Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AUDIT MANAJEMEN
PELAPORAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit Manajemen
Dosen :

Disusun Oleh:
1) Alan Dwi Zein Nur Yunus (02)
2) Angela Christa Meydita (04)
3) Bondan Tri Anggono P (07)
4) Dwi Anita Ningrum (09)
5) Moch Rachmansyah Aliyul A. (19)
6) Siti Nurrochani (28)
7) Sofya Hartaningtyas (29)

PROGRAM STUDI DIV AKUNTANSI MANAJEMEN


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
MALANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana tujuan dari audit manajemen untuk mengidentifikasi kegiatan,
program, dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan
rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapaiperbaikan atas pengelolaan
berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut. Dengan audit manajemen
mampu dinilai ekonomisasi, efektvitas, dan efisiensi dalam suatu perusahaan.
pelaksanaan audit manajemen melalui tahapan-tahapan tertentu dan pada akhirnya
akan melahirkan sebuah alaporan yang lazim dikenal sebagai laporan audit
manajemen. Pelaporan tersebut merupakan akhir dari proses audit. Dengan kata lain,
pelaporan adalah hasil dari proses audit yang telah dilakukan. Dalam pelaporan
terdapat hal-hal yang akan menjadi informasi penting bagi manajemen perusahaan
agar berbenah. Dan juga terdapat rekomendasi yang akan membantu manajemen
mengambil keputusan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah bahwa
1. Apa Kertas Kerja Audit?
2. Bagaimana Program Kerja Audit?
3. Bagaimana cara-cara penyajian laporan audit manajemen?

C. Tujuan
Tujuan utama dari penulisan adalah untuk mendeskripsikan lebih dalam
mengenai kertas kerja audit, program kerja audit, serta laporan audit manajemen dan
juga untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen.

2
BAB II
PEMBAHASAN

PELAPORAN

Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Laporan audit
merupakan ringkasan hasil pekerjaan audit yang menginformasikan kelemahan-kelemahan
manajemen dan menunjukkan cara untuk memperbaikinya. Dalam laporan audit manajemen
mencakup:

1. Rekomendasi perubahan prosedur dan standar.


2. Menunjukan bagian-bagian yang beresiko.
3. Menyajikan penilaian atas sistem dan prosedur.

Laporan audit manajemen harus berkualitas, adapun standar kualitas laporan audit
manajemen yakni:

a) Langsung artinya penyampaian dalam penulisan isinya tidak berbelit-belit dan


menggunakan kalimat pembuka yang bersifat konklusif.
b) Laporan yang ringkas artinya dalam laporan audit hanya tercermin informasi-
informasi yang relevan dan laporan disusun berdasarkan prioritas informasi sesuai
tingkat signifkasinya.
c) Sesuai kondisi artinya dalam bentuk penyajiannya haruslah sesuai dengan
pembacanya, gaya bahasa ataupun nadanya haruslah mampu dimengerti oleh
pembaca.
d) Persuasif artinya laporan harus menunjukan dukungan dari semua data-data
pendukunganya dan kesimpulan yang ada. Rekomendasi yang disarankan bermanfaat
bagi pembaca.
e) Konstrukif. Dalam hal ini, laporan lebih menekankan pada penyebab dan bukan
gejalanya, kemudian terdapat temuan yang positif dan juga negatif.
f) Orientasi pada hasil. Dalam laporan audit, orientasi utamanya memberikan solusi
dan sebaiknya menjelaskan tindakan yang telah diambil manajemen.
g) Menarik
h) Tepat waktu
i) Laporan yang disusun diusahakan seimbang dengan biaya yang digunakan.

Pelaporan adalah bagian akhir dari proses audit manajemen. Laporan audit manajemen
tidak dibuat atau disajikan secara sembarangan tetapi terdapat cara-cara penyajian laporan

3
audit manajemen yakni ada dua cara penyajian laporan audit manajemen, yaitu:

a. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh dalam setiap tahapan
audit.
b. Cara penyajian yang arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepada
kepentingan para pembaca (pengguna) laporan.

A. PENYAJIAN LAPORAN MENGIKUTI ARUS INFORMASI

Dalam cara ini, auditor menyajikan hasil auditnya dalam laporan berdasarkan informasi
yang diperoleh sesuai dengan tahapan-tahapan audit, auditor mengorganisasikan laporan hasil
auditnya berdasarkan apa saja yang dilakukan dan yang ditemukan selama melaksanakan
tahapan-tahapan audit. Seorang auditor memperoleh informasi melalui beberapa tahapan
sebagai berikut:

1) Pengumpulan Informasi latar belakang pada tahap audit pendahuluan.


2) Menetapkan tujuan audit sesungguhnya (definitive audit objective) berdasarkan hassil
review dan pengujian terhadap sistem pengendalian manajemen.
3) Pengumpulan bukti-bukti audit dan pengembangan temaun berkaitan dengan tujuan
audit, pada tahap audit lanjutan.
4) Menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti (temuan) audit yang berhasil
dikumpulkan.
5) Merusmuskan rekomendasi.
6) Menyatakan ruang lingkup audit yang telah dilakukan.

B. PENYAJIAN LAPORAN YANG MENITIKBERATKAN PADA KEPENTINGAN


PENGGUNA

Penyajian dengan cara ini menitikberatkan pada kepentingan para pengguna laporan hasil
audit. Umumnya para pengguna laporan lebih berkepentingan terhadap temuan auditnya
daripada bagaimana auditor melakukan audit. Dengan demikian dibutuhkan penyajian
laporan yang dapat menjawab pertanyaan pengguna laporan dengan cepat, biasanya berupa
berupa kesimpulan atas audit yang dilakukan auditor. Dalam penyajian ini, auditor mengikuti
format sebagai berikut:

1) Informasi latar belakang.


2) Kesimpulan audit disertai dengan bukti-bukti yang cukup untuk mendukung
kesimpulan audit.
3) Rumusan rekomendasi.
4) Ruang lingkup audit.
4
Tujuan audit manajemen adalah untuk menemukan kekurangan/kelemahan dalam
pengelolaan berbagai program/aktivitas dalam perusahaan, biasanya pengguna laporan lebih
berkepentingan pada hasil audit (temuan audit) yang merupakan indikasi terjadinya berbagai
kekurangan/kelemahan dalam pengelolaan program/aktivitas dalam perusahaan.

1. INFORMASI LATAR BELAKANG

Informasi latar belakang merupakan informasi umum tentang perusahaan dan


program /aktivitas yang diaudit. Pada bagian ini auditor harus mampu memberikan
gambaran umum tentang tujuan dan karakteristik perusahaan serta program/aktivitas yang
diaudit, sifat, ukuran program, serta organisasi manajemennnya. Pada bagian ini juga
disajikan apa alasan yang mendasari dilakukannya audit manajemen.

2. KESIMPULAN DAN TEMUAN AUDIT

Untuk meyakinkan pengguna laporan audit, auditor harus menyajikan temuan-temuan


yang diperoleh sebagai pendukung setiap kesimpulan yang dibuat. Kesimpulan dalam
audit manajemen selalu dibuat berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh pada saat
melakukan audit, baik itu temuan yang berhubungan dengan kriteria, penyebab, maupun
akibat. Dalam menyajikan temuan audit, auditor harus memerhatikan hal-hal sebagai
berikut:

1) Judul bab harus mengidentifikasikan pokok persoalan dan sedapat mungkin juga arah
dari temuan.
2) Pokok-pokok setiap temuan harus diikhtisarkan secara singkat dan harus
mengungkapkan kepada pengguna akan adanya uraian yang mendukung dan
menjelaskan pokok-pokok temuan tersebut.
3) Auditor harus menggambarkan kepada pengguna laporan tentang hal-hal yang
ditemukan baik bersifat negatif maupun positif, apa penyebab, dan akibat dari temuan
tersebut.
4) Dalam penyajian temuan auditor juga harus mempertimbangkan dan mengevaluasi
komentar para pihak yang berkaitan dengan program/aktivitas yang diaudit.
5) Semua penyajian temuan harus diakhiri dengan suatu pernyataan yang menjelaskan
sikap akhir auditor atas dasar pertimbangan yang matang terhadap informasi yang
diperoleh.

3. RUMUSAN REKOMENDASI

5
Rekomendasi merupakan saran perbaikan yang diberikan oleh auditor atas berbagai
kekurangan/kelemahan yang terjadi pada program/aktivitas yang diaudit. Auditor harus
memberikan rekomendasi kepada atasan dari pengelola program /aktivitas yang diaudit.
Rekomendasi harus disertakan dalam laporan hasil audit. Setiap rekomendasi diajukan ole
auditor harus dilengkapi dengan analisis yang menyangkut adanya peningkatan
ekonomisasi, efisiensi, atau efektifitas yang akan dicapai dalam pelaksanaan
program/aktivitas serupa di masa depan atau juga termasuk berbagai kemungkinan
kerugian yang akan terjadi pada perusahaan jika rekomendasi tersebut tidak dilaksanakan.
Agar mudah dipahami oleh pengguna laporan rekomendasi seharusnya disusun dengan
kalimat yang operasional dan tidak teoritis.

4. RUANG LINGKUP AUDIT

Ruang lingkup audit menunjukkan berbagai aspek dari program/aktivitas yang diaudit
dan periode waktu dari program/aktivitas yang diaudit oleh auditor. Pada bagian ini harus
disajikan seberapa mendalam audit tersebut dilakukan. Untuk hal-hal yang tidak masuk
dalam ruang lingkup audit ini, sebaiknya tidak disajikan di dalam laporan yang dibuat
agar tidak mengaburkan pemahaman pengguna laporan terhadap hasil audit yang
disajikan auditor.

Berikut ini disajikan contoh laporan audit manajemen yang menilai ekonomisasi,
efisiensi dan efektivitas aktivitas Pengelolaan Piutang disebuah rumah sakit. Nama
perusahaan dalam contoh ini merupakan nama perusahaan fiktif, tetapi proses audit dan
hasilnya merupakan kejadian yang sebenarnya.

6
Contoh Laporan Audit Manajemen

Surabaya, 01 april 2009

No : 054/KAP/IV/2009
Lampiran : 3 eksemplar
Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen

Kepada
Yth, Direktur RS. Puri Santika
Di Surabaya
Kami telah melakukan audit atas pengelolaan piutang pada Rumah Sakit Puri Santika
untuk periode 2007/2008. Audit kami tidak dmaksudkan untuk memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan
pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai
ekonominisasi (kehematan), efesiensi (daya guna), dan efektifitas (hasil guna). Pengelolaan
piutang yang dilakukan dan memberikan saran perbaikan atas kelemahan pelayanan yang
ditemukan selama audit, sehingga diharapkan di masa yang akan datang dapat dicapai
perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih
ekonomis, efisien, dan lebih efektif dalam mencapai tujuan:
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Kesimpulan Audit yang didukung dengan temuan audit
Bab III : Rekomendasi
Bab IV : Ruang lingkup Audit
Dalam melaksanakan audit kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan kerja
sama dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staf yang berhubungan dengan
peaksanaan audit ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah
terjalin dengan baik ini.
Kantor Akuntan Publik
Rawiatmaya dan Rekan

IBEKA. RAWIATMAJA, S.E, M.M., Ak., BAP.

Bab I
Informasi Latar Belakang

PT Rumah Sakit Puri Santika (selanjutnya disebut perusahaan) berlokasi di Jl. Amerta

7
No. 7-9 Surabaya, didirikan tanggal 10 November 1995 oleh para pendiri yang terdiri
atas:

1. Dr. Sanjivani
2. Dr. Silvanus Sanjaya
3. Markonah Astiawati
4. Dr. Savitri Dewi Maharani
5. Dr. Sidarta Candra Aditya

Tujuan dari didirikannya perusahaan adalah untuk memberikan jasa pelayanan kesehatan
dan jasa knsultasi kesehatan, dengan pelayanan yang akurat, tepat waktu dan penuh cinta
kasih. Secara keseluruhan jasa pelayanan yang diberikan dapat dikelompokan menjadi
dua yaitu:

1. Jasa pelayanan medis dan penunjang medis, yang meliputi:


a. Rawat inap
b. Rawat jalan
c. Instalasi Rawat Darurat
d. Laboratorium
e. Instalasi Farmasi
2. Jasa konsultasi kesehatan

Susunan direksi perusahaan adalah sebagai berikut:


Direktur Utama : Dr. Sanjivani
Direktur Medik : Dr. Savitri Dewi Maharani
Direktur Administrasi dan keuangan : Markonah Astiawati

Sedangkan tujuan dilakukannya audit adalah:

1. Menilai kecukupan prosedur pengelolaan piutang yang digunakan dalam


menyelengarakan operasi rumah sakit.
2. Menilai ekonomisasi, efesiensi, dan efektivitas pengelolaan piutang yang
dimiliki perusahaan.
3. Memberikan berbagai saran perbaikan atas kelemahan pengelolaan piutang
yang ditemukan

8
Bab II
Kesimpulan Audit

Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami
dapat menyimpulkan berikut:
Kondisi:

1) Prosedur penjualan yang menimbulkan piutang (penjualan kredit) mengandung


beberapa kelemahan diantaranya:
i. Tidak terdapat prosedur yang dapat memastikan bahwa pasien yang berobat
dengan tanggungan perusahaan telah disetujui oleh pihak berwenang pada
perusahaan penanggung.
ii. Tidak ada prosedur yang menjamin bahwa pasien yang berobat akan melunasi
biaya pengobatan pada saat pasien yang bersangkutan pulang dari Rumah Sakit
(ini terjadi terutama pada pasien tanpa penanggungan perusahaan yang akhirnya
menimbulkan adanya piutang pribadi).
iii. Tidak ada prosedur yang memadai untuk memastikan bahwa pasien atas
tanggungan perusahaan akan membayar kelebihan biaya perawatan yang
ditanggung perusahaan. Hal ini berlaku juga untuk pasien yang berobat atas
tanggungan perusahaan Asuransi.
2) Pencatatan terjadinya piutang kedalam kartu piutang perusahaan belum di lakukan
secara tertib dan di siplin oleh petugas pencatat piutang.
3) Pencatatan mutasi piutang, terutama yang berasal dari pembayaran oleh dobitor tidak
selalu biasa dihubungkan dengan keberadaan piutang di masing-masing kartu piutang,
sesuai dengan terjadinya.
4) Penyajian piutang pada neraca tahunan belum menunjukkan keadaan piutang yang
sesungguhnya bias ditagih perusahaan, karena di dalamnya masih terdapt piutang
diragukan ketertagihannya (tidak tertutupi oleh penyisihan kerugian piutang yang di
bentuk).
5) Perusahaan belum melakukan penghapusan terhadap piutang sudah kadaluwarsa (sudah
melewati masa penyisihan sesuai dengan kebijakan akuntansinya).
6) Terjadi jumlah piutang yang sangat besar pada dibitor tertentu (terutama untuk dibitor
afiliasi).
Kriteria:

1) Untuk memutuskan terjadinya penjualan kredit, harus ada jaminan bahwa pasien
yang berobat akan membayar semua biaya pengobatan tepat pada waktunya.
2) Pencatatan piutang ke dalam kartu piutang harus dilakukan secar kronologis dan
tepat waktu, sesuai dengan tanggal terjadinya untuk setiap debitur.
3) Penerimaan kas dari pembayaran piutang oleh debitor harus selalu dapat
dihubungkan dengan bagian mana dari piutang yang dikreditkan. Sehingga jelas
dari berbagai transaksi timbulnya piutang yang terjadi dapat diikuti dengan
pembayaran.
4) Penyajian piutang di dalam harus mencerminkan keberadaan piutang yang
kemungkinan besar dapat ditagih. Oleh karena itu, perusahaan harus membentuk

9
penyisihan kerugian piutang yang memadai sebagai penilai dari saldo piutang yang
dimiliki perusahaan yang bias diharapkan sebagai sumber kas masuk untuk
mendanai operasional perusahaan.
5) Untuk piutang yang sudah jatuh tempo lebih dari 3tahun tetapi belum bayar, tingkat
penyisihan kerugiannya adalah 100%. Oleh karena itu, untuk piutang yang sudah
melewati masa penyisihan (telah jatuh tempo diatas 3 tahun) seharusnya sudah
dihapuskan dari pembukuan.
Penyebab:

1) Belum ada pedoman baku secara tertulis yang dimiliki perusahaan, dalam prosedur
dan sistem akuntansi yang digunakan saat ini.
2) Karyawan dibagian piutang sebagian merupakan karyawan baru dan belum
memiliki pengalaman yang memadai dalam mengelola piutang perusahaan dengan
bisnis rumah sakit.
3) Belum tersedia kebijakan dan atau peraturan memadai yang berkaitan dengan
penentuan batas tertinggi jumlah piutang untuk satu debitor dan penghapusan
terhadap piutang yang telah kadaluarsa.
Akibat:

1) Informasi piutang yang tercatat di kartu piutang, buku besar piutang, dan jumlah
piutang didalam neraca tidak selalu sama serta diragukan keakuratannya.
2) Banyak piutang yang tingkat ketertagihannya rendah (diragukan).
3) Banyak piutang yang tidak diakui sebagai piutang oleh debitor.
4) Piutang yang disajikan didalam neraca tidak mencerminkan bahwa piutang tersebut
adalah aset likuid yang dimiliki perusahaan yang bisa diharapkan senbagai sumber
kas masuk untuk mendanai operasional perusahaan.
5) Perusahaan mengalami kerugian sebesar rp 7.272.608.644 karena piutamg tidak
dapat ditagih.

Pejabat yang bertanggung jawab:

Direktur Administrasi Keuangan

DAFTAR RINGKASAN TEMUAN AUDIT

No Kondisi Kriteria Penyebab Akibat


1 Surat penagihan Pengiriman Debitor mau Debitor
disertai dengan kwitansi asli membayar jika menyatakan telah
kwitansi asli dengan materai tagihan yang membayar karena
bernaterai cukup merupakan dikirim perusahaan sudah memegang

10
tanda terima uang dilengkapi dengan kwitansi asli
dan kwitansi ini kwitansi asli bermaterai cukup,
baru diterbitkan bermaterai walaupun mungkin
jika uang diterima pembayaran belum
dilakukan
2 Beberapa debitor Setiap bulan Perusahaan tidak Sebagian piutang
menolak mengakui perusahaan harus mengirim tidak diakui oleh
jumlah utang seperti mengirim surat konfirmasi dan debitor karena
yang pernyataan utang surat pernyataan terjadi perbedaan
dikonfirmasikan. kepada debitor utang kepada pengakuan jumlah
Selain itu banyak untuk memastikan debitor untuk antara perusahaan
tagihan yang ditolak piutang yang mencocokkan dengan debitor dan
karena ada tercatat pada kartu jumlah piutang untuk piutang ini
perbedaan jumlah piutang debitor yang sebenarnya diragukan
piutang menurut yang bersangkutan ketertagihannya
perusahaan dan adalah benar.
yang diakui sebagai
utang oleh debitor
3 Pembuatan jurnal Pencatatan kas Debitor tidak
Sering terjadi
kas masuk, masuk yang mengirim bukti
kesalahan dalam
terutama untuk diterima dari transfer kepada
pengkreditan
pembayaran melalui debitor dalam perusahaan
piutangdan dalam
bank, hanya jurnal penerimaan tidak memberikan
kartu piutang
mencatat jumlah kas harus memuat penjelasan tentang
terhadap debitor
transfer yang penjelasan tentang rincian utang yang
yang telah
diterima identitas debitor dibayar. membayar dan
perusahaan(tidak yang membayar perbedaan jumlah
memuat rincian dan untuk antara saldo kartu
tentang pembayaran transaksi yang piutang
yang diterima untuk mana pembayaran dibandingkan
transaksi yang tersebut dilakukan dengan jumlah
mana). yang terdapat di
buku besar
4 Perusahaan Biaya transfer Karyawan belum Perusahaan
menanggung beban pembayaran bukan memahami menanggung
penagihan yang merupakan beban penerapan beban yang lebih
terlalu tinggi perusahaan ketentuan ini besar daripada
yang seharusnya

11
Bab III
Rekomendasi

Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan ynag harus menjadi perhatian
manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Kelemahan yang terjadi pada sistem dan prosedur akuntansi yang dimiliki
perusahaan.
2. Kelemahan yang terjadi karena kurang terlatihnya karyawan di bagian piutang dlam
mengolah piutang yang dimiliki perusahaan.
Atas kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau
langkah perbaikan yang bias diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
Rekomendasi:

1. Perusahaan harus memmiliki sistem informasi akuntansi yang lengkap dan


memadai bagi operasi rumah sakit untuk mendukung praktik pencatatan transaksi
yang memadai, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan dapat
menyajikan informasi piutang yang akurat di neraca.
2. Karyawan yang bertugas untuk melakukan pengelolaan piutang harus memenuhi
kualifikasi sebagai pengelola piutang baik dalam pendidikannya maupun
pengalaman dan harus mendapatkan pelatihan yang memadai untuk meningkatkan
kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Perusahaan harus membuat kebijakan-kebijakan dan peraturan yang cukup untuk
menjadi dasar dalam pengelolaan piutang, baik dalam menentukan batas maksimun
piutang penghapusan piutang.

Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada
manajemen, tetapi jika kelemahan ini tida segera diperbaiki kami mengkhwatirkan
terjadi akibat yang lebih buruk pada Pengelolaan Piutang Perusahaan di masa yang
akan datang.

Bab IV
Ruang Lingkup Audit

12
Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi
masalah pengelolaan piutang PT Rumah sakit Suri Santika untuk periode tahun 2007/2008.
Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan sistem pengendalian manajemen
pengelolaan piutang, personalia yang bertugas mengelola piutang, dan aktivitas
pengelolaan piutang itu sendiri.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Laporan audit manajemen memiliki cakupan yakni Rekomendasi perubahan prosedur
dan standar, Menunjukan bagian-bagian yang beresiko, Menyajikan penilaian atas sistem

13
dan prosedur. Dan laporan audit manajemen memiliki standar kualitas.
Dalam penyajiannya terdapat dua cara yakni (a) Penyajian laporan mengikuti arus
informasi yang diperoleh dalam setiap tahapan audit yang dilakukan. (b) Cara penyajian
yang mengikuti arus informasi yang menitiberatan penyajian kepada kepentingan para
pembaca/pengguna.
Saran
Penulis berharap dapat mengembangkan dan memperbaiki makalah ini menjadi
lebih baik lagi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa jurusan
akuntansi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bayangkara,IBK. 2008. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi.


Jakarta:Salemba Empat.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/RR.%20Indah%20Mustikawati,
%20SE.Akt.,M.Si./KERTAS%20KERJA%20DAN%20LAP%20AUDIT
%20MANAJEMEN.pdf.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/RR.%20Indah%20Mustikawati,
%20SE.Akt.,M.Si./MATERI%20LAP%20AUDIT%20MANAJEMEN.pdf
http://repository.binus.ac.id/content/F0162/F016266426.ppt
http://b_sundari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/33626/PELAPORAN+AUDIT
.pptx

15

Anda mungkin juga menyukai