Nama Kelompok :
Verah Yani ( 2024210022 )
Valensia ( 2024210024 )
Pengertian Audit Kinerja
Peningkatan
Akuntabilitas Publik
Pada sektor publik, audit kinerja dilakukan untuk meningkatkan akuntabilitas berupa peningkatan
pertanggungjawaban manajemen kepada lembaga perwakilan, pengembangan bentuk-bentuk laporan
akuntabilitas, perbaikan indikator kinerja, perbaikan perbandingan kinerja antara organisasi sejenis yang
diperiksa, serta penyajian
Pentingnya Audit Kinerja
Penting dilakukannya audit kinerja di negara yang demokratis ini seperti di negara kita Indonesia.
Terutama dari sisi masyarakat, legislatif, BPK, dan pemerintah audit kinerja ini memiliki peran yang
sangat penting. Dari mulai dapat memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan penggunaan
dana publik, membantu memberikan pengawasan dan pengambilan keputusan bagi legislatif, dan juga
dapat meningkatkan kematangan organisasi dan penilaian masyarakat terhadap BPK, serta dapat membantu
pemerintah untuk melakukan evaluasi kinerja yang dapat menjadi tolak ukur penilaian dan perbaikan atas
konsep 3E.
Tahapan Audit Kinerja
Terdiri dari 2 Elemen :
1. Survei Pendahuluan
Tahap Pengenalan dan perencanaan
2. Review sistem pengendalian manajemen
Tahap Pengauditan mengetahui apakah entitas telah melakukan sesuatu yang benar
Tahap Pelaporan pekerjaan yang telah dilakukan menjadi lebih permanen. Selain itu,
laporan tertulis juga sangat penting untuk akuntabilitas publik.
3. Perhitungan (counting) - -
4. Scanning - -
Karakteristik Audit Kinerja
● Menurut Profesor Soemardjo Tjitrosidojo (1980) dalam I Gusti Agung Rai (2008:45) terdapat
beberapa karakteristik dari audit kinerja, adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan operasional dengan menggunakan perbandingan dengan cara pemeriksaan oleh dokter,
haruslah merupakan pemeriksaan semacam “medical check up” (penelitian kesehatan), dan bukan merupakan
pemeriksaan semacam “otopsi post mortem” (pemeriksaan mayat); jadi, pemeriksaan seharusnya
dimaksudkan agar si pasien memperoleh petunjuk agar ia selanjutnya dapat hidup lebih sehat dan bukan
sebagai pemeriksaan untuk menganalisis sebab-sebab kematian.
2. Pemeriksa haruslah wajar (fair), objektif, dan realistis selain itu berfikir secara dinamis, konstruktif, dan
kreatif. Pemeriksa pun harus dapat bertindak secara diplomatis.
Karakteristik Audit Kinerja
3. Pemeriksa (atau setidaknya tim pemeriksa secara kolektif) harus mempunyai pengetahuan keterampilan dari
berbagai macam bidang, seperti ekonomi, hukum, moneter, statistik, komputer, keinsinyuran, dan sebagainya
4. Agar pemeriksaan dapat berhasil dengan baik, pemeriksa harus dapat berpikir dengan menggunakan sudut
pandang pejabat pimpinan organisasi yang diperiksanya selain itu pemeriksa harus benar-benar mengetahui
persoalan yang dihadapinya, ia harus dapat mengantisipasi masalah serta cara penyelesaiannya, dan memberikan
gambaran tentang perbaikan-perbaikan yang dapat diterapkan dalam organisasi yang diperiksanya.
5. Pemeriksaan operasional harus dapat berfungsi sebagai suatu “early warning system” (sistem peringatan dini)
agar pimpinan secara tepat pada waktunya, setidak-tidaknya belum terlambat dapat mengadakan tindakan-
tindakan korektif yang mengarah pada perbaikan organisasinya”.
Standar Audit Kinerja Sektor Publik
Menurut SPKN
Standar umum :
a. Pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan tugas
pemeriksaannya.
b. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus
bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, organisasi yang dapat mempengaruhi
independensi nya.
c. Dalam melaksanakan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasil pemeriksaan, pemeriksa wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan saksama.
d. Setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan harus
memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai dan sistem pengendalian mutu tersebut harus di review oleh
pihak lain yang kompeten (pengendalian mutu eksternal).
Standar Pelaksanaan Audit Kinerja :
Salah satu pendekatan untuk mengukur kinerja akuntabilitas publik adalah dengan pendekatan value for
money, yaitu indikator yang memberikan informasi kepada kita apakah anggaran (dana) yang dibelanjakan
menghasilkan suatu nilai tertentu bagi masyarakatnya.
Dalam konsep ini, indikator yang dimaksud adalah ekonomi, efisien, dan efektif. Ketiga prinsip value for
money yang meliputi ekonomi, efisien dan efektif
Menurut Nordiawan dan Hertianti (2010:160) tersebut lebih lanjut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Indikator Audit Kinerja Sektor Publik
01
Ekonomi
Konsep Ekonomi sangat terkait 02
dengan konsep biaya untuk
memperoleh unit input
Efisiensi
03 Konsep Efisiensi adalah hubungan
antara barang dan jasa yang
dihasilkan sebuah kegiatan /
Efektivitas aktivitas dengan sumber daya yang
Konsep Efektivitas menunjukkan kesuksesan / digunakan
kegagalan dalam pencapaian tujuan sebuah
kegiatan / aktivitas dimana ukuran efektivitas
merupakan refleksi output
Kesimpulan
Audit kinerja memiliki peran yang sangat dominan khususnya dalam melakukan audit pada sektor
publik. Ini disebabkan terus meningkatnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik
mempertahankan kualitasnya. Dengan adanya audit kinerja, masyarakat dalam mengetahui kinerja yang
lebih lengkap dari organisasi pemerintahan yang mengelola dana mereka serta dapat membantu
pemimpin organisasi tersebut dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, dan memberikan
informasi yang bermutu, tepat waktu untuk pengambilan keputusan, dalam rangka pencapaian tujuan
yaitu efisiensi dan efektif operasi
THANK YOU