AKUNTANSI]
Chapter 3 – Applying Theory to Accounting
th
Regulation- Godfrey 7 Ed.
LO-1. APLIKASI TEORI PADA PERATURAN AKUNTANSI
Setiap akhir kuartal, semester, dan akhir tahun siklus keuangan, perusahaan sibuk menyiapkan
akun-akun mereka dan sibuk dalam rangka audit akhir tahun. Perusahaan memberikan data akun
kepada pemerintah dan beberapa perusahaan lain untuk penyampaian informasi dalam rangka bursa
saham. Perusahaan membuat press release untuk investor dan advisers. Sampai mana kegunaan teori
akuntansi dapat membantu akuntan dalam menjelaskan mengapa aktivitas pelaporan seperti ini muncul
dan dapatkah teori akuntansi menjelaskan mengapa sektor privat dan pemerintahan mengambil peran
yang cukup aktif dalam proses pembuatan laporan keuangan. Bab ini akan menjawab pertanyaan-
pertanyaan diatas.
2) Agency theory
Permintaan atas informasi keuangan dapat dikategorikan untuk kepentingan pengurus atau
kepentingan pengambilan keputusan. Atkinson dan Feltham mengatakan teori agensi lebih
mempertimbangkan permintaan pengurus atas informasi. Teori ini berkonsentrasi pada hubungan
kesejahteraan pemilik yang dipercayakan ke pengurus. Atkinson dan Feltham menjelaskan bahwa
permintaan informasi pengurus dikarenakan
Motivasi agen
Distribusi risiko secara efisien.
Permintaan informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan terkait peran informasi dalam
teori statistical decision . Informasi dapat berguna jika dapat memperbaiki alokasi sumber daya dan
risiko dalam ekonomi dengan me ngurangi ketidakpastian.
Ketidakpastian dalam teori agensi dapat diklasifikasikan sebagai ex ante dan ex post.
Ketidakpastian ex ante muncul ketika pengambilan keputusan seperti ketidakpastian tentang kejadian
controllable yang dapat mempengaruhi produksi atau ketidakpastian tentang kemampuan manager.
Ketidakpastian ex post muncul setelah keputusan diambil dan hasil telah terlihat. Ketidakpastian ini
sama dengan ketidakpastian ex ante kecuali bahwa ketidakpastian ex post dapat dikurangi dengan
adanya laporan ex post tentang apa yang telah terjadi. Teori agensi ini berfokus pada dampak dari
alternative laporan ex post yang mempengaruhi ketidakpastian ex post.
Atkinson dan Feltham melihat peran penetapan standar sebgai salah satu upaya
mengidentifikasi situasi dimana perbaikan kesejahteraan dapat dicapai dari kebijakan laporan keuangan.
Perbaikan kesejahteraan ini berelasi dengan perbandingan Pareto. Policy A would be preferred to policy
B if under the former every person is at least as well off as under the latter and at least one person is
better off. Policy A would also be preferred to policy B if it resulted in a more efficient allocation of
resources and risk. Dalam pandangan ini, muncul konsekuensi bahwa standar akuntansi memegang
peranan penting.
Teori agensi memberikan kerangka kerja dalam mempelajari kontrak antara pemilik modal
dengan agen manajer dan memprediksi konsekuensi ekonomi dari standar. Lebih jauh, advokat
berpendapat laporan yang disyaratkan cenderung menciptakan produksi berlebihan terhadap informasi.
Karena biaya produksi atas informasi tidak dikeluarkan oleh pengguna, pengguna akan terus melakukan
permintaan atas informasi. Pihak yang berkewenangan seperti IASB mungkin akan salah mengarahkan
karena permintaan berlebihan ini dan akhirnya memberikan aturan untuk memberikan disclosure
informasi lebih dari yang dibutuhkan. Hal ini menciptakan adanya standar overload yang dikeluhkan
oleh perusahaan dan akuntan.
3) Theories of Regulation
a) Public interest theory
Alasan ekonomi sentral sebagai awal kemunculan intervensi pemerintah dalam berbagai operasi
pasar dalam “public interest” ialah kegagalan pasar. Dalam kerangka teori ini, re gulasi dimaksudkan oleh
legislatif untuk melindungi kepentingan konsumen, dalam mengamankan perbaikan kinerja
ekonomi...dibandingkan dengan situasi yang tidak memiliki regulasi.
Teori public interest didasarkan pada asumsi bahwa ekonomi pasar tunduk pada serangkaian
ketidaksempurnaan pasar atau kegagalan transaksi yang jika dibiarkantidak dikoreksi akan menghasilkan
inefisiensi dan ketidakadilan. Hal ini juga didasarkan pada tiga asumsi lebih lanjut bahwa:
Kepentingan konsumen diterjemahkan dalam tindakan legislatif melalui operasi dari internal
pasar. Dalam pasar ini, orang dipandang sebagai bentuk mata uang. Kebijakan disajikan oleh
calon yang bersaing untuk kantor adalah komoditas yang dibeli.
Adanya agen ( politisi entrepreneurial dan kelompok kepentingan umum) yang akan mencari
regulasi atas nama “kepentingan umum”. Agen ini dapat memenuhi kepentingan pribadinya
melalui tercapainya tujuan dari kepentingan umum....tetapi teori membutuhkan setidaknya
beberapa preferensi untuk kepentingan umum menjadi tulus.
Pemerintah tidak memiliki peran independen untuk berkecimpung dalam pengembangan
regulasi. Sebaliknya, pejabat pemerintah cenderung penengah netral yang mengintervensi
tanpa mengeluarkan biaya dala m pasar sesuai permintaan agen “kepentingan umum”.
Alasan utama dari capture berpusat pada kenyataan bahwa keputusan peraturan biasanya
memiliki efek besar pada kepentingan regulated industry . Sebagai contoh, izin untuk mengoperasikan
bisnis atau untuk menyediakan produk atau jasa tertentu dapat diberikan atau ditolak oleh badan
regulator, dan tingkat serta struktur harga yang dikenakan untuk output suatu industri dapat ditentukan
oleh undang-undang. Pada gilirannya regulated industry merasa bahwa posisi keuangan secara
keseluruhan dapat secara signifikan dipengaruhi oleh keputusan regulasi. Oleh karena itu, mereka
menghasilkan aktivitas yang bertujuan untuk mem pengaruhi badan regulasi.
Peraturan capture theory akan menunjukkan bahwa badan akuntansi profesional atau sektor
korporasi akan mencari kontrol sebanyak mungkin atas pengaturan dari standar akuntansi yang
mengatur pelaporan oleh anggota mereka. Ini melibatkan baik kontrol resmi atas penetapan standar,
representasi pada badan penetapan standar yang relevan, atau pengaruh/kontrol yang signifikan atas
keputusan yang dibuat oleh badan penetapan standar yang relevan.
Penegasan dasar dari private interest theory adalah bahwa ada ‘law of diminishing return’
dalam hubungan antara ukuran kelompok dan biaya dari menggunakan proses politik. Teoris percaya
bahwa regulasi tidak timbul sebagau hasil dari respon pemerintah terhadap permintaan publik.
Sebaliknya, regulasi dicari oleh ‘producer’ kelompok kepentingan pribadi dan dira ncang dan
dioperasikan terutama untuk manfaat mereka.
Bahkan jika suatu kelompok memiliki insentif, tetap terdapat suatu mekanisme dimana
kelompok tersebut dapat memperoleh dan menggunakannya sebagai pengaruh. Asumsi kedua Stigler
adalah bahwa pejabat pemerintah, seperti eksekutif bisnis atau konsumen, yang secara rasional
mementingkan kepentingannya sendiri. Mereka berusaha memaksimalkan suara mereka atau kekayaan
mereka. ‘Producer’ kelompok kepentingan pribadi bisa menyediakan sumber daya ini dengan
memberikan sumbangan kampanye dan iklan politik untuk pejabat terpilih dan peluang menguntungkan
untuk berkerja selepas dari pemerintahan.
Dengan demikian, peraturan hanya dapat dilihat sebagai alat untuk mentransfer keuntungan
kepada kelompok yang terorganisir dengan baik dalam bentuk subsidi, penetapan harga, pengendalian
atas masuknya pesaing politik, dan penekanan produksi barang pengganti jika kelompok akan
mengembalikan kebaikan dengan suara dan sumbangan kepada politisi. Teori ini memprediksi bahwa
regulator akan menggunakan kekuasaan mereka untuk mentransfer pendapatan dari mereka yang
memiliki kekuatan politik yang lemah kepada mereka yang memiliki kekuatan politik lebih besar.
LO-2. BAGAIMANA TEORI DAN REGULASI DIAPLIKASIKAN PADA AKUNTANSI DAN PRAKTIK
AUDIT
Pada bagian sebelumnya, telah dipelajari sejumlah teori regulasi, yang telah diusulkan dan
digunakan untuk menjelaskan regulasi akuntansi dan audit. Pada Penerapannya, akan dipertimbangkan
kepentingan umum, pemahaman dan teori atas kepentingan pribadi pada praktiknya. Sampai sejauh
mana teori-teori ini menjelaskan dan memprediksi regulasi akuntansi dan audit seperti yang diamati di
pasar modal.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, ada berbagai pihak dalam suatu lingkungan pelaporan
keuangan. Termasuk di dalamnya adalah pihak yang menyiapkan laporan keuangan (direksi perusahaan
beserta para eksekutif dan manajernya) dan auditor eksternal serta para pembuat kebijakan seperti
pemerintah, grup perusahaan sektor privat, dan bursa efek. Aktivitas pihak-pihak ini akan dipengaruhi
lingkungan terjadinya laporan keuangan yang mencakup aspek hukum atau legal, ekonomi, politik dan
sosial. Suatu karakteristik spesifik yang berhubungan dengan lingkungan akan membentuk suatu
kerangka yang disebut regulatory framework of financial reporting atau kerangka pelaporan
keuangan yang berkenaan dengan pengaturan. Meskipun kerangka ini bervariasi untuk setiap negara,
namun ada kesamaan elemen yang dimiliki oleh kerangka-kerangka tersebut. Elemen kerangka yang
dimaksud akan dibahas selanjutnya, sekaligus akan ditunjukkan bagaimana elemen tersebut
mempengaruhi output dari proses pelaporan keuangan yaitu laporan keuangan.
1) Persyaratan Undang-undang
Ada berbagai macam motivasi bagi manajer untuk secara sukarela memberikan informasi
keuangan dan memberikan akses agar informasi tersebut diverifikasi secara independen melalui proses
audit, yang salah satunya disebabkan hal tersebut diatur dalam peraturan perundang-undangan. Di
berbagai negara undang-undang perusahaan mensyaratkan bagi para manajer untuk menyediakan
laporan keuangan yang telah diaudit. Persyaratan tersebut bisa saja sedikitnya mencakup laporan apa
saja yang harus disediakan dan frekuensi penyediaan laporan, atau bisa juga mencakup informasi lain
berkaitan dengan laporan yang disediakan, misalnya peraturan di Australia yang mengharuskan
perusahaan harus mengungkap informasi mengenai kinerja lingkungan mereka. Di beberapa negara lain,
terutama di Amerika, persyaratan-persyaratan ini lebih banyak diatur dalam undang-undang pasar
modal dibanding di dalam undang-undang perusahaan.
Persyaratan tambahan dalam paragraf di atas berasal dari standar akuntansi tertentu dan di
banyak negara standar-standar ini memiliki kekuatan hukum. Sebagai contoh, perusahaan yang
terdaftar di Uni Eropa yang menyusun laporan keuangan konsolidasi diwajibkan oleh hukum untuk
menggunakan standar IASB yang diadopsi oleh Uni Eropa. Di Australia, undang-undang perusahaan
mengharuskan semua entitas pelaporan untuk mengikuti standar akuntansi berbasis IASB yang disahkan
secara hukum. Undang-undang perpajakan juga menjadi salah satu hal yang mempengaruhi akuntansi
keuangan di beberapa negara, terutama di Perancis dan Jerman. Di negara-negara ini, untuk pelaporan
entitas tunggal, aturan akuntansi keuangan sama dengan aturan pajak. Hukum perusahaan, sebaliknya,
merupakan bagian dari sistem hukum yang lebih luas, yang kemungkinan akan mencakup cara
memantau kepatuhan sesuai dengan persyaratan undang-undang. Sebagai contoh, FEE melaporkan
bahwa banyak negara-negara Eropa memiliki badan yang bertanggung jawab untuk memeriksa
pengajuan rekening. Selain itu, sistem peradilan memberikan sanksi dan hukuman yang mendorong
kepatuhan terhadap hukum perusahaan.
1) Latar Belakang
Perkembangan standar akuntansi internasional diawali secara resmi dengan berdirinya
International Accounting Standard Committee (IASC) pada tahun 1973 di London. Komite ini terdiri atas
perwakilan dari badan-badan akuntansi professional di sembilan Negara (Australia, Kanada, Perancis,
Jepang, Meksiko, Belanda, UK dan Irlandia, serta US dan Jerman Barat). Tujuan dari dibentuknya komite
ini adalah untuk membangun sebuah standar akuntansi untuk sektor privat yang dapat digunakan secara
global.
Sebelum tahun 2005, terdapat International Accounting Standards (IAS) yang sangat
berpengaruh dan diadopsi oleh negara-negara yang belum memiliki badan standar akuntansi nasional
seperti Indonesia dan Papua Nugini hingga negara yang sudah memiliki standar nasional seperti
Singapura dan Hong Kong. Perusahaan menggunakan IAS untuk menyediakan informasi tambahan
dengan format yang lebih transparan dan dapat dibandingkan ( comparable) bagi pihak-pihak yang
terlibat dalam pasar modal.
Penggunaan IASC terus mengalami peningkatan namun memiliki batasan karena posisi IASC
bukan sebagai badan penyusun standar yang independen. IASC kemudian mengalami restrukturisasi
Tujuan dari teori adalah untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena yang ada di alam nyata.
Dalam bagian ini dibahas mengenai pembentukan teori akuntansi yang menjelaskan baik praktik dalam
akuntansi keuangan maupun audit. Teori ekonomi termasuk theory of efficient markets dan agency
theory dapat digunakan untuk memahami lingkungan di mana laporan keuangan dibuat. Terori- teori ini
membantu dalam memahami fungsi dari laporan keuangan dan biaya atas pembuatannya. Teori khusus
tentang regulasi juga memberikan kita pandangan mengenai bagaimana dan mengapa ada peraturan
mengenai laporan keuangan.
Public interest theory menyatakan bahwa pemerintah atau lembaga di bawahnya membuat
peraturan guna menaggulangi kegagalan pasar ( market failure). Peraturan ditujukan untuk melindungi
kepentingan individu atau masyarakat secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan laporan keuangan,
peraturan diasumsikan akan meningkatkan arus informasi sehungga meningkatkan efisiensi pasar.
Dalam teori ini pemerintah adalah pihak yang independen. Lembaga yang berada di bawah pemerintah
akan menerima perintah (request) dari legislatif yang berkepentingan ( enterpreneural politician ) dan
kelompok kepentingan publik untuk mengintervensi pasar. Dalam hal ini kedua pihak yang memberi
perintah dapat diperdebatkan, apakah kebijakan itu adalah untuk kepentingan publik atau demi
kepentingan individu atau kelompok. Namun secara garis besar, perintah mengenai intervensi diklaim
merupakan kepentingan publik secara ke seluruhan.
Pembentukan peraturan bukannya tanpa biaya. Dibutuhkan “perpindahan kekayaan” yang tidak
sedikit dan dampaknya akan berpengaruh terhadap pihak yang diatur dalam peraturan tersebut.
Capture theory menyatakan bahwa pihak yang menginginkan kemampuan untuk mengatur akan
mencari bagaimana cara untuk mengendalikan pemerintah dan lembaga yang bertanggung jawab
terhadap peraturan tersebut. Teori ini berasumsi bahwa individu adalah economic rationalist dan
mereka selalu mengejar kepentingan pribadi. Dengan demikian, mereka akan melindungi dan
meningkatkan kekayaan mereka dengan cara mengendalikan peraturan itu sendiri. Sebagai contoh,
mereka mendapatkan kendali dengan cara menguasai aktivitas dan agenda badan pembuat regulasi
atau dengan memastikan bahwa kinerja dari badan tersebut tidak e fektif (dinetralkan).
Teori ketiga dalam hal ini memiliki sudut pandang yang berbeda. Private interest theory
menyatakan bahwa berbeda dari dua teori sebelumnya, pemerintah adalah pihak yang tidak
independen. Pemerintah memiliki “kekuatan untuk memaksa” dan ak an menggunakan kemampuannya
ini untuk mencapai tujuan pemerintah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa politikus bukanlah
pihak yang netral, tetapi mereka menggunakan kemampuannya untuk memaksimalkan kemungkinan
terpilih di periode selanjutnya. Pemerintah tidak membuat aturan demi kepentingan publik, melainkan
respons atas kepentingan kelompok tertentu dengan kekuatan sebagai pemilih yang terbesar. Dalam
capital market kelompok yang biasanya memiliki dana dan sumber daya terbesar yang dapat melobi
pemerintah guna menjadikan aturan yang menguntungkan biasanya berasal dari sektor korporasi atau
perusahaan besar.
Bagaimana Teori dan Regulasi diaplikasikan pada Akuntansi dan Praktik Audit
Bagian ini menjelaskan teori mana saja yang dapat diaplikasikan dalam praktik nyata, mencakup
kepentingan publik, capture, dan kepentingan individual. Berdasarkan hasil pengamatan, pemerintah di
banyak negara telah mengintervensi proses pengaturan akuntansi dan pembuatan standar akuntansi.
16 | P a g e TEORI AKUNTANSI – CHAPTER 3
Meskipun standar pada dasarnya di bawah kendali sektor privat, proses pengesahannya biasanya ada
pada kendali pemerintah. Sebagai contoh di Australia standar akuntansi dibuat oleh ikatan profesi
akuntansi. Pemerintah mengintervensi pembuatan standar akuntansi pada tahun 1980-an dengan
membuat badan yang bertanggung jawab terhadap pengumuman atas standar akuntansi kepada publik.
Telah disiunggu sebelumnya bahwa badan tersebut adalah bentuk kekuasaan dari pihak yang membuat
peraturan. Pihak atau kelompok inilah yang mendapatkan benefit atas dibentuknya aturan yang
menguntungkan kepentingannya.
Bagian akhir dari bagian ini adalah sifat politik atas regulasi dan aturan baku. Stephen Zeff
menyatakan bahwa sturan baku adalah proses politik yang tidak dapat dielakkan. Pandangan ini tidak
hanya berlaku di US, tetapi juga di Negara lain. Penerapan standar IASB di Uni Eropa telah membawa
proses politisasi atas standar akuntansi ke level yang baru. Zeff menjelaskan bahwa ada beberapa
kelompok yang terlibat, dengan tujuan yang berbeda dan perbedaan kultur, yang menjadikan proses
penyerapan standar akuntansi IASB menjadi lebih panjang dan lebih rumit. Adopsi atas IAS 39 di Eropa
telah disajikan di awal untuk mengilustrasikan isu yang terkait.
Laporan keuangan tidak terjadi di ruang hampa, di mana faktor lainnya dianggap ceteris paribus .
Banyak faktor yang mempengaruhi proses pembuatan informasi keuangan. Di bagian ini dijelaskan
mengenai beberapa elemen kunci yang dapat ditinjau dari kerangka pelaporan di beberapa Negara.
Tujuan dari penjelasan ini adalah menyediakan “ pro forma” dalam kerangka aturan dan untuk
menunjukkan bagaimana elemen-elemen tersebut dapat mempengaruhi pembuatan laporan keuangan.
Pertama, terkait dengan kebutuhan perundang-undangan, di mana sebuah aturan membutuhkan
persiapan dan audit atas laporan keuangan. Peraturan tersebut dapat disisipkan dalam perundang-
undangan yang mencakup perusahaan, pasar sekuritas dan hukum perpajakan. Syarat umum yang
mempengaruhi persiapan dari laporan keuangan adalah kewajiban untuk mempersiapkan seluruh
kegiatan akuntansi (sesuai dengan standar akuntansi dan syarat legal lainnya), untuk diaudit oleh
auditor eksternal dan mempresentasikannya lepada badan pemerintah. Kemudian terkait dengan tata
kelola pemerintah. Beberapa praktik tata kelola korporasi harus tunduk kepada aturan, di mana
beberapa lainnya merefleksikan rekomendasi best practice yang dirumuskan oleh sektor privat. Sebagai
contoh sebelumnya adalah tujuan EU dalam tata kelola perusahaan dan contoh terbaru adalah kode
pemerintahan yang telah diadopsi di UK dan Australia.
Kepatuhan terhadap syarat laporan keuangan dicetuskan oleh auditor eksternal dan badan
penyelenggara independen. Di banyak negara auditor dianggap sebagai pihak yang paling penting untuk
mempromosikan kepatuhan terhadap standar akuntansi. Hasil dari penerapan standar IASB di 2005,
banyak negara membentuk bedan penyelenggara independen. Ketika di mana sebagian orang
mempertimbangkan bahwa badan tersebut adalah pemborosan (mereka sering digambarkan sebagai
audit atas auditor), banyak juga pihak yang berkomentar bahwa harus ada penyelenggara yang menjaga
konsistensi atas penerapan IFRS. Sebuah perdebatan pula ketika ada atau tidaknya koordinasi kepada
penyelenggara akan berpengaruh terhadap ketercapaian dari adopsi atas standar internasional. Telah
dijelaskan pula mengenai badan yang telah terbentuk dan mekanisme koordinasi penyelenggaraan yang
telah terjadi. Evaluasi atas peran dan efektivitas dari badan-badan tersebut semoga dapat terjadi di
masa mendatang.
Di bagian akhir dari bab ini disediakan overview mengenai pembentukan dari badan
internasional yang menyediakan standar akuntansi dan standar audit. Telah disampaikan latar belakang
dari proses pengembangan dari standar akuntansi internasional, dimulai sejak terbentuknya IASC pada
tahun 1973 kemudian IASB pada tahun 2001. Isu penting yang dikemukakan adalah: IOSCO membantu
dalam membuat standar inti ( core standard), keputusan EU untuk mengadopsi standar IASB di tahun
2005, dan keterlibatan yang lbih besar US pada standar akuntansi internasional, dihasilkan dari proyek
konvergensi IASB/FASB, yang terjadi pada tahun 2002.
Telah disampaikan pula pengaturan mengenai standar audit. Badan akuntansi professional juga
telah memiliki sejarah yang tinggi mengenai keterlibatan mereka terhadap pengaturan standar, yang
berseberangan dengan sejarah syarat legal dari audit. Peraturan terhadap proses audit terjadi meskipun
terbukti bahwa audit pada dasarnya tidak memerlukan regulasi. Badan akuntansi professional menulis
tentang standar auditing pertama, namun pemerintah telah menggunakan teori keg agalan pasar sebagai
dalih untuk membuat regulasi tentang standar audit di US dan Australia. Akan tetapi, standar audit
Australia didasari oleh standar audit internasional yang ditulis oleh badan yang dikendalikan oleh
auditor praktisi. Badan pemantau telah dibentuk guna memastikan bahwa standar merefleksikan
kepentingan publik dan tidak terkait dengan sudut pandang pemerintah. Penelitian empiris mendukung
peran dari standar akuntansi dan standar auditing dan efektivitas atas penyelenggaraannya dalam
pembangunan pasar keuangan di seluruh dunia.
Jayne Godfrey, et.al. 2010. Accounting Theory 7th Edition. Australia : John Wiley &Sons