Oleh
Kelompok 8
Muhammad Budi Luhur
201310170311057
Wahyu Santosa
201310170311074
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit
sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas
segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Pajak penghasilan umum.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak ilmu-ilmu baru menyangkut
perpajakan anjutan dari berbagai sumber, karena itu kami mengucapkan terima kasih
yang
sebesar-besarnya
kepada
dosen
pengampu
yang
telah
memberikan
tugas,dukungan,dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini
berawal, dan semoga kami dapat memanfaatkan pengetahuan tersebut dengan sebaikbaiknya dan mapuh memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang
lebih baik lagi.
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar
makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Dalam tiap-tiap masyarakat, ada hubungan antara manusia dengan
manusia, dan selalu ada peraturan yang mengikatnya yaitu hukum. Hukum
mengatur tentang hak dan kewajiban manusia. Hak untuk memperoleh gaji / upah
dari pekerjaan membawa kewajiban untuk menghasilkan atau untuk bekerja.
Demikian juga dengan pajak, hak untuk mencari dan memperoleh
penghasilan sebanyak-banyaknya membawa kewajiban menyerahkan sebagian
kepada negara dalam bentuk untuk membantu negara dalam meninggikan
kesejahteraan umum. Begitu pula hak untuk memperoleh dan memiliki gedung,
mobil dan barang lain membawa kewajiban untuk menyumbang kepada negara.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.3
TUJUAN
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.3.6
1.4
1.4.1
METODE PENELITIAN
Penelitian Kepustakaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SUBJEK PAJAK
2.1.1 Pengertian Subyek Pajak
Subjek pajak adalah orang, badan atau kesatuan lainnya yang telah
memenuhi syarat-syarat subjektif, yaitu bertempat tinggal atau berkedudukan di
Indonesia. Subjek pajak baru menjadi wajib pajak bila telah memenuhi syaratsyarat obyektif.
Subjek pajak tidak identik dengan subjek hukum, oleh karena itu untuk
menjadi subjek pajak tidak perlu menjadi subjek hukum. Sehingga firma,
perkumpulan, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan dapat menjadi
subjek pajak. Demikian juga orang gila, anak yang masih di bawah umur dapat
menjadi subjek atau wajib pajak, tetapi untuk mereka perlu ditunjuk orang atau
wali
yang
dapat
dipertanggungjawabkan
untuk
memenuhi
kewajiban-
kewajibannya.
2.1.2 Yang Menjadi Subjek Pajak
Adapun yang menjadi subjek pajak sesuai undang-undang PPh No. 36 Tahun
2008 adalah :
a. Orang Pribadi
b. Badan
c. Bentuk Usaha Tetap
Subjek pajak dibedakan menjadi subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar
negeri,
1.
bertempat tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan,
atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan
mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia
Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit
tetentu Subjek dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria :
Pemerintah Daerah
2.
a.
yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan,
dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di
Indonesia,
b.
yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan,
dan badan yang tidak didirikan dan tidak berkedudukan di Indonesia, yang dapat
menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan
usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
Perbedaan yang penting antara Wajib Pajak Dalam Negeri dan Wajib Pajak Luar
Negeri terletak dalam pemenuhan kewajiban pajaknya, antara lain :
Wajib Pajak dalam negeri dikenai pajak atas penghasilan baik yang
diterima atau diperoleh dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
sedangkan Wajib Pajak luar negeri dikenai pajak hanya atas penghasilan
lain dari Negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang
bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka denga syarat bukan
warga Negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh
penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta Negara bersangkutan
memberikan perlakuan timbal balik
c.
a. Bagi Subjek pajak orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, maka
kewajiban pajak subjektifnya akan dimulai pada saat lahir di Indonesia
b. Bagi subjek pajak orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari
dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak
berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia,
maka kewajiban pajak subjektifnya akan dimulai sejak saat orang tersebut berada
di Indonesia
c. Bagi subjek pajak orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, maka
kewajiban pajak subjektifnya akan dimulai pada saat orang pribadi tersebut
menjalankan usahanya di Indonesia
d. Bagi subjek pajak orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, maka
kewajiban pajak subjektifnya akan dimulai pada saat orang pribadi tersebut
menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia.
2.
a. Bagi subjek pajak badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia,
maka kewajiban pajak subjektifnya akan dimulai pada saat badan tersebut
didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia,
b. Bagi subjek pajak badan yang tidak didirikan atau tidak bertempat kedudukan
di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia
bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, maka
kewajiban pajak subjektifnya mulai pada saat badan tersebut menerima atau
memperoleh penghasilan di Indonesia.
3.
Untuk warisan yang belum terbagi, maka kewajiban pajak subjektifnya dimulai
pada saat timbulnya warisan, yaitu pada saat pewaris meninggal dunia. Warisan
yang belum terbagi baru menjadi wajib pajak apabila warisan tersebut
mengeluarkan penghasilan. Mengenai siapa yang bertanggungjawab atas pajak
penghasilan warisan yang belum terbagi tersebut, undang-undang tidak
menentukan.
Menurut Rachmat Soemitro, yang bertanggung jawab adalah :
Pelaksana warisan (executor testamenter)
Semua ahli waris dari orang-orang lain yang mendapat bagian dari warisan itu,
bertanggung jawab secara renteng atas pajak penghasilan.
Berakhirnya kewajiban pajak subjektif
1.
a.
b.
Bagi subjek pajak orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183
hari dalam jangka waktu 12 bulan atau orang pribadi yang dalam suatu tahun
pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di
Indonesia, maka kewajiban pajak subjektifnya berakhir pada saat orang tersebut
tidak lagi menjalankan usaha atau tidak melakukan kegiatan di Indonesia
c.
Bagi subjek pajak orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia
atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan,
maka kewajiban pajak subjektifnya berakhir pada saat orang tersebut tidak lagi
menjalankan usahanya di Indonesia
d.
Bagi subjek pajak orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia
atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan,
maka kewajiban pajak subjektifnya berakhir pada saat orang tersebut tidal ;agi
menerima atau memperoleh penghasilan di Indonesia.
2.
a.
Indonesia, maka kewajiban pajak subjektifnya berakhir pada saat badan tersebut
dibubarkan atau tidak lagi bertempat kedudukan di Indonesia,
b.
Bagi subjek badan yang tidak didirikan atau tidak bertempat kedudukan di
Untuk warisan yang belum terbagi kewajiban pajak subjektifnya berakhir pada
saat warisan tersebut selesai dibagikan kepada para ahli warisnya masing-masing,
dan sejak saat itu pula beralih pemenuhan kewajiban pajaknya kepada para ahli
warisnya.
Subjek Pajak PPh pasal 21
Subyek PPh 21 adalah penerima penghasilan yang dipotong oleh:
a.
b.
Dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pension dan
sehubungan dengan jasa termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan
bebas
e.
Subyek PPN adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP). Pengusaha Kena Pajak adalah
pengusaha yang melakukan melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP)
dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP).
2.
Subyek Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah PKP yang menghasilkan BKP
yang tergolong mewah dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya dan
pengusaha yang mengimpor barang yang tergolong mewah.
Subyek Pajak Bumi dan Bangunan
Subyek PBB adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai hak atas
bumi dan/atau, memperoleh manfaat atas bumi dan /atau, memiliki atau
menguasai bangunan; dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.
Subyek Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Subyek pajak BPHTB adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas
Tanah dan/atau Bangunan.
2.2
OBJEK PAJAK
Mengenai apa yang dapat dijadikan objek pajak banyak sekali macamnya. Pada
prinsipnya segala sesuatu yang ada dalam masyarakat dapat dijadikan sasaran atau
objek pajak, baik keadaan, perbuatan, maupun peristiwa. Misalnya :
a.
Objek PPh adalah penghasilan itu sendiri,. Penghasilan sebagai objek pajak PPh
diartikan secara luas yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh wajib pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan
wajib pajak dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Menurut ketentuan UU No.7 Tahun 1983 yang telah diperbaharui oleh UU No.36
Tahun 2008 pasal 4 ayat 1 yang termasuk dalam penghasilan adalah :
a.
c.
Laba usaha,
d.
e.
pengembalian utang,
g.
Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen daari
asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi,
h.
i.
j.
k.
m.
n.
Premi asuransi,
o.
terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas,
p.
dikenakan pajak,
q.
r.
c.
Penyeraan barang kena pajak yang dilakuka di dalam daerah pabean oleh
2.
3.
d.
Pemanfaatan barang kena pajak tidak brwujud dari luar daerah pabean di
Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah
pabean.
f.
g.
telaha diuah terakhir dengan UU No. 18 tahun 2000 yaitu, kegiatan membangun
sendiri yang dilakukan tidak di dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya,
oleh orang pribadi atau badan, baik yang hasilnya akan digunakan sendiri atau
pihak lain.
h.
telah diubah terakhir degan UU No. 18 tahun 2000 yaitu, penyerahan aktiva oleh
pengusaha kena pajak yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan
sepanjang PPN yang dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan
3.
Penyerahan barang kena pajak yang tergolong mewah yang dilakukan oleh
penguasaha yang mengasilkan barang kena pajak yang tergolong mewah tersebut
di dalam daerah pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.
b.
4.
Dalam Pajak Bumi dan Bangunan yang menjadi objek pajak adalah bumi dan/atau
bangunan. Pengertian bumi disini adalah permukaan bumi yang meliputi tanah
dan perairan pedalaman, serta laut wilayah Indonesia, dan tubuh bumi yang ada di
bawahnya. Sementara itu, bangunan adalah konstruksi teknik yang ditananm atau
dilekatkan secara tetap pada tansh atau perairan. Termasuk dalam bangunan yang
dapat dikenakan pajak adalah :
1.
2.
Gedung kantor
3.
Hotel
4.
Pabrik
5.
6.
Kolam Renang
7.
dengan itu
c.
Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional,
tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah Negara yang belum
dibebani suatu hak
d.
Objek pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan,
yang meliputi :
a.
1.
2.
Tukar menukar
3.
Hibah
4.
Hibah wasiat
5.
Waris
6.
7.
8.
9.
10.
Penggabungan usaha,
11.
Peleburan usaha,
12.
Pemekaran usaha,
13.
Hadiah.
b.
1.
2.
hak milik,
b.
c.
d.
hak pakai,
e.
f.
hak pengelolaan.
6.
Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk
3.
Akta-akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta tanah termasuk rangkap-
rangkapnya
4.
d. Yang berisi pengakuan bahwa utang uang seluruhnya atau sebagian telah
dilunasi atau diperhitungkan,
5.
6.
pengadilan, yaitu surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan, dan suratsurat yang semula tidak dikenakan bea materai berdasarkan tujuannnya jika
digunakan untuk tujuan lain atau digunakan oleh orang lain, lain dari maksud
semula.
Sedangkan yang tidak dikenakan Bea Materai adalah:
a.
1.
2.
Konosemen
3.
4.
Keterangan pemindahan
5.
6.
7.
8. Tanda terima gaji, uang tunggu, pension, uang tunjangan, dan pembayaran
lainnya yang ada kaitannya dengan hubungan kerja serta surat-surat yang
diserahkan untuk mendapatkan pembayaran tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pajak adalah kewajiban penduduk negara untuk dapat menetap serta berusaha
dalam negara itu dan memperoleh perlindungan. Jadi penduduk negara berhak
untuk memperoleh perlindungan (hukum dan sosial ekonomi). Untuk itu
penduduk negara berkewajiban membayar pajak kepada negara.
Subjek pajak adalah pihak-pihak (orang maupun badan) yang akan dikenakan
pajak, sedangkan objek pajak adalah segala sesuatu yang yang akan dikenakan
pajak. Wajib pajak adalah subjek pajak yang telah memenuhi syarat-syarat
objektif sehingga kepadanya diwajibkan pajak.
3.2 Saran
Penghasilan negara terbesar adalah dari pajak. Pajak memiliki perana penting
dalam pembangunan suatu negara khususnya Indonesia. Oleh karena itu,
pengelolaan pajak harus dikelola dengan baik dan benar agar manfaatnya dapat
dirasakan oleh rakyat. Selain itu juga para wajib pajak harus rutin dalam
membayar pajak demi tercapainya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Grafindo
Drs. C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia,
Jakarta
http:// DATA KULIAH/AJ/perpajakan/Perpajakan-Subyek-Dan-Objek-
Pajak.htm
http://agushariyantosukses.blogspot.com/2012/05/subjek-dan-objekhukum-pajak.html