Anda di halaman 1dari 7

RESUME AUDIT MANAJEMEN

BAB I – BAB XI
BAB I
DEFINISI DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN AUDIT

Definisi Manajemen Audit adalah pengevaluasian terhadap efesiensi dan efektivitas operasi
perusahaan.
Perbedaan Audit Manajemen dan Audit Keuangan
a. Tujuan Audit keuangan adalah untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan
yang disajikan perusahaan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang
berlaku umum. Sedangkan audit manajemen bertujuan untuk mencapai perbaikan atas
berbagai program dalam pengelolaan perusahaan yang masih memerlukan perbaikan
b. Ruang lingkup audit keuangan menekankan auditnya pada data-data akuntansi perusahaan
dan proses penyajian laporan yang disajikan manajemen. Sedangkan ruang lingkup audit
manajemen meliputi keseluruhan fungsi manajemen dan unit-unit terkait yang ada di
dalamnya.
c. Dasar yuridis. Secara hukum semua perusahaan harus menyajikan laporan keuangan yang
telah diaudit oleh auditor independen kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan
audit manajemen bukanlah merupakan suatu keharusan bagi suatu perusahaan.
d. Pelaksana audit keuangan harus dilakukan oleh pihak independen agar pengguna informasi
merasa yakin akan keakuratan dan kebenaran yang disajikan laporan keuangan tersebut.
Sedangkan pelaksana audit manajemen dilakukan oleh auditor independen dan juga
dilakukan oleh auditor internal perusahaan.
e. Frekuensi audit keuangan dilakukan paling sedikit satu kali dalam setahun dan bersifat
reguler. Sedangkan untuk audit manajemen tidak ada ketentuan mengikat yang
mengharuskan untuk melakukan audit setiap periode waktu tertentu.
f. Orientasi hasil audit keuagan lebih menekankan pada penilaian terhadap kinerja masa lalu
yang dicapai manajemen pada periode pelaporan. Sedangkan audit manajemen lebih
menekankan untuk kepentingan perbaikan yang akan dilakukan dimasa mendatang.
g. Bentuk laporan audit keuangan adalah laporan bentuk pendek yang menyertai laporan
keuangan hasil audit. Sedangkan laporan hasil audit manajemen disajikan dalam bentuk
laporan yang bersifat komprehensif.
h. Pengguna laporan audit keuangan ditujukan kepada berbagai kelompok pengguna yang
berada di luar perusahaan. Sedangkan pengguna laporan audit manajemen ditujukan
kepada pihak internal perusahaan.

BAB II
TEKNIK DAN PENDEKATAN DALAM MANAGEMENT AUDIT

Dalam melaksanakan audit keuangan maupun audit manajemen, seorang akuntan pemeriksa
terlebih dahulu perlu mengenal informasi umum yang penting (background infotmation) dari
perusahaan yang akan diperiksa.
Pendekatan dalam management audit, yaitu :
a. Bertitik tolak dari fungsi-fungsi bisnis, seperti produksi, pemasaran, sumberdaya manusia,
keuangan, akuntansi dan lain-lain.
b. Bertitik tolak dari fungsi manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian/
pengawas.
c. Bertitik tolak dari sumber daya yaitu, manajemen, mesin, material, manusia dan lain-lain.
BAB III
TAHAPAN-TAHAPAN PEMERIKSAAN MANAJEMEN

Beberapa hal penting yang harus di perhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit, yaitu :
pemahaman auditor terhadap objek audit; penentuan tujuan audit; penentuan ruang lingkup dan
tujuan audit; review terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek
audit; dan pengembangan kriteria awal dalam audit.
Tahap-tahap pemeriksaan audit manajemen, yaitu: Persiapan pendahuluan; penelitian lapangan;
pengembangan program; pelaksanaan pemeriksaan; pelaporan dan tindak lanjut.
Syarat-syarat efektivitas audit manajemen:
a. Dukungan yang bersinambung dari organisasi secara menyeluruh terhadap pemeriksaan
manajemen, khususnya dari manajemen puncak.
b. Pengakuan dari para pemakai bahwa informasi yang dihasilkan oleh pemeriksaan
manajemen penting dan bermanfaat.
c. Kesadaran para pemeriksa itu sendiri trhadap status organisasi pemeriksa yang independen
Audit manajemen lanjutan bertujuan untuk memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung
tujuan audit yang sesungguhnya, yang telah ditetapkan berdasarkan hasil review danpengujian
pengendalian manajemen.
Ada dua cara pelaporan audit manajemen, yaitu : (a) cara penyajian yang mengikuti arus
informasi yang diperoleh selama tahapan-tahapan audit dan (b) cara penyajian yang mengikuti
arus informasi yang menitik beratkan penyajian kepada kepentingan para pengguna laporan
hasil audit.

BAB IV
AUDIT PROGRAM DAN KERTAS KERJA AUDIT

Program audit internal merupakan pedoman bagi auditor dan merupakan satu kesatuan dengan
supervisi audit dalam pengambilan langkah-langkah audit tertentu.
Manfaat penyusunan program audit, yaitu: memberi rencana sistematisuntuk setiap tahap
pekerjaan audit; menjadi dasr penugasan auditor; menjadi sarana pengawasan dan evaluasi
audit; memungkinkan supervisor audit dan manajer membandingkan apa yang dikerjakan dan
apa yang direncanakan; membantu melatih staf-staf yang belum berpengalaman; memberi
ringkasan catatan pekerjaan yang dilakukan; membantu auditor pada audit selanjutnya;
mengurangi waktu supervisi langsung yang dibutuhkan; menjadi titik awal bagi penilai fungsi
audit internal untuk mengevaluasi upaya audit yang telah dilakukan.
Ekonomis sering diartikan sebagai penghematan. Implikasi utamanya adalah adanya
“manajemen yang berhati-hati” atau “gunakan hingga mendapatkan keuntungan terbaik tanpa
ada sisa”. Efisiensi berarti meminimalkan kerugian atau penghamburan tenaga ketika
memberikan dampak, menghasilkan atau memfungsikan. Efektivitas menekankan hasil aktual
dari dampak atau kekuatan untuk menghasilkan dampak tertentu.
Kertas kerja audit (KKA) merupakan catatan-catatan yag dibuat dan data-data yang
dikumpulkan auditor secara sistematis pada saat melakukan tugas audit.
Program kerja audit merupakan rencana dan langkah kerja yang harus dilakukan selama audit,
yang didasarkan atas tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta informasi yang ada tentang
program/aktivitas yang diaudit.
BAB V
AUDIT KEHEMATAN, EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS

Kehematan biasa dikaitkan dengan upaya untuk mengurangi/meminimalkan sumber daya dari
sisi masukan (input) dalam suatu proses kegiatan.
Efesiensi (daya guna) biasanya dikaitan dengan sisi proses suatu kegiatan mengubah dari
masukan (input) menjadi keluaran (output).
Audit kehematan dan daya guna merupakan suatu jenis audit kinerja yang dilaksankan untuk
menentukan atau menilai apakah manajemen telah menjalankan kegiatan operasional
perusahaannya dengan cara-cara yang hemat dan berrdaya guna.
Langkah-langkah dalam audit manajemen, yaitu : menetapkan tujuan audit kehematan dan
efesiensi; menetapkan ruang lingkup audit kehematan dan efesiensi; menetapkan sasaran audit
kehematan dan efesiensi; dan menyusun langkah kerja audit kehematan dan efesiensi.
Audit efektivitas digunakan untuk merujuk suatu pengukuran hasil akhir. Audit ini dirancang
untuk menetapkan atau menilai apakah tujuan yang diharapkan dari sebuah proses, kegiatan,
atau program telah tercapai secara efektif.
Langkah-langkah dalam audit efektivitas, yaitu : menetapkan tujuan audit efektivitas;
menetapkan ruang lingkup audit efektivitas; menetapkan sasaran audit efektivitas; dan
menyussun langkah kerja audit kehematan dan efektivitas.

BAB VI
TEMUAN AUDIT

Temuan audit adalah masalah-masalah penting (material) yang ditemukan selama audit
berlangsung dan masalah tersebut wajar untuk dikemukakan dan dikomunikasikan dengan
entitas yang diaudit karena mempunyai dampak terhadap perbaikan dan peningkatan kinerja
ekonomi, efesiensi, dan efektivitas entitas yang di audit.
Pengungkapan temuan audit sebaiknya mencakup temuan negatif dan temuan positif. Masukan
temuan audit yang negatif maupun positif kedalam laporan akan membuat laporan menjadi
seimbang dan objektif.
Temuan audit berfungsi sebagai media antara auditor dan auditee dalam pemutahiran informasi
dan penjelasan yang diperoleh selama kegiatan audit berlangsung. Temuan tersebut kemudian
dikomunikasikan dan didiskusikan sehingga terjadi pemutahiran dan perbaikan data serta
informasi yang akan dimasukkan kedalam laporan akhir audit.
Ciri-ciri temuan audit yang baik, yaitu: temuan audit harus didukung oleh bukti yang memadai;
temuan audit harus penting (material); temuan audit harus mengandung unsur temuan ( kondisi,
kriteria, dan sebab akibat).
Langkah-langkah dalam menyusun pengembangan temuan audit, yaitu:
a. Kenali fakta atau kondisi secermat mungkin
b. Tetapkan kriteria yang sesuai bagi entitas
c. Tentukan apakah ada perbedaan yang signifikan antara kondisi dan kriteria yang akan
menghasilkan temuan audit
d. Identifikasi dampak yang ditimbulkan oleh temuan audit tersebut
e. Adakan suatu analisis hubungan antara penyebab, kondisi, dan akibat.
BAB VII
AUDIT MANAJEMEN FUNGSI KEUANGAN

Audit keuangan merupakan bentuk audit yang paling lama dikenal dan paling lumrah
diterapkan dalam mengukur tingkat efesiensi, efektivitas, dan produktivitas suatu perusahaan.
Sasaran audit bidang keuanga, yaitu:
a. Menilai efektivitas satuan kerja yang mengurus keuangan perusahaan dengan nama atau
nomenklatur apa pun satuan kerja itu dikenal
b. Mencari fakta dan informasi tentang efisiensi kerja internal satuan kerja yang mengurus
keuangan perusahaan dengan menyoroti praktek-praktek keuangan satuan kerja itu
sepanjang menyangkut standar manajemen keuangan.
Audit keuangan dimaksudkan untuk mancari dan menemukan informasi tentang bagaimana
rencana aksi yang telah ditetapkan itu diwujudkan melalui berbagai kegiatan operasional
disoroti khusus dari segi keuangan.
Agar audit keuangan mencapai sasaranya, empat hal yang mutlak perlu mendapat perhatian
adalah: sasaran finansial perusahaan; perencanaan; organisasi; dan pengawasan.

BAB VIII
AUDIT MANAJEMEN FUNGSI PEMBELIAN

Fungsi pembelian merupakan titik awal dari proses usaha. Tugas dan tanggungjawab utama
departemen pembelian adalah melakukan pembelian kompone, bahan baku dan sebagainya
yang dibutuhkan.
Sasaran utama audit manajemen terhadap fungsi pembelian adalah untuk mengetahui apakah
perusahaan mempergunakan sumber keuangan dengan efesien dan efektif.
Tujuan utama pembelian:
a. Menjaga kelancaran penyediaan mendukung produksi dan memenuhi pesanan pelanggan
b. Mempertahankan investasi dalam bentuk persediaan dengan tingkat persediaan yang
memadai
c. Mempertahankan standar mutu yang konsisten berdasarkan keserasian pemakaian dan
kepercayaan rekanan
d. Beli bahan baku dan jasa sesuai mutu yang diperlukan dan dengan biaya semurah mungkin
e. Buat suatu program untuk memonitor nilai dan efesiensi biaya pembelian dengan tujuan
mengurangi total biaya pembelian
f. Bina komunikasi yang lancar dengan manajemen yang lebih tinggi dan manajemen operasi
sehubungan dengan kenaikan dan penurunan harga perkembangan industri lainnya.

a. Informasi
b. Pembelian
c. Riset
BAB IX
AUDIT MANAJEMEN ATAS OPERASI MANUFAKTUR PENGENDALIAN
PERSEDIAAN DAN ENGINEERING

Audit manajemen atas proses manufaktur ditujukan untuk menganalisa efektivitas kemampuan
perusahaan untuk merakit atau menghasilkan produk yang akan dijual.
Fungsi audit pengawasan persediaan :
a. Pergerakan dalam pabrik, pergerakan komponen dan/atau bahan baku dalam pabrik antara
berbagai fasilitas dan fungsi yang ada dalam pabrik.
b. Pergerakan pengolahan/pergerakan komponen dan/atau bahan antara berbagai proses
manufaktur.
c. Pergudangan/fungsi yang mengawasi pergerakan komponen dan material pada suatu saat
tertentu ( pengiriman dan penyimpanan persediaan ).
Fungsi enginering adalah melakukan riset produk dan pengembangan produk baru yang
merupakan bagian dari organisasi operasi yang berlangsung terus-menerus.
Tujuan operasi manufaktur adalah untuk mendukung rencana penjualan perusahaan tahun
tersebut.
Tujuan utama fungsi pengendalian persediaan harus mendukung rencana penjualan perusahaan
dalam tahun berjalan.
Tujuan departemen enginering belainan dari satu perusahaan dengan perrusahaan lainnya
tergantung pada sasaran jangka panjang perusahaan.
Rencana induk bidang operasi akan dipakai sebagai pedoman untuk mencapai tujuan operasi
strategi perusahaan. Perencanaan induk berisi agenda untuk mencapai tujuan operasi yang
menyeluruh dan tujuan strategi operasional.

BAB X
AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PEMASARAN DAN
PENJUALAN/PENGOLAHAN DATA

Audit pemasaran adalah pengujian yang komprehensif, sistematis, idependen, dan dilakukan
secara periodik terhadap lingkungan pemasaran, strategi, dan aktivitas perusahaan atau unit
bisnis, untuk menentukan peluang dan area permasalahan yang terjadi, serta
merekomendasikan rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan.
Tujuan utama dari audit pemasaran adalah untuk mengidentifikasi ancaman-ancaman
mengidentifikasi ancaman-ancaman pemasaran yang dihadapi perusahaan dan merencanakan
perbaikan yang diperrlukan untuk mengemelinasi ancaman tersebut.
Tipe audit pemasaran, yaitu : (a) audit fungsional (vertikal), merupakan audit yang dilakukan
terhadap beberapa aktivitas dari departemen pemasaran sepeerti periklanan dan penjualan dan
membuat analisis terhaddap bagian-bagian yang diaudit tersebut. (b) audit menyeluruh
(horizontal), yang melakukan audit terhadap keseluruhan dari fungsi pemasaran perusahaan.
Ruang lingkup audit pemasaran, yaitu : audit lingkungan pemasaran, audit strategi pemasaran,
audit organisasi pemasaran, audit sistem pemasaran, audit produktivitas pemasarn, audit fungsi
pemasaran.
Tahapan-tahapan audit pemasaran, yaitu : audit pendahuluan, review dan pengujian atas
pengendalian manajemen perusahaan, audit lanjutan, dan pelaporan.
Proses manajemen pemasaran, yaitu :menentukan konsumen sasaran, mengembangkan bauran
pemasaran, dan mengelola upaya pemasaran.
Audit lingkungan pemasaran terdiri atas dua kelompok besar, yaitu: (a) lingkungan mikro,
meliputi perusahaan, pemasok, perantara pemasaran, pelanggan, dan pesaing. (b) Lingkungan
makro meliputi lingkungan alam, demografi, ekonomi, teeknologi, politik, dan budaya.
Kebijakan saluran distribusi merupakan jaringan organisasi yang menghubungkan produsen
dengan pengguna akhir (konsumen) akhir.
Audit program dibedakan atas dua, yaitu : audit program utama dan program tambahan atau
pembantu.

BAB XI
MENYUSUN LAPORAN AUDIT MANAJEMEN
(KOMUNIKASI HASIL PENUGASAN YANG EFEKTIF )

Tujuan laporan audit ada tiga, yaitu: mentransfer informasi, memberi persuasi
(mempengaruhi), dan mendapatkan hasil/ menghasilkan tindakan ( response).
Hambatan dalam penulisan laporan audit, yaitu: waktu penulisan terbatas, kecenderungan
untuk menunda penulisan laporan, dan keinginan untuk menulis sempurna.
Kiat sukses mengatasi hambatan dalam pola penulisan, yaitu : bersedia (siap) membuat
kesalaan, bereksperimen dengan menulis; dan menulis laporan sejak fase awal pemeriksaan.
Menarik perhatian pembaca dapat menggunakan kiat-kiat berikut : mengungkap kesimpulan
secara langsung; menggunakan pembuka yang kongkrit dan deskriptif ; menggunakan istilah-
istilah yang dimengerti pembaca; menggunakan variasi pembuka yang tepat; menggunakan
heading dan format.
Untuk menulis laporan audit dengan jumlah rincian yang tepat, auditor perlu :
mempertimbangkan pembaca dan tujuan laporan; merekap data pendukung; memilih informasi
yang bermanfaat dan meyakinkan; memperhatikan nilai informasi; dan sajikan data dalam
format yang mudah dibaca
Teknik menulis persuasif, yaitu : masalah dijelaskan dan kuantifisir; tunjukan efek dengan
kacamataa manajemen; dan atasi keberatan manajemen.
Beberapa prinsip untuk membantu penyiapan laporan yang konstruktif, yaitu : hindari bahasa
opini dan generalisasi tanpa dukungan; hindari kata-kata berkonotasi negatif; hindari
generalisasi tanpa dukungan; gagasan positif dalam bahasa positif; perspektif yang seimbang;
dan menekankan manfaat, rekomendasi, dan pemecahan masalah.
Simpulan audit dapat digunakan untuk mengemukakan arti penting (signifikansi) hasil audit,
sehingga membantu menemukan tindakan yang sesuai. Simpulan juga dapat digunakan untuk
menjelaskan implikasi bisnis dari hasil audit, yakni implikasi hasil audit terhaddap kegiatan
usaha organisasi.
Ada dua cara penyajian pelaporan audit manajemen, yakni: (a) cara penyajian yang mengikuti
arus informasi yang diperoleh dalam setiap tahapan audit, dan (b) cara penyajian yang
mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepada kepentingan para pembaca
(pengguna) laporan hasil audit ini.

Anda mungkin juga menyukai