Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
1. Hasilah Murodatul Fitria
2. Dianalisa Anggraini Zareta
3. Izzatul Maula
4. Nur Diana
5. M. Ilyas
Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Ilahi Robbi, dengan limpahan rahmat,
taufiq, hidayah dan inayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “orang
orang tertentu” ini. Dimaksud untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang mata
kuliah fiqih mawaris.
1. Bapak Abdul Aziz Wahab M.Ag selaku rektor Universitas Islam Zainul Hasan
Genggong.
2. Bapak Nuntufa, S.E, M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam..
3. Ibu Zahida I’tisoma Billah, M.E. Selaku Ketua Prodi Managemen Keuangan Syari’ah.
4. Ibu Ainun Zamilah Selaku Dosen Mata Kuliah Perpajakan
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari anggota
kelompok sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya
Semoga makalah ini dapat bermanfaat meski masih terdapat kesalahan. Kami selaku
penyusun mohon kritik dan saran yang membangun agar dapa memperbaiki kesalahan pada
makalah. Terima kasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
A. Pengertian SPT....................................................................................2
B. jenis formulir Pelaporan.........................................................................2
C. Jenis-Jenis Surat Ketetapan Pajak........................................................4
D. Jenis-Jenis Perpajakan Menurut UU....................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak adalah salah satu hal penting bagi masyarakat. Sifat pembayaran dari
pajak ini sendiri adalah wajib, sehingga kepatuhan pajak sangat perlu diperhatikan
penyelenggaraannya. Untuk bisa mengontrol hal tersebut muncul istilah Sanksi
Perpajakan .
Sanksi perpajakan diciptakan untuk menciptakan keteraturan pembayaran
pajak di masyarakat. Mengingat memang sangat penting peran pemasukan dari sektor
pajak untuk negara. Karena nantinya pajak ini akan dikembalikan lagi untuk
pembangunan dan pengembangan negara ke arah yang lebih baik.
Jika wajib pajak tidak patuh dan sering mangkir dari kewajiban bayarnya,
tentu hal ini akan sangat merugikan negara. Perlu diketahui juga bahwa jenis sanksi
perpajakan ini sendiri cukup beragam.
B. Rumusan Masalah
E. Apa pengertian SPT ?
F. Apa jenis formulir Pelaporan ?
G. Apa Jenis-Jenis Surat Ketetapan Pajak ?
H. Apa Jenis-Jenis Perpajakan Menurut UU ?
C. Tujuan
A. Untuk Mengetahui pengertian SPT
B. Untuk Mengetahui jenis formulir Pelaporan
C. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Surat Ketetapan Pajak
I. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Perpajakan Menurut UU
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sama seperti melaporkan pajak, membayar pajak juga merupakan kewajiban warga
negara. Jika Anda tidak membayar pajak tepat waktu, terdapat sanksi pajak yang
tidak ringan.
e-SPT
Surat Pemberitahuan (SPT) wajib diisi dalam Bahasa Indonesia oleh Wajib Pajak
dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah (Rp), dan
wajib menandatanginnya sebelum diberikan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
terdaftar.
Saat ini Anda dapat mengisi SPT secara online yang disebut sebagai e-SPT.
Melapor pajak pun dapat dilakukan baik secara manual mau pun secara elektronik.
Cara manual umumnya memakan waktu lebih lama ketimbang elektronik.
Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk menagih pajak dan/atau sanksi
administrasi berupa bunga dan/atau denda. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 16
Tahun 2000, surat tagihan pajak ini akan diterbitkan jika:
4
6. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tidak
membuat faktur pajak, atau membuat faktur pajak namun tidak tepat waktu,
atau tidak mengisinya secara lengkap.
Jika wajib pajak mendapat surat tagihan karena alasan 1 dan 2, jumlah
kekurangan pajak terutang yang tercantum dalam surat tersebut ditambah dengan
bunga sebesar 2% sebulan untuk maksimal 24 bulan. Waktu tersebut terhitung
sejak terutangnya pajak, atau bagian tahun pajak, atau tahun pajak sampai terbitnya
surat tagihan pajak.
Secara garis besar, terbitnya SKPKB ini karena wajib pajak kurang atau
tidak membayar pajak terutang, telat menyampaikan SPT Masa dari waktu yang
telah ditentukan, adanya salah hitung terkait Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) yang dikenai tarif 0%, tidak
diketahuinya besar pajak terutang. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar memiliki
fungsi penting, sebagai berikut ini:
Berikut ini, contoh menghitung SKPKB agar dapat diketahui besaran pajak yang
harus dibayarkan oleh wajib pajak:
5
Diketahui Dedi Paidi memilki Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp70.000.000 dalam
setahun pajak 2019. Dedi sudah menyampaikan SPT Tahunannya ke kantor pajak
sesuai dengan ketentuan. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata pada
Desember 2020, terdapat kurang bayar pajak yang diterbitkan melalui SKPKB. Maka,
berapa nilai pajak yang harus dibayarkan Dedi Paidi?
SKPN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
SKPN diterbitkan setelah Ditjen Pajak melakukan pemeriksaan Surat Pemberitahuan.
6
Berdasarkan Undang-Undang nomor 28 tahun 2007, SKPN diterbitkan untuk:
1. Pajak Penghasilan jika jumlah kredit pajak sama dengan pajak yang terutang atau
pajak yang tidak terutang dan tidak ada kredit pajak;
2. Pajak Pertambahan Nilai jika jumlah kredit pajak sama dengan jumlah pajak yang
terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. Jika terdapat pajak yang
dipungut oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai, jumlah pajak yang terutang
dihitung dengan cara jumlah Pajak Keluaran dikurangi dengan pajak yang dipungut
oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai tersebut;
3. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah apabila jumlah pajak yang dibayar sama dengan
jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada pembayaran pajak.
Dalam pengertian sederhana, SKPKBT merupakan koreksi atas SKP yang diterbitkan
sebelumnya. Ketika wajib pajak telah melaporkan dan membayar pajak terutang sesuai dengan
nominal yang tercantum dalam SKP, petugas pajak akan melakukan pemeriksaan kembali
pada data baru tersebut. Jika masih ditemukan adanya pajak terutang yang kurang atau tidak
dibayar oleh wajib pajak, Ditjen Pajak akan menerbitkan SKPKBT.
SKPKBT diterbitkan dalam jangka waktu 5 tahun, dengan jumlah pajak terutang yang harus
dibayar ditambah 100% sebagai sanksi administrasi. Jika sudah melewati jangka waktu
tersebut dan wajib pajak belum membayar kekurangan pajak, akan ada tambahan sanksi
sebesar 48% dari jumlah pajak terutang yang harus dibayar.
7
D. Jenis-Jenis Perpajakan Menurut UU
Jenis-jenis sanksi pajak yang ada di Indonesia jika digeneralisasikan ada dua
macam. Pertama sanksi administratif dan yang kedua sanksi pidana. Dari kedua jenis
secara umum tadi masih akan dibagi lagi menjadi beberapa macam sanksi lagi. Mari
simak ulasan jenis sanksi pajak di sini:
1. Sanksi Administratif
Jenis sanksi perpajakan yang pertama dibahas di sini adalah sanksi administrative. Ini
merupakan sanksi yang dikenakan dan diterapkan pada pelanggar aturan pajak dengan
cara melakukan pembayaran kerugian pada Negara. Pembayaran tersebut ditujukan
sebagai ganti rugi yang ditimbulkan oleh Wajib Pajak terkait.
Sanksi administratif ini sendiri akan dibagi menjadi 3 jenis lagi seperti denda, bunga,
dan kenaikan. Begini penjelasannya:
a. Denda
Jenis sanksi administratif yang pertama ini adalah denda. Biasanya sanksi ini diterapkan pada
Wajib Pajak yang melakukan pelanggaran aturan pajak khususnya pada masalah pelaporan
pajak. Jadi denda ini akan diberikan kepada WP yang tidak melaporkan SPT, adanya
ketidakbenaran pada SPT yang disampaikan, atau tidak adanya pembuatan faktur pajak sesuai
dengan aturan dan ketentuan pajak yang ada.
Denda sebesar 500 ribu rupiah diterapkan pada pelanggaran SPT masa PPN tidak
disampaikan hingga lebih dari 20 hari setelah masa pajak berakhir.
Denda 100 ribu rupiah untuk pelanggaran SPT Masa lain yang tidak disampaikan
lebih dari 20 hari dari masa akhir pajak.
Denda 1 juta rupiah untuk SPT Tahunan PPh WP Badan yang tidak disampaikan
hingga lebih dari 4 bulan setelah masa akhir pajak.
Denda 100 ribu rupiah untuk pelanggaran SPT Tahunan PPh WP perorangan yang
tidak disampaikan lebih dari 3 bulan setelah masa akhir pajak.
Denda 150% x Pajak kurang bayar untuk pelanggaran pengungkapan ketidakbenaran
atau pelunasan pajak sebelum penyidikan.
Denda sebesar 2% dari dasar pengenaan pajak bagi PKP atau Pengusaha Kena Pajak
yang tidak menerbitkan atau membuat faktur pajak.
8
Denda sebesar 100% x jumlah pajak berdasar putusan banding yang dikurangi pajak
yang telah dibayar untuk kasus pelanggaran yang permohonan bandingnya ditolak
atau diterima sebagian saja.
Denda sebesar 50% x jumlah pajak sesuai dengan keputusan keberatan dikurangi
pajak yang sudah dibayar sebelum mengajukan keberatan untuk PKP yang tidak
melakukan pengisian formulir pajak, pelaporan faktur yang tidak sesuai, gagal
produksi dan mendapat restitusi pajak, dan pengajuan keberatan dari Surat Ketetapan
Pajak yang ditolak maupun dikabulkan sebagian.
b. Bunga
Jenis sanksi pajak administratif selanjutnya ada Bunga. Ini biasa diberikan pada WP yang
melakukan pelanggaran berupa ketidakdisiplinan khususnya dalam urusan pembayaran pajak.
Contoh kasusnya seperti keterlambatan pembayaran pajak, penundaan pembayaran pajak,
gagal bayar pajak, atau kurang bayar pajak.
Bunga sebesar 2% setiap bulan dari jumlah pajak kurang bayar dihitung mulai jatuh
tempo sampai tanggal pembayaran untuk kasus pembetulan sendiri SPT Tahunan
dalam kurun waktu 2 tahun.
Bunga hingga 48% dari jumlah pajak yang tidak dibayarkan atau kurang bayar untuk
kasus pelanggaran terlambat bayar atau setor pajak tahunan.
Diterapkan bunga sebesar 2% setiap bulan dari jumlah pajak kurang bayar atau tidak
dibayarkan maksimal 2 tahun dengan adanya Surat Tagihan Pajak.
Bunga yang diterapkan pada PKP yang gagal pajak sebesar 2% dari pajak yang
ditagih.
Bunga sebesar 2% setiap bulannya dari jumlah pajak yang kurang atau tidak
dibayarkan terhitung dari jatuh tempo sampai tanggal pelunasan atau SPT terbit.
C. Kenaikan
Untuk sanksi yang selanjutnya ada kenaikan. Jenis sanksi administratif yang terakhir
dimana penerapannya untuk Wajib Pajak yang melakukan pelanggaran aturan pajak dilihat
dari segi materiil. Contohnya seperti membocorkan informasi yang salah dalam hitungan
pajak yang dibayarkan.
Sanksi kenaikan ini berbeda dari dua jenis sanksi pajak administratif sebelumnya.
Sanksi ini adalah sanksi untuk pembayaran pajak yang berlipat sesuai pajak yang tidak
dibayarkan atau kurang bayar. Sanksi ini sendiri memiliki konsekuensi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan kedua jenis sanksi administratif sebelumnya.
9
2. Sanksi Pajak Pidana
Jenis sanksi perpajakn yang kedua secara umum adalah sanksi pajak pidana. Dalam
dunia perpajakan, sanksi pidana ini juga ditetapkan atau diberikan pada Wajib pajak yang
diindikasi telah melakukan pelanggaran sengaja atau tidak sengaja terutama yang memicu
tuntutan pidana.
Tindakan yang disebut pelanggaran pidana sendiri bisa berupa manipulasi data yang meliputi
pemalsuan data perpajakan atau penyembunyian data perpajakan. Penggelapan pajak atau tax
evasion juga akan mendapatkan sanksi pajak pidana:
Setiap orang yang memang sengaja tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan
SPT tapi datanya tidak benar dan menimbulkan kerugian pada Negara maka sanksi
pidana yang diterapkan minimal 3 bulan dan maksimal 12 bulan kurungan. Denda
juga diberikan sedikitnya satu kali dan maksimal dua kali dari pajak terutang.
Orang yang sengaja tidak mendaftarkan diri agar tidak mendapatkan NPWP, atau
untuk menghindari pengukuhan PKP, menyalahgunakan hak NPWP atau PKP, tidak
membuat pembukuan pajak, tidak setor pajak akan diberikan sanksi pidana kurungan
minimal 6 tahun dan denda maksimal 4 kali dari pajak terutang.
Bagi orang yang sudah pernah mendapatkan sanksi pajak pidana namun melakukan
pelanggaran yang sama sebelum 1 tahun setelah masa pidana sebelumnya maka akan
dikenakan kembali sanksi pidana 2 kali lebih berat dari sanksi pidana sebelumnya.
Sanksi pajak pidana ini memang dibuat bagi Wajib Pajak yang membuat kerugian
cukup besar dan resikonya tinggi serta kesalahan yang sangat fatal untuk Negara. Biasanya
memang hal ini sendiri dilakukan karena kesengajaan sehingga sanksi yang didapatkan
tergolong berat.
10
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan laporan pajak yang disampaikan
kepada pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pajak. SPT juga dibagi
menjadi 2 kategori, yakni SPT Tahunan dan SPT Masa. Jika Anda tidak melaporkan
SPT tepat pada waktunya, maka akan dikenakan sanksi berupa denda.
Ketika mendapatkan salah satu surat yang menunjukkan Anda kurang bayar
pajak atau terkena sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga, segera
menyelesaikannya sebelum melewati batas waktu yang disebutkan dalam SKP itu.
Anda dapat melakukan pembayaran pajak dan denda melalui aplikasi OnlinePajak
dengan menggunakan PajakPay.
11
Dalam prakteknya kepatuhan pajak masih tidak bisa dicapai sesuai harapan
karena sistem yang diterapkan adalah self-assessment. Sistem pembayaran itu
memang resikonya sering terjadi pelanggaran pajak baik sengaja atau tidak sengaja.
Agar bisa terbebas dan terhindar dari sanksi pajak yang merugikan maka WP
yang melakukan pelanggaran memerlukan adanya bantuan dari pakar pajak yang
dikenal sebagai konsultan pajak. Di Indonesia sendiri sekarang sudah sangat banyak
konsultan pajak yang tersebar di kota-kota besar.
Hal tersebut membuat masyarakat dituntut untuk lebih hati-hati, terutama
dalam memilih konsultan pajak yang akan diajak bekerja sama dalam menyelesaikan
masalah pajak yang ada. Sebab masih banyak konsultan pajak ilegal yang pada
akhirnya merugikan WP yang terjerat masalah pajak.
Agar bisa menyelesaikan masalah pajak yang ada dengan cepat dan dibantu
oleh pakar pajak yang profesional, langsung saja hubungi Proconsult.id. Tim
konsultan pajak tersebut sudah terbukti memiliki pelayanan yang baik dan
memuaskan.
Selain itu Proconsult.id memiliki jenis pelayanan yang lengkap dan beragam.
Siapa saja bisa mengatasi masalah pajaknya dengan baik dan sesuai aturan perpajakan
yang berlaku. Hanya Proconsult.id yang memiliki pelayanan profesional dan sudah
berkecimpung dalam dunia perpajakan cukup lama.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.online-pajak.com/seputar-efiling/spt-surat-
pemberitahuan#:~:text=Surat%20Pemberitahuan%20(SPT)%20adalah
%20laporan,Umum%20dan%20Tata%20Cara%20Perpajakan
https://www.online-pajak.com/seputar-pajakpay/5-jenis-surat-ketetapan-pajak
https://taxcenter.vokasi.unair.ac.id/2020/12/02/artikel-tax-edu/
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5974876/apa-itu-wajib-pajak-
definisi-kategori-hingga-hak--kewajiban
https://proconsult.id/sanksi-perpajakan/#:~:text=Apa%20Itu%20Sanksi
%20Perpajakan%3F&text=Sanksi%20pajak%20diterapkan%20atau
%20dikenakan,melaporkan%20pajak%2C%20dan%20lain%20sebagainya
13