Anda di halaman 1dari 37

Inisiasi 6

KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN


PENGUNGKAPAN, DAN
AKUNTANSI KEPERILAKUAN
KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN
PENGAKUAN
Perspektif pada Penelitian
Akuntansi
Perkembangan penelitian di bidang akuntansi telah mengalami kemajuan
yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa artikel yang
muncul di beberapa jurnal ilmiah akuntansi, seperti The Accounting
Review; Journal of Accounting Research; Accounting Organization and
Society; Critical Perspective on Accounting; dan Accounting Auditing
and Accountability Journal.

Pendekatan klasikal yang lebih menitikberatkan pada pemikiran


normatif mengalami kejayaannya pada Tahun 1960-an. Dalam Tahun 1970-
an terjadi pergeseran pendekatan dalam penelitian akuntansi. Alasan
yang mendasari pergeseran ini bahwa pendekatan normatif yang telah
berjaya selama satu dekade tidak dapat menghasilkan teori akuntansi
yang siap dipakai di dalam praktik sehari-hari. Rancangan sistem
akuntansi yang dihasilkan dari penelitian normatif dalam kenyataannya
tidak dipakai dalam praktik. Sebagai akibatnya muncul anjuran untuk
memahami secara deskriptif fungsi sistem akuntansi di dalam praktik
nyata.

Harapannya dengan pemahaman dari praktik langsung akan muncul


rancangan sistem akuntansi yang lebih berarti. Alasan kedua yang
Sejarah Perkembangan
Akuntansi

Pendekatan normatif maupun positif hingga saat ini masih mendominasi


penelitian akuntansi. Artikel-artikel yang terbit di Jurnal The
Accounting Review maupun Journal of Accounting Research hampir
semuanya menggunakan pendekatan mainstream accounting dengan ciri
khas menggunakan model matematis dan pengujian hipotesis

Penelitian akuntansi mempunyai banyak pilihan dan berbeda-beda. Bagi


seorang pemula, penelitian akuntansi nampak membingungkan dalam
memilih topik, metodologi, dan jenis pembicaraannya, tetapi
realitasnya tidak seperti itu. Seperti ilmu sosial lainnya, akuntansi
melakukan penelitiannya berdasarkan asumsi-asumsi mengenai sifat ilmu
sosial dan sifat masyarakat.

Suatu pendekatan yang telah diterapkan oleh Burrel dan Morgan pada
analisis organisasional dapat digunakan untuk membedakan empat
wawasan penelitian dalam akuntansi, yaitu pandangan fungsionalis,
pandangan interpretif, pandangan humanis radikal, dan pandangan
struktural radikal (Burrel, Morgan dkk, 1979).
Positif Teori dan Kebijakan
Akuntansi

Positive Accounting Theory atau teori positif


telah menjadi suatu kekuatan besar dalam
riset-riset akademik di bidang akuntansi.
Teori positif berangkat dari teori normatif
yang dalam perkembangannya menjadi suatu model
pertukaran kontraktual antara pihak-pihak yang
menggunakan informasi yang dihasilkan oleh
akuntansi dan pengujian empiris atas model
ini. Para peneliti didorong oleh kebutuhan
mereka akan suatu pilihan model kebijakan
akuntansi yang dapat menjelaskan perilaku para
akuntan. Beberapa kelompok teori yang termasuk
kedalam PAT diantaranya adalah Contracting
Theory dan Agency
Penerapan Teori ke dalam Regulasi
Akuntansi
Teori Pasar Efisien
1 Terdapat beberapa teori yang relevan untuk memahami regulasi
suatu pelaporan keuangan, yakni mencakup teori pasar efisien,
teori agensi dan teori regulasi yang dibagi lagi menjadi
kepentingan publik, gambaran regulasi dan kepentingan
pribadi.
a.Teori Pasar Efisien:
Tandelilin (2010), mendefinisikan konsep pasar efisien
sebagai berikut: “Konsep pasar yang efisien lebih
ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang efisien
adalah pasar dimana harga sekuritas yang diperdagangkan
telah mencerminkan semua informasi yang tersedia.”
Kritik terhadap pendekatan pasar bebas menyatakan bahwa
teori pasar efisien adalah tidak realistis. Informasi
akuntansi tidak dapat dipertimbangkan sama seperti sebuah
produk, karena informasi akuntansi adalah produk milik
publik. Ketika informasi sudah dikeluarkan maka informasi
tersebut haruslah tersedia bagi semua orang.
Dari sudut pandang sosial, pelaporan yang bersifat wajib
(mandatory reporting) menghasilkan lebih banyak informasi
dengan biaya lebih rendah. Meskipun suatu informasi
Penerapan Teori ke dalam Regulasi
Akuntansi

2
Teori Agensi
Tuntutan akan informasi keuangan dapat dikelompokkan kedalam
tujuan pelayanan atau tujuan pengambilan keputusan. Atkinson
dan Feltham berpendapat bahwa teori agensi lebih
mempertimbangkan pelayanan atas tuntutan akan sebuah
informasi. Teori ini berfokus pada hubungan dimana
kesejahteraan pemilik diperayakan kepada agen dalam hal ini
manajer. Atkinson dan Feltham menjelaskan bahwa tuntutan akan
pelayanan informasi terkait untuk memotivasi agen dan
mendistribusikan resiko secara efisien.

Informasi menjadi bernilai jika dapat meningkatkan alokasi


sumber daya dan resiko ekonomi, hal ini dapat terjadi jika
ketidakpastian dikurangi. Ketidakpastian dalam teori agensi
dapat dikelompokkan sebagai ex ante dan ex post. Ex ante atau
sebelum kejadian berlangsung, ketidakpastian muncul pada saat
suatu keputusan dibuat, seperti ketidakpastian tentang
kejadian yang tidak dapat dikontrol atau ketidakpastian
mengenai ketrampilan manajer. Sedangkan ex post atau setelah
kejadian, ketidakpastian muncul setelah suatu keputusan
dibuat dan hasilnya direalisasikan.
Penerapan Teori ke dalam Regulasi
Akuntansi

2
Teori Agensi (Lanjutan)
Teori agensi berfokus pada dampak laporan setelah kejadian
pada ketidakpastian setelah kejadian. Atkinson dan Feltham
melihat peranan penetapan standar sebagai salah satu
identifikasi situasi dimana peningkatan kesejahteraan akan
diperoleh dari kebijakan mengenai pelaporan keuangan yang
sudah ditentukan sebelumnya. Teori agensi menggambarkan
kerangka untuk mempelajari kontrak antara pemilik modal dan
agen dan untuk memprediksi konsekuensi ekonomi dari suatu
standar.

Jika akuntansi diatur maka mekanisme pasar dapat menghasilkan


informasi yang cukup dan mencapai titik ekuilibrium dimana
biaya untuk memperoleh informasi setara dengan manfaatnya.
Para pendukung pandangan ini berpendapat bahwa pengungkapan
wajib tidak diperlukan karena kekuatan pasar dapat
menghasilkan informasi yang diinginkan.
Perkembangan Akuntansi di Indonesia

3 Teori Regulasi
1. Teori Kepentingan Publik:
Menurut kerangka teoritis, regulasi dimaksudkan untuk melindungi
kepentingan konsumen dengan cara meningkatkan kinerja ekonomi
dibandingkan dengan situasi yang tidak diatur. Sebuah kegagalan
pasar terjadi ketika terdapat kegagalan pada salah satu kondisi
penting yang diharapkan dapat mempengaruhi pasar yang kompetitif.
Sebagai contoh dari kegagalan potensial antara lain:
a.Kurang adanya kompetisi, misalnya pada pasar monopoli dan
oligopoly;
b.Adanya hambatan untuk masuk ke pasar;
c.Adanya kesenjangan informasi antara penjual dan pembeli,
d.Beberapa
Teori jenis produk
kepentingan publikmerupakan barang pada
ini didasarkan milik asumsi
publik bahwa
dimanaekonomi
untuk
memperolehnya
pasar merupakanhanya perlu pasar
sekumpulan sedikit biaya
tidak atau atau
sempurna bahkan tidak
mengalami
memerlukan transaksi,
kegagalan biaya sama sekali.
dan jika dibiarkan tanpa dikoreksi akan
mengakibatkan hasil yang tidak sesuai dan tidak efisien. Hal ini
juga didasarkan pada asumsi bahwa:
1.Kepentingan konsumen diartikan sebagai aksi legislatif melalui
operasi internal pasar;
2.Terdapat agen, yakni kelompok politisi dan kelompok yang mewakili
kepentingan publik yang memandang regulasi dengan mengatasnamakan
kepentingan publik;
3.Pemerintah tidak mempunyai peran independen dalam proses
Perkembangan Akuntansi di Indonesia

3 Teori Regulasi
2. Teori Potret Regulasi (Capture Theory):
Teori kedua untuk memahami regulasi pelaporan keuangan adalah teori
potret. Teori ini menyatakan bahwa meskipun tujuan regulasi adalah
untuk melindungi kepentingan publik sebagaimana dibahas sebelumnya,
tujuan ini tidak dapat tercapai karena dalam proses pembentukan
regulasi, para pihak yang diatur oleh regulasi melakukan intervensi
kepada regulator atau pembuat regulasi.
Teori potret ini berasumsi bahwa pertama, semua anggota masyarakat
secara ekonomi adalah rasional oleh karenanya individu akan
mengejar kepentingan pribadi dimana manfaat marjinal dari melobi
para pembuat regulasi setara dengan biaya marjinal yang
dikeluarkan. Asumsi kedua, sama halnya seperti teori kepentingan
publikini
Teori bahwa pemerintah
sesuai tidak memiliki
di bawah situasi peran regulasi:
dimana entitas independen dalam
proses regulasi
1.Mengontrol dan dan
regulasi pihak
badanyang berkepentingan
pembuat regulasi; berupaya untuk
mengendalikanmengoordinasikan
2.Berhasil kekuasaan pemerintah
aktivitasuntuk
badanmencapai
regulasidistribusi
menurut
kekayaan yang
aktivitas mereka
mereka inginkan
sehingga kepentingan pribadinya terpenuhi;
3.Menetralisir kondisi yang tidak mencapai kinerja melalui badan
regulasi;
4.Dalam proses interaksi dengan pembuat regulasi, berhasil mengajak
para pembuat regulasi memiliki perspektif yang sama hingga
menemukan regulasi yang mereka cari.
Perkembangan Akuntansi di Indonesia

3 Teori Regulasi
2. Teori Potret Regulasi (Capture Theory):
Regulator atau badan pembuat regulasi juga mencatat,
mengimpelementasikan dan dalam skala lebih besar mengevaluasi
dampak proses kebijakan di suatu area yang diatur oleh regulasi.
Kondisi ini dapat terpenuhi jika,:
1.Terdapat entitas klien dalam jumlah sedikit;
2.Individu dari badan pembuat regulasi melakukan kontak secara
teratur dengan sekumpulan individu dari entitas yang ditur oleh
regulasi dan berasal dari industri yang diatur oleh regulasi atau
berpotensi bekerja dalam industri yang diatur oleh regulasi;
3.Industri yang diatur oleh regulasi mengontrol informasi yang
dibutuhkan oleh regulasi;
4.Terdapat
Alasan kompleksitas
utama teori inidari informasi
berfokus danfakta
pada produk;mengenai keputusan
5.Badan pembuat
regulasi regulasi
yang pada palingberpengaruh
umumnya tidak memiliki
besarsumber
pada daya minimum
kepentingan
dari industri
industri yang yang mereka
diatur atur.
oleh regulasi. Sebaliknya kelompok diluar
industri seperti masyarakat umum dan konsumen mengalami situasi
yang berbeda dimana individu yang memutuskan suatu regulasi menjadi
sangat kecil bahkan tak terlihat. Teori potret regulasi berpendapat
bahwa badan profesi akuntansi atau sektor usaha akan berupaya
mengendalikan penetapan standar akuntansi yang mengatur pelaporan
anggotanya.
Perkembangan Akuntansi di Indonesia

3 Teori Regulasi
3. Teori Kepenting Pribadi:
Teori ketiga ini muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap dua
teori sebelumnya yakni teori kepentingan publik dan teori potret
regulasi. Asumsi teori sebelumnya mengatakan bahwa regulasi muncul
karena reaksi pemerintah sebagai akibat tuntutan publik untuk
memperbaiki inefisiensi dan ketidakadilan dalam praktik-praktik
yang dilakukan baik oleh individu maupun organisasi – dimana asumsi
ini ditentang oleh George Stigler (1971).

Asumsi dasar Stigler bahwa pemerintah memiliki satu jenis sumber


daya dasar yang tidak akan dibagi bahkan dengan kekuatan rakyat
sekalipun – yakni ‘kekuatan memaksa’ atau the power of coercive.
Stigler berpendapat bahwa aktivitas regulasi mencerminkan kekuatan
politik dari pihak yang berkepentingan. Interaksi mereka dengan
para politisi bukanlah merupakan hubungan yang netral tetapi lebih
seperti pebisnis atau pelanggan, dimana secara rasional memiliki
kepentingan pribadi. Asumsi kedua Stigler bahwa para pejabat
pemerintah, sebagaimana layaknya eksekutif bisnis dan konsumen,
secara rasional juga mementingkan diri sendiri.

Teori ini meramalkan bahwa regulasi akan menggunakan kekuatannya


untuk mentransfer pendapatan dari mereka yang memiliki sedikit
PENGUNGKAPAN

Sesuai dengan salah satu tujuan dasar akuntansi yang


ingin dicapai dari akuntansi adalah penyajian informasi
yang cukup sehingga perbandingan dari hasil yang
diharapkan dapat dilakukan. Kemungkinan membandingkan
dapat dicapai, paling tidak dengan dua cara berikut:
1.Penyajian pengungkapan (disclosure) yang cukup mengenai
bagaimana angka-angka akuntansi diukur dan dihitung.
Dengan demikian, para investor dapat mengkonversikan
angka-angka dari pelbagai perusahaan ke dalam ukuran-
ukuran yang secara langsung dapat dibandingkan.
2.Memberikan kemungkinan kepada investor untuk melakukan
rangking dari pelbagai masukan ke dalam decision models-
nya, misalnya seorang investor dapat membandingkan
tingkat risiko dari dua perusahaan dan menyimpulkan bahwa
yang satu lebih mengandung risiko dari yang lain.
FOKUS PELAPORAN KEUANGAN
TINGKATAN PENGUNGKAPAN

Tingkatan pengungkapan juga tergantung pada standar yang


dianggap paling diinginkan. Tiga konsep pengungkapan yang
biasanya diusulkan adalah:
1.Pengungkapan yang memadai (adequate),
2.Wajar (fair), dan
3.lengkap (full).

Yang paling banyak digunakan dari ketiga ungkapan ini


adalah pengungkapan yang memadai, tetapi ungkapan ini
menyiratkan jumlah pengungkapan minimum yang sejalan
dengan tujuan negatif membuat laporan keuangan tersebut
tidak menyesatkan. Wajar dan lengkap merupakan konsep
yang lebih positif. Pengungkapan yang wajar menyiratkan
suatu tujuan etika, yaitu memberikan perlakuan yang sama
pada semua calon pembaca. Pengungkapan lengkap
menyiratkan penyajian seluruh informasi yang relevan
STANDAR PENGUNGKAPAN

Informasi menurut FASB haruslah relevan, tepat waktu, dan


dapat dimengerti, serta informasi juga harus andal, netral,
dan disajikan dengan jujur. Asumsinya jika informasi memiliki
karakteristik-karakteristik ini, informasi itu akan bermanfaat
bagi masyarakat, sedangkan untuk kebutuhan investor informasi
haruslah disajikan dalam jumlah yang cukup.

•Data Kuantitatif: Dalam memilih kriteria untuk memutuskan data


kuantitatif apa yang material dan relevan bagi investor dan
kreditur, penekanannya haruslah pada informasi lain yang
mungkin dapat digunakan dalam model-model keputusan.

•Informasi Nonkuantitatif: Informasi nonkuantitatif relevan dan


layak diungkapkan hanya jika informasi itu berguna dalam
proses pengambilan keputusan. Informasi itu relevan hanya jika
semakin menambah informasi total dan bukan mengurangi dengan
membuat laporan yang terlalu rinci dan sukar dianalisis
REGULASI PENGUNGKAPAN

Pernyataan bahwa perusahaan-perusahaan tidak


mengungkapkan informasi yang cukup dan alasan-alasan
pernyataan, di mana ditunjukkan bahwa salah satu hasil
dari tidak adanya pengungkapan adalah kegagalan pasar.
Kemungkinan kegagalan pasar ini telah digunakan untuk
membenarkan intervensi pemerintah dalam pasar untuk
memastikan bahwa informasi yang cukup sudah diungkapkan.

Otoritas utama di Amerika Serikat dalam hal ini adalah


Securities and Exchange Communication (SEC). SEC
bertanggung jawab atas tingkatan pengungkapan, sedangkan
FASB bertanggung jawab atas format pengungkapan itu.
Advisory Committee on Corporate Disclosure menguraikan
misi SEC yaitu Fungsi commission dalam sistem
pengungkapan perseroan adalah untuk memastikan
tersedianya bagi masyarakat dengan cara yang efisien dan
wajar dan secara tepat waktu, informasi yang andal yang
BENTUK PENGUNGKAPAN

a. Ramalan Keuangan (Forecasting):


Terdapat satu pandangan bahwa manajemen mempunyai
sumber daya yang jauh lebih unggul untuk membuat
ramalan yang andal dan bahwa tersedianya ramalan
manajemen bagi masyarakat menambah efisiensi pasar
keuangan.

Walaupun tidak ada bukti yang menegaskan, sebagian


besar pengamat percaya bahwa publikasi ramalan
manajemen secara teratur kemungkinan akan membantu,
bukan menghambat keputusan investasi. Dengan
dipublikasikannya ramalan informasi akuntansi keuangan
dan informasi lain yang berhubungan dengan perusahaan,
asumsi-asumsi dasar yang berhubungan dengan
perekonomian dan faktor-faktor eksternal perlu
diungkapkan agar pemakai ramalan dapat mengevaluasi
keandalannya dengan baik.
BENTUK PENGUNGKAPAN

b. Kebijakan Akuntansi:
Dengan berkembangnya prosedur akuntansi yang digunakan
oleh berbagai perusahaan dan bahkan di dalam perusahaan
yang sama, komparabilitas langsung antara laporan-
laporan keuangan menjadi lebih sukar. Salah satu solusi
yang diusulkan adalah suatu upaya untuk mengurangi
jumlah alternatif dengan harapan bahwa keseragaman akan
secara otomatis memungkinkan komparabilitas.

Pengungkapan kebijakan akuntansi dapat membantu, yaitu


dengan memungkinkan dicapainya penafsiran yang lebih
baik atas laporan keuangan untuk setiap perusahaan
karena mempengaruhi keputusan investasi. Atas dasar
asumsi ini, Accounting Principles Board dalam Opinion
No.22 menyimpulkan bahwa informasi tentang kebijakan
akuntansi yang digunakan perlu untuk menghasilkan
penyajian laporan keuangan yang wajar.
BENTUK PENGUNGKAPAN

c. Perubahan Akuntansi:
Penggunaan prinsip dan prosedur akuntansi secara
konsisten sudah lama dianggap esensial dalam evaluasi
atas aktivitas perusahaan dan dalam proyeksi aktivitas
masa depan. APB 20 mendukung pandangan ini, tetapi
menyatakan bahwa bila dibenarkan, perubahan semacam itu
harus diungkapkan dalam laporan keuangan ketika
perubahan dilakukan. Hal ini harus disertai oleh
justifikasi untuk perubahan itu. Perubahan akuntansi
mencakup perubahan dalam prinsip akuntansi, dalam
estimasi akuntansi, dan dalam satuan usaha yang
melaporkan.
PENGUNGKAPAN PERISTIWA
PASCA LAPORAN

Laporan laba rugi merupakan ikhtisar jenis-jenis perubahan


tertentu yang terjadi selama periode yang dilaporkan dan
neraca mengikhtisarkan pengukuran sumber daya dan hubungan
keuangan pada akhir periode tersebut. Peristiwa-peristiwa yang
terjadi setelah tanggal laporan mempengaruhi keabsahan atau
penafsiran laporan dan keputusan yang dibuat berdasarkan
informasi yang disajikan dalam laporan itu. Jika peristiwa
yang material terjadi atau diketahui setelah tanggal laporan
dan sebelum laporan itu selesai, tujuan pengungkapan
mengharuskan bahwa informasi ini diungkapkan sebagaimana
mestinya di dalam laporan.
1.Peristiwa yang secara langsung mempengaruhi jumlah-jumlah
yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
2.Peristiwa yang mengubah secara material kesinambungan
keabsahan nilai-nilai neraca atau hubungan di antara pemegang
ekuitas atau secara material mempengaruhi kegunaan aktivitas
tahun lalu yang dilaporkan sebagai prediksi periode berjalan
PENGUNGKAPAN PERISTIWA
PASCA LAPORAN

1. Peristiwa yang secara langsung mempengaruhi jumlah-jumlah yang


dilaporkan dalam laporan keuangan:
Timbul dari tidak cukupnya pengetahuan selama periode akuntansi
dan menghasilkan perubahan dalam estimasi nilai akibat
pengetahuan yang diperoleh setelah tanggal neraca. Auditing
Standards Boards merekomendasikan bahwa jenis peristiwa ini harus
diakui dengan suatu penyesuaian langsung di dalam laporan
keuangan bila informasi ini pasti akan dimanfaatkan seandainya
sudah tersedia pada tanggal neraca.

2. Peristiwa yang mengubah secara material kesinambungan keabsahan


nilai-nilai neraca atau hubungan di antara pemegang ekuitas atau
secara material mempengaruhi kegunaan aktivitas tahun lalu yang
dilaporkan sebagai prediksi periode berjalan.
Peristiwa ini mencakup hal-hal berikut:
1.Peristiwa yang secara material mempengaruhi struktur keuangan
perusahaan atau hubungan sekarang atau masa depan di antara
pemegang ekuitas.
2.Peristiwa yang mempengaruhi penghasilan atau kemungkinan
distribusi dividen untuk periode setelah periode yang dicakup
METODE-METODE PENGUNGKAPAN

Pengungkapan melibatkan keseluruhan proses pelaporan keuangan.


Akan tetapi, ada beberapa metode pengungkapan yang terbaik
dalam setiap kasus tergantung pada sifat informasi dan
kepentingan relatifnya. Metodemetode pengungkapan yang umum
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.Bentuk dan susunan laporan formal (Neraca, Laporan
Laba/Rugi, Laporan Arus Kas);
2.Terminologi dan penyajian yang terinci;
3.Informasi parentesis (dalam tanda kurung);
4.Catatan kaki;
5.Laporan dan daftar pelengkap;
6.Komentar dalam laporan auditor;
7.Surat direktur utama atau ketua dewan komisaris.
AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Akuntansi dan Keperilakuan

Akuntansi keperilakuan dapat didefinisikan sebagai subdisiplin


ilmu akuntansi yang melibatkan aspek-aspek keperilakuan manusia
terkait dengan proses pengambilan keputusan ekonomi. (Lubis,
2010). Definisi tersebut menunjukkan adanya aspek keperilakuan
pada akuntansi baik dari pihak penyusun informasi maupun pihak
pemakai informasi akuntansi.

Penyusun informasi akuntansi memainkan peranan penting dalam


mendukung kegiatan operasional suatu organisasi karena hasil
kerja mereka berakibat pada kinerja organisasi. Untuk itu,
motivasi dan perilaku dari pelaksana sistem informasi akuntansi
menjadi aspek penting dari suatu sistem informasi akuntansi.
Disisi lain, pihak pengguna informasi keuangan juga mempengaruhi
tindakan pengambilan keputusan organisasi. Pengguna internal,
manajemen perusahaan, dimaksudkan untuk melakukan serangkaian
evaluasi kinerja. Sedangkan pengguna eksternal, para
stakeholders, menggunakan laporan keuangan dengan cara yang sama
dengan pihak internal hanya saja pengguna internal lebih fokus
pada jumlah investasi yang mereka tanamkan. Disinilah peran
Lingkup Akuntansi
Keperilakuan
Dimensi akuntansi keperilakuan sangat luas Menurut Lubis (2010) secara umum,
selain berkaitan dengan perilaku manusia lingkup dari akuntansi keperilakuan
juga dengan desain, konstruksi, serta dapat dibagi menjadi tiga bidang besar
penggunaan suatu sistem informasi akuntansi yakni:
yang efisien. Dengan mempertimbangkan 1.Pengaruh perilaku manusia berdasarkan
hubungan antara perilaku manusia dan sistem desain, konstruksi dan penggunaan
akuntansi, akuntansi keperilakuan sistem akuntansi. Bidang ini berkaitan
mencerminkan dimensi sosial dan budaya dalam
dengan sikap manajemen yang
organisasi.
mempengaruhi sifat dasar pengendalian
Lingkup akuntansi keperilakuan antara lain:
1. Aplikasi dari konsep ilmu keperilkuan
akuntansi yang digunakan dalam
terhadap desain dan konstruksi sistem organisasi.
akuntansi; 2.Pengaruh sistem akuntansi terhadap
2. Studi reaksi manusia terhadap format dan perilaku manusia. Bidang ini berkenaan
isi laporan akuntansi; dengan bagaimana sistem akuntansi
3. Cara dimana informasi diproses untuk mempengaruhi motivasi, produktivitas,
membantu pengambilan keputusan; pengambilan keputusan, kepuasan kerja
4. Pengembangan teknik pelaporan yang dapat serta kerjasama.
mengkomunikasikan perilaku para pemakai 3.Metode untuk memprediksi dan strategi
data; untuk mengubah perilaku manusia. Bidang
5. Pengembangan strategi untuk memotivasi dan ini berhubungan dengan cara sistem
mempengaruhi perilaku, cita-cita serta akuntansi digunakan sehingga
tujuan dari orang-orang yang menjalankan mempengaruhi perilaku.
organisasi.
Landasan Teori, Pendekatan,
dan Konsep
Teori akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset
empiris terhadap perilaku manusia dalam organisasi.
Ruang lingkup riset di bidang akuntansi keperilakuan
sangat luas tidak hanya akuntansi manajemen, tetapi juga
menyangkut etika, audit, sistem informasi akuntansi dan
akuntansi keuangan.

Pertanyaan yang penting untuk diteliti adalah bagaimana


pengaruh yang ditimbulkan dari suatu proses akuntansi
ketika perilaku manusia disatukan dan bagaimana
keperilakuan dapat mempengaruhi perubahan atas cara dan
prosedur akuntansi yang digunakan lebih efektif untuk
membantu stakeholders mencapai tujuannya. Akuntansi
keperilakuan diterapkan dengan praktis menggunakan riset
ilmu keperilakuan untuk menjelaskan dan memprediksi
perilaku manusia.
Akuntansi Sosial
Pengertian menurut para ahli:
1. Belkaoui (1981) menggunakan istilah Teori akuntansi sosial harus
socio-economics accounting, yang mempunyai pernyataan tujuan,
mendefinisikan sebagai proses yang seperangkat konsep yang relevan,
bertujuan untuk mengukur dan mengungkapkan
metode pengukuran, serta struktur
mengenai perubahan keadaan perusahaan dan
lingkungan sosial; pelaporan informasi kepada pihak-
2. Linowes (1973) menyatakan socio-economic pihak yang berkepentingan.
accounting merupakan aplikasi ilmu
akuntansi dalam bidang sosial yang Berbagai definisi yang diuraikan
meliputi sosiologi, ilmu politik, dan
di atas memiliki beberapa
ekonomi, serta didefinisikan sebagai
pengukuran dan analisis mengenai sosial persamaan karakteristik sebagai
dan konsekuensi kebijakan ekonomi berikut:
pemerintah dan aktivitas bisnis pada 1.Penilaian dampak sosial
sektor publik; aktivitas organisasi perusahaan.
3. Linowes (1973) menyatakan socio-economic
2.Pengukuran efektivitas program-
accounting merupakan aplikasi ilmu
akuntansi dalam bidang sosial yang program sosial perusahaan.
meliputi sosiologi, ilmu politik, dan 3.Pelaporan pertanggungjawaban
ekonomi, serta didefinisikan sebagai sosial perusahaan.
pengukuran dan analisis mengenai sosial 4.Sistem informasi untuk menilai
dan konsekuensi kebijakan ekonomi kinerja sosial dan ekonomi
pemerintah dan aktivitas bisnis pada
sektor publik perusahaan secara menyeluruh
Tujuan Akuntansi Sosial
Akuntansi sosial bertujuan untuk Ramanathan (1976)
mengukur dan mengungkapkan social berpendapat bahwa tujuan
benefit dan social cost yang ditimbulkan
akuntansi sosial adalah
oleh kegiatan-kegiatan perusahaan
tersebut kepada masyarakat. untuk membantu menilai
sampai sejauh mana
Secara lebih tepat dapat dikatakan bahwa perusahaan memenuhi
tujuan akuntansi sosial ini adalah untuk kontrak sosialnya.
meng-internalize social cost dan social
benefit sehingga hasil yang lebih Melalui media akuntansi
relevan dapat ditentukan. Hasil ini
adalah social economic profit
sosial ini, tujuan
perusahaan, sedangkan akuntansi tersebut akan dapat diraih
konvensional yang selama ini dikenal, dengan memberikan
secara kuantitatif belum memperhitungkan pemandangan atas dampak
dampak sosial tersebut, tetapi baru kegiatan suatu perusahaan
memfokuskan pada hasil interaksi antara terhadap masyarakat
satu atau lebih kesatuan ekonomi,
sehingga pendapat
sedangkan interaksi antara perusahaan
dengan lingkungan sosialnya belum tampak Ramanathan tersebut
kalau tidak dapat dikatakan diabaikan. dikenal dengan nama teori
kontrak sosial
Ruang Lingkup Akuntansi
Sosial

Ruang lingkup socio-economic accounting mencakup akuntansi


bagi dampak sosial pada tingkat mikro dan makro. Microsocio-
economic accounting ditujukan untuk mengukur dalam melaporkan
dampak perilaku perusahaan terhadap lingkungan. Macrosocio-
economic accounting, mencakup evaluasi, pengukuran, dan
pengungkapan kinerja sosial secara makro.

Karena pada dasarnya akuntansi pertanggungjawaban sosial dalam


upaya memenuhi kebutuhan informasi pihak-pihak selain para
pemilik atau kreditur maka ruang lingkup akuntansi
pertanggungjawaban sosial yang mengarah kepada bidang-bidang
yang menjadi tujuan sosial perusahaan dan meliputi hal-hal
berikut:
•Sumbangan laba neto;
•Sumbangan sumber daya manusia;
•Sumbangan publik;
•Sumbangan lingkungan;
Pandangan Klasik dan
Pandangan Modern
1. Pandangan Klasik: 2. Pandangan Modern:
Pandangan ini memberikan uraian Perusahaan tidak lagi memikirkan
bahwa perusahaan berfungsi untuk bagaimana menciptakan atau
menggunakan sumber-sumber ekonomi menghasilkan laba yang maksimal,
tetapi jauh daripada itu perusahaan
secara hemat, efisien, dan
juga harus aktif dalam kegiatan-
menghasilkan laba yang optimal.
kegiatan sosial kemasyarakatan atau
yang langsung mempengaruhi kondisi
Menurut pandangan klasik, prestasi sosial ekonomi anggota masyarakat.
perusahaan diukur dengan tingkat Perusahaan harus memperhatikan
laba yang dihasilkan atau dengan kepentingan dari kelompok-kelompok
lebih tepatnya dikatakan bahwa yang ada dalam masyarakat yang
prestasi perusahaan ditentukan mempengaruhi atau dipengaruhinya,
oleh efisiensi ekonomi dan antara lain berikut ini:
pertumbuhan dalam produksi barang • Para pekerja;
dan jasa. Artinya bahwa apabila • Pemegang saham;
perusahaan telah memasok kebutuhan • Penanam modal;
masyarakat dan telah memenuhi • Konsumen dan pelanggan;
tujuan dari pemiliknya maka • Pemasok;
• Lingkungan masyarakat sekitar;
perusahaan dianggap telah
• Para pesaing;
mendayagunakan sumber-sumber
• Serikat pekerja;
ekonomi di lingkungan sosialnya • Pers;
dengan sebaik-baiknya. • Pemerintah.
Pelaporan Akuntansi Sosial
Tujuan disajikannya informasi akuntansi Akuntansi sosial memuat metode
pertanggungjawaban sosial adalah sebagai pengukuran dan pelaporan terhadap
berikut.
semua hal yang tergabung ke dalam
1. Untuk mengidentifikasikan dan mengukur
sumbangan sosial neto periodik pada suatu social cost dan social benefit
perusahaan yang meliputi bukan hanya biaya dan (eksternalitis). Parker (1986)
manfaat yang diinternalisasikan ke dalam berpendapat bahwa:
perusahaan, namun juga yang timbul dari 1. Penilaian sosial yang berpengaruh
eksternalitas yang mempengaruhi bagian-bagian terhadap aktivitas perusahaan.
sosial yang berbeda 2. Pengukuran mengenai efektivitas
program sosial perusahaan.
2. Untuk membantu menentukan apakah praktek-
praktek dan strategi perusahaan yang secara 3. Pelaporan yang berkaitan dengan
langsung mempengaruhi sumber daya relatif dan tanggung jawab sosial perusahaan.
keadaan sosial adalah konsisten dengan 4. Informasi yang terdiri dari
prioritas-prioritas sosial yang secara luas informasi internal dan eksternal yang
dicanangkan di satu pihak dan aspirasi- berisikan penilaian yang mempengaruhi
aspirasi para individu di lain pihak. sumber daya (sosial dan ekonomi).
3. Untuk menyediakan dengan cara yang optimal
bagi semua kelompok sosial informasi yang Akuntansi sosial merupakan
relevan mengenai tujuan, kebijakan, program, subdisiplin ilmu akuntansi yang
kinerja, dan sumbangan perusahaan kepada memasukkan dampak sosial ke dalam
tujuan-tujuan sosial (Ramanathan dalam struktur biaya dan reward perusahaan
Glautier dan Underdown:1986).
Hubungan Informasi
Akuntansi dengan Laba
Abbot & Monsen (1979) berpendapat bahwa
dampak laporan tanggung jawab sosial ini
berpengaruh terhadap laba perusahaan.
Pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan yang diungkapkan di dalam laporan
keuangan diharapkan akan meredam masyarakat
pada saat menuntut tanggung jawab perusahaan
kepada masyarakat sehingga laporan tanggung
jawab sosial dapat digunakan sebagai bentuk
pertanggungjawaban perusahaan kepada
masyarakat.

Ulman (1985) berpendapat bahwa adanya


hubungan antara pengungkapan biaya sosial
terhadap kinerja sosial dan kinerja ekonomi.
Hubungan informasi keuangan dan nonkeuangan
sebagai bentuk tanggung jawab keuangan dan
sosial pengaruhnya terhadap laba disajikan
berikut ini:
Akuntansi Sumber Daya Manusia
Pengertian akuntansi sumber daya manusia secara harfiah yakni
akuntansi untuk manusia sebagai sumber daya organisasional. Hal
ini melibatkan pengukuran biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
organisasi untuk merekrut, menyeleksi, mempekerjakan, melatih
dan mengembangkan manusia sebagai aset organisasi.

Akuntansi sumber daya manusia tidak hanya melibatkan pengukuran


terhadap biaya yang dikeluarkan untuk menggantikan sumbar daya
manusia dari suatu organisasi, tetapi juga melibatkan
pengukuran terhadap nilai ekonomi dari manusia bagi organisasi.
Dengan kata lain akuntansi sumber daya manusia berarti mengukur
investasi organisasi terhadap manusia, biaya untuk
mempekerjakan manusia dan nilai manusia bagi organisasi.

Akuntansi sumber daya manusia muncul karena kegagalan prinsip-


prinsip akuntansi dalam memberikan informasi yang relevan
kepada pihak manajemen dan investor, karena biaya-biaya sumber
daya manusia diperlakukan sebagai beban (expense) pada saat
terjadinya.
Sejarah Perkembangan
Akuntansi SDM
Flamholtz membagi perkembangan sejarah di 4. Tahap Keempat ( 1976 – 1980)
bidang ini ke dalam lima tahap. Tahapan Tahap ini merupakan periode menurunnya
tersebut dimulai sejak tahun 1960-an sampai minat para akademik dalam dunia
tahun 1980-an. Adapun tahapan-tahapan tersebut perusahaan. Salah satu alasan dari
dijelaskan sebagai berikut: turunnya minat ini adalah karena
1. Tahap Pertama (1960 – 1966) kebanyakan riset pendahuluan yang
Ditandai dengan timbulnya minat terhadap relatif mudah telah diselesaikan
akuntansi sumber daya manusia dan merupakan
asal mula dari munculnya konsep-konsep dasar 5. Tahap Kelima (1980 – Sekarang)
akuntansi sumber daya manusia dan kerangka Tahap ini merupakan periode menurunnya
teori yang berhubungan minat para akademik dalam dunia
2. Tahap Kedua (1966 – 1971) perusahaan. Salah satu alasan dari
Tahap ini merupakan tahap periode riset turunnya minat ini adalah karena
akademik untuk mengembangkan dan menilai kebanyakan riset pendahuluan yang
validitas dari model-model pengukuran biaya relatif mudah telah diselesaikan Awal
sumbar daya manusia baik historical cost
pembaruan terjadi selama tahun 1980-an,
atau replacement cost dan nilai sumber daya
dan sejak saat itu terjadi peningkatan
manusia baik moneter atau non-moneter
yang ditandai dengan dilakukannya
3. Tahap Ketiga (1971 – 1976)
sejumlah riset baru yang signiflkan
Selama tahap ketiga ini, riset yang
terkait dengan pengembangan dan
dilakukan meliputi penilaian pengaruh
penerapan akuntansi sumber daya manusia,
potensial dari informasi akuntansi sumber
daya manusia terhadap Keputusan yang diambil
dan semakin meningkatnya usaha untuk
oleh profesional sumber daya manusia, menerapkan akuntansi sumber daya manusia
manajer lini, dan investor. oleh organisasi terkemuka
Unsur Akuntansi SDM

Akuntansi sumber daya Meskipun akuntansi sumber daya


manusia digambarkan manusia sangat bermanfaat, tetapi
terdapat kritikan-kritikan bahwa
mencakup tiga unsur utama,
tidak mungkin untuk menilai dan
yaitu: memasukkan sumber daya manusia
•Identifikasi dan sebagai suatu asset dengan alasan:
pengukuran atas modal 1.Sumber daya manusia tidak dapat
manusia dalam bagan; dimiliki;
•Identifikasi dan 2.Tidak ada model yang diterima
pengukuran dari modal secara umum untuk menilainya;
3.Dalam perumusan standar akuntansi,
manusia, termasuk istilah-
tidak terdapat standar yang terpisah
istilah yang bukan bagan; untuk pelaporan sumber daya manusia.
dan 4.Seperti dalam kebanyakan kasus dari
•Penyisihan informasi metode biaya historis di mana sumber
secara internal dan daya manusia diperlakukan sebagai
eksternal pada modal aset fisik, karakteristik dasarnya
manusia. Tanpa definisi tidak sama dengan konsep pengakuan
depresiasi karena merupakan tendensi
yang diterima secara umum,
umum dari manusia untuk semakin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai