Anda di halaman 1dari 22

MATERI 9

Teknik akuntansi keuangan sektor publik

Dosen pengampu: Tri Suciani Suparjo, S.Ak., M.Si.


DI SUSUN OLEH :

Di susun:

Khairiyyah :2109308120017
Kamaria :2109308120014
Nirwana :2109308120022
Rahmat :2109308120004

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


MAKASSAR MAJU
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2022/2023
Pembahasan

A. TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Suatu teori perlu didukung dari berbagai riset yang didalamnya
terdapat hipotesa -hipotesa yang di uji kebenaranya. Teori memiliki 3
karakteristik, yaitu:
a. Kemepuan untuk menerangkan atau menjelaskan fenomena yang ada
(the ability to explain).
b. Kemampuan untuk memprediksi
(the ability to predict). 
c. Kemampuan mengendalikan fenomena
(the ability to control given phenomena).
Pada dasarnya terdapat 3 tujuan dalam mempelajari teori akutansi, yaitu:
1. Untuk memahami praktek akuntansi yang ada saat ini.
2. Mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktek akuntansi yang
saat ini di lakukan,
3. Memperbaiki praktek akuntansi yang akan datang.
Suatu disiplin ilmu dapat di klasifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu:
ilmu murniatau abstrak(abstract sciences), ilmu deskriptif(general
descriptivesciences), ilmuderivative(special derivative sciences), ilmu
sipnotis(synoptic sciences), dan ilmu terapan(appliend sciences).
Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan
dapat diandalkan terdapat beberapa kendala yang dihadapi akuntansi
sektor publik. Hambatantersebut adalah :
1. Obyektivitas
Obyektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan
keuangan yang relevan.Sering kali terjadi masalah obyektivitas laporan
kinerja disebabkan oleh adanya benturankepentingan antara kepentingan
manajemen dengan kepentingan stakeholder. Masalahobyektifitas juga
dapat dijelaskan melalui teori kontrak, menajemen menggunakan
variableartivisial misalnya dengan pemilihan teknik akuntansi yang bisa
menujukkan kinerja yanglebih baik dan menggunakan variabel rill
(transaksional) yang dilakukan dengan caramelakukan manipulasi
transaksi. Oleh karena itu, teknik akuntansi yang di gunakanmanajemen
harus memiliki derajat obyektivitas yang dapat diterima semua pihak
yangmenjadi stakeholder.
2. Konsistensi
Konsistensi mengacu pada penggunaaan metode atau teknik
akuntansi yang sama untukmenghasilkan laporan keuangan organisasi
selama beberapa periode waktu secara berturut- turut. Tujuannya adalah
agar laporan keuangan dapat di bandingakan kinerjanya dari tahunketahun.
3. Daya banding
Kendala daya banding terkait dengan obyektivitas arena semakin
obyektif suatu laporankeuangan maka akan semakin tinggi daya
bandingnya, karena dengan dasar yang sama akandapat dihasilkan laporan
yang berbeda. Adanya alternative penggunaan akuntansi juga
dapatmenyulitkan tercapainya daya banding.
4. Tepat waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan
sebagai
dasar pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta untuk meng
hindari tertundanyakeputusan tersebut. Permasalahnya adalah semakin
banyak kebutuhan informasi makasemakin banyak pula waktu yang
dibutuhkan untuk menghasilkan informasi tersebut.
5. Ekonomis dalam penyajian laporan
Kendala ekonomis dalam penyajian laporan keuangan bisa berarti
bahwa manfaat yangdiperoleh harus lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan laporan tersebut.
6. Materialitas
Suatu informasi di anggap material apabila mempengaruhi
keputusan atau jika informasitersebut dihilangkan akan menghasilkan
keputusan yang berbeda.
 
B.  PERLUNYA SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
1. Sistem Akuntansi Keuangan PemerintahRuang lingkup akuntansi
keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yangmenyangkup
pengumpulan data, penganalisaan, pengklasifikasian, pencatatan, dan
pelaporanatas transaksi keuangan pemerintah sebagai suatu entitas, serta
penafsiran terhadap hasil-hasilnya.
Masis (1978) dalam Glynn (1993) menjelaskan aturan dasar sistem
akuntansi keuangansebagai berikut :
1). Identifikasi kegiatan operasi yang relevan, hanya kejadian dan
kegiatan ekonomi yangrelevan saja yang akan dicatat dalam system
akutansi keuangan.
2). Pengklasifikasi kegiatan operasi secara tepat. Penentuan waktu
pengakuan untuk setiap jenis operasi (timing of recognition ). Pada
prinsipnya, suatu operasi dapat dicatat /diakui pada tahan tertentu dari
proses transaksi
3). Adanya sistem pengendalian untuk menjamin reliabilitas. Sistem
pengendalian inimemiliki dua komponen ,yaitu :
a. Komponen Formal
Komponen formal adalah pembukuan berpasangan (double
entry bookkeeping) :kesalahan akuntansi akan dapat diketahui dan
dilacak ketika jumlah sisi kredit tidaksama dengan sisi debit. 
b. Komponen Sub Stansial
Merupakan mekanisme konflik kepentingan (conflict of interest) :
kesalahanakuntansi muncul ketika mempengaruhi secara negatif pihak 
ketiga
4). Menghitung pengaruh masing-masing operasi
Terdapat beberapa kesamaan akuntansi keuangan baik pada sektor
publik maupunswasta. Sebagai contoh, pada kedua sektor tersebut
direkomendasikan untuk menggunakansistem pembukuan berpasangan
dalam mencatat akun - akun transaksi.
Akuntansi keuangan sektor publik terkait dengan tujuan
dihasilkannya laporan eksternaldan penghitungan biaya pelayanan.
Oleh karena itu, akuntansi keuangan sektor publik padadasarnya
berbicara masalah tujuan laporan keuangan sektor publik, jenis
laporan keuangansektor publik, sistem akuntansi, standar akuntansi
keuangan sektor publik, jenis laporankeuangan sektor publik, standar
akuntansi keuangan sektor publik dan akuntansi biaya
sektor publik. Akuntansi biaya sektor publik sendiri bukan murni bagian 
dari akuntansi keuangansektor publik. Akutansi biaya sektor publik
sendiri bukan murni bagian dari akutansikeuangan sektor publik.
Akutansi biaya sektor publik merupakan hybrid dari akuntansikeuangan
dan akuntansi manajemen sektor publik.
2. Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian proses
ataupun prosedur, baik manual maupun terkomputerisasi,
yang dimulai dari pencatatan,penggolongan dan peringkasan transaksi dan 
kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggung
jawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan pengeluaran pemerintah
daerah. Berdasarkan Permendagri No 13/2006, sistem akuntansi pemerintah
daerah dikoordinasikan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).
PPKD adalah kepalasatuan kerja pengelola keuangan daerah (Kepala
SKPKD). Pejabat ini bertugas untukmelaksanakan pengelolaan APBD dan
bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD). Dalam sistem ini,PPKD
dibantu oleh PPK-SKPD melaksanakan fungsi tata usaha
keuangan pada SKPD. Pejabat ini bertugas mengloordinasikan pelaksanaan 
sistem dan prosedur penatausahaan bendahara penerimaan dan bendahara 
pengeluaran di tingkat SKPD. Sistemakuntansi pemerintah daerah secara
garis besar terdiri atas empat prosedur akuntansi yaitu :
1). Prosedur Akuntansi Penerimaan kas
Prosedur ini meliputi serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi,mulai
dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian 
keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggung
jawabanpelaksanaan APBN yang berkaitan dengan penerimaan kas pada
SKPD atau SKPKD.
2). prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
Dalam prosedur ini meliputi serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi,mulai dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan
transaksi dan kejadian keuangan,hingga pelaporan keuangan dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang berkaitan dengan
pengeluaran kas pada SKPD atau SKPKD.
3). Prosedur Akuntansi Selain Kas
Prosedur ini meliputi serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi,mulai
dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian k
euangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN yang berkaitandengan transaksi dan kejadian
keuangan selain kas pada SKPD atau SKPKD.
4). Prosedur Akuntansi Aset
Prosedur akuntansi aset meliputi serangkaian proses, baik manual
maupun terkomputerisasi,mulai dari pencatatan dan pelaporan akuntansi
atas perolehan, hingga pemeliharaan,rehabilitasi, penghapusan,
pemindahan, perubahan klasifikasi dan penyusutan terhadap asetyang
dikuasai/digunakan SKPKD dan/atau SKPD. Prosedur akuntansi
digunakan sebagai alat pengendalian dalam pengelolaan aset yang
dikuasai/digunakan SKPD dan atau SKPKD.
C. STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
1).Definisi Standar Akuntansi Publik
Standar akuntansi sektor publik memberikan kerangka demi
berjalannya fungsi -fungsi tahapan siklus akuntansi sektor publik, yaitu
perencanaan, penganggaran, realisasianggaran, pengadaan barang
dan jasa, pelaporan, audit, dan pertanggungjawaban publik.
2). Lingkup Standar Akuntansi Sektor Publik
Tujuan penyusunan pedoman akuntansi :Menyediakan
organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi yang diharapkan
dapatditerapkan bagi pencatatan transaksi keuangan organisasi sektor
publik yang berlaku dewasaini.
Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman
akuntansi yang dilengkapi denganklasifikasi rekening dan prosedur
pencatatan serta jurnal standar yang telah disesuaikandengan siklus
kegiatan organisasi sektor publik, yang mencakup
penganggaran, perbendaharaan, dan pelaporannya.
3). Ragam dan Hubungan Antar standar Akuntansi Sektor PublikSecara
umum terdapat empat ragam standar yang mengatur organisasi sektor
publik :
1. Standar Nomenklatur
 Nomenklatur didefinisikan sebagai daftar perkiraan / akun buku
besar yang ditetapkandan disusun secara sistematis untuk
memudahkan perencanaan, pelaksanaan
anggaran, pertanggungjawaban, dan pelaporan keuangan pemerintah
pusat.
2. Standar Akuntansi Sektor Publik (SSAP)
a. PSAK No. 45 tentang Standar Akuntansi Untuk
Entitas NirlabaKarakteristik organisasi sektor publik berbeda dengan
organisasi bisnis. Ukuran kinerjaorganisasi sektor publik penting
bagi pengguna. Para pengguna laporan keuangan organisasisektor
publik memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan
organisasi bisnis,yakni untuk menilai :
Jasa yang diberikan oleh organisasi sector public dan
kemampuannya untuk terusmemberikan jasa tersebut.
Cara pengelolah melaksanakan tugas
dan pertanggungjawabannya.
Aspek kinerja pengelola.
Pertanggungjawaban pengelola mengenai
kemampuannya mengelolah sumber dayaorganisasi yang
diterima dari para penyumbang disajikan melalui laporan
aktivitas danlaporan arus kas.
b.Laporan Keuangan yang Dihasilkan
 Laporan Posisi Keuangan
 Laporan Aktivitas
 Laporan Arus Kas
 Posisi Keuangan
3. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) SPKN merupakan
acuan bagi auditor dalam melakukan kegiatan pemeriksaan atauaudit,
yang merupakan suatu proses yang sistematis. Tujuan standar
pemeriksaan
keuangan Negara ini adalah membantu pemerintah, termasuk instansi
dan para pejabatnya, dalammenyelenggarakan pengelolaan dan
membuat pertanggungjawaban keuangan Negara, yangsemakin baik.
SPKN membagi standar audit / pemeriksaan menjadi tiga jenis yaitu :
a. Standar Pemeriksan Keuangan 
b. Standar Pemeriksaan Kinerja
c. Standar Pemeriksaan untuk tujuan tertentu
Hubungan antara SAP dan SPKN
Sebagai suatu proses, auditing berhubungan dengan
prinsip dan prosedur akuntansi yangdigunakan oleh organisasi.
Untuk melaksanakan audit tersebut auditor harus
berpedoman pada SPKN. Auditor akan mengeluarkan opini atas la
poran keuangan suatu entitas, yangmerupakan hasil dari sistem
akuntansi dan diputuskan atau dibuat oleh pihak
pengelola.Pengelola suatu entitas menggunakan data mentah
akuntansi yang kemudian dialokasikan kemasing - masing laporan
surplus - defisit dan neraca, serta menyajikan hasilnya dalam
bentuklaporan yang dipublikasikan. Dalam melaksanakan proses
akuntansi tersebut, akuntan sektor publik berpedoman pada SAP.
 
4. Standar Akuntansi Biaya (SAB)Standar akuntansi biaya sektor publik
merupakan perangkat aturan, regulasi, dan persyaratanorganisasi
sektor publik yang sulit.Definisi standar pada tiga area akuntansi biaya
:
a. Pengukuran biayaw
 termasuk metode dan teknik yang digunakan
dalammendefinisikan komponen biaya, menentukan dasar
pengukuran biaya, danmenetapkan kriteria untuk menggunakan
teknik pengukuran biaya sector publicalternative.
b. Penetapan biaya selama periode akuntansi biaya
menunjuk pada metode yangdigunakan ketika menentukan
jumlah biaya yang ditetapkan selama periode akuntansi biaya
tersendiri.c.
c. Alokasi biaya ke tujuan biaya
menunjuk pada penetapan alokasi biaya langsung dantidak
langsung.Standar Akuntansi Biaya Sektor Publik versus
Prinsip-prinsip Biaya Standar akuntansi biaya sektor publik dan
prinsip-prinsip biaya adalah hal yang berlainan.Sektor akuntansi
biaya sektor publik berkaitan dengan pengukuran, penetapan, dan
alokasi biaya kontrak organisasi sektor publik. Sementara itu, prin
sip-prinsip biaya menunjuk pada pemenuhan biaya, yang
merupakan unsure dalam pengadaan barang dan jasa serta
merupakanfungsi dari hukum, aturan, dan kontrak tersendiri. Biaya
mungkin saja dialokasikan namun belum tentu dapat memenuhi
prinsip-prinsip biaya
Dalam konteks siklus akuntansi sektor publik, standar-
standar tersebut masih terfokus padatahapan yaitu tahap
pelaporan (SAP, SAK), tahap audit (SPAP, SPKN), tahap
perencanaan - penganggaran
(standar akuntansi biaya), dan tahap perencanaan pertanggungja
waban publik(standar nomenklatur).
4). Kebutuhan Standar Akuntansi Sektor Publik di IndonesiaManfaat
Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP) adalah :
 a. Meningkatkan kualitas dan reliabilitas laporan akuntansi dan
keuangan organisasisektor publik, khususnya dalam hal ini
organisasi pemerintahan.
b. Meningkatkan kinerja keuangan dan perekonomian.
c. Mengusahakan harmonisasi antara persyaratan atas laporan
ekonomis dan keuangan.
d. Mengusahakan harmonisasi antar yurisdiksi dengan
menggunakan dasar akuntansiyang sama.
5). Teknik Penyusunan Standar
Berikut adalah tahap-tahap dalam menyusun standar akuntansi
(Suwardjono, 2006:109) :
 Evaluasi masalah pada tahap awal
 Mengadakan riset dan analisi
 Menyusun dan mendistributifkan memorandum diskusi (discussion
memorandum)kepada setiap pihak yang berkepentingan
 Mengadakan dengar pendapat umum (Public Hearing)
 Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan public atas
memorandum diskusi
 Menerbitkan draft awal standar yang diusulkan
 Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan tertulis
 Memutuskan (keputusan penerbitan)
 Menerbitkan (penerbitan pernyataan)
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dan
penetapan standar adalah sedapatmungkin menghindari terjadinya
standar yang overload. Standar yang overload terjadi ketika:
 Standar terlalu banyak
 Standar terlalu rumit
 Tidak ada standar yang tegas(rigid) sehingga sulit untuk
membuat pilihan dalam penerapannya
 Standar mempunyai tujuan yang sifatnya umum(general purpose
standards)
 sehingga gagal dalam menyajikan perbedaan kebutuhan diantara
para penyaji dan pengguna.
 Standar kurang spesifik sehingga gagal dalam mengidentifikasi
perbedaan antara :
 Entitas public dan entitas non-publik
 Laporan keuangan tahunan dan interim
 Organisasi besar dan kecil
 Laporan keuangan auditan dan non-auditan
Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu
kompleks, atau kedua -duanya.
5. TEKNIK - TEKNIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Terdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi
sektor publik, yaitu :
1. Akuntansi Anggaran ( budgetary accounting )
2. Akuntansi Komitmen ( commitment accounting )
3. Akuntansi Dana ( fund accounting )
4. Akuntansi Kas ( cash accounting )
5. Akuntansi Akrual ( accrual accounting )\
Pada dasarnya kelima teknik akuntansi tersebut tidak bersifat mutually
exclusive Artinya,
penggunaan salah satu teknik akuntansi tsb tidak menolak penggunaan tekni
kyang lain.Dengan demikian, suatu organisasi dapat menggunakan teknik
akuntansi yang berbeda beda, bahkan dapat menggunakannya kelima teknik
dalam waktu yang bersamaan.Akuntansi kas, akuntansi akrual, dan akuntansi
komitmen berbeda satu dengan lainnyakarena adanya perbedaan waktu
pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam hal pengakuan pendapatan,
pada dasarnya terdapat dua langkah yang mempengaruhi pencatatan, yaitu
padasaat barang dikirim dan faktur dikeluarkan, dan pada saat barang dikirim
dan faktur dibayar.
1. Akuntansi Anggaran ( Budgetary Accounting )
Akuntansi anggaran ( budgetary accounting ) mengacu pada
praktik yang dilakukanoleh banyak organisasi sektor publik, khususnya
pemerintah dalam upaya menyajikan akun -akun operasinya dengan
menggunakan format yang sama dengan
anggarannya.Tujuan praktik ini adalah untuk menekankan peranan ang
garan dalam siklus perencanaan pengendalian -
pertanggungjawaban.Ide dibalik akuntansi anggaran ini adalah untuk
kemudahan. Kesulitan biasanyamuncul karena organisasi yang
berbeda biasanya mengadopsi format pelaporan yang berbeda
pula. Hal ini disebabkan oleh suatu fakta bahwa perbedaan intrinstik an
tara jasa yangdiberikan dalam organisasi yang berbeda telah tercermin
dalam anggaran mereka.Hasil yang lebih bermakna dapat diperoleh
dengan membuat akun-akun anggaranyang diklasifikasikan dengan
cara tertentu yang spesifik terhadap jasa tertentu namun hal
inimenyebabkan ketidakseragaman dalam format akuntansi anggaran.
Ada masalah
signifikan bahwa organisasi yang berjenis sama dan memberikan jasa 
yang sama mungkin memiliki perlakuan yang berbeda walaupun akunt
ansi anggaran telah diadopsi oleh mereka. Hal initimbul karena ada
dua masalah, yaitu :
a. Level agregasiContoh yang baik di mana level agregasi yang
diadopsi oleh akun-akun anggaranmempengaruhi daya
bandingnya ada di pemerintah daerah. Satu otoritas
mungkinmenerbitkan akun-akun anggarannya untuk jasa
pendidikan secara keseluruhan.
b. Kekurangan lain dari akuntansi anggaran terletak pada seberapa
sering atau seberapaintensifkah laporan keuangan
membandingkan antara anggaran dengan yang aktual terjadidan
menjelaskan perbedaannya. Banyak organisasi yang membuat
akun-akun anggaranseiring dengan anggaran namun hanya
membandingkan dua diantaranya secara global.Contoh, akun-
akun dan anggaran mungkin saja dibuat secara detail tetapi hanya
total pembelanjaan bersih untuk setiap divisi yang memberikan jas
a tersebut saja yangdibandingkan dengan anggaran, menunjukan
apakah ada pembelanjaan yang kurang
atau berlebih untuk semua akun, namun hanya untuk menjelaskan 
perbedaan yang signifikan.Perbedaan yang jumlahnya melebihi
presentase atas anggaran yang telah ditetapkansebelumnya
namun tidak dapat dijelaskan oleh perubahan tingkat harga umum.
c. Logika dari akuntansi anggaranLogika dari akuntansi anggaran
adalah bahwa anggaran dan akun-akun harusdibandingkan
secara berkesinambungan sehingga tindakan dapat diambil untuk
memperbaiki perbedaan tersebut. Hal ini berlaku bagi pengguna
eksternal dan internal dariinformasi. Dengan melaporkan hanya
dua kolom ( anggaran dan aktual saja), tidak hanyatujuan utama
dari akuntansi anggaran ini saja yang tidak dapat tercapai,
melainkan akanmemerlukan banyak waktu untuk menjawab
pertanyaana pengguna yang spesifik
atas perbedaan yang dapat di hindarkan apabila akun-akun itu sen
diri telah menyediakananalisis yang releven. Kesimpulan yang
dapat ditarik adalah bahwa akuntansi anggaranlebih berfokus
pada bentuk akunnya dari pada isinya.
2. Akuntansi Komitmen ( Commitment Accounting )
Akuntansi komitmen( commitment accounting )dapat digunakan
bersama, baikdengan basis akuntansi kas maupun akrual. Karena tidak
masuk akal untuk menggunakanakuntansi komitmen tersebut untuk
beban karyawan, maka akuntansi komitmen hanyamencakup salah satu
bagian kecil dalam anggaran organsisasi. Sebagai
konsekuensinya,akuntansi komitmen ini hanya merupakan subsistem
dalam sistem akuntansi utamaorganisasi. Meskipun demikian, akuntansi
komitmen ini dapat menjadi sangat penting,terutama bagi pemegang
anggaran.
Akuntansi komitmen mengakui transaksi ketika organisasi telah
memiliki komitmenuntuk melaksanakan transaksi tersebut. Ini berarti
bahwa transaksi tidak diakui ketika
ada penerimaan atau pengeluaran kas, juga bukan pada saat faktur dit
erima atau dikirimkan,namun pada saat yang lebih awal, yaitu pada
saat pesanan dibuat atau diterima.Sebagai contoh, misalnya manajer
memesan 100 kotak kapur tulis. Manajer ini telahmenentukan pemasok
mana yang akan dipilih dan harga sekarang dari kapur ini,misalnya
adalah Rp. 5000 per kotak. Ketika pesanan dibuat dan dikirimkan
kepada pemasok untuk 100 kotak kapur dengan harga Rp. 5000
per kotaknya, manejer mendebit beban. Ada bermacam-
macam faktor yang mempengaruhi jumlah dari faktur yangkemudian
akan diterima, seperti mislanya pemasok tidak memilki 100 kotak
kapur, hargayang kemudian berubah atau asumsi harga yang salah
dari manager. Maka kreditnya tidakmenuju pada pemasok ( bukan
utang atau kas yang diberikan kepada pemasok) namun pada akun
pemesanan sebagai berikut :

Kapur 500.000
Pesanan kepada pemasok  500.000
Ketika faktur atas kapur tersebut sudah diterima, maka jurnalnya
menjadi :
Pesanan kepada pemasok  500.000
Utang kepada pemasok  500.000
Kalau barang yang dikirimkan atau jumlah fakturnya lebih atau kurang
dari jumlah yangdicatat dalam suatu pesanan, jurnal koreksi harus
dibuat, misalnya ternyata harga kapurtersebut bukan Rpp.5000, tetapi
Rp 5.500, maka jurnlanya sebagai berikut :

Pesanan kepada pemasok  500.000
Kapur 50.000
Utang kepada pemasok  550.000
Dengan menggunakan sistem ini, organisasi mengakui pesanan
sebagai komitmen untukmenimbulkan pengeluaran dan akun ini
mencatat komitmen secara berkesinambungan.
Kritik atas akuntansi komitmen
Fungsi utama dari akuntansi komitmen adalah dalam kontrol
anggaran. Gagasannyaadalah bahwa akun-akun bulanan yang
mencatat hanya faktur yang diterima atau dibayarmemberikan hanya
sedikit nilai terhadap proses pengambilan keputusan. Agar
manajerdapat mengendalikan anggraan mereka, mereka perlu
mengetahui seberapa besar anggaranyang telah menjadi komitmen
dalam hubungan dengan pesanan yang dibuat. Kalaumanajer hanya
menerima akun-akun yang mencakup penerimaan dan pembuatan
faktursaja, manajemen dapat dengan mudah menjadi terlalu terpaku
atau terlalu berkomitmen(over commited )kepada anggarannya. Tentu
saja manajer yang berhati-hati akanmengetahui bahwa akun-akun
tersebut tidak memasukan pesanan yang telah dibuat namunfakturnya
belum diterima, dan akan membuat catatan meraka sendiri mengenai
hal inisehingga mereka tidak membuat anggaran mereka over
committed. Karena berkaitandengan fungsi utamanya, akuntansi
komitmen berfokus pada pesanan yang telah dibuat.Pesanan yang
diterima yang berhubungan dengan pendapatan, tidak akan di catat
sampaifaktur dikirimkan. Masalah pengendalian anggaran tidak
mempengaruhi pendapatandengan cara yang sama seperti halnya
pengendalian anggaran memenuhi beban. Walaupunada kasus yang
menyatakan bahwa akuntansi komitmen meningkatkan
pengendaliananggaran adalah baik, ada masalah yang turut terlibat
dalam mengadopsi akuntansikomitmen ini dalam akun - akun. Masalah
ini adalah bahwa pos tertentu yang telahdidukung oleh pengiriman
pesanan akan dicatat sebagai beban. Secara umum, tidak
adakewajiban hukum yang ditimbulkan dan pesanan tersebut dapat di
batalkan denganmudah. Maka sulit untuk menerima bahwa pesanan ini
adalah beban untuk pariodeakuntansi di mana pesanan tersebut baru
dibuat.Terdapat banyak masalah yang timbul dalam akuntansi berbasis
akrual yang
lebih berbahaya ketika organisasi menerapkan sistem akuntansi komitm
en ini. Misalnya, adamanajer yang anggarannya masih di bawah batas
maksimal sebulan sebelum akhir tahunanggaran. Manajer mengetahui
bahwa level normal dari pembelanjaan akan membuat
pengeluaran anggaran terlalu rendah ( underspent) dan hal ini dapat me
nyebabkananggaran tahun berikutnya menjadi berkurang. Dalam
akuntansi akrual, untuk memastikan bahwa seluruh anggaran
di belanjakan, maka pesanan tambahan akan diajukan dan fakturyang
diterima akan dicatat. Hal ini menjadi masalah, namun setidaknya
dibatasi olehwaktu mulai dari pesanan diajukan sampai dengan faktur
tersebut diterima.Jika menggunakan akuntansi komitmen, manajer
dapat dengan mudah
mengeluarkan pesanan saat mendekati akhir tahun anggaran untuk me
nghabiskan anggaran tersebut Sementara, kecil kemungkinannya untuk
mencegah pesanan dibatalkan setelah tahunanggaran dalam akun-akun
tertentu.Jika akuntansi komitmen diadopsi selama tahun anggaran,
konveksi dari akuntansikomitmen menjaid akrual biasa pada akhir tahun
adalah sebagai berikut :
Pesanan yang dibuat  xxx
Belanja ABC  xxx
Belanja XYZ  xxx
Jurnal ini dibuat untuk pesanan yang telah dibuat namun
fakturnya belum diterima padaakhir tahun. Jurnal ini akan dibalik dalam
tahun anggaran yang baru sehingga akun yangdi catat kembali menjadi
komitmen yang di catat.
3. Akuntansi Dana ( Fund Accounting )
Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk
digunakan oleh organisasinirlaba atau institusi pemerintah biasanya
mempunyai keterbatasan penggunaan dalam artidana-dana tersebut
dibatasi penggunaannya untuk tujuan atau aktivitas tertentu
yangterkadang merupakan syarat dari pihak eksternal yang merupakan
penyedia dana.
Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba, organisasi
sektor publikmempunyai tujuan-tujuan yang spesifik. Dengan latar
belakang seperti itu perusahaanswasta dapat mengyunakan sumber
daya yang dimiliki untuk keperluan apapaun
yang penting bagi meraka adalah adanya laba yang berbeda dengan o
rganisasi sektor publikdimana sumber daya yang ada harus digunakan
dengan tujuan tertentu.Contohnya pemerintah meneriman pinjaman
dari world bank ( bank dunia ) sebesar RP.10miliar untuk
pembangunan jalan dan jembatan. Maka, tidak ada pilihan lain
bagi pemerintah selain menggunakan dana RP. 10 miliar tersebut untu
k pembangunn jembatan dan jalan.
Secara umum, sangat lazim jika dari keseluruhan dana yang
dipunyai organisasi sektor publik, masing-
masing mempunyai tujuan tersendiri dalam penggunaannya, baik kare
nafaktor eksternal ( pembatansan eksternal ) faktor internal
( perencanaan manajeman ),merupakan karena peraturan. Untuk
mengakomodasi keadaan itu, organisasi sektor publikmembuat dana-
dana (funds) dalam sistem akuntansinya. Pemasukan yang
dimilikiorganisasi sektor publik kemudian diklasifikasikan ke dalam
dana-dana tersebut sesuaidengan tujuan dan maksud tertentu. Sistem
dana ini dimaksudkan sebagai alat kontrolapakah suatu dana tertentu
telah digunakan sesuai dengan tujuannya.Adanya keterbatasan
penggunaan dana memberikan implikasi akan suatu kewajiban
untukmemberikan pertanggungjawaban kepada pihak penyedia dana
( donatur). Oleh karena itu
organisasi-organisasi nirlaba dan institusi pemerintah
menggunakan akuntansi dana (funds accounting ) untuk mengontrol
dana yang terikat atau
dibatasi penggunaannya(restriced funds) tersebut sekaligus untuk men
jamin adanya ketaatan atas persyaratan yanga ada.
Dana adalah sebuah kesatuan akuntansi tersendiri yang
terpisah berdasarkan tujuantertentu. Dalam satu dana itu, terdapat
kesatuan akun sendiri yang terdiri atas aset (aktiva). Kewajiban dan
ekuitas dana. Dengan demikian, sumber daya suatuorganisasi sektor
publik yang terdiri atas dana-dana tersebut dapat di
gambarkandalam gambar berikut :
Penggunaan istilah dana bagiorganisasi nirlaba dan institusi pe
merintah berbeda denganistilah dana yang sering digunakan oleh
entitas swasta. Bagi perusahaan komerisal, danaadalah bagian dari
aktivanya yang dicadangkan karena akan di gunakan atau
dialokasikanuntuk tujuan tertentu. Sedangkan bagi organisasi nirlaba
dan kalangan instansi pemerintah,dana adalah suatu entitas akuntansi
tersendiri. Dari kesatuan dana-dana yang dimilikiorganisasi sektor
publik dapat digolongkan menajdi dua yaitu :
A. Dana yang bisa dibelanjakan (expendable funds)Dana yang
disediakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat
non- business yang menjadi bagian dari tujuan organisasi sektor
publik.
B. Dana yang tidak bisa dibelanjakan (nonexpendable funds)Dana
yang dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisni.
Digunakansebagai pendukung dari expendable funds
. Persamaan Akuntansi Dana
 Dalam akuntansi dana dikenal dnegan persamaan akuntansi sebagai
berikut :
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Persamaan tersebut tentu saja berbeda dengan persamaan akuntansi
yang kita kenal padaakuntansi keuangan yang digunakan dalam
perusahaan komersial yang berupa :
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS
Disini terdapat perbedaan yang mendasar antar ekuitas dana dan
ekuitas. Di perusahaanselisih antara aktiva dan utang adalah ekuitas
yang menunjukan adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut
oleh pemegang sahamnya. Sementara itu, di organisasi sektor
publik,ekuitas dana tidak menunjukan adanya kepemilikan siapapun
karena memang tidakada kepemilikan individu dalam suatu organisasi
sektor publik.
Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran
 Dalam akuntansi dana dikenal istilah basis akuntansi dan fokus
pengukuran . basisiakuntansi menentukan kapan transaksi dan
peristiwa yang terjadi diakui. Contoh, bilaorganisasi mengadopsi basis
akrual penuh, transaksi diakui ketika transaksi tersebutmemiliki
dampak ekonomi yang subtantif. Kalau yang diadopsi adalah basis
kas, transaksidiakui kalau kas yang berhubungan dengan transaksi
tersebut diterima atau dibayarkan.Fokus pengukukurana dari suatu
entitas akuntansi menentukan apa yang akan dilaporkan ,dengan kata
lain jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang diakui secara akuntansi
dan dilaporkan dalam neraca. Konsep basis akuntansi dan fokus
pengukuran ini berhubunganerat dan pemilihan salah satu akan
mengimplikasikan pemilihan yang lain. Contoh
kalau basis kas yang dipilih, maka fokus pengukurannya juga atas kas 
saja, sehinggaimplikasinya hanya aktiva lancar kas yang di laporkan
dalam neraca. Perubahan dalamaktiva tetap dan kewajiban jangka
panjang tidak diakui. Misalnya sebuah organisasimembeli kendaraan
seharga Rp.200 juta, jurnal yang terjadi kalau menggunakan basis
kasdengan fokus pengukuran kas jangka pendek adalah.
Belanja kendaraan  200.000.000
Kas 200.000.000
Dengan cara tersebut pemerintah tidak akan melaporkan
kendaraan sebagai aktiva dineracanya. Pemerintah akan mencatat
baik kenaikan maupun penurunan kas di laporan Pendapatan dan
Belanja ( fund’s statement of revenues and expenditure ) atau laporan
yang sebanding yang menjelaskan perubahan dlaam saldo dana.
Dampaknya, kendaraanakan dibebankan seluruhnya pada waktu
dibeli. Yang nantinya akan ditutup ke ekuitasdana ( fund balance).Jika
suatu entitas mengadopsi basis akrual penuh seperti diharuskan untuk
perusahaan,maka fokus pengukurannya biasanya meliputi smeua
sumber daya ekonomi dan neracanyaakan melaporkan semua aktiva
dan kewajiban, baik lancar maupun tidak lancar.perubahandalam
aktiva tetap bersih dan kewajiban jangka panjang diakui sebagai
pendapatan atau beban.
Misalnya, sebuah organisasi membeli kendaraan seharga Rp 200
juta, jurnal yangterjadi kalau menggunakan basis akrual penuh adalah:
Kendaraan 200.000.000
Kas 200.000.000
Di banyak lingkungan pemerintahan, basis ekuntansi dan fokus pengukuran
menjadi permasalah tersendiri yang sering kali menjadi perdebatan. Hal terse
but muncul karena banyak entitas pemerintahan yang menggunakan anggara
n dengan berbasis kas sehinggadibutuhkan data realisasi anggaran yang
berbasis kas pula. Dalam konteks tersebut,dikembangkanlah basis akuntansi
berupa basis kas yang akan menghasilkaninformasi yang bersifat
jangka pendek. Permasalahan muncul karena entitas tersebut jugadituntut
untuk menyusun neraca yang juga menyajikan informsi yang bersifat
jangka panjang ( aktiva tetap dan utang jangka panjang). Dengan kata lain. D
alam lingkungan pemerintahan seperti itu, ada tuntutan untuk menggunakan b
asis kas dengan fokus pengukuran jangka panjang. Dari sinilah berkembang
basis akuntansi yang disebut dengan basis kas yang dimodifikasi ( cash
modified basis).Dengan basis kas yang dimodifikasi tersebut, transaksi
pembelian kendaraan senilai Rp.200 juta akan dicatat dalam dua kali
penjurnalan, yaitu :
(1)  Belanja kendaraan  200.000.000
Kas 200.000.000

(2)  Kendaraan  200.000.000


Kas 200.000.000
Jurnal kedua dilakukan untuk memenuhi tuntunan fokus pengukuran jangka
panjang.Terlepas dari apakah suatu entitas melaporkan aktiva dan kewajiban
jangka panjang dineraca dananya, entitas tersebut harus melakukan kontrol
akuntansi atas aktiva dankewajiban tersebut. Manajemen dan konstituen lain
mungkin ingin tahu dengan semuasumber daya dan kewajiban entitas
tersebut dan tidak hanya ingin tahu atas aktiva dankewajiban yang ada di
neraca saja, oleh karena itu, entitas wajib membuat catatanakuntansi atas
aktiva dan kewajiban serta memasukan dalam laporan keuangan suatuskedul
yang tidak hanya menyatakan mengenai aktiva dan kewajiban tersebut
namun jugamenunjukan perubahannya dalam tahun tersebut.
4. Akuntansi Kas ( Cash Accounting )
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas
diterima dan pengeluarandicatat pada saat kas dikeluarkan. Kelebihan
cash basis adalah mencerminkan pengeluaranyang riil, actual,
dan objektif. Namun, GAAP tidak membenarkan pencatatan
dengandasar kas karena tidak dapat mencerminkan kinerja yang
sesungguhnya. Dengan cash basis tingkat efisiensi dan efektifitas suatu
kegiatan, program, aktivitas tidak dapat diukurdengan baik.Sebagai
contoh, penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat sebagai
pendapatan(revenue) bukan utang. Untuk mengoreksi hal tersebut
kebanyakan sistem akuntansi kastidak hanya mengakui kas saja tapi
juga mengakui aktiva dan utang yang timbul sebelumterjadi transaksi
kas. Namun, koreksi semacam ini tidak dapat mengubah kenyataan
setiapwaktu,obligasi yang beredar dalam bentuk kontrak atau order
pembelian yang dikeluarkantidak tampak pada catatan akuntansi.
Konsekuensinya adalah saldo yang tercatat akandicatat overstated. Hal
tersebut dapat mengakibtkan pemborosan anggaran.
5. Akuntansi Akrual ( Accrual Accounting )Akuntansi akrual dianggap lebih
baik daripada akuntansi kas. Teknik akuntansi akrualdiyakini dapat
menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya,
akurat,komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan
ekonomi, social, politik. Basisakrual diterapkan agak berbeda antara
properiority fund (fullaccrual)dangovernments fund (modified accrual)
 karena biaya (expense)diukurdalam properiority fund ,sedangkanexpen
dituredifokuskan padageneral fund Expens
adalah jumlah sumber daya yang dikonsumsi selama periodeakuntansi.
Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan dan atau dialokasikan
selama periode akuntansi. Karena governments fund tidak memiliki
catatan modal dan utang(dicatat dan dikategorikan dalam aktiva tetap
dan utang jangka panjang), expenditure yangdiukur, bukanexpense.
Berbeda dengan governments fund , yang menjadi kepenting-
an properiority fund  dan jugaorganisasi bisnis adalahnet income Full
accrual accounting digunakan untuk mencatatrevenue ketika diperoleh
(earned) dan biaya (expense) pada saat terjadi(incurred ). Dengan kata
lain, biaya dicatat ketika utang terjadi tanpa memandang
kapan pembayaran dilakukan.

Pada governmental fund, hendaknya digunakan modified accrual


basis.Expenditure di accrued tetapirevenue dicatat berdasarkan cash
basis yaitu pada saat diterima bukan padasaat diperoleh. Pendapatan
seperti PPN, PPh, dan fee retribusi dihitung pada saat kasnya.Salah
satu pengecualian adalah property tax (PBB) yang diaccrued karena
jumlahnyadapat diestimasi secara lebih pasti.
Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sektor publik pada
dasarnya adalah untukmenentukan cost of service dan charging of
service yaitu untuk mengetahui besarnya
biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan public serta pene
ntuan harga pelayanan yang dibebankan ke publik. Hal ini berbeda den
gan tujuan pengaplikasian accrual basis dalam sektor swasta yang
dapat digunakan untuk mengetahui dan membandingkan besarnya
biaya terhadap pendapatan (proper matching cost againstrevenue).
Perbedaan ini disebabkan karenan pada sektor swasta orientasi lebih
difokuskan pada usaha untuk memaksimumkan laba ( profit oriented )
sedangkan pada sektor publikorientasi difokuskan pada optimalisasi
pelayanan publik ( public service oriented ).
Single entry dan double entry
  Single entry digunakan sebagai dasar pembukuan dengan
alasan utama demi kemudahandan kepraktisan. Seiring semakin
tingginya tuntutan, maka perubahan dari single entrymenjadi double
entry dipandang sebagai solusi yang mendesak untuk
diterapkan.Pengaplikasian pencatatan dengan sistem double entry
ditujukan untuk menghasilkanlaporan keuangan yang auditable dan
traceable.
kesimpulan
Ada lima macam teknik akuntansi sektor publik yaitu akuntansi dana
(fundaccounting), akuntansi anggaran (budgetary accounting), akuntansi
komitmen(commitment accounting), akuntansi kas, akuntansi akrual.
Akuntansi anggaranmerupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah
yang dianggarkan dengan jumlahaktual dan dicatat secara berpasangan.
Teknik akuntansi anggaran dapat membandingkansecara sistematik dan
kontinyu jumlah anggaran dengan realisasi anggaran. Akuntansikomitmen
adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada
saatorder dikeluarkan. Akuntansi dana dimaknai sebagai entitas anggaran
dan entitasakuntansi yang terpisah, termasuk sumber daya nonkas dan utang
diperhitungkan didalamnya. Akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas
diterima, dan pengeluarandicatat ketika kas dikeluarkan. Kelebihan cash
basis adalah mencerminkan pengeluaranyang aktual, riil, dan objektif.
Akuntansi akrual diyakini dapat menghasilkan laporankeuangan yang lebih
dapat dipercaya, lebih akurat, lebih komprehensif, dan relevan
untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Perbedaan
antara akuntansi berbasiskas dengan akuntansi berbasis akrual adalah basis
kas : penerimaan kas -pengeluaran kas = perubahan
kas; basis akrual : pendapatan - biaya = rugi / laba; pendapatan : penerimaan
kas selama satu periode akuntansi - saldo awal piutang + saldo akhir piutang;
biaya : kasyang dibayarkan selama satu periode akuntansi - saldo awal utang
+ saldo akhir utang.
Single entry digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan utama
demi kemudahandan kepraktisan. Seiring semakin tingginya tuntutan, maka
perubahan dari single entry menjadi double entry dipandang sebagai solusi
yang mendesak untuk diterapkan.

Anda mungkin juga menyukai