausahaan telah lama menjadi perhatian penting dalam mengembangkan
pertumbuhan sosioekonomi suatu Negara. Dalam hal ini, tidak dapat dipungkiri
bahwa kewirausahaan dapat membantu menyediakan begitu banyak kesempatan
kerja, berbagai kebutuhan konsumen, jasa pelayanan, serta menumbuhkan
kesejahteraan dan tingkat kompetisi suatu Negara. Seiring dengan berkembangnya
arus globalisasi, kewirausaan juga semakin menjadi perhatian penting dalam
menghadapi tantangan globalisasi yaitu kompetisi ekonomi global dalam hal
kreativitas dan inovasi. Hal ini disebabkan karena, organisasi-organisasi yang
terampil dalam berinovasi, sukses menghasilkan ide-ide baru, akan mendapatkan
keunggulan bersaing dan tidak akan tertinggal di pasar dunia yang terus berubah
dengan cepat (Zuhrina, 2016).

1
1.2 Tujuan
a. Menghetahui teori-teori wirausaha.
b. Mengetahui pentingnya motivasi.
c. Mengetahui teknik-teknik motivasi diriuntuk berwirausaha.
1.3 Ruang Lingkup Materi
Dalam makalah ini akan dijelaskan apa itu wirausaha. Dalam berwirausaha
maka seorang wirausahawan harus tau teori-teori apa saja yang terdapat dalam
proses berwirausaha. Pada makalah ini akan dibahas juga mengenai apa apa saja
teori-teori dalam berwirausaha, mengapa dalam berwirausaha penting adanya
motivasi serta tektik-teknik memotivasi diri untuk berwirausaha dan faktor-faktor
apa saja yang memotivasi seseorang dalam berwirausaha.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori-teori Wirausaha


Istilah wirausaha atau entrepreneur pertama kali dikembangkan oleh Yoseph
Schumpeter, seorang ahli ilmu ekonomi neo-klasik, yang menjelaskan bahwa
pembangunan ekonomi justru tercipta oleh inisiatif golongan pengusaha yang
inovatif yang mengorganisasikan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat
secara keseluruhan. Kata wirausaha dalam Bahasa Indonesia, dan entrepreneur atau
entrepreneurship dalam Bahasa Inggris sebenarnya merupakan padanan Bahasa
Perancis yaitu entreprendre yang diartikan berusaha, memulai dan mencoba
(Suryana, 2003).
Walaupun pekerja mandiri (wirausaha) berdasarkan kelompok etnis lebih
banyak dibahas dari perspektif sosiologi, namun dari persepktif ilmu ekonomi tidak
bisa diabaikan karena perbedaan etnis itu sendiri merupakan hal yang cukup
berperan dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Penelitian dari segi ilmu
ekonomi lebih cenderung memfokuskan pada karakteristik individu seperti
perbedaan tingkat pendidikan ataupun jenis kelamin, dibandingkan fokus kepada
perbedaan etnis.
Peran kewirausahaan dalam suatu negara memberikan dampak yang besar di
bidang perekonomian negara tersebut. Kewirausahaan dapat menaikkan tingkat
kesejahteraan masyarakat dengan cara membuka lapangan pekerjaan baru.
Kewirausahaan juga dapat menaikkan pemasukan pajak dalam suatu negara. Tanpa
adanya wirausaha maka dapat dikatakan perekonomian negara tersebut akan
mengalami kemunduran (Kasmir,2013).
Teori-teori kewirausahaan diantaranya sebagai berikut (Suryana, 2011) :
1) Teori ekonomi.
Teori ini menyatakan bahwa entrepreneur akan muncul dan berkembang
kalau ada peluang ekonomi, maka dalam mengembangkan usaha dapat
berwujud pada tindakan yaitu :
a. Secara sengaja menciptakan peluang ekonomi.

3
b. Menyebarluaskan informasi tentang peluang ekonomi.
c. Menawarkan insentif agar orang mau menanggung resiko
d. Menjadi inovator dan membangun organisasi.
2) Teori sosial.
Teori ini menyatakan bahwa warisan sosial merupakan salah satu penentu
utama dalam kewirausahaan maka dalam mengembangkan usaha suatu
masyarakat tertentu harus dipertimbangkan ketimpangan-ketimpangan sosial
yang mempengaruhi serta harus melakukan rekayasa-rekayasa sosial untuk
meluruskannya. Teori ini didasari atas adanya perbedaan tanggapan atas
berbagai kelompok sosial seperti ras, suku, agama, dan kelas sosial.
3) Teori psikologi.
Teori ini menyatakan bahwa suksesnya seorang entrepreneur tidak
tergantung pada keadaan lingkungan, tetapi pada faktor kepribadian.
Dalam teori ini dikatakan bahwa hubungan antara prilaku kewirausahaan
dengan kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) sangat erat.
Kebutuhan untuk berprestasi terbentuk pada masa anak-anak antara lain melalui
isi bacaan untuk anak-anak sekolah dasar. Oleh sebab itu kebutuhan untuk
berprestasi harus ditanamkan sejak usia dini.
4) Teori prilaku.
Teori ini menyatakan bahwa prilaku seorang entrepreneur adalah hasil dari
sebuah kerja yang berlandasakan pada konsep dan teori bukan karena sifat
kepribadian seseorang atau berdasarkan intuisi. Jadi menurut teori ini
kewirausahaan dapat diperlajari dan dikuasai secara sistematis, sistematik dan
terencana.
Wirausaha memiliki beberapa tujuan yaitu (Suryana, 2011) :
1. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas.
2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk
menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
3. Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan
dikalangan masyarakat yang mampu, andal, dan unggul.

4
4. Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang
tangguh dan kuat terhadap masyarakat.
Dari beberapa penelitian mengindikasikan bahwa pemilik bisnis mikro, kecil,
dan atau menengah percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras,
menghasilkan lebih banyak uang, dan lebih membanggakan daripada bekerja di
suatu perusahaan besar. Sebelum mendirikan usaha, setiap calon wirausahawan
sebaiknya mempertimbangkan manfaat kepemilikan bisnis mikro, kecil, dan atau
menengah (Kasmir, 2013).
Terdapat beberapa teori untuk memahami motivasi berwirausaha, diantaranya yaitu
(Hendro, 2011) :
1) Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow
a. Memuaskan kebutuhan fisiologis/dasar (Basic Need). Memperoleh uang
secara mandiri untuk kebutuhan fisik yaitu makanan, minuman, perumahan,
seks, dan istirahat.
b. Memuaskan kebutuhan rasa aman (Safety Need). Memperoleh rasa aman
dalam berkehidupan berkeluarga, dan bermasyarakat dengan terpenuhinya
aspek-aspek perlindungan melalui keberhasilan usaha.
c. Memuaskan kebutuhan sosial (Social Need). Memperoleh keleluasaan dan
peluang yang lebih besar untuk melakukan kontak sosial dalam membangun
persahabatan dan relasi bisnis.
d. Memuaskan kebutuhan penghargaan (Self Esteem Need). Memperoleh rasa
hormat dari lingkungan sesuai dengan kedudukan sebagai pimpinan/pemilik
dalam bisnis pribadi.
e. Memuaskan kebutuhan pengakuan diri (Self Actualization). Memperoleh
pengakuan masyarakat atas hasil karyanya yang bermanfaat bagi
kepentingan banyak orang.
2) Teori Prestasi dari David Mc. Clelland
Jika seseorang memiliki keinginan berprestasi dalam bidang kewirausahaan
maka akan berpengaruh terhadap minat bberwirausaha seseorang.
Wirausahawan yang berhasil ialah mereka yang mempunyai motif berprestasi
yang tinggi. Sifat khas motif berprestasi tinggi yaitu:

5
a. Mempunyai komitmen dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan,
b. Cenderung memilih tantangan,
c. Selalu jeli melihat dan memanfaatkan peluang,
d. Objektif dalam setiap penilaian,
e. Selalu memerlukan umpan balik
f. Selalu optimis dalam situasi kurang menguntungkan,
g. Berorientasi laba,
h. Mempunyai kemampuan mengola secara proaktif.
Terdapat empat motivasi bagi seseorang untuk berwirausaha, yaitu sebagai berikut
(Kasali, 2010) :
1. Laba. Dapat menentukan berapa laba yang dikehendaki, keuntungan yang
diterima, dan berapa yang akan dibayarkan kepada pihak lain atau pegawainya.
2. Kebebasan. Bebas mengatur waktu, bebas dari supervise, bebas aturan main
yang menekan atau intervensi, dan bebas dari aturan budaya organisasi atau
perusahaan. Impian personal Bebas mencapai standar hidup yang diharapkan,
lepas dari rutinitas kerja yang membosankan, karena harus mengikuti visi, misi,
impian orang lain. Imbalan untuk menentukan nasib/visi, misi, dan impiannya
sendiri.
3. Kemandirian. Memiliki rasa bangga, karena dapat mandiri dalam segala hal,
seperti permodalan, mandiri dalam pengelolaan/manajemen, mandiri dalam
pengawasan, serta menjadi manajer terhadap dirinya sendiri.
Wirausaha tentu memiliki keterkaitan satu sama lain dengan kewirausahaan,
maka dari itu kita juga perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan
kewirausahaan. Istilah kewirausahaan (entrepreneur-ship) sering kali
dicampuradukkan dengan pengertian berwirausaha (entrepreneurial) dan
wirausahawan (entrepreneur) (Helmi, 2006). Minat dapat didefinisikan sebagai
sesuatu yang membangkitkan perhatian pada suatu hal. Minat mengindikasikan apa
yang diinginkan atau dilakukan orang atau apa yang mereka senangi. Seseorang
yang berminat pada suatu hal, maka segala tindakan atau apa yang dilakukan akan
mengarahkannya pada minatnya tersebut. Minat berwirausaha di Indonesia masih
sangat rendah. Jumlah wirausahawan di Indonesia baru 0,18 persen dari jumlah

6
penduduk, masih jauh di bawah negara lain yaitu dibandingkan dengan Malaysia
yang sudah 2 persen, Amerika 4 persen, dan Singapura 7 persen. Suatu negara akan
maju dan stabil perekonomiannya jika penduduk yang menjadi wirausahawan
minimal 2 persen dari jumlah penduduk (Helmi,2009).
Karakteristik kewirausahaan merupakan kualitas atau sifat yang tetap terus
menerus dan kekal yang dapat dijadikan ciri untuk mengidentifikasi seorang
pribadi, suatu objek, suatu kejadian, integrase atau sintesis dari sifat-sifat individual
dalam bentuk suatu atau kesatuan dan kepribadian seseorang, diperimbangkan dari
titik pandangan etis dan moral. Sementara sikap kewirausahaan adalah sikap
seseorang yang mempunyai n-ach yang tinggi dari kehidupan sehari-hari atau ciri-
ciri sikap seorang wirausaha (Faisal,2002).
2.2 Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang mendorong
orang tersebut untuk melakukan sesuatu, termasuk menjadi young entrepreneur
(Sarosa, 2005). Kebanyakan orang yang berhasil di dunia ini mempunyai motivasi
yang kuat yang mendorong tindakan-tindakan mereka. Mereka mengetahui dengan
baik yang menjadi motivasinya dan memelihara motivasi tersebut dalam setiap
tindakannya. Baum, Frese, and Baron (2007) menjelaskan bahwa motivasi dalam
kewirausahaan meliputi motivasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan
kewirausahaan, seperti tujuan yang melibatkan pengenalan dan eksploitasi terhadap
peluang bisnis. Motivasi untuk mengembangkan usaha baru diperlukan bukan
hanya oleh rasa percaya diri dalam hal kemampuannya untuk berhasil, namun juga
oleh kemampuannya dalam mengakses informasi mengenai peluang
kewirausahaan.
Motivasi didefinisikan sebagai keadaan dalam diri individu yang
menyebabkan mereka berperilaku dengan cara yang menjamin tercapainya suatu
tujuan. Motivasi menerangkan mengapa orang-orang berperilaku seperti yang
mereka lakukan. Semakin wirausahawan mengerti perilaku anggota organisasi,
semakin mampu mereka mempengaruhi perilaku tersebut dan membuatnya lebih
konsisten dengan pencapaian tujuan organisasional. Karena produktivitas dalam
semua organisasi adalah hasil dari perilaku anggota organisasi, mempengaruhi

7
perilaku ini adalah kunci bagi wirausahawan untuk meningkatkan produktivitas
(Bachruddin, dkk, 2002). Berikut model-model motivasi.
a. Model motivasi kebutuhan-tujuan.
Model motivasi kebutuhan dan tujuan dimulai dengan perasaan kebutuhan
individu. Kebutuhan ini kemudian ditransformasi menjadi perilaku yang
diarahkan untuk mendukung pelaksanaan perilaku tujuan. Tujuan dari perilaku
tujuan adalah untuk mengurangi kebutuhan yang dirasakan. Secara teoritis, perilaku
mendukung tujuan dan perilaku tujuan berkelanjutan sampai kebutuhan yang
dirasakan telah sangat berkurang.
Contoh, seseorang mungkin merasakan kelaparan. Kebutuhan ini
ditransformasikan pertama kedalam perilaku yang diarahkan untuk mendukung
pelaksanaan perilaku tujuan untuk makan. Contoh dari perilaku yang mendukung
termasuk juga aktivitas-aktivitas seperti membeli, memasak dan menyajikan
makanan untuk dimakan. Perilaku pendukung tujuan tersebut dan perilaku tujuan
makan itu sendiri akan berkelanjutan sampai individu merasakan kebutuhan lapar
menjadi berkurang. Sekali individu mengalami kebutuhan lapar kembali, daur
tersebut akan mulai kembali.
b. Model ekspektasi motivasi Vroom
Model ekspektasi Vroom mengatasi beberapa kerumitan tambahan. Model
ekspektasi Vroom didasarkan pada premis bahwa keburuhan yang dirasakan
menyebabkan perilaku kemanusiaan. Akan tetapi, Disamping itu model ekspektasi
Vroom mengungkapkan isu kekuatan motivasi. Kekuatan motivasi adalah tingkatan
keinginan individu untuk menjalankan suatu perilaku. Ketika keinginan meningkat
atu menurun, kekuatan motivasi dikatakan berfluktuasi.
Portel dan Lawler telah mengembangkan suatu model motivasi yang
menggambarkan uraian proses motivasi yang lebih lengkap disbanding model
kebutuhan-tujuan atau model ekspektasi Vroom. Model motivasi Porter-Lawler ini
konsisten dengan dua model sebelumnya dimana model ini menerima premis
bahwa (Dwi, 2003):
a. Kebutuhan yang dirasakan akan menyebabkan perilaku kemanusiaan

8
b. Usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tugas ditentukan oleh nilai balas
jasa yang dirasakan yang dihasilkan dari suatu tugas dan probabilitas bahwa
balas jasa tersebut akan menjual nyata.
Disamping itu, model motivasi Porter-Lawler menekankan tiga karakteristik lain
dari proses motivasi (Dwi, 2003):
1. Nilai balas jasa yang dirasakan ditentukan oleh baik balas jasa intrinsic
danyang menghasilkan kepuasan kebutuhan ketika suatu tugas diselesaikan.
Balas jasa intrinsik berasal langsung dari pelaksanaan suatu tugas, sementara
balas jasa ekstrinsik tidak ada hubungannya dengan tugas itu sendiri.
2. Tingkatan dimana individu secara efektif menyelesaikan suatu tugas ditentukan
oleh dua variablel:
a. Persepsi individu tentang apa yang diperlukan untuk mrlaksanakan suatu
tugas
b. Kemampuan sesungguhnya daru individu untuk menjalankan suatu tugas.
3. Keadilan balas jasa yang dirasakan akan mempengaruhi jumlah kepuasan yang
dihasilkan oleh balas jasa tersebut. Pda umumnya, semakin adil balas jasa yang
dirasakan oleh individu, semakin besar kepuasan yang dirasakan sebagai hasil
dari menerima balas jasa tersebut.
Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari
dalam maupun luar karyawan, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi
atau memuaskan suatu kebutuhan untuk lancarnya usaha tersebut. Peran motivasi
dalam berwirausaha dapat dianalogikan sebagai bahan bakar penggerak mesin.
Motivasi berwirausaha yang memadai akan mendorong untuk berperilaku aktif
dalam berwirusaha, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh
negatif terhadap keefektifan usaha tersebut. Motivasi juga berfungsi untuk
mempengaruhi minat berwirausaha. Minat seseorang terhadap suatu obyek
diawali dari perhatian seseorang terhadap obyek tersebut. Minat merupakan sesuatu
hal yang sangat menentukan dalam setiap usaha, maka minat perlu
ditumbuhkembangkan pada diri setiap entrepreneur. Minat tidak dibawa sejak
lahir, melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.

9
Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar pribadi sehingga kedudukan minat tidaklah stabil karena
dalam kondisi-kondisi tertentu, minat dapat berubah-rubah, tergantung faktorfaktor
yang mempengaruhinya. Minat bertalian erat dengan perhatian, maka faktor-faktor
tersebut adalah pembawaan, suasana hati atau perasaan, keadaan lingkungan,
perangsang dan kemauan (Nurwakhid dalam Zuhrina, 2016).
2.3 Pentingnya Motivasi
Dalam dunia bisnis wirausaha, motivasi memegang peranan dalam prosentase
pencapaian keberhasilan usaha. Hal ini karena tidak semua orang mempunyai
keberanian dalam memutuskan diri menggeluti dunia wirausaha. Banyak orang
yang merasa ragu atas kemampuannya dalam kegiatan wirausaha. Oleh karena
itulah, maka penting sekali keberadaan motivasi untuk berwirausaha. Keberadaan
motivasi dalam berwirausaha tidak lain adalah untuk dapat mengembangkan diri
secara maksimal berbasis pada kemampuan usaha. Setiap orang, sebenarnya
mempunyai kemampuan untuk berusaha, tetapi dalam konteks usaha komersial,
masih banyak orang yang meragukan kemampuan dirinya. Pengembangan diri ini
kita lakukan sebagai langkah konkrit untuk menghadapi kehidupan ini dengan lebih
baik. Seperti kita ketahui, perkembangan pola dan kondisi kehidupan sedemikian
pesat sehingga jika tidak diimbangi dengan pengembangan diri, maka kita dapat
terlindas oleh roda kehidupan. Membahas mengenai motivasi, semua orang sangat
memerlukan dorongan dalam hal psikologis. Terutama di saat diri merasa down dan
membutuhkan semangat lain agar terpacu untuk melanjutkan hidup. Motivasi
memiliki manfaat tersendiri dan itulah mengapa perlu diketahui pentingnya
motivasi tersebut yaitu sebagai berikut (Rosmiati dkk, 2015) :
1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Dalam hal ini motivasi berperan penting dalam melakukan setiap tindakan
seseorang. Seperti, awalnya seorang karyawan tidak ingin melakukan satu
pekerjaan tertentu, namun karena ia mengetahui dampak yang akan terjadi maka
sesulit apapun tetap dilakukan. Jadi, motivasi sebagai pendorong perbuatan ini
dapat mempengaruhi tindakan apa yang akan diambil selanjutnya setelah
merasakan dorongan dalam diri.

10
2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Ketika rasa malas itu datang, kemudian muncullah motivasi dorongan diri untuk
berencana melakukan sesuatu. Setelah itu, mulailah alam bawah sadar kita akan
tergerak untuk melakukan sesuatu hal. Inilah yang dinamakan motivasi penggerak
perbuatan.
3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Motivasi seperti ini menentukan apa yang harus dikerjakan dan dilakukan yang
mendukung untuk mencapai tujuan. Seperti, saat merasakan hal terbesar dalam diri
pada saat melakukan sesuatu. Rasa malas, jenuh, dan apapun itu menjadi
terkalahkan dengan rasa motivasi tersebut.
2.4 Faktor yang Memotivasi Wirausaha
Beberapa sosiolog berpendapat bahwa pekerja mandiri/wirausaha lebih banyak
berasal dari kelompok migran yang tidak tinggal secara permanen di daerah tujuan.
Mereka datang untuk bekerja dengan waktu yang relatif singkat dan bukan tinggal
untuk lebih lama di daerah tujuan. Light (1972), Sowell (1981) dan Moore (1983)
mengungkapkan tentang adanya disadvantage theory pada kelompok imigran
minoritas di Amerika Serikat yang menyebabkan kelompok tertentu cenderung
memilih menjadi pekerja mandiri dibandingkan pekerja upahan. Kemudian Light
(1984) mengungkapkan tentang cultural theory, bahwa nilai budaya yang
terkandung dalam etnis tertentu dapat menjadi alasan mengapa seseorang
cenderung memilih untuk menjadi wirausaha. Sumber budaya etnis itu antara lain:
budaya berwirausaha, perpindahan atau skil transmisi dalam kelompok etnis yang
bersangkutan, dan juga solidaritas kelompok etnis seperti orientasi untuk merantau,
jaringan/organisasi etnis pendukung baik formal maupun informal. Sosiolog
lainnya yaitu Aldrich dan Waldinger (1990) meneliti dan menjelaskan bahwa suatu
kelompok etnis dapat mentransfer informasi yang berhubungan dengan kiat-kiat
menjalankan bisnis kepada kelompok etnisnya. Kedua ahli ini menyatakan bahwa
beberapa kelompok etnis minoritas sukses menjadi entrepreneur dikarenakan
atribut kultural dan budaya mereka. Misalnya, individu dari kelompok etnis yang
kental dengan (misalnya etnis Cina) biasanya lebih sukses berwirausaha

11
dibandingkan dengan individu dari kelompok etnis yang tidak memiliki tradisi
tersebut (Fairlie dan Meyer dalam Nasri Bachtiar, 2012).

Tabel 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Individu Menjadi Self Employed


Workers
The Sociology Literature The Economics Literature
Kemampuan menguasai produk
Disadvantage theory : barang dan jasa etnis mereka
Light (1972)
 kemiskinan, pengangguran (positif dan signifikan).
Sowell George J
dan diskriminasi Sosial ekonomi karakter yang
(1981) Borjas
 kurangnya sumber daya mempengaruhi individu menjadi
Moore (1986)
manusia (ketidakmampuan entrepreneur, antara lain
(1983)
berbahasa Inggris) pendidikan, umur dan status
perkawinan.
Cultural theory : nilai
budaya
Ras kulit putih yang memiliki skill
dalam etnis tertentu, seperti : Borjas
cenderung menjadi self employed,
a. Budaya wirausaha dan
Light (1984) sedangkan ras kulit hitam dan Asia
b. Skil transmisi Bronars
yang minim skil cenderung
c. Solidaritas kelompok etnis (1989)
menjadi self employed
d. Orientasi untuk merantau
e. Jaringan/organisasi etnis
Terdapat hubungan yang positif
Perspektif yang tidak Robert dan signifikan antara pekerja
menguntungkan terhadap Fairlie mandiri dengan tingkat pendidikan
etnis dan dan tahun migrasi.
Min (1984)
tertentu (seperti: etnis Korea Bruce Probabilitas pekerja menjadi
di Meyer entrepreneur meningkat bila usia
USA) (1994) meningkat, telah menikah dan
punya lebih banyak anak.
Pendapatan sebagai pekerja
Suzanne mandiri bagi pria dan wanita lebih
Aldrich dan
Atribut kultural dan transfer Heller rendah dibandingkan pendapatan
Waldinger
informasi antaretnis tertentu Clain mereka sebagai pekerja upahan,
(1990)
(2000) namun penurunan gap ini lebih
besar pada wanita.

2.5 Teknik-Teknik Motivasi Diri untuk Berwirausaha


Ada banyak cara atau teknik-teknik yang dapat kita lakukan untuk memotivasi
diri sendiri dalam berwirausaha, berikut adalah beberapa teknik motivasi diri dalam
berwirausaha (Austhi, 2017) :
1. Membuat sebuah gol
Membuat gol atau sasaran dalam setiap kegiatan merupakan hal penting agar
selalu fokus pada apa yang akan dikerjakan atau dilakukan. Dalam bisnis atau
sebuah usaha hal ini sangat disarankan, membuat sasaran pencapaian harian,
mingguan, bulanan, bahkan sasaran jangka panjang, seperti apa usaha dan
pekerjaan pada 10 tahun yang akan datang. Menentukan sebuah sasaran pun harus

12
dengan berbagai analisa dan persiapan kemungkinan target yang rasional agar
lebih terukur dan lebih berhasil.
2. Selalu mengingat target
Setelah menentukan sasaran atau target, langkah selanjutnya adalah
berusaha untuk selalu mengingat apa yang telah ditargetkan. Membuat catatan
khusus tentang target bisnis atau membuat poster menarik. Pada banyak
perusahaan besar pun mereka menempatkan poster-poster tentang target dan
tujuan perusahaan di tempat karyawannya bekerja, mengenalkan karyawannya
agar tahu apa visi misi dan sasaran perusahaannya.
3. Meminta bantuan kepada yang ahli
Salah satu hal yang perlu dilakukan ketika mulai menemukan masalah
dalam upaya pencapaian target adalah dengan meminta bantuan kepada yang
ahli atau orang yang telah lebih sukses. Sangat umum kesalahan atau kegagalan
mencapai target yang bertubi-tubi akan sangat berimbas pada kendornya
semangat dalam memotivasi diri. Meminta bantuan kepada ahlinya adalah hal
yang sangat efektif, jika memungkinkan bisa saja mengikuti pelatihan pada
bidang bisnis yang sesuai sambil mengkonsultasikan permasalahan yang
dihadapi.
4. Berpikir positif
Meski terdengar sangat mudah, nyatanya berpikir positif tidak mudah.
Ketika usaha mengalami kemunduran target selalu tidak tercapai maka
berpikiran positif menjadi hal yang sulit untuk diwujudkan. Penyadaran diri
akan pentingnya berpikir positif diharapkan dapat membantu menjaga sikap
positif ini. Selalu belajar dari masalah yang dihadapi dan pendekatan serta doa
dapat membangkitkan sikap ini lebih baik.

13
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Studi Kasus
Pengembangan karakter kewirausaahan di Indonesia saat ini belum semua
dapat berkembang dengan baik karena banyaknya pendapatan penduduk yang
rendah, banyaknya pengangguran, dan kondisi ekonomi dan sosial yang tertinggal
di bandingankan dengan Negara maju. Oleh karena itu penduduk yang tidak
memiliki penghasilan yang tetap dan tidak memiliki kemmpuan berwirausaha akan
memiliki pendapatan yang rendah, maka seharusnya jiwa kewirausahaan di
Indonesia harus di tingkatkan untuk membantu mengembangkan perekonomian
Negara Indonesia.
Kewirausaahan merupakan faktor yang dapat mendorong peningkatan
perekonomian di Indonesia karena dapat meningkatkan kreatifitas dan kemampuan
masyarakat dalam menyalurkan ide dan kreasinya, dan juga dapat menarik investor
Negara asing untuk modalnya di Indonesia apabila kewirausahaan berjalan dengan
baik.
Kewirausahaan merupakan faktor yang dapat mendorong peningkatan
perekonomian di Indonesia karena dapat meningkatkan kreatifitas dan kemampuan
masyarakat dalam menuangkan ide dan kreasinya, dan juga dapat menarik investor
asing untuk menyimpan modalnya di Indonesia. Berdasarkan studi kasus yang
bertemakan “motivasi seorang disabilitasi tuna daksa dalam berwirausaha”, yang di
tulis oleh Adi wahyu pratama, kasus ini menceritakan tentang kendala yang dialami
seorang penderita disabilitasi dalam membangun usahanya dan kemudian
mendapatkan motivasi untuk melanjutkan dan mempertahankan usahanya.
Informan berasal dari latar belakang ekonomi keluarga kurang mampu.
Kondisi tersebut menjadikan subjek ingin berwirausaha dengan tujuan sukses dan
mandiri. Hal ini sesuai dengan teori Segal toleransi akan resiko, keberhasilan diri
dalam berwirausaha, dan kebebasan dalam bekerja memiliki pengaruh positif
terhadap minat berwirausaha. Bentuk harapan dan cita-cita informan yang muncul
dengan latar belakang keluarga kurang mampu yaitu: inginsukses, mandiri dan
melanjutkan usahanya.

14
Berdasarkan studi kasus yang dikemukakan oleh Adi Wahyu Pratama (2017),
yang berbicara tentang kendala atau masalah yang dialami oleh seorang disabilitas
tuna daksa dalam membangun usahanya dan kemudian mendapatkan motivasi
untuk melanjutkan dan mempertahankan usahanya sebagai pembuat kerajinan
boneka, yang sudah mulai banyak diminati oleh masyarakat sekitar.
Berasal dari keluarga yang kurang mampu yang akhirnya menjadikan dia ingin
berwirausaha dengan tujuan yang ingin sukses dan bisa mandiri. Hal ini sesuai
dengan teori tentang toleransi akan resiko, keberhasilan diri dalam berwirausaha,
dan kebebasan dalam bekerja memiliki pengaruh positif terhadap minat atau
motivasi dalam berwirausaha. Kendala yang dihadapi adalah berkaitan dengan
keinginan pelanggan yang tidak dapat terpenuhi, atau mesin yang digunakan oleh
penyandang disabilitas rusak, modal yang tidak cukup, dan juga rasa malas. Dia
pun kadang merasakan minder dan rendah diri saat ingin memulai sebuah usaha
dikarenakan pandangan orang sekitar yang berujung pada rendahnya pendapatan
mereka. Apalagi dari sebuah latarbelakang keluarga yang kurang mampu, sering
terkendala pada modal dan alat yang akan dibutuhkan dan digunakan kedepannya.
3.2 Solusi
Entrepreneurship pada dasarnya adalah upaya menciptakan nilai tambah
dengan menangkap peluang bisnis dan mengelola sumber daya untuk
mewujudkannya, tentunya harus disertai pengambilan risiko dengan porsi yang
tepat. Sebagai variabel pendukung proses pembangunan nasional, pengembangan
kewirausahaan harus dilakukan secara sistematik dan integratif. Pendekatan
sistematik dilakukan melalui sistem kelembagaan, sedangkan secara integratif
harus memperhatikan setiap komponennya yakni pemilik, pekerja dan lingkungan
bisnis. Kebijakan pengembangan kewirausahaan yang ada masih belum fokus pada
kegiatan bagaimana menumbuhkan bibit-bibit wirausahawan baru. Kebijakan yang
ada hanya sebatas mengembangkan dan memotivasi wirausaha yang sudah ada.
Perdagangan merupakan sektor utama perekonomian masyarakat Kota Pekanbaru.
Kebijakan pengembangan kewirausahaan hendaknya dapat berfokus untuk
menfasilitasi dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh dan

15
berkembangnya wirausahawan baru. Salah satunya adalah bagaimana menemukan
wirausahawan baru dari lingkungan sekolah (Nasri, 2012).
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dalam berwirausaha
pada studi kasus ini adalah dengan mengerjakan jahitan dengan hati-hati, untuk
segera memperbaiki mesin yang rusak, dan pergi menghibur diri saat sedang penat
atau lelah. Terkendala dengan keinginan pelanggan yang tidak terpenuhi dapat
menyelesaikan masalahnya dengan lebih hati-hati lagi saat pengerjaannya. Solusi
untuk kendala mesin yang rusak adalah dengan segera mungkin memperbaiki mesin
yang rusak tersebut agar dapat melanjutkan pekerjaannya kembali. Rasa malas dan
merasa minder, solusinya adalah tetap percaya dan berpikir positif bahwa dari
kekurangan yang dimiliki bisa saja apabila dikembangkan dapat menjadi sebuah
kelebihan yang tidak bisa dilakukan oleh orang normal lainnya. Karena
bagaimanapun meskipun seorang penyandang disabilitas bukan berarti tidak bisa
melakukan apa yang orang normal lain lakukan, mereka juga punya hak untuk
mendapatkan penghormatan, perlindungan, pemenuhan hak, dan masih banyak lagi
selayaknya orang normal lainnya.

16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang mendorong
orang tersebut untuk melakukan sesuatu, termasuk menjadi young
entrepreneur. Motivasi didefinisikan sebagai keadaan dalam diri individu
yang menyebabkan mereka berperilaku dengan cara yang menjamin
tercapainya suatu tujuan. Motivasi menerangkan mengapa orang-orang
berperilaku seperti yang mereka lakukan.
b. Motivasi atau dorongan seseorang dalam melakukan sesutau bergantung
pada kepribadian dan pola piker serta tidak terlepas dari faktor- faktor lua
lainnya yang akan memberi tantangan dan melatih seorang dalam
melangkah.
c. Seorang wirausahawan dalam mencapai tujuannya memiliki mind set yang
akan memberi dirinya kekuatan dan dorongan mencakup presepsi dan
kemampuan individunya untuk menjalankan usaha- usaha yang akan
dilakukan dalam mencapai tujuannya. Dari hal tersebut seorang
wirausahawan mampu menempatkan dan membimbing dirinya untuk terus
berusaha.
4.2 Usul dan Saran
4.2.1 Saran untuk Laboratorium
Saran saya untuk Laboratorium Kebijakan dan Kewirausahaan Faultas
Kehutanan Universitas Hasanuddin yaitu semoga bias menjadi wadah bagi
mahasiswa dalam mengembangkan pengetahuan dalam lingkup
kewirausahaan serta pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan kebijakan
dan kewirausahaan.
4.2.2 Saran untuk Asisten
Saya menucapkan terima kasih banyak karena telah membantu kami dalam
pengerjaan tugas kami. Semoga tetap semangat dan tetap menjalin hubungan
baik dengan praktikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Aidha, Zuhrina. (2016). Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha


Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara. Jurnal JUMANTIK. Vol 1 (1): 42-59.

Austhi, Deby. (2017). Motivasi Berwirausaha dan Kesuksesan Berwirausaha Pada


Wirausahawan Wanita Anne Avantie. Jurnal AGORA. Vol 5 (1).

Bachruddin, Zaenal, Mudrajad Kuncoro, Budi Prasetyo Widyobroto, Tridjoko


Wismu Murti, Zuprizal, Ismoyo. (2002). Kajian Pengembangan Pola
Industri Pedesaan Melalui Koperasi dan Usaha Kecil. LPM UGM dan
Balitbang Departemen Koperasi & PPK. Yogyakarta.

Bachtiar, Nasri. (2012). The Analysis of Factors that Affect the Motivation to
Undertake Entrepreneurship in Pekanbaru City. Padang. Jurnal
Kependudukan Indonesia. Vol 7 (1): 93-114.

Dwi, Benedicta Prihatin. (2003). Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi


Kepribadian. Jakarta: Grasindo

Faisal. (2002). Kalau Begitu, Saya Berani Berwirausaha. Jakarta: Bina Rena
Pariwara.

Helmi, Fadilla Avin. (2009). Kewirausahaan di Perguruan Tinggi dalam Perspektif


Psikologi. Yogyakarta. Buletin Psikologi. Vol 17 (2): 57-65.

Kasmir. 2013. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana. 334 hal.

Kementrian Pendidikan Nasional. (2010). Pengembangan Pendidikan


Kewirausahaan. Bahan Pelatihan: Penguatan Metodologi Pembelajaran
Berdasaekan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan
Karakter Bangsa, Jakarta: Badan Penelituan dan Pengembangan
Kemendiknas. Pusat Kurikulum.

18
Rosmiati, dkk. (2015). Sikap, Motivasi dan Minat Berwirausaha Mahasiswa. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 17 (1): 21-30.

Suryana. (2003). Kewirausahan: Pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses
(Edisi Revisi). Jakarta: Salemba Empat.

Suryana. (2011). Kewirausahaan Pendoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju


Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

19
LAMPIRAN

20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Anda mungkin juga menyukai