Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rizki Raihandi

NIM : 121211757
Mata Kuliah : Akuntansi Forensik dan Pendeteksian Kecurangan

Internal Kontrol Entitas Terperiksa


Pengendalian internal terperiksa adalah suatu proses pengendalian internal yang telah
diuji dan diverifikasi oleh auditor internal atau eksternal untuk memastikan bahwa sistem
pengendalian internal suatu organisasi berjalan dengan baik dan efektif. Pengendalian internal
adalah penggunaan semua sumber daya perusahaan untuk meningkatkan, mengarahkan,
mengendalikan, dan mengawasi berbagai aktivitas dengan tujuan untuk memastikan bahwa
tujuan perusahaan tercapai. Sistem pengendalian internal harus dilakukan secara terus menerus
dan diawasi oleh pimpinan organisasi supaya dapat ditentukan apakah sistem organisasi
tersebut sudah berfungsi dan berjalan sebagaimana yang telah dikehendaki serta perlu
dilakukan evaluasi terhadap sistem pengendalian internal tersebut. Pemantauan pengendalian
internal dapat dilakukan dengan cara pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak
lanjut.
Corporate governance adalah sistem pengaturan dan pengendalian perusahaan yang
melibatkan hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi, pemegang saham, dan
pemangku kepentingan lainnya. Corporate governance bertujuan untuk menciptakan
persaingan yang sehat dalam bisnis dan meningkatkan kinerja perusahaan. Corporate
governance adalah mekanisme, proses, dan hubungan yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan. Adapun prinsip-prinsip Corporate Governance antara lain:
1. Transparansi, perusahaan harus memberikan informasi yang jelas, akurat, dan terbuka
kepada pemangku kepentingan.
2. Akuntabilitas, perusahaan harus bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang
diambil.
3. Tanggung jawab sosial, perusahaan harus memperhatikan dampak sosial dan
lingkungan dari kegiatan bisnisnya.
4. Independensi, dewan direksi harus independen dan bebas dari pengaruh pihak lain.
5. Kepentingan pemegang saham, perusahaan harus memperhatikan kepentingan
pemegang saham dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak mereka.
6. Pengawasan, perusahaan harus memiliki sistem pengawasan yang efektif untuk
mengendalikan risiko dan mencegah kecurangan.
Tata kelola sektor publik dan privat adalah konsep pengaturan dan pengendalian yang berbeda
antara sektor publik dan sektor privat. Berikut adalah penjelasan singkat tentang pengertian
tata kelola sektor publik dan privat:
Tata Kelola Sektor Publik:
• Tata kelola sektor publik adalah sistem pengaturan dan pengendalian yang melibatkan
hubungan antara pemerintah, lembaga negara, dan masyarakat dalam pengelolaan
kebijakan publik.
• Tujuan dari tata kelola sektor publik adalah untuk menciptakan pemerintahan yang baik,
transparan, akuntabel, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
• Prinsip-prinsip tata kelola sektor publik meliputi partisipasi publik, transparansi,
akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, dan keadilan.
Tata Kelola Sektor Privat:
• Tata kelola sektor privat adalah sistem pengaturan dan pengendalian yang melibatkan
hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi, pemegang saham, dan
pemangku kepentingan lainnya dalam pengelolaan bisnis.
• Tujuan dari tata kelola sektor privat adalah untuk menciptakan persaingan yang sehat
dalam bisnis dan meningkatkan kinerja perusahaan.
• Prinsip-prinsip tata kelola sektor privat meliputi transparansi, akuntabilitas, tanggung
jawab sosial, independensi, kepentingan pemegang saham, dan pengawasan.
Meskipun tata kelola sektor publik dan privat memiliki perbedaan dalam hal pengaturan
dan pengendalian, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menciptakan sistem yang
baik, transparan, akuntabel, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat atau pemangku
kepentingan lainnya.
Pengendalian internal aktif dan pasif adalah dua jenis pengendalian internal yang
berbeda dalam hal tujuan dan biaya. Pengendalian internal aktif adalah pengendalian yang
dirancang untuk mencegah kecurangan terjadi dengan cara mengidentifikasi risiko dan
mengambil tindakan pencegahan secara proaktif.. Contoh pengendalian internal aktif adalah
pemeriksaan dokumen secara berkala, pemisahan tugas, pengawasan langsung, dan pelatihan
karyawan. Pengendalian internal aktif biasanya lebih mahal dibandingkan dengan
pengendalian internal pasif karena memerlukan sumber daya yang lebih besar.
Sedangkan pengendalian internal pasif adalah pengendalian yang dirancang untuk
mencegah kecurangan terjadi dengan cara mengurangi kesempatan untuk melakukan
kecurangan. Contoh pengendalian internal pasif adalah penggunaan kunci ganda, penggunaan
kamera pengawas, dan penggunaan pintu masuk berputar. Pengendalian internal pasif biasanya
lebih murah dibandingkan dengan pengendalian internal aktif karena tidak memerlukan sumber
daya yang besar.
Kelemahan pengendalian internal dapat meningkatkan risiko kesalahan dan kecurangan dalam
suatu organisasi. Berikut adalah beberapa kelemahan pengendalian internal yang dapat terjadi:
1. Tidak adanya pengendalian internal yang memadai atau tidak ada pengendalian internal
sama sekali.
2. Pengendalian internal yang dirancang dengan buruk atau tidak efektif.
3. Kurangnya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara karyawan.
4. Kurangnya pengawasan dan monitoring terhadap aktivitas karyawan.
5. Tidak adanya pelatihan dan pengembangan karyawan terkait pengendalian internal.
Salah satu cara untuk membangun pengendalian internal yang Tangguh adalah dengan
mengidentifikasi risiko. Identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam organisasi dan buat
daftar risiko tersebut. Hal ini akan membantu organisasi dalam merancang pengendalian
internal yang sesuai untuk mengurangi risiko tersebut. Cara lain yang bisa diterapkan adalah
dengan membuat rancangan prosedur. Buat prosedur yang jelas dan terstruktur untuk setiap
aktivitas dalam organisasi. Hal ini akan membantu karyawan dalam menjalankan tugas mereka
dengan benar dan mengurangi risiko kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai