Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERPAJAKAN

(Pajak Penghasilan Umum)

KELOMPOK 1

Nama Anggota Kelompok :

1.
2. Dandy Valentino Ndolu (2210030101)
3. Bryan Fati Christoper Zalukhu(2210030098)
4. Semuel Pniel Simon Salean (2110030124)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 Definisi Pajak Penghasilan..........................................................................................2
2.2 Subjek Pajak Penghasilan............................................................................................2
2.2.1 Orang Pribadi.......................................................................................................2
2.2.2 Warisan................................................................................................................2
2.2.3 Badan....................................................................................................................3
2.2.4 Badan Usaha Tetap (BUT)...................................................................................3
2.2.5 Pajak Penghasilan Dalam Negeri & Pajak Penghasilan Luar Negeri..................4
2.3 Objek Pajak Penghasilan.............................................................................................5
2.4 Tarif Pajak...................................................................................................................7
KESIMPULAN..........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

i
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak adalah salah satunya sumber penerimaan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara
yang sangat berperan penting. Dengan adanya penerimaan pajak, pemerintah
memperbesar kemampuan membangun, memperluas ruang gerak pendanaan bagi
berbagai macam program kegiatan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Untuk dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat tentu adanya bentuk kerjasama yang baik
antara pemerintah dengan masyarakat dan menghasilkan sesuatu yang saling
menguntungkan antara kedua belah pihak. Bagi pemerintah dapat melaksanakan
kewajibannya sebagai fasilitator dalam melayani publik, dan bagi masyarakat sendiri
dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan dari pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintah.
Adanya kegiatan pemungutan pajak adalah salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan
antara pemerintah dengan masyarakat. Sebagai penunjang kegiatan pembangunan,
pemerintah menggunakan pajak yang diberikan oleh masyarakat yang nantinya juga akan
dinikmati oleh masyarakat itu sendiri.
Terlihat dari berbagai prestasi yang diraih oleh pemerintah, Pemerintah telah
memperlihatkan kinerja yang sangat baik khususnya Direktorat Jenderal Pajak dalam
mengumpulkan dana yang berasal dari masyarakat atau Wajib Pajak. Dan juga dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi-informasi
tentang perpajakan, dengan demikian tentunya dapat menjaring lebih banyak lagi wajib
pajak untuk membayarkan kewajiban pajaknya. Sehingga dengan bertambahnya wajib
pajak akan bertambah pula penerimaan pajak yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Pajak.

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan merupakan pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak. Subjek Pajak
tersebut dikenakan pajak apabila menerima atau memperoleh penghasilan. Subjek Pajak
yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam Undang-undang Pajak Penghasilan
Indonesia disebut sebagai Wajib Pajak. Dengan kata lain, Wajib Pajak adalah orang
pribadi atau badan yang telah memenuhi kewajiban subjektif maupun kewajiban objektif.
Wajib Pajak dikenakan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu
tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak,
apabila kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau berakhir dalam bagian tahun pajak.
Yang dimaksud dengan tahun pajak dalam Undang-undang Pajak Penghasilan Indonesia
adalah tahun takwim. Namun, Wajib Pajak dapat menggunakan tahun buku yang tidak
sama dengan tahun takwim, sepanjang tahun buku tersebut meliputi jangka waktu 12 (dua
belas) bulan

2.2 Subjek Pajak Penghasilan


Subjek pajak juga dibagi menjadi 4 jenis atau bagian. Berdasarkan domisilinya, subjek
pajak terbagi menjadi dua yakni pajak penghasilan dalam negeri dan pajak penghasilan
luar negeri. Sedangkan, 4 kategori tersebut yaitu orang pribadi, warisan, badan, dan juga
BUT ( badan usaha tetap ).

2.2.1 Orang Pribadi


Orang pribadi sebagai Subjek Pajak dapat bertempat tinggal atau berada di
Indonesia ataupun di luar Indonesia.

2.2.2 Warisan
Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak.
Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan Subjek Pajak
pengganti, menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris. Penunjukan warisan

2
yang belum terbagi sebagai Subjek Pajak pengganti dimaksudkan agar pengenaan
pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan.

2.2.3 Badan
Badan, terdiri dari perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam
bentuk apa pun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau
organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, perusahaan reksa dana, organisasi
massa, organisasi sosial politik, dan bentuk badan usaha lainnya.

2.2.4 Badan Usaha Tetap (BUT)


Pasal 2 ayat (5) Undang-undang Pajak Penghasilanmenyatakan bahwa bentuk
usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih
dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan
tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa:
1. Tempat kedudukan manajemen.
2. Cabang perusahaan.
3. Kantor perwakilan.
4. Gedung kantor.
5. Pabrik.
6. Bengkel.
7. Gudang.
8. Ruang untuk promosi dan penjualan.
9. Pertambangan dan penggalian sumber alam.
10. Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi.
11. Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan,atau kehutanan.
12. Proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan.
13. Pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain, sepanjang
dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulan.
14. Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas.

3
15. Agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau
menanggung risiko di Indonesia.
16. Komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau
digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan
usaha melalui internet.

2.2.5 Pajak Penghasilan Dalam Negeri & Pajak Penghasilan Luar Negeri
Pasal 2 ayat (3) Undang-undang Pajak Penghasilan mengatur bahwa subjek pajak
dalam negeri adalah:
1. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia.
 Orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan.
 Orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan
mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
2. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit
tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:
 Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
 Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD);
 Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah;
 Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara.
3. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.
Menurut Pasal 2 ayat (4) Undang-undang Pajak Penghasilan, subjek pajak

Menurut Pasal 2 ayat (4) Undang-undang Pajak Penghasilan, subjek pajak luar
negeri adalah:

1. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia;


 Orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan;

4
 Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
BUT di Indonesia.
2. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia;
 Orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan;
 Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
Indonesia,yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari
Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

2.3 Objek Pajak Penghasilan


Objek Pajak merupakan segala sesuatu yang meliputi barang, jasa, kegiatan, atau
keadaan tertentu yang dikenakan pajak. Objek Pajak Penghasilan (PPh) adalah
penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak (WP), baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib pajak yang
bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun,
termasuk:

a. Penggantian atau imbalan


Berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji,
upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan
dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini;
b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;
c. laba usaha;
d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
1. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan
lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;

5
2. Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau
anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya;
3. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam
bentuk apa pun;
4. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan,
kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus
satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk
yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil,
yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan,
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan; dan
5. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak
penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam
perusahaan pertambangan;
e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan
pembayaran tambahan pengembalian pajak;
f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian
utang;
g. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan
asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;
h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak;
i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
l. Keuntungan selisih kurs mata uang asing;
m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
n. Premi asuransi;
o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari
Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak;
q. Penghasilan dari usaha berbasis syariah;

6
r. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur
mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan
s. Surplus Bank Indonesia.

2.4 Tarif Pajak


Pajak penghasilan atau PPh merupakan pajak yang dikenakan terhadap laba
perusahaan yang sering disebut penghasilan kena pajak (PKP) atau laba kena pajak.
Wajib pajak harus memahami dengan benar pebedaan – perbedaan antara Sperlakuan
akuntansi (komersial) dengan fiskus (fiskal). Secara fiskal ada pendapatan yang
merupakan obyek pajak, dari segi biaya/pengeluaran ada yang bisa dibiayakan dan ada
yang tidak dapat dibiayakan. Selain hal itu, ada perbedaan metode pencatatan/pembukuan
antara akuntansi dan fiskal, misalnya metode penyusutan aktiva tetap, amortisasi,
penilaian persediaan dan lain sebagainya. Sesuai dengan Tarif PPh Pasal 17 Undang –
undang Nomor 36 tahun 2008, tarifini berlaku mulai tahun pajak 2009 (per 1 Januari
2009) antara lain

Tabel
Tarif Progresif PPh Orang Pribadi

NO JUMLAH PENGHASILAN TARIF

1. Dibawah Rp.50.000.000,00 5%

2. Diatas 50.000.000,00-250.000.000,00 15%

3. Diatas 250.000.000,00-500.000.000,00 25%

4. Diatas 500.000.000,00 30%

Tarif Tunggal PPh WP Badan dan Badan Usaha Tetap adalah :


a. Tarif tunggal 28 % untuk tahun pajak 2009
b. Tarif tunggal 25 % untuk tahun pajak 2010 dan seterusnya.
Pengurangan Tarif 50% bagi Wajib Pajak Badan Bagi sebagian Wajib Pajak mungkin
belum mengetahui bahwa Undang – undang Pajak Penghasilan (PPh) No. 36 tahun 2008
yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2009 memberikan fasilitas berupa pengurangan tarif

7
PPh bagi Wajib Pajak badan sebesar 50%, yang diberikan untuk penghasilan sampai
dengan sebesar Rp. 4.800.000.000. Ketentuan tersebut diatur dalam Pasal 31 E UU PPh
No. 36 tahun 2008, yang berbunyi :
1. Wajib Pajak Badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp.
50.000.000.000 mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif
sebagaimana dijelaskan pasal 17 ayat (1) huruf b dan pasal (2a) yang dikenakan atas
Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp.
4.800.000.000
2. Fasilitas pengurangan tersebut dilaksanakan secara self assessment pada saat
penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan, tidak perlu menyampaikan
permohonan untuk dapat memperoleh fasilitas tersebut.
3. Perdaran bruto tersebut adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh dari
kegiatan usaha sebelum dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan baik berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia,
meliputi :
a. Penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan bersifat final
b. Penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan tidak bersifat final
c. Penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak.
4. Fasilitas pengurangan tersebut bukan merupakan pilihan.

8
KESIMPULAN

Secara garis besar pajak penghasilan merupakan pajak yang dikenakan terhadap Subjek
Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak. Subjek
Pajak tersebut dikenakan pajak apabila menerima atau memperoleh penghasilan. Subjek
Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam Undang-undang Pajak
Penghasilan Indonesia disebut sebagai Wajib Pajak. Dengan kata lain, Wajib Pajak adalah
orang pribadi atau badan yang telah memenuhi kewajiban subjektif maupun kewajiban
objektif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Tjaraka, Heru H. “Pajak Penghasilan (PPh) Umum” Modul 1

https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/EKSI4206-M1.pdf, diakses pada 05


September 2023

Wahyu Santosa, Ak., M.Si. Sadimin, S.S.T. 2011. “BAHAN AJAR Dasar-dasar Pajak
Penghasilan (PPh)Orang Pribadi dan Badan”

https://www.academia.edu/12410413/Bahan_Ajar_Pajak_Penghasilan, diakses pada 05


September 2023

https://pajak.go.id/id/objek-pph

https://klikpajak.id/blog/jenis-tarif-pajak-pengelompokan-tarif-pajak-dan-contohnya/

10

Anda mungkin juga menyukai