Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AUDIT MANAJEMEN
PELAPORAN

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Kurnia Sandi (C30117212)


Chan Drego Manurung (C30118497)
Miftahul Khofifah (C30119055)
Silvana R. Oli’I (C30119060)
Shanabila (C30119063)
Firmansyah Tandju (C30119194)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah dengan
judul “Pelaporan” ini dapat tersusun hingga selesai. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi penugasan mata kuliah Audit Manajemen sekaligus bertujuan agar menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman maka kami
yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

Cover……………………………………………………………………………………………1
Kata Pengantar…………………………………………………………………………...........2
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….….3
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………….4
A. Latar Belakang……………………………………………………………………..4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….4
C. Tujuan………………………………………………………………………………4
Bab II Pembahasan……………………………………………………………………………7
A. Kertas Kerja Audit………………………………………………………………...6
B. Program Kerja Audit………………………………………………………………9
C. Pelaporan……………….………………………………………………………….12
Bab III Penutup………………………………………………………………………………15
Kesimpulan……………………………………………………………………………15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelaporan hasil audit merupakan komponen utama dalam komunikasi dari audit internal
tentang hasil audit. Untuk mengkomunikasikan hasil audit diperlukan susunan laporan, dimana
hasil audit disusun untuk disajikan dengan rinci dan jelas terkait seluruh kegiatan proses audit
internal. Laporan audit merupakan produk akhir yang paling penting dari proses audit internal dan
akses utama untuk menggambarkan aktivitas audit internal bagi pemangku kepentingan, baik di
dalam maupun di luar perusahaan. Laporan audit memberikan bukti tentang karakter profesional
dari kegiatan audit internal dan memungkinkan orang lain untuk mengevaluasi kontribusi ini.
Laporan audit yang efektif tentu saja harus didukung oleh pekerjaan audit berkualitas tinggi, tetapi
pekerjaan audit yang sama dapat dibatalkan oleh laporan yang ditulis dengan buruk atau tidak
disiapkan dengan baik. Penyusunan laporan yang jelas dan efektif harus menjadi perhatian utama
bagi auditor internal di semua tingkatan, dari Chief Audit Executive (CAE) hingga anggota staf
tim audit (Moeller, 2015)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi kertas kerja audit?


2. Apa manfaat kertsa kerja audit?
3. Bagaimana bentuk dan isi kertas kerja audit?
4. Bagaimana pengorganisasian kertas kerja audit?
5. Bagaimana program kerja audit?
6. Bagaimana pelaporan hasil audit?

C. TUJUAN

1. Mengetahui definisi kertas kerja audit


2. Mengetahui manfaat kertsa kerja audit

4
3. Mengetahui bentuk dan isi kertas kerja audit
4. Mengetahui pengorganisasian kertas kerja audit
5. Mengetahui program kerja audit
6. Mengetahui pelaporan hasil audit

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. KERTAS KERJA AUDIT


Kertas Kerja Audit (KKA) merupakan catatan-catatan yang dibuat dan data-data yang
dikumpulkan auditor secara sistematis pada saat melaksanakan tugas audit. Untuk memberikan
gambaran yang lengkap terhadap proses audit, KKA harus mencerminkan langkah-langkah kerja
audit yang ditempuh, pengujian-pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan
kesimpulan hasil audit.

Manfaat Kertas Kerja Audit


Setiap auditor wajib membuat KKA pada saat melaksanakan tugas audit. Manfaat utama dari KKA
antara lain :
1. Merupakan dasar penyusunan laporan hasil audit
2. Merupakan alat bagi atasan untuk me-review dan mengawasi pekerjaan para pelaksana
audit
3. Merupakan alat pembuktian dari laporan hasil audit
4. Menyajikan data untuk keperluan referensi
5. Merupakan salah satu pedoman untuk tugas audit berikutnya
Begitu pentingnya KKA bagi suatu penugasan audit, maka penyusunan KKA oleh auditor harus
memenuhi syarat-syarat, antara lain :
1. Lengkap
2. Bebas dari kesalahan
3. Didasarkan atas fakta dan argumentasi yang rasional
4. Sistematis, bersih, mudah dipahami, dan diatur dengan rapi
5. Memuat hal-hal penting yang relevan dengan audit
6. Mempunyai tujuan yang jelas
7. Sedapat mungkin hindari pekerjaan menyalin ulang serta ;
8. Dalam setiap kertas kerja harus mencantumkan kesimpulan hasil audit dan komentar atau
catatan reviewer

6
Bentuk dan Isi Kertas Kerja Audit
Bentuk KKA pada audit manajemen menekankan terhadap bagaimana menyiapkan temuan-
temuan audit untuk digunakan dalam penyusunan laporan audit. Secara lebih terperinci, bentuk
KKA pada audit manajemen adalah sebagai berikut :
1. Pada sampul KKA ditulis “Kertas Kerja Audit” kemudian mengikuti di bawahnya :
Nama objek audit : Tulis nama perusahaan atau unit yang diaudit
Program/aktivitas yang diaudit : Tulis program/aktivitas yang diaudit
Periode audit : Tulis Periode program/aktivitas yang diaudit
2. Halaman pertama KKA adalah daftar isi dari KKA tersebut
3. Halaman berikutnya secara berurutan adalah :
a. Daftar simbil audit (tick mark) disertai penjelasannya
b. Tembusan surat tugas
c. Program kerja audit
d. Kelompok-kelompok kertas kerja
Isi dan pengelompokkan kertas kerja disusun sebagai berikut :
Kelompok I – AUDIT PENDAHULUAN, meliputi :
Subkelompok 1 : Program kerja audit pendahuluan
Subkelompok 2 : Hasil audit pendahuluan, meliputi :
i. Informasi umum tentang program/aktivitas yang diaudit
ii. Penelahaan berbagai peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan program aktivitas
yang diaudit
iii. Ikhtisar hasil temuan audit pendahuluan
Kelompok II – REVIEW DAN PENGUJIAN PENGENDALIAN MANAJEMEN
Subkelompok 1 : Program kerja audit atas Review dan Pengujian Pengendalian
Manajemen termasuk Internal Control Questionnaire (ICQ) yang
digunakan
Subkelompok 2 : Hasil audit atas Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen :
i. Penelaahan terhadap peraturan berbagai peraturan dan kebijakan yang berlaku pada
objek audit
ii. Ikhtisar hasil temuan audit atas Review dan Pengujian Pengendalian manajemen
Kelompok III – AUDIT LANJUTAN, meliputi :

7
Subkelompok 1 : Program kerja audit lanjutan
Subkelompok 2 : Hasil audit lanjutan, terdiri atas :
i. Pengembangan temuan
ii. Daftar temuan dan rekomendasi
Kelompok IV – LAPORAN HASIL AUDIT, meliputi :
Konsep laporan hasil audit dan tembusan laporan hasil audit

Pengorganisasian Kertas Kerja Audit


Pengorganisasian KKA harus selalu dikaitkan dengan tujuan audit utama (primary audit objective)
atau subtujuan audit yang ditetapkan auditor. Pengelompokkan KKA harus didasarkan pada
sasaran utama atau subtujuan audit yang telah ditetapkan. Untuk mempermudah pengelompokkan
dan untuk menunjukkan dengan jelas keterkaitan masing-masing kelompok, maka dalam
penyusunan KKA perlu ditentukan system pemberian indeks dan system klasifikasi KKA. KKA
pada audit manajemen mengelompokkan bukti-bukti yang diperoleh sesuai dengan elemen tujuan
audit. Dengan demikian, setiap KKA akan menyajikan temuan kelompok kriteria, penyebab, dan
akibat, baik dalam bentuk temuan yang bersifat terperinci maupun kesimpulan untuk masing-
masing elemen tujuan audit tersebut. Secara lebih jelas, organisasi KKA disajikan pada bagan
berikut :

Temuan-Temuan
Kriteria

Temuan-Temuan Kesimpulan Temuan-Temuan


Penyebab Audit Akibat

8
B. PROGRAM KERJA AUDIT
Program kerja audit merupakan rencana dan langkah kerja yang harus dilakukan selama audit,
yang didasrakan atas tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta informasi yang ada tentang
program/aktivitas yang diaudit. Ada beberapa manfaat dari penyusunan program kerja audit, antara
lain :
1. Merupakan suatu rencana yang sistematis tentang setiap tahap kegiatan yang bisa
dikomunikasikan kepada semuan tim audit
2. Merupakan landasan yang sistematis dalam memberikan tugas kepada para auditor dan
supervisornya
3. Sebagai dasar untuk membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah
disetujui dan dengan standar serta persyaratann yang telah ditetapkan
4. Dapat membantu para auditor yang belum berpengalaman dan membiasakan mereka
dengan ruang lingkup, tujuan serta langkah-langkah kegiatan audit
5. Dapat membantu auditor untuk mengenali sifat pekerjaan yang telah dikerjakan
sebelumnya
6. Dapat mengurangi sifat pengawasan langsung oleh supervisor

Program kerja audit disusun untuk setiap tahapan audit yang dilakukan. Program kerja audit
pendahuluan mencakup pengumpulan informasi umum tentang objek yang diaudit, cara
pelaksanaan prosedur, dan system oprasional yang ditetapkkan dalam perusahaan tersebut. Dalam
tahap audit ini, auditor harus melakukan pengujian pendahuluan (preliminary test) atas informasi
yang diperoleh untuk mengidentifikasi aktivitas yang masih memerlukan perbaikan. Identifikasi
ini disebut possible audit objective. Hasil identifikasi ini kemudian dianalisis untuk menentukan
informasi yang dapat berkembang menjadi tujuan audit sementara (tentative audit objective). Dari
bukti-bukti sasaran sementara ini auditor kemudian menetapkan langkah-langkah kerja spesifik
yang diperlukan untuk tahap audit berikutnya untuk mendukung tentative audit objective menjadi
definitive audit objective. Pada tahap audit pengujian dan review atas pengendalian manejemen,
program kerja audit biasanya memuat langkah-langkah audit yang bertujuan untuk menemukan
bagian-bagian yang mengandung kelemahan pada Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) yang
diterapkan objek audit. Langkah-langkah kerja audit pada tahap ini harus mengarahkan auditor
tidak hanya memperoleh informasi tentang keandalan sistem pengendalian manajemen tetapi juga

9
memperoleh bukti-bukti yang diperlukan untuk merumuskan secara tepat tujuan audit sementara
menjadi tujuan audit sesungguhnya (definitive audit objective). Sementara program kerja audit
untuk tahap audit lanjutan, memuat langkah-langkah terperinci untuk mendapatkan bukti yang
cukup, material dan relevan dalam mendukung temuan-temuan yang menjadi dasar rekomendasi
(perbaikan). Program kerja audit pada tahap audit ini harus memberikan panduan kepada auditor
dalam pengembangan temuan yang dilakukannya.
Setiap program kerja audit biasanya mengandung empat hal pokok berikut :
1. Informasi pendahuluan, yang memuat :
a. Informasi latar belakang mengenai program/aktivitas yang diaudit yang berguna
bagi para auditor dalam memahami dan melaksanakan program kerja auditnya.
Bagian ini harus disajikan seringkas mungkin
b. Komentar berbagai pihak yang berkompeten berkaitan dengan tujuan audit,
termasuk komentar auditor tersendiri
2. Pernyataan tujuan audit, menyajikan tentang :
a. Tujuan yang ingin dicapai berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi dan
perbaikan yang diharapkan dapat tercapai.
b. Cara pendekatan audit yang dipilih
c. Pola pelaporan yang dikehendaki
3. Instruksi-instruksi khusus
4. Langkah-langkah kerja
Memuat tentang pengarahan-pengarahan khusus pelaksanaan tugas audit sesuai dengan
tahapan auditnya, yaitu :
a. Audit pendahuluan, meliputi :
1) Pembicaraan pendahuluan dengan objek yang diaudit
2) Pengumpulan informasi umum, penelahaan peraturan, evaluasi prosedur
kerja, dan sistem oprasional
3) Tes pendahuluan atas informasi yang diperoleh guna mengidentifikasi
tujuan audit sementara
4) Pembuatan ikhtisar hasil audit pendahuluan
b. Review dan pengujian pengendalian manajemen, meliputi :
1) Pengujian pengendalian manajemen

10
2) Pembuatan ikhtisar hasil temuan pengujian pengendalian manajemen
c. Audit lanjtuan, meliputi :
1) Pengembangan temuan hasil pengujian pengendalian manajemen
2) Penyajian hasil audit lanjutan (daftar temuan)
3) Pembahasan temuan dengan penanggung jawab audit
4) Pembahasan hasil audit lanjutan dengan objek audit
5) Penyusunan rekomendasi
Catatan : semua langkah kerja disusun dalam bentuk instruksi
Begitu pentingnya fungsi program kerja audit dalam audit manajemen, maka penyusunan program
kerja audit harus dibuat sedemikian rupa agar bisa digunakan sebagai sarana pengendalian
pelaksanaan audit. Berikut ini disajikan beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam
menyusun program kerja audit :
1. Tujuan audit harus dinyatakan secara jelas dan harus dapat dicapai atas dasar pekerjaan
yang direncanakan dalam program kerja audit
2. Program kerja audit harus disusun sesuai dengan penugasan yang bersangkutan
3. Setiap langkah kerja harus berbentuk instruksi-instruksi mengenai pekerjaan yang harus
dilakukan
4. Setiap langkah kerja harus merinci pekerjaan yang harus dilakukan disertai alasan-
alasannya
5. Program kerja audit harus menggambarkan urutan prioritas langkah-langkah kerja yang
harus dilaksanakan
6. Program kerja audit harus fleksibel dan setiap perubahan yang dilakukan harus dengan
persetujuan atasan auditor
7. Program kerja audit hendaknya hanya berisi informasi yang perlu untuk melaksanakan
audit dan evaluasi secara tepat
8. Program kerja audit tidak boleh memuat perintah untuk memperoleh informasi yang telah
ada dalam permanent file
9. Program kerja audit harus menyertakan taksiran-taksiran waktu yang diperlukan sesuai
dengan rencana kerja audit untuk melaksanakan kegiatan yang bersangkutan
10. Program kerja audit disiapkan oleh ketua tim audit dan harus dibahas bersama-sama
dengan pengawas dan seluruh anggota tim audit

11
C. PELAPORAN

PENYAJIAN LAPORAN MENGIKUTI ARUS INFORMASI


Dalam cara ini, auditor menyajikan hasil auditnya dalam laopran berdasarkan informasi yang
diperoleh sesuai dengan tahapan-tahapan audit yang dilakukan. Seperti diketahui, seorang auditor
memperoleh informasi melalui tahapan-tahapan audit sebagai berikut :
1. Pengumpulan informasi latar belakang pada tahap audit pendahuluan
2. Menetapkan tujuan audit yang sesungguhnya (definitive audit objective) berdasarkan hasil
review dan pengujian terhadap sistem pengendalian manajemen
3. Pengumpulan bukti-bukti audit pengembangan temuan yang berkaitan dengan tujuan audit,
pada tahap audit lanjutan
4. Menarik kesimpilan berdasarkan bukti-bukti (temuan) audit yang berhasil dikumpulkan
5. Merumuskan rekomendasi
6. Menyatakan ruang lingkup audit yang telah dilakukan
Sesuai dengan tahap audit, auditor mengorganisasikan laporan hasil auditnya berdasarkan apa saja
yang dilakukan dan yang ditemukan selama melaksanakan tahapan-tahapan audit

PENYAJIAN LAPORAN YANG MENITIKBERATKAN PADA KEPENTINGAN


PENGGUNA
Penyajian dengan menggunakan cara ini menitikberatkan pada kepentingan para pengguna laporan
hasil audit. Umumnya para pengguna laporan lebih berkepentingan terhadap temuan auditnya
daripada bagaimana auditor melakukan audit. Dengan demikian dibutuhkan penyajian laporan
yang dapat menjawab pertanyaan pengguna laporan dengan cepat, biasanya berupa kesimpulan
atas audit yang dilakukan auditor. Dalam penyajian ini, auditor mengikuti format sebagai berikut:
1. Informasi latar belakang
2. Kesimpulan audit disertai dengan bukti-bukti yang cukup untuk mendukung kesimpulan
audit
3. Rumusan rekomendasi
4. Ruang lingkup audit
Tujuan audit manajemen adalah untuk menemukan kekurangan/kelemahan dalam pengelolaan
berbagai program/aktivitas dalam perusahaan, nbiasanya pengguna laporan lebih berkepentingan

12
pada hasil audit (temuan audit) yang merupakan indikasi terjadinya berbagai
kekurangan/kelemahan dalam pengelolaan program/aktivitas dalam perusahaan. Oleh karena itu,
dalam buku ini penyajian laporan diarahkan pada cara penyajian yang kedua yaitu penyajian
laporan yang menitikberatkan pada kepentingan pengguna.

Informasi Latar Belakang


Informasi latar belakang merupakan informasi umum tentang perusahaan dan program/aktivitas
yang diaudit. Pada bagian ini auditor harus mampu memberikan gambaran umum tentang tujuan
dan karakteristik perusahaan serta program/aktivitas yang diaudit, sifat, ukuran program, serta
organisasi manajemennya. Pada bagian ini juga disajikan apa alsan yang mendasari dialkukannya
audit manajemen.

Rumusan Rekomendasi
Rekomendasi merupakan saran perbaikan yang diberikan auditor atas berbagai
kekurangan/kelemahan yang terjadi pada program/aktivitas yang daudit. Auditor harus
memberikan rekomendasi kepada atasan dari pengelola program/aktivitas yang diaudit.
Rekomendasi haarus disertakan dalam laporan hasil audit. Setiap rekomendasi yang diajukan oleh
auditor harus dilengkapi dengan analisis yang menyangkut adanya peningkkatan ekonomisasi,
efisiensi, atau efektivitas yang akan dicapai pada pelaksanaan program/aktivitas serupa di masa
depan atau juga termasuk berbagai kemungkinan kerugian yang akan terjadi pada perusahaan jika
rekomendasi tersebut tidak dilaksanakan. Agar mudah dipahami oleh pengguna laporan,
rekomendasi seharuusnya disusun dengan kalimat yang opersaional dan tidak teoretis.
Walaupun pelaksanaan rekomendasi tersebut sepenuhnya merupakkan kewenangan
manajemen perusahaan, sebenarnya auditor juga berkepentingan terhadap dilaksanakannya
rekomendasi tersebut. Oleh karena itu, dalam proses audit komunikasi yang konstruktif harus
dilakukan oleh auditor dengan berbagai pihak yang ada dalam perusahaan terutama yang
berkaitan dengan program/aktivitas yang diaudit. Pengomunikasia hasil temuan mutlak harus
dilakukan dimana auditor harus mendapatkan komentar yang seimbang berkaitan dengan berbagai
temuan (terutama yang menyangkut kelemahan pengelolaan) dari berbagai pihak yang
berhubungan dengan permasalahan tersebut. Sebelum mengajukan rekomendasi final di dalam
laporannya, auditor terlebih dahulu harus mendiskusikannya dengsn pihak-pihak berkepentingan.

13
Dengan demikian diharapkan rekomendasi tersebut diterima dan dilaksanakan dengan penuh
komitmen dan tanpa keterpaksaan.

Ruang Lingkup Audit


Ruang lingkup audit menunujukkan berbagai aspek dari program/aktivitas yang diaudit dan
periode waktu dari program/aktivitas yang diaudit oleh auditor.pada bagian ini juga harus harus
disajikan seberapa mendalam audit tersebut dilakukan. Untuk hal-hal yang tidak termasuk dalam
ruang lingkup audit ini, sebaiknya tidak disajikan di dalam laporan yang dibuat supaya tidak
mengaburkan pemahaman pengguna laporan terhdap hasil audit yang disajikan auditor.

14
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Laporan hasil audit adalah media yang digunakan oleh auditor internal untuk
mengkomunikasikan hasil audit kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan maksud
menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan oleh manajemen terkait dengan temuan audit,
kesimpulan dan rekomendasi hasil penugasan audit (Rustendi, 2017). Menurut The IIA (2016)
dalam International Standards for Profesional Practice of Internal Auditing yang dikutip oleh
Rustendi (2017) menyatakan bahwa pada aktivitas penjaminan, kepala bagian audit internal harus
menetapkan proses tindak lanjut untuk memantau dan memastikan bahwa manajemen senior telah
melaksanakan tindakan perbaikan secara efektif, atau menerima risiko untuk tidak melaksanakan
tindakan perbaikan. Sementara itu pada aktivitas konsultasi, kepala bagian audit internal harus
memantau disposisi hasil penugasan seperti yang disepakati dengan klien (statement 2500-2600).
Tindak lanjut audit adalah langkah-langkah yang harus diambil oleh auditor setelah laporan audit
diserahkan kepada auditee. Tindak lanjut audit merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi dan
mendokumentasikan kemajuan auditee dalam melaksanakan rekomendasi audit (Wahyudi,
2016b).

15
16

Anda mungkin juga menyukai