Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ILMIAH PBB P3 KELOMPOK 2 :


1. EMELY MARFUAH (062030501384)
2. FARIZQY KURNIAWAN (062030501385)
3. FATIA ZAHARANI (062030501386)
4. FINGKAN WANDA RESTA (062030501387)
5. ILA NURHIDAYAH (062030501388)
6. MIFTAHUL JANNAH (062030501389)
7. M. AGUNG AFRIALDI (062030501390)
8. M. EDWIN ADLINE (062030501391)

Dosen Pembimbing :
Anggeraini Oktarida, S.E., M.Si., Ak.,
A. Pengertian PBB
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pungutan atas tanah dan bangunan yang muncul karena adanya
keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi bagi seseorang atau badan yang memiliki suatu hak
atasnya, atau memperoleh manfaat dari padanya.

Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya.
Selanjutnya, permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut
wilayah Indonesia.

Bangunan diartikan sebagai konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan


secara tetap pada tanah dan perairan.
B. Pengertian PBB 3
Pajak Bumi Bangunan P3 adalah pajak yang dikenakan atas bumi dan bangunan yang berada di
kawasan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

Pengertian Perkebunan, Perhutanan, dan Perambangan

• Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu


Perkebunan pada tanah dan mengolah serta memasarkan barang dan jasa hasil tanaman
tersebut.

•Perhutanan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
Perhutanan daya alam hayati yang didominasi pepohonan yang dikelola untuk kepentingan
manusia.

• Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka


penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
Pertambangan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang.
Dasar Hukum
Perkebunan : Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 31/PJ/2014 tentang Tata Cara
Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan.

Perhutanan : Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 42/PJ/2015 tentang Tata Cara
Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perhutanan.

Pertambangan : Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 47/PJ/2015 tentang tentang Tata
Cara Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan
Mineral dan Batubara.
C. Subjek Pajak PBB P3
Pemungutan PBB dilakukan oleh pemerintah pusat (PBB-P3 dan PBB lainnya). Ketentuan
mengenai subjek PBB yang dipungut oleh pemerintah pusat mengacu pada UU No. 12 Tahun 1985
tentang Pajak Bumi dan Bangunan (UU PBB). Sesuai Pasal 4 ayat (1) UU PBB, subjek PBB adalah
orang atau badan yang memiliki hak, memperoleh manfaat atas bumi dan/atau bangunan, atau yang
menguasai suatu bangunan.

D. Objek Pajak PBB P3


Objek PBB-P3 adalah perkebunan, perhutanan, pertambangan dan sektor lainnya. Merujuk Pasal
2 ayat ‘1’ Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER- 20/PJ/2015, PBB sektor lainnya meliputi
perikanan tangkap, budidaya ikan, jaringan pipa, kabel telekomunikasi, kabel listrik dan jalan tol. PBB
Sektor Perkebunan, Kehutanan, dan Pertambangan (PBB P3).
E. NJKP

Ketentuan mengenai NJKP salah satunya tertuang dalam UU PBB. Mengacu pada Pasal 6 ayat
(3) dasar perhitungan PBB adalah NJKP yang ditetapkan serendah-rendahnya 20% dan setinggi-
tingginya 100% dari NJOP.Adapun yang dimaksud dengan NJKP (assessment value), sesuai dengan
penjelasan Pasal 6 ayat (3) UU PBB, adalah nilai jual yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan
pajak, yaitu persentase tertentu dari nilai jual sebenarnya.NJKP untuk objek pajak dengan nilai jual
Rp1 miliar atau lebih dan objek pajak sektor perkebunan, perhutanan dan pertambangan adalah 40%
dari NJOP. Sementara itu, NJKP untuk objek pajak lain yang nilai jualnya kurang dari Rp1 miliar
adalah 20% dari NJOP.
F. Tarif PBB P3
Berdasarkan Pasal 2 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 23/PMK.03/2014 NJOPTKP
untuk PBB P3 ditetapkan sebesar Rp12 juta. NJOP ditentukan oleh kepala daerah. Dalam perhitungan
dasar PBB-P3 mengenal adanya NJKP. Merujuk Pasal 6 ayat (3) UU PBB, NJKP ditentukan serendah-
rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100% dari NJOP.
Berdasarkan Pasal 1 PP No. 25 Tahun 2002 ditetapkan objek pajak PBB sektor perkebunan,
kehutanan dan pertambangan sebesar 40 % dari NJOP. Lain jika objek pajak sektor lainnya, NJKP
ditetapkan sebesar 40% apabila NJOP mencapai Rp1 miliar atau lebih. Bila objek pajak lainnya
memiliki NJOP <Rp1 miliar, maka NJKP yang ditetapkan sebesar 20% .Tarif pajak yang dikenakan
PBB-P3 adalah sebesar 0,5%.

G. Rumus Perhitungan PBB P3


Rumus PBB P3

= Tarif x NJKP x (NJOP – NJOPTKP)


= 0,5% x 20% x (NJOP – NJOPTKP) atau 0,5% x 40% x (NJOP – NJOPTKP)
Dalam pengenaan PBB P3 dibagi menjadi 4 jenis area untuk memudahkan penghitungannnya yaitu:
1. Area Produktif
2. Area Belum Produktif
3. Area Emplasemen (terdapat bangunan juga)
4. Area Lainnya (misal: jalan)

A. PBB Sektor Perkebunan

Penghitungan PBB Sektor Perkebunan adalah menggunakan Standar Investasi Tanaman (SIT)
untuk areal produktifnya yang nilainya ditentukan oleh Dirjen Pajak.

Area Produktif : Area Belum Produktif :


Nilai Tanah = Nilai Dasar Tanah (NDT) +SIT Nilai Tanah = Luas x NJOP

Area Emplasemen : Area Lainnya :


Nilai Tanah = Luas x NJOP Nilai Tanah = Luas x NJOP

Nilai Dasar Tanah :


Luas x NJOP/m2
B. PBB Sektor Perhutanan
Dibagi menjadi dua jenis, yaitu hutan alam dan hutan tanaman(buatan)

Untuk hutan alam perhitungan NJOP nya adalah :

Area Produktif : Area Belum Produktif :


Nilai Tanah = 8,5 x Hasil Bersih Tahun Pajak Sebelumnya Nilai Tanah = Luas x NJOP

Area Emplasemen : Area Lainnya :


Nilai Tanah = Luas x NJOP Nilai Tanah = Luas x NJOP

Hasil Bersih = Pendapatan Kotor - Biaya Eksploitasi ( Penanaman,


pemeliharaan & perawatan hutan, pengendalian kebakaran &
pengamanan, penebangan, pengangkutan, PBB dan PSDH areal blok
tebangan)
Untuk hutan tanaman adalah :

Area Produktif : Area Belum Produktif :


Nilai Tanah = NDT + SPBHTI (Standard Biaya Nilai Tanah = Luas x NJOP
Pembangunan Hutan Tanaman Industri)

Area Emplasemen : Area Lainnya :


Nilai Tanah = Luas x NJOP Nilai Tanah = Luas x NJOP

C. PBB Sektor Pertambangan

Terbagi menjadi 4 jenis yaitu Mineral dan Batubara, Panas Bumi,


Minyak dan gas bumi serta Galian C.
1). Contoh Soal PBB P3 Pertambangan 
Contoh PBB P3
PT. Musi Bertuah, sebuah perusahaan tambang batu bara di Palembang Sumatera Selatan,  telah menyampaikan SPOP ke
KPP Palembang dengan data-data sebagai berikut :

Bumi :  Bangunan :

1) Area produktif lua 200 ha kelas 1982)  1) Pabrik luas 50.000 m2 kelas 086 Nilai
Rp.310.000,-/m2

2) Area belum produktif 2) Gudang luas 5000 m2 kelas 086

a. Area General Survei luas 500 ha kelas 200 Nilai Rp. 140,-/m² 3) Kantor luas 2.000 m2 kelas 084 Nilai
Rp.365.000,-/m2

b. Area eksplorasi tahun ke-4 luas 100 ha kelas 198 Nilai Rp. 200,- /m² 4) Perumahan luas 10.000 m2 keas 081 Nilai
Rp.429.000,-/m2

c. Area eksplorasi perpanjangan 2 luas 150 ha kelas 198 Hasil bersih penjualan batu bara tahun lalu sebesar

d. Area tidak produktif luas 100 ha kelas 200 Rp. 1.000.000.000,00. Angka kapitalisasi ditetapkan :
9,5

3) Area implasemen : NJOPTKP sebesar Rp. 12.000.000.- Permen No.


67/2011

a. Pabrik luas 20 ha kelas 082 Nilai Rp. 1.200,- /m² Ditanya : Besarnya PBB terutang ?
Jawaban :

NJOP Bumi :

Areal produktif     9,5 x Rp 1.000.000.000                      = Rp. 9.500.000.000

Areal general survey  5.000.000 x Rp 140                      = Rp.    700.000.000

Areal eksplorasi tahun ke-4   1.000.000 x Rp 200          = Rp.   200.000.000

Areal eksplorasi perpanjangan 2   1.500.000 x Rp 200 = Rp.   300.000.000

Areal tidak produktif 1.000.000 x Rp 140                      = Rp.   140.000.000

Pabrik       200.000 x Rp 1.200                                      = Rp.   240.000.000

Gudang   20.000 x Rp   820                                           = Rp.     16.400.000

Kantor   10.000 x Rp 5.000                                           = Rp.     50.000.000

Perumahan    50.000 x Rp 10.000                                  = Rp.     500.000.000 

NJOP Bumi (I)                                                             = Rp. 11.646.400.000


NJOP Bangunan :

1. Pabrik 50.000 x Rp 310.000                                   = Rp. 15.500.000.000

2. Gudang 5.000 x Rp 310.000                                   = Rp. 1.550.000.000

3. Kantor 2.000 x Rp 365.000                                    = Rp. 730.000.000

4. Perumahan  10.000 x Rp 429.000                         = Rp. 4.290.000.000

NJOP Bangunan (II)                                                    = Rp. 22.070.000.000

NJOP Bumi & Bangunan (I+II)                                   = Rp. 33.716.400.000

NJOPTKP                                                                     = Rp. 12.000.000

NJOPKP                                                                        = Rp  33.704.400.000

PBB TERUTANG : 

40 % x 0,5 % x Rp 33.704.400 = Rp.  67.408.800


2). Contoh Soal PBB P3 Perkebunan

PT. EGP, sebuah perkebunan sawit di Kalimantan Selatan pada tahun 2011 telah menyampaikan SPOP dengan rincian
data sebagai berikut :
 
Tanah : Bangunan :
1) Area kebun 1) Kantor 800m2, kelas 072
a. Tanaman usia 2 tahun, dengan luas 300 Ha, NJOP per m 2 Rp 1.710,00 2) Gudang 1.200m2, NJOP
Standar Investasi Tanaman Rp 2.866.000,00 per Ha Rp. 505.000,00 per m2
b. Tanaman sudah menghasilkan, dengan luas 200 Ha, NJOP per m2 Rp 1.710,00 3) Pabrik 4.500m2, kelas 084
Standar Investasi Tanaman Rp 5.784.000,00 per Ha 4) Mess karyawan 2000m2,
2) Area Implasemen kelas 072
a. Kantor, luas 1 Ha, NJOP Rp 14.100,00 per m2
b. Gudang, luas 2 Ha, NJOP kelas 147
c. Pabrik, luas 2 Ha, NJOP Rp 9.900,00 per m2
d. Mess karyawan, luas 2 Ha, NJOP per m2 Rp 14.100,00
Catatan : 50% mess terbakar pada tahun 2010 berdasrkan berita acara kepolisian setempat. Hitung PBB perkebunan
tersebut, NJOPTKP Rp 10.000.000,00. SPPT perkebunan diterima tanggal 04-03-2011, dilunasi 9-12-2011. Hitung PBB
terutang!
Jawaban :
Tanah
1) Area kebun
a. Tanaman usia 2 th                   = 3000.000 x Rp 1.700,00            = Rp   5.100.000.000,00
SIT                                          = 300 x Rp 2.866.000,00              = Rp      859.000.000,00
b. Tanaman menghasilkan          = 2000.000 x Rp 1.700,00            = Rp   3.400.000.000,00
SIT                                          = 200 x Rp 5.784.000,00              = Rp   1.156.800.000,00
2) Area implasemen
a. Kantor                                     = 10.000 x Rp 14.000,00              = Rp      140.000.000,00
b. Gudang                                   = 20.000 x Rp 10.000,00              = Rp      200.000.000,00
c. Pabrik                                      = 20.000 x Rp 10.000,00              = Rp      200.000.000,00
d. Mess karyawan                       = 20.000 x Rp 14.000,00              = Rp      280.000.000,00 +
NJOP tanah                                                                                   = Rp 11.336.000.000,00
Bangunan
1) Kantor                                           = 800 x Rp 700.000,00                 = Rp        560.000.000,00
2) Gudang                                         = 1.200 x Rp 505.000,00              = Rp        606.000.000,00
3) Pabrik                                           = 4.500xRp 365.000,00 =Rp 1.642.500.000,00
4) Mess karyawan                             = 1.000 x Rp 700.000,00             = Rp       700.000.000,00 +
NJOP bangunan                                                                                        = Rp     3.508.500.000,00
NJOP gabungan                                                                                        = Rp   14.845.100.000,00
NJOPTKP                                                                                                 = Rp          10.000.000,00 –
NJOPKP                                                                                                   = Rp 14. 835.100.000,00
PBB terutang pusat                 = 0,5% x 40% x Rp 14.835.100.000,00   = Rp          29.670.200,00
Denda telat                             = 4 x 2% x Rp 20.670.200,00                   = Rp           2.373.616,00 +
PBB terutang yang dibayar                                                                      = Rp          32.043.816,00
PBB terutang daerah              = 0,3% x Rp 14.835.100.000,00               = Rp          44.505.300,00
Denda telat                             = 4 x 2% x Rp 44.505.300,00                   = Rp           3.560.424,00 +
PBB terutang yang dibayar                                                                      = Rp          48.065.724,00
 
 
3). Contoh soal PBB P3 Pertambangan
PT. Batu Ampar, sebuah perusahaan pertambangan marmer di Tulungagung, telah menyampaikan SPOP ke KPP
Tulungagung dengan data-data sebagai berikut :

Bumi Bangunan :

1) Areal produktif luasnya 50 ha kelas 196 1) Pabrik luasnya 1.000 m2 kelas 090

2) Areal belum produktif : 2) Gudang luasnya 500 m2 kelas 093

a. Area eksplorasi luasnya 100 ha kelas 198 3) Kantor luasnya 200 m2 kelas 090

b. Area cadangan produksi luasnya 50 ha kelas 198 4) Perumahan luasnya 1.000 m2 kelas 182

c. Areal tidak produktif luasnya 50 ha kelas 200 Izin penambangan diberikan oleh Pemda setempat selama 30

3) Area implasemen tahun dengan angka kapitalisasi 9,43.

a. Pabrik luasnya 5.000 m2 kelas A43

b. Gudang luasnya 1.000 m2 kelas 182

c. Kantor luasnya 500 m2 kelas 182

d. Perumahan luasnya 3.000 m2 kelas 182


Hasil penjualan galian C berupa marmer tahun 2011 adalah Rp 20.000.000,00 sedangkan biaya eksploitasi di mulut
tambang adalah 50% dari hasil penjualan. NJOPTKP Permen 67 tahun 2011. Hitung PBB terutangnya!

Jawaban : Bumi

1) Area produktif = 9,43 x 50% x Rp 20.000.000,00 = Rp 94.300.000,00

2) Area belum produktif’

a. Area eksplorasi = 1.000.000 x Rp 200,00 = Rp 200.000.000,00

b. Area cadangan produksi = 500.000 x Rp 200,00 = Rp 100.000.000,00

3) Area tidak produktif = 500.000 x Rp 140,00 = Rp 70.000.000,00

4) Area emplasemen

a. Pabrik = 5.000 x Rp 1.200,00 = Rp 6.000.000,00

b. Gudang = 1.000 x Rp 1.200,00 = Rp 1.200.000,00

c. Kantor = 500 x Rp 1.200,00 = Rp 600.000,00

d. Perumahan = 3.000 x Rp 1.200,00 = Rp 3.600.000,00 +

NJOP bumi = Rp 457.700.000,00


Bangunan

1) Pabrik = 1.000 x Rp 225.000,00 = Rp 225.000.000,00

2) Gudang = 500 x Rp 162.000,00 = Rp 81.000.000,00

3) Kantor = 200 x Rp 225.000,00 = Rp 45.000.000,00

4) Perumahan = 1.000 x Rp 225.000,00 = Rp 225.000.000,00 +

NJOP bangunan = RP 576.000.000,00

NJOP gabungan = Rp 1.051.700.000,00

NJOPTKP = Rp 24.000.000,00 -

NJOPKP = Rp 1.027.200.000,00

PBB terutang = 0,5% x 40% x Rp 1.027.200.000,00 = Rp 2.055.400,00


4). Perhitungan PBB Sektor Perhutanan 
PT. Hutan Rimba merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan (HPH) di Kawasan Kalimantan.
Adapun PT. Hutan Rimba menguasai manfaat dari bumi dan bangunan dalam tahun 2019 sebagai berikut :
Bumi

Areal Produktif, tanah hutan blok tebangan : 200 Ha, kelas A.49 (Rp200/m2)
Areal belum produktif, tanah hutan non blok tebangan : 4.000 Ha, kelas A.29 (200/m2)
Log ponds : 10 Ha, kelas A.49
Log yards : 5 Ha, kelas A.49
Areal lainnya (rawa, payau) : 100 Ha, kelas A.50 (Rp140/m2)
Areal Emplasemen :
Pabrik : 20.000 m2, kelas A.45 (Rp660/m2);
Gudang : 2.000 m2, kelas A.45;
Perumahan : 10.000 m2, kelas A.44 (Rp910/m2)
Bangunan

Pabrik : 1.000 m2, kelas A.10 (Rp246.000/m2)


Gudang : 500 m2, kelas A.10
Kantor : 200 m2, kelas A.9 (Rp310.000/m2)
Perumahan : 5.000 m2, kelas A.9 Angka Kapitalisasi : 8,5
Hasil bersih sebelum tahun pajak berjalan : Rp.1.000.000.000. Hitunglah PBB tahun 2019 yang menjadi kewajiban PT. Hutan
Rimba tersebut apabila NJOPTKP adalah sebesar Rp.10.000.000!
Jawab :
A. NJOP Bumi
1. Area Produktif : 8,5 x Rp. 1.000.000.000 = Rp. 8.500.000.000
2. Area belum produktif : 4.000 x 10.000 x Rp200 = Rp. 8.000.000.000
3. Area Log
a. Log Ponds : 10 x 10.000 x Rp200 = RP. 20.000.000
b. Log Yards : 5 x 10.000 x Rp200 = Rp. 10.000.000
4. Area lainnya : 100 x 10.000 x Rp140 = Rp. 140.000.000
5. Area Emplasemen
a. Pabrik : 20.000 x Rp660 = Rp. 13.200.000
b. Gudang : 2.000 x Rp.660 = Rp. 1.320.000
c. Kantor : 1.000 x Rp660= Rp. 660.000
d. Perumahan : 10.000 x Rp910 = RP. 9.100.000
NJOP Bumi = Rp. 16.694.280.000
B. NJOP Bangunan
1. Pabrik : 1.000 x Rp264.000 = Rp. 264.000.000
2. Gudang : 500 x Rp264.000 = Rp. 132.000.000
3. Kantor : 200 x Rp310.000 = Rp. 62.000.000
4. Perumahan : 5.000 x Rp310.000 = Rp. 1.550.000.000
NJOP Bangunan = Rp. 2.008.000.000 NJOPTKP ( Rp. 10.000.000 )

Total NJOP Bumi dan Bangunan = Rp. 16.694.280.000 NJOP untuk Perhitungan PBB Perhutanan

Rp. 2.008.000.000 + Rp. 18.692.280.000 Rp. 18.702.280.000


Rumusan 0,5% x 40% x Rp. 18.692.280.000 = Rp. 37.404.560
4). PBB P3 PERHUTANAN

PT Wanasetra, sebuah pengelolaan hutan tanaman industri, data-data sebagai berikut :

A. Tanah 1.Area Produktif

a. Tanah yang ditanami dengan sonokeling yang telah menghasilkan L = 500 Ha Kelas 16 (Rp.5000,-)

Standar Biaya Pembangunan (SBP) Rp. 2.930.800,-/Ha

b. Tanah yang belum menghasilkan Sonokeling umur empat tahun L = 100 Ha Kelas 161 (Rp.5000,-)

Standar Biaya Pembangunan (SBP) Rp. 2.427.800,-/Ha

c. Sonokeling umur lima tahun L = 200 Ha Kelas 161 (Rp.5000,-)

Standar Biaya Pembangunan (SBP) Rp. 2.769.800,-/Ha

2. Logponds L = 20 Ha Kelas A47 (Rp.4,8)

3.Area lainnya berupa rawa L= 50 Ha Kelas 200 (Rp.200,-)

4.Area implasement a. Pabrik L = 10.000 m2 Kelas 182 (Rp.1.200,)

b. Gudang L = 5.000 m2 Kelas 182 (Rp.1.200,)

c. Kantor L = 1.000 m2 Kelas 182 (Rp.1.200,)

d. Perumahan L = 10.000 m2 Kelas 182 (Rp.1.200,)


B. Bangunan

1.Pabrik L = 3.000 m2 Kelas 090 (Rp.225.000,-)

2.Gudang L = 3.000 m2 Kelas 090 (Rp.225.000,-)

3.Kantor L = 1.000 m2 Kelas 086 (Rp.310.000,-)

4.Perumahan L = 10.000 m2 Kelas 086 (Rp.310.000,-)

NJOPTKP Permen No.67 Tahun 2011

Hitung PBB terutang !

Jawab :

A. NJOP Bumi

Tanah yang ditanami dengan sonokeling

yang telah menghasilkan 500 x 10.000 x Rp. 5.000 = Rp. 25.000.000.000,-

Standar Biaya Pembangunan (SBP) 500 x Rp. 2.930.800 = Rp. 1.465.400.000,-


Tanah yang belum menghasilkan

sonokeling umur empat tahun 100 x 10.000 x Rp. 5.000 = Rp. 5.000.000.000,-

Standar Biaya Pembangunan (SBP) 500 x Rp. 2.427.800 = Rp. 242.780.000,-

Sonokeling umur lima tahun 200 x 10.000 x Rp. 5.000 = Rp. 10.000.000.000,-

Standar Biaya Pembangunan (SBP) 200 x Rp. 2.749.800 = Rp. 553.960.000,-

Logponds 20 x 10.000 x Rp. 4,8 = Rp. 960.000,-

Area rawa 50 x 10.000 x Rp. 140 = Rp. 70.000.000,-

Pabrik 10.000 x Rp. 1.200 = Rp. 12.000.000,-

Gudang 5.000 x Rp. 1.200 = Rp. 6.000.000,-

Kantor 1.000 x Rp. 1.200 = Rp. 1.200.000,-

Perumahan 10.000 x Rp. 1.200 = Rp. 12.000.000,- +

Total NJOP Bumi = Rp. 42.364.300.000,-


B. NJOP Bangunan

Pabrik 3.000 x Rp. 225.000 = Rp. 675.000.000,

Gudang 500 x Rp. 225.000 = Rp. 112.500.000,-

Kantor 200 x Rp. 310.000 = Rp. 62.000.000,-

Perumahan 1.000 x Rp. 225.000 = Rp. 225.000.000,- +

Total NJOP Bumi = Rp. 1.074.500.000,-

NJOP Total = Rp. 43.438.800.000,-

NJOPTKP = Rp. 24.000.000,- -

NJOPKP = Rp. 43.414.800.000,-

NJKP 40 % x NJOPKP = Rp. 17.365.920.000,-

PBB terutang 0,5 % x NJKP = Rp. 86.829.600,-

Anda mungkin juga menyukai