MATA KULIAH
PENGAUDITAN MANAJEMEN
OLEH KELOMPOK 6 :
LILIS : A1A621007
ISMAWATI : A1A621061
PUTRIANA : A1A621071
KELAS : A
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Pelaporan Audit Manajemen” dengan tepat waktu.
Tak lupa pula untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw, Karena dengan perjuangan
Nya lah, kita bisa merasakan terangnya dunia seperti sekarang ini.
Adapun maksud penyusunan tugas ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
pengauditan manajemen, sebagai pemenuhan tugas. Rasa terima kasih kita tidak terkirakan
kepada yang terhormat bapak Omasrianto, S.E, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
pengauditan manajemen.
Harapan kami bahwa dalam penyususnan tugas ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan teman-teman sekalian untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
“Pelaporan Audit Manajemen”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan pembuatan tugas ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi,
dengan keterbatasan yang di miliki. Untuk itu kami meminta kritik dan saran dari semua
pihak dengan harapan demi penyempurnaan tugas ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Audit menurut Arens adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektive asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian
ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian dengan kriteria yang ditentukan dan
menyampaikan hasil pada para pemakai kepentingan. Sama dengan Arens, William F.
Meisser mendefinisikan audit sebagai proses yang sistematis dengan tujuan mengevaluasi
bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara
penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, kemudian hasil penugasan dikomunikasikan
kepada pengguna.
Menurut Sukrisno (2004: 3) auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara
kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan embukuan dan bukti-bukti pendukungnya
dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut. Menurut Abdul (2008) manfaat audit dapat dipandang dari dua sisi, yaitu manfaat
audit dari sisi ekonomis, meningkatkan kredibilitas perusahaan.
Kertas Kerja Audit (KKA) adalah bentuk catatan yang dibuat sekaligus data yang
dikumpulkan oleh auditor secara sistematis saat melakukan tugas auditnya. KKA yang dibuat
sebaiknya merefleksikan langkah yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang
diperolehm serta kesimpulan hasil audit. KKA merupakan kewajiban yang harus dibuat oleh
auditor. Hal ini dikarenakan KKA memiliki manfaat, diantaranya :
Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan KKA sebagai berikut
1. Lengkap
2. Bebas dari kesalahan
3. Berdasar pada fakta dan alasan yang rasional
4. Sistematis, bersih, mudah dipahami, tersusun rapi
5. Memuat hal-hal yang relevan dengan audit
6. Tujuannya jelas
7. Terhindar dari pekerjaan menyalin ulang (Copy-Paste)
8. Harus menyantumkan kesimpulan hasil audit dan komentar atau catatan reviewe.
1. Pada sampul KKA ditulis “Kertas Kerja Audit” kemudian mengikuti dibawahnya: 10
Nama objek audit : tulis nama perusahaan atau unit yang diaudit Program/aktivitas
yang diaudit : tulis program/aktivitas yang diaudit Periode audit : tulis periode
program/aktivitas yang diaudit
2. Halaman pertama KKA adalah : daftar isi
3. Halaman berikutnya:
a. Daftar simbol audit (tick mark) beserta penjelasannya
b. Tembusan surat tugas
c. Program kerja audit
d. Kelompok-kelompok kertas kerja
Program kerja audit adalah suatu bentuk rencana yang wajib dilakukan selama proses
audit. Program kerja audit didasarkan atas tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta informasi
yang ada terkait program/aktivitas yang diaudit. Program kerja audit disusun pada setiap
tahapan audit manajemen. Program kerja audit pendahuluan meliputi pengumpulan informasi
umum terkait objek yang diaudit, cara pelaksanaan prosedur, dan sistem operasional yang
diterapkan dalam perusahaan yang diaudit. Pada tahap ini, auditor harus melakukan
pengujian pendahuluan (preliminary test) atas informasi yang didapat guna melakukan
identifikasi yang disebut possible audit objective, yakni mengidentifikasi aktivitas yang
masih memerlukan perbaikan. Berdasarkan bukti-bukti tersebut, selanjutnya auditor
menetapkan langkah-langkah kerja spesifik yang diperlukan pada tahap berikutnya untuk
mendukung terwujudnya tentative audit objective menjadi definitive audit objective.
Terdapat dua cara dalam hal penyajian laporan, yakni penyajian laporan mengikuti
arus informasi dan penyajian laporan yang menitikberatkan pada kepentingan pengguna.
Berikut penjelasan dari masing-masing penyajian laporan.
Penyajian dengan cara ini menitikberatkan pada kepentingan para pengguna laporan
hasil audit. Umumnya para pengguna laporan lebih berkepentingan terhadap temuan
auditnya daripada bagaimana auditor melakukan audit.
Ada tujuh prinsip dasar yang harus diperhatikan auditor agar manajemen dapat
mencapai tujuan dengan baik, meliputi :
1. Audit dititik beratkan pada objek audit yang berpeluang dapat diperbaiki. Prinsip ini
mengarahkan audit pada berbagai kelemahan manajemen baik dalam bentuk
operasional yang berjalan tidak efisien dan pencapaian tujuan yang tidak efektif
maupu kegagalan perusahaan dalam menerapkan berbagai ketentuan dan peraturan
serta kebijakan yang ditetapkan.
2. Prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit
Audit merupakan prasyarat yang harus dilakukan sebelum penilaian dilakukan.
3. Pengungkapan dalam laporan mengenai temuan-temuan yang bersifat positif
Memberikan penilaian objektif terhadap objek yang diaudit.
4. Identifikasi individu-individu yang bertanggung jawab atas kekurangan-kekurangan
yang terjadi.
5. Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggungjawab. Walaupun
auditor tidak berkewenangan memberi sanksi, tetapi auditor dapat memberikan
pertimbangan sanksi yang tepat yang akan diberikan pada pihak yang bertanggunng
jawab.
6. Pelanggaran hukum
Walaupun bukan tugas utama seorang auditor melakukan penyelidikan terhadap
pelanggaran hokum, auditor harus segera melaporkan temuan pelangaran.
7. Penyelidikan atau pencegahan kecurangan.
Apabila terjadi kecurangan atau (fraud), maka auditor harus member perhatiandan
penyelidika yang lebih dalam terhadap hal tersebut, diharapkan kecurangan tidak
terjadi lagi.
Ada lima jenis opini yang bisa diberikan oleh auditor setelah selesai melakukan
pengauditan atas laporan keuangan perusahaan klien. Kelima jenis opini tersebut adalah :
Kewajaran penyajian laporan keuangan tentang posisi keuangan dan hasil usaha suatu
organisasi, dan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, jika memenuhi
kondisi sebagai berikut :
a. Laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum
b. Adanya penjelasan jika terjadi perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima
umum
c. Adanya penjelasan yang cukup mengenai informasi dalam catatan-catatan yang
mendukung dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum.
Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan oleh auditor
sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang
memerlukan penjelasan. Tetapi laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi
keuangan dan hasil usaha perusahaan.
Dengan pendapat ini, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara
wajar, dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas sesuai
dengan prinsip akntansi berterima umum, kecuali untuk dampak hal-hal yang
dikecualikan. Pendapat ini diberikan apabila :
a. Tidak ada bukti yang kompeten yang cukui, atau adanya pembatasan lingkup audit
yang material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.
Yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa auditor tidak dapat
menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualiaan
b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip
akuntansi berterima umum dan berdampak material tetapi mempengaruhi laporan
keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan
yang tidak memadai maupun perubahan dalam prinsip akuntansi.
4) ualified Opinion (Pendapat wajar dengan pengecualian)
Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar
posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum. Auditor harus menjelaskan alas an yang mendukung pendapat tidak wajar dan
dampak utama dari hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar.
Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika lingkup auditnya tidak dibatasi,
sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung
pendapatnya. Jika pendapat ini diberikan, berarti informasi yang disajikan klien dalam
laporan keuangan tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai untuk pengambilan
keputusan oleh pemakai informasi keuangan.
Salah satu faktor yang menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat adalah
adanya pembatasan terhadap lingkup audit, baik oleh klien maupun karena kondisi
tertentu, sehingga auditor tidak memperoleh bukti yang cukup tentang kewajaran laporan
auditnya dan adanya hubungan istimewa antara auditor dengan kliennya.
a. Lingkungan pemasaran
Menekankan audit pada analisis ekonomi makro yang berpengaruh baik secara
langsung maupun tidak langsung kepada aktivitas pemasaran perusahaan.
b. Strategi pamasaran
Menekankan pada penelaahan strategi pemasaran
c. Organisasi pemasaran
Menekankan pada penilaian terhadap kemampuan struktur organisasi pemasaran
dalam menerapkan strategi yang telah ditetapkan
d. Produktivitas Pemasaran
Menekankan pada pengujian terhadap berbagai program / aktivitas pemasaran dan
pengeluaran biaya yang beraitan dengan hal itu.
e. Fungsi Pemasaran Menekankan audit pada penilaian terhadap berbagai unsure
bauran pemasaran (marketing mix) yang telah ditetapkan perusahaan.
2. Audit Manajemen pada Fungsi Produksi dan Operasi
Bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap ketaatan perusahaan dalam
menerapkan berbagai aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan dalam operasi
perusahaan, serta guna menilai ekonomisasi dan efisiensi pengelolaan sumber daya
dan efektivittas pencapaian tujuan perusahaan. Ruang lingkupnya meliputi:
a. Perencanaan produksi
b. Pengendalian kualitas ( quality control)
c. Produktivitas dan efisiensi
d. Metode dan standar kerja
e. Pemeliharaan peralatan
f. Organisasi manajemen produksi dan operasi
g. Plant dan Layout
3. Audit Manajemen pada Fungsi Sumber Daya Manusia
Bertujuan untuk menilai apakah kebutan SDM suatu perusahaan sudah terpenuhi
dengan cara yang hemat, efisiensi, dan efektif. Ruang lingkup pada audit ini
mencakup keseluruhan dari proses SDM yang meliputi :
a. Perencanaan tenaga kerja
b. Rekruitmen karyawan
c. Seleksi
d. Orientasi dan penempatan
e. Pelatihan dan penempatan
f. Penilaian kerja
g. Pengembangan karier
h. Sistem imbalan dan kompensasi
i. Perlindungan karyawan
j. Hubungan karyawan
k. Pemutusan hubungan kerja (PHK)
4. Audit Manajemen pada Fungsi Sistem Informasi
Menekankan pada penilaian terhadapp keandalan system informasi yang dimiliki
perusahaan untuk menghasilkan berbagai informasi yang diperlukan secara akurat dan
tepat waktu.Ruang lingkup audit ini meliputi:
a. Dukungan satuan pengolahan data
b. Perncanaan pengolahan data
c. Organisasi pengolahan data
d. Pengendalian pengolahan data
5. Audit Manajemen Lingkungan
Tujuan utama audit pada fungsi ini adalah untuk menilai sejauh mana perusahaan
telah nelaksanakan tanggung jawab lingkungannya. Tujuan audit pada fungsi ini
mencakup baik tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan internalnya.
6. Audit Sistem Manajemen Kualitas
Audit system kepastian kualitas bertujuan untuk menilai apakah system kepastian
kualitas yang diterapkan perusahaan telah mampu memadu proses operasi perusahaan
untuk dapat mencapai kualitas produk yang sesuai dengan standart yang telah ditetap
kan. Produk yang memenuhi standar kualitas pada dasarnya adalah produk yang
sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
7. Audit Manajemen Bidang Perpajakan
Fungsi perpajakannya pada perusahaan sebenarnya bukan hanya bagaimana
perusahaan melaksanakan kewajiban perpajakannya secara sesuai dengan peraturan
dan perundangundangan perpajakan yang berlaku, tetapi yang tidak kalah pentingnya
adalah bagaimana perusahaan mengelola fungsi ini untuk meminimalkan kewajiban
perpajakannya.
DAFTAR PUSTAKA
1Erfan Erfiansyah;, & Kurnia, I. (2018). Peranan Auditor Internal Terhadap Kualitas
Pelaporan Keuangan. VOL. 2 NO. 2 JANUARI - JUNI 2018 e-ISSN: 2621-5306 VOL.
III NO. 1 JANUARI - JUNI 2018 p-ISSN: 2541-5255. file:///C:/Users/USER
AK/Downloads/21-Article Text-57-1-10-20180613.pdf
Hamdi1, A., & Vita Fitria Sari2. (2019). Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional Dan
Dukungan Manajemen Terhadap Efektivitas Fungsi Audit Internal. Jurnal Eksplorasi
Akuntansi Vol. 1, No 3, Seri A, Agustus 2019. file:///C:/Users/USER
AK/Downloads/113-Article Text-157-1-10-20190810.pdf
Harsono, D. (2014). Audit Manajemen Fungsi Persediaan Untuk Mendeteksi Dan Mencegah
Kecurangan (Studi Kasus Pada Cv. Harko Jaya Offset). Cendekia Akuntansi Vol. 2 No.
1 – Januari 2014 ISSN 2338-3593. file:///C:/Users/USER AK/Downloads/Akuntansi-
Cendekia-vol2no1jan2014-02.DidaHarsono.pdf
Suharli1, M. (n.d.). Audit Finansial, Audit Manajemen, Dan Sistem Pengendalian Intern.
file:///C:/Users/USER
AK/Downloads/Audit_Finansial_Audit_Manajemen_Dan_Sist.pdf