Anda di halaman 1dari 16

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK LANJUTAN

“Teori Sektor Publik”

Disusun oleh:

Nur Afni Bungaeja A062232002

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2024
PENGERTIAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Akuntansi sektor publik merupakan suatu entitas yang aktivitasnya berkaitan
dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik yang bermanfaat
untuk memenuhi kebutuhan dan hak publik. Dalam beberapa hal, lembaga sektor
publik memiliki kesamaan dengan swasta. Keduanya sama-sama menggunakan
sumber daya yang sama dan proses pengendalian yang hampir mirip. Namun dalam
tugas tertentu, sektor publik tidak dapat digantikan oleh swasta seperti halnya pada
fungsi pemerintahan. Pengertian akuntansi sektor publik menurut para ahli :
TEORI AKUNTANSI
Teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi keuangan,
terutama pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Suatu teori perlu didukung oleh
beberapa riset yang didalamnya terdapat hipotesa-hipotesa yang diuji kebenarannya,
termasuk dalam teori akuntansi sektor publik maupun sektor swasta. Teori memiliki
tiga karakteristik dasar, yaitu:
1. Kemampuan untuk menerangkan atau menjelaskan fenomena yang ada (the ability
to explain).
2. Kemampuan untuk memprediksi (the ability to predict).
3. Kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given phenomena)
Tujuan mempelajari teori akuntansi, antara lain: 1. Untuk memahami praktik
akuntansi yang saat ini ada. 2. Mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktik
akuntansi yang saat ini dilakukan. 3. Memperbaiki praktik akuntansi di masa datang.
Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat
diandalkan, terdapat beberapa kendala yang dihadapi akuntansi sektor publik. Untuk
menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat diandalkan,
terdapat beberapa kendala yang dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan tersebut
adalah :
1) Objektivitas, merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan
yang relevan. Laporan keuangan disajikan oleh manajemen untuk melaporkan
kinerja yang telah dicapai oleh manajemen selama periode waktu tertentu kepada
pihak eksternal yang menjadi stakeholder organisasi. Masalah objektivitas laporan
kinerja disebabkan oleh adanya benturan kepentingan antara kepentingan
manajemen dengan kepentingan stakeholder. Teknik akuntansi yang digunakan
manajemen harus memiliki derajat objektivitas yang dapat diterima semua pihak
yang menjadi stakeholder.
2) Konsistensi mengacu pada penggunaan metode atau teknik akuntansi yang sama
untuk menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu
secara berturut-turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat
diperbandingkan kinerjanya dari tahun ke tahun. Konsistensi penerapan metode
akuntansi merupakan hal yang sangat penting karena organisasi memiliki orientasi
jangka panjang (going concern), sedangkan laporan keuangan hanya melaporkan
kinerja selama satu periode.dan agar tidak terjadi. Keterputusan proses evaluasi
kinerja organisasi oleh pihak ekternal, maka organisasi perlu konsisten dalam
menerapkan metode akuntansinya.
3) Daya Banding Laporan keuangan sektor publik hendaknya dapat diperbandingkan
antar periode waktu dan dengan instansi lain yang sejenis. Dengan demikian, daya
banding berarti bahwa laporan keuangan dapat digunakan untuk membandingkan
kinerja organisasi dengan organisasi lain yang sejenis. Kendala daya banding terkait
dengan objektivitas karena semakin objektif suatu laporan keuangan maka akan
semakin tinggi daya bandingnya karena dengan dasar yang sama akan dapat
dihasilkan laporan yang berbeda.
4) Tepat Waktu Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, sosial, politik serta untuk
menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Semakin cepat waktu
penyajian laporan keuangan, maka akan semakin baik untuk pengambilan
keputusan. Permasalahannya adalah semakin banyak kebutuhan informasi, maka
semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan berbagai informasi
tersebut.
5) Ekonomis dalam Penyajian Laporan Penyajian laporan keuangan membutuhkan
biaya. Semakin banyak informasi yang dibutuhkan semakin besar pula biaya yang
dibutuhkan. Kendala ekonomis dalam penyajian laporan keuangan bisa berarti
bahwa manfaat yang diperoleh harus lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan laporan tersebut.
6) Materialitas Suatu informasi dianggap material apabila mempengaruhi keputusan
atau jika informasi tersebut dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang
berbeda. Penentuan materialitas memang bersifat pertimbangan subjektif, namun
pertimbangan tersebut tidak dapat dilakukan menurut selera pribadi. Pertimbangan
yang digunakan merupakan professional judgement yang berdasarkan pada teknik
tertent
TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Teori-teori akuntansi sektor publik mencakup kerangka konseptual dan
prinsip-prinsip yang menjadi dasar penyusunan laporan keuangan dan pengelolaan
keuangan entitas sektor publik. Beberapa teori utama dalam akuntansi sektor publik
melibatkan pengakuan, pengukuran, pelaporan, dan pengungkapan informasi
keuangan. Berikut adalah beberapa teori utama yang relevan dalam konteks akuntansi
sector piiblik:
1. Teori Keagenan (Agency Teory)
Teori keagenan adalah teori yang menjelaskan hubungan kontrak antara satu
orang atau lebih (prinsipal) yang mempekerjakan orang lain (agen) untuk
memberikan suatu jasa dan mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan
kepada agen tersebut . Teori ini muncul ketika prinsipal mengangkat pihak lain
1

untuk mengelola perusahaannya . Teori keagenan mendeskripsikan hubungan


2

antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai


agen . Karena
34
mereka dipilih, maka pihak manejemen harus
mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham Teori
keagenan mencoba menjelaskan hubungan antara agen dan prinsipal, serta
mengatasi konflik kepentingan yang mungkin muncul.
2. Teori Akuntansi Keuangan (Financial Accounting Theory)
Teori ini mengeksplorasi dasar-dasar penyusunan laporan keuangan dan
pengungkapan informasi keuangan dalam organisasi sektor publik. Tujuannya
adalah memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana dan mengapa
informasi keuangan disajikan sebagaimana adanya.
3. Teori Kepemilikan (Ownership Theory)
Fokus utama teori kepemilikan adalah pada hak dan tanggung jawab pemilik atas
aset dan kewajiban organisasi sektor publik. Teori ini mencerminkan pentingnya
pertanggungjawaban dan transparansi dalam mengelola sumber daya publik.
4. Teori Harga Penuh (Full Costing theory)
Teori ini berkaitan dengan pengukuran biaya dalam organisasi sektor publik.
Konsep ini memasukkan semua biaya, termasuk biaya tetap dan variabel, dalam
menentukan harga produk atau layanan.
5. Teori Pengukuran Kinerja (Performance Measurement Theory)
Teori ini mencakup pengembangan sistem pengukuran kinerja yang efektif untuk
mengevaluasi pencapaian tujuan dan efisiensi organisasi sektor publik.
6. Teori Akuntansi Sektor Publik Berbasis Kas (Cash Basis Accounting
Theory)
Beberapa entitas sektor publik menggunakan teori ini, yang menekankan
pengakuan transaksi berdasarkan kas yang diterima dan dibayarkan
7. Teori Akuntansi Sektor Publik Berbasis Akrual (Accrual Basis Accounting
Theory)
Seiring dengan tren konvergensi standar akuntansi internasional, banyak entitas
sektor publik beralih ke teori ini, di mana pengakuan transaksi didasarkan pada
peristiwa ekonomi yang terjadi, bukan hanya pada saat uang berpindah tangan
8. Teori Partisipasi Publik (Public Participation Theory)
Teori ini mempertimbangkan keterlibatan publik dalam proses pengambilan
keputusan keuangan dan akuntansi sektor publik, memastikan transparansi dan
akuntabilitas.
Teori Akuntansi Publik lainnya adalah sebagai berikut:
1. Teori Manajemen Publik Baru (New Public Management theory)
Teori Manajemen Publik Baru (NPM) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan serangkaian ajaran administratif yang serupa telah berkembang
dari perubahan akuntansi sektor publik di banyak negara di akhir tahun 1970 dan
telah mendomminasi agenda reformasi adinistrasi publik (Hood 1995 Pollitt
1993; Ridley 1996). NPM juga dianggap sebagai kumpulan kegiatan dan
langkah-langkah yang dirancang untuk memperkenalkan kerja manajemen bisnis
dan kewirausahaan kedalam manajemen dan pengiriman layanan publik (Hall et
al.2003). NPM menjadi kekuatan penggerak berbagai akuntansi sektor publik
juga memengaruhi praktik akuntansi dan audit di sektor publik. Pollit (2007)
mengatakan bahwa NPM adalah fenomena tingkat ke dua : Tingkat tertinggi
adalah teori atau doktrin umum yang memperbaiki sektor publik melalui
menerapkan konsep bisnis, teknik dan nilai; Tingkat terendah adalah bagian dari
konsep dan praktik spesifik yang mencakup :
 Lebih fokus pada kineja, terutama melalui keluaran pengukuran
 Preferensi untuk bentuk organisasi yang ramping, datar, kecil, dan
tespesialisasi (berbeda) di atas multi-fungsional besar
 Pergantian kontrak yang luas untuk hubungan hirarki sebagai alat
pengkoordinasian utama
 Sebuah suntikan yang luas dari mekanisme tipe pasar termasuk tender yang
kompetitif, tabel kumpulan sektor publik dan upah terkait kinerja; dan
 Penekanan pada memperlakukan pengguna layanan sebagai pelanggan dan
pada penerapan teknik peningkatan kulaitas generik seperti jumlah
manajemen kualitas
Perubahan NPM telah menarik banyak pemerintahan karena itu mereka
mengklaim manfaat meningkatkan efisiensi , efektifitas dan akuntabilitas di sektor
publik (Awio et. Al.2007). Holmes (1992) menyatakan bahwa motifnya untuk
perubahan di sektor publik mesin administrasi bersifat modernisasi dan ekonomi
yang berkaitan dengan desentralisasi, rasionalisasi, profesionalisme dan
standarisasi. Para kritikus, termasuk Dunleavy dan Hood (1994), mempertahankan
bahwa NPM dapat mendorong kepentingan pribadi dan korupsi karena para
pembuat kebijkan dan birokrat senior memilih untukk melakukan privatisasi dan
mengkontrak keluar karena meningkatkannya peluang untuk mencari pinjaman
dan bentuk perilaku buruk lainnya. Para kritikus juga berpendapat bahwa NPM
telah menyebabkan runtuhnya standar etika dalam kehiduan publik dengan
meningkatnya kasus keserakahan, perilaku istimewa dan kepentingan yang saling
bertentangan. Penerapan NPM dapat mengarah pada penyalahgunaan dan
penggunaan kebijaksanaan secara sewenang—wenang di negara-negara yang
kurang maju (misalnya dalam perjanjian) di mana sistem perlindungan lebih
llazim dan mekanisme akuntabilitas lemah. Contoh studi yang menggunakan teori
NPM adalah Abu Hasan et al. (2013) yang memeriksa pengaruh audit intensif
pada pemerintah daerah.
2. Peraturan Di Dalam Teori Pemeintah (Rogulations Inside Government)
Peraturan disini berarti mencapai tujuan-tujuan publik menggunakan aturan
atau standar perilaku yang didiukung oleh sanksi atau penghargaan dari negara
( James 2003). Hood at al. (1998) menulis bahwa peraturan di dalam pemerintahan
sulit untuk didefenisikan dengan tepat dan menyarankan untuk menjadi konsep di
mana organissi publik rentan terhadap pengaruh dan otoritas lembaga publik
lainnya yang beroperasi di antara rantai komando langsung mereka.
Hood at al. (1999) menawarkan tiga dimensi dasar peraturan dalam permintahan:
1) Satu birokrasi bertujuan untuk membentuk kegiatan lain I
2) Pemisahan organisasi antara pengaturan birokasi dan “regulator”
3) Beberapa mandat resmi untuk organisasi regulator untuk meneliti perilaku
regulator tersebut dan beberapa dasar otoritatif untuk mengubahnya.
Hood at al. (1999) berkonsentrasi pada empat jenis kontrol yaitu :
Kepengawasan, Kebersamaan, Kompetisi, dan keacakan yang dirancang. Abu
Hasan et al.(2013) juga menggunakan teori ini bersama NPM untuk mendukung
penelitian mereka.
3. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder Theory)
Di seluruh dunia banyak pemerintah menekankan pentingnya analisis
pemangkku kepentingan (Barzela 2001). Liberalisasi pasar terkait dengan
penekanan pada berbaagai kebutuhan pemangku kepentingan (Peters 1996). Teori
ini memperluas akuntabilitas paa manajer di mana peran pengawasan meluas lebih
jauh dai pemerintah (Boyne et al,2002) yang mungkin mencakup membayar pajak,
memilih, penerima layanan investor, pemasok, pemebri keuangan, peengaturan
tingkat atas, analis, lembaga peringkat dan peneliti, anggota bewan yang terpilih
dan pejabat, manajer, kayawan,dan serikat dagang (Lapsle, 1992; stecollin 2004).
Namun mereka akan berbeda tegantung pada jenis dan bentuk sektor
publik. Akan tetapi, menurut beberapa penulis, tindakan realistis untuk memuaskan
semua pemangku kepentingan yang mungkin berhubungan dengan politik (Ston
1997), Hukuman moral (Coope 1998) dan hukuman organisasi (Vicker 1995).
Namun, ada kritik seperti (Sternberg 1999) yang menyatakan bahwa teori
pemangku kepentingan mungkin menyulitkan para prinsip untuk mengevaluasi
tindakan para agen (manajer) kkarena adanya kekosongan dalam tujuan-tujuan di
antara pemangku kepentingan yang berbeda. Jansen (2001) menyatakan bahwa ini
dapat diselesaikan dengan menjelaskan teori pemangku kepentingan yang
tercerahkan atau (Enlightened stakeholder theory). Menurut enlightened
stakeholder theory, tujuan utama organisasi akan memaksimalkan nilai pasar total
organisasi. Hal ini terkait dengan konsep “pencerahan nilai maksimalilasi” yang
menyetakan bahwa nilai pasar jangka paanjang dapat dimaksimalkan kepentingan
penting organisasi (pemangku kepentingan utama ) tidak diabaikan. Teori ini
dilaskan dan diterpkan dalam Herawati dan Hoque (2007) studi sektor publik.
4. Teori pemerintahan (Governance Theory)
Hodges et al (1996) menjelaskan bahwa definisi yang otoriter tentang
perusahan pemeintah dalam konteks pelayanan publik tidak tersedia, meskipun
banyak setuju bahwa ini adalah tentang prosedur yang berhubungan dengann
pengambilan keputusan.
1) Kinerja dan kontrol organisasi
2) Menyediakan stuktur untuk memberikan arahan keseluruhan organisasi dan
untuk memenuhi harapan yang masuk akal dari akuntabilitas kepada publik.
Perusahaan pemerintah didefinisikan oleh Cadbury (1992) sebagai sistem dimana
organisasi-organisasi diatur dan dikendalkikan. Semua oganisasi perlu diatur,
diatur dan dikendalikan, sehingga tata kelola perusahaan sangat penting.
Pemisahan kepemilikan dari kendali organisasi adalah asal mula keprihatinan
tantang tata kelola perusahaan dan masalah akuntabilitas (Hodges et al.1996)
Keasey dan Wright (1993) menyerankan bahwa tat kelola perusahaan menyangkut
struktur dan proses yang terkait dalam suatu organisasi sementara akuntabilitas
melibatkan pemantauan, evaluasi dan kontrol agen-agen organisasi untuk
memastikan bahwa mereka berperilaku demi kepentingan pemangku kepentingan.
Oleh karena itu, akuntabilitas merupakan suatu bagian dari tata kelola
pemerintahan.
5. Paradigma Akuntabilitas Publik / reformasi sektor publik (Public
Accountability Paradigm / public sector reform)
Akuntabilitas publik adalah sebuah konsep yang telah dibahas terutama dalam
konteks entitaspemerintah. Pernyataan ini menyiratkan jawaban dari pejabat
publik atas tindakan mereka terhadap sanksi eksternal dan internal (Romzek
2000). Hal ini didasarkan pada premmis hak untuk diketahui oleh masyarakat dan
dengan demikan informasi yang relevan berutang pada publik (Coy et al 2001),
dibandingkan dengan bentuk-bentuk akuntabilitas publik adalah versi yang lebih
informal tetapi langsung dari akuntabilitas kepada publik termasuk kelompok
masyarakat dan invidu yang tertarik (Tyhnne dan Goldring 1987). Konsisten
dengan paradigma ini, laporan tahunan berfungsi sebagai komponen penting
dalam keseluruhan kerangka akuntabilitas publik karena merupakan satusatunya
pernyataan kemprehensif yang tersedia bagi semua pemangku kepentingan secara
rutin.
6. Audit Explosion Theory
Ketergantungan pada audit untuk membeikan jaminan dan pemeriksaan
pada peraturan kerangka kerja untuk petanggungjawaban telah bekontribusi pada
peran yang berkembang untuk audit. Power (1994) menulis bahwa audit telah
menjadi pusat dalam cara mmbicarakan kontrol administratif dimana audit
diperluas ke dalam pengaturan yang berbeda untuk bekerja sebagai respon teknis
terhadap masalah tata kelola dan akuntabilitas.
7. Contigency Theory
Teori ini biasanya digunakan ketika meneliti transisi dari akuntansi
pemerintah tradisional ke sistem yang lebih informatif. Sebuah sistem yang lebih
informatif mempunyai dua fungsi :
1) Sistem ini menyediakan informasi yang komperhensif dan
2) Dapat diandalkan tentang keuangan publik dan sistem ini menyediakan dasar
untuk meningkatkan kontrol keuangan dan aktivitas pemerintah. Transisi ini
mengasusmsikan titik awal yang spesifik dan keadaan akhir untuk akuntnsi sektor
pubik.
Tugas model kontigensi adalah menjelaskan proses inovasi yang
menghubungkan titik keduanya. Tinjauan konseptual mungkin disediakan untuk
membantu menjelaskan proses inovasi (atau ketidakhadirannya) selengkapnya.
Model kontigensi berusaha mengintegrasikan gagasan dan literratur, bersama
dengan pengamatan yang dilakukan tentang sistem akuntansi pemerintah di
negara-negara lain. Wawancara dapat diadakan dengan orang-orang yang
berpengetahuan untuk memastikan praktek serta inovasi yang sedang
dipertimbangkan tau sedang belangsung, jika ada.
Dalam hal variabel-variabel yang tercakup dalam model tersebut, lingkungan
politik administratif dapat didokumentasikan (Luder 1989). Model tersebut dapat
mencakup kondisi latar belakang kelembagaan dan perilaku kolektif sebagai
penentu proses inovasi. Luder (1992), variabel kontekstual yang menggambarkan
kondisi kelembagaan dikelompokkan menjadi tiga kategor menurut fungsinya
dalam proses inovasi: (i) Peristiwa stimulus yang terjadi pada taap awal proses
inovasi yang menciptakan kebutuhan untuk informasi yang lebihh baik pada
pihak pengguna informasi akuntansi dan meningkatkan kesiapan produsen untuk
memasok informasi tersebut. (ii) Vaeiabel Struktural : karakteristik sistem
administrasi sosial dan politik yang mempergaruhi sikap dasar pengguna dan
produsen infomasi terhadap gagasan bentuk akuntansi sektor publik yang lebih
informatif, dan (iii) hambatan implementasi : kondisi lingkungan yang
menghambat, dan dalam kasus-kasus ekstrim mencegah pembentukan sistem
akuntansi lebih informatif yang pada dasarnya diinginkan.
TEKNIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Teknik akuntansi sektor publik mencakup metode dan prosedur yang
digunakan untuk merekam, mengukur, melaporkan, dan mengelola informasi
keuangan dalam konteks entitas sektor publik. Berikut adalah beberapa teknik
akuntansi sektor publik yang umumnya digunakan:
1. Akuntansi Anggaran ( Budgetary Accounting )
Akuntansi anggaran adalah catatan keuangan yang berisi daftar
perencanaan pengeluaran beserta perkiraan biayanya dan dibandingkan dengan
pengeluaran sebenarnya. Akuntansi anggaran berguna untuk mengatur pengeluaran
perusahaan dan menghindari over budgeting. Akuntansi anggaran juga
memungkinkan Anda untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan untuk suatu keperluan
dan biaya sesungguhnya.
Anggaran banyak digunakan oleh organisasi sektor publik, khususnya
pemerintahan, yang mencatat dan menyajikan akun operasi dalam format yang sama
dan sejajar dengan anggarannya. Tujuan praktik ini adalah untuk menekankan
peranan anggaran dalam siklus perencanaan pengendalian pertanggung jawaban.
Dalam teknik ini, anggaran dan realisasi harus selalu dibandingkan sehingga dapat
dilakukan tindakan koreksi jika terdapat varians (selisih). Tetapi akuntansi anggaran
lebih menekankan pada bentuk dari akun-akun keuangan bukan isi (content) dari akun
itu sendiri. Kelemahan dari teknik ini antara lain : Teknik ini sangat kompleks. Akan
lebih mudah dan lebih komprehensif jika akun-akun yang ada menunjukkan
pendapatan dan biaya aktual, dan anggaran menunjukkan pendapatan dan biaya
dianggarkan. Organisasi menggunakan format pelaporan dan perlakuan yang berbeda
karena level agregasi dan perbandingan antara anggaran dan aktual yang terjadi.
Seberapa sering, atau seberapa intensifkah laporan keuangan membandingkan antara
anggaran dengan yang aktual terjadi dan menjelaskan perbedaannya. Logika dari
akuntansi anggaran adalah bahwa anggaran dan akun akun harus dibandingkna secara
berkesinambungan sehingga tindakan dapat diambil untuk memperbaiki perbedaan
tersebut. Hal ini berlaku bagi pengguna external dan internal dari informasi.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa akuntansi anggaran telah berfokus pada
bentuk akunnya daripada isinya.
2. Akuntansi Komitmen (Commitment Accounting)
Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan
mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Sistem akuntansi akrual mengakui biaya
pada saat faktur diterima dan mengakui pendapatan ketika faktur dikeluarkan.
Akuntansi komitmen dapat digunakan bersama-sama dengan akuntansi kas atau
akuntansi akrual. Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian
anggaran. Berhubungan dengan fungsi utamanya, maka akuntansi komitmen berfokus
pada pesanan yang telah dibuat. Agar manajer dapat mengendalikan anggaran, maka
manajer perlu mengetahui berapa besar anggaran yang telah dilaksanakan atau
digunakan jika dihitung berdasarkan order yang telah dikeluarkan. Akuntansi
komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan. Order yang diterima yang terkait
dengan pendapatan tidak akan dicatat sebelum faktur dikirimkan.
3. Akuntansi Dana (Fund Accounting)
Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi adalah pencarian
sumber dana dan alokasi dana. Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan
untuk digunakan oleh organisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya memiliki
keterbatasan penggunaan dengan tujuan atau aktivitas tertentu yang terkadang
merupakan syarat dari pihak eksternal yang merupakan penyedia dana. Organisasi
sektor publik memiliki tujuan-tujuan yang spesifik. Organisasi sektor publik
menggunakan sumber daya yang ada untuk tujuan tertentu, misalnya membangun
perpustakaan ataupun beasiswa. Secara umum, keseluruhan dana yang dimiliki
organisasi sektor publik memiliki tujan tersendiri dalam penggunaannya, baik karena
faktor eksternal (pembatasan eksternal) maupun faktor internal (perencanaan
manajemen), ataupun karena peraturan.
Organisasi sektor publik membuat danadananya (funds) ke dalam sistem
akuntansi, dimana pemasukan yang dimiliki akan diklasifikasikan ke dalam dana-dana
tersebut sesuai dengan tujuan dan maksud tertentu. Akuntansi dana digunakan untuk
mengendalikan dana yang terikat atau dibatasi penggunaannya (restricted fund)
tersebut sekaligus untuk menjamin adanya ketaatan dan persyaratan yang ada. dana
adalah sebuah kesatuan akuntansi tersendiri yang terpisah berdasarkan tujuan tertentu.
Dalam satu dana itu, terdapat kesatuan akun sendiri yang terdiri atas aset (aktiva),
kewajiban, dan ekuitas dana.Terdapat dua jenis dana yang digunakan pada
organisasi sektor publik, yaitu :
1) Dana yang dapat dibelanjakan (expendable fund)
Menurut (Mardiasmo: 2004), dana yang dapat dibelanjakan digunakan untuk
mencatat nilai aktiva, utang, perubahan aktiva bersih, dan saldo dana yang dapat
dibelanjakan untuk kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba. Jenis akuntansi dana
ini digunakan pada organisasi pemerintahan. Menurut (Deddi Nordiawan: 2009), dana
yang dapat dibelanjakan adalah dana yang disediakan untuk membiayai aktivitas-
aktivitas yang bersifat non-business yang menjadi bagian dari tujuan organisasi sektor
publik.
2) Dana yang tidak dapat dibelanjakan (non-expendable fund)
Menurut (Mardiasmo: 2004), dana yang tidak dapat dibelanjakan digunakan
untuk mencatat pendapatan, biaya, aktiva, utang, dan modal untuk kegiatan yang
sifatnya mencari laba. Jenis dana ini digunakan pada organisasi bisnis. Menurut
(Deddi Nordiawan: 2009), dana yang tidak dapat dibelanjakan adalah dana yang
dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisnis. Digunakan sebagai
pendukung dari expendable fund.
a) Persamaan Akuntansi Dana
Dalam akuntansi dana dikenal persamaan akuntansi:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Sedangkan persamaan akuntansi dalam akuntansi keuangan:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS Teori Akuntansi Sektor Publik
Ekuitas dana berbeda dengan ekuitas. Di perusahaan, ekuitas adalah selisih
antara aktiva dan utang yang menunjukkan adanya kepemilikan pada
perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya. Sedangkan, di organisasi sektor
publik, ekuitas dana tidak menunjukkan adanya kepemilikan siapa pun karena
memang tidak ada kepemilikan individu dalam suatu organisasi sektor publik.
b) Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran
Dalam akuntansi dana, dikenal istilah basis akuntansi dan fokus pengukuran
(measurement focus). Basis akuntansi menentukan transaksi dan peristiwa yang
terjadi diakui. Fokus pengukuran dari entitas akuntansi menentukan apa yang
akan dilaporkan, dengan kata lain jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang
diakui secara akuntansi dan dilaporkan dalam neraca. Konsep basis akuntansi
dan fokus pengukuran berhubungan erat dan pemilihan salah satu akan
mengimplikasikan pemilihan yang lain.
4. Akuntansi Kas
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima, dan
pengeluaran dicatat ketika kas dikeluarkan. Kelebihan cash basis adalah
mencerminkan pengeluaran yang actual, riil dan obyektif. Namun demikian GAAP
tidak menganjurkan pencatatan dengan dasar kas karena tidak dapat mencerminkan
kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis, tingkat efisiensi dan efektifitas suatu
kegiatan, program atau aktifitas tidak dapat diukur dengan baik. Sebagai contoh,
penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat sebagai pendapatan (revenue) bukan
sebagai utang. Untuk mengoreksi hal tersebut kebanyakan system akuntansi kas tidak
hanya mengakui kas saja, akan tetapi juga aktiva dan hutang yang timbul sebelum
terjadi transaksi kas. Namun demikian, koreksi semacam ini tidak dapat mengubah
kenyataan bahwa pada setiap waktu, obligasi yang beredar dalam bentuk kontrak atau
order pembelian yang dikeluarkan tidak tampak dalam catatan akuntansi.
Konsekuensinya adalah saldo yang tercatat akan dicatat lebih (overstated). Hal ini
dapat menyebabkan pemborosan anggaran (unwise expenditure atau overspending
5. Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik dibandingkan akuntansi kas. Teknik
akuntansi berbasis akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih
dipercaya, lebih akurat, komprehensif dan relevan untuk pengambilan keputusan
ekonomi, social dan politik. Basis akrual diterapkan agak berbeda antar Proprietary
fund (full accrual) dengan Governmental fund (modified accrual) karena biaya
(expenses) diukur dalam Proprietary fund, sedangkan expenditure difokuskan pada
general fund. Expense adalah sumber daya yang dikonsumsi selama periode
akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan
selama periode akuntansi.
Karena Governmental fund tidak memiliki catatan modal dan utang
(dicatat/dikategorikan dalam aktiva tetap dan utang jangka panjang), expenditure yang
diukur bukan expense. Pada Governmental fund, hendaknya digunakan modified
accrual basis. Expenditure di accrued, tetapi revenue dicatat berdasarkan kas basis,
yaitu pada saat diterima bukan saat diperoleh. Pendapatan seperti PPN,PPh dan fee
(retribusi) dihitung pada saat diterima kasnya. Salah satu pengecualian adalah
property tax (PBB) yang di accrued karena jumlahnya dapat diestimasi secara lebih
pasti. Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sektor publik pada dasarnya
adalah untuk menentukan cost of services dan charging for services, yaitu untuk
mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan publik
serta penentuan harga pelayanan yang dibebankan kepada publik. Hal ini berbeda
dengan tujuan pengaplikasian accrual basis dalam sector swasta yang digunakan
untuk mengetahui dan membandingkan besarnya biaya terhadap pendapatan (proper
matching cost against revenue). Perbedaan ini disebabkan karena pada sector swasta
orientasi lebih difokuskan pada usaha untuk memaksimumkan laba (profit oriented),
sedangkan dalam sector publik orientasi difokuskan pada optimalisasi pelayanan
publik (public service oriented). Perbedaan antara akuntansi berbasis kas dengan
akuntansi berbasis akrual : 
 Basis kas: Penerimaan kas Pengeluaran kas = Perubahan kas. 
 Basis akrual: Pendapatan Biaya = Rugi/ Laba. 
 Pendapatan: Penerimaan kas selama satu periode akuntansi Saldo awal piutang +
Saldo akhir piutang.
  Biaya: Kas yang dibayarkan selama satu periode akuntansi Saldo awal utang +
Saldo akhir utang.
STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Standar akuntansi merupakan pedoman umum atau prinsip-prinsip yang
mengatur perlakukan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan
pelaporan kepada para pengguna laporan keuangan, sedangkan prosedur akuntansi
merupakan praktek khusus yang digunakan untuk mengimplementasikan standar.
Menurut Mardiasmo (Mardiasmo, 2004) ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam penetapan standar akuntansi, antara lain:
1) Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam
laporan posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh
pengguna informasi.
2) Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang
memungkinkan pengujian secara hati-hati dan independen saat menggunakan
keahlian dan integritasnya dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat
membuktikan kewajaran.
3) Standar memberikan petunjuk tentang data yang perlu disajikan yang berkaitan
dengan berbagai variabel yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajakan,
regulasi, perencanaan serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi
serta tujuan sosial lainnya.
4) Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang
berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi
PERLUNYA SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yang
menyangkup pengumpulan data, penganalisaan, pengklasifikasian, pencatatan, dan
pelaporan atas transaksi keuangan pemerintah sebagai suatu entitas, serta penafsiran
terhadap hasilhasilnya. Masis (1978) dalam Glynn (1993) menjelaskan aturan dasar
system akutansi keuangan sebagai berikut :
1) Identifikasi kegiatan operasi yang relevan, hanya kejadian dan kegiatan ekonomi
yang relevan saja yang akan dicatat dalam system akutansi keuangan.
2) Pengklasifikasi kegiatan operasi secara tepat Penentuan waktu pengakuan untuk
setiap jenis operasi (timing of recognition ). Pada prinsipnya, suatu operasi dapat
dicatat /diakui pada tahan tertentu dari proses transaksi
3) Adanya system pengendalian untuk menjamin reliabilitas. System pengendalian ini
memiliki dua komponen,yaitu :
- Komponen formal Komponen formal adalah pembukuan berpasangan (double
entry bookkeeping) : kesalahan akutansi akan dapat diketahui dan dilacak ketika
jumlah sisi kredit tidak sama dengan sisi debit
- Komponen sub stansial Merupakan mekanisme konflik kepentingan (conflict of
interest): kesalahan akutansi muncul ketika mempengaruhi secara negative
pihak ketiga.
4) Menghitung pengaruh masing-masing operasi.
Terdapat beberapa kesamaan akutansi keuangan baik pada sektor publik
maupun swasta. Sebagai contoh, pada kedua sektor tersebut direkomendasikan untuk
menggunakan system pembukuan berpasangan dalam mencatat akun-akun transaksi.
Akutansi keuangan sektor publik terkait dengan tujuan dihasilkannya laporan
eksternal dan penghitungan biaya pelayanan. Oleh karena itu,akutansi keuangan
sektor publik pada dasarnya berbicara masalah tujuan laporan keuangan sektor publik,
jenis laporan keuangan sektor publik, sistem akutansi, standar akutansi keuangan
sektor publik, jenis laporan keuangan sektor publik, system akuntansi, standar
akutansi keuangan sektor publik dan akutansi biaya sektor publik. Akutansi biaya
sektor publik sendiri bukan murni bagian dari akutansi keuangan sektor publik.
Akutansi biaya sektor publik sendiri bukan murni bagian dari akutansi keuangan
sektor publik. Akutansi biaya sektor publik merupakan hybrid dari akutansi keuangan
dan akutansi manajemen sektor publik.

Anda mungkin juga menyukai