Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PENGAUDITAN MANAJEMEN

“ Pelaksanaan Pengauditan Manajemen ”

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 2:

AMALIA RAHMAN ( A1A621021)

FEMI APRILIA ADFAN ( A1A621023 )

NADYA RESKY MAHARANI ( A1A621031)

SYARINAH MARWAN ( A1A621075 )

KELAS : A

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2022/2023


A. Konsep Pengauditan Manajemen

Audit manajemen (management audit) merupakan evaluasi terhadap


efesiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Audit manajemen didesain secara
sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program yang diselenggarakan,
atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit. Aktivitas audit yang dilakukan
bertujuan untuk menilai dan melaporkan apakah sumberdaya dan dana yang
dimiliki perusahaan digunakan secara efisien, serta apakah tujuan dari program
dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dengan tidak melanggar
ketentuan atau kebijakan yang ditetapkan perusahaan.

Bayangkara (2008) menyatakan bahwa audit manajemen


adalahpengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan.
Dalam konteks audit manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan
yang harus di pertanggung jawabkan kepada bernagai pihak yang memiliki
wewenang yang lebih tinggi. Audit manajemen dirancang secara sistematis untuk
mengaudit aktivitas, program-program yang diselenggarakan, atau sebagian dari
entitasyang bisa diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya
dandanatelah digunakan secara efektif, serta tujuan dari program dan
aktivitasyang telahdirencanakan dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan
aturan dan kebijakanyang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Siagian (2001) mendefinisikan audit manajemen sebagai suatu


bentukpemeriksaan yang bertujuan untuk meneliti dan menilai kinerja
perusahaanyangdisoroti dari sudut pandang peningkatan efisiensi, efektifitas dan
ptroduktivitaskerja dalam berbagai komponennya.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa audit


manajemenmerupakan bentuk pemeriksaan untuk menilai, menganalisis, meninjau
ulanghasil perusahaan, apakah telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif
sert mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dan kemudian melaksanakan
pengujiandan penelaan atas ketidakhematan, ketidakefisiensian maupun ketidak
efektifan untuk selanjutnya memberikan rekomendasi–rekomendasi perbaikan
demi tercapainya tujuan perusahaan.

B. Tujuan dan Manfaat Audit Manajemen

Menurut (Agoes, 2012), tujuan dan manfaat audit manajemen, yaitu:

a. Menilai kinerja dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.


b. Menilai berbagai sumber daya yang dimiliki dan digunakan perusahaan
secara efisien dan ekonomis.
c. Menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telahditetapkan
oleh top management.
d. Memberikan rekomendasi kepada top management untuk memperbaiki
kelemahan kelemahan dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan
ekonomisasi dari kegiatan operasi perusahaan.

Berikut adalah beberapa manfaat management audit menurut Tunggal


(2003:14) yaitu:

� Memberi informasi operasi yg relevan dan tepat waktu utk pengambilan


keputusan.

� Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan laporan-laporan dan


pengendalian.

� Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yg ditetapkan


rencana-rencana prosedur serta persyaratan peraturan pemerintah.

� Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini utk menentukan


tindakan preventif yg akan diambil.

� Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk


memperkecil pemborosan.

� Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yg


telah ditetapkan.
� Menyediakan tempat pelatihan utk personil dalam seluruh fase operasi
perusahaan.

Tujuan dan manfaat audit manajemen tersebut bersifat objektif. Terkait


dengan sifat tersebut, maka audit manajemen mencakup tiga elemen, yaitu:

o Criteria, merupakan standar yang harus dipenuhi oleh setiap bagian


dalamperusahaan.
o Causes, merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajemen,
termasuk tindakan yang seharusnya dilakukan untuk memenuhi criteriatetapi
tidak dilakukan.
o Effect, merupakan akibat dari tindakan-tindakan dari standar yang berlaku .

C. Pelaksanaan Pengauditan Manajemen

Berikur beberapa langkah dalam pelaksanaan audit manajemen dalam suatu


perusahaan.

1. Audit Pendahuluan

Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih


dalam. Audit ini lebih ditekankan pada upaya memperoleh informasi latar
belakang tentang objek audit. Tujuan dari audit pertama ini adalah untuk
mengumpulkan konteks tentang item yang diperiksa. Tahap audit pendahuluan
juga mencakup peninjauan dan analisis undang-undang, peraturan, dan kebijakan
terkait yang dapat mengungkapkan area kerentanan sehingga dapat ditentukan
tentative audit objective oleh auditor.Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a. Pemahaman auditor terhadap objek audit


b. Penentuan tujuan audit
c. Penentuan ruang lingkup dan sasaran audit
d. Review terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan
dengan objek audit
e. Pengembangan kriteria awal dalam audit.
Pada tahap audit pendahuluan ini penulisan melakukan:

1). Pengamatan fisik sekilas (observasi)

Tujuan dari pengamatan fisik penelitian ini adalah untuk mengumpulkan


data tentang penampilan luar perusahaan dan fasilitasnya karena berkaitan dengan
fokus penelitian pada arus kas. Observasi ini dilakukan melalui pengamatan pada
seluruh aktivitas perusahaan, dan pengamatan pada bagian Receptionist dan
Bagian Administrasi.

2). Mencari data tertulis

Data tertulis diperoleh untuk mendapatkan informasi yang berhubungan


dengan aktivitas perusahaan. Data tersebut didapatkan dari Manajer Operasional
dan Bagian Administrasi berupa bagan struktur organisasi perusahaan, dokumen
atau arsip kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas (kwitansi pembayaran,
rekapan penerimaan harian, laporan penerimaan harian, laporan pengeluaran
harian, faktur pembayaran, dan daftar biaya pengobatan.

3). Wawancara dengan pihak manajemen

Setelah memperoleh data tertulis, tahapan berikutnya adalah melakukan


wawancara langsung kepada Manajer Operasional, Manajer Keuangan,
Receptionist, serta Bagian Administrasi guna mengetahui kebijakan dan prosedur
atas aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas.

Berikut adalah informasi dari hasil wawancara:

• Garis besar awal perusahaan mungkin bisa membantu.


• Visi dan misi perusahaan.
• Job desk dan jam kerja karyawan.
• Prosedur pelaksanaan kegiatan penerimaan kas perusahaan.
• Prosedur pelaksanaan kegiatan pengeluaran kas perusahaan. Seluruh
informasi yang diperoleh pada tahap ini akan dikembangkan dalam
penyusunan audit rinci.
4). Membuat rangkuman atas temuan

Berikut ini adalah rangkuman atas temuan berdasarkan data yang diperoleh:

• Ketersediaan struktur organisasi terperinci dalam bentuk diagram


• Adanya sejumlah catatan yang merinci transaksi dan pengeluaran moneter.
• Kurangnya prosedur formal untuk menangani uang.
• Belum lengkapnya dokumen pendukung untuk aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas perusahaan.
• Jumlah karyawan yang terlalu banyak.
• Perusahaan belum pernah diaudit.
• Penyajian laporan keuangan belum memadai.

⮚ Tahapanan dalam audit pendahuluan


1. Pemahaman Auditor Terhadap Objek Audit
2. Penentuan Tujuan Audit
3. Penentuan Ruang Lingkup dan Tujuan Audit
4. Review Terhadap Peraturan dan Perundang-undangan yang
Berkaitan Dengan Objek Audit
5. Pengembangan Kriteria Awal Audit
6. Kesimpulan Audit Pendahuluan .

2. Review terhadap Pengendalian Manajemen

Fungsi pengendalian ditujukan sebagai upaya perusahaan dalam


mengoptimalkan penggunaan sumber daya, memotivasi karyawan untuk
melaksanakan peraturan dan kebijakan perusahaan, dan mencegah terjadinya

pelanggaran atau penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Suatu sistem

pengendalian manajemen harus menjamin bahwa perusahaan telah melaksanakan


strateginya dengan efektif dan efisien.
Karakteristik sistem pengendalian manajemen yang baik mencakup hal-hal
sebagai berikut :

1. Pernyataan tujuan perusahaan

2. Rencana perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan

3. Kualitas dan Kuantitas SDM yang memadai

4. Sistem pembuatan kebijakan dan praktik yang sehat pada masing-masing


unit organisasi

5. Sistem penelaahan yang efektif pada setiap aktivitas untuk memperoleh


keyakinan bahwa kebijakan dan praktik yang sehat telah dilaksanakan
dengan baik

Hal-hal yang dipertimbangkan dalam pengendalian manajemen:

a. Pernyataan tujuan perusahaan


b. Rencana perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan
c. Kualitas dan kuantitas SDM yang sesuai dengan tanggungjawab dan
adanya pemisahan fungsi yang baik
d. Sistem pembuatan kebijakan dan praktik yang sehat pada masingmasing
unit organisasi.

Langkah kunci dalam Review terhadap pengendalian manajemen :

1. Menetapkan tingkat signifance dan sensitivity hal-hal pokok dari program/


aktivitas yang diaudit

2. Menilai tingkat kerentanan program tersebut terhadap penyalahgunaan


sumber daya maupun penyimpangan terhadap peraturan

3. Mengidentifikasi dan memahami pengendalian-pengendalian manajemen

4. Menetapkan apa yang sudah diketahui tentang efektivitas pengendalian

5. Menilai kecukupan desain pengendalian


6. Menetapkan melalui pengujian apakah pengendalian-pengendalian yang
ada sudah cukup efektif.

7. Melaporkan hasil-hasil penilaian manajemen dan mendiskusikan tindakan-


tindakan perbaikan yang diperlukan

Kesimpulan hasil review dan pengujian harus dapat memberikan gambaran

tentang :

1) Keandalan sistem pengendalian manajemen perusahaan

2) Apakah tersedia cukup bukti yang dibutuhkan untuk mengembangkan


tujuan audit sementara menjadi tujuan audit yang sesungguhnya

3) Langkah kerja yang dilaksanakan pada tahap selanjutnya .

3. Audit Terinci ( Lanjutan)

Audit lanjutan merupakan tahap selanjutnya dari proses audit manajemen


untuk menilai efektivitas fungsi sumber daya manusia. Pada tahap ini, auditor
mengumpulkan data-data yang diperoleh selama melakukan audit. Data- data
yang diperoleh kemudian digolongkan ke dalam unsur temuan audit yaitu kondisi,
kriteia, penyebab dan aktibat. Informasi yang diperoleh dari data- data tersebut
selanjutnya dianalisis untuk memahami permasalahan yang terjadi. Hingga
akhirnya diperoleh suatu kesimpulan audit, dan kemudian auditor menyusun suatu
rekomendasi atas kelemahan-kelemahan yang ditemukan.

Pada tahap audit lanjutan ini, auditor melakukan audit yang lebih dalam dan
melakukan pengembangan temuan terhadap fasilitas, prosedur serta catatan-
catatan yang berkaitan dengan produksi dan operasi. Disamping itu,dilakukan
analisis terhadap hubungan kapabilitas potensial yang dimiliki dan utilisasi
kapabilitas tersebut di dalam perusahaan. Untuk mendapatkan informasi yang
lengkap, relevan dan dapat dipercaya, auditor menggunakan daftar pertanyaan
yang ditujukan kepada berbagai pihak yang berwenang dan berkompeten
berkaitan dengan masal yang diaudit. Dalam wawancara yang dilakukan, auditor
menyoroti keseluruhan dan ketidaksesuaian yang ditemukan dan menilai
tindakan-tindakan korektif yang telah dilakukan.

Audit ini bertujuan untuk memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung
tujuan audit yang sesungguhnya, yang telah ditetapkan berdasarkan hasil review
dan pengujian pengendalian manajemen.

⮚ Langkah – langkah Audit Lanjutan :

1) Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit yang


diperlukan

2) Memperoleh bukti-bukti yang relevan, material dan kompeten

3) Membuat ringkasan atas bukti yang telah diperoleh dan


mengelompokkannya ke dalam kelompok kriteria, penyebab dan akibat

4) Pengembangan Temuan dalam Audit Lanjutan

5) Menyusun kesimpulan atas dasar ringkasan bukti yang telah diperoleh dan
mengidentifikasi bahwa akibat yang ditimbulkan dari ketidaksesuaian
antara kondisi dan kriteria cukup penting dan material. Kesimpulan ini
merupakan pemantapan temuan hasil audit

⮚ Pengembangan temuan dalam audit lanjutan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan temuan

a. Pengembangan harus ditekankan pada situasi dan kondisi pada saat


program tersebut berlangsung bukan pada saat program tersebut diaudit.
b. Pengembangan atas kompleksitas dan besarnya sumberdaya yang terlibat
dalam program/aktivitas yang diaudit.
c. Audit harus secara jujur dan objektif berdasarkan pertimbangan
profesionalismenya melakukan analisis terhadap temuan-temuan yang
diperoleh pada saat audit dan pengungkapan kelemahan yang terjadi secara
tidak logis.
d. Pengembangan temuan harus dilakukan secara luas dan teliti sehingga bisa
menjadi dasar dari pembuatan kesimpulan dan rekomendasi secara jelas
dan tepat pada pihak yang diaudit.

Apabila auditor menemukan kelemahan yang penting pada program


aktivitas yang diaudit maka auditor harus segera menyusun rencana
pengembangan semua aspek yang berhubungan dengan masalah tersebut. langkah
dalam pengembangan temuan

a. Mengenali batas-batas wewenang dan tanggung jawab pejabat


yang terlibat dalam program/aktivitas yang diaudit
b. Memahami secara seksama sebab-sebab terjadinya kelemahan pada
program/aktivitas yang diaudit
c. Menentukan apakah kelemahan itu merupakan kelemahan
tersendiri maupun kelemahan yang tersebar luas pada berbagai
program/aktivitas lain
d. Menentukan akibat/arti penting dari kelemahan tersebut

e.   Menentukan rekomendasi atatu saran-saran untuk perbaikan.

4. Pelaporan

Laporan audit merupakan produk akhir yang paling penting dari proses
audit internal dan akses utama untuk menggambarkan aktivitas audit internal bagi
pemangku kepentingan, baik di dalam maupun di luar perusahaan. Bagian akhir
dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Dalam penyajian
laporan audit terdiri dari dua cara :

o Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama


tahapan-tahapan audit.

o Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan


penyajian kepada kepentingan para pengguna laporan hasil audit.
Menurut (Standar Internasional Praktek Profesional Internal Audit
(Standar), 2017) memberikan panduan mengenai tanggung jawab auditor internal
atas pelaporan hasil audit. Standar tersebut disajikan sebagai berikut:

❖ Communicating Result (Mengkomunikasikan Hasil Audit) Auditor


internal hendaknya mengkomunikasikan hasil-hasil penugasan secepat
mungkin.
❖ Criteria for Communicating (Kriteria untuk Melakukan Komunikasi)
Komunikasi hendaknya mencakup sasaran dan lingkup penugasan serta
juga kesimpulan, rekomendasi dan rencana tindakan yang berlaku.
❖ Quality of Communications (Kualitas Komunikasi) Komunikasi sebaiknya
akurat, objektif, jelas, singkat, konstruktif, lengkap, dan tepat waktunya.
❖ Engagement Disclosure of Noncompliance with the Standards
(Pengungkapan Penugasan atas Ketidakpatuhan terhadap Standar) Ketika
ketidakpatuhan terhadap standar memiliki dampak terhadap sebuah
penugasan tertentu, komunikasi mengenai hasilnya sebaiknya
mengungkapkan bahwa:

1) Standar-standar apa yang tidak sepenuhnya diikuti,

2) Alasan-alasan ketidakpatuhan, dan

3) Dampak terjadinya ketidakpatuhan pada penugasan.

❖ Disseminating Result (Penyebarluasan Hasil) Direktur audit internal


hendaknya mendistribusikan hasil penugasan kepada pihak-pihak yang
tepat.

- Model Laporan Hasil Audit yang Mendasar

Bentuk laporan audit intern menurut Amin Wijaya Tunggal dalam bukunya
Internal Auditing (2005) yang dikutip oleh (Mariani, 2013) menyatakan bahwa:

a. Lisan. Laporan secara lisan biasanya timbul dari suatu kejadian yang
serius atau segera, yang tidak memerlukan pencatatan. Komunikasi secara
lisan ini merupakan cara yang terbaik untuk memecahkan masalah-
masalah kecil (tidak penting) atau mendiskusikan terlebih dahulu masalah-
masalah yang akan dilaporkan dalam laporan tertulis.
b. Daftar kuesioner. Daftar kuesioner diperlukan untuk suatu check list atau
berfungsi sebagai pencatat pekerjaan apa saja yang telah dilakukan, tetapi
sebagai suatu bentuk laporan daftar kuesioner tersebut kurang memberikan
informasi secara efektif.
c. Surat. Laporan berbetuk surat dilakukan apabila masalah yang dibicarakan
cukup singkat. Hal ini seringkali juga digunakan sebagai pengantar suatu
laporan resmi atau rekomendasi kepada staf yang bertanggung jawab
dalam suatu kegiatan perusahaan.
d. Laporan yang berisi sekumpulan komentar. Laporan yang berisi
sekumpulan komentar ini sangat tepat digunakan untuk tabulasi, rincian
hasil diskusi, rekomendasi yang cukup banyak atau bila laporan terdiri
banyak halaman. Laporan dalam bentuk ini lebih mudah penggunannya.

5. Tindak Lanjut

Tindak lanjut audit adalah langkah-langkah yang harus diambil oleh auditor
setelah laporan audit diserahkan kepada auditee. Tindak lanjut audit merupakan
kegiatan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kemajuan auditee dalam
melaksanakan rekomendasi audit (Kusuma, 2016).

Implementasi tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor


merupakan bentuk komitmen manajemen dalam meningkatkan proses dan kinerja
perusahaan atas beberapa kelemahan dan kekurangan yang masih terjadi. Walau
begitu, auditor tidak memiliki kewenangan untuk memaksa perusahaan untuk
menjalankan rekomendasi yang disarankan auditor melainkan auditor
menempatkan diri sebagai supervisior atas rencana,pelaksana,dan pengendalian
tindak lanjut yang dilakukan.
Sebaiknya rekomendasi merupakan hasil diskusi dan rumusan bersama
antara manajemen dan auditor. Rekomendasi juga harus menyajikan analisis dan
manfaat yang diperoleh perusahaan atas rekomendasi tersebut.

❖ Langkah-Langkah Tindak Lanjut Hasil Audit.

Untuk setiap rekomendasi audit, auditee menyatakan apakah menolak atau


menerima rekomendasi tersebut; jika diterima akan dilaksanakan kapan
pelaksanaan direncanakan. Rencana tindak dari auditee merupakan dasar bagi
tindak lanjut audit. Tujuan tindak lanjut audit bukanlah untuk memperoleh
kepastian yang absolut, melainkan untuk memperoleh bukti yang cukup untuk
memberikan keyakinan yang memadai bahwa auditee telah melaksanakan action
plan-nya. Langkah-langkah dalam pelaksanaan tindak lanjut hasil audit dikutip
dari (Wahyudi, 2016b), yaitu mencakup:

1) Perencanaan Tindak Lanjut.

a. Menentukan Apakah Tindak Lanjut Akan Dilaksanakan. Auditor harus


membuat prioritas tindak lanjut yang akan dilaksanakan atas rekomendasi yang
dikeluarkan. Prioritas penugasan tindak lanjut harus mempertimbangkan strategi
audit secara keseluruhan, seperti yang ditentukan dalam proses perencanaan
strategi tahunan. Proses tindak lanjut harus dilakukan jika dampak kegiatan tindak
lanjut melebihi biayanya (cost-benefit). Alasan tidak dilaksanakannya tindak
lanjut antara lain audit terlalu kecil atau program/kegiatan yang bersangkutan
sudah tidak ada lagi.

b. Menentukan Lingkup Tindak Lanjut. Auditor perlu menentukan aspek


audit terdahulu yang akan ditindaklanjuti. Lingkup tindak lanjut audit harus
ditentukan berdasarkan penilaian atas:

2. Keberlanjutan penerapan simpulan audit terdahulu.


3. Pernyataan manajemen atas tindakan perbaikan.
4. Tingkat kepercayaan auditor atas hasil kerja auditor terdahulu.
c. Cross Audit Follow Up. Kegiatan cross audit follow up mencakup review
beberapa hasil audit dalam satu entitas atau beberapa hasil audit (yang bertopik
sama/sejenis) dalam beberapa entitas. Kegiatan cross audit yang spesifik perlu
mempertimbangkan proses perencanaan strategis audit kinerja. Contoh; adanya
pengadaan fiktif di beberapa instansi pemerintah, yang biasanya dilakukan pada
akhir tahun anggaran.

d. Menyiapkan Sumber Daya Untuk Tindak Lanjut

Sumber daya untuk melaksanakan tindak lanjut bergantung pada faktor-


faktor seperti:

1. Jumlah rekomendasi.
2. Sifat hubungan dengan auditee.
3. Apakah anggota tim audit terdahulu akan membantu dalam audit
tindak lanjut. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah
memastikan bahwa keputusan tertulis tentang luas dan sifat tindak
lanjut dibuat oleh pejabat yang berwenang.

e. Menjadwalkan Tindak Lanjut.

Auditor memutuskan apakah tindak lanjut di kantor (meliputi review


dokumen dan tanggapan atas laporan audit, ditambah korespondensi atau telepon
dengan auditee) sudah memadai atau perlu dilakukan tindak lanjut di lapangan.
Bergantung pada karakteristik audit, jenis rekomendasi, risiko sosial dan ekonomi,
dan sebagainya. Waktu yang tepat dan lama audit (mandays) bergantung pada
ketersediaan auditor dan tingkat prioritas.

2) Pelaksanaan Tindak Lanjut.

a. Mengumpulkan Informasi

Cara paling efektif untuk memulai tindak lanjut adalah dengan meminta
konfirmasi status pelaksanaan rekomendasi dari auditee. Dijadikan titik awal
pengujian dokumen dan wawancara juga evaluasi dan review atas hasil audit
internal juga dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi.
b. Mencatat Hasil

Hasil dari tindak lanjut dicatat seperlunya. Tindakan yang diambil untuk
setiap rekomendasi dicatat sesuai dengan “status pelaksanaannya” jika auditee
tidak menindaklanjuti rekomendasi, status dimasukkan sebagai “rekomendasi
tidak ditindaklanjuti dan tidak ada keinginan untuk bertindak”, jika rekomendasi
ditolak, statusnya adalah “rekomendasi ditolak” dan tidak perlu tindakan lebih
lanjut.

c. Menilai Dampak Audit Kinerja

Penilaian pelaksanaan rekomendasi serta dampak audit akan membantu


auditor dalam menilai efektivitas audit kinerja. Dampak yang dihasilkan dari 14
pelaksanaan rekomendasi dapat bersifat positif atau negatif, direncanakan atau
tidak direncanakan. Auditor perlu memperhitungkan biaya pencapaian dampak
sehingga hasil akhir (bersih) dapat diperkirakan. Dampak yang signifikan harus
divalidasi oleh badan atau lembaga yang berwenang.

3) Pelaporan Hasil Tindak Lanjut

Auditor harus melaporkan perbaikan maupun rekomendasi yang belum


ditindaklanjuti, yang ditemukan selama pelaksanaan audit tindak lanjut kepada
pihak-pihak yang terkait (stakeholder). Laporan audit tindak lanjut bertujuan
untuk menyediakan informasi bagi stakeholder mengenai penilaian efektivitas
tindak lanjut audit kinerja serta manfaat yang dihasilkan oleh audit kinerja (seperti
penghematan biaya atau manfaat lainnya) dengan syarat:

1. Laporan harus menggambarkan hasil analisis atas manfaat yang


diperkirakan dan manfaat aktual dalam periode tertentu.
2. Laporan merupakan ringkasan pelaksanaan rekomendasi.
3. Laporan menitikberatkan pada pelaksanaan rekomendasi yang
buruk.
4. Laporan menggambarkan tindakan yang akan diambil atas
pelaksanaan rekomendasi yang buruk (Kusuma, 2016).
D. Kesimpulan

Audit manajemen (management audit) merupakan evaluasi terhadap


efesiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Audit manajemen didesain secara
sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program yang diselenggarakan,
atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit. Aktivitas audit yang dilakukan
bertujuan untuk menilai dan melaporkan apakah sumberdaya dan dana yang
dimiliki perusahaan digunakan secara efisien, serta apakah tujuan dari program
dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dengan tidak melanggar
ketentuan atau kebijakan yang ditetapkan perusahaan.

Ruang lingkup audit manajemen meliputi segala aktivitas program atau


kegiatan dalam perusahaan yang mencakup fungsi manajerial dan fungsi bisnis.
Audit manajemen dilaksanakan dalam 5 tahapan, yakni audit pendahuluan, audit
terhadap pengendalian manajemen perusahaan, audit lanjutan, pelaporan, serta
tindak lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Hani Am Maria, Moch. Dzulkirom AR, Dwiatmanto. 2016. ANALISIS AUDIT


OPERASIONAL UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN
EKONOMISASI FUNGSI PEMASARAN (Studi pada PT Padmatirta
Wisesa Depo Karangploso-Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB).

I Wayan Alvin Kertanegara, Carmel Meiden. 2022. AUDIT OPERASIONAL


ATAS KLAIM PASIEN BPJS DI RUMAH SAKIT HP. Jurnal Ekonomi,
Manajemen, Bisnis dan Akuntansi.

Intan Fransiska Arunde, Jullie J. Sondakh, Anneke Wangkar. 2019. AUDIT


MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER
DAYA MANUSIA PADA PT. BANK SULUTGO. Jurnal EMBA.

Eftin Ula Kurnia, Dwiatmanto, Devi Farah Azizah. 2015. AUDIT


MANAJEMEN BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA (Studi Kasus pada
PG Kebon Agung). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB).

Bayangkara, IBK. 2008. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Jakarta:


Salemba Empat.

Alien, Fristie Ulya. 2014. Audit Manajemen Sumber Daya Manusia Pada RSU
Permata Blora. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.

Amalia, Gita R. 2015. Audit Manajemen Untuk Menilai Efektivitas Fungsi


Sumber Daya Manusia Pada PDAM Kota Malang. Skripsi Tidak
Dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai