MAKALAH
MANAJEMEN PERPAJAKAN
“OVERVIEW PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)”
Dosen Pengampu : Haerial, SE.,M.Si.Ak
DISUSUN OLEH :
Muhammad Farhan – A014211003
KELAS B
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM PROFESI AKUNTANSI
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis masih diberikan nikmat kesehatan, kesempatan dan kekuatan untuk
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan sesuai dengan rencana serta di waktu
yang tepat.
Makalah ini disusun untuk keperluan pertanggungjawaban atas tugas yang diberikan
kepada penulis. Di dalam makalah ini penulis mencoba menguraikan materi mengenai
overview pajak penghasilan. Pada bagian akhir pembahasan, penulis mencantumkan saran
yang dapat digunakan sebagai bahan perbaikan dalam membuat makalah selanjutnya.
Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pengampu mata
kuliah manajemen perpajakan yakni Bapak Haerial, SE.,M.Si.Ak. Penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak yang turut memberikan saran dan masukan serta berbagai
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik agar makalah ini dapat menjadi lebih baik.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat baik kepada penulis terlebih kepada para
pembaca.
Penulis
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
berkembangnya Negara, karena pentingnya kita membayar pajak demi kebaikan bersama
dan kepentingan bersama pula. Sebagai warga negara yang baik dan benar hendaknya kami
membayar pajak dengan tepat waktu dan tidak merekayasa hasil pajak atau mengurangi
jumlah pajak kita .Untuk orang pribadi yang mempunyai mobil mewah pun harus membayar
pajak. Kantor pemerintahan yang mempunyai mobil dinas yang biasanya digunakan untuk
dinas luar atau untuk keperluan lainnya ,juga dikenakan pajak yang nanti retribusinya untuk
Hasil dari pembayaran pajak yang kita bayarkan pun akan kita nikmati bersama
sebagai masyarakat. Pengadaan merupakan masalah yang penting bagi tercapainya tujuan
pembangunan nasional. Sumber pembiayaan untuk pembangunan dapat berasal dari dalam
negeri maupun luar negeri Pajak sebagai sumber penerimaaan negara yang paling besar
memiliki kecenderungan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu disebabkan
kebutuhan belanja negara dari tahun ke tahun semakin meningkat dengan pajak sebagai
sumber utamanya.
Berbagai kebijakan pokok pemerintah di bidang penerimaan negara yang telah dan
dapat juga diperoleh dari tulang 2 punggung self assessment system, yaitu meningkatkan
dasar pengenaan Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) adalah undang-undang nomor 42 tahun
1
Pajak Pertambahan Nilai atau PPN adalah pungutan yang dibebankan atas transaksi
jual-beli barang dan jasa yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi atau wajib pajak badan yang
telah menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP). Jadi, yang berkewajiban memungut, menyetor
Namun, pihak yang berkewajiban membayar PPN adalah Konsumen Akhir. PPN atau
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan dan disetorkan oleh pengusaha atau perusahaan yang
telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP). Namun beban PPN tersebut
ditanggung oleh konsumen akhir. Sejak 1 Juli 2016, PKP se-Indonesia wajib membuat faktur
pajak elektronik atau e-Faktur untuk menghindari penerbitan faktur pajak fiktif untuk
2
BAB II
PEMBAHASAN
PPNN adalah pajak tidak langsung yang dikenakan atas “konsumsi barang atau jasa”
Sebagai pajak objektif, timbulnya kewajiban untuk membayar PPN ditentukan oleh
Sebagai pajak atas konsumsi umum dalam negeri, PPN hanya dikenakan atas
konsumsi Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dilakukan di dalam
negeri.
a. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha;
c. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha;
d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean;
e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;
atau
g. Ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud oleh pengusaha kena pajak
3
h. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh pengusaha kena pajak
1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya, meliputi:
a. Minyak mentah.
b. Gas bumi
c. Panas bumi
f. Biji besi, biji timah, biji emas, biji tembaga, biji nikel, biji perak, serta biji bauksit.
dari sumbernya.
2. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak, yaitu sebagai
berikut:
1) Segala jenis beras dan gabah, seperti berats putih, beras merah, beras ketan
b) Digiling
2) Segala jenis jagung, seperti jagung putih, jagung kuning, jagung kuning, jagung
jagung/jagung pipilan;
a) Empulur sagu
4
b) Tepung, tepung kasar dan bubuk dari sagu
4) Segala jenis kedelai, seperti kedelai putih, kedelai hijau, kedelai kuning atau
a) Garam meja;
c) Jasa ahli kesehatan, seperti ahli akupunktur, ahli gigi, ahli gizi, danahli
fisioterapi.
dan sanatorium.
5
e) jasa penyediaan rumah duka atau jasa pemakaman, termasuk krematorium.
3. jasa pengiriman surat dengan perangko meliputi jasa pengiriman surat dengan
tempel.
1. Pengusaha; Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang
tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa atau memanfaatkan
2. Pengusaha kena pajak; Pengusaha adalah pengusaha yang mengekspor BKP yang
3. Pengusaha kecil; Pengusaha kecil adalah pengusaha yang dalam satu tahun buku
melakukan penyerahan:
4. Hubungan istimewa
1) Penyertaan
6
2) Penguasaan manajemen Pengusaha yang satu menguasai pengusaha lainnya
atau dua atau lebih pengusaha berada di bawah penguasaan pengusaha yang
3) Hubungan kekeluargaan
15%.
Dasar Pengenaan Pajak adalah dasar yang dipakai untuk menghitung pajak yang terutang,
berupa: Jumlah Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain yang
1. Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak (BKP), tidak
termasuk PPN yang dipungut menurut Undang-Undang PPN dan potongan harga
2. Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP),
ekspor Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak
7
termasuk PPN yang dipungut menurut Undang-Undang PPN dan potongan harga
yang dicantumkan dalam Faktur Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar atau
seharusnya dibayar oleh penerima jasa karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak
3. Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk
peraturan perundang-undangan Pabean untuk Impor BKP, tidak termasuk PPN yang
4. Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
5. Nilai lain adalah nilai berupa uang yang ditetapkan sebagai Dasar Pengenaan Pajak
Nilai lain yang ditetapkan sebagai Dasar Pengenaan Pajak adalah sebagai berikut :
1. untuk pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP adalah Harga Jual atau Penggantian
2. untuk pemberian cuma-cuma BKP dan/atau JKP adalah Harga Jual atau Penggantian
3. untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan harga jual
rata-rata;
4. untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul film;
5. untuk penyerahan produk hasil tembakau adalah sebesar harga jual eceran;
6. untuk Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran
7. untuk penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau
penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang adalah harga pokok penjualan atau
harga perolehan;
8. untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang adalah harga lelang;
8
9. untuk penyerahan jasa pengiriman paket adalah 10 % (sepuluh persen) dari jumlah
10. untuk penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata adalah 10% (sepuluh
Contoh;
• PKP “A” menjual tunai BKP kepada PKP “B” dengan harga jual sebesar Rp
150.000.000,-
• PPN sebesar Rp 15.000.000,- tersebut merupakan pajak keluaran, yang dipungut oleh
PKP “A” sedangkan bagi PKP “B”, PPN tersebut merupakan pajak masukan.
BAB III
3.1 Kesimpulan
PPN adalah pajak tidak langsung PPN adalah pajak tidak langsung yang dikenakan
atas “konsumsi barang atau jasa” (General Indirect Tax on Consumption). PPN sebagai pajak
objektif Sebagai pajak objektif, timbulnya kewajiban untuk membayar PPN ditentukan oleh
adanya objek pajak. PPN sebagai pajak atas konsumsi dalam negeri Sebagai pajak atas
konsumsi umum dalam negeri, PPN hanya dikenakan atas Konsumsi Barang Kena Pajak
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/pajak-pertambahan-nilai-ppn
http://eprints.perbanas.ac.id/454/2/BAB%20I.pdf
10