DOSEN PENGAMPU :
Disusun Oleh:
KELAS AKUNTANSI: A
JURUSAN AKUNTANSI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dalam
pemerintahan sendiri, mulai ada perhatian yang lebih besar terhadap penilaian kelayakan praktik
manajemen pemerintahan, mencakup perlunya dilakukan perbaikan sistem akuntansi manajemen,
sistem akuntansi keuangan, perencanaan keuangan dan pembangunan, sistem pengawasan dan
pemeriksaan, serta berbagai implikasi finansial atas kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah.
Akuntansi sektor publik memiiki peran yang vital dan menjadi subjek untuk didiskusikan dengan baik
oleh kalangan akademis maupun praktisi sektor publik.
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari teori akuntansi sektor publik
2. Untuk mengetahui informasi yang digunakan untuk pengukuran kerja
3. Untuk memahami standar akuntansi sektor publik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Akuntansi Publik
Teori akuntansi memiliki ikatan yang erat dengan akuntansi keuangan, terutama
pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Teori akuntansi sektor publik sendiri sebenarnya masih
dipertanyakan apakah memang ada teori akuntansi sektor publik. Sektor swasta yang perkembangan
akuntansinya lebih pesat saja oleh beberapa ilmuwan masih dipertanyakan apakah saat ini benar-
benar memiliki teori akuntansi yang mapan. Suatu teori perlu didukung oleh berbagai riset yang di
dalamnya terdapat hipotesa-hipotesa yang diuji kebenarannya.
Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat diandalkan, terdapat
beberapa kendala (constraints) yang dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan tersebut adalah:
1. Objektivitas
Sering kali terjadi masalah objektivitas laporan kinerja disebabkan oleh adanya benturan
kepentingan antara kepentingan manajemen dengan kepentingan stakeholder.
2. Konsistensi
Konsistensi mengacu pada penggunaan metode atau teknik akuntansi yang sama untuk
menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu secara berturut-
turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat diperbandingkan kinerjanya dari tahun ke
tahun.
3. Daya Banding
Laporan keuangan sektor publik hendaknya dapat diperbandingkan antar periode waktu dan
dengan instansi lain yang sejenis.
4. Tepat Waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan.
5. Ekonomis dalam Penyajian Laporan
Penyajian laporan membutuhkan biaya. Kendala ekonomis dalam penyajian laporan keuangan
bisa berarti bahwa manfaat yang diperoleh harus lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan laporan tersebut.
6. Materialitas
Suatu informasi dianggap material apabila memengaruhi keputusan atau jika informasi tersebut
dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang berbeda.
Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yang mencakup
pengumpulan data, penganalisisan, pengklasifiasian, pencatatan, dan pelaporan atas transaksi
keuangan pemerintah sebagai suatu entitas, serta penafsir hasil-hasilnya.
Ada empat aturan dasar sistem akuntansi keuangan:
- Identifikasi kegiatan operasi yang relevan;
- Pengklasifikasian kegiatan operasi secara tepat;
- Adanya sistem pengendalian untuk menjamin reliabilitas;
- Menghitung masing-masing operas.
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penentapan standar akuntansi antara lain:
a. Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam laporan posisi
keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna informasi.
b. Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang memungkinkan pengujian
secara hati-hati dan independent saat menggunakan keahlian dan integritasnya dalam mengaudit
laporan suatu organisasi serta saat membuktikan kewajarannya.
c. Standar memberikan petunjuk tentang kumpulan data yang perlu disajikan yang berkaitan dengan
berbagai variabel yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajakan, regulasi, perencanaan
serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan sosialnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dan penetapan standar adalah
sedapat mungkin menghindari terjadinya standar yang overload. Standar yang overload terjadi
ketika:
a. Standar terlalu banyak
b. Standar terlalu rumit
c. Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks, atau kedua-duanya.
Terdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor publik, yaitu:
1. Akuntansi Anggaran
2. Akuntansi Komitmen
3. Akuntansi Dana
Pada dasarnya ketiga teknik akuntansi tersebut tidak bersifat mutually exlusive. Artinya,
penggunaan salah satu teknik akuntansi tersebut tidak berarti menolak penggunaan teknik yang lain.
Dengan demikian, suatu organisasi dapat menggunakan teknik akuntansi yang berbeda-beda, bahkan
dapat menggunakan ketiga teknik tersebut secara bersama-sama.
▪ Akuntansi Anggaran
Teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat
secara berpasangan (double entry). Teknik akuntansi anggaran dapat membandingkan secara
sistematik dan kontinu jumlah anggaran dengan realisasi anggaran. Tujuan utama teknik ini
adalah untuk menekankan peran anggaran dalam siklus perencanaan, pelaksanaan, dan
pertanggungjawaban. Kelemahan teknik akuntansi anggaran adalah terlalu kompleks. Akan
lebih mudah dan lebih komprehensif apabila akun-akun yang ada menunjukkan pendapatan dan
biaya aktual, dan anggaran yang menunjukkan pendapatan dan biaya dianggarkan.
▪ Akuntansi Komitmen
Sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Tujuan
utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian anggaran. Meskipun akuntansi
komitmen dapat memperbaiki pengendalian terhadap anggaran, namun terdapat masalah
dalam pengadopsian sistem tersebut ke dalam akun-akun keuangan.
▪ Akuntansi Dana (Fund Accounting)
Pada organisasi sektor publik masalah yang dihadapi adalah pencarian sumber dana dan alokasi
dana. Dalam tahap awal perkembangan akuntansi dana, pengertian “dana (fund)” dimaknai
sebagai dana kas (cash fund). Saat ini “dana” dimaknai sebagai entitas anggaran dan entitas
akuntansi yang terpisah, termasuk sumber daya nonkas dan utang diperhitungkan di dalamnya.
Teori akuntansi dana pada awalnya dikembangkan oleh Vatter (1947) untuk tujuan organisasi
bisnis, memiliki beberapa kelemahan: Pertama perusahaan perorangan (milik pribadi) kurang
menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan yang dimiliki publik (perseroan terbatas).
Kedua, adanya kesalahan dalam memahami makna entitas. Berdasarkan dua hal tersebut Vatter
berpendapat reporting unit harus diperlukan sebagai dana (fund) dan organisasi harus dilihat
sebagai satu dana/satu serangkaian dana.
Perbandingan antara akuntansi dana pada organisasi bisnis dengan organisasi sektor publik
dapat digambarkan sebagai berikut:
Sistem akuntansi dana dibuat untuk memastikan bahwa uang publik dibelanjakan untuk
tujuan yang telah ditetapkan. Sistem akuntansi dana adalah metode akuntansi yang menekankan
pada pelaporan pemanfaatan dana, bukan pelaporan itu sendiri.
Terdapat dua jenis dana yang digunakan pada organisasi sektor publik, yaitu:
1. Dana yang dapat dibelanjakan (expendable fund): digunakan untuk mencatat nilai aktiva, utang,
perubahan aktiva bersih, dan saldo dana yang dapat dibelanjakan untuk kegiatan yang tidak
bertujuan untuk mencari laba. Jenis akuntansi dana ini digunakan pada organisasi pemerintah
(governmental funds).
2. Dana yang tidak dapat dibelanjakan (nonexpendable funds) untuk mencatat pendapatan, biaya,
aktiva, utang, dan modal untuk kegiatan yang sifatnya mencari laba. Jenis akuntansi dana ini
digunakan pada organisasi bisnis (proprietary funds).
2.5. Basis dan Sistem Pencatatan Akuntansi Keuangan Sektor Publik
Pada penerapan akuntansi berbasis kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima, dan
pengeluaran dicatat ketika kas dikeluarkan.
Akuntansi berbasis akrual membedakan antara penerimaan kas dan hak untuk
mendapatkan kas, serta pengeluaran kas dan kewajiban untuk membayarkan kas. Oleh karena itu,
dengan sistem akrual pendapatan dan biaya diakui pada saat hak diperoleh (eraned) atau kewajiban
terjadi (incurred), tanpa memandang apakah kas sudah diterima atau dikeluarkan.
Basis Kas Menuju Akrual atau Transisi Kas ke Akrual (Cash Toward Accrual/Cash Transitioning to
Accrual)
Suatu entitas sektor publik yang akan melakukan peralihan basis akuntansi dari kas
menjadi akrual biasanya membutuhkan waktu yang tidak singkat. Pada masa transisi tersebut, dalam
rangka peralihan dari basis kas menuju basis akrual, banyak entitas sektor publik menerapkan basis
modifikasi yang sering disebut dengan Cash Toward Accrual (CTA) atau Cash Transitioning to Accrual.
Pencatatan transaksi keuangan dalam praktik akuntansi menggunakan dua sistem yaitu,
Single Entry dan Double Entry. Sistem pencatatan transaksi Single Entry merupakan sistem catatan
tunggal, artinya setiap transaksi keuangan hanya dicatat (dijurnal) sekali. Sementara itu,
pengaplikasian pencatatan transaksi dengan sistem double entry ditujukan untuk menghasilkan
laporan keuangan yang auditable dan traceable.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
• Fokus akuntansi keuangan sektor publik adalah pemberian laporan keuangan kepada
pihak eksternal organisasi. Dimensi kualitas laporan keuangan sektor publk menjadi
sangat penting bagi pihak-pihak yang menjadikan laporan keuangan tersebut sebagai
dasar untuk pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik.
• Ada beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh organisasi sektor
publik untuk memfasilitasi dihasilkannya laporan keuangan. Teknik-teknik tersebut
adalah akuntansi anggaran, akuntansi komitmen, akuntansi dana.
• Ada pula beberapa basis akuntansi yang digunakan pada sektor publik yakni basis kas,
basis akrual, dan basis transisi kas menuju akrual.
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo, 2018, Akuntansi Sektor Publik, Edisi Terbaru/Mardiasmo, Ed. I, Yogyakarta: ANDI