Anda di halaman 1dari 15

PAPER

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

DOSEN PENGAMPU :

Putu Pande R. Aprilyani Dewi S.E., M.Si

Disusun Oleh:

1. Yordanus Febri Gonggas (121211731)


2. Patrisius Raymond Wangge (121211741)
3. I Gusti Agung Ari Saputra (121211725)
4. Rizki Raihandi (121211757)
5. Ni Komang Tria Aspini Kumbarani (121211717)

KELAS AKUNTANSI: A

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL DENPASAR

2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dalam
pemerintahan sendiri, mulai ada perhatian yang lebih besar terhadap penilaian kelayakan praktik
manajemen pemerintahan, mencakup perlunya dilakukan perbaikan sistem akuntansi manajemen,
sistem akuntansi keuangan, perencanaan keuangan dan pembangunan, sistem pengawasan dan
pemeriksaan, serta berbagai implikasi finansial atas kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah.
Akuntansi sektor publik memiiki peran yang vital dan menjadi subjek untuk didiskusikan dengan baik
oleh kalangan akademis maupun praktisi sektor publik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari teori akuntansi sektor publik?
2. Apa informasi yang digunakan untuk pengukuran kerja?
3. Bagaimana standar akuntansi sektor publik?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari teori akuntansi sektor publik
2. Untuk mengetahui informasi yang digunakan untuk pengukuran kerja
3. Untuk memahami standar akuntansi sektor publik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Audit Kinerja
Secara umum, struktur audit terdiri atas:
1. Tahap-tahap audit;
2. Elemen masing-masing tahap audit;
3. Tujuan umum masing-masing elemen;
4. Tugas-tugas tertentu yang diperlukan untuk mencapai setiap tujuan.
Audit kinerja pada dasarnya merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan
prosedurnya. Berdasarkan kerangka umum stuktur audit, dapat dikembangkan struktur audit kinerja
terdiri atas:
1. Tahap pengenalan dan perencanaan:
a) Survey pendahuluan
b) Review sistem pengendalian manajemen
2. Tahap pelaksaan audit:
a) Review hasil-hasil program
b) Review ekonomi
c) Review kepatuhan
3. Tahap pelaporan:
a) Persiapan laporan
b) Review dan revisi
c) Pengiriman dan penyajian laporan
4. Tahap penindaklanjutan:
a) Desain follow up
b) Investigasi
c) Pelaporan
Sebelum melakukan audit , auditor harus memperoleh informasi umum organisasi yang
akan audit. Rekomendasi-rekomendasi yang diusulkan oleh auditor pada akhirnya akan
ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berwewenang
2.2 Tahapan Pengenalan dan Perencanaan
Terdiri dari dua elemen, yaitu survei pendahuluan dan review sistem pengendalian
manajemen. Pekerjaan yang dilakukan pada masing-masing elemen bertujuan untuk menghasilkan
rencana penelitian (research plan) yang detail yang dapat membantu auditor dalam mengukur
kinerja dan mengembangkan temuan berdasarkan perbandingan antara kinerja dari kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya.

a. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey)


Auditor akan berupaya untuk memperoleh gambaran yang akurat tentang lingkungan
organisasi yang diaudit, terutama berkaitan dengan struktur dan operasi organisasi,
lingkungan manajemen, kebijakan, standar dan prosedur kerja.

b. Review Sistem Pengendalian (Control System Review)


Auditor memulai pekerjaan dengan melakukan review dan evaluasi terhadap sistem
pengendalian intern (SPT) terutama yang berkaitan dengan prosedur akuntansinya, sedangkan
pada audit kinerja, auditor harus menelaah sistem pengendalian manajemen atau sistem
pengendalian administratif dengan tujuan untuk menemukan kelemahan pengendalian yang
signifikan agar menjadi perhatian manajemen dan untuk menentukan luas, sifat, dan waktu
pekerjaan pemeriksaan berikutnya.
Sistem pengendalian manajemen memberikan gambaran tentang metode dan prosedur yang
digunakan oleh organisasi untuk mengendalikan kinerjanya. Bertujuan untuk memastikan
bahwa tujuan organisasi dicapai secara ekonomis, efisien, dan sesuai dengan hukum dan
peraturan yang berlaku.

Prosedur audit pada tahap review sistem pengendalian terdiri dari tiga langkah, yaitu:
1. Menganalisis sistem manajemen organisasi
2. Membandingkannya dengan model yang ada
3. Mencatat dugaan terhadap setiap ketidakcocokan/ketidaksesuaian.

Kriteria Pengendalian untuk Hasil-Hasil Program, Penilaian Ekonomi dan efisiensi

Kriteria yang digunakan untuk menilai realibilitas data, dibagi dalam dua area:

1. Proses Pengumpulan, Perhitungan, dan Pelaporan Data


2. Kecukupan Pelaporan Data

Pekerjaan audit pada tahap pengenalan dan perencanaan diharapkan mampu mempersiapkan dua
buah dokumen, yaitu:

a. Memorandum analitis (analytical memorandum), berisi identifikasi kelemahan yang material


dalam sistem pengendalian manajemen dan pembuatan rekomendasi untuk perbaikan atas
kelemahan tersebut.
b. Memorandum perencanaan (planning memorandum), dibuat berdasarkan hasil review sistem
pengendalian untuk menentukan sifat, luas dan waktu untuk pekerjaan audit berikutnya.

Analytical memorandum untuk kepatuhan, ekonomi dan efisiensi, serta hasl-hasil program memiliki
format umum yang sama, tetapi berbeda dalam hal kriteria yang digunakan.

Pemakaian indikator/kriteria kinerja dapat membantu pemakai laporan dalam menilai


kinerja organisasi yang diaudit dan untuk mengantisipasi kemungkinan bahwa ukuran kinerja untuk
suatu organisasi berbeda dengan ukuran kinerja organisasi yang lain. Beberapa contoh kriteria audit
atau standar evaluasi yang dapat digunakan oleh auditor.
Tabel 13.2
Contoh Kriteria Audit

KRITERIA KRITERIA AUDIT


1. Penetapan Tujuan Menggambarkan kontribusi dari masing-masing unit
terhadap organisasi secara keseluruhan harus ditetapkan
konsisten dengan kebutuhan dan diranking sesuai dengan
prioritas.
2. Penetapan Strategi Strategi harus ditetapkan, dan program-program disusun
berdasarkan strategi yang telah dibuat.
3. Kelengkapan dan Keseimbangan Rentang pengendalian dalam sebuah organisasi harus
Pengendalian lengkap dan seimbang di antara aktivitas-aktivitas
organisasi yang banyak jumlahnya dan sangat kompleks.
4. Kualifikasi Manajemen Orang-orang yang duduk di posisi manajemen harus
mempunyai kemampuan yang cukup untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
5. Job Descriptions Job descriptions harus dikembangkan untuk seluruh
posisi dalam organisasi untuk memudahkan komunikasi,
koordinasi dan memastikan tanggung jawab masing-
masing posisi.
6. Perencanan Perencanaan harus menetapkan hasil yang ingin dicapai,
kapan akan dilaksanakan, jumlah dana yang diperlukan,
jumlah dana yang diperlukan, dan standar pelaksanaan.
7. Evaluasi Kinerja Karyawan - Seluruh karyawan dievaluasi secara periodik dan
diinformasikan hasil pekerjaan mereka
- Sistem evaluasi harus didasarkan pada atribut-atribut
yang paling efektif dalam mendukung pencapaian
tujuan evaluasi.
8. Sistem Pengendalian Manajemen untuk a. Standar untuk mengukur produktivitas masing-
Produktivitas masing departemen/fungsi, meliputi: - Tingkat jasa
yang diharapkan dapat disediakan oleh masing-
masing departemen/fungsi. – Kualitas jasa yang
diharapkan dapat dicapai. – Jumlah output yang ingin
dicapai. – Biaya untuk mencapai output yang
diinginkan.
b. Indikator untuk mengukur produktivitas masing-
masing departemen/fungsi harus ditetapkan
c. Perbandingan antara kinerja yang telah dicapai
dengan standar yang telah ditetapkan dilaporkan
secara periodik.
9. Garis Wewenang dan Tanggung Jawab Garis wewenang dan tanggung jawab dalam organisasi
harus ditetapkan dengan jelas, tidak terduplikasi, dan
ditetapkan secara logis dan konsisten.
10. Pelaksanaan dan Pengendalian Pelaksanaan, koordinasi dan pembatasan tindakan
disesuaikan dengan rencana yang telah ditetapkan untuk
mencapai tujuan.
Kriteria audit yang lainnya dapat dikembangkan oleh auditor dan pihak-pihak lain yang terkait
dalam pelaksanaan audit kinerja sesuai dengan keadaan lingkungan organisasi sektor publik.

2.3. Tahapan Audit

Tahapan dalam audit kinerja terdiri dari tiga elemen, yaitu:

1. Telaah hasil-hasil program (program results review);


2. Telaah ekonomi dan efisiensi (economy and efficiency review);
3. Telaah kepatuhan (complaince review).

Tahapan-tahapan dalam audit kinerja disusun untuk membantu auditor dalam mencapai
tujuan audit kinerja. Review hasil-hasil program akan membantu auditor untuk mengetahui apakah
entitas telah melakukan sesuatu yang benar (doing the right things). Review ekonomis dan efisiensi
akan membantu auditor untuk mengetahui apakah entitas telah melakukan sesuatu yang benar
secara ekonomis dan efisien. Review kepatuhan akan membantu auditor untuk menentukan apakah
entitas telah melakukan segala sesuatu dengan cara-cara yang benar, sesuai dengan peraturan dan
hukum yang berlaku.

Secara lebih rinci, komponen audit terdiri dari:

1. Identifikasi Lingkungan Manajemen


Auditor harus familiar dengan lingkungan manajemen klien untuk memahami keterbatasan-
keterbatasan organisasi. Auditor harus mengumpulkan informasi sehubungan dengan: (a)
persyaratan hukum dan kinerja, (b) gambaran organisasi, (c) sistem informasi dan pengendalian,
dan (d) pemahaman karyawan atas kebutuhan dan harapan.

2. Perencanaan dan Tujuan


Kompenen ini berkaitan dengan review atas proses penetapan rencana dan tujuan organisasi.
3. Struktur Organisasi
Komponen ini berkaitan dengan bagaimana sebuah unit diatur dan sumber daya dialokasikan
untuk mencapai tujuan organisasi.

4. Kebijakan dan Praktik


Komponen ini mengacu pada kebijakan yang berlaku umum (kebijakan publik)

5. Sistem dan Prosedur


Sistem dan prosedur merupakan rangkaian kegiatan atau aktivitas untuk menelaah struktur
pengendalian, efektivitas, ketepatan, logika dam kebutuhan organisasi.

6. Pengendalian dan Metode Pengendalian


Komponen ini berkaitan dengan pengendalian intern terutama accounting control dan
administrative control.

7. Sumber daya manusia dan Lingkungan Fisik


Komponen sumber daya manusia dan lingkungan fisik berkaitan dengan sikap karyawan,
dokumentasi tentang berbagai aktivitas, dan kondisi fisik pekerjaan.

8. Praktik Penempatan Karyawan (staffing practices)


Komponen ini mengacu pada: (a) metode dan prosedur yang digunakan untuk melindungi
sumber daya manusia yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi, (b) metode dan
prosedur yang digunakan untuk mengatur administrasi penggajian, (c) metode dan prosedur
yang digunakan untuk menilai kinerja karyawan, (d) kebijakan dan prosedur pelatihan karyawan,
(e) affirmative action plans, yaitu rencana-rencana tindakan yang disetujui oleh pihak-pihak
tertentu.

9. Analisis Fiskal
Analisis fiskal diperlukan untuk menganilisis informasi keuangan untuk mengidentifikasikan
efisiensi operasi, ekonomis dan efektivitas unit organisasi yang dievaluasi.

10. Investigasi Khusus


Investigasi ini lebih diarahkan pada usaha untuk mengevaluasi solusi alternatif yang didesain
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi atau peningkatan nilai ekonomis sebuah organisasi.

2.4. Tahapan Pelaporan

Adanya permintaan yang tinggi atas transparasi pengelolaan sumber daya publik,
menjadi alasan utama untuk melaporkan keseluruhan pekerjaan audit kepada pihak manajemen,
lembaga legislatif dan masyartakat luas. Penyampaian hasil-hasil pekerjaan audit dapat dilakukan
secara formal dalam bentuk laporan tertulis kepada lembaga lembaga legislatif maupun secara
informal melalui diskusi dengan pihak manajemen.

Pengorganisasian dalan pelaporan temuan-temuan audit secara tertulis akan membuat


hasil pekerjaan yang telah menjadi lebih permanen. Selain itu, laporan tertulis merupakan sebuah
ukuran yang nyata atas nilai sebuah pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Tanpa memandang
sejauh mana profesionalisme dan kemampuan pemeriksaan yang dimiliki oleh auditor, laporan yang
disajikan oleh auditor merupakan kriteria yang penting bagi kesuksesan atau kegagalan
pekerjaannya.

Tiga langkah utama yang sangat penting dalam mengembangkan laporan audit secara tertulis,yaitu:
1. Persiapan(preparation).
2. Penelaahan(review)
3. Pengiriman (Transmision)

Hal terpenting dalam sebuah laporan adalah bahwa laporan tersebut dapat dipahami oleh
pihak-pihak yang menerima dan membutuhkan laporan.Jika laporan sulit dipahami oleh
pengguna,maka laporan tersebut kurang efektif. Agar dapat menyampaikan hasil audit dengan
baik,auditor pertama kali harus memastikan siapa yang kompeten untuk menulis laporan dan siapa
para pembaca atau pengguna laporan audit tersebut.

Pembaca laporoan audit adalah orang-orang yang well educated di bidangnya masing-
masing dan mempunyai kemampuan yang bagus untuk membaca laporan audit.Meskipun sebagaian
besar pembaca laporan audit adaslah orang-orang yang mempunyai kemempuan yang cukup
tinggi,pembaca laporan biasanya tidak memahami secara teliti kegiatan manajemen atau program
yang dilaporkan auditor.Oleh karena itu auditor,sebaiknya menerangkan dan menjelaskan lebih
detail aktivitas atau program yang diuji dalam audit kinerja.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan laporan audit kinerja:
1. Laporan audit kinerja harus ditulis secara objektif.
2. Auditor tidak boleh terlalu overstate.
3. Informasi yang disajikan harus disertai suatu bukti yang kompeten.
4. Auditor hrndaknya menulis laporan secara konstruktif,memberikan pengakuan terhadap kinerja
yang buruk.
5. Auditor hendaknya mengakomodasi usaha-usaha yang dilakukan oleh manajemen untuk
memeperbaiki kinerjanya.

Selain pedoman pada hal-hal tersebut di atas,ada beberapa keahlian yang perlu dimiliki dan dan
dikembangkan oleh auditor agar mampu menghasilkan laporan yangt efektif.
1. Keahlian teknis (technical skills)
Keahlian yang dibutuhkan untuk mengorganisasikan atau menyusun informasi audit
menjadi sebuah laporan yang koheren.
2. Keahlian manajerial ( managerial skills)
Keahlian yang dibutuhkan untuk merencanakan mengorganisasikan,melaksanakan,dan
mengendalikan masing-masing tahap audit untuk memastikan hasil akhir yang berkualitas
dan tepat waktu.
3. Keahlian interpersonal ( interpersonal skill)
Keahlian interpersonal adalah keahlian untuk menjaga hubungan baik dengan auditee,
kemampuan untuk menyampaiakn temuan-temuan negatif menjadi kesempatan-kesempatan
positif sehingga mampu meyakinkan manajemen atas potensi-potensi yang ada.

Secara lebih rinci, laporan audit untuk audit kinerja terdiri atas:
I Pendahuluan
a. Umum
b. Surat Pengiriman Atau Permohonan.
c. Laporan Ringkasan
d. Daftar Isi Laporan Secara Keseluruhan.
e. Daftar Tabel dan Gambar.
II Teks
a. Pendahuluan
b. Badan (body),mencakup:
1) Pengantar Masalah (bila perlu)
2) Temuan-temuan
3) Kesimpulan dan rekomendasi.
c. Komentar auditee

III Refrensi Masalah


a. Footnotes
b. Lampiran
c. Bibliografi
d. Komentar auditee (jika tidak dimasukan ke dalam teks)
e. Bahan refrensi

Format di atas menggambarkan susunan laporan akhir audit kinerja,bukan langkah-langkah menulis
laporan. Dalam praktik, auditor harus melakukan hal-hal berikut untuk mengembangkan sebuah
laporan audit:
1. Menyiapkan temuan-temuan refrensi yang diperlukan untuk mendukung teks.
2. Mengumpulkan semua refrensi yang diperlukan untuk mendukung teks.
3. Menyiapkan teks.
4. Menyiapkan laporan inti.
5. Menyiapkan memorandum pengiriman laporan.

Temuan audit merupakan “building blocks” laporan audit.Temuan audit merupakan


penyajian secara tertulis atas permasalahan yang relevan dan material yang ditemukan selama
audit,yang mencakup argumen yang logis dan komplit serta didukung oleh bukti-bukti yang cukup.
Relevansi maksudnya adalah bahwa temuan yang diperoleh sesuai dengan masalah pokok dalam
lingkup audit dan tujuan audit.
2.5. Tahap Penindaklanjutan (Follow-Up)
Setelah melaksanakan aktivitas-aktivitas utama audit, masih ada aktivitas lain yang perlu
dilakukan, yaitu tahap penindaklanjutan, Dalam tahap ini akan melibatkan auditor, auditee, dan
pihak yang berkompeten. Tahap penindaklanjutan didesain untuk memastikan/memberikan
pendapat apakah rekomendasi yang diusulkan oleh auditor sudah diimplementasikan. Dari sisi
auditor, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap penindaklanjutan antara lain:
1. Dasar pelaksanaan Follow-Up
Dasar untuk melakukan follow-up adalah perencanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen,
untuk setiap rekomendasi yang diberikan oleh auditor, manajemen harus menentukan apakah
rekomendasi tersebut ditolak atau diterima.
2. Pelaksanaan Review Follow-Up
Perencanaan manajemen yang memberikan dasar untuk review follow-up. Berdasarkan
prosedur, hal pertama yang harus dilakukan adalah penjadwalan follow-up, yang mana hal ini
sangat tergantung pada kompleksitas rekomendasi dan tingkat kesulitan implementasi.
3. Batasan Follow-Up
Pelaksanaan follow-up sebaiknya tidak terbatas pada penilaian pelaksanaan dan dampak
rekomendasi yang diusulkan oleh auditor, namun sebaiknya juga dihindari terjadinya follow-up
yang overload.
4. Implementasi Rekomendasi
Pada audit kinerja, auditor secara formal memberikan rekomendasi-rekomendasi yang
didasarkan pada temuan-temuan selama proses audit.
a. Implementasi oleh Unit Kerja
Unit yang diaudit memiliki kesempatan pertama kali untuk mempelajari temuan dan
rekomendasi audit. Hal ini memungkinkan unit kerja untuk mengevaluasi dan
menggunakan rekomendasi yang diberikan oleh staf auditor.
b. Implementasi oleh Eksekutif
Manajemen (eksekutif) biasanya menerima hasil audit terlebih dahulu dibandingkan
dengan lembaga pengambil kebijakan atau legislatif.
c. Peranan Auditor dalam Pengimplementasian Rekomendasi Audit
Dalam proses pengimplementasian rekomendasi audit, auditor hanya berperan sebagai
pendukung, tidak terlibat langsung di dalamnya.
d. Peranan Legislatif dalam Mengimplementasian Rekomendasi Audit
Lembaga legislatif, baik tingkat pusat maupun daerah merupakan otoritas tingkat akhir
yang dapat mengambil tindakan implementasi rekomendasi secara formal dengan
mengadopsi peraturan, mosi, dan sebagainya.
5. Pemeriksaan Kembali Secara Periodik
Audit kinerja merupakan suatu usaha yang meliputi lebih dari satu periode waktu karena
sebagaimana variabel-variabel lain yang berubah-ubah, kinerja sebuah organisasi juga dapat
mengalami peningkatan dan penurunan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
• Fokus akuntansi keuangan sektor publik adalah pemberian laporan keuangan kepada
pihak eksternal organisasi. Dimensi kualitas laporan keuangan sektor publk menjadi
sangat penting bagi pihak-pihak yang menjadikan laporan keuangan tersebut sebagai
dasar untuk pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik.
• Ada beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh organisasi sektor
publik untuk memfasilitasi dihasilkannya laporan keuangan. Teknik-teknik tersebut
adalah akuntansi anggaran, akuntansi komitmen, akuntansi dana.
• Ada pula beberapa basis akuntansi yang digunakan pada sektor publik yakni basis kas,
basis akrual, dan basis transisi kas menuju akrual.
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo, 2018, Akuntansi Sektor Publik, Edisi Terbaru/Mardiasmo, Ed. I, Yogyakarta: ANDI

Anda mungkin juga menyukai