AUDIT MANAJEMEN
KONSEP DASAR
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah dengan
judul “Konsep Dasar” ini dapat tersusun hingga selesai. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi penugasan mata kuliah Audit Manajemen sekaligus bertujuan agar menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman maka kami
yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………………………………………………………1
Kata Pengantar…………………………………………………………………………...........2
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….….3
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………….4
A. Latar Belakang……………………………………………………………………...4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….5
C. Tujuan………………………………………………………………………………6
Bab II Pembahasan……………………………………………………………………………7
A. Definisi Audit Manajemen………………………………………………………...7
B. Tujuan Audit Manajemen…………………………………………………………8
C. Tahap-Tahap Audit………………………………………………………………..9
D. Konsep Ekonomisasi, Efisiensi, dan Efektifitas…………………………………11
E. Ruang Lingkup Audit Manajemen………………………………………………13
F. Langkah-Langkah Audit………………………………………………………….16
Bab III Penutup………………………………………………………………………………19
Kesimpulan……………………………………………………………………………19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
centang di sebelah angka yang terkait transaksi keuangan, yang menggambarkan adanya verifikasi.
Sejarah di Mesir, Yunani, dan Roma juga mengindikasikan sudah adanya sistem yang mirip.
Perkembangan selanjutnya di abad pertengahan adalah double-entry bookkeeping muncul pada
tahun 1494, yang timbul karena kebutuhan adanya pertanggungjawaban dan pengendalian.
Revolusi industri di Inggris menandai mulai munculnya audit. Perusahaan mempekerjakan
akuntan untuk mengecek catatan keuangan. Pada abad 19, auditing juga mulai menyebar ke
Amerika. Setelah Perang Dunia I pertumbuhan Amerika meningkat dan perusahaan mulai secara
sukarela memublikasikan laporan keuangan auditan. Dengan perkembangan aktivitas bisnis yang
sangat cepat dan semakin kompleks semakin meningkatkan kebutuhan untuk adanya fungsi
internal audit yang memverifikasi informasi yang digunakan oleh manajemen untuk pengambilan
keputusan. Di awal abad ke 20, mulai muncul pembentukan fungsi internal audit. Selama bertahun-
tahun, auditor eksternal mempengaruhi bagaimana pelaksanaan internal audit. Perkembangan
profesi internal audit berikutnya tidak terlepas dari berdirinya The Institute of Internal Auditors
(IIA) di Amerika Serikat pada tahun 1941. Setelah periode tersebut, internal audit
mengembangkan cakupan auditnya ke seluruh aspek dari organisasi dan mempunyai posisi setara
dengan auditor eksternal. IIA mengembangkan the International Professional Practices Framework
(IPPF) yang merupakan kerangka konseptual yang mengorganisir standar dan panduan internal
audit.
B. RUMUSAN MASALAH
5
C. TUJUAN
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
3. Menurut Reider
Proses untuk menganalisis operasi dan aktivitas internal untuk mengidentifikasi area yang
memerlukan peningkatan terkait program peningkatan berkelanjutan
4. Menurut Andrew Chambers dan Graham Rand
Audit operasional adalah audit atas bagian mana pun dari perusahaan (unit operasi, area
fungsi, departemen, atau proses bisnis, dan sebagainya) dengan tujuan untuk mereviu
efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi dari pencapaian tujuan manajemen
5. Menurut Allan J. Sayle
Audit manajemen adalah pengujian yang independen atas bukti yang objektif, yang
dilakukan oleh personel yang terlatih, untuk menentukan apakah sistem manajemen
terintegrasi, yang bertujuan untuk memenuhi kewajiban kontraktual dan kewajiban legal
perusahaan atas pelanggan dan komunitas diimplementasikan secara efektif dan hasil dari
pengujian tersebut disajikan secara benar dan wajar
8
Audit Auditor Menentukan tingkat kepatuhan Manajemen entitas
Kepatuhan Eksternal atau sauatu entitas terhadap hokum, yang bersangkutan
Auditor Internal peraturan, kebijakan, rencana, dan dan pemerintah
prosedur
Audit Auditor 1. Menilai keandalan laporan Manajemen dari
Internal Internal keuangan entitas yang
2. Menentukan tingkat bersangkutan
kepatuhan suatu entitas
terhadap hokum, peraturan,
kebijakan, rencana, dan
prosedur
3. Menilai pengendalian internal
perusahaan
4. Menilai efisiensi dan
efektivitas penggunaan
sumber daya
5. Program peninjauan terhadap
konsistensi hasil dengan
tujuan organisasi
Audit Auditor Menilai efisiensi dan efektivitas Manajemen dari
Operasional Eksternal Atau penggunaan sumber daya entitas yang
(Manajemen) Auditor Internal bersangkutan
C. TAHAP-TAHAP AUDIT
1. Perencanaan
Area dan tujuan audit manajemen umumnya ditentukan oleh manajemen puncak. Setelah
mengetahui area dan tujuan audit manajemen maka auditor manajemen kemudian
merencanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Suatu
survei pendahuluan, seperti yang dijelaskan sebelumnya merupakan prosedur umum yang
dilakukan auditor untuk mengenal operasi perusahaan yang akan diaudit. Audit dapat
menggunakan daftar pertanyaan, flowchart, tanya jawab, laporan manajemen, dan
observasi dalam pelaksanaan survei pendahuluan. Daftar pertanyaan terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang mempengaruhi
efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi operasi. Auditor, kemudian akan menilai jawaban
yang diperoleh dan mengumpulkan bukti-bukti untuk memperkuat jawaban yang diterima.
Untuk membantu auditor dalam memahami arus barang, jasa, dan arus transaksi dalam
9
operasi, auditor dapat menelaah atau menyiapkan flowchart. Pada waktu mempelajari
flowchart, auditor akan mencari inefisiensi dan kelemahan pengendalian, seperti adanya
duplikasi operasi, formulir yang tidak diperlukan, belum layaknya pemisahan tugas, dan
kekurangan pengawasan. Auditor juga akan menelaah laporan manajemen seperti laporan
keuangan, anggaran, laporan produksi, dan laporan penjualan. Hal-hal khusus yang akan
menarik perhatian auditor, seperti adanya variansi anggaran (perbedaan antara aktual
dengan anggaran), peningkatan biaya, kekurangan persediaan, persediaan yang usang, dan
kerusakan produksi. Pada saat melakukan survei pendahuluan, auditor harus mengamati
sekelilingnya. Karyawan atau peralatan yang menganggur, aset yang tidak dijaga, seperti
kas dan persediaan, lay out pabrik atau kantor yang tidak efisien dapat merupakan area
yang potensial untuk diperbaiki untuk meningkatkan efektivitas,efisiensi, dan
ekonomisasi. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber-sumber ini, auditor akan
dapat menentukan beberapa kriteria yang objektif untuk menilai operasi. Auditor juga akan
dapat merancang suatu audit program yang akan digunakannya untuk mengumpulkan bukti
dalam penilaian suatu operasi.
2. Mengumpulkan Bukti-Bukti
Tujuan pengumpulan bukti-bukti adalah untuk mendapatkan dasar faktual dalam menilai
kriteria kinerja yang sebelumnya telah diidentifikasi. Wawancara merupakan alat penting
untuk mendapatkan bukti-bukti selama melakukan audit manajemen. Wawancara harus
direncanakan sehingga memungkinkan auditor untuk mendapatkan informasi sebanyak
mungkin melalui wawancara. Selama dan setelah selesai wawancara, perlu disiapkan
memo untuk mencatat hal-hal penting yang diperoleh dari wawancara. Memo ini akan
memperkuat bukti-bukti informasi yang diperoleh melalui wawancara. Auditor akan
mengumpulkan bukti yang diperoleh dalam suatu arsip. Bukti dokumentasi ini disebut
kertas kerja.
3. Analisis dan Penyelidikan Penyimpangan/Deviasi
Pada saat mengumpulkan bukti-bukti, auditor harus waspada atas deviasi dari kebijakan
perusahaan dan kinerja yang tidak efektif dan efisien. Auditor harus membedakan deviasi
yang tidak signifikan dengan deviasi yang signifikan. Deviasi yang terjadi di masa lampau,
mungkin dapat dikoreksi dan mungkin juga tidak dapat dikoreksi, tetapi yang harus
diperhatikan oleh auditor adalah pengaruh dari deviasi tersebut terhadap masa yang akan
10
datang. Analisis dan penyelidikan auditor harus didokumentasikan dalam arsip auditor
karena merupakan dasar untuk menentukan tindakan korektif.
4. Menentukan Tindakan Korektif
Setelah melakukan analisis dan penyelidikan suatu deviasi, auditor harus menjawab 2
pertanyaan berikut :
a. Tindakan korektif apa yang harus diambil?
b. Apakah tindakan korektif yang dapat diterapkan?
Pertanyaan kedua paling sering sulit dijawab karena auditor perlu mempertimbangkan
faktor-faktor, seperti hubungan biaya-manfaat, pengaruh terhadap moral karyawan, dan
konsistensi dengan kebijakan perusahaan yang lain.
5. Melaporkan Hasil Audit Manajemen dan Tindak Lanjut
Walaupun laporan formal dapat dianggap sebagai langkah terakhir dalam audit
manajemen, laporan informal harus dibuat selama melakukan audit. Suatu laporan audit
harus berisi laporan tertulis yang menjelaskan temuan audit dan rekomendasi perbaikan
untuk mengatasi temuan-temuan tersebut. Auditor manajemen juga harus memonitor
tindak lanjut dari rekomendasi yang diberikannya ke manajemen untuk mengetahui apakah
rekomendasi tersebut telah dilakukan, dan jika tidak apa alasan dari tidak menerapkan
rekomendasi tersebut.
11
yang digunakan dalam berbagai program yang dikelola, jika perusahaan mampu
memperoleh sumber daya yang akan digunakan dalam operasi dengan pengorbanan yang
paling kecil, ini berarti perusahaan telah mampu mendapatkan sumber daya tersebut secara
ekonomis.
2. Efisiensi
Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya, sehingga
dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Efisiensi berhubungan
dengan metode kerja (operasi). Dalam hubungannya dengan konsep input – proses –
output, efisiensi adalah rasio antara output dan input, seberapa besar output yang dihasilkan
dengan menggunakan sejumlah tertentu input yang dimiliki perusahaan. Jadi, efisiensi
meruapakan ukuran proses yang menghubungkan antara input dan output dalam
operasional perusahaan.
3. Efektivitas
Secara singkat pengertian efektifitas dapat dipahami sebagai tindakan keberhasilan suatu
perusahaan untuk mencapai tujuaannya. Apakah pelaksanaan suatu program atau aktivitas
telah mencapai tujuannya atau tidak, dan efektifitas merupakan ukuran dari suatu output
yang dihasilkan ketika tujuan perusahaan dianggap sudah tercapai.
Hubungan antara ekonomisasi, efesiensi, dan efektivitas dapat dilihat dalam gambar berikut :
12
E. RUANG LINGKUP AUDIT MANAJEMEN
13
5) Pemeliharaan peralatan
6) Organisasi manajemen dan produksi
7) Plant dan Layout
3. Audit Manajemen Pada Fungsi Sumber Daya Manusia
Audit manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk menilai apakah kebutuhan SDM suatu
perusahaan sudah terpenuhi dengan cara yang hemat, efisiensi dan efektif. Ruang lingkup
pada audit ini mencakup keseluruhan dari proses SDM yang meliputi:
14
5. Audit Manajemen Lingkungan
Tujuan utama audit manajemen pada fungsi ini adalah untuk menilai sejauh mana
perusahaan telah melaksanakan tanggung jawab lingkungannya. Mengapa hal ini menjadi
perlu? Banyak kasus pengelolaan tanggung jawab lingkungan yang kurang baik, yang
merupakan pemborosan sumber daya bagi perusahaan. Tujuan audit pada fungsi ini
mencakup baik tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan internalnya (keselamatan
dan kesehatan kerja) maupun tanggung jawab lingkungan eksternal (pencemaran limbah).
6. Audit Manajemen Sistem Kualitas
Kualitas pada saat ini banyak digunakan sebagai strategi dalam memenangkan persaingan.
Menawarkan produk dengan kualitas yang relatif lebih tinggi dan harga yang relatif sama
dari pesaing dapat menjadi modal bagi perusahaan untuk memperluas pangsa pasarnya.
Tetapi kualitas juga bisa menjadi pemborosan bagi perusahaan. Audit sistem kepastian
kualitas bertujuan untuk menilai apakah sistem kepastian kualitas yang diterapkan
perusahaan telah mampu memandu proses operasi perusahaan untuk dapat mencapai
kualitas produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Produk yang memenuhi
standar kualitas pada dasarnya adalah produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
7. Audit Manajemen Bidang Perpajakan
Fungsi perpajakan pada perusahaan sebenarnya bukan hanya pada bagaimana perusahaan
melaksanakan kewajiban perpajakannya secara benar sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah
bagaimana perusahaan mengelola fungsi ini untuk meminimalkan kewajiban
perpajakannya. Melalui perencanaan perpajakan yang matang. Perusahaan dapat
mengelola berbagai transaksi yang terjadi dengan memaksimalkan jumlah beban yang bisa
dikurangkan terhadap penghasilan yang diperoleh perusahaan, sehingga dapat
memperkecil penghasilan kena pajak (yang merupakan dasar pengenaan pajak bagi
perusahaan). Audit perpajakan (tax review) dapat membantu Wajib Pajak dengan
melakukan penilaian terhadap pengelolaan fungsi perpajakan untuk menentukan:
1) Apakah setiap transaksi yang mengandung unsur perpajakan telah dikelola dengan
baik sehingga dapat meminimalkan kewajiban perpajakan perusahaan
(memaksimalkan deductable expense).
15
2) Apakah pengelolaan fungsi perpajakan telah dilakukan dengan baik dan tidak
melanggar aturan serta ketentuan perpajakan yang telah berlaku
3) Apakah penyelesaian kewajiban perpajakan perusahaan (pembayaran dan
pelaporan) telah dilakukan dengan tepat waktu
Planning
Organizing
Controlling
Audit Audit
Audit Sistem
Manajemen Manajemen
Informasi Sistem Kualitas Lingkungan
Actuating
F. LANGKAH-LANGKAH AUDIT
1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit ini
lebih ditekankan pada upaya memperoleh informasi latar belakang tentang objek audit.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1) Pemahaman auditor terhadap objek audit
2) Penentuan tujuan audit
3) Penentuan ruang lingkup dan sasaran audit
16
4) Review terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek
audit
5) Pengembangan kriteria awal dalam audit
2. Review terhadap Pengendalian Manajemen
Fungsi pengendalian ditujukan sebagai upaya perusahaan dalam mengoptimalkan
penggunaan sumber daya, memotivasi karyawan untuk melaksanakan peraturan dan
kebijakan perusahaan, dan mencegah terjadinya pelanggaran atau penyimpangan dalam
pencapaian tujuan. Halhal yang dipertimbangkan dalam pengendalian manajemen:
1) Pernyataan tujuan perusahaan
2) Rencana perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan
3) Kualitas dan kuantitas SDM yang sesuai dengan tanggungjawab dan adanya
pemisahan fungsi yang baik
4) Sistem pembuatan kebijakan dan praktik yang sehat pada masingmasing unit
organisasi
5) Sistem penelaahan yang efektif pada setiap aktivitas untuk mendapatkan keyakinan
bahwa kebijakan dan praktik yang sehat telah dilaksanakan
3. Audit Lanjutan
Audit lanjutan bertujuan untuk mendapatkan bukti yang cukup dalam mendukung tujuan
audit yang sesungguhnya, yang ditetapkan berdasarkan hasil review dan pengujian
pengendalian manajemen. Langkah-langkah audit dalam tahap ini meliputi:
1) Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit yang diperlukan
2) Memperoleh bukti-bukti yang relevan, material, dan kompeten
3) Membuat ringkasan atas bukti yang telah diperoleh dan mengelompokkannya
kedalam kelompok kriteria, penyebab, akibat
4) Menyusun kesimpulan atas dasar ringkasan yang telah diperoleh dan
mengidentifikasi akibat yang ditimbulkan dari ketidaksinkronan antara kondisi dan
kriteria. Kesimpulan inilah yang menjadi pemantapan atas temuan hasil audit
4. Pelaporan
Pelaporan merupakan bagian akhir dari proses audit manajemen. Terdapat dua cara dalam
menyajikan laporan audit manajemen:
1) Penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapan audit
17
2) Penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian
kepentingan para pengguna laporan hasil audit.
5. Tindak Lanjut
Tindak lanjut merupakan implementasi dari rekomendasi yang diberikan oleh auditor
kepada manajemen perusahaan. Tindak lanjut menjadi komitmen manajemen dalam upaya
peningkatan proses dan kinerja perusahaan atas beberapa kekurangan atau kelemahan
perusahaan yang masih terjadi.
18
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perusahaan tentu membutuhkan pengawasan dan pengendalian yang memadai agar operasional
yang berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian internal
dalam perusahaan. Fungsi pengawasan dan pengendalian manajemen meninmbulkan aktivitas audit. Audit
manajemen (management audit) merupakan evaluasi terhadap efesiensi dan efektivitas operasi perusahaan.
Audit manajemen didesain secara sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program yang
diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit. Aktivitas audit yang dilakukan bertujuan
untuk menilai dan melaporkan apakah sumberdaya dan dana yang dimiliki perusahaan digunakan secara
efisien, serta apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dengan tidak
melanggar ketentuan atau kebijakan yang ditetapkan perusahaan. Permintaan untuk audit, baik internal
audit maupun eksternal audit, berasal dari kebutuhan organisasi untuk mendapatkan verifikasi independen
untuk mengurangi permasalahan kesalahan pencatatan, penyalahgunaan aset, dan juga kecurangan. Definisi
dari audit manajemen menekankan pada evaluasi efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi dari suatu kesatuan
usaha. Audit manajemen berbeda dengan audit keuangan, terutama dalam 3 hal sebagai berikut. a) Audit
manajemen menekankan pada efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi perusahaan, sedangkan audit
keuangan menekankan pada pengujian apakah laporan keuangan perusahaan sudah disajikan dengan waj
19
20