Anda di halaman 1dari 13

RESUME AKUNTANSI PUBLIK

HALAMAN JUDUL

TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

FRAN DIKA DWI PURNOMO A. S.


2011070327
1
BAB 9 TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

1. TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi keuangan, terutama

pelaporan keuangan kepada pihak ekstemal. Teori akuntansi sektor publik sendiri

sebenarnya masih dipertanyakan apakah memang ada teori akuntansi sektor publik. Sektor

swasta yang perkembangan akuntansinya lebih pesat saja oleh beberapa ilmuwan masih

dipertanyakan apakah sampai saat ini benar-benar memiliki teori akuntansi yang mapan.

Suatu teori perlu didukung berbagai riset yang didalarnnya terdapat hipotesa-hipotesa yang

diuji kebenarannya. Menurut Mardiasmo, teori memiliki tiga karakteristik dasar yaitu: (1)

kemampuan untuk menerangkan atan menjelaskar fenomena yang ada (the ability to explain),

(2) kernampuan untuk memprediksi (the ability to predict), (3) kemampuan mengendalikan

fenomena (the ability to control given phenomena).

Pada dasarnya terdapat tiga tujuan untuk rnempelajari teori akuntansi yaitu: 1) untuk

memahami praktik akuntansi yang ada saat ini, 2) mempelajari kelemahan dan kekurangan

dan praktik akuntansi yang saat ini dilakukan, dan 3) memperbaiki praktik akuntansi di masa

datang. Pengembangan teori sektor publik untuk memperbaiki praktik yang saat ini dilakukan.

Hal ini terkait dalam upaya untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan yang mampu

menyajikan informasi keuangan yang relevan dan dapat diandalkan (reliable).

Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat

diandalkan, terdapat beberapa kendala yang dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan

tersebut adalah:

a. Objektivitas

Laporan Keuangan disajikan manajemen untuk melaporkan kinerja yang telah dicapai

manajemen selama periode waktu tertentu kepada pihak eksternal yag menjadi

stakeholder organisasi.Objektivitas diperlukan adanya adanya benturan kepentingan

2
antara manajemen dengan stakeholder. Objektivitas juga dapat dijelaskan

melalui contracting theory yang menghasilkan agency relationship

Agency.Problem muncul karena adanya opportunistic behavior dari agen, yaitu perilaku

manajemen / agen untuk memaksimumkan kesejahteraannya sendiri yang mungkin

berlawanan dengan kepentingan prinsipal. Teknik akuntansi yang digunakan manajemen

harus memiliki derajat objektivitas yang dapat diterima semua pihak yang menjadi

stakeholder.

b. Konsistensi

Konsistensi adalah penggunaan metoda/ teknik akuntansi yang sama untuk

menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu secara

berturut-turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat diperbandingkan

kinerjanya dari tahun ke tahun, sesuai prinsip going concern (orientasi jangka panjang).

c. Daya banding

Laporan keuangan sektor publik hendaknya dapat diperbandingkan antar periode waktu

dan dengan instansi lain yang sejenis. Daya banding berarti laporan keuangan dapat

digunakan untuk membandingkan kinerja organisasi dengan organisasi lain yang sejenis.

d. Tepat waktu

Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik serta untuk menghindari tertundanya

pengambilan keputusan tersebut. Kendala: semakin banyak kebutuhan informasi,

semakin banyak waktu yang dibutuhkan sehingga dapat membuat informasi tersebut tidak

relevan.

e. Ekonomis dalam penyajian laporan

Penyajian laporan keuangan membutuhkan biaya, semakin banyak informasi yang

dibutuhkan semakin besar pula biayanya. Kendala: berarti bahwa manfaat yang diperoleh

harus lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan laporan tersebut.

3
f. Materialistic

Informasi dianggap material bila mempengaruhi keputusan, atau jika informasi tersebut

dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang berbeda. Penentuan materialitas

bersifat subjective judgement, merupakan professional judgement yang mendasarkan

pada teknik tertentu.

2. PERLUNYA SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yang

mencakup pengumpulan data, penganalisaan, pengklasifikasian, perencanaan, dan

peaporan atas transaksi keuangan pemerintah sebagai suatu entitas, serta penafsiran

terhadap hasil-hasilnya. Mesisi (1978) dalam Glynn (1993) menjelaskan aturan dasar system

akuntansi keuangan sebagai berikut:

a. Identifikasi kegiatan operasi yang relevan, hanya kejadian dan kegiatan ekonomi yang

relevan saja yang akan dicatat dalam system akuntansi keuangan.

b. Pengklasifikasian kegiatan operasional secara tepat. Penentuan waktu pengakuan untuk

setiap jenis operasi. Pada prinsipnya suatu operasi dapat dicatat/diakui pada tahap

tertentu dri proses transaksi.Oleh karena itu harus ditetapkan kapan suatu transaksi dapat

diakui/dicatat.

c. Adanya system pengendalian untuk menjamin reliabilitas. System pengendalian ini

memiliki dua komponen, yaitu komponen formal dan substansial. Komponen formal

adalah pembukuan berpasangan: kesalahan akuntansi dapat diketahui dan dilacak ketika

jumlah sisi kredit tidak sama dengan sisi debit. Komponen substansial merupakan

mekanisme konfilek kepentingan; kesalahan akuntansi muncul ketika mempengaruhi

secara negative pihak ketiga.

d. Menghitung pengaruh masing-masing operasi. Terdapat beberapa keamanan akuntansi

keuangan baik pada sektor public maupun sektor swasta. Kedua sektor sama-sama

4
membutuhkan standar akuntansi keuangan sebagai pedoman pencatatan agar terdapat

perlakuan yang sama terhadap suatu transaksi.

3. STANDAR AUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Standar akuntansi merupakan pedoman atau prinsip-prinsip yang mengatur perlakuan

akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada pengguna

laporan keuangan, sedangkan prosedur akuntansi merupakan praktik khusus yang digunakan

untuk mengimplementasikan standar untuk memastikan diikutinya prosedur yang telah

ditetapkan, sistem akuntasi sektor publik harus dilengkapi dengan sistem pengendalian yang

telah ditetapkan, sistem akuntasi sektor publik harus dilengkapi dengan sistem pengendalian

intern atas penerimaan dan pengeluaran dana publik.

Standar akuntansi sangat diperlukan untuk menjamin konsistensi dalam pelaporan

keuangan. Tidak adanya standar akuntansi yang memadai akan menimbulkan implikasi

negatif berupa rendahnya reliabilitas dan objektifitas informasi yang disajikan, inkonsistensi

dalam pelaporan keuangan serta menyulitkan dalam pengauditan. Penentuan mekanisme

yang terbaik dalam menetapkan keseragaman standar akuntansi merupakan faktor penting

agar standar akuntansi dapat diterima pihak-pihak yang berkepentingan dan bermanfaat bagi

pengembangan akuntansi sektor publik itu sendiri.

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penetapan standar akuntansi

antara lain:

a. Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalamlaporan

posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna

informasi.

b. Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang memungkinkan

pengujian secara hati-hati dan independen saat menggunakan keahlian dan integritasnya

dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat membuktikan kewajarannya

5
c. Standar memberikan petunjuk tentang kumpulan data yang perlu disajikan yang berkaitan

dengan berbagai variable yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajakan, regulasi,

perencanaan serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan

social lainnya.

d. Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang

berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.

Hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan dan penetapan standar adalah

sedapat mungkin menghindari terjadinya standar yang overload. Standar yang overload

terjadi ketika:

a. Standar terlalu banyak

b. Standar terlalu rumit

c. Tidak ada standar yang tegas (rigid) sehingga sulit untuk membuat pilihan dalam

penerapannya

d. Standar mempunyai tujuan yang sifatnya umum (general-purpose standards) sehingga

gagal dalam menyajikan perbedaan kebutuhan diantara para penyaji dan pengguna

e. Standar kurang spesifik sehingga gagal dalam mengidentifikasi perbedaan antara:

1) Entitas publik dan non public

2) Laporan keuangan tahunan dan interim

3) Organisasi besar dan kecil

4) Laporan keuangan auditan dan non-auditan

f. Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks atau kedua-duanya.

4. TEKNIK-TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Terdapat lima teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor publik.

Pada dasarnya kelima teknik akuntansi tersebut tidak bersifat mutually exclusive.Artinya,

penggunaan salah satu teknik akuntansi tersebut tidak berarti menolak penggunaan teknik

yang lain.Berikut adalah teknik-teknik akuntansi tersebut:

6
a. Akuntansi Anggaran

Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan

jumlah yang dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat secara berpasangan

(double entry). Akuntansi anggaran merupakan praktik akuntansi yang banyak

digunakan organisasi sektor publik, khususnya pemerintahan, yang mencatat dan

menyajikan akun operasi dalam format yang sama dan sejajar dengan anggarannya.

Jumlah belanja yang dianggarkan dikreditkan terhadap akun yang sesuai kemudian

apabila belanja tersebut direalisasikan, maka akun tersebut didebit kembali. Saldo

yang ada dengan demikian menunjukkan jumlah anggaran yang belum dibelanjakan.

Teknik akuntansi anggaran dapat membandingkan secara sistematik dan kontinyu

jumlah anggaran dengan realisasi anggaran. Tujuan utama teknik ini adalah untuk

mmenekankan peran anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian, dan

akuntabilitas.

b. Akuntansi Komitmen

Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan

mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Akuntansi komitmen dapat digunakan

bersama-sama dengan akuntansi kas atau akuntansi akrual. Tujuan utama akuntansi

komitmen adalah untuk pengendalian anggaran. Agar manajer dapat mengendalikan

anggara, ia perlu mengetahui berapa besar anggaran yang dilaksanakan jika dihitung

berdasarkan order yang telah dikeluarkan. Dengan menerima akun atas faktur yang

diterima atau dibayarkan, ia dapat dengan mudah menghabiskan anggaran (Dengan

menerima akun atas faktur yang diterima atau dibayarkan, ia dapat dengan mudah

menghabiskan anggaran (overcommit). Manajer yang teliti akan tahu bahwa akun-

akun tidak memasukkan order yang dikeluarkan yang mana faktur belum diterima dan

oleh karena itu ia membuat catatan sendiri agar ia tidak melakukan pemborosan

anggaran.

7
Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan. Order yang

diterima terkait dengan pendapatan tidak akan dicatat sebelum faktur dikirimkan.

Meskipun akuntansi komitmen dapat memperbaiki pengendalian terhadap anggaran,

namun terdapat masalah dalam pengadopsian sistem tersebut ke dalam akun-akun

keuangan. Akun yang dicatat hanya didukung oleh order yang dikeluarkan. Pada

umumnya tidak ada kewajiban hukum (legal liability) untuk patuh terhadap order yang

terjadi dan order tersebut dapat dengan mudah dibatalkan.

c. Akuntansi Dana

Akuntansi danamerupakan salah satu alternatif sistem akuntansi di sektor

publik yang dikembangkan dari basis kas dan prosedur pengendalian anggaran.

Disektor publik, dana kas cukup penting dan berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan. Besarnya dana kas sangat mempengaruhi anggaran organisasi sektor

publik. Jadi, sistem akuntansi harus memprioritaskan pada pengelolaan dana kas.

Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi adalah pencarian

sumber dana dan alokasi dana. Saat ini dalam akuntansi dana, “dana” dimaknai

sebagai entitas anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah, termasuk sumber daya

nonkas dan utang diperhitungkan di dalamnya.

Teori akuntansi dana pada awalnya dikembangkan oleh Vatter (1947) untuk

tujuan organisasi bisnis.Pada waktu itu ia melihat bahwa antara perusahaan pribadi

dengan perusahaan badan memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut

adalah, pertama perusahaan perorangan (milik pribadi) kurang menguntungkan

dibandingkan dengan perusahaan yang dimiliki publik (perseroan terbatas). Kedua,

adanya kesalahan dalam memahami makna entitas. Berdasarkan kedua hal tersebut

Vatter berpendapat bahwa reporting unitharus diperlakukan sebagai dana (fund) dan

organisasi harus dilihat sebagai satu dana atau satu rangkaian dana. Hal ini berarti

jika suatu organisasi dilihat sebagai suatu rangkaian dana (series of fund), maka

8
laporan keuangan organisasi tersebut merupakan penggabungan (konsolidasi) dari

laporan keuangan dana yang menjadi bagian organisasi.

Sistem akuntansi pemerintahan yang dilakukan dengan menggunakan konsep

dana, memperlakukan suatu unit kerja sebagai entitas akuntansi (accounting entity)

dan entitas anggaran (budget entity) yang berdiri sendiri. Penggunaan akuntansi dana

merupakan salah satu perbedaan utama antara akuntansi pemerintahan dan

akuntansi bisnis. Sistem akuntansi dana dibuat untuk memastikan bahwa uang publik

dibelanjakan untuk tujuan yang telah ditetapkan. Dana dapat dikeluarkan apabila

terdapat otorisasi dari dewan legislatif, pihak eksekutif, atau karena tuntutan peraturan

perundangan.

Terdapat dua jenis dana yang digunakan pada organisasi sektor publik, yaitu:

1) Dana yang dapat dibelanjakan (expendable fund) : digunakan untuk mencatat nilai

aktiva, utang, perubahan aktiva bersih, dan saldo dana yang dapat dibelanjakan

untuk kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba. Jenis akuntansi dana ini

digunakan pada organisasi pemerintah (governmental funds).

2) Dana yang tidak dapat dibelanjakan (nonexpendable funds) : untuk mencatat

pendapatan, biaya, aktiva, utang, dan modal untuk kegiatan yang sifatnyamencari

laba. Jenis dana ini digunakan pada organisasi bisnis (proprietary funds).

d. Akuntansi Kas

Sistem akuntansi ini hanya mengakui arus kas masuk dan kas keluar.

Rekening keuangan akhir akan dirangkum dalam buku kas. Kelebihan cash basis

adalah mencerminkan pengeluaran yang aktual, riil dan obyektif. Namun demikian,

GAAP tidak menganjurkan pencatatan dengan dasar kas karena tidak dapat

mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis, tingkat efisiensi dan

efektifitas suatu kegiatan, program, atau aktivitas tidak dapat diukur dengan baik.

Sebagai contoh, penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat sebagai pendapatan

9
(revenue) bukan sebagai utang. Untuk mengoreksi hal tersebut, kebanyakan sistem

kas tidak hanya mengakui kas saja, akantetapi juga aktiva dan utang yang timbul

sebelum terjadi transaksi kas. Namun demikian, koreksi semacam ini tidak dapat

mengubah kenyataan bahwa pada setiap waktu, obligasi yang beredar dalam bentuk

kontrak atau order pembelian yang dikeluarkan tidak tampak dalam catatan akuntansi.

Konsekuensinya adalah saldo yang tercatat akan dicatat lebih (overstated). Hal

tersebut dapat menyebabkan pemborosan anggaran (unwise expenditure atau

overspending).

e. Akuntansi Akrual

Akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi kas. Teknik akuntansi

berbasis akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat

dipercaya, lebih akurat, komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan

ekonomi, sosial, dan politik. Basis akrual diterapkan agakberbeda antara proprietary

fund (full accrual) dengan governmental funds (modified accrual) karena biaya

(expense) diukur dalam proprietary fund, sedangkan expenditur difokusnya pada

general fund. Expense adalah jumlah sumber daya yang dikonsumsi selama periode

akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan

selama periode akuntansi. Karena governmental fund tidak memiliki catatan modal

dan utang (dicatat/ dikategorikan dalam aktiva tetap dan utang jangka panjang),

expenditure yang diukur, bukan expense.

Berbeda dengan governmental fund, yang menjadi kepentingan proprietary

fund dan juga organisasi bisnis adalah net income. Full accrual accounting digunakan

untuk mencatat revenue ketika diperoleh (earned) pada saat terjadi (incurred).

Dengan kata lain, biaya dicatat ketika utang terjadi tanpa memandang kapan

pembayaran dilakukan.

10
Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sektor publik pada dasarnya

adalah untuk menentukan cost of services dan charging for services, yaitu untuk

mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan publik

serta penentuan harga pelayanan publik serta penentuan harga pelayanan yang

dibebankan pada publik. Hal ini berbeda dengan tujuan pengaplikasian accrual basis

dalam sektor swasta yang digunakan untuk mengetahui dan membandingkan

besarnya biaya terhadap pendapatan (Proper matching cost againts revenue).

Perbedaan ini disebabkan karena pada sektor swasta orientasi lebih difokuskan pada

usaha untuk memaksimumkan laba (profit oriented), sedangkan dalam sektor publik

orientasi difokuskan pada optimalisasi pelayanan publik (public servicves oriented).

Perbedaan akuntansi berbasis kas dengan akuntansi berbasis akrual dapat

dilihat sebagai berikut.

1) Basis kas: penerimaan kas - pengeluaran kas = perubahan kas.

2) Basis akrual : Pendapatan (income) - biaya-biaya = rugi/laba (surplus/defisit)

3) Pendapatan (income) : penerimaan kas selama satu periode akuntansi - saldo

awal piutang + saldo akhir piutang

4) Biaya: kas yang dibayarkan selama satu periode akuntansi - saldo awal utang +

saldo akhir utang.

5) Beberapa negara telah mereformasi akuntansi sektor publik di limgkungan mereka,

terutama perubahan dari cash basis menjadi accrual basis. Tujuan pengenalan

accrual basis ini adalah untuk memfasilitasi transparansi yang lebih besar pada

organisasi pemerintah dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Single Entry dan Doubled Entry

Single entry pada awalnya digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan

utama demi kemudahan dan kepraktisan. Seiring dengan semakin tingginya tuntutan

diciptakannya good governance yang berarti tuntutan adanya transparansi dan akuntabilitas

11
dalam pengelolaan keuangan organisasi sektor publik, perubahan sistem single entry menjadi

doubled entry dipandang sebagai solusi mendesak untuk diterapkan. Hal tersebut

dikarenakan penggunaan single entry tidak dapat memberikan informasi yang komprehensif

dan mencerminkan kinerja yang sesungguhnya.

Pengaplikasian pencatatan transaksi dengan sistem double entry ditujukan untuk

menghasilkan laporan yang auditable dan traceable. Kedua hal ini merupakan faktor utama

untuk menghasilkan informasi keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

Dengan sistem double entry, maka dapat dilakukan pengukuran kinerja secara lebih tepat.

12
13

Anda mungkin juga menyukai