Anda di halaman 1dari 12

Tugas

PELAKSANAAN AUDIT MANAJEMEN

OLEH :

KELOMPOK 5

ARPINA (A1A621001)

GITA PURNAMA (A1A621005)

SRI WAHYUNA (A1A621015)

ARFINA UMAR ()

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
A. Pengertian audit manajemen

Audit adalah proses sistematis mengenai mendapatkan dan


mengevaluasi secara objektif bukti yang berkaitan dengan penilaian mengenai
berbagai kegiatan dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat
kesesuaian antara penilaian-penialaian tersebut dan membentuk kriteria serta
menyampaikan hasilnya kepara pengguna yang berkepentingan (Hall, 2007 :
3). Definsi auditing menurut (Arens dan Lobbecke,2003) adalah
Suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang
informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan
seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan
melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan.

Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan


efektivitas operasional perusahaan. Dalam konteks audit manajemen,
manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus
dipertanggung jawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang
yang lebih tinggi (Bayangkara, 2008 : 2)

Audit manajemen disebut juga operational audit, functional audit,


systems audit, adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi
perusahaan suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan
operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah
kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan
ekonomis (Agoes, 2013 : 172).

Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi


internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai
pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi. Audit manajemen
dirancang secara sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program
yang diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit untuk
menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara
efisien, serta apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah
direncanakan dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan aturan dan
kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan.

Tunggal (2002:4) menyatakan bahwa, Audit manajement


didefinisikan sebagai proses yang sistematis dari penilaian efektivitas,
efisiensi, dan keekonomisan operasi suatu organisasi yang berada di bawah
pengendalian manajemen dan melaporkan kepada orang yang tepat hasil dari
penilaian beserta rekomendasi untuk perbaikan.

Audit manajemen bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan,


program, dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan
rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas
pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut.
Berkaitan dengan tujuan ini titik berat audit diarahkan terutama pada berbagai
objek audit yang diperkirakan dapat diperbaiki di masa yang akan datang,
disamping juga mencegah kemungkinan terjadinya berbagai kerugian
(Bayangkara, 2008 : 2-3).

Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengauditan


manajemen merupakan proses yang sistematis dari penilaian efektifitas,
efisiensi suatu organisasi yang dibawah pengendalian manajemen dan
melaporkan kepada orang yang tepat hasil dari penilaian beserta
rekomendasi untuk perbaikan.

B. Ruang lingkup audit manajemen

Sesuai dengan tujuannya, audit manajemen dilaksanakan untuk


meningkatkan ekonomisasi, efisiensi, pengelolaan sumber daya, serta
efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, audit manajemen di
arahkan untuk menilai secara keseluruhan pengelolaan operasional objek
audit, baik fungsi manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian) maupun fungsifungsi bisnis perusahaan yang secara
keseluruhan ditunjukkan untuk mencapai tujuan perusahaan (Bayangkara,
2008 : 15).

Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan


manajemen. Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga
hanya mencakupbagian tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan.
Periode audit jugabevariasi, bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa
bulan, satu tahunbahkan untuk beberapa tahun, sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.

Sedangkan yang menjadi sasaran dalam audit manajemen adalah


kegiatan, aktivitas, program dan bidang-bidang dalam perusahaan yang
diketahui ataudiidentifikasi masih memerlukan perbaikan/peningkatan, baik
dari segi ekonomisasi,efisiensi, dan efektivitas.

Sasaran pemeriksaaan dapat dibagi menjadi tiga elemen penting, yaitu:

1. Kriteria (Criteria)
Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/
kelompok di dalam perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.
2. Penyebab (Cause)
Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh
setiapindividu/kelompok di dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat
positif, atau sebaliknya negatif, program-program/aktivitas berjalan
dengantingkat efektivitas, efisiensi yang lebih rendah dari standar yang
telah ditetapkan.
3. Akibat (effect)
Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria
yangberhubungan dengan penyebab tersebut. Akibat negative
menunjukanprogram/aktivitas berjalan dengan tingkat pencapaian yang
lebih rendahdari kriteria yang ditetapkan. Sedangkan akibat positif
menunjukan bahwaprogram/aktivitas telah berjalan secara baik dengan
tingkat pencapaianyang lebih tinggi dari kriteria yang ditetapkan.
Menurut (Agoes, 2012), tujuan dan manfaat audit manajemen, yaitu:

1. Menilai kinerja dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.


2. Menilai berbagai sumber daya yang dimiliki dan digunakan perusahaan
secara efisien dan ekonomis.
3. Menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh top management.
4. Memberikan rekomendasi kepada top management untuk memperbaiki
kelemahan kelemahan dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektivitas,
dan ekonomisasi dari kegiatan operasi perusahaan.

Menurut Bayangkara (2008 : 22), beberapa alasan yang mendasari


diperlukannya audit manajemen termasuk diantaranya :

1. Terjadinya pemborosan dan ketidak efisienan penggunaan sumber daya


perusahaan.
2. Tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai.
3. Adanya alternatif yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang
ditetapkan.
4. Terjadinya penyimpangan dalam penggunaan sumber daya manusia.
5. Adanya penyimpangan terhadap peraturan dan kebijakan perusahaan.
6. Sistem informasi dan pelaporan yang kurang baik.

Audit manajemen mempunyai beberapa karakteristik penting.


Karakteristik tersebut meliputi :

1. Tujuan Pemeriksaan.

Tujuan pemeriksaan manajemen adalah membantu semua


peringkat manajemen dalam meningkatkan perencanaan dan pengendalian
manajemen dengan cara mengidentifikasi aspek-aspek sistem dan prosedur
serta merekomendasikan kepada manajemen untuk meningkatkan
efisiensi, efektifitas, dan ekonomisasi.
2. Independensi.

Agar manfaat pemeriksaan manajemen dapat dicapai, maka


pemeriksaan tersebut harus bersifat independen.

a. Pendekatan Sistematis.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit manajemen perlu
digunakan pendekatan yang sistematis dan metode-metode yang
konsisten.
b. Kriteria Prestasi.
Dengan kriteria prestasi pelaksanaan dapat dibandingkan dan
dievaluasi.
c. Bukti Pemeriksaan.
Auditor harus dapat merencanakan dan melaksanakan prosedur
yang dirancang untuk memperoleh bukti yang cukup untuk
mendukung temuan–temuan dan kesimpulan-kesimpulan serta
rekomendasi yangdibuatnya.
d. Pelaporan dan Rekomendasi.

Karakteristik yang membedakan antara audit manajemen


dengan jenis audit lainnya adalah terletak pada laporan audit. Dalam
audit manajemen , laporan audit menekankan pada temuan-temuan
selama pemeriksaan, pembuatan kesimpulan, dan rekomendasi untuk
meningkatkan sistem perencanaan dan pengendalian manajemen

Kegunaan dari pemeriksaan manajemen menurut Tunggal


(2000:15) yaitu:

1. Memberi informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk


pengambilan keputusan.
2. Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan, laporanlaporan
dan pengendalian.
3. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang ditetapkan
rencana-rencana, prosedur serta persyaratan peraturan pemerintah.
4. Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk
menentukan tindakan preventif yang akan diambil.
5. Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk
memperkecil pemborosan.
6. Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan
yang telah ditetapkan.
7. Menyediakan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh fase
operasi perusahaan.

C. Prinsip dasar audit manajemen

Ada tujuh prinsip dasar yang harus diperhatikan auditor agar audit
manajemen dapat mencapai tujuan dengan baik, yang meliputi :

1. Audit dititik beratkan pada objek audit yang mempunyai peluang untuk
diperbaiki Prinsip audit ini mengarahkan audit pada berbagai kelemahan
manajemen baik dalam bentuk operasional yang berjalan tidak efesien dan
pencapaian tujuan yang tidak efektif maupun kegagalan perusahaan dalam
menerapkan berbagai ketentuan dan peraturan serta kebijakan yang telah
ditetapkan.
2. Prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit Dari hasil audit yang
dilakukan akan diketahui apakah program yang ditetapkan, metode
pelaksanaan operasi , atau kebijakan yang ditetapkan manajemen secara
efektif dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Jadi dengan
demikian audit merupakan prasyarat yang harus dilakukan sebelum
penilaian dilakukan.
3. Pengungkapan dalam laporan tentang adanya temuan-temuan yang bersifat
positif Hal ini dilakukan untuk memberikan penilaian yang objektif
terhadap objek yang diaudit.
4. Identifikasi individu yang bertanggungjawab terhadap kekurangan
kekurangan yang terjadi. Hal ini penting karena dengan mengetahui
individu-individu tersebut, akan lebih dalam dapat digali permasalahannya
dan penyebab terjadinya kelemahan tersebut, sehingga tindakan koreksi
yang akan dilakukan menjadi lebih cepat dan lebih tepat.
5. Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggung jawab.
Auditor dapat memberikan berbagai pertimbangan dalam menentukan
sanksi yang akan diberikan oleh pihak yang lebih tinggi dari petugas yang
bersangkutan.
6. Pelanggaran hukum Pelanggaran dapat berupa penipuan, penggelapan
asset-aset perusahaan maupun berbagai kegiatan yang secara sengaja
merugikan perusahaan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok..
7. Penyelidikan dan pencegahan kecurangan

Jika terjadi indikasi terjadi kecurangan (fraud) pada objek audit,


auditor harus memberikan perhatian khusus dan melakukan penyelididkan
yang lebih dalam terhadap hal tersebut, sehingga diharapkan kecurangan
tersebut tidak terjadi (Bayangkara, 2008 : 4).

D. Standar audit manajemen

Manajemen Standar yang dapat digunakan dalam audit manajemen


adalah undangundang (peraturan) yang berlaku, kebijakan-kebijakan yang
ditetapkan dalam objek audit serta norma (standar) yang sudah mendapat
pengakuan (diterima) secara umum (Bayangkara, 2008: 25-26). Menurut
Tunggal (1992: 5-6), Alejendro R. Gorospe menjelaskan bahwa standar yang
digunakan untuk mengevaluasi audit manajemen adalah undang-undang dan
Peraturan Pemerintah; standar perusahaan (strategi-strategi, rencana dan
program yang disetujui, kebijakan dan prosedur yang ditetapkan, struktur
organisasi yang sudah disetujui, anggaran perusahaan, tujuan perusahaan
yang ditetapkan); standar dan praktek industri; prinsip organisasi dan
manajemen; praktek manajemen yang sehat; proses dan teknik yang
digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang maju.

Menurut Bayangkara (2008 : 25) Standar yang digunakan dalam audit


manajemen adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang (peraturan) yang berlaku
2. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam objek audit
3. Norma (standar) yang sudah mendapat pengakuan (diterima) secara
umum.
4. Kriteria yang digunakan pada objek audit sejenis
5. Pengalaman auditor dalam tugas-tugas audit sebelumnya pada objek
audit sejenis.

E. Proses pelaksanaan Audit

Menurut Bayangkara (2008 : 9-13), ada beberapa yang harus


dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi 5 yaitu :

1. Audit pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar
belakang terhadap objek yang diaudit. Dari informasi latar belakang ini,
auditor dapat menentukan beberapa tujuan audit sementara (tentative
audit objective) dalam tahap audit ini auditor dapat menentukan beberapa
tujuan audit sementara.
2. Review dan pengujian pengendalian manajemen
Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami
pengendalian yang berlaku pada objek audit sehingga dengan lebih
mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya kelemahan pada
berbagai aktivitas yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan tujuan audit
sementara yang telah di buat pada audit pendahuluan, hasil pengujian
pengendalian manajemen ini dapat mendukung tujuan audit sementara
tersebut menjadi tujuan audit yang sesungguhnya (definitive audit
objective, atau mungkin ada beberapa tujuan audit sementara yang gugur,
karena tidak cukup (sulit memperoleh) buktibukti untuk mendukung
tujuan audit tersebut.
3. Audit terinci
Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk
mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam
menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang
cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu
kertas kerja audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat
dan rekomendasi yang diberikan.
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit
termasuk rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen
(objek audit) tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihakpihak
yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai
kelemahan yang ditemukan.
5. Tindak lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan
untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan
tindak lanjut (perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.
Rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit seharusnya sudah
merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan
dengan tindakan perbaikan tersebut. Seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya, audit manajemen bertujuan untuk mengidentifikasi
kegiatan, program, dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan,
sehingga rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dapat dicapai
perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada
perusahaan tersebut.

Adapun Menurut (Agoes, 2012), tahapan dalam pelaksanaan audit


manajemen adalah :
1. Survei pendahuluan (prelimenary survey)
Tujuan dari prelimenary survey adalah untuk mendapatkan
informasi umumdan latar belakang, dalam waktu yang relatif singkat,
mengenai semua aspekdari organisasi, kegiatan, program, atau sistem
yang dipertimbangkan untuk diperiksa, tujuan dan kebijakan manajer
unit organisasi yang diperiksa
a. Proses produksi
b. Wawancara dengan pihak-pihak terkait (Kepala Pemjualan)
2. Review dan pengujian pengendalian manajemen.
Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap
pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan
perusahaan. Pengujian terperinci (detailed examination)
3. Pengembangan laporan (report development)
DAFTAR PUSTAKA

Hasti, A. (2016). Audit Manajemen Atas Fungsi Keuangan Pada PT. PLN
(Persero) Kantor Cabang Makassar. AKMEN Jurnal Ilmiah, 13(2).

Ask, M. I. S. (2016). Audit Finansial, Audit Manajemen, Dan Sistem


Pengendalian Intern. Economic: Journal of Economic and Islamic
Law, 6(2), 1-13.

Nurdiansyah, M., & Retnani, E. D. (2018). Penerapan Audit Manajemen Untuk


Meningkatkan Fungsi Pengendalian Persediaan. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi (JIRA), 7(9).

Syahrum, M. (2016). Pengaruh Audit Manajemen Terhadap Fungsi Sumber Daya


Manusia Pada Kantor Pusat PT. Bank Sulselbar Makassar. Jurnal Ilmiah
Bongaya, 1(1), 166-190.

Mihardjo, V. (2015). Pelaksanaan Audit Manajemen Fungsi Sumber Daya


Manusia pada PT Sari Pawita Pratama. Agora, 3(2), 612-616.

Anda mungkin juga menyukai