Anda di halaman 1dari 21

Tugas Individu

Pendidikan Inklusif

“MENYUSUN RPP DAN MEDIA PEMBELAJARAN

UNTUK PENDIDIKAN INKLUSIF”

OLEH:

NAMA: RAHMAWATI

NIM: A1A620031

KELAS: C

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Menyusun RPP dan Media Pembelajaran
untuk Pendidikan Inklusif” tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca agar lebih paham mengenai
perubahan ejaan Bahasa Indonesia dari dulu hingga sekarang.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu dosen mata kuliah
Pendidikan Inklusif. Tugas yang telah diberikan ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada beberapa pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
membutuh masukan, kritik dan saran yang membangun agar dapat membantu penulis
dalam memperbaiki beberapa kesalahan dalam makalah ini dan bisa menjadi pelajaran
dalam membuat makalah dilain waktu.

Kendari, 12 November 2021

Rahmawati
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 3

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 4

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 6

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 6

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 7

C. Tujuan ................................................................................................................... 7

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 9

A. Pengertian RPP..................................................................................................... 9

B. Tujuan dan Fungsi RPP ...................................................................................... 10

C. Manfaat RPP....................................................................................................... 10

D. Modifikasi RPP .................................................................................................. 11

E. Pengertian Media Pembelajaran ......................................................................... 14

F. Tujuan Dan Fungsi Media Pembelajaran ............................................................ 15

G. Penerapan Media Pembelajaran Untuk Pendidikan Inklusif .............................. 17

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 19

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 19

B. Saran ................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 21


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan


prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2011: 263).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan


prosedur dan menajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi
dasar yang telah dijabarkan dalam silabus. RPP ini dapat digunakan oleh setiap
pengajar sebagai pedoman umum untuk melaksanakan pembelajaran kepada peserta
didiknya, karena di dalamnya berisi petunjuk secara rinci, pertemuan demi pertemuan,
mengenai tujuan, ruang lingkup materi yang harus diajarkan, kegiatan belajar
mengajar, media, dan evaluasi yang harus digunakan. Oleh karena itu, dengan
berpedoman RPP ini pengajar akan dapat mengajar dengan sistematis, tanpa khawatir
keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar mengajar, atau keluar dari
sistem evaluasi yang seharusnya.

Media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan
untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif. Media pembelajaran merupakan suatu
teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran, media
pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan materi pelajaran. Media
pembelajaran merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dan
dengar termasuk teknologi perangkat keras.

Pada dasarnya, inovasi dalam pembelajaran yang menunjang kreativitas baik secara
implisit dan eksplisit tetap menjelaskan pentingnya mengetahui berbagai informasi
baik dari sumber media cetak maupun media elektronik yaitu internet (Ohman, 2011:
381). Adanya berbagai alasan yang membuat keyakinan dan pandangan guru sebagai
pengajar dalam menerapkan model pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan
tujuan yang dicapai. Di lain pihak, penggunaan inovasi dalam pembelajaran yaitu
dengan blog terkadang membutuhkan kekhususan pengajar agar dapat menyampaikan
informasi secara interaktif (Errington, 2007: 41; Nana, 2018: 193).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari RPP?

2. Apa saja tujuan dan fungsi RPP?

3. Apa saja manfaat dari RPP?

4. Bagaimana modifikasi RPP?

5. Apakah pengertian media pembelajaran?

6. Apa saja tujuan dan fungsi media pembelajaran?

7. Bagaimana penerapan media pembelajaran untuk pendidikan inklusif?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari RPP

2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi RPP

3. Untuk manfaat dari RPP

4. Untuk mengetahui modifikasi RPP

5. Untuk pengertian media pembelajaran

6. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi media pembelajaran

7. Untuk mengetahui penerapan media pembelajaran untuk pendidikan inklusif


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian RPP

RPP merupakan hal yang sangat diperlukan ketika pembelajaran akan dilakukan,
karena RPP sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran yakni sebagai upaya
pencapaian suatu kompetensi dasar. Oleh karena itu menurut Permendikbud No 22
tahun 2016 tentang proses pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa:
Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran yang
dikembangkan secara perinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu
pada suatu silabus atau rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapaikompetensi dasar (KD). Setiap guru
di SD/MI berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
efesien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP di susun berdasarkan KD atau subtema
yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan


prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2011: 263).

Sedangkan menurut Hojanah, E. (2014, hlm.39), “Rencana pelaksanaan


pembelajaran (RPP) merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum
mengajar. Persiapan disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental,
situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk
meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh”.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan RPP adalah perangkat yang wajib
ada ketika seorang guru akan melaksanakan pembelajaran karena perencaan
pelaksanaan pembelajaran ini mengandung berbagai hal yang akan di laksanakan saat
proses pembelajaran dari awal kegiatan sampai kegiatan penutup untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang tercantum pula dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

B. Tujuan dan Fungsi RPP

Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk:

1. Mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar-mengajar

2. Dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya


guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi
program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana (Kunandar,
2011: 264).

Fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah dan berjalan
secara efektif dan efisien (Kunandar, 2011: 264). Dengan kata lain rencana pelaksanaan
pembelajaran berperan sebagai scenario proses pembelajaran. Oleh karena itu, rencana
pelaksanaan pembelajaran hendaknya bersifat luwes (fleksibel) dan memberi
kemungkinan bagi guru untuk menyesuaikan dengan respon siswa dalam proses
pembelajaran yang sesungguhnya.

C. Manfaat RPP

Adapun manfaat rencana pelaksanaan pembelajaran antara lain:

1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.


2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur
yang terlibat dalam kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun siswanya.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat dapat
diketahui ketepatan dan kelambatan kerjanya.
5. Sebagai bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6. Perencanaan pembelajaran dibuat untuk menghemat waktu, tenaga, alat, dan biaya.

D. Modifikasi RPP

Adapun manajemen modifikasi RPP terbagi menjadi beberapa langkah, dalam


(Amka, 2020) memaparkan sebagai berikut:

1. Perencanaan Modif RPP

Satu-satunya hal yang pasti di masa depan dari organisasi apapun termasuk
lembaga pendidikan adalah perubahan, dan perencanaan penting untuk menjembatani
masa kini dan masa depan yang meningkatkan kemungkinan untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Mondy dan Premeaux (1995) menjelaskan bahwa perencanaan
merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana
mewujudkannya dalam kenyataan. Perencanaan amat penting untuk implementasi
strategi dan evaluasi strategi yang berhasil, terutama karena aktivitas pengorganisasian,
pemotivasian, penunjukkan staff, dan pengendalian tergantung pada perencanaan yang
baik (Fred R. David, 2004).

Dalam konteks lembaga pendidikan, untuk menyusun kegiatan lembaga


pendidikan, diperlukan data yang banyak dan valid, pertimbangan dan pemikiran oleh
sejumlah orang yang berkaitan dengan hal yang direncanakan. Oleh karena itu kegiatan
perencanaan sebaiknya melibatkan setiap unsur lembaga pendidikan tersebut dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan.

2. Pengorganisasian Modif RPP

Tujuan pengorganisasian adalah mencapai usaha terkoordinasi dengan


menerapkan tugas dan hubungan wewenang. Malayu S.P. Hasbuan (1995)
mendifinisikan pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan, pengelompokkan
dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,
menempatkan orangorang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang
diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada setiap
individu yang akan melakukan aktivitasaktivitas tersebut. Pengorganisasian fungsi
manajemen dapat dilihat terdiri dari tiga aktivitas berurutan: membagi-bagi tugas
menjadi pekerjaan yang lebih sempit (spesialisasi pekerjaan), menggabungkan
pekerjaan untuk membentuk departemen (departementalisasi), dan mendelegasikan
wewenang (Fred R. David, 2004).

Dalam konteks pendidikan, pengorganisasian merupakan salah satu aktivitas


manajerial yang juga menentukan berlangsungnya kegiatan kependidikan sebagaimana
yang diharapkan. Lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi memiliki berbagai
unsur yang terpadu dalam suatu sistem yang harus terorganisir secara rapih dan tepat,
baik tujuan, personil, manajemen, teknologi, siswa/member, kurikulum, uang, metode,
fasilitas, dan faktor luar seperti masyarakat dan lingkungan sosial budaya.

Sutisna (1985) mengemukakan bahwa organisasi yang baik senantiasa mempunyai


dan menggunakan tujuan, kewenangan, dan pengetahuan dalam melakukan pekerjaan-
pekerjaan. Dalam organisasi yang baik semua bagiannya bekerja dalam keselarasan
seakan-akan menjadi sebagian dari keseluruhan yang tak terpisahkan. Semua itu baru
dapat dicapai oleh organisasi pendidikan, manakala dilakukan upaya: 1) Menyusun
struktur kelembagaan, 2) Mengembangkan prosedur yang berlaku, 3) Menentukan
persyaratan bagi instruktur dan karyawan yang diterima, 4) Membagi sumber daya
instruktur dan karyawan yang ada dalam pekerjaan.

3. Pelaksanaan Modif RPP

Dalam konteks lembaga pendidikan, kepemimpinan pada gilirannya bermuara


pada pencapaian visi dan misi organisasi atau lembaga pendidikan yang dilihat dari
mutu pembelajaran yang dicapai dengan sungguh-sungguh oleh semua personil
lembaga pendidikan. Soetopo dan Soemanto (1982) menjelaskan bahwa
kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan
orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan sukarela. Di dalam
kepemimpinan pendidikan sebagaimana dijalankan pimpinan harus dilandasi konsep
demokratisasi, spesialisasi tugas, pendelegasian wewenang, profesionalitas dan
integrasi tugas untuk mencapai tujuan bersama yaitu tujuan organisasi, tujuan individu
dan tujuan pemimpinnya.

4. Pengawasan Modif RPP

Sebagaimana yang dikutif Muhammad Ismail Yusanto (2003), Mockler (1994)


mendifinisikan pengawasan sebagai suatu upaya sistematis untuk menetapkan standar
prestasi kerja dengan tujuan perencanaan untuk mendesain sistem umpan balik
informasi; untuk membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah
ditetapkan itu; menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikansi
penyimpangan tersebut; dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumberdaya perusahaan telah digunakan dengan cara yang
paling efekif dan efisien guna tercapainya tujuan perusahaan. Dalam konteks
pendidikan, Depdiknas (1999) mengistilahkan pengawasan sebagai pengawasan
program pengajaran dan pembelajaran atau supervisi yang harus diterapkan sebagai
berikut:

a. Pengawasan yang dilakukan pimpinan dengan memfokuskan pada usaha


mengatasi hambatan yang dihadapi para instruktur atau staf dan tidak semata-
mata mencari kesalahan.

b. Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung. Para staf diberikan
dorongan untuk memperbaiki dirinya sendiri, sedangkan pimpinan hanya
membantu.

c. Pengawasan dalam bentuk saran yang efektif.


d. Pengawasan yang dilakukan secara periodik.

E. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟,
„perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media adalah pengantar pesan
dari pengirim ke penerima pesan, dengan demikian media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan. Berdasarkan Asosiasi Pendidikan Nasional
(National Education Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media
adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta
peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan
dibaca.

Sedangkan menurut Association of Education and Communication Technology


(AECT), media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan
pesan atau informasi. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan media adalah
alat yang digunakan untuk menunjang suatu pembelajaran sehingga pembelajaran
tersebut dapat berjalan dengan baik. Media juga dapat diartikan sebagai penghubung
antara pemberi dan penerima informasi. Penggunaan media sebagai penghubung antara
pendidik dan peserta didik inilah yang disebut dengan pembelajaran. Dengan kata lain,
bahwa belajar aktif memerlukan dukungan media untuk menghantarkan materi yang
akan mereka pelajari.

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang dalam bahasa


Yunani disebut instructus atau “intruere” yang berarti menyampaikan pikiran, dengan
demikian arti instruksional adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah
secara bermakna melalui pembelajaran. Kata pembelajaran mengandung makna yang
lebih pro-aktif dalam melaksanakan kegiatan belajar, sebab di dalamnya bukan hanya
pendidik atau instruktur yang aktif, tetapi peserta didik merupakan subjek yang aktif
dalam belajar.
Pembelajaran bukan hanya menyampaikan informasi atau pengetahuan saja,
melainkan mengkondisikan pembelajar untuk belajar, karena tujuan utama
pembelajaran adalah pembelajar itu sendiri. Sehingga pembelajaran adalah proses
terjadinya interaksi antara pendidik dan peserta didik serta sumber belajar dan media
yang digunakan, dalam upaya terjadinya perubahan pada aspek kognitif, afektif dan
motorik. Oleh karena itu agar aktivitas pembelajaran bermakna bagi peserta didik,
pendidik perlu mengembangkan media pembelajaran yang bervariasi dan menarik bagi
peserta didik.

Media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan
untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif. Media pembelajaran merupakan suatu
teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran, media
pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan materi pelajaran. Media
pembelajaran merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dan
dengar termasuk teknologi perangkat keras.

F. Tujuan Dan Fungsi Media Pembelajaran

Tujuan penggunaan media pembelajaran secara umum menurut Lestari, Ariani, &
Ashadi (2014) adalah membantu guru dalam menyampaikan pesanpesan atau materi
pelajaran kepada siswanya agar pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik dan lebih
menyenangkan bagi peserta didik. Tujuan penggunaan media pembelajaran secara
khusus yakni:

1. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang


minat peserta didik untuk belajar.

2. Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam bidang teknologi.

3. Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan oleh peserta didik.
4. Untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif.

5. Untuk memberikan motivasi belajar kepada peserta didik (Rahmatia, Monawati, &
Darnius, 2017).

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media dalam


pembelajaran yaitu untuk mengefektifkan proses penyampaian informasi kepada
peserta didik.

Levie dan Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya


media visual, yaitu:

a. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi pada pelajaran yang berkaitan dengan
makna yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

b. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari kenikmatan peserta didik ketika belajar
(atau membaca) teks yang bergambar.

c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang


mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian
tujuan untuk memahami dan mengingat atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media
visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu peserta didik
yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan fungsi media pembelajaran dapat


membantu memudahkan belajar bagi peserta didik dan pendidik, memberikan
pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi konkret), menarik perhatian dan minat belajar
peserta didik, dan dapat membangkitkan menyamakan antara teori dengan realitanya.
G. Penerapan Media Pembelajaran Untuk Pendidikan Inklusif

Salah satu masalah dalam proses pengajaran di sekolah yaitu bagaimana


mengembangkan keterampilan siswa agar menjadi kreatif dan sesuai dengan bakatnya.
Setiap siswa dilatih sesuai dengan keterampilan dan bakat yang dimiliki agar dapat
meningkatkan motivasi. Keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa berkaitan dengan
penalaran verbal-numerik, pemikiran secara abstrak, mengingat informasi sesuai
dengan keabsahan data (Cetinkaya, 2014: 3722-3723). Pengembangan keterampilan
siswa dapat melalui berbagai inovasi dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan
model yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa (Nana, 2018: 193).

Model POE2WE adalah salah satu solusi kreatif dengan pendekatan konstruktivis
yang dianggap memiliki efek pada kreativitas siswa di masa depan. Beberapa peneliti
menyakini bahwa kreativitas berupa masalah yang akan dipecahkan, sejumlah ide yang
relevan, proses memberikan solusi dari divergen ke kovergen (Lin, 2017: 2-3).

Model pembelajaran Prediction, Observation, Explanation, Elaboration, Write dan


Evaluation (POE2WE) dikembangkan dari model pembelajaran POEW dan model
pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Konstruktivistik. Pengembangan ini
dilakukan untuk sebagai penyempurnaan kedua model sebelumnya. Model POE2WE
merupakan model pembelajaran yang dikembangkan untuk mengetahui pemahaman
peserta didik mengenai suatu konsep dengan pendekatan konstruktivistik.

Model ini membangun pengetahuan dengan urutan proses yaitu meramalkan atau
memprediksi solusi dari permasalahan, melakukan eksperimen untuk membuktikan
prediksi, kemudian menjelaskan hasil eksperimen yang diperoleh secara lisan maupun
tertulis, membuat contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari, menuliskan hasil
diskusi dan memuat evaluasi tentang pemahaman peserta didik baik secara lisan
maupun tertulis (Nana et al., 2014; 2016).

Pada dasarnya, inovasi dalam pembelajaran yang menunjang kreativitas baik


secara implisit dan eksplisit tetap menjelaskan pentingnya mengetahui berbagai
informasi baik dari sumber media cetak maupun media elektronik yaitu internet
(Ohman, 2011: 381). Adanya berbagai alasan yang membuat keyakinan dan pandangan
guru sebagai pengajar dalam menerapkan model pembelajaran disesuaikan dengan
kebutuhan dan tujuan yang dicapai. Di lain pihak, penggunaan inovasi dalam
pembelajaran yaitu dengan blog terkadang membutuhkan kekhususan pengajar agar
dapat menyampaikan informasi secara interaktif (Errington, 2007: 41; Nana, 2018:
193).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan


prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana
Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu
indicator atau beberapa indicator untuk satu kali pertemuan atau lebih. RPP merupakan
persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan disini dapat
diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin
dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk
mau terlibat secara penuh.
Media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan
untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif. Media pembelajaran merupakan suatu
teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran, media
pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan materi pelajaran. Media
pembelajaran merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dan
dengar termasuk teknologi perangkat keras.

Pembelajaran dengan menggunakan Model POE2WE dapat membantu


pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus. Karena Model Pembelajaran POE2WE
merupakan salah satu model pembelajaran yang cocok dengan pembelajaran anak
berebutuhan khusus dan model pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang
berpusat pada siswa sehingga siswa tidak hanya diberi informasi melainan dipancing
agar ikut serta mencari informasi dengan berbekal ilmu pengetahuan yang dimiliki
maka melalui model POE2WE dapat membantu proses pembelajaran untuk anak
berkebutuhan khusus.

B. Saran

Bagi sekolah, diharapkan untuk lebih mengupayakan adanya pelatihan bagi guru
yang mengajar di kelas inklusi secara berkala baik dalam penyusunan RPP maupun
dalam cara memberikan media pembelajaran yang baik untuk siswa berkebutuhan
khusus dan sekolah diharapkan untuk menambah jumlah guru pendamping khusus
(GPK) agar guru-guru mata pelajaran lain yang mengajar di kelas inklusi terbantu
untuk menangani peserta didik yang kesulitan menerima pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, I. P. (2020). Manajemen Pelaksanaan Modifikasi RPP Pada Sekolah Inklusi


SDN Semangat Dalam 2 Banjarmasin. Jurnal manajemen pendidikan.

Prastowo, A. (2017). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik


Terpadu: Implementasi Kurikulum 2018 Untuk SD/MI. Kencana.

Abi Hamid, M., Ramadhani, R., Masrul, M., Juliana, J., Safitri, M., Munsarif, M., ... &
Simarmata, J. (2020). Media pembelajaran. Yayasan Kita Menulis.

Aghni, R. I. (2018). Fungsi dan jenis media pembelajaran dalam pembelajaran


Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 16(1), 98-107.

Febianti, A. (2020). Penerapan Media Pembelajaran untuk Anak Berkebutuhan Khusus


dengan Berbantuan Model POE2WE.

Anda mungkin juga menyukai