Anda di halaman 1dari 14

asersi manajemen!

5 kategori asersi laporan keuangan manajemen-Dalam kesempatan yang


baik ini, saya akan berbagi sebuah artikel yang berjudul Asersi Manajemen! 5 Kategori Asersi
Laporan Keuangan Manajemen.
Dalam dunia pengauditan, saya yakin para auditor sudah tidak asing lagi dengan kata asersi
manajemen, namanya saja auditor, sudah ahlinya, mungkin! tapi untuk para pembaca yang
sedang belajar, tidak ada salahnya untuk membaca artikel saya kali ini. Kita sama sama belajar
kok gan, saya juga bukan ahlinya.

Asersi Manajemen- Menurut saya, asersi manajemen adalah suatu penyajian atau pelaporan
suatu akun oleh manajemen kedalam laporan keuangan, asersi manajemen sendiri terdiri atas
asersi manajemen yang eksplisit (tersurat) dan asersi manajemen yang implisit (tersirat).
Ketika manajemen akan melaporkan atau menyajikan suatu akun kedalam laporan keuangan,
maka manajemen akan membuat dua asersi, yaitu asersi eksplisit dan asersi implisit. untuk lebih
jelasnya kita umpamakan bahwa didalam laporan keuangan suatu perusahaan disajikan bahwa
terdapat hutang dagang sebesar Rp. 100.000, nah disini manajemen ketika akan menyajikan
atau melaporkan hutang dagang tersebut , manajemen akan membuat asersi eksplisit, seperti,
menghitung jumlah hutang dagang dengan benar, sebesar Rp. 100.000. Dan manajemen juga
akan membuat asersi implisit, seperti, memang benar hutang dagang yang dilaporkan atau
disajikan tersebut milik perusahaan
Berkaitan dengan asersi manajemen yang telah dijelaskan diatas, auditoruntuk memahami jenis
salah saji yang mungkin dapat terjadi didalam laporan keuangan perusahaan, auditor akan
menggunakan lima kategori asersi laporan keuangan yang telah diakui oleh ASB (Auditing
Standards Boards) dalam SAS 31, Evidential Matter (AU 326.03), sebagai berikut :
Kategori asersi laporan keuangan yang pertama adalah :
1. Keberadaan dan Keterjadian

Asersi ini meliputi aktiva yang memiliki bentuk fisik dan juga aktiva yang tidak memiliki bentuk
fisik, aktiva yang memiliki bentuk fisik seperti persediaan, sedangkan aktiva yang tidak memiliki
bentuk fisik seperti piutang. Untuk lebih jelasnya, saya ambil contoh diatas bahwa perusahaan
memiliki hutang dagang sebesar Rp. 100.000, nah dari hutang dagang yang diklaim oleh
perusahaan tersebut, asersi keberadaan dan keterjadian ini berkaitan dengan apakah hutang
tersebut memang ada pada tanggal tertentu dan apakah pencatatan atas hutang terjadi selama
periode tertentu.

Kategori asersi laporan keuangan yang kedua adalah :


2. Kelengkapan

Untuk menjelaskan asersi ini, saya ambil lagi contoh sebelumnya bahwa perusahaan memiliki
hutang dagang sebesar Rp. 100.000, asersi ini berkaitan dengan apakah hutang dagang
tersebut sudah meliputi semua hutang dagang yang seharusnya disajikan dalam laporan
keuangan.

Kategori asersi laporan keuangan yang ketiga adalah :


3. Hak dan Kewajiban

Saya ambil lagi contoh diatas bahwa perusahaan memiliki hutang dagang sebesar Rp. 100.000.
Menurut analisis saya, dengan adanya hutang tersebut maka perusahaan memiliki hak
penggunaan hutang dan memiliki kewajiban untuk membayar hutang dagang tersebut sebesar
Rp.100.000.

Kategori asersi laporan keuangan yang keempat adalah :


4. Penilaian atau Alokasi
Dari contoh diatas, bahwa perusahaan memiliki hutang dagang sebesar Rp.100.000, asersi ini
berkaitan dengan apakah hutang dagang sebesar Rp. 100.000 tersebut telah dicantumkan
dengan jumlah yang benar atau tepat dadalam laporan keuangan.

Kategori asersi laporan keuangan yang terakhir adalah :


5. Penyajian dan Pengungkapan

Untuk menjelaskan asersi ini, sekali lagi saya ambil contoh diatas bahwa perusahaan memiliki
hutang dagang sebesar Rp. 100.000, asersi penyajian dan pengungkapan ini berkaitan dengan
penggolongan, pengungkapan, dan penguraian, oleh karena itu, ketika perusahaan mengklaim
memiliki hutang dagang seperti yang dicontohkan, maka dalam laporan keuanganpun harus
digolongkan sebagai hutang jangka pendek, berbeda jika dhutang dagang tersebut digolongkan
sebagai hutang jangka panjang, maka akan terjadi salah saji.
4.1SIFAT SIKLUS PENGELUARAN
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan
dengan akuisisi dan pembayaran barang dan jasa. Aktivitas utama dari siklus
pengeluaran adalah 1). Membeli barang dan jasa – transaksi pembelian. 2) melakukan
pembayaran – transaksi pengeluaran kas.

JURNAL
Debet Kredit Debet Kredit
Persediaan barang dagangan Hutang Usaha Kas

Persediaan bahan baku Diskon pembelian


Pembelian Retur
pembelian

Biaya dibayar dimuka


Aktiva Tetap

Aktiva Lainnya

Pembelian Pembayaran Kas

4.2TUJUAN AUDIT SIKLUS PENGELUARAN


Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo
siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini
mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit siklus pengeluaran.
Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan-tujuan utama tersebut,
tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas semua situasi yang dihadapi klien. Untuk
mencapai tujuan audit spesifik tersebut, auditor menggunakan bagian dari metode
perencanaan dan pengujian audit.
Gambar 4.1 Tujuan Audit Spesifik Untuk Siklus Pengeluaran
Kelompok
Kategori Asersi Transaksi Tujuan Audit Spesifik
Atau Saldo
Eksistensi atau Transaksi Mencatat pembelian barang, jasa, dan aktiva produktif yang diterim
Kejadian selama periode berjalan (EO1).
Mencatat transaksi pengeluaran kas yang dilakukan selama perio
Saldo berjalan kepada pemasok dan kreditor (E02).
Mencatat hutang usaha yang mencerminkan jumlah huta
perusahaan per tanggal neraca (E03).
Kelengkapan Transaksi Semua pembelian (Cl) dan pengeluaran kas (C2) yang dilakuk
selama periode beijalan telah dicatat.

Hutang usaha meliputi semua jumlah yang temtang kepada pemas


Saldo
barang dan jasa per tanggal neraca (C3).
Hak dan Transaksi Perusahaan bertanggung jawab atas hutang yang berasal d
Kewajiban pencatatan transaksi pembelian (Ri).
Hutang usaha merupakan kewajiban perusahaan per
Saldo tanggal neraca (R2).
Penilaian atau Transaksi Semua transaksi pembelian (VAI) dan pengeluaran kas (VA2) tel
Alokasi dinilai dengan menggunakan GAAP dan
dijurnal, diikhtisarkan, serta diposting dengan benar.
Hutang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar (VA3). Sal
beban yang berkaitan telah sesuai dengan GAAP (VA4).
Saldo
Penyajian dan Transaksi Rincian pembelian (PD1) dan pengeluaran kas (PD2) menduku
Pengungkapan penyajiannya dalam laporan keuangan termasuk kiasifikasi d
pengungkapannya yang berkaitan.
Hutang usaha (PD3) dan beban terkait (PD4) telah diidentifikasi d
dikiasifikasikan dengan benar dalam laporan keuangan.
Saldo Pengungkapan yang memadai yang telah dibuat berkaitan deng
komitmen, kewajiban kontinjen, dan penjaminan serta hutang pih
yang mempunyai hubungan istimewa (PD5).

4.3 PEMAHAMAN BISNIS KLIEN UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT


Pemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Akan Membantu Auditor Dalam Memahami
Risiko Bisnis Klien
Pemahaman tentang bisnis dan industri akan membantu auditor dalam memahami
risiko bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu auditor dalam
membuat pertimbangan tentang :
1. Materialitas
Materialitassiklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan. Siklus pengeluaran
merupakan proses inti bagi banyak industri dan mencerminkan jumlah serta volume
transaksi dalam siklus ini di mana risiko terjadinya salah saji yang material adalah
tinggi. Beberapa dari akun itu, seperti persediaan, properti, pabrik dan peralatan, serta
jenis beban utama yang secara individual dapat bersifat material terhadap laporan
keuangan. Dalam situasi ini, auditor berusaha mencapai tingkat risiko yang rendah
bahwa transaksi siklus pengeluaran merupakan sumber terjadinya salah saji yang
material dalam laporan keuangan.
2. Risiko inheren
Risiko inheren dalam siklus pengeluaran. Dalam menilai risiko inheren untuk asersi-
asersi siklus pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor penting
yang bisa mempengaruhi asersi-asersi diseluruh laporan keuangan, serta faktor-
faktor yang hanya berkaitasn dengan asersi spesifik dalam siklus pengeluaran.
3. Resiko Prosedur Analitis
Pengujian analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasi akun-akun
siklus pengeluaran yang mengandung salah saji. Resiko prosedur analitis merupakan
resiko deteksi bahwa prosedur tersebut akan gagal dalam mendeteksi kekeliruan dan
kesalahan pengujian.

Gambar 4-2 Prosedur Analisis yang Umum Digunakan dalam Audit atas Siklus
Pengeluaran
Rasio Rumus Signifikansi Audit
Jumlah Hari Rata-rata Hutang Pengalaman sebelumnya atas jumlah hari perputaran
Perputaran Usaha ÷ Pembelian hutang usaha dipadukan dengan pengetahuan tentang
Hutang Usaha x 365 pembelian sekarang dapat bermanfaat dalam
mengestimasi hutang periode berjalan. Semakin
pendek periode dapat menunjukkan masalah
kelengkapan.
Harga pokok Harga Pokok jumlah ini akan berubah sekitar persentase yang sama
Penjualan Penjualan ÷ dari tahun ke tahun, kecuali perusahaan mengubah
terhadap Hutang Usaha kebijakan pembayarannya
Hutang Usaha
Hutang Hutang Usaha ÷ Saldo hutang usaha di luar neraca bermanfaat dalam
sebagai Total Aktiva membandingkannya dengan data industri. Penurunan
porsentase dari rasio ini yang signifikan dapat menunjukkan masalah
Total Akttiva kelengkapan.
Rasio Lancar Aktiva Lancar Kenaikan yang signifikan atas rasio lancar
(Curient ÷ Kewajiban Lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya
Ratio) dapat menunjukkan masalah kelengkapan. Namun
rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun
aktiva.
Rasio Cepat Aktiva Moneter Kenaikan yang signifikan atas rasio lancar
(Quick Lancar ÷ dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya
Ratio) Kewajiban Moneter dapat menunjukkan masalah ke1engkapan. Namun
Lancar rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun
aktiva.
Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal
a. Lingkungan Pengendalian
Pemahaman tentang bagaimana manajemen bertanggungjawab atas
penggunaan sumber daya perusahaan merupakan hal yang berguna untuk
menentukan :
1. Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi review
kinerja peruahaan.
2. Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen direview.
3. Keputusan yang didasarkan atas laporan itu.
4. Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang berasal
dari laporan utama.
b. Penilaian Risiko Manajemen
Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus
pengeluaran meliputi pertimbangan atas hal-hal berikut :
 Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk
transaksi pembelian.
 Kontinjensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian.
 Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok
yang penting.
 Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan.
 Atensi perusahaan terhadap risiko terjadinya pembayaran berganda.
 Atensi perusahaan terhadap risiko kecurangan yang dilakukan oleh
pegawai.
c. Informasi dan komunikasi
Pemahaman atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode
pemrosesan data dan dokumen serta catatan penting yang digunakan dalam
pemrosesan transaksi siklus pengeluaran. Informasi penting yang harus
dipahami auditor meliputi :
 Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali.
 Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa
diterima atau barang dikembalikan.
 Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang
digunakan dalam akuntansi untuk berbagai tahapan dari setiap transaksi
siklus pembelian.
 Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.
d. Pemantauan
Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan
pengetahuan, apabila berlaku, mencakup :
o Umpan balik yang terus menerus dari pemasok perusahaan menyangkut
setiap masalah masalah pembayaran atau masalah pengiriman di masa
depan.
o Komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan
atau kelemahan yang material atas pengendalian internal yang relevan,
yang ditemukan selama audit sebelumnya.
o Penilaian periodik oleh auditor internal tentang kebijakan serta prosedur
pengendalian yang berhubungan dengan siklus pengeluaran.
e. Penilaian awal atas risiko pengendalian
Auditor dapat melaksanakan beberapa pengujian pengendalian secara
berbarengan dengan prosedur untuk mendapatkan pemahaman yang
diperlukan. Dalam kasus ini, auditor dapat memperoleh kepastian yang
terbatas mengenai keefektifan pengendalian bersangkutan. Bukti yang
diperoleh dari pengujian pengendalian secara berbarengan tersebut dapat
mendukung penurunan penilaian awal atas risiko pengendalian untuk asersi-
asersi terkait tertentu sedikit dibawah maksimum atau tinggi.
4.4 AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PEMBELIAN
Ada dua jenis pengendalian komputer, yaitu :
o Pengendalian umum, yang berkaitan dengan lingkungan komputer dan yang
mempunyai pengaruh pervasif terhadap aplikasi komputer.
o Pengendalian aplikasi, yang berkaitan dengan setiap aplikasi akuntansi yang
terkomputerisasi, seperti siklus pengeluaran.
Dokumen Dan Catatan Yang Umum
Sejumlah dokumen dan catatan umum yang tercakup dalam siklus pengeluaran Bagi
perusahaan yang menggunakan sistem data-base, catatan transaksi akan disimpan
dalam suatu database dan auditor perlu memahami tabel-tabel utama yang
menggerakkan akses ke informasi dalam sistem ini, serta bagaimana tabel-tabel
tersebut berkaitan satu sama lain. Meskipun demikian, dokumen dan catatan berikut
akan sering ditemukan dalam sebagian besar sistem akuntansi:
 Permintaan pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang diajukan
oleh orang atau departemen yang berwenang kepada departemen pembelian.
 Pesanan pembelian. Penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada penjual
atau pemasok untuk membeli barang atau jasa sebagaimana tertulis dalam pesanan
tersebut.
 Laporan penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang
menunjukkan jenis dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok.
 Faktur penjual. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang
dikirim atau jasa yang diberikan, jumlah yang harus dibayar, termin pembayaran,
serta tanggal tagihan tersebut.
 Voucher. Suatu formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang
harus dibayar, dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang telah diterima.
Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi pencatatan dan pembayaran
kewajiban. Banyak sistem pembelian memerlukan paket voucher yang lengkap
sebelum menyetujui pembayaran. Paket voucher ini biasanya berisi salian
permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan penerimaan, faktur penjual,
dan voucher yang sesuai—semua dokumentasi yang mendukung transaksi
pembelian.
 Laporan pengecualian. Laporan yang berisi informasi tentang transaksi-transaksi
yang diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjut dengan pengendalian aplikasi
komputer.
 Ikhtisar voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam suatu
batch atau selama hari itu.
 Register voucher. Catatan akuntansi formal yang mencatat kewajiban yang telah
mendapat persetujuan untuk dibayar.
 File induk pernasok yang telah disetujui. File komputer yang berisi informasi
tentang penjual dan pemasok yang telah disetujui untuk membeli jasa dan serta
melakukan pembayaran kepadanya.
 File pesanan penibelian terbuka. File komputer tentang pesanan pembelian yang
telah dikirim ke para pemasok tetapi barang atau jasa belum diterima.
 File penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas persediaan
yang diterima dari pemasok.
 File transaksi pembelian. File komputer yang berisi data mengenai voucher yang
telah disetujui atas pembelian yang telah diterima. File ini digunakan untuk
mencetak register voucher dan memutakhirkan file hutang usaha, persediaan, serta
buku besar
 File induk hutang usaha. File komputer yang berisi data tentang voucher yang
belum dibayar yang telah disetujui. File ini dapat disusun oleh pemasok. File ini
harus ditambahkan ke saldo dalam akun pengendali hutang usaha.
 File suspensi atau penolakan. File komputer yang menahan transaksi-transaksi
yang belum diproses karena ditolak oleh program aplikasi komputer.
Fungsi-Fungsi
Pemprosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut:
1. Pengajuan pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk
melakukan transaksi dengan perusahaan lain, yang meliputi:
 Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui.
 Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa.
 Pembuatan pesanan pembelian.
2. Penerimaan barang dan jasa. Penerimaan atau pengiriman fisik barang atau jasa,
yang mencakup:
 Penerimaan barang
 Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan.
 Pengembalian barang ke pemasok.
3. Pencatatan kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban
hukum, yang meliputi:
 Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban.
 Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat.
A SIFAT SIKLUS PENGELUARAN
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan
dengan akuisisi dan pembayaran barang serta jasa. Aktivitas utama dari siklus pengeluaran adalah
(1) membeli barang dan jasa – transaksi pembelian, dan (2) melakukan pembayaran – transaksi
pengeluaran kas. Pembelian dan pengeluaran kas mempunyai pengaruh pervasif terhadap laporan
keuangan. Makalah ini terutama akan memusatkan perhatian pada kedua transaksi tersebut,
pengendalian internal yang berkaitan dengan transaksi pembelian dan pengeluaran kas, serta
pengujian atas saldo utang usaha.
1. Tujuan Audit
Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus
pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendefinisikan tujuan audit
spesifik dari program audit siklus :
a. Eksistensi atau Kejadian
Transaksi : Mencatat pembelian barang, jasa, dan aktiva produktif yang diterima selama periode berjalan (EO1)
dan mencatat transaksi pengeluaran kas yang dilakukan selama periode berjalan kepada pemasok
dan kreditor (EO2).
Saldo : Mencatat hutang usaha yang mencerminkan jumlah hutang perusahaan per tanggal neraca (EO3).
b. Kelengkapan
Transaksi : Semua pembelian (C1) dan pengeluaran kas (C2) yang dilakukan selama periode berjalan telah dicatat.
Saldo : Hutang usaha meliputi semua jumlah yang terutang kepada pemasok barang dan jasa per tanggal
neraca (C3).
c. Hak dan Kewajiban
Transaksi : Perusahaan bertanggung jawab atas hutang yang berasal dari pencatatan transaksi
pembelian (R1).
Saldo : Hutang usaha merupakan kewajiban perusahaan per tanggal neraca (R2).
d. Penilaian / Alokasi
Transaksi : Semua transaksi pembelian (VA1) dan pengeluaran kas (VA2) telah dinilai menggunakan
GAAP dan dijurnal, diikhtisarkan, serta diposting dengan benar.
Saldo : Hutang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar (VA3). Saldo beban yang berkaitan
telah sesuai dengan GAAP (VA4).
e. Penyajian Dan Pengungkapan
Transaksi : Rincian pembelian (PD1) dan pengeluaran kas (PD2) mendukung penyajiannya dalam
laporan keuangan termasuk klasifikasi dan pengungkapannya yang berkaitan.
Saldo : Hutang usaha (PD3) dan beban terkait (PD4) telah diidentifikasi dan diklasifikasikan
dengan benar dalam laporan keuangan. Atau pengungkapan yang memadai yang telah
dibuat berkaitan dengan komitmen, kewajiban kontinjen, dan penjaminan serta hutang
pihak yang mempunyai hubungan istimewa (PD5).

Untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik tersebut, auditor menggunakan bagian dari
metode perencanaan dan pengujian audit.
2. Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien

Sebelum merancang program audit pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan bisnis


klien, kekuatan pasar eksternal yang menggerakkan sector bisnis, dan bagaimana kekuatan tersebut
mempengaruhi siklus pengeluaran perusahaan. Setiap perusahaan menghadapi kekuatan pasar yang
berbeda . ingat kembali bahwa siklus operasi perusahaan barang mencerminkan waktu mulai dari kas
digunakan untuk membeli barang atau jasa hingga penagihan. Bagi sebuah perusahaan manufaktur,
siklus operasi kotor diestimasi oleh jumlah hari rata – rata yang dibutuhkan untuk memutar
persediaan dan menagih piutang. Siklus operasi bersih adalah siklus operasi kotor dikurangi hari
putaran hutang usaha (account payable turn days) , yaitu waktu yang diberikan pemasok untuk
menggunakan kredit dagang sebelum barang dan jasa harus dibayar. Pemahaman atas pemicu
ekonomi dalam siklus pengeluaran biasanya sangat penting untuk mengaudit perusahaan manufaktur,
pedagang besar, dan perusahaan eceran. Bagi beberapa perusahaan yang bergerak dalam industry
jasa, hutang usaha mungkin tidak memiliki peran yang signifikan dan resiko terjadinya salah saji yang
material tidaklah besar.
Pemahaman tentang bisnis dan industry ini akan membantu auditor dalam memahami resiko
bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu auditor dalam membuat pertimbangan
tentang :
a. Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan
b. Resiko inheren dalam siklus pengeluaran
c. Pengendalian internal kunci dimana auditor berharap dapat menentuka resiko pengendalian bisnis
d. Pemberian jasa bernilai tambah
3. Materialitas
Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industry dan mencerminkan jumlah
serta volume transaksi dalam siklus ini di mana resiko terjadinya salah saji yang material adalah
tinggi.
Pentingnya siklus pengeluaran inni juga bervariasi menurut jenis usaha yang dijalankan. Satu
industry dapat memproses transaksi bernilai milyaran dollar selama suatu siklus operasi, sementara
yang lainnya mungkin lebih kecil. Pertimbangan lainnya mengenai materialitas awal atas hutang
usaha dapat menjadi tolak ukur pentingnya rasio cepat (quick ratio) dan rasio lancer (current ratio)
bagi pemakai laporan keuangan, serta besarnya salah saji yang akan mempengaruhi rasio ono secara
signifikan. Pertimbangan sekunder berhubungan dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan. System
akuntansi yang terkomputerisasi harus mampu memilah pengeluaran menurut kelompok beban dan
besarnya transaksi, serta memudahkan perhitungan observasi, jumlah total dan rata-ratanya. Karena
pemasok ingin segera memperoleh pembayaran, maka biaya untuk mendeteksi kesalahan hutang
usaha tidaklah sebesar biaya untuk mendeteksi piutang usaha atau persediaan. Akibatnya, jumlah
materialitas yang lebih kecil mungkin dialokasikan ke siklus pengeluaran dan hutang usaha.
4. Risiko Inheren
Dalam menilai resiko inheren untuk asersi-asersi siklus pengeluaran, auditor harus
mempertibangkan factor-faktor penting yang bias mempengaruhi asersi-asersi diseluruh laporan
keuangan, serta factor-faktor yang hanya berkaitan dengan asersi spesifik dalam siklus pengeluaran.
Factor-0faktor penting yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalahsajikan asersi-asersi siklus
pengeluaran meliputi :
a. Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan yang memenuhi
target profitabilitas atau norma industry yang telah ditetapkan, yang dalam kenyataan tidak
tercapai akibat factor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional, atau regional yang
mempengaruhi biaya operasi, dampak perkembangan teknologi terhadap produktivitas perusahaan,
atau manajemen yang tidak baik
b. Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bias membuat laporan yang menunjukkan
tingkat modal kerja yng lebih tinggi pada saat perusahaan sedang menghadapi masalah likuidasi
atau keraguan tentang kelangsungan usahanya.
Kedua factor di atas cenderung menyebabkan tingginya resiko kurang saji daripada lebih
saji pengeluaran dan hutang.

B MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN
PENGENDALIAN INTERNAL
Seperti dalam bagian audit lainnya, auditor juga diwajibkan untuk memahami pengendalian internal
yang berlaku pada siklus pengaluaran yang mencakup lima komponen. Yang ke-5 akan dibahas
tersendiri, keempatnya adalah:
1. Lingkungan Pengendalian
Adanya sejumlah peluang bagi karyawan untuk melakukan kecurangan dalam pemrosesan
transaksi pengeluaran kas serta pembelian, dan penipuan pelaporan keuangan oleh manajemen atas
saldo akun siklus pengeluaran, dapat menyebabkan factor lingkungan pengendalian seperti integritas
dan nilai etis menjadi sangat penting dalam siklus pengeluaran
Komitmen terhadap kompetensi manajemen harus dicerminkan dalam proses perekrutan
pegawai, penugasan, dan pelatihan atas personil yang terlibat dalam pemrosesan transaksi
pembelian serta pengeluaran kas, penyimpanan aktiva yang dibeli perusahaan, dan pelaporan
aktivitas siklus pengeluaran. Manajemen juga dapat mengharuskan para pegawai yang terlibat
dalam pemrosesan pengeluaran kas atau penyimpanan aktiva yang dibeli untuk mengikat kontrak
kerja.
Struktur organisasi klien dan manajemen penetapan kewenangan serta tanggung jawab atas
aktivitas siklus pengeluaran harus dikomunikasikan secara jelas dan memberikan garis yang jelas
tentang hubungan otoritas, tanggung jawab serta pelaporan. Jika manajemen terlalu kaku dalam
menetapkan target laba, maka hal itu dapat menjadi pendorong untuk menyalahsajikan laporan
keuangan. Di pihak lain, jika manajemen tidak bertanggung jawab atas penggunaan sumber daya
perusahaan, maka pegawai perusahaan tidak mungkin akan melaksanakan pengendalian internal
dengan serius.
2. Penilaian Resiko Manajemen
Penilaian resiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran meliputi
pertimbangan atas hal-hal berikut :
a. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi pembelian
b. Kontijensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian
c. Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang penting
d. Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan
e. Atensi perusahaan terhadap resiko terjadinya pembayaran berganda
f. Atensi perusahaan terhadap resiko kecurangan yang dilakukan oleh pegawai.
Jika manajemen menunjukkan pertimbangan yang tepat atas resiko-resiko di atas bersama
dengan komitmen untuk menjalankan aktivitas pengendalian untuk menghadapi resiko tersebut,
maka kemungkinan salah saji yang berkaitan dengan situasi ini akan berkurang.
3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Pemahaman atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode pemrosesan
data dan dokumen serta catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi siklus
pengeluaran. Merupakan hal yang penting untuk memahami aliran transaksi melalui sistem akuntansi
mulai dari pemrakarsaan transaksi hingga pencatatannya dalam buku besar dan pengikhtisarannya
dalam laporan keuangan. Informasi penting yang harus dipahami auditor meliputi:
a. Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali.
b. Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa diterima atau barang
dikembalikan.
c. Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam akuntansi untuk
berbagai tahapan dari setiap transaksi siklus pembelian?
d. Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.
4. Pemantauan
Beberapa jenis aktivitas pemantauan secara terus-menerus atau periodik dalam komponen
ini dapat memberikan manajemen informasi tentang keefektifan komponen pengendalian internal
lainnya dalam mengurangi risiko salah saji yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus
pengeluaran. Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan, apabila
berlaku, mencakup 91) umpan balik yang terus -menerus dari pemasok perusahaan menyangkut setiap
masalah pembayaran atau masalah pengiriman di masa depan, (2) komunikasi dari auditor eksternal
tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan yang material atas pengendalian internal yang
relevan, yang ditemukan selama audit sebelumnya, dan (3) penilaian periodik oleh auditor internal
tentang kebijakan serta prosedur pengendalian yang berhubungan dengan siklus pengeluaran.

C AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PEMBELIAN


Selanjutnya, akan diidentifikasi dan dijelaskan tentang fungsi-fungsi yang terlibat dalam
pelaksanaan serta pencatatan pembelian barang dan jasa. Pembahasan tentang fungsi-fungsi ini juga
mencakup bagaimana prosedur pengendalian terjalin sedemikian rupa untuk mengurangi risiko salah
saji dalam asersi-asersi laporan keuangan yang dipengaruhi oleh transaksi pembelian. Diantara
aktivitas pengendalian yang dibahas adalah pemisahan tugas, pengendalian fisik, pengendalian
manajemen dan pengendalian aplikasi komputer.
Ingat kembali bahwa ada dua jenis pengendalian komputer :
1. Pengendalian Umum, yang berkaitan dengan lingkungan komputer dan yang mempunyai pengaruh
pervasif terhadap aplikasi komputer.
2. Pengendalian Aplikasi, yang berkaitan dengan setiap aplikasi akuntansi yang terkomputerisasi.
Akhirnya, pertimbangan akan diberikan pada prosedur yang digunakan auditor untuk (1)
memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman atas pengendalian internal, serta (2) melakukan
pengujian pengendalian yang digunakan dalam membuat penilaian akhir atas risiko pengendalian
untuk transaksi pembelian.
1. DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM
Secara khusus, sistem EDP dapat mengubah bentuk dokumen atau file tersebut. Bagi
perusahaan yang menggunakan sistem data base, catatan transaksi akan disimpan dalam suatu data
base dan auditor perlu memahami tabel-tabel utama yang menggerakan akses ke informasi dalam
sistem ini, serta bagaimana tabel-tabel tersebut berkaitan satu sama lainnya. Meskipun demikian,
dokumen dan catatan berikut akan sering ditemukan dalam sebagian besar sistem akuntansi:
a. Permintaan pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang diajukan
oleh orang atau departemen yang berwenang kepada departemen pembelian.
b. Pesanan pembelian. Penawaran tertulis dari depertemen pembelian kepada penjual atau pemasok
untuk membeli barang atau jasa sebagaimana tertulis dalam pesanan tersebut.
c. Laporan penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang menunjukkan jenis dan
kuantitas barang yang diterima dari pemasok.
d. Faktur penjual. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang dikirim atau jasa yang
diberikan, jumlah yang harus dibayar, termin pembayaran, serta tanggal tagihan tersebut.
e. Voucher. Suatu formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang harus dibayar,
dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang telah diterima. Formulir ini digunakan untuk
mengotorisasi pencatatan dan pembayaran kewajiban. Banyak sistem pembelian memerlukan paket
voucher yang lengkap sebelum menyetujui pembayaran. Paket voucher ini biasanya berisi salinan
permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan penerimaan, faktur penjual, dan voucher yang
sesuai semua dokumentasi yang mendukung transaksi pembelian.
f. Laporan pengecualian. Laporan yang berisi informasi tentang transaksi-transaksi yang
diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjut dengan pengendalian aplikasi komputer.
g. Ikhtisar voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam suatu batchatau
selama hari itu.
h. registrasi voucher. Catatan akuntansi formal yang mencatat kewajiban yang telah mendapat
persetujuan untuk dibayar.
i. File induk pemasok yang telah disetujui. File komputer yang berisi informasi tentang penjual dan
pemasok yang telah disetujia untuk membeli jasa dari serta melakukan pembayaran kepadanya.
j. File pesanan pembelian terbuka. File komputer tentang pesanan pembelian yang telah dikirim ke
para pemasok tetapi barang atau jasa belum diterima.
k. File penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas persediaan yang diterima
dari pemasok.
l. File transaksi pembelian. File komputer yang berisi data mengenai voucher yang telah disetujui
atas pembelian yang telah diterima. File ini digunakan untuk mencetak register voucher dan
memutakhirkan file hutang usaha, persediaan, serta buku besar.
m. File induk hutang usaha. File komputer yang berisi data tentang voucher yang belum dibayar yang
telah disetujui. File ini dapat disusun oleh pemasok. File ini harus ditambahkan ke saldo dalam
akun pengendali hutang usaha.
n. File suspensi atau penolakan. File komputer yang menahan transaksi-transaksi yang belum
diproses karena ditolak oleh program aplikasi komputer.
2. FUNGSI-FUNGSI
Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut:

a. Pengajuan pembelian.
Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi dengan perusahaan
lain, yang meliputi:
1. Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui.
2. Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa.
3. Pembuatan pesanan pembelian.
b. Penerimaan barang dan jasa.
Penerimaan atau pengiriman fisik barang dan jasa, yang mencakup:
1. Penerimaan barang
2. Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan.
3. Pengembalian barang ke pemasok.
c. Pencatatan kewajiban.
Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum, yang meliputi:
1. Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban.
2. Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dibuat.

Anda mungkin juga menyukai