MAKALAH
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3 :
Indana Afiyah (7774210008)
Richad Fernando (7774210011)
Hestini (7774210012)
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Setiap
fungsi/divisi/departemen yang ada di perusahaan harus bekerja sama dalam rangka
pencapaian tujuan perusahaan. Tantangan yang sering dihadapi perusahaan adalah
memastikan adanya pengendalian yang memadai untuk memastikan koordinasi antar
fungsi/divisi/departemen berjalan dengan baik. Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan
tersebut, manajemen perusahaan juga selalu dihadapkan pada situasi adanya kelangkaan
sumber daya (scarce of resources). Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi oleh semua
perusahaan dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan usahanya adalah bagaimana
caranya memastikan semua fungsi divisi/departemen yang ada di perusahaan beroperasi
dengan optimal untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi dari
perusahaan, dalam situasi adanya kelangkaan sumber daya tersebut. Salah satu cara untuk
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi tersebut adalah dengan melakukan
audit atas berbagai aspek di perusahaan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas lebih rinci
mengenai Audit Manajemen tentang Keuangan dan Pengelolaan Akuntansi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah pembahasan
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian audit manajemen dengan audit keuangan.
2. Bagaimana tahap audit manajemen yang berhubungan dengan audit keuangan.
3. Bagaimana contoh kasus audit manajemen yang berhubungan dengan audit keuangan.
4. Apa pengertian audit manajemen dengan pengelolaan akuntansi.
5. Bagaimana tahap audit manajemen yang berhubungan dengan pengelolaan akuntansi.
6. Bagaimana contoh kasus audit manajemen yang berhubungan dengan pengelolaan
akuntansi.
7. Bagaimana teknik dalam audit manajemen.
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka tujuan nya adalah
1. Mengetahui lebih luas pengertian audit manajemen dengan audit keuangan.
2. Mengetahui lebih luas tahap audit manajemen yang berhubungan dengan audit
keuangan.
3. Mengetahui lebih luas contoh kasus audit manajemen yang berhubungan dengan audit
keuangan.
4. Mengetahui lebih luas pengertian audit manajemen dengan pengelolaan akuntansi.
5. Mengetahui lebih luas tahap audit manajemen yang berhubungan dengan pengelolaan
akuntansi.
6. Mengetahui lebih luas contoh kasus audit manajemen yang berhubungan dengan
pengelolaan akuntansi.
7. Mengetahui lebih luas teknik dalam audit manajemen.
D. Manfaat Penulisan
Dengan penulisan makalah yang dilakukan, diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca dan penulis, dan dapat dijadikan sebuah acuan atau referensi mengenai Audit
Manajemen tentang Keuangan dan Pengelolaan Akuntansi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ketika melakukan audit laporan keuangan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui.
Berikut ini adalah beberapa tahapan audit laporan keuangan yang perlu Anda ketahui.
Pertimbangan pertama adalah bukti audit yang terkumpul harus kompeten agar tanggung
jawab dan profesionalisme auditor terpenuhi.
Dalam tahap ini, auditor harus melakukan uji terhadap efektivitas pengendalian akurasi
informasi dalam laporan keuangan. Selain itu, auditor juga harus melakukan evaluasi atau
penilaian atas pencatatan berbagai transaksi oleh klien serta memverifikasi nilai moneter
terhadap berbagai transaksi tersebut. Verifikasi inilah yang disebut dengan uji substantif
atas transaksi.
3) Mengimplementasikan prosedur analitis dan uji rincian saldo
Sedangkan saat melakukan prosedur uji rincian saldo, auditor akan melakukan berbagai
prosedur spesifik yang bertujuan untuk menguji salah saji moneter pada akun-akun laporan
keuangan.
Melengkapi prosedur audit sangat penting bagi auditor. Hal ini bertujuan untuk
menghubungkan semua informasi yang diperoleh untuk mendapatkan suatu kesimpulan
secara menyeluruh sehingga laporan keuangan tersebut dapat dipresentasikan secara wajar.
Memiliki laporan keuangan yang wajar menjadi suatu proses yang penting dan berdasarkan
pada pertimbangan profesionalisme auditor. Dalam praktiknya, auditor akan
menggabungkan semua informasi yang didapatkan selama proses audit. Setelah semua
informasi diperoleh dan proses audit selesai, maka akuntan publik harus menerbitkan
laporan audit untuk melengkapi laporan keuangan.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa audit keuangan merupakan evaluasi laporan
keuangan suatu organisasi, perusahaan, atau lembaga yang akurat, lengkap, relevan, wajar,
dan sesuai dengan prinsip akuntansi dan aturan yang berlaku. Pemeriksaan menyeluruh
laporan keuangan ini harus menyajikan kondisi keuangan perusahaan dan kinerja
manajemen yang sebenarnya pada tanggal pelaporan dan periode tersebut.
D. Contoh Kasus
- KASUS 1:
Audit Manajemen atas Fungsi Keuangan “PT. Wesitan Konsultasi Pembangunan” Di Makassar
No : 001/KAP/V/2015
Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen
Kepada
Yth, Direktur PT. Wesitan Konsultasi Pembangunan
Di Makassar
Kami telah melakukan audit manajemen keuangan pada PT. Wesitan Konsultasi Pembangunan
untuk periode tahun 2015. Audit manajemen keuangan adalah Audit laporan keuangan
merupakan jenis audit yang paling sering dilakukan auditor independen. Peranan satuan kerja
atau bidang fungsional keuangan merupakan peranan yang sangat menentukan dalam kehidupan
perusahaan, memang benar bahwa ada satuan kerja di bidang keuangan yang sangat aktif
menyelenggarakan berbagai kegiatannya karena keinginan yang sangat kuat untuk menekan
biaya dan ada pula satuan kerja yang menangani keuangan yang lebih senang bersifat pasif.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Bab III : Rekomendasi
Bab IV : Ruang Lingkup Audit
Dalam melaksanakan audit, kami telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan kerjasama dari
berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staff yang berhubungan dengan pelaksanaan audit
ini. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih atas kerjasama yang telah terjalin ini.
Kantor Akuntan Publik
Astuti Hasti
BAB I
INFORMASI LATAR BELAKANG
PT Wesitan Konsultasi Pembangunan adalah salah satu perusahaan yang berbadan hukum yang
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Oleh karena itulah dalam
melakukan aktivitas usaha maka PT Wesitan Konsultasi Pembangunan mempunyai Satuan
Pengawasan Intern (SPI) yang memiliki tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan audit,
khususnya mengenai fungsi keuangan. Satuan Pengawasan Intern (SPI) berperanan untuk
mengamati, menganalisis dan menilai kegiatan yang melatarbelakangi bukti-bukti laporan
keuangan dan lainnya serta menjamin bahwa seluruh verifikasi, rekonsiliasi dan pembukuan
lainnya berjalan dengan efisien dan efektif serta memberikan gambaran laporan keuangan yang
diaudit.
Perencanaan Kerja Bagian Keuangan
Perencanaan kerja bagian keuangan PT Wesitan Konsultasi Pembangunan secara tahunan
dievaluasi agar lebih efektif pada tahun yang akan datang. Adapun perencanaan kerja bagian
keuangan PT Wesitan Konsultasi Pembangunan adalah sebagai berikut:
a. Membuat laporan keuangan utama yang dibuat berdasarkan buku besar, yaitu neraca daftar
rugi laba, sumber dan penggunaan dana.
b. Meningkatkan pengelolaan keuangan secara efektif dapat mengendalikan biaya dan arus kas.
c. Pemanfaatan dana yang disesuaikan dengan ketetapan waktu dan urgensinya.
d. Penanganan hutang/piutang secara tepat dalam meningkatkan perputaran dana.
e. Melaksanakan investasi berdasarkan prioritas.
Audit Manajemen atas Fungsi Keuangan
Fungsi manajemen dalam perusahaan memegang peranan penting. Demikian pula pada PT
Wesitan Konsultasi Pembangunan, dalam organisasi terdapat fungsi keuangan yang mengelola
keuangan perusahaan termasuk seluruh pengeluaran-pengeluaran. Tujuan terhadap audit
manajemen dimaksudkan untuk:
1. Melihat efisiensi dan efektivitas fungsi keuangan yang ada pada PT Wesitan Konsultasi
Pembangunan. Dalam tahap audit manajemen fungsi keuangan meliputi survei pendahuluan,
review dan pengujian pengendalian wawancara dengan personil yang terkait dengan fungsi
keuangan dan fungsi-fungsi lainnya. Wawancara tersebut dilakukan dimaksudkan untuk dapat
manajemen yang meliputi hasil temuan dan sasaran perbaikan atas kelemahan terhadap sistem
pengendalian manajemen perusahaan.
2. Untuk Menilai pengelolaan cashflow dari PT Wesitan Konsultasi Pembangunan.
3. Untuk Menilai pengelolaan keuangan dari PT Wesitan Konsultasi Pembangunan.
4. Untuk Menilai pengelolaan administrasi penerimaan dan pembayaran yang dilakukan sub
bagian keuangan dari PT Wesitan Konsultasi Pembangunan.
5. Untuk Memberikan berbagai saran perbaikan atas kelemahan pengelolaan keuangan yang
ditemukan dari PT Wesitan Konsultasi Pembangunan.
BAB II
KESIMPULAN AUDIT
Kondisi
1. Penyusunan cash flow belum dilakukan secara efisien dan efektif.
2. Ketidak efektifan dalam pengelolaan keuangan.
3. Seringkali terjadi selisih antara bagian penerimaan dan pengeluaran dengan realisasi.
4. Tidak tepatnya pengelolaan cash flow.
5. Kurang efektifnya pengelolaan proyek yang dilaksanakan oleh perusahaan.
Kriteria
1. Sebaiknya dilakukan penyusunan cash flow secara efisien dan efektif.
2. Sebaiknya dilakukan pengelolaan keuangan secara efektif.
3. Sebaiknya dilakukan evaluasi penerimaan dan pengeluaran keuangan.
4. Sebaiknya dilakukan pengelolaan cash flow.
5. Sebaiknya dilakukan pengelolaan proyek lebih efektif.
Penyebab
1. Fungsi keuangan dalam menyusun cash flow belum dikelola secara efisien dan efektif.
2. Pengelolaan keuangan/ perpajakan belum dilaku-kan secara efisien d an efektif.
3. Fungsi keuangan dalam mengelolah penerimaan transaksi yang tidak sesuai dengan yang
ditargetkan.
4. Sub bagian keuangan belum mengelolah cash flow secara akurat.
5. Penerimaan dan pengeluaran kas belum ditentukan secara optimal.
Akibat
1. Cash flow yang disusun akan terjadi defisit.
2. Informasi keuangan yang tidak tepat dan akurat.
3. Penerimaan dan pembayaran termin yang tidak memadai.
4. Tidak tepatnya pengelolaan mengenai cash flow.
5. Kurang optimalnya penerimaan dan pengeluaran kas dalam perusahaan.
BAB III
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil audit manajemen atas fungsi keuangan khususnya pada PT. Wesitan
Konsultasi Pembangunan di Makassar maka untuk meningatkan kinerja fungsi keuangan
sehingga dapat berjalan secara efisien dan efektif maka perlunya dilakukan tindakan perbaikan-
perbaikan yang dapat meliputi:
1. Perlunya dilakukan tindakan perbaikan dalam penyusunan cash flow dalam perusahaan. Hal
ini dilakukan dengan meningkatkan kompetensi karyawan dalam penyusunan cash flow, dimana
dengan adanya kenaikan dalam kompetensi karyawan dalam penyusunan cash flow maka
diharapkan agar cash flow yang disusun oleh perusahaan dapat lebih efisien dan efektif dimasa
yang akan datang.
2. Perlu adanya perbaikan dalam penyusunan anggaran penerimaan termin proyek dan anggaran
pengeluaran termin proyek dimasa yang akan datang, hal ini dilakukan agar dapat memperbaiki
sistem informasi akuntansi keuangan. Dimana dengan sistem informasi akuntansi keuangan
maka diharapkan perusahaan dapat menyajikan informasi keuangan yang valid dalam
penyusunan anggaran perusahaan dimasa yang akan datang.
BAB IV
RUANG LINGKUP AUDIT
Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah
audit Manajemen atas Fungsi Keuangan “ PT. Wesitan Konsultasi Pembangunan” di Makassar
untuk periode 2015. Setelah melakukan audit secara keseluruhan, audit kami meliputi: Penilaian
pengelolaan cashflow dari PT Wesitan Konsultasi Pembangunan, Penilaian pengelolaan
keuangan dari PT Wesitan Konsultasi Pembangunan, Penilaian pengelolaan administrasi
penerimaan dan pembayaran yang dilakukan sub bagian keuangan dari PT Wesitan Konsultasi
Pembangunan.
https://zams.web.id/contoh-kasus-manajemen-keuangan/
Kasus Manajemen Keuangan – Kasus yang sering terjadi kaitannya dengan manejeman
keuangan biasanya timbul lantaran adanya bentuk kesalahan dan kelalaian dari subjek
administrasi keuangan itu sendiri yang secara pribadi atauun tidak dipengaruhi oleh banyak sekali
faktor, baik internal maupun eksterna. Pembahasan kali ini hanya pada lingkup referensi perkara
yang terjadi dalam administrasi keuangan pada sebuah perusahaan.
- KASUS 2:
Skandal Manipulasi Laporan Keuangan PT. Kimia Farma Tbk
PT Kimia Farma ialah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia. Pada
audit tanggal 31 Desember 2001, administrasi Kimia Farma melaporkan adanya keuntungan
higienis sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa
(HTM).
Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa keuntungan higienis
tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3
Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), alasannya sudah
ditemukan kesalahan yang cukup mendasar.
Pada Laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56
miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari keuntungan awal yang
dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated
penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang
sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated persediaan sebesar
Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar Rp 10,7 miliar.
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul lantaran nilai yang ada dalam daftar
harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui administrator produksinya,
menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002.
Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar evaluasi
persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001.
Dimana tindakan ini terbukti melanggar Peraturan Bapepam No.VIII.G.7 wacana Pedoman
Penyajian Laporan Keuangan poin 2 – Khusus aksara m – Perubahan Akuntansi dan Kesalahan
Mendasar poin 3) Kesalahan Mendasar, sebagai berikut: “Kesalahan fundamental mungkin timbul
dari kesalahan perhitungan matematis, kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan
interpretasi fakta dan kecurangan atau kelalaian.
Dampak perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan fundamental harus
diperlakukan secara retrospektif dengan melaksanakan penyajian kembali (restatement) untuk
periode yang telah disajikan sebelumnya dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum
periode sajian sebagai suatu adaptasi pada saldo keuntungan awal periode. Pengecualian dilakukan
apabila dianggap tidak mudah atau secara khusus diatur lain dalam ketentuan masa transisi
penerapan standar akuntansi keuangan baru.”
Tujuan akhir dari sebuah laporan keuangan yang disusun oleh manajemen adalah untuk
mengakumulasi informasi-informasi keuangan yang relevan dan andalyang akan dikomunikasikan
kepada berbagai pihak yang membutuhkan, untuk digunakan sebagai pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan-keputusan yang bersifat ekonomi. Agar informasi-informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan tersebut memiliki “nilai guna” bagi para pemakai maka,
informasi-informasi yang disajikan haruslah informasi yang wajar. Informasi yang wajar adalah
informasi yang relevan dan andal. Untuk mendapatkan informasi yang relevan dan andal ini maka
dalam menyusun laporan keuangan harus digunakan suatu kriteria yang berlaku umum.
Pentingnya prinsip sesuai dengan pedoman PSAK dalam penyusunan laporan keuangan
adalah, untuk menyatukan persepsi didalam suatu perbedaan dalam memahami konsep,
standar,definisi, metode dan penyajian suatu item yang disajikan dalam laporan keuangan. Dengan
adanya kesatuan persepsi ini, diharapkan semua informasi keuangan yang disajikan manajemen
dalam laporan keuangandapat dipahmi dengan pemahaman yang sama oleh berbagai-bagai pihak
sehingga menjadikan informasi keuangan tersebut memiliki nilai guna. Didalam Standar
Akuntansi Keuangan dijelaskan mengenai masalah pengakuan, pengukuran, pencatatan, penilaian
dan penyajian dan pengelompokkan masing-masing item dalam laporan keuangan.
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik, proses auditing dilakukan dengan cara
mendapatkan dan menilai bukti-bukti yang dijadikan dasar penyusunan laporan keuangan,
menguji ketepatan pengakuan, kecermatan pengukuran dan penilaian, ketepatan pencatatan,
pengelompokkan dan penyajian dalam laporan keuangan.Untuk mendapatkan bukti-bukti,
digunakanlah prosedur-prosedur audit dan tehnik-tehnik audit.Setelah auditor melaksanakan
proses audit tersebut maka, auditor menyimpulkan hasil penilaiannya yang dinyatakan dalam
sebuah pernyataan pendapat mengenai tingkat kewajaran penyajian neraca dan posisi keuangan
perusahaan serta hasil usaha dari kegiatan operasi perusahaan serta arus kas untuk tanggal tertentu
yang diaudit.
Dalam penerapan audit manajemen keuangan sudah dilaksanakan secara efektif dan efisien
dimana semua tahapan yang ada dalam audit manajemen yang terdiri dari survey pendahuluan,
review dan pengujian pengendalian manajemen, pemeriksaan terperinci serta laporan pemeriksaan
sudah dilaksanakan secara keseluruhan oleh perusahaan yang akan diaudit.
Permintaan untuk audit, baik internal audit maupun eksternal audit, berasal dari kebutuhan
organisasi untuk mendapatkan verifikasi independen untuk mengurangi permasalahan kesalahan
pencatatan, penyalahgunaan aset, dan juga kecurangan. Definisi dari audit manajemen
menekankan pada evaluasi efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi dari suatu kesatuan usaha. Audit
manajemen berbeda dengan audit keuangan, terutama dalam 3 hal sebagai berikut.
Sedangkan untuk Jenis-jenis audit manajemen, terdiri dari: a) audit fungsional; b) audit
organisasional; c) penugasan khusus.
Adapun teknik dalam audit manajemen adalah: a)survei pendahuluan, b) audit program, c)
pekerjaan lapangan, d) temuan audit, e)kertas kerja.
Teknik audit adalah cara yang dipergunakan oleh auditor untuk memperoleh bukti. Berikut ini
adalah teknik-teknik audit yang umum digunakan:
1. Teknik Audit untuk Bukti Pengujian Fisik
Teknik-teknik audit yang dapat digunakan untuk mengumpulkan bukti pengujian fisik adalah:
Observasi/pengamatan ,Inventarisasi/opname, Inspeksi
a. Observasi/Pengamatan :
Observasi/pengamatan adalah peninjauan dan pengamatan atas suatu objek secara hati-
hati, ilmiah, dan berkesinambungan selama kurun waktu tertentu untuk membuktikan suatu
keadaan atau masalah. Teknik ini sering dilakukan dari jarak jauh dan tanpa disadari oleh pihak
yang diamati. Observasi banyak mengandalkan panca indera, kecermatan dan pengetahuan
auditor. Observasi umumnya dilaksanakan pada tahap survei pendahuluan dan evaluasi SPM
untuk mendeteksi kondisi yang tidak memenuhi syarat/kriteria. Kemudian, terhadap hasil
pengamatan akan diikuti dengan pengujian substantif. Hasil observasi harus dituangkan dalam
kertas kerja audit.
b. Inventarisasi/Opname
Teknik audit inventarisasi dapat diterapkan misalnya untuk: barang inventaris, perabot
kantor, kebun ataupun ternak, kas, persediaan barang, sejauh ada fisiknya. Berikut ini adalah
contoh Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kas dan fisik beserta daftar pendukung masing-masing.
c. Inspeksi
Inpeksi adalah meneliti secara langsung ke tempat kejadian, yang lazim pula disebut on
the spot inspection, yang dilakukan secara rinci dan teliti. Inspeksi sering dilakukan mendadak
dan biasanya tidak diikuti dengan pembuatan suatu berita acara (BA).
a) Cek : Apakah barang yang dibeli telah diterima,cek apakah merk mesin yang
diterima sesuai dengan yang dipesan , Cek apakah peralatan yang dibeli adalah
baru dan lengkap
Uji/Test: : atau test adalah penelitian secara mendalam terhadap hal-hal yang
esensial atau penting.Uji rumus yang digunakan oleh auditi. Dalam hal ini
maka auditor harus melakukan penelitian untuk meyakini bahwa rumus yang
digunakan auditi tepat.
Dalam hal auditi mempunyai beberapa alternatif, auditor menguji apakah alternatif yang dipilih
oleh auditi adalah alternatif yang terbaik. Uji apakah teknik metode kerja yang digunakan oleh
auditi adalah tepat,efisien, dan hemat.
b) Footing : adalah menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan total dari atas ke
bawah (vertikal). Footing dilakukan terhadap data yang disediakan oleh auditi.
Tujuan teknik audit footing adalah untuk menentukan apakah data atau laporan
yang disediakan auditi dapat diyakini ketepatan perhitungannya. Teknik audit
footing tidak digunakan untuk menguji kebenaran penjumlahan dari atas ke
bawah (vertikal) atas kertas kerja yang dibuat sendiri oleh auditor.
Contoh : Pada audit atas penyampaian sembako kepada masyarakat, auditor
menguji kebenaran penjumlahan dengan teknik footing atas Laporan
Rekapitulasi Penyerahan Sembako yang dibuat oleh Dinas Sosial Kabupaten.
c) Cross Footing: adalah menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan total dari
kiri ke kanan (horizontal). Sama halnya dengan teknik audit footing, cross
footing dilakukan terhadap perhitungan yang dibuat oleh auditi.
Contoh : Pada audit atas penyampaian buku Kejar Paket A kepada masyarakat,
auditor menguji kebenaran penjumlahan dengan teknik cross footing atas
Laporan Rekapitulasi Penyerahan Buku Kejar Paket A yang dibuat oleh Dinas
Pendidikan Nasional Kabupaten.
d) Scanning adalah penelaahan secara umum dan dilakukan dengan cepat tetapi
teliti, untuk menemukan hal-hal yang tidak lazim atas suatu informasi/data.
Contoh : Scanning terhadap buku tamu untuk memperoleh data tentang pihak-
pihak yang berhubungan dengan pemberian suatu perizinan.Scanning terhadap
agenda surat masuk/keluar untuk memperoleh adanya surat-surat masuk/keluar
yang memuat informasi/data penting yang tidak lazim atau ada hubungannya
dengan suatu permasalahan.Scanning terhadap buku kas keluar untuk
mengetahui secara cepat pengeluaran-pengeluaran kas yang bernilai lebih dari
Rp5.000.000,00.
Dari hasil analisis ini diketahui adanya kekurangan, kecenderungan, dan kelemahan yang perlu
diperhatikan. Analisis tersebut antara lain dalam bentuk:
• Analisis Rasio
Teknik analisis ini biasanya digunakan dalam audit atas laporan keuangan, namun dapat
dikembangkan untuk kepentingan selain audit atas laporan keuangan. Bentuk-bentuk
rasio tersebut misalnya rasio perputaran persediaan (inventory turnover) dan ratio
keuntungan (rentability ratio).
• Analisis Statistik
Teknik analisis ini menggunakan teknik-teknik penghitungan statistik untuk melihat rata-
rata, korelasi, kecenderungan maupun kesimpulan-kesimpulan lain yang dapat
disimpulkan dari satu atau beberapa kelompok data.
Investigasi : Investigasi adalah suatu upaya untuk mengupas secara intensif suatu
permasalahan melalui penjabaran, penguraian, atau penelitian secara mendalam.
Investigasi merupakan suatu proses pendalaman dari verifikasi setelah adanya indikasi.
Tujuan teknik audit investigasi adalah memastikan apakah indikasi yang diperoleh dari
teknik audit lainnya memang benar terjadi dan merupakan penyimpangan atau tidak.
Oleh karenanya, teknik investigasi mencakup juga teknik-teknik audit yang lain.
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
- http://repository.ut.ac.id/3879/1/EKSI4413-M1.pdf
- https://accurate.id/ekonomi-keuangan/pengertian-tujuan-dan-tahapan-audit-keuangan
- https://zams.web.id/contoh-kasus-manajemen-keuangan