MATA KULIAH
PERPAJAKAN I
OLEH :
Ovi Putri Ani (205310547)
DOSEN
Dr. Azwirman, SE., M. Acc, CPA
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
metode pembelajaran Mind mapping.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
1. Subjek Pajak ............................................................................................................... 2
2. Objek Pajak Penghasilan.................................................................................................... 3
3. Objek Pajak Penghasilan Bentuk Usaha tetap................................................................... 4
4. Pengurang Penghasilan..................................................................................................... 5
5. Menghitung Pajak Penghasilan.......................................................................................... 5
6. Pelunasan Pajak Penghasilan............................................................................................. 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak adalah salah satu alat yang digunakan pemerintah didalam mencapai tujuan
untuk mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari
masyarakat, untuk itu diperlukan adanya kesadaran dari masyarakat akan kewajiban
pajaknya karena pajak yang dikumpul digunakan untuk kepentingan dan membiayai
pengeluaran rutin serta pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat.
Pajak penghasilan merupakan pajak yang dipungut kepada obyek pajak atas
penghsilan yang diperolehnya. PPh akan selalu dikenakan terhadap orang atau badan
usaha selaku wajib pajak yang memperoleh penghasilan. Setiap perusahaan jasa maupun
non jasa sebagai wajib pajak diwajibkan untuk membayar pajak. Undang-undang no. 7
Tahun 1984 tentang Pajak Panghasilan (PPH) berlaku sejak 1 Januari 1984. Undang-
undang ini telah beberapa kali mengalami perubahan dan terakhir kali di ubah dengan
Undang-undang no. 17 Tahun 2000. Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur
pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi maupun badan.
Sumber penerimaan negara dari sektor pajak ada banyak macamnya. Salah satu
adalah pajak penghasilan badan, yaitu pajak penghasilan yang dikenakan kepada sebuah
badan usaha atas penghasilan dan laba usahannya baik dalam negeri maupun pendapatan
diluar negeri Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional, peranan penerimaan
pajak sangat penting dan mempunyai kedudukan yang strategis. Tidak mungkin
pemerintah dapat mengerakkan roda pemerintahan dan pembangunan nasional tanpa
adanya dukungan dana, terutama yang bersumber dari penerimaan pajak. Oleh sebab itu
setiap tahun penerimaan pajak senantiasa diupayakan untuk terus meningkat.Ada tiga
unsur yang menentukan penerimaan pajak, yakni undang-undang perpajakan yang tepat,
kepatuhan serta kesadaran dari Wajib Pajak dan aparat perpajakan yang cakap dan bersih.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud subjek pajak penghasilan ?
2. Apa yang di maksud dengan Objek Pajak Penghasilan?
3. Apa yang di maksud Objek Pajak Penghasilan Bentuk Usaha tetap?
4. Apa yang di maksud dengan Pengurang Penghasilan?
5. Apa yang di maksud dengan Menghitung Pajak Penghasilan?
6. Apa yang di maksud dengan Pelunasan Pajak Penghasilan?
C. Tujuan
Mengetahui dan mengerti mengenai pengertian Pajak, Pajak penghasilan beserta bagian-
bagian didalamnya dan mampu menghitung pajak sesuai tata cara penghitungan dengan
benar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Subjek Pajak
Subjek Pajak Pajak Penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk
memperoleh penghasilan dan mejadi sasaran untuk dikenakan pajak penghasilan. Menurut
Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, subyek pajak penghasilan adalah
sebagai berikut:
a. Subyek Pajak Pribadi yaitu orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang
pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun
pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
b. Subyek Pajak Harta Warisan Belum Dibagi yaitu warisan dari seseorang yang sudah
meninggal dan belum dibagi tetapi menghasilkan pendapatan, maka pendapatan itu
dikenakan pajak.
c. Subyek Pajak Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang
meliputi PT, CV, perseroan lainnya, badan usaha milik negara, dan lain-lain.
d. Bentuk Usaha Tetap ( BUT ) yaitu bentuk usaha yang digunakan oleh orang pribadi
yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di indonesia tidak lebih dari
183 hari dalam jangka waktu dua belas bulan, atau badan yang tidak didirikan dan
berkedudukan di Indonesia, yang melakukan kegiatan di Indonesia.
Subjek pajak penghasilan juga dikelompokkan menjadi subjek pajak dalam negeri dan
subjek pajak luar negeri. Pasal 2 ayat (2) UU Nomor 36 tahun 2008, mengelompokkan
subjek pajak menjadi dua kelompok, yaitu :
2
2. Subyek pajak luar negeri, adalah
a) Orang pribadi yang tidak bertempa tinggal di Indonesia serta tidak berada di
Indonesia lebih dari 186 hari dalam jangka waktu 12 bulan dan badan yang tidak
didirikan serta tidak bertempat kedudukan di Indnesia, yang menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
b) Orang pribadi yang tidak bertempa tinggal di Indonesia serta tidak berada di
Indonesia lebih dari 186 hari dalam jangka waktu 12 bulan dan badan yang tidak
didirikan serta tidak bertempat kedudukan di Indnesia, yang dapat menerima
atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau
melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
Kewajiban pajak subjektif berarti kewajiban pajak yang melekat pada subjeknya dan
tidak dapat dilimpahkan pada orang atau pihak lain. Pada umumnya, setiap orang yang
bertempat tinggal di Indonesia memenuhi kewajiban pajak subjektif. Sementara untuk orang
yang bertempat tinggal di luar Indonesia, kewajiban pajak subjektifnya ada jika mempunyai
hubungan ekonomi dengan Indonesia.
Berdasarkan pasal 3 UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang tidak termasuk
subyek pajak penghasilan yaitu :
3
menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk
apapun.
4
3. Penghasilan sebagai mana disebut dalam pasal 26 UU PPh yang diterima atau
diperoleh kantor pusat, sepanjang terdapat hubungan efektif antara BUT dengan harta
atau kegiatan yang memberikan penghaasilan tersebut.
Kriteria Usaha atau kegiatan yang tergolong BUT adalah sebagai berikut :
4. Pengurang Penghasilan
Pengurang penghasilan (Bruto) adalah jumlah seluruh pengurangan penghasilan dari setiap
pemberi kerja yang terdiri dari biaya jabatan. Biaya jabatan adalah jumlah biaya jabatan
yang boleh di kurangkan dari penghasilan.
Penghasilan Bruto (kotor)
Termasuk dalam penambah penghasilan bruto adalah penghasilan teratur (gaji
Pokok, tunjangan tetap) penghasilan tidak teratur.
Pengurang Penghasilan Bruto
Termasuk dalam pengurang penghasilan bruto adalah biaya jabatan, biaya pensiun,
iuran BPJS yang di bayarkan oleh karyawan
PTKP (penghasilan tidak kena pajak)
Setiap wajib pajak memiliki jatah penghasilan tidak kena pajak yang di hitung
berdasarkan status pernikahan dan jumlah tanggungannya.
5
Rp.4.500.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dalam faris
keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya,
paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.
Menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Selesai dengan menghitung PTKP, langkah berikutnya dalam perhitungan pajak
penghasilan adalah mengetahui besaran PKP yang di peroleh dengan melakukan
pengurangan antara penghasilan nersih dengan PTKP.
Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh)
Setelah mengetahui besaran PKP, kemudian tentukan persentase perhitungan pajak
penghasilan (PPh) yang di terapkan dengan ketentuan sebagai berikut :
PKP kurang dari Rp.50.000.000 di kenai tarif pajak sebesar 5%
PKP antara Rp.50.000.000 – Rp.250.000.000 dikenai tarif pajak sebesar 15%
PKP antara Rp. 250.000.000 – Rp.5000.000.000 dikenai tarif pajak sebesar
25%
PKP diatas Rp.500.000.000 dikenai tarif pajak 30%
Sedangkan cara menghitung pajak penghasilan orang pribadi sebagai pengusaha yang di
peroleh penghasilan lainnya adalah :
Pelunasan pajak dalam tahun berjalan merupakan angsuran pembayaran pajak yang nantinya
boleh di perhitungkan dengan cara mengkreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang
untuk tahun pajak yang bersangkutan, kecuali penghasilan tersebut dikenakan pajak bersifat
final.Perhitungan padakhir tahun bagi Wajib Pajak dalam Negeri dan bentuk usaha tetap
(BUT) dilakukan dengan menghitung pajak penghasilan terutang atas penghasilan yang
merupakan objek pajak tidak final. Pajak penghasilan yang sudah dipotong/dipungut oleh
pihak lain dan angsuran PPh pasal 25 yang sudah dibayar sendirr dikurangkan dari pajak
penghasilan terutang. Jika terdapat kurang bayar, kekurangan tersebet dikenai dengan PPh
pasal 29 dan harus di setor sebelum SPT tahunan PPh di sampaikan. Jika terdapat kelebihan
bayar maka dikenai dengan PPh pasal 28A, bisa di lakukan permohonan restitusi atau di
kompensasikan untuk pembayaran pajak lainnya.
6
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas perlu diketahui dan di pahami arti dari Pajak Penghasilan serta
yang berhubungan dengan pajak penghasilan lainnya, seperti ari dari subyek pajak
penghasilan, obyek pajak penghasilan, BUT, tata cara dasar pengenaan pajak,
Kompensasi kerugian, PTKP, Cara menghitung pajak, Penghasilan dan pemisahan
penghasila, serta hubungan istimewa yang terdapat di dalam sebuah pajak penghasilan.
2. Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kesempurnaan akibat keterbatasannya buku-buku yang kami gunakan dalam membuat
makalah ini.Adapun saran yang bisa kami paparkan dari makalah ini yaitu pentingnya
memperbarui pengetahuan tentang perpajakan karena perpajakan memiliki berbagai
undang-undang dimana setiap tahun atau jenjang masa tertentu akan mengalami
perubahan dan perbaikan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Resmi Siti. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus.Edisi 8.Jakarta: Salemba empat.
http://www.wibowopajak.com/2015/02/pengertian-hubungan-istimewa-transfer.html
http://semangadmu.blogspot.co.id/2013/07/pajak-penghasilan-pph.html
http://ssbelajar.blogspot.co.id/2012/03/fungsi-pajak.html
http://kumpulanmateripajak.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-tarif-pajak-jenis-
jenis.html
http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-objek-pajak-penghasilan
http://www.pembayarpajak.com/index.php/encyclopedia/56-dasar-pengenaan-pajak-dpp
http://keuanganlsm.com/dasar-pengenaan-pajak/
http://amsyong.com/2015/08/siap-siap-hitung-ulang-pph-21-dengan-ptkp-2015/