Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

TEORI TEORI DALAM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

KELOMPOK 5:

THARIQ AZIS LATIF A062221007

GITA FITRI A062221015

NURUL AZHINTA ABBAS A062221041

RAHMANIAH A062221048

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Akuntansi Sektor Publik
Teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi keuangan, terutama
pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Suatu teori perlu didukung oleh beberapa riset
yang didalamnya terdapat hipotesa-hipotesa yang diuji kebenarannya, termasuk dalam teori
akuntansi sektor publik maupun sektor swasta. Teori memiliki tiga karakteristik dasar, yaitu:
 Kemampuan untuk menerangkan atau menjelaskan fenomena yang ada (the ability to
explain).
 Kemampuan untuk memprediksi (the ability to predict).
 Kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given phenomena)
Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat diandalkan,
terdapat beberapa kendala yang dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan tersebut adalah :
a. Objektivitas
Objektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan yang
relevan. Laporan keuangan disajikan oleh manajemen untuk melaporkan kinerja yang
telah dicapai oleh manajemen selama periode waktu tertentu kepada pihak eksternal
yang menjadi stakeholder organisasi. Masalah objektivitas laporan kinerja disebabkan
oleh adanya benturan kepentingan antara kepentingan manajemen dengan kepentingan
stakeholder. Teknik akuntansi yang digunakan manajemen harus memiliki derajat
objektivitas yang dapat diterima semua pihak yang menjadi stakeholder.
b. Konsistensi
Konsistensi mengacu pada penggunaan metode atau teknik akuntansi yang sama untuk
menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu secara
berturut-turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat diperbandingkan
kinerjanya dari tahun ke tahun. Konsistensi penerapan metode akuntansi merupakan
hal yang sangat penting karena organisasi memiliki orientasi jangka panjang (going
concern), sedangkan laporan keuangan hanya melaporkan kinerja selama satu
periode.dan agar tidak terjadi. Keterputusan proses evaluasi kinerja organisasi oleh
pihak ekternal, maka organisasi perlu konsisten dalam menerapkan metode
akuntansinya.
c. Daya Banding
Laporan keuangan sektor publik hendaknya dapat diperbandingkan antar periode waktu
dan dengan instansi lain yang sejenis. Dengan demikian, daya banding berarti bahwa
laporan keuangan dapat digunakan untuk membandingkan kinerja organisasi dengan
organisasi lain yang sejenis. Kendala daya banding terkait dengan objektivitas karena
semakin objektif suatu laporan keuangan maka akan semakin tinggi daya bandingnya
karena dengan dasar yang sama akan dapat dihasilkan laporan yang berbeda.
d. Tepat Waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan ekonomi, sosial, politik serta untuk menghindari tertundanya
pengambilan keputusan tersebut. Semakin cepat waktu penyajian laporan keuangan,
maka akan semakin baik untuk pengambilan keputusan. Permasalahannya adalah
semakin banyak kebutuhan informasi, maka semakin banyak waktu yang dibutuhkan
untuk menghasilkan berbagai informasi tersebut.
e. Ekonomis dalam Penyajian
Laporan Penyajian laporan keuangan membutuhkan biaya. Semakin banyak informasi
yang dibutuhkan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan. Kendala ekonomis dalam
penyajian laporan keuangan bisa berarti bahwa manfaat yang diperoleh harus lebih
besar dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan laporan tersebut
f. Materialitas
Suatu informasi dianggap material apabila mempengaruhi keputusan atau jika informasi
tersebut dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang berbeda. Penentuan
materialitas memang bersifat pertimbangan subjektif, namun pertimbangan tersebut
tidak dapat dilakukan menurut selera pribadi. Pertimbangan yang digunakan merupakan
professional judgement yang berdasarkan pada teknik tertentu.

B. Tehnik Akuntansi Sektor Publik


Terdapat beberapa teknik dalam akuntansi sektor publik yaitu :
a. Akuntansi Anggaran ( Budgetary Accounting )
Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang
dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat serta berpasangan. Anggaran banyak
digunakan oleh organisasi sektor publik, khususnya pemerintahan, yang mencatat dan
menyajikan akun operasi dalam format yang sama dan sejajar dengan anggarannya. Tujuan
praktik ini adalah untuk menekankan peranan anggaran dalam siklus perencanaan
pengendalian pertanggung jawaban.
Dalam teknik ini, anggaran dan realisasi harus selalu dibandingkan sehingga dapat
dilakukan tindakan koreksi jika terdapat varians (selisih). Tetapi akuntansi anggaran lebih
menekankan pada bentuk dari akun-akun keuangan bukan isi (content) dari akun itu sendiri.
Kelemahan dari teknik ini antara lain : Teknik ini sangat kompleks. Akan lebih mudah dan
lebih komprehensif jika akun-akun yang ada menunjukkan pendapatan dan biaya aktual, dan
anggaran menunjukkan pendapatan dan biaya dianggarkan.
Organisasi menggunakan format pelaporan dan perlakuan yang berbeda karena level
agregasi dan perbandingan antara anggaran dan aktual yang terjadi. Seberapa sering, atau
seberapa intensifkah laporan keuangan membandingkan antara anggaran dengan yang
aktual terjadi dan menjelaskan perbedaannya. Logika dari akuntansi anggaran adalah
bahwa anggaran dan akun akun harus dibandingkna secara berkesinambungan sehingga
tindakan dapat diambil untuk memperbaiki perbedaan tersebut. Hal ini berlaku bagi
pengguna external dan internal dari informasi. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa
akuntansi anggaran telah berfokus pada bentuk akunnya daripada isinya
b. Akuntansi Komitmen ( Commitment Accounting )
Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya
pada saat order dikeluarkan. Sistem akuntansi akrual mengakui biaya pada saat faktur
diterima dan mengakui pendapatan ketika faktur dikeluarkan. Akuntansi komitmen dapat
digunakan bersama-sama dengan akuntansi kas atau akuntansi akrual. Tujuan utama
akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian anggaran. Berhubungan dengan fungsi
utamanya, maka akuntansi komitmen berfokus pada pesanan yang telah dibuat. Agar
manajer dapat mengendalikan anggaran, maka manajer perlu mengetahui berapa besar
anggaran yang telah dilaksanakan atau digunakan jika dihitung berdasarkan order yang
telah dikeluarkan. Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan. Order yang
diterima yang terkait dengan pendapatan tidak akan dicatat sebelum faktur dikirimkan.
c. Akuntansi Dana ( Fund Accounting )
Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi adalah pencarian sumber dana
dan alokasi dana. Akuntansi dana digunakan untuk mengendalikan dana yang terikat atau
dibatasi penggunaannya (restricted fund) tersebut sekaligus untuk menjamin adanya
ketaatan dan persyaratan yang ada. dana adalah sebuah kesatuan akuntansi tersendiri yang
terpisah berdasarkan tujuan tertentu. Dalam satu dana itu, terdapat kesatuan akun sendiri
yang terdiri atas aset (aktiva), kewajiban, dan ekuitas dana.
Terdapat dua jenis dana yang digunakan pada organisasi sektor publik, yaitu :
 Dana yang dapat dibelanjakan (expendable fund)
Menurut (Mardiasmo: 2004), dana yang dapat dibelanjakan digunakan untuk
mencatat nilai aktiva, utang, perubahan aktiva bersih, dan saldo dana yang dapat
dibelanjakan untuk kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba. Jenis akuntansi
dana ini digunakan pada organisasi pemerintahan. Menurut (Deddi Nordiawan:
2009), dana yang dapat dibelanjakan adalah dana yang disediakan untuk
membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat non-business yang menjadi bagian dari
tujuan organisasi sektor publik
 Dana yang tidak dapat dibelanjakan (non-expendable fund)
Menurut (Mardiasmo: 2004), dana yang tidak dapat dibelanjakan digunakan untuk
mencatat pendapatan, biaya, aktiva, utang, dan modal untuk kegiatan yang sifatnya
mencari laba. Jenis dana ini digunakan pada organisasi bisnis. Menurut (Deddi
Nordiawan: 2009), dana yang tidak dapat dibelanjakan adalah dana yang
dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisnis. Digunakan sebagai
pendukung dari expendable fund.
d. Akuntansi kas
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima, dan pengeluaran
dicatat ketika kas dikeluarkan. Kelebihan cash basis adalah mencerminkan pengeluaran
yang actual, riil dan obyektif. Namun demikian GAAP tidak menganjurkan pencatatan
dengan dasar kas karena tidak dapat mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Dengan
cash basis, tingkat efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan, program atau aktifitas tidak dapat
diukur dengan baik.
e. Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik dibandingkan akuntansi kas. Teknik akuntansi berbasis
akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dipercaya, lebih akurat,
komprehensif dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, social dan politik.

C. Standar Akuntansi Sektor Publik


Menurut Mardiasmo (Mardiasmo, 2004) ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
penetapan standar akuntansi, antara lain:
a. Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam laporan posisi
keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna informasi.
b. Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang memungkinkan
pengujian secara hati-hati dan independen saat menggunakan keahlian dan integritasnya
dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat membuktikan kewajaran.
c. Standar memberikan petunjuk tentang data yang perlu disajikan yang berkaitan dengan
berbagai variabel yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajakan, regulasi,
perencanaan serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan sosial
lainnya.
d. Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang
berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.

D. Perlunya Sistem Akuntansi Sektor Publik


Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yang menyangkup
pengumpulan data, penganalisaan, pengklasifikasian, pencatatan, dan pelaporan atas transaksi
keuangan pemerintah sebagai suatu entitas, serta penafsiran terhadap hasilhasilnya. Masis
(1978) dalam Glynn (1993) menjelaskan aturan dasar system akutansi keuangan sebagai berikut
:
a. Identifikasi kegiatan operasi yang relevan, hanya kejadian dan kegiatan ekonomi yang
relevan saja yang akan dicatat dalam system akutansi keuangan.
b. Pengklasifikasi kegiatan operasi secara tepat Penentuan waktu pengakuan untuk setiap
jenis operasi (timing of recognition ). Pada prinsipnya, suatu operasi dapat dicatat
/diakui pada tahan tertentu dari proses transaksi
c. Adanya system pengendalian untuk menjamin reliabilitas.
d. Menghitung pengaruh masing-masing operasi.

Anda mungkin juga menyukai