Anda di halaman 1dari 20

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Auditing

Auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan

mengevaluasi data maupun bukti yang dikumpulkan atas suatu pernyataan

tentang aktivitas di dalam perusahaan. Auditing dilakukan untuk tujuan melihat

sejauh mana tingkat kolerasi antara data yang dibuat dengan kenyataan yang

ada di lapangan.Hasil dari kegiatan ini bertujuan untuk dapat menyampaikan

hasil yang telah dilakukan terhadap auditor berupa informasi yang dapat

disajikan untuk kepengtingan perusahaan maupun dalam pengembilan

keputusan pihak manajemen perusahaan.

Arens (20014.4) auditing adalah suatu proses yang terpadu dalam

pengumpulan dan penilaian oleh seorang ahli auditor yang mengenai informasi

yang dinyatakan dengan angka dari suatu kesatuan ekonomi tertentu (specific

economic enitity)dengan tujuan untuk menentukan serta dapat melaporkan

tingkt kesamaan antara informasi yang dinyatakan dengan angka maupun

dengan ukuran kriteria yang ada (established criteria)

Mulyadi (2015) auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk

mendapatkan bukti-bukti yang objektif mengenai kegiatan dan kejadian


8

ekonomi serta mengevaluasi apakah hal tersebut telah sesuai dengan beberapa

kriteria yang telah ditetapkan.

Agoes (2014:4) auditing merupaka suatu proses pemeriksaan yang

dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak independen, terhadap laporan

keuangan yang telah disusun oleh pihak manajemen perusahaan , beserta

catatan dan bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk memberikan pendapat

mengenai kewajaran atas laporan keuangan.

Berdasarakan pengertian para ahli diatas, dapat disimpulkan baha auditing

adalah suatu kegiatan yang sistematis yang dilakukan oleh seseorang yang

bersifat independen dan kompeten untuk mengumpulkan dan mengevaluasi

secara objektif mengenai catatan, bukti dan pernyataan-pernyataan yang

berhubungan dengan kegiatan dan kejadian ekonomi untuk menyampaikan

pendapatnya kepada pihak yang manajemen.

b. Jenis Audit

Jenis audit umumnya dibagi menjadi 4 (empat) menurut Bayangkara

(2015:4) yaitu :

1) Audit Laporan Keuangan

Tujuan audit laporan keuangan adalah untuk mementukan apakah

laporan keuangan auditee telah disusun sesuai prinsip-prinsip

berterima umum (PABU). Auditor external merupakan plaksanaan

audit keuangan, sedangkan investor dan kreditor merupakan penerima

laporan audit pihak ketiga.


9

2) Audit Kepatuhan

Tujuan audit kepatuhan adalah untuk menentukan seberapa tinggi

tingkat kepatuhan suatu entitas terhadap hukum, peraturan, kebijakan,

rencana dan prosedur. Untuk audit kepatuhan boleh dilakukan oleh

auditor eksternal atau internal , dan untuk hasil penerimaan laporan

audit ialah pihak manajemen perusahaan.

3) Audit internal

Audit internal biasanya dilakukan oleh auditor perusahaan.

Penerimaan hasil audit internal adalah manajemen perusahaan.

Tujuan dilakukannya audit internal yaitu :

a) Menentukan tingkat kepatuhan suatu entitas terhadap hukum,

peraturan, kebijakan, rencana dan prosedur.

b) Menilai pengendalian internal perusahaan

c) Menilai efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya

d) Merupakan program peninjauan terhadap konsistensi hasil

tujuan organisasi.

4) Audit Operasional (Manajemen)

Audit operasional boleh dilakukan oleh pihak auditor eksternal

maupun internal dan hasil pemeriksaan audit operasional diterima

oleh pihak manajemen perusahaan. Tujuan audit operasional untuk

menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya.


10

Menurut Agoes (2013:10) jenis audit ditinjau dari luasnya

pemeriksaan dan jenis pemeriksaan. Jenis-jenis audit yang ditinjau dari luasnya

pemeriksaan, audit dibedakan atas :

1) Pemeriksaan Umum (General Audit)

Pemeriksaan umum merupakan suatu pemeriksaan umum atas

laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP independen dengan

tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan

keuangan secara keseluruhan.

2) Pemeriksaan Khusus (Special Audit)

Pemeriksaan khusus merupakan suatu pemeriksaan terbatas (sesuai

dengan permintaan auditee) yang dilakukan oleh KAP independen,

dan akhir pemeriksaan auditor tidak perlu memberikan pendapat

terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat

yang diberikan terbatas pada masalah yang diperiksa, karena prosedur

yang dilakukan juga terbatas.

Jenis-jenis audit yang ditinjau dari jenis pemeriksaan, ialah :

1) Managemen Audit (Operasional Audit)

2) Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)

3) Pemeriksaan Internal (Internal Audit)

4) Computer audit

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis

audit pada dasarnya sama yaitu audit operasional, kepatuhan dan internal audit

2. Audit Operasional
11

a. Pengertian Audit Operasional

Menurut Bayangkara (2016:2) audit operasional merupakan

pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam

konteks audit manajemen yang meliputi seluruh pengoperasian internal

perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang

memiliki wewenang yang lebih tinggi, audit manajemen dirancang secara

sistematis untuk mengaudit mulai dari aktivitas hingga program-program yang

diselenggarakan, untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya manusia

dan dana telah digunakan secara efisien, erta tujuan dari program dan aktivitas

yang telah direncanakan tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang

telah ditetapkan perusahaan.

Menurut Suyonto (2015:9) audit operasional disebut sebagai audit

manajemen, yaitu kegiatan yang meneliti kembali atau mengkaji ulang hasil

operasi pada setiap bagian dalam suatu perusahaan dengan tujuan untuk

mengevaluasi efisien dan keefektivitasnya.

Dari beberapa definisi-definisi dapat disimpulkan bahwa audit operasional

adalah suatu proses pemeriksaan yang dilaksanakan untuk mengevaluasi

aktivitas, program, dan pengolahan prosedur yang dijalankan apakah sudah

sesuai dengan Standar OperatingProcedure (SOP), serta melaporkan hasilnya

kepada pihak manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan

efisien.

b. Tujuan Audit Operasional


12

Bayangkara (2016:5) dalam bukunya menyebutkan audit operasional

bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang masih

memerlukan perbaikan, sehingga rekomendasi yang diberikan nantinya dapat

dicapai perbaikan atas pengolahan berbagai program dan aktivitas pada

perusahaan tersebut. Audit diarahkan pada berbagai objek audit yang

kemmungkinan dapat diperbaiki dimasa yang akan datang, dan juga mencegah

kemungkinan terjadinya berbagai resiko kerugian. Adapun maksud dari

keduanya dijelaskan sebagai berikut :

1) Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan

kegiatan operasinya sehingga dapat tercapai optimalisasi

penggunaan sumber daya yang dimiliki.

2) Efektivitas dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu

perusahaan untuk mencapai tujuannya .

Menurut Bayangkara (2016:5) menjelaskan ada 3 (tiga) elemen pokok

dalam audit :

1) Kriteria (criteria)

Kriteria merupakan standar pedoman, norma bagi setiap individu maupun

kelompok di dalam perusahaan untuk melakukan aktivitasnya. Kriteria tersebut

dapat berupa peraturan, kebijakan manajemen, Standar Operating Procedure

(SOP).

2) Penyebab (cause)
13

Penyebab merupakan dindakan dari aktivitas yang dilakukan oleh individu

maupun kelompok di dalam perusahaan.Penyebab dapat bersifat positif atau

negative.

3) Akibat (effect)

Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang

berhubungan dengan penyebab tersebut.

Menurut Agoes (2014:172) tujuan umum dari audit operasinal adalah :

1) Untuk menilai kinerja dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan

2) Untuk menilai apakah berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan telah

digunakan secara efektif dan efisien.

3) Untuk menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan oleh manajemen puncak.

4) Untuk bisa memberikan rekomendasi kepada manajemen puncak untuk

memperbaiki kelemahan yang terdapat dalam penerapan pengendalian interen,

system pengendalian manajemen dan prosedr operasinal perusahaan dalam

rangka meningkatkan efisiensi, keekonomisan dan efektivitas dari kegiatan

operasi perusahaan.

Bahwa sasaran audit manajemen merupakan aktivitas, program yang

diketahui atau diidentifikasi yang memerlukan perbaikan atau peningkatan dalam

hal efisiensi maupunn efektivitas.

c. Ruang Lingkup Audit Operasional

MenurutBayangkara (2016:8) , ruang lingkup audit operasional diarahkan

untuk menilai secara keseluruhan pengelolaan operasional objek audit, baik dari
14

fungsi manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian)

maupun fungsi-fungsi bisnis perusahaan yang secara keseluruhan ditujukan untuk

mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Tunggal (2010:72) ruang lingkup audit operasional bisa ditentukan

dengan menggunakan pedoman-pedoman sebagai berikut :

1) Ruang Lingkup audit operasional harus sesuai dengan objektif

yang ingin dicapai

2) Tujuan audit operasional harus jelas untuk memungkinkan

dibuatnya rencana audit yang memadai.

3) Audit harus dibatasi pada bidang-bidang dimana hasil-hasil yang

spesifik akan dapat disusun dan dilaporkan.

4) Audit harus dibatasi pada usaha penilaian prestasi daripada

penilaian kapasitas individual.

Berdasarkan uraian diatas, ruang lingkup audit operasional lebih luas

dibanding audit keuangan. Hal ini dikarenakan audit manajemen tidak hanya

menitikberatkan pada masalah keuangan saja, tetapi juga mencakup masalah

diluar keuangan. Pada audit keuangan, ruang lingkup audit hanya berkisar pada

bukti-bukti transaksi dan proses akuntansi yang diterapkan pada objek audit,

sedangkan pada audit manajemen ruang lingkup audit meliputi keseluruhan fungsi

manajemen dan unit-unit yang terkait didalamnya.

d. Kualifikasi Auditor

Menurut Arens et al (2015:12) kualifikasi auditor harus berkualitas guna

memahami kriteria yang digunakan dan harus berkompeten untuk mengetahui


15

jenis dan bukti yang dihimpun untuk menarik kesimpulan yang sesuai setelah

bukti tersebut telah diuji.Seorang auditor juga harus mempunyai sikap mental

independen. Pelaksanaan audit operasional dilakukan oleh auditor internal,

dimana seorang auditor internal harus memiliki sikap yaitu :

1) Independensi (Independence)

Auditor operasional dikatakan independen apabila auditor operasional

melaksanakan tugasnya secara bebas dan objektif tanpa terpengaruh dan

dipengaruhi oleh siapapaun. Independensi bagi auditor mempunyai peranan

penting dalam melaksanakan tugasnya karena diharapkan akan memperoleh hasil

pemeriksaan yang efektif.

Menurut Rahayu dan Suhayati (2012) mengemukakan bahwa independensi

dalam audit cara pandang yang tidak memihak di dalam pelaksanaan pengujian,

evaluasi hasil pemeriksaan dan penyusunan laporan audit. Sikap mental

independen harus meliputi independensi dalam fakta dan independensi dalam

penampilan.

Menurut Mulyadi (2010:32) bahwa independensi auditor operasional dapat

memberikan pertimbangan yang tidak memihak dan tanpa peaksaan, dimana

independensi sangat diperlukan dalam audit operasional untuk membuat laporan

yang objektif.

Menurut Hiro Tugiman (2013: 20) independensi adalah para auditor internal

yang dianggap mandiri apabila melaksanakan tugasnya secara bebas dan

objektif.Kemandirian pemeriksa internal dapat memberikan penilaian yang tidak

memihak siapapaun, dan tanpa prasangka hal ini sangat penting bagi pemeriksaan
16

sebagaimana mestinya.Hal ini dapat diperoleh melalui status organisasi dan sikap

objektif para auditor internal.

Independensi operasional dapat diperoleh melalui dua hal yaitu :

1. Status Organisasi

Status organisasi unit pemeriksaan harus memberikan keleluasaan untuk

memenuhi atau menyelesaiakan tanggung jawab pemeriksaan yang

diberikan. Pemeriksaan operasional harus memperoleh dukungan dari

manajemen dan bagian-bagian yang terdapat dalam struktur organisasi

sesuai dengan audit yang akan dilaksanakan sehingga kerjasama akan

terjadi dari pihak yang diperiksa dan dapat menyelesaiakan pekerjaan

secara bebas tanpa campur tangan dari pihak manapun.

2. Objektivitas

Sikap objektif auditor operasional merupakan sikap yang tidak akan

dipengaruhi dan terpengaruh dari pihak manapun saat melakukan audit.

Jadi independensi dalam audit operasional sangat diperlukan untuk

membuat laporan yang objektif dan tidak memihak yang diperlukan oleh

manajemen.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa independensi bagi auditor

mempunyai peranan penting dalam melaksanakan tugasnya secara bebas dan

objektif tanpa paksaan dari pihak manapun dan tanpa terpengaruh dan dipengaruhi

oleh siapapun.Independensi operasional dapat diperoleh melalui status organisasi

dan objektivitas.Guna memperoleh hasil pemeriksaaan yang efektif.

2) Kompetensi
17

Menurut Rahayu dan Suhayati (2012) kompetensi artinya seorang auditor

harus mempunyai kemampuan, ahli dan berpengalaman dalam memahami kriteria

dan menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung

kesimpulan yang akan diambil.

Menurut Mulyadi (2016) mengungkap bahwa kompetensi merupakan

anggota yang memepunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa professional

dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan, demi kepentingan pengguna

jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik yang diperoleh

melalui pendidikan dan pengetahuan.

Menurut Menurut Wibowo (2014) kompetensi merupakan kemampuan

untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan

serta pengetahuan yang didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan

tersebut.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan kompetensi auditor adalah

auditor yang dilator belakangi oleh dengan pengetahuan, pengalaman, pendidikan

dan pelatihan yang memadai dan dapat melakukan audit secara objektif dan

cermat.

e. Tahapan Audit Operasional

Menurut Bayangkara (2016:11-13) terdapat beberapa tahapan yang harus

dilakukan dalam audit operasional, diantaranya adalah :

1) Audit Pendahuluan
18

Tujuan dilakukannya audit pendahuluan adalah untuk mendapatkan informasi

latar belakang terhadap objek yang akan diaudit. Selain itu, pada audit ini juga

dilakukan penelaah terhadap berbagai aturan.

2) Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen

Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian

manajemen objek audit, dengan tujuan unntuk menilai efektivitas pengendalian

manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

3) Audit Rinci atau Lanjutan

Pada tahapan ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten

untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan sebelumnya. Audit ini

dilakukan dengan cara mengembangkan temuan untuk mencari ketertarikan

antara sat temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang

berkaitan dengan tujuan audit.

4) Pelaporan

Pada tahap ini mempunyai tujuan untuk mengomunikasikan hasil audit termasuk

rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan.

Laporan disajikan dalam bentuk komrehensif (menyajikan temuan-temuan

penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit dan

rekomendasi).Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa yang operasional dan

mudah dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti.

5) Tindak Lanjut

Dalam audit operasional tindak lanjut merupakan tahapan akhir yang bertujuan

untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut


19

(perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang telah diberikan. Auditor tidak

mempunyai wewenangan untuk mewajibkan manajemen untuk melaksanakan

tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.

Menurut Arens dalam Agoes (2014:175) ada tiga ahapan dalam audit

operasional yaitu :

1) Planning

Dalam tahap perencanaan atau planning seorang auditor operasional harus

menentukan lingkup keterikatan atau penugasan secara seksama, memperoleh

informasi mengenai latar belakang unit organisasi, mengenai kesatuan organisasi,

dan dapat menghasilkan keputusan yang sesuai dengan bukti yang dikumpulkan.

Puncak pada tahap pendahuluan ini adalah merumuskan dan mendesain suatu

program yang rinci untuk audit yang lebih mendalam.

2) Evidence accumulation and evaluation

Dalam tahap akumulasi bukti dan Evaluasi atau evidence accumulation and

evaluation, auditor operasional harus menghimpun bukti yang relevan dan

kompeten , kemudian auditor akan mengembangkan temuan bukti audit sebagai

bahan pertimbangan dalam pendukung kesimpulan tentang objektivitas cukup

untuk

3) Reporting and follow up

Dalam tahap Pelaporan dan tindak lanjut atau reporting and follow up pada

umunya suatu laporan audit operasional akan meliputi unsur-unsur yaitu tujuan

dan ruang lingkup penugasan, prosedur-prosedur yang digunakan oleh auditor,

temuan-temuan khusus, rekomendasi-rekomendasi jika perlu. Laporan auditor


20

operasional biasanya dikirim hanya untuk manajemen laporan dengan suatu

salinan tersendiri.

Berdasarkan uraian diatas, tahapan audit operasional dapat disimpulkan bahwa

pada dasarnya sama yaitu mulai dari Audit Pendahuluan, Tahap Audit Mendalam

dan Tahap Pelaporan.

f. Program Audit Dalam Audit Operasional

Dalam pelaksanaan audit operasional, audit lebih banyak menggunakan

audit program dalam bentuk kuesioner. Kuesioner tersebut dikelompokkan untuk

masing-masing fungsi yang terdapat dalam perusahaan. Dari jawaban kuesiner

tersebut dikonfirmasi dengan pengecekan dilapangan dan pemeriksaan bukti-

bukti secara sampling dan diskusi dengan bagian terkait, kemudian seorang

auditor bisa menyimpulkan mengenai efektivitas, efisisen dan keekonomisan dari

kegiatan masing-masing fungsi dalam perusahaan ( buku auditing Sukrisno

Agoes, 180)

3. Efektivitas

a. Pengertian Efektivitas

Efektivitas bagi perusahaan merupakan sasaran agar perusahaan mampu

mencapai tujuan yang telah diharapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang

ada. Apabila hasil yang dicapai belum sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

maka perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan untuk dapat meningkatkan

efektivitas penjualan.
21

Menurut Bayangkara (2015:11), efektivitas menunjukkan tingkat keberhasilan

suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Menurut Ruchyat Kosasih dalam Agoes (2015:179), efektivitas diartikan

sebagai perbandingan masukan-keluaran dalam berbagai kegiatan, sampai dengan

pencapaian tujuan yang ditetapkan, ditinjau dari kualitas (volume) hasil kerja,

kulitas hasil kerja maupun batas waktu yang ditargetkan.

Menurut Abdurahmat Dalam Othenk (2010:7) efektivitas yaitu

pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang telah

ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan yang tepat pada

waktunya.

Menurut beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwaefektivitas

merupakan penentuan sampai sejauh mana tujuan perusahaan dapat tercapai.

Audit operasional dikatakan efektif apabila sesuai dengan tujuan yang

telah direncanakan. Agar audit operasional dapat berjalan secara efektif

didalamnya harus terdapat independensi, kompetensi, program audit dan tahap-

tahap audit operasional.

4. Penjualan

a. Pengertian Penjualan

Menurut PSAK No 23 Penjualan Revisi Tahun 2015 paragraf 14

menjelaskan bahwa pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh

kondisi berikut dapat terpenuhi :

a) Entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang

secara signifikan kepada pembeli


22

b) Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait

dengan kepemilikan barang maupun melakukan pengendalian

efektif atas barang yang telah dijual

c) Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal

d) Manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan

mengalir ke entitas

e) Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi yang berhubungan

dengan transaksi penjualan dapat diukur secara handal

Menurut Kotler (2010:457) mengatakan bahwa penjualan merupakan

proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi melalui

pertukaran informasi dan kepentingan.

Nitisemito (2009:13) penjualan merupakan semua kegiatan yang bertujuan

untuk melancarkan arus barang dan jasa dari semua produsen ke konsumen

secara efisien untuk menciptakan permintaan yang efektif.

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan

merupakan kegiatan pokok perusahaan yang dilakukan secara terjadwal dan

teratur, baik transaksi secara tunai maupun kredit.

b. Prosedur Penjualan

Menurut Mulyadi (2010:207) merupakan urutan yang harus dilaksanakan dan

melibatkan orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin

secara seragam transaksi perusahaan secara berulang-ulang. Dalam prosedur

penjualan dibagi menjadi dua yaitu :


23

1. Prosedur Penjualan Tunai

a) Prosedur Order Penjualan

Pada prosedur ini, fungsi penjualan yaitu menerima order dari para

pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat surat pengiriman dan

mengirimkan kepada berbagai fungsi lain yang terkait dalam melayani

order dari pembeli

b) Prosedur Penerimaan Kas

Pada prosedur ini kas menerima pembayaran harga barang dari seorang

pembeli dan memberikan tanda pembayaran.

2. Prosedur Penjualan Kredit

a) Prosedur Order Penjualan

Pada Prosedur ini , fungsi penjualan menerima order dari para pembeli.

Fungsi penjualan kemudian membuat surat pengiriman dan akan

mengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lain untuk memberikan

kontribusi dalam melayani order dari pembeli

b) Prosedur Persetujuan Kredit

Pada prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan terkait penjualan

kredit pada fungsi kredit

c) Prosedur Pengiriman Barang

Pada prosedur ini, fungsi pengiriman akan mengirimkan barang kepada

pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat order

pengiriman yang diterima


24

d) Prosedur Penagihan

Pada prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan

mengirimkan kepada pembeli. Faktur penjualan dibuat rangkap oleh

fungsi penjualan dan bagian ini membuat surat order pengiriman

c. Audit Operasional Atas Efektivitas Penjualan

Salah satu tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan yang

sebesar-besarnya dari kegiatan produksi, oleh karena itu pihak manajemen

yang menargetkan penjualan yang akan dicapai dalam suatu periode. Penjualan

dapat dikatakan efektif apabila perusahaan dapat mencapai penjualan yang

telah ditargetkan oleh pihak manajemen.

Menurut (Kumaat,2011:120) Efektivitas penjualan adalah kegiatan yang

dilakukan degan cara peningkatan volume penjualan dengan melihat

kemampuan perusahaan dalam menyalurkan barang, kebijakan serta strategi

yang ditetapkan perusahaan agar penjualan efektif. Penjualan yang efektif

dapat tercapai dengan melakukan berbagai kegiatan pemasaran,

pengembangan produk, penetapan harga dan saluran distribusi, serta

mempromosikannya secara efektif akan dapat meningkatkan penjualan.

Auditor dapat memberikan saran-saran untuk dapat memepertahankan prestasi

atau menanggulangi kelemahan dan meningkatkan prestasinya melalui

alternatif-alternatif yang direkomendasikan berdasarkan penilaian kegiatan dan

analisa penjualan, sehingga audit operasional diharapkan dapat berjalan dengan

baik dan terarah serta mampu berperan dalam meningkatkan kualitas penjualan

B. Penelitian Terdahulu
25

Penelitian terdahulu menjadi rujukan untuk melakukan penelitian

mengenai peranan audit operasional dalam menentukan efektivitas penjualan,

yaitu :

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Dhimas Audit Operasional Utuk Audit operasional telah


Enggar Budi Menilai Efektivitas memadai hal ini bisa dilihat
Sumantri Penjualan Pada Perum dari kualifikasi auditor,
(2018) Bulog Divisi Regional program audit yang dibuat
Sumut dan melakukan perencanaan
1 sebelum audit operasional
dijalankan, sehingga audit
operasional yang
dilaksanakan dapat
mencapai sasaran dan tujuan
yang telah ditentukan
Rachma Audit Operasional untuk Pelaksanaan audit
Kurniati Menilai Efektivitas operasional telah memadai
(2015) Penjualan pada PT Alam hal ini bisa dilihat dari
Jaya Langgeng Sentosa keberadaan satuan
pengendalian internal, audit
operasional dilaksanakan
oleh orang yang kompeten ,
memiliki latar belakang
2
formal yang sesuai dengan
tugasnya, dan adanya
struktur organisasi dan
uraian tugas tertulis yang
telah disusun dengan baik,
sehingga wewenang dan
tanggung jawab masing-
masing bagian jelas.
26

Penerapan Audit Hasil penelitian


Echa Putri Operasional Untuk menunjukkan baha audit
Rachmawati Mengevaluasi Efektivitas operasional tidak berperan
Y. Pengendalian Internal positif dalam efektivitas
(2014) Terhadap kegiatan penjualan. Hal ini
AktivitasPenjualan Pada diperjelas dengan adanya
PT. Varia Usaha Beton temuan-temuan seperti
daftar harga produk yang
3 belum ter-update secara
otomatis dan hasil inputan
juga masih manual. Sealain
itu juga adanya perangkapan
fungsi jabatan membuat
banyak kekeliruan terjadi
sehingga pencatatan atas
transaksi penjualan tidak
terorganisir dengan baik

C. Kerangka Konseptual

Audit operasional pada PT Surya Mandiri Distribusi dapat dilakukan oleh

manajemen dalam hal ini seorang audit internal untuk memeriksa kegiatan

penjualan. Audit operasional lebih ditekankan pada prosedur dan kegiatan

penjualan apakah sudah mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

PT. Surya Mandiri Distribusi

Audit Oprasional

(Standar Operating Procedure)

Efektivitas Penjualan

Analisis
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Sumber : Peneliti 2019

Anda mungkin juga menyukai