Anda di halaman 1dari 12

PERPAJAKAN

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:


1. Cokorda Aditya Krisnadhi Suparsana ( 202132121706 )
2. Ida Bagus Krisnayana Putra ( 202132121690 )
3. I Wayan Didan Permana ( 202132121745 )
4. I Putu Bagas Pratama Putra ( 202132121698)
5. Ni Kadek Heni Prasetya Deva Yanti ( 202132121717)
6. Fitri Dwi Utami ( 202132121681 )
7. Ni Nyoman Laksmira Yulita Devi ( 202132121734 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas karunia Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan lancar dan tepat waktu. Penyusunan
tugas makalah ini sebagai salah satu tugas untuk memenuhi kelulusan dalam pendidikan Sarjana
I Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, maka makalah ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis berharap dengan dibuat makalah ini dapat
memberikan pemahaman atau pengetahuan serta manfaat terutama tentang perpajakan.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak yang harus diperbaiki,
untuk itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar dalam
penyusunan makalah berikutnya bisa lebih baik.

Denpasar, 27 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................................
1.3. Tujuan.................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................
2.1 PENGERTIAN SPT TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI........................................
2.2 PENGERTIAN DEDUCTIBLE EXPENSES…………………………………………............

2.4 PENGERTIAN NON DEDUCTIBLE EXPENSES………………………………………………

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................


3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................
3.2 Daftar Pustaka……………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat ini, pajak bukan lagi merupakan sesuatu yang asing bagi masyarakat
Indonesia. Sebagian kalangan telah menetapkan pajak secara proporsional dalam
kehidupannya, bahwa sejak telah dianggap sebagai salah satu kewajiban dalam
membantu pelaksanaan tugas kenegaraan yang ditangani pemerintah. Indikasi ini
terlihat dari semakin banyaknya jumlah Wajib Pajak, demikian juga dengan
keikutsertaan masyarakat dari berbagai kalangan, apabila ada suatu
penyelenggaraan kegiatan mengenai perpajakan, seperti halnya penyuluhan,
seminar dialog dan lain sebagainya. Pajak merupakan perwujudan dari
pengabdian dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama
ikut melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan
Negara dan pembangunan Nasional. Tanggung jawab atas pelaksanaan
pemungutan pajak sebagai cermin kewajiban masyarakat itu sendiri. Dalam hal
ini aparat perpajakan sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan
pembinaan, pelayanan dan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban
perpajakan berdasarkan ketentuan yang digariskan dalam peraturan perundang-
undangan perpajakan atau dalam Ketentuan Umum Perpajakan (KUP).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu spt tahunan wajib pajak orang pribadi?
2. Apa itu deductible expenses?
3. Apa itu non deductible expenses?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui spt tahunan wajib pajak orang pribadi
2. Untuk mengetahui deductible expenses
3. Untuk mengetahui non deductible expenses
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Spt Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi

Surat Pemberitahuan atau yang disingkat dengan SPT Tahunan adalah laporan
pajak yang harus disampaikan oleh wajib pajak melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Sesuai dengan ketentuan yang ada di dalam peraturan perundang-undangan perpajakan,
SPT Tahunan merupakan surat pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak. SPT Tahunan ini
wajib digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan pembayaran pajaknya. Konsultan
pajak BSD adalah solusi tepat untuk segala urusan pajak anda.

Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) ini berisikan total pendapatan kotor dan pajak yang
telah dibayarkan kepada negara. Dimana batas waktu pelaporan SPT tahunan wajib pajak
orang pribadi adalah setiap tanggal 31 Maret. Berdasarkan pada Undang-Undang tentang
Ketentuan Umum Perpajakan (KUP), akan diberikan sanksi denda bagi wajib pajak yang
tidak melaporkan SPT. Melaporkan SPT Tahunan bagi wajib pajak orang pribadi
merupakan kewajiban, baik itu bagi karyawan maupun pengusaha ataupun pekerja bebas.

 Jenis-Jenis SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi

SPT Tahunan untuk wajib pajak orang pribadi terdiri dari beberapa jenis yang berbeda.
Berikut ini jenis formulir SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi yang perlu diketahui:

-Formulir SPT Tahunan PPh 1770SS

Formulir SPT 1770SS diperuntukkan bagi wajib pajak pribadi yang merupakan seorang
karyawan dengan jumlah penghasilan yang berada di bawah PTKP atau Penghasilan Kena
Pajak. Yakni penghasilan yang kurang dari Rp60.000.000 dalam waktu setahun. Bagi
karyawan swasta, maka perlu untuk melampirkan Bukti Potong 1721 A1. Yang mana
merupakan salah satu syarat pengisian dalam pelaporan SPT Tahunan bagi wajib pajak
orang pribadi. Untuk pegawai negeri, maka perlu melampirkan Bukti Potong 1721 A2.
-Formulir SPT Tahunan PPh 1770 S

Formulir SPT 1770S diperuntukkan bagi wajib pajak pribadi yang merupakan seorang
karyawan dengan jumlah penghasilan lebih dari Rp60.000.000 dalam setahun atau di atas
PTKP. Dalam menyampaikan SPT Tahunan 1770S, maka wajib pajak juga harus
melampirkan Bukti Potong 1721 A1 untuk wajib pajak karyawan swasta. Sedangkan bukti
potong 1721 A2 untuk pegawai negeri. Bagi seorang wajib pajak yang memiliki status PH
(Pisah Harta) atau MT (Manajemen Terpisah), maka juga perlu menyertakan Lembar
Penghitungan Pajak Penghasilan Terutang.

-Formulir SPT Tahunan PPh 1770

Formulir SPT 1770 diperuntukkan bagi wajib pajak orang pribadi yang melakukan suatu
kegiatan usaha atau pekerjaan tertentu.

 Dokumen untuk Mengisi SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi

Ada beberapa dokumen yang dibutuhkan untuk mengisi dan melaporkan SPT Tahunan
bagi wajib pajak orang pribadi. Salah satunya adalah memiliki EFIN (Electronic Filing
Identification Number), namun berdasarkan peraturan pajak terbaru, untuk lapor SPT
dapat dilakukan dengan melampirkan sertifikat elektronik dan passphrase. Konsultan
pajak BSD adalah pilihan tepat untuk membantu anda dalam menyelesaikan laporan SPT
dengan efektif.

Selain yang disebutkan di atas, ada dokumen lain yang di butuhkan untuk mengisi laporan
SPT Tahunan bagi wajib pajak orang pribadi. Dokumen-dokumen tersebut terdiri dari
Formulir 1721 A1 atau A2 dan data penghasilan lainnya. Untuk mmeudahkan anda dalam
melaporkan SPT Tahunan, jasa konsultan pajak BSD adalah jawabannya.

Apabila anda yang berada di BSD memiliki permasalahan pajak, dan membutuhkan
bantuan dari konsultan pajak BSD, anda dapat menghubungi kami di halaman ini untuk
melakukan konsultasi pajak secara online. Agar pembayaran pajak bisnis anda optimal
dan tidak mahal.
2.2.Pengertian deductible expenses

Dalam perpajakan, terdapat istilah deductible expense (DE). Deductible expense


ini adalah biaya yang terjadi karena adanya kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan untuk dapat dikurangkan atas penghasilan kena pajak atau
penghasilan bruto. Deductible expense ini diatur dalam Undang Undang Pajak
Penghasilan No.36 Tahun 2008 Pasal 6.

 Terdapat tiga prinsip untuk menentukan apakah biaya tersebut termasuk ke dalam
kategori deductible expense atau tidak, berikut prinsip tersebut:

-Biaya tersebut berhubungan dengan kegiatan usaha.

-Biaya tersebut diberlakukan untuk memperoleh penghasilan yang dikenakan pajak.

-Biaya tersebut tidak digunakan untuk kepentingan pribadi seseorang

 Berikut jenis-jenis biaya yang dapat dikurangkan berdasarkan Undang-Undang Pajak


Penghasilan No.36 Tahun 2008 Pasal 6 Ayat 1:

 biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha,
antara lain:

-biaya pembelian bahan;

-biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus,
gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang;

-bunga, sewa, dan royalti;

-biaya perjalanan;

-biaya pengolahan limbah;


-premi asuransi;

-biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan;

-biaya administrasi; dan

-pajak kecuali Pajak Penghasilan;

 penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas
pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal
11A;

 iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan;

 kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam
perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan;

 kerugian selisih kurs mata uang asing;

 biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia;

 biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;

 piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:

1.telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;

2.Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada
Direktorat Jenderal Pajak; dan

3.telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi


pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai
penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan;
atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan
dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;

4.syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak
tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k;

2.3 Pengertian non deductible expenses


Disamping itu, terdapat juga non deductible expense (NDE), yaitu biaya yang tidak
diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan bruto. Biaya-biaya yang termasuk ke
dalam kategori NDE ini diatur dalam UU PPh No.36 Tahun 2008 Pasal 9 Ayat 1. Jadi,
ada beberapa batasan yang perlu diperhatikan, tidak semua biaya termasuk ke dalam non
deductible expense.
-pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk
dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan
pembagian sisa hasil usaha koperasi;
-biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham,
sekutu, atau anggota;
-pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:
1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan
konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
3. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan
6. cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri
untuk usaha pengolahan limbah industri,
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kesimpulan yang kami dapatkan adalah Wajib pajak orang pribadi melaporkan
penghasilannya melalui SPT Tahunan dengan menggunakan sistem self-assessment. SPT
Tahunan adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan perhitungan
dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan pajak dalam suatu
tahun pajak atau bagian tahun pajak. Sistem self-assessment adalah pemungutan pajak
yang memberikan wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk
menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang
harus dibayarkan.

DAFTAR PUSTAKA
https://flazztax.com/2021/07/31/wajib-pajak-orang-pribadi-harus-tahu-mengenai-spt-
tahunan/
https://www.sobatpajak.com/article/62a9b9f21f70cd04219526f2/Apa%20itu
%20Deductible%20Expense%20dan%20Non-%20Deductible%20Expense%3F
https://www.pajakku.com/read/603c5391c069d02167e9575e/Memahami-Apa-Itu-
Deductible-Expense-

Anda mungkin juga menyukai