Anda di halaman 1dari 21

RMK 1 – KELOMPOK 4

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN


“Intoduction to management accounting & cost management system – contemporary
management accounting system”

Dosen Pengampu : Dr. Asri Usman, SE.,M.Si.,AK.,CA

DISUSUN OLEH :
Muhammad Farhan – A014211003
Nursal Ikhsan – A014211008

KELAS B

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM PROFESI AKUNTANSI
MAKASSAR
2021
Intoduction to management accounting & cost management system – contemporary
management accounting system.
1. Konsep Dasar Akuntansi Manajemen

2.1 Pembebanan Biaya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, biaya adalah uang yang dikeluarkan untuk

mengadakan sesuatu. Definisi tersebut secara jelas mengartikan bahwa biaya merupakan

sebuah pengobanan atas uang yang dimiliki. Pengartian biaya yang hanya mendasarkan

pada bentuk uang merupakan pengartian biaya dalam arti sempit. Secara luas, pengertian

biaya dapat merujuk kepada segala pengorbanan yang harus diserahkan atas tindakan atau

pilihan yang diambil.

Menurut Hansen dan Mowen (2007) pengertian tersebut memiliki tiga unsur yang

menjadi acuan sebuah hal disebut sebagai biaya (cost). Pertama adalah kas atau nilai

setara kas. Hal tersebut menunjukkan bahwa biaya tidak selalu harus berupa uang (kas),

tetapi bisa juga berupa hal lain yang dapat bernilai uang. Unsur yang kedua yaitu

pengorbanan atas uang atau setaranya untuk mendapatkan barang dan jasa yang

diharapkan, menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh organisasi harus memberi

timbal balik yang diharapkan akan diterima. Organisasi tidak begitu saja mengeluarkan uang

(atau setara uang) tanpa memikirkan hasil dari pengeluaran tersebut. Unsur yang terakhir

adalah manfaat saat ini maupun masa depan yang diharapkan organisasi dari biaya yang

telah dikeluarkan. Organisasi biasanya memiliki tujuan baik jangka pendek maupun jangka

panjang. Biaya yang ditanggung atau dikeluarkan organisasi tersebut ditujukan untuk

mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan. Biaya yang diharapkan untuk menghasilkan

manfaat jangka panjang biasanya disebut dengan investasi.

Biaya dapat dibedakan dengan beban, semua beban adalah biaya tetapi tidak

semua biaya menjadi beban. Perbedaan utamanya terletak pada sifat timbal baliknya. Biaya

merupakan pengorbanan yang diharapkan manfaatnya masa kini maupun di masa

mendatang, tetapi beban merupakan biaya yang telah dipakai dan tidak lagi dapat memberi
manfaat di masa yang akan datang. Contoh dari biaya seperti pembelian bahan baku, sewa

dibayar dimuka, pembelian aset, dan lain sebagainya. Contoh dari beban seperti beban

listrik, beban gaji, beban administrasi, dan lain sebagainya. Perbedaan lain ada pada

penyajiannya dalam laporan keuangan. Jika beban disajikan dalam laporan laba-rugi

perusahaan, maka biaya dilaporkan dalam laporan arus kas.

Seorang manajer keuangan haruslah memahami betul konsep tentang biaya. Dalam

operasional perusahaan komersial, biaya yang dapat menjadi beban harus diperhitungkan

dengan cermat sebagai dasar manajemen untuk membuat keputusan dan menghindarkan

perusahaan dari kerugian. Beban yang terjadi pada kegiatan operasional perusahaan yang

sehat lebih kecil dari pendapatan yang diperolehnya, jika tidak maka dipastikan bahwa

perusahaan tersebut mengalami kerugian. Selain itu dengan memahami konsep biaya,

manajer keuangan dapat memberikan keputusan untuk menghentikan atau melanjutkan

proyek yang sedang berjalan, mengestimasi keuntungan, dan menghindari resiko kerugian.

Objek biaya merupakan konsep tentang biaya yang tidak kalah pentingnya. Objek

biaya merupakan sebuah tujuan atau sasaran dimana biaya diukur dan dibebankan sesuai

dengan satuannya. Objek biaya dapat berupa segala sesuatu yang dapat diidentifikasi,

misalnya departemen, produk, batch, pelanggan, proyek, pesanan, proses,

aktivitas,program, dan lain sebagainya. Pada awal perkembangan perhitungan biaya pada

perusahaan, objek biaya yang dipakai adalah berdasarkan produk, yaitu berupa hasil akhir

dari proses produksi. Namun, beberapa tahun belakangan perusahaan banyak memakai

aktivitas sebagai objek biaya. Penggunaan aktivitas sebagai objek biaya memiliki

keunggulan pada bagian pengendalian biaya. Selain itu, penggunaannya tidak hanya dalam

lingkup perusahaanmanufaktur tetapi dapat juga dipakai pada perusahaan jasa.Contoh

penggunaan aktivitas sebagai objek biaya antara lain kegiatan perakitan, finishing,

persiapan, pemasangan bagian tertentu, dan lain sebagainya. Setelah menentukan objek-

objek biaya yang akan dipakai, maka tugas manajer keuangan selanjutnya adalah
melakukan pembebanan biaya pada objek yang telah ditetapkan. Menurut Hansen dan

Mowen (2007), ada tiga metode pembebanan biaya,antara lain:

1. Direct Tracing (Penelusuran Langsung)

Direct tracing merupakan penelusuran yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan

membebankan biaya yang berkaitan langsung dan fisik dengan sebuah objek biaya.

Penelusuran pada umumnya dilakukan dengan cara pengamatan fisik komponen

pembentuk produk. Misalnya biaya untuk membuat sebuah baju antara lain bahan kain,

kancing, benang, resleting, tenaga kerja, dan lain sebagainya. Penelusuran langsung

memiliki kelemahan pada pembebanan biaya atas hal-hal yang secara tidak langsung

berhubungan dengan sebuah produk, misalnya jasa listrik, depresiasi alat, dan lain-lain.

2. Driver Tracing (Penelusuran Penggerak)

Driver tracing dapat diartikan sebagai penggunaan penggerak aktivitas untuk

membebankan biaya pada objek biaya. Penggerak (driver) diartikan sebagai faktor yang

menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya dan memiliki hubungan sebab-

akibat dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya. Diver tracing biasanya kurang

akurat jika dibandingkan dengan metode penelusuran langsung.

3. Indirect Cost/Allocation (Alokasi/Biaya Tidak Langsung)

Biaya tidak langsung merupakan biaya-biaya yang tidak memiliki hubungan kausal

secara langsung dengan sebuah objek biaya, sehingga tidak memungkinkan untuk

membebankan biaya dengan cara penelusuran langsung maupun melalui penggerak

(driver). Sebagai akibat dari tidak adanya hubungan antara biaya yang terjadi dengan objek

biaya maka pengalokasian biaya tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan

estimasi dan asumsi manajer keuangan.


2.2 Harga Pokok Produk dan Jasa

Perusahaan komersial pada dasarnya menghasilkan produk untuk mendapatkan

pemasukan (income). Produk tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yang

cukup berbeda, yaitu barang (tangible product) dan jasa (intangible product). Barang atau

produk berwujud biasanya dihasilkan dari pengolahan bahan baku hingga menjadi barang

setengah jadi atau barang jadi, seperti mobil, alat elektronik, makanan, furnitur, dan lain-lain.

Barang memiliki wujud fisik yang nyata dibandingkan dengan jasa. Jasa atau produk tak

berwujud biasanya berupa aktivitas pelayanan yang dilakukan oleh perusahaan untuk

membantu kepentingan konsumen dengan menggunakan fasilitas milik perusahaan,

contohnya persewaan, jasa audit, jasa penilai, perbankan, dan lain sebagainya. Perbedaan

jasa terhadap barang yang utama dapat diidentifikasi dalam empat dimensi, antara lain:

1. Intangibility

Jasa merupakan sebuah produk yang tidak berwujud secara fisik. Maksudnya keberadaan

produk tersebut tidak secara nyata dapat diidentifikasi oleh panca indera manusia, tetapi

manfaatnya dapat dinikmati oleh komsumen. Misalnya jasa audit, konsumen tidak

mengetahui bentuk fisik/proses audit tersebut seperti apa, tetapi merasakan manfaat dari

adanya kegiatan audit.

2. Perishability

Jasa merupakan produk yang tidak tahan lama, maksudnya adalahpemanfaatan produk

berupa jasa hanya dilakukan pada saat tertentu saja. Misalnya jasa pengamanan, produk

jasa tersebut hanya bisa dinikmati sepanjang kontrak/kesepakatan dibuat, lebih dari waktu

yang disepakati jasa tersebut sudah tidak dapat dinikmati lagi secara langsung.

3. Inseparability

Jasa merupakan produk yang tidak dapat memisahkan antara konsumen dan produsennya.

Kedua belah pihak berhubungan secara langsung dalam transaksi jasa ini.
4. Heterogenity

Produk jasa memiliki variasi yang sifatnya luas menyesuaikan dengan kepentingan

konsumen. Namun, produk jasa hendaknya memiliki sebuah standar sebagai kontrol atas

varian kepentingan konsumen.

Harga pokok produk merupakan pembebanan biaya yang digunakan untuk

mendukung tujuan manajerial perusahaan secara spesifik. Harga pokok produk yang

disajikan untuk masing-masing tujuan dapat berbeda. Hal ini sesuai dengan prinsip dalam

akuntansi biaya yaitu penetapan biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda pula. Oleh

karena itu perusahaan membutuhkan informasi tentang semua pendapatan dan biaya yang

berhubungan dengan suatu produk yang didukung oleh internal value chain. internal value

chain perusahaan merupakan seperangkat aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain

mengembangkan, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan melakukaan

pelayanan produk. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan objek dimana biaya dibebankan.

Untuk tujuan yang berbeda, informasi yang diambil berdasarkan objek biaya juga berbeda.

Misalnya untuk membuat keputusan strategis perusahaan, maka seluruh biaya atas

aktivitas-aktivitas tersebut harus diungkapkan. Berbeda jika untuk tujuan analisis taktis

manajemen, hanya beberapa aktivitas saja yang diungkapkan. Untuk penyajian laporan

keuangan eksternal, perusahaan biasanya hanya mencantumkan biaya produksinya saja.

Harga pokok produk dalam perusahaanmanufaktur biasanya berasal dari biaya

produksi yang menghitung tiga jenis biaya, antara lain:

1. Direct Material (Bahan Langsung)

Bahan langsung merupakan bahan baku produksi yang secara fisik dapat ditelusuri

langsung kepada sebuah produk. Biaya bahan langsung dibebankan pada biaya produk.

2. Direct Labor (Tenaga Kerja Langsung)


Tenaga kerja langsung adalah waktu dan tenaga yang dapat ditelusuri secara

langsung kepada produk yang dihasilkan. Item ini biasanya dihitung dengan satuan waktu

atau lama pekerja menyelesaikan sebuah pekerjaan. Pengamatan secara fisik/langsung

dilakukan untuk mengidentifikasi besar biayanya.

3. Overhead

Overhead merupakan pos terakhir dimana biaya-biaya yang ada tidak dapat

dimasukkan pada bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biayaoverhead juga

menampung biaya-biaya tidak langsung yang dipakai untuk mendukung produksi.

Selain pengelompokan ketiga biaya tersebut terdapat pula pengelompokan yang merupakan

kombinasi biaya yang dikenal dengan biaya utama dan biaya konversi. Biaya Utama

merupakan gabungan antara direct material dan direct labor. Sedangkan biaya konversi

adalah gabungan antara biaya direct labor dan biaya overhead. Biaya konversi pada

konsepnya adalah biaya yang dibutuhkan untuk mengubah bahan baku menjadi produk

olehan atau produk jadi.

Adapula biaya yang muncul diluar dari biaya untuk memproduksi barang, yang bisa disebut

dengan biaya non-produksi. Biaya Non-produksi pada umumnya dibedakan menjadi biaya

penjualan dan biaya administrasi. Biaya penjualan biasa disebut dengan biaya

mendapatkan pesanan dan biaya memenuhi pesanan yang terdiri dari biaya pemasaran,

distribusi, dan biaya pelayanan pasca penjualan. Sedangkan biaya administrasi yaitu

seluruh biaya yang tidak dapat dibebankan pada produksi maupun penjualan yang meliputi

pengembangan, layanan administrasi, dan lain sebagainya.

2.3 Penyusunan Laporan Laba Rugi

1. Laporan Keuangan Eksternal

Untuk memenuhi kebutuhan pelaporan eksternal, biaya-biaya diklasifikasikan berdasarkan

fungsi. Ketika menyusun laporan laba-rugi , biaya produksi dipisahkan dari biaya penjualan
dan administrasi. Hal ini dilakukan karena biaya produksi dipandang sebagai harga pokok

produk, sedangkan biaya penjualan dan administrasi dipandang sebagai biaya periode. Jadi,

biaya produksi yang melekat pada produk yang terjual diakui sebagai beban (harga pokok

penjualan) pada laporan laba-rugi. Biaya produksi yang melekat pada produk yang belum

terjual dilaporkan sebagai persediaan di neraca. Beban penjualan dan administrasi dianggap

sebagai biaya periode dan harus dikurangi setiap periode sebagai beban dan hal ini tidak

tampak pada neraca.

2. Laporan laba rugi: perusahaan manufaktur

Laporan laba rugi berdasarkan klasifikasi fungsional pada perusahaan manufaktur

ditunjukkan pada contoh berikut ini:

PT KELOMPOK 4

LAPORAN LABA RUGI

UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013

Penjualan Rp. xxx

Dikurangi Harga Pokok Penjualan

Persediaan awal barang jadi Rp. xxx

Ditambah: Harga Pokok Produksi Rp. xxx +

Barang yang tersedia untuk dijual Rp. xxx

Dikurangi: Pesediaan Akhir Barang Jadi Rp. xxx - Rp. xxx +

Margin Kotor Rp. xxx

Dikurangi beban operasi:

Beban penjualan Rp. xxx

Beban administrasi Rp. xxx + Rp. xxx -


Laba sebelum pajak Rp. Xxx

Pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi fungsional sering disebut sebagai

perhitungan pemasukan biaya absorbsi (full costing) karena semua biaya manufaktur

dibebankan pada produk. Beban memiliki dua kategori fungsional utama yaitu: harga pokok

penjualan dan beban operasi. Setiap kategori tersebut berhubungan dengan beban

mannufaktur dan non manufaktur perusahaan. Harga pokok penjualan (COGS) adalah biaya

bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang melekat pada unit yang terjual.

Untuk menghitung HPP, pertama-tama harga pokok produksi perlu ditentukan.

Harga pokok produksi (COGM) mencerminkan total biaya barang yang

diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan pada barang yang

diselesaikan adalah biaya manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan

overhead. Perincian dari pembebanan ini diuraikan dalam daftar pendukung yang disebut

sebagai laporan harga pokok produksi.Contoh daftar pendukung untuk laporan laba rugi

pada tampilan seperti diatas ditunjukkan pada ilustrasi seperti berikut ini:

PT KELOMPOK 4

LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI

UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013

Bahan baku langsung:

            Persediaan awal 200

            (+) Pembelian 450

            Bahan baku yang tersedia 650

            (-)  Persediaan akhir   50

Bahan baku langsung yang terpakai 600

Tenaga kerja langsung 350

Overhead manufaktur:

            Tenaga kerja tidak langsung 123


            Depresiasi 177

            Sewa 50

            Listrik, air, dll 37

            Pajak property 13

            Pemeliharaan 50 450

Total tambahan  biaya manufaktur 1400

(+) Barang dalam proses awal 200

Total biaya manufaktur 1600

(-)  Barang dalam proses akhir 400

Harga pokok produksi 1200

Barang dalam proses (WIP) terdiri atas semua unit yang telah diselesaikan sebagian

dalam produksi pada titik waktu tertentu. Barang dalam roses awal terdiri atas unit yang

diselesaikan sebagian dan telah ada pada awal periode. Barang dalam proses akhir terdiri

atas unit yang ada pada akhir periode. Dalam laporan harga pokok produksi, biaya unit yang

diselesaikan sebagian dilaporkan sebagai biaya barang dalam proses awal dan biaya

barang pada proses akhir. Biaya barang dalm proses awal mencerminkan biaya manufaktur

yang tercatat dari periode sebelumnya, sedangkan biaya barang dalam proses akhir

mencerminkan biaya manufaktur yang akan dicatat pada periode selanjutnya. Pada kedua

kasus, tambahan biaya manufaktur harus dikeluarkan untuk menyelesaikan unit-unit barang

dalam proses.

3. Laporan Laba Rugi: Perusahaan Jasa

Pada perusahaan jasa perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari biaya

penjualan dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal

atau akhir barang jadi karena tidak mungkin perusahaan menyimpan jasa. Jadi, kaau

dibandingkan dengan perusahaan manufaktur biaya penjualan jasa dapat disamakan

dengan harga pokok produksi. Selain itu harga pokok penjualan jasa selama suatu periode
(sama dengan harga pokok produksi) dapat dihitung dengan format yang sama dengan

ilustrasi yang terlihat diatas. Barang dalam proses merupakan hal yang mungkin bagi produk

jasa. Seaai contoh seorang arsitek mungkin memiliki gambar dalam proses dan seorang

dokter gigi memiliki beberapa pasien dengan berbagai tahap proses pemansangan kawat

gigi.

D. Sistem Akuntansi Manajemen Berdasarkan Fungsi dan Aktivitas

1. Jenis-Jenis Sistem Akuntansi Manajemen: Gambaran Umum Singkat

Sistem akuntansi manajemen dapat diklasifikasikan secara umum sebagai sistem

berdasarkan fungsi dan sistem berdasarkan aktivitas. Pendekatan berdasarkan fungsi dan

aktivitas dapat ditemukan dalam praktik nyata. Sistem akuntansi manajemen berdasarkan

fungsi (functional based management-FBM) telah dikenal dari tahun 1900-an dan masih

digunakan secara luas dalam sektormanufaktur dan jasa. Sistem akuntansi manajemen

berdasarkan aktivitas (activity based management-ABM) merupakam sistem yang lebih baru

(dikembangkan dalam 30 tahun terakhir). Sistem biaya berdasarkan aktivitas digunakan

secara luas dan pemanfaatanya semakin tinggi, khususnya di antara organisasi-organisasi

yang memiliki beragam produk dan pelanggan, produk yang lebih rumit, siklus waktu produk

yang lebih pendek, peningkatan prasayarat kualitas, dan tekanan persaingan yang ketat.

ABM digunakan dalam industri medis, industri keuangan, industri transportasi, dan dalm

semua jenis industrimanufaktur .

2. Sistem FBM vs ABM

Elemen utama dari model FBM adalah fungsi, sedangkan elemen utama dari model ABM

adalah aktivitas. Fungsi-fungsi biasanya dikelompokkan dalam unit-unit organisasional,

seperti departemen dan pabrik (contohnya: teknik, pengendalian kualitas, dan perakitan

adalah fungsi-fungsi yang diatur dalam departemen) aktivitas-aktivitas dengan tujuan umum

dikelompokkan bersama dalam satu bentuk proses. sebagai contoh pembelian barang,
penerimaan barang, dan pembayaran barang yang diterima adalahaktivitas utama yang

menggambarkan proses pengadaan persediaan.

3. Tinjauan biaya FBM

Dalam sistem akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya dibebankan pada unit-unit

yang berfungsi, kemudian produk. Dalam pembebanan biaya, penelusuran langsung dan

penelusuran penggerak digunakan. Namun, penelusuran penggerak dalam siistem FBM

hanya menggunakan penggerak produksi (tingkat unit) yang merupakan pengukuran

konsumsi yang sangat berkorelasi dengan keluaran produksi, seperti jam kerja dari tenaga

kerja langsung, baghan langsung, dan jam kerja mesin adalah hanya pengerak yang

diasumsikan penting.

Karena sistem FBM hanya menggunakan penggerak yang berhubungan dengan

fungsi produksi untuk membebani biaya, pendekatan pembebanan biaya ini dianggap

sebagai perhitungan biaya berdasarkan produksi atau fungsi (functional based costing-

FBC).

4.Tinjauan biaya ABM

Dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-ABC) biaya

ditelusuri hingga aktivitas, kemudian produk. Sebagaimana perhitungn biaya bedasarkan

fungsi, penelusuran langsung dan penelusuran penggerak digunakan. Namun, penelusuran

penggerak secara signifikan diperluas dengan mengidentifikasi dan menggunakan

penggerak yang tidak berhubungan dengan volume produk yang diproduksi (penggerak

berdasarkan nonunit). Jadi, pembebanan biaya berdasarkan aktivitas menekankan pada

penelusuran alokasi, bahkan, bisa disebut sebagai penelusuran yang intensif.penggunaan

pengerak unit dan nonunit meningkatkan keakuratan pembebanan biaya, kualitas

keseluruhan, dan informasi biaya yang relevan. Sebagai contoh, pertimbangkanlah

pembebanan biaya dari akivitas “mengerakkan bahan mentah dan bahan setengah jadi dari
satu titik ke titik lain dalam suatu pabrik”. Jumlah penggerak uyang dibutuhkan untuk suatu

produk adalah ukuran yang jauh lebih baik dri permintaan produk untuk aktivitas

penggunaan bahan dari dari jumlah unit yang diproduksi. Pada kenyataanya, jumlah unit

yang diproduksi bisa jadi tidak berpengaruh pada pengukuran permintaan produk untuk

penanganan bahan. Suatu kelompok yang terdiri dari 10 unit bisa saja membutuhkan

aktivitas penanganan bahan yang sama dengan satu kelompok yang terdiri dari 100 unit).

Perhitungan harga produk berdasarkan aktivitas cenderung fleksibel. Informasi biaya dibuat

untuk mendukung beragai tujuan manajerial, termasuk tujuan pelaporan keuangan. Definisi

peritungan harga pokok produksi yang lebih komprehensif ditekankan pada perencanaan,

pengendalian, dan pengambilan keputusan yang lebih baik.

5. Tinjauan efisiensi operasional FBM

Pendekatan manajen berdasarkan fungsi untuk pengendalian membebankan biaya pada

unit organisasional, kemudian memuntut tanggung jawab manajer unit organisasional untuk

mengendalikan biaya yang dibebankan. Kinerja diukur dengan membandingkan hasil aktual

dengan standar atau hasil yang dianggarkan. Penekanannya adalah ukuran dari keuangan

dari kinerja (ukuran nonkeuangan biasanya diabaikan).

Manajer diberi penghargaan berdasarkan kemampuan mereka untuk mengendalikan biaya.

Jadi, pendekatan berdasarkan fungsi menelusuri biaya individu yang bertanggung jawab

atas biaya yang terjadi. Sistem penghargaan digunakan untuk memotivasi individual ini

untuk mengelola biaya dengan meningkatkan efisiensi operasional unit organisasi mereka.

Pendekatan ini menganggap bahwa memekasimalkan kinerja organisasi secara

keseluruhan tercapai dengan memaksimalkan kinerja subunit organisasi individua (disebut

sebagai pusat pertanggungjawaban).

6. Tinjauan efisiensi operasional ABM


Manajemen berdasarkan aktivitas fokus pada pengelolaan aktivitas dengan tujuan

memperbaiki nilai yang diterima pelanggan dan laba yang diterima dengan menyediakan

nilai ini. Hal ini meliputi analisi penggerak, analisis aktivitas, evaluasi kinerja, dan

penggunaan perhitungan biaya bedasarkan aktivitas sebagai sumber informasi utama.

Tinjauan proses berkaitan dengan identifikasi faktor-faktor penyebab biaya suatu aktivitas

(menjelaskan penyebab munculnya biaya), pengukuran pekerjaan apa yang telah dilakukan

(mengidentifikasi aktivitas), serta evaluasi kinerja peerjaan dan ahsil yang dicapai (seberapa

baik aktivitas yang dikerjakan). Jadi pengendalian berdasarkan aktivitas membutuhkan

informasi terperinci mengenai aktivitas.

Berikut dipaparkan perbandingan antara sistem manajemen biaya berdasarkan fungsi dan

aktivitas:

No. Berdasarkan Fungsi Berdasarkan aktivitas


Penggerak berdasarkan unit dan
1 Penggerak berdasarkan unit
non unit
2 Intensif dalam pengalokasian Intensif dalam penelusuran
Perhitungan harga pokok produk Perhitungan harga pokok produk
3
secara sempit dan kaku secara luas dan fleksibel
4 Fokus pada pengelolaan biaya Fokus pada pengelolaan aktivitas
5 Informasi aktivitas sedikit Informasi aktivitas terperinci
Maksimalisasi kinerja seluruh
6 Maksimalisasi kinerja individual
sistem
Penggunaaan ukuran keuangan Penggunaan ukuran keuangan dan
7
untuk kinerja nonkeuangan untuk kinerja
7. Pilihan dari Sistem Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas menawarkan keuntungan yang signifikan,

termasuk memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok produk, memperbaiki

pengabilan keputusan, serta meningkatkan perencanaan strategis dan kemampuan yang

lebih baik dalam mengelola aktivitas. Secara khusus, sistem berdasarkan aktivitas sesuai

untuk mendukung sasaran perbaikan berkelanjutan yang merupakan tujuan penting bagi

perusahaan untuk bersaing secara global, akan tetapi berbagai manfaat tersebut tidak
diperoleh secara gratis. Sistem akuntansi ini lebih rumit dan memerlukan perbaikan

signifikan atas aktivitas pengukuran, dan pengukuran bisa menjadi mahal. Akan tetapi biaya

pengukuran telah menurun dengan kemajuan teknologi informasi sehingga sistem

berdasarkan aktivitas semakin menarik. Penggunaan ABC dan ABM semakin meluas dan

perhatian terhadap akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas pun semakin tinggi.

2. Akuntansi Biaya, Akuntansi Manajemen dan Manajemen Biaya

2.1 Akuntansi Biaya

2.1.1 Pengertian akuntansi biaya

Supriyono (1983:12) dalam bukunya Akuntansi Biaya, bahwa akuntansi biaya adalah

“salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen untuk memonitor dan

merekam transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk

laporan biaya”. Rayburn (1999:3) “mengidentifikasi, mendefinisikan, mengukur, melaporkan,

dan menganalisis berbagai unsur biaya langsung dan tidak langsung yang berkaitan dengan

produksi serta pemasaran barang dan jasa.” Carter (2009:11) akuntansi biaya adalah

“penghitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian,

perbaikan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin maupun

strategis. Kesimpulannya, Akuntansi biaya merupakan penentuan harga pokok suatu

produk dengan melakukan suatu proses pencatatan, penggolongan, dan penyajian transaksi

biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya yang

berfungsi sebagai alat informasi bagi seorang pimpinan dalam rangka mengambil

keputusan, merencanakan, dan mengontrol serta mengevaluasi kegiatan perusahaan.

2.1.2 Tujuan akuntansi biaya

Tujuan secara umum adalah menyajikan informasi harga pokok produksi (biaya produksi),

sedangkan secara khusus tujuan akuntansi biaya adalah sebagai berikut:


1. Menyajikan informasi biaya untuk perhitungan harga pokok produksi. Penentuan

harga pokok produk atau jasa dapat membantu dalam penilaian persediaan baik

persediaan barang jadi maupun barang dalam proses, penetapan harga jual

terutama harga jual yang didasarkan kontrak, walaupun tidak selamanya penentuan

harga jual berdasarkan harga pokok, dan penetapan laba.

2. Menyajikan informasi biaya untuk pengendalian biaya.

3. Menyajikan informasi biaya untuk membantu manajemen dalam pembuatan

anggaran dan perencanaan laba. Akuntansi biaya menyediakan informasi atau data

biaya masa lalu yang diperlukan untuk menyusun perencanaan dan selanjutnya atas

dasar perencanaan tersebut biaya dapat dikendalikan dan akhirnya pengendalian

dapat dipakai sebagai umpan balik untuk perbaikan di masa yang akan datang.

4. Menyajikan informasi biaya untuk pengambilan keputusan.

Kesimpulannya, Tujuan akuntansi biaya adalah mengkomunikasikan baik informasi

keuangan maupun non keuangan kepada manajemen untuk memudahkan fungsi

manajemen.

2.1.3 Fungsi Akuntansi Biaya dalam Perusahaan

Terdapat tiga jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba, yaitu

perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Umumnya akuntansi

biaya yang dibahas sehari-hari adalah yang diterapkan dalam perusahaan manufaktur.

Alasannya karena akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur lebih kompleks apabila

dibandingkan dengan jenis perusahaan lain. Namun hal ini bukan berarti jenis perusahaan

lain tidak menggunakan akuntansi biaya dalam proses operasionalnya hanya saja

penggunannya tidak sekompleks perusahaan manufaktur.

1. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan

baku menjadi produk jadi ataupun setengah jadi dan kemudian melakukan penjualan

terhadap produk tersebut kepada konsumen atau perusahaan manufaktur lain.


2. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatannya membeli barang

dagangan dari perusahaan lain dan melakukan penjualan barang tersebut kepada

konsumen atau perusahaan manufaktur.

3. Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menghasilkan jasa dan

bukan benda kepada konsumen.

2.2 Akuntansi Manajemen

2.2.1 Pengertian akuntansi manajemen

Akuntansi manajemen adalah proses pengidentifikasian, pengukuran,

penghimpunan, penganalisisan, penyusunan, penafsiran, dan pengkomunikasian informasi

keuangan yang digunakan oleh manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi, dan

mengendalikan kegiatan usaha di dalam sebuah organisasi, serta untuk memastikan

penggunaan dan akuntabilitas sumber daya yang tepat (Simamora, 2012 : 13).

Horngren (1993 : 4) definisi akuntansi manajemen diartikan sebagai proses

identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisa, penyiapan, penafsiran, dan komunikasi tentang

informasi yang membantu masing-masing eksekutif untuk memenuhi tujuan organisasi.

Kesimpulannya, Akuntansi manajemen adalah bagian dari akuntansi yang bertujuan

membantu manajer untuk menjalankan tiga fungsi pokoknya, yaitu perencanaan,

pengendalian, dan pengambilan keputusan sekaligus memberikan informasi kepada pihak-

pihak internal untuk mencapai tujuan organisasinya.

2.2.2 Tujuan akuntansi manajemen

Tujuan akuntansi manajemen secara umum adalah :

1. Menyediakan informasi yang diperlukan dalam penetuan harga pokok jasa, produk,

dan tujuan lain yang diinginkan oleh manajemen.

2. Menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian,

pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.


3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi

manajemen membantu mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikannya, serta

mengevaluasi kinerja. Jadi, informasi akuntansi manajemen dibutuhkan dan

dipergunakan dalam semua tahapan manajemen, termasuk perencanaan,

pengendalian, dan pengambilan keputusan.

2.2.3 Manfaat akuntansi manajemen

1. Akuntansi manajemen membantu memelihara dan mengendalikan sumberdaya

perusahaan.

2. Tracking performance

3. Planning

4. Naging costs and price

2.2.4 Fungsi akuntansi manajemen dalam perusahaan

Akuntansi manajemen dalam tiap perusahaan membantu memelihara dan

mengendalikan sumber daya perusahaan. Selain itu juga berfungsi sebagai tracking

performance, planning, dan managing costs and price.

2.3 Manajemen Biaya

Manajemen biaya adalah dua kata yang memiliki makna berbeda. Manajemen

adalah proses yang sistematis dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan serta pengendalian pada seluruh sumber daya perusahaan dalam upaya

mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan, biaya menurut Hansen dan Mowen (2009 : 47)

mendefinisikan bahwa biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk

mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa

depan bagi organisasi. Jadi, ketika menggabungkan kedua definisi tersebut, manajemen

dan biaya menjadi manajemen biaya adalah proses yang sistematis dari segala kegiatan

aktivitas perusahaan yang memerlukan biaya tidak sedikit / banyak demi kepentingan

organisasi / perusahaan dimasa yang akan datang.


2.4 Persamaan dan Perbedaan Akuntansi Biaya, Akuntansi Manajemen dan

Manajemen Biaya

2.4.1 Persamaan

Akuntansi biaya, akuntansi manajemen dan manajemen biaya, ketiganya memiliki

kesamaan yang saling terkait dan berhubungan satu sama lain. Hal ini karena ketiganya

masing – masing memiliki tujuan yang sama, yaitu ; mengkomunikasikan informasi

kemudian menyediakan informasi tersebut guna sebagai bahan pertimbangan / alat

pengambilan keputusan demi kepentingan perusahaan dimasa yang akan datang.

2.4.2 Perbedaan

Namun, yang menjadi perbedaannya adalah : kalau akuntansi biaya itu sebagai

penentu harga pokok pada suatu produk, sedangkan akuntansi manajemen itu sebagai

pembuat perencanaan yang berdasar dari laporan akuntansi bagi kepentingan manajemen,

dan manajemen biaya itu sendiri sebagai proses kegiatan perusahaan yang selalu dibarengi

dengan biaya.

3. Tahapan Sistem Akuntansi Perusahaan

Ada 4 Tahapan sistem akuntansi perusahaan yakni;

1. Identifikasi dan pengukuran data

Melakukan identifikasi dan pengukuran data adalah hal pertama yang perlu

dilakukan dalam proses akuntansi. Setiap transaksi atau kejadian akan

berhubungan dengan tindakan yang telah diselesaikan, misalnya menjual barang.

Sedangkan keinginan untuk menjual barang tidak termasuk transaksi, karena belum

dilaksanakan atau hanya angan-angan. Data yang telah diidentifikasi, kemudian

perlu diukur. Satuan pengukur yang tepat adalah satuan uang (rupiah, dolar, yen,

dan lain-lain). Dari pengukuran tersebut maka proses akuntansi adalah dapat

dilanjutkan ke tahap berikutnya.


2. Pemprosesan dan pelaporan selama proses akuntansi

Pemrosesan dan pelaporan data meliputi kegiatan pencatatan,

penggolongan, dan pengikhtisaran. Pencatatan (recording) transaksi berarti

mengumpulkan data secara kronologis. Pencatatan yang detail akan sangat

memudahkan untuk menganalisis arus kas atau cashflow. Selain dicatat, transaksi

perusahaan juga digolongkan dalam kelompok yang berhubungan. Penggolongan

(classifiying) transaksi sangat penting karena penyajian dapat diringkas. Sedangkan

pengikhtisaran adalah menyajikan informasi yang telah dikelompokan ke dalam

bentuk laporan seperti yang diinginkan pemakai. Bentuk dari laporan ini dapat

berupa neraca saldo, jurnal penyesuaian, jurnal penutup, hingga jurnal pembalik.

3. Laporan Akuntansi

Laporan akuntansi (accounting reports) adalah hasil akhir dari proses

akuntansi. Jenis laporan yang dihasilkan tergantung kepada pihak-pihak yang akan

menggunakan laporan tersebut. Salah satu jenis laporan akuntansi yang utama

adalah laporan keuangan (financial statement). Selain laporan keuangan masih

banyak lagi jenis laporan akuntansi yang lainnya. Antara lain laporan untuk pajak

dalam bentuk Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak, laporan- laporan kepada

pemerintah. Misalnya kepada Bapepam, dan laporan-laporan khusus untuk

manajemen perusahaan secara intern. Untuk laporan keuangan sendiri terdiri atas

laporan laba rugi perusahaan, laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus

kas.

4. Analisis dan Interprestasi

Analisis laporan keuangan adalah analisis yang menghubungkan angka-

angka yang terdapat dalam laporan keuangan dengan angka lain atau menjelaskan

arah perubahannya. Hasil analisis tersebut akan bermanfaat untuk mengambil

keputusan. Adapun interpretasi laporan keuangan yaitu menghubungkan angka-

angka yang terdapat dalam laporan keuangan, termasuk hasil analisisnya dengan

keputusan usaha yang akan diambil. Dari proses terakhir dalam proses akuntansi ini
dapat dilakukan penilaian terhadap perusahaan yang bersangkutan sehingga dapat

digunakan untuk dasar pengambilan keputusan. Misalnya jika laba perusahaan

mengalami penurunan, untuk mencegah adanya penurunan lebih lanjut, maka perlu

diadakan promosi besar-besaran atau kegiatan yang menunjang peningkatan

penjualan. Perlu diketahui bahwa informasi akuntansi sangat penting dalam

mengambil keputusan, namun suatu keputusan usaha tidak hanya didasarkan atas

informasi tersebut. Masih terdapat aspek lain yang memengaruhi keputusan usaha.

Proses akuntansi bagi sebuah perusahaan adalah hal mutlak yang harus dilakukan,

setidaknya dengan membuat laporan keuangan yang baik. Laporan keuangan yang

akurat dan detail tentu akan menjaga kestabilan keuangan dan membantu

mengambil keputusan.

Anda mungkin juga menyukai