PENGAUDITAN 1
– Kelas A –
Universitas Hasanuddin
2022/2023
Sasaran auditing
Sasaran audit adalah kegiatan, aktivitas, program atau bidang-bidang organisasi yang diketahui
atau diidentifikasi memerlukan perbaikan atau peningkatan dalam segi kehematan, efisiensi dan
efektifitas. tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Untuk mencapai tujuan ini, auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup.
Untuk menghimpun bukti kompeten yang cukup, auditor perlu mengidentifikasikan dan menyusun
sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun laporan keuangan.
klien.
Tujuan audit spesifik lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos pos yang terdapat dalam
laporan keuangan yang merupakan asersi manajemen dan untuk mendapatkan bukti sebagai pendukung
pendapat atas laporan keuangan, auditor merumuskan tujuan–tujuan khusus audit untuk setiap
rekening dalam laporan keuangan.
1. Kriteria, Kriteria yang jelas berupa standar/ukuran, ketentuan yang seharusnya diikuti
atau ditaati.
2. Penyebab, Penyebab dari suatu tindakan, atau kegiatan yang tidak sesuai dengan
kriteria.
3. Akibat, Akibat dari satu tindakan, atau kegiatan yang menyimpang dari kriteria yang
dapat diukur/dinilai dengan uang atau akan menyebabkan tidak dicapainya sasaran dan
tujuan yang seharusnya dicapai.
Semua program audit pada tahap ini pada umumnya diarahkan kepada 4 sasaran, yaitu:
Bukti audit bottom-up berfokus pada pengujian secara langsung atas transaksi, saldo akun,
serta sistem yang mencatat transaksi tersebut yang pada akhirnya menghasilkan saldo akun. Bukti
buttom up meliputi beberapa bentuk penarikan sampel terinci yang mendukung saldo akun dan
mengevaluasi kewajaran penyajian dari setiap rincian yang terakumulasi dalam laporan keuangan.
Hakekat bukti
Bukti audit adalah semua informasi yang digunakan auditor untuk mencapai kesimpulan yang
menjadi dasar opini audit. Ukuran keabsahan (validity) bukti tersebut untuk tujuan audit tergantung
pada pertimbangan auditor independen dalam hal ini bukti audit (audit evidence) berbeda dengan bukti
hukum (legal evidence) yang diatur secara tegas oleh peraturan yang ketat.
butir-butir penting mengenai hakekat bukti audit diantaranya ialah sebagai berikut :
a. Bukti audit meliputi informasi yang dihasilkan baik secara internal maupun
eksternal
b. Bukti audit meliputi informasi yang mendukung maupun yang bertentangan
dengan asersi manajemen
c. Bukti audit dipengaruhi oleh tindakan-tindakan manajemen, seperti: dokumen yang
diperlukan tidak lengkap atau keterlambatan pembuata dokumen
d. Bukti audit dapat dikembangkan dengan menggunakan ahli dari luar
e. Bukti audit dapat diperoleh melalui prosedur-prosedur lain yang lazim digunakan
auditor (analisis risiko untuk menentukan apakah akan menerima atau melanjutkan
seorang klien, data dari audit tahun lalu, dan kualitas pengendalian internal
perusahaan yang mencerminkan ketelitian proses internal)
Meliputi:
1. Sifat Pengujian Audit, mengacu pada sifat dan efektivitas pengujian audit yang akan
dilaksanakan.
2. Saat Pengujian Audit, mengacu pada kapan auditor akan melaksanakan pengujian audit serta
menarik kesimpulan audit.
3. Luas pengujian Audit, berkaitan dengan keputusan auditor tentang berapa banyak bukti audit
yang harus diperoleh.
4. Penetapan Staf Audit, Auditor harus ditugaskan pada tugas-tugas yang telah ditetapkan dan
disupervisi sesuai dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kemampuannya. Sehingga
mereka dapat mengevaluasi bukti audit yang sedang diperiksa.
Terdapat 5 kelompok umum asersi manajemen yang dituangkan dalam standar auditing yang berlaku
umum (GAAS) sebagai berikut :
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan
dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk
menyatakan pendapat. Bukti audit yang digunakan auditor dalam melakukan audit memiliki karakteristik
sebagai berikut :
- relevansi
- independensi
- efektivitas pengendalian intern
- pemahaman langsung yang diperoleh auditor
- kualifikasi orang yang menyediakan informasi
- tingkat objektivitas
- ketepatan waktu
Pertimbangan auditor tentang kelayakan bukti audit yang dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
a. Pertimbangan professional, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keseragaman
penerapan mutudan jumlah bukti yang diperlukan dalam audit.
b. Integritas manajemen, Manajemen juga bertanggung jawab atas asersi yang tercantum dalam
laporan keuangan. Manajemen juga berada dalam posisi untuk mengendalikan sebagian besar
bukti dan data akuntansi yang mendukung laporan keuangan.
c. Kepemilikan publik versus terbatas, Umumnya auditor memerlukan tingkat keyakinan yang
lebih tinggi dalam audit atas laporan keungan perusahaan publik dibandingkan dengan audit
atas laporan keuangan perusahaan yang dimiliki oleh kalangan terbatas.
d. Kondisi keuangan, Umumnya jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan proses
kebangkrutan, pihak-pihak yang berkepentingan, seperti kreditur, akan meletakan kesalahan
dipundak auditor, karena kegagalan auditor untuk memberikan peringatan sebelumnya
mengenai memburuknya kondisi keuangan perusahaan.
Ketika auditor mengembangkan perencanaan audit serta merancang prosedur audit untuk mencapai
tujuan audit spesifik, auditor harus mempertimbangkan sifat bukti yang akan diperoleh. Bukti audit yang
mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi yang mendasari, dan informasi penguat yang
tersedia bagi auditor. Data akuntansi yang mendasari saja dianggap tidak cukup mendukung laporan
keuangan. Auditor harus merancang suatu prosedur audit untuk memperoleh bukti penguat guna
mendukung data akuntansi yang mendasari tersebut. Jenis bukti penguat yang dimaksud ialah :
1) Bukti analitis, mencakup penggunaan rasio dan perbandingan data klien dengan anggaran atau
standar prestasi, trend industri, dan kondisi ekonomi umum. Bukti analitis menghasilkan dasar
untuk menentukan kewajaran suatu pos tertentu dalam laporan keuangan dan kewajaran
hubungan antas pos-pos dalam laporan keuangan.
2) Bukti documenter merupakan bukti yang paling penting dalam audit. apat dikelompokkan
sebagai berikut:
- Bukti documenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor secara langsung
- Bukti documenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien
- Bukti documenter yang dibuat dan disimpan oleh klien
3) Bukti elektronik, merupakan bukti yang diciptakan atau diperoleh melalui media elektronik,
seperti scanners, sensors, magnetic media, atau pesan komputer.
4) Konfirmasi merupakan proses perolehan dan penilaian suatu komunikasi langung dari pihak
ketiga sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak
terhadap asersi laporan keuangan.
5) Bukti matematis diperoleh auditor melalui perhitungan kembali oleh auditor.Penghitungan yang
dilakukan auditor merupakan bukti audit yang bersifat kuantitatif dan matematis.
6) Bukti fisik banyak dipakai dalam verifikasi saldo berwujud terutama kas dan persediaan. Bukti ini
banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud.
7) Surat pernyataan tertulis merupakan pernyataan yang ditandatangani seorang individu yang
bertanggung jawab dan berpengetahuan mengenai rekening, kondisi, atau kejadian tertentu.
8) Bukti lisan, Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan manusia
sehingga ia mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan lisan.
PROSEDUR AUDIT
Prosedur audit adalah metode yang digunakan oleh para auditor untuk mengumpulkan dan
mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten.
1. Prosedur Analitis, meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analisis vertikal
dan laporan presentase, perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis atau
anggaran, serta penggunaan model matematis dan statistik.
2. Inspeksi, meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan serta pemeriksaan
sumberdaya berwujud.
3. Konfirmasi, merupakan bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan auditor
memperoleh informasi secara langsung dari sumber independen diluar organisasi klien.
4. Pemintaan keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tulisan dari auditor.
5. Perhitungan, meneydiakan cara untuk mengevaluasi pengendalian internal perusahaan melalui
bukti yang objektif tentang kelengkapan catatan akuntansi.
6. Penelusuran, yang seringkali juga disebut sebagai penelusuran ulang, auditor (1) memilih
dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan (2) menentukan bahwa informasi
yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi
(jurnal dan buku besar).
7. Pemeriksaan Bukti Pendukung, meliputi (1) pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi, dan
(2) mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal
tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi.
8. Pengamatan, berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan beberapa
kegiatan atau proses. Biasanya pengamatan memberikan bukti bottom-up, dan dengan bukti
bottom-up lainnya auditor dapat terlebih dahulu memahami konteks ekonomi untuk pengujian
audit tersebut.
9. Pelaksanaan Ulang, Auditor juga dapat melaksanakan ulang beberapa aspek pemrosesan
transaksi tertentu untuk menentukan bahwa pemrosesan awal telah sesuai dengan
pengendalian intern yang telah dirumuskan.
10. Teknik Berbantuan Komputer, Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui media
elektronik, maka auditor dapat menggunakan teknik berbantuan komputer untuk membantu
melaksanakan beberapa prosedur yang telah diuraikan sebelumnya.
Jika prosedur telah ditetapkan, auditor dapat menentukan besarnya sampel yang berbeda dari
unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam populasi yang diperiksa. Keputusan tentang berapa
banyak unsure yang akan diuji harus dibuat oleh auditor untuk setiap prosedur audit yang akan
digunakan. Ukuran sampel yang dipilih bias berbeda-beda antara audit yang satu dengan lainnya.
Terkadang penentuan saat pelaksanaan prosedur audit dipengaruhi oleh kapan klien
membutuhkan laporan audit. Dalam audit atas laporan keuangan perusahaan publik, klien biasanya
menghendaki audit telah diselesaikan dalam waktu satu sampai tiga bulan setelah akhir tahun buku.
Namun, saat ini Bapepam mengharuskan perusahaan public mengumumkan laporan keuangan auditan
dalam waktu 60-90 hari setelah akhir tahun buku, tergantung skala perusahaannya.
PROGRAM AUDIT
Maksud suatu program audit adalah mengatur secara sistematis prosedur audit yang akan dilaksankan
selama audit berlangsung. Program audit tersebut menyatakan bahwa prosedur audit yang diyakini oleh
auditor merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan audit. Program audit juga
mendokumentasikan strategi audit. Biasanya auditor berusaha menyeimbangkan prosedur audit top-
down dan bottom-up ketika mengembangkan suatu program audit. Jenis pengujian yang termasuk
dalam program audit meliputi :
a. Prosedur Analitis, meneliti hubungan yang dapat diterima antara data keuangan dan data non-
keuangan untuk mengembangkan harapan atas saldo laporan keuangan.
b. Prosedur Awal, Yakni prosedur untuk memperoleh pemahaman atas (1) faktor persaingan bisnis
dan industri klien, (2) struktur pengendalian internnya. Auditor juga melaksanakan prosedur
awal untuk memastikan bahwa catatan-catatan dalam buku pembantu sesuai dengan akun
pengendali dalam buku besar
c. Pengujian Estimasi Akuntansi, meliputi pengujian subtantif atas saldo.
d. Pengujian pengendalian, Adalah pengujian pengendalain intern yang ditetapkan oleh strategi
audit dari auditor.
e. Pengujian transaksi, Adalah pengujian substantif yang terutama meliputi tracing atau vouching
transaksi berdasarkan bukti dokumenter yang mendasari.
f. Pengujian Saldo Berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo akun serta item-
item yang membentuk saldo tersebut.
g. Pengujian penyajian dan pengungkapan, Mengevaluasi penyajian secara wajar semua
pengungkapan yang dipersyaratkan oleh GAAP.
KERTAS KERJA
Dokumen bukti audit disediakan dalam kertas kerja. Kertas kerja berfungsi sebagai catatan yang
disimpan oleh auditor tentang prosedur audit yang diterapkan, pengujian yang dilakukannya, informasi
yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.
a. Isi Kertas Kerja Audit, Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan:
- Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan pertama yaitu pemeriksaan telah
direncanakan dan disupervisi dengan baik
- Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua, yaitu pemahaman memadai
atas struktur pengendalian intern telah diperoleh untuk merencakan audit dan
menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
- Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit telah
diperoleh, prosedur audit telah diterapkan, dan pengujian telah dilaksankan, yang
memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan auditan
b. Tujuan Pembuatan Kertas Kerja, Empat tujuan penting pembuatan kertas kerja adalah untuk;
1) Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan
2) Menguatkan kesimpulan-kesimpulan auditor dan kompetensi auditnya.
3) Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit
4) Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.
c. Manfaat Kertas Kerja Audit,
- Merupakan dasar penyusunan laporan hasil hasil audit.
- Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasi pekerjaan para pelaksana
audit.
- Merupakan alat pembuktian dari hasil laporan audit.
- Menyajikan data untuk keperluan referensi.
- Merupakan salah satu pedoman untuk tugas audit berikutnya.
d. Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan oleh Auditor Dalam Pembuatan Kertas Kerja yang Baik
Kecakapan teknis dan keahlian profesional seoran auditor independen akan tercermin pada
kertas kerja yang dibuatnya. ada lima faktor yang yang harus diperhatikan:
1) Lengkap
2) Teliti
3) Ringkas
4) Jelas
5) Rapi
6) Jenis kertas kerja
7) Menyusun kertas kerja
8) Mereview kertas kerja
9) Pengarsipan kertas kerja
10) Kepemilikan dan penyimpangan kertas kerja