Anda di halaman 1dari 23

Audit Manajemen

1.Definisi audit manajemen

Audit manajemen seringkali diartikan sama dengan audit operasional. Pengertian dari audit manajemen
adalah investigasi dari suatu organisasi dalam semua aspek kegiatan manajemen dari yang paling tinggi
sampai dengan ke bawah dan pembuatan laporan audit mengenai efektifitasnya atau dari segi
profitabilitas dan efisiensi kegiatan bisnisnya. Sedangkan pengertian audit operasional adalah uraian
aktifitas perusahaan yang sistematis dalam hubungannya dengan tujuan untuk melihat,
mengidentifikasikan peluang perbaikan, atau mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan.Demikian
pengertian keduanya serupa karena pemeriksaan manajemen dilakukan saat manajemen beroperasi.

2.Terminologi Audit Manajemen.

Menurut pendapat Theo Haiman dalam bukunya, Professional Management yang dikutip oleh
Ramanathan (1990:292) berkaitan dengan munculnya kebutuhan akan management audit: Modern
Auditing saat ini penekanannya lebih pada pada pemeriksaan internal yang digunakan untuk
mengevaluasi efisiensi organisasi secara keseluruhan. Hal ini dilakukan secermat mungkin agar area-area
kelemahan bisa diidentifikasi, untuk kemudian ditunjukkan kepada manajemen, dan selanjutnya
ditawarkan rekomendasi untuk mempercepat proses perkembangan manajemen. Management audit
digunakan untuk memastikan seberapa baik manajemen, baik dalam hubungan eksternalnya dengan
pihak luar maupun efisiensi internalnya. Pemeriksaan dilakukan terhadap smoothness organisasi, mulai
dari level teratas sampai level terbawah. Management audit muncul karena kebutuhan akan penilaian
yang independen atas kinerja manajemen pada berbagai level, termasuk level top manajemen.
Management audit pertama kali dikenal di United Kingdom pada tahun 1932, ketika T.G. Rose, yang
dikenal lewat bukunya yang berjudul The Management Audit.

3.Tujuan Audit Manajemen.

Audit manajemen bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang masih
memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan
atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan. audit manajemen diarahkan
terutama pada berbagai objek audit yang sekiranya dapat diperbaiki di masa yang akan dating, di
samping itu juga mencegah terjadinya berbagai kerugian.
4.Ruang Lingkup dan Tujuan Audit.

Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan audit manajemen .

Audit manajemen ini melihat :

1. Kriteria efektifitas, efisiensinya yang digunakan sebagai asersi suatu standar sehingga standarstandar
dapat diberlakukan guna mengurangi risiko yang ada. Keefektifitasan dan efisiennya suatu perusahaan
hendaknya juga melihat dari keamanan para pekerja, bagaimana perusahaan itu juga memperhatikan
pekerjanya guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi.

2. Causes sebagai asersi suatu tindakan, hal yang menjadi tindakan yang serius pada kasus tersebut,
perusahaan kurang memperhatikan keselamatan para pegawai sehingga diperlukan inspeksi dengan
mendeteksi risiko dengan cara mengawasi para buruh ditempat kerja.

. 3. Effect sebagai asersi atas hasil suatu tindakan, dengan memberlakukan standar dapat mengurangi
kecelakaan bagi para pekerja serta memperbaiki risiko, masalah pelanggaran.

5.Tahap-Tahap Audit Manajemen Menurut Ahli.

A. Menurut Hamilton
Definisi ruang lingkup pekerjaan Management audit bisa dilakukan dalam lingkup yang umum dan
audit akan meliputi suatu penilaian terinci atas tiap-tiap aspek operasional organisasi. Management
audit juga bisa dilakukan atas suatu masalah tertentu untuk mencari bukti-bukti yang menjadi
penyebabnya serta merekomendasikan tindakan koreksi tertentu.

1. Pengumpulan fakta dan dokumentasi informasi terbaru.


Data bisa diperoleh dari surat menyurat, kebijakan dan prosedur, serta semua informasi
informal lainnya yang bisa diperoleh secara langsung dari karyawan lewat wawancara.
2. Riset dan analisa.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bukti dan fakta-fakta yang dianggap penting dalam
mendukung laporan akhir yang akan diserahkan kepada top manajemen.
3. Laporan.
ringkasan atas pekerjaan yang dilakukan, gambaran mengenai ruang lingkup pekerjaan, rincian
mengenai temuan-temuan utama dan diskusi mengenai alternatif-alternatif yang dapat
digunakan top manajemen untuk mengurangi permasalahan yang ada.

B. Menurut Leo herbert


Prelimenary Survey (Survei Pendahuluan). Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi umum
dan latar belakang, dalam waktu yang relatif singkat, mengenai semua aspek.
1. Review and Testing of Management Control System (Penelaahan dan Pengujian atas Sistem
Pengendalian Manajemen).
Tahap ini dimaksudkan untuk mendapatkan bukti-bukti mengenai ketiga elemen dari tentative
audit objective (tujuan pemeriksaan sementara), yaitu criteria, causes dan effects, dengan
melakukan pengetesan terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang berkaitan dengan sistem
pengendalian manajemen dan untuk memastikan bahwa bukti-bukti yang diperoleh dari
perusahaan adalah kompeten jika audit diperluas dalam detailed examination (pengujian
terinci).

2. Detailed Examination (Pengujian Terinci)


Pada tahap ini auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang cukup, kompeten, material dan
relevan untuk dapat menentukan tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan manajemen dan
pegawai perusahaan.

3. Report Development (Pengembangan Laporan)


Temuan audit harus dilengkapi dengan kesimpulan dan saran.

6. Perbedaan Management Audit dan Financial (General Audit).

Menurut Agoes (2004: 3), ada beberapa perbedaan antara lain sebagai berikut :

Management Audit :

-Bisa dilakukan oleh internal auditor atau management consultant. Selain itu di Indonesia dapat
dilakukan oleh BPKP dan BPK.

-Pada akhir pemeriksaan, auditor memberikan laporan kepada manajemen berupa temuan – temuan
audit mengenai efektifitas sistem pengendalian manajemen, apakah kegiatan operasi perusahaan sudah
dijalankan secara efisien, ekonomis, dan efektif, beserta saran – saran untuk meperbaiki kelemahan –
kelemahan yang ditemukan selama pelaksanaan management audit.

-Biasanya dilakukan jika manajemen merasakan adanya kebutuhan (misalnya : jika mengalami
penurunan laba, biaya terus meningkat, terasa banyak terjadi kecuranagan dan pemborosan, tujan yang
tidak tercapai).

-Ikatan Akuntan Indonesia belum menyususun standar pemeriksaan untuk manajemen audit. Namun,
BPKP dan BPK sudah memiliki pedoman manajemen audit. Di Amerika pedoman pemeriksaan disusun
oleh GAO (Government Audit Office).
-Kriteria dalam suatu manajemen audit bisa berupa kebijakan yang ditentukan manajemen, peraturan
pemerintah, dan lain – lain

Financial Audit :

-Harus dipimpin oleh seorang registered accountant dari sebuah kantor akuntan public.

-Pada akhir pemeriksaannya, auditor harus memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan yang telah disusun manajemen. Selain itu, memberikan manajemen letter yang
memberitahukan kepada manajemen mengenai kelemahan – kelemahan dalam pengendalian internal
dan saran – saran perbaikannya.

-Dilakukan secara rutin (setiap tahun).

-Pemeriksaan dilakukan dengan berpedoman pada Starndar Profesional Akuntan Publik yang disusun
oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

-Criteria dalam financial audit sudah jelas, yaitu prinsip akuntansi yang berlaku umum (Standar
Akuntansi Keuangan).

7. Penentuan Kriteria Audit Operational

Menurut Arens dan Loebbecke , ada beberapa sumber kriteria yang dapat digunakan, yaitu :

1. Historical Performance merupakan kriteria yang didasarkan pada hasil aktual dari periode (atau
audit) sebelumnya.
2. Benchmarking merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil yang dicapai oleh entitas
yang sama dalam organisasi secara keseluruhan atau di luar organisasi.
3. Engineered Standards merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan standar teknik, seperti
time and motion study untuk menetukan banyaknya output yang harus diproduksi.
4. Discussion and Agreement merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil diskusi dan
kesepakatan bersama antara pihak manajemen dari entitas yang akan di audit, auditor
operasional, dan pihak yang akan menerima laporan hasil audit operasional.

8. Audit Objektif dalam Management Audit

Audit objektif dalam manajemen audit mencakup tiga elemen yaitu :

1. Criteria Merupakan standar yang harus di patuhi setiap bagian dalam perusahaan. Standar bisa
berupa kebijakan yng telah ditetapkan managemen, kebijakan perusahaan sejenis atau kebijakan
industri, dan peraturan pemerintah.
2. Causes Adalah tindakan-tindakan yang dilakukan manajemen atau pegawai perusahaan termasuk
tindakantindakan yang seharusnya dilakukan untuk memenuhi criteria tetapi tidak dilakukan
menejemen atau pegawai perusahaan.

3. Effetcs Adalah akibat tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar yang berlaku.

Audit Internal

1. Definisi Audit Internal


Menurut Sukrisno Agoes adalah sebagai berikut :
“Internal Audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal
audit perusahaan, terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan maupun
ketaatan
terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan
pemerintah dan ketentuan-kententuan dari ikatan profesi yang berlaku”.sedangkan
menurut
Institute of Internal Auditor mendefinisikan bahwa :
“Audit internal adalah aktivitas konsultasi dan assurance yang objektif serta independen yang
dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi.

2. Tujuan Audit Internal


a. “Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya penerapan dari system pengendalian
manajemen, pengendalian intern dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan
pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal
b. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan oleh manajemen
c. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari
kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan
d. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya
e. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh
manajemen
f. Menyarankan perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efesiensi dan efektivitas”.
3. Komponen Audit Internal
1. “Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk dipatuhi Auditor internal harus meninjau
sistem yang telah ditetapkan untuk menjamin pelaksanaan kebijakan, rencana, prosedur,
hukum,
peraturan perundangundangan dan perjanjian yang mungkin berdampak jelas terhadap
kegiatan
sertalaporan dan menentukan apakah organisasi mematuhinya.
2. Pengamanan terhadap kekayaan (aktiva) organisasi Auditor internal harus meninjau alat
untuk
melindungi aset, memberikan rekomendasi dan membuktikan keberadaanya serta memeriksa
dan
mengevaluasi sampai sejauh mana asset perusahaan dipertanggungjawabkan dan dijaga dari
berbagai macam bentuk kerugian.
3. Efesiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasiAuditor internal harus meningkatkan
efesiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya.
4. Keandalan informasi Auditor internal perlu memastikan apakah manajemen senior dan
dewan
memiliki pemahaman yang jelas bahwa keandalan dan integritas informasi adalah tanggung
jawab manajemen.

4. Fungsi dan Ruang Lingkup Audit Internal


Menurut Mulyadi mengatakan bahwa fungsi audit internal dapat di jelaskan sebagai
berikut :
1. "Fungsi audit internal adalah menyelidiki dan menilaipengendalian internal dan efisiensi
pelaksanaan fungsi berbagai tugas organisasi.
2. Fungsi audit internal merupakan kegiatan penilaian bebas, yang terdapat dalam organisasi,
dan
dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan, dan kegiatan lain, untuk memberikan
jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka.
Sedangkan menurut konsersium organisasi profesi audit internal mengatakan bahwa
penanggung jawab fungsi audit internal
harus mengelola fungsi audit internal secara efektif dan efesiensi untuk memastikan bahwa
kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi.

5. Wewenang dan Tanggungjawab Audi Internal


Menurut Hudri Chandry mengatakan bahwa:
“Wewenang dan tanggung jawab auditor internal dalam suatu organisasi juga harus ditetapkan
secara jelas oleh pimpinan. Wewenang tersebut harus memberikan keleluasaan auditor internal
untuk melakukan audit terhadap catatan-catatan, harta milik, operasi/aktivitas yang sedang
berjalan dan para pegawai badan usaha”.
Sedangkan menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) mengatakan bahwa: “Auditor internal
bertanggung jawab menyediakan jasa analisis
dan evaluasi, memberikan keyakinan, rekomendasi dan informasi kepada manajemen entitas
dan
dewan komisaris atau pihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawabnya tersebut.
Auditor
internal mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang diauditnya”.
Adapun menurut Amin Widjaja mengungkapkan bahwa : “Tanggung jawab
auditor internal adalah menerapkan program audit internal, mengarahkan personel dan
aktivitas
departemen audit internal, menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit
perusahaan dan menyajikan program yang telah dibuat untuk persetujuan”. Dapat disimpulkan
bahwa auditor dalam menjalankan tugas nya yaitu dapat memberikan informasi dan saran-saran

kepada pihak manajemen atas kelemahan yang ditemukannya dan mengkoordinasikan aktivitas-
aktivitas yang ada di dalam perusahaan untuk mencapai tujuan audit dan tujuan perusahaan.

6. Pelaksanaan dan Pelaporan Audit Internal


 Pelaksanaan Audit Internal
Adalah mengidentifikasi informasi, menganalisis, mengevaluasi dan mendokumentasikan
informasi
yang memadai untuk mencapai tujuan penugasan.
Adapun proses pelaksanaan audit internal, antara lain:
1. Perancanaan Audit.
a. “Penetapan tujuan audit dan lingkup pekerjaan
b. Informasi dasar tentang kegiatan-kegiatan yang akan diperiksa
c. Penentuan berbagai tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan audit

d. Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu


e. Pelaksanaan survey untuk mengenali kaegiatan yang diperlukan, resikoresiko dan
pengawasan
f. Penulisan program audit
g. Menentukan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil-hasil audit akan
disampaikan
h. Persetujuan bagi rencana kerja audit”.

2.Pengujian dan Pengevaluasian Informasi

a. “Dikumpulkannya berbagai informasi tentang seluruh hal yang


berhubungan dengan tujuan pemeriksaan dan lingkup kerja
b. Informasi harus mencakup, kompeten, relevan, dan berguna untuk membuat
suatu dasar yang logis bagi temuan audit dan rekomendasi
c. Adanya prosedur-prosedur audit, termasuk teknik-teknik pengujian
d. Dilakukan pengawasan terhadap proses pengumpulan, penganalisisan,
penafsiran dan pembuktian kebenaran informasi
e. Dibuat kertas kerja pemeriksaan”.

3.Penyampaian Hasil Pemeriksaan

a. “Ditandatangani oleh ketua audit internal


b. Objektif, jelas, singkat, terstruktur dan tepat waktu
c. Mengemukakan tentang maksud, lingkup, dan hasil dari pelaksanaan
pemeriksaan
d. Mencantumkan berbagai rekomendasi
e. Mencantumkan pandangan dari pihak yang diperiksa tentang berbagai
kesimpulan atau rekomendasi
f. Perseujuan pimpinan audit me-review dan menyetujui laporan audit”.

4.Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan


Audit internal terus menerus meninjau/melakukan tindak lanjut untuk memastikan bahwa
terhadap temuan-temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang
tepat.

 Pelaporan Audit Internal


“Tahap akhir dalam proses audit adalah menyampaikan laporan audit yang menyampaikan
temuan-temuan auditor kepada pemakai. Hasil akhir pelaksanaan audit internal dituangkan
dalam bentuk laporan tertulis melalui proses
penyusunan yang baik. Isi atau materi laporan
audit internal, yaitu :
1. Objektif, jelas, ringkas, konstruktif dan tepat waktu
2. Menyatakan tujuan, ruang lingkup dan hasil audit dan apabila tepat, laporan itu juga
berisi
suatu pernyataan pendapat auditor
3. Mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan mengakui kinerja serta
tindakan
korektif yang memuaskan”.

7. Perbedaan Audit Internal dan Eksternal


Internal Audit
 Dilaksanakan oleh auditor internal yang merupakan bagian dari perusahaan.
 Auditor internal dianggap tidak independen oleh pihak eksternal perusahaan.
 Internal audit memiliki tujuan pemeriksaan untuk membantu manajemen dalam
menjalankan
tugasnya melalui cara memberikan saran dari analisa, penilaian terkait aktivitas yang di
audit.
 Internal Audit Report memaparkan mengenai temuan pemeriksaan/audit findings yang
berkaitan dengan adanya penyimpangan dan penyalahgunaan, kekurangan pengendalian
internal yang disertai dengan saran perbaikan.
 Pelaksanaan internal audit mengacu pada Internal Audit Standards yang ditetapkan
oleh Institute of Internal Auditors atau Norma Pemeriksaan Intern yang ditetapkan oleh
BPKP maupun BPK serta Norma pemeriksaan satuan pengawasan intern BUMN/BUMD
oleh SPI (Standar Pemeriksaan Intern belum disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia)
 Keberjalanan pemeriksaan internal dilakukan lebih mendetail dan membutuhkan waktu
sepanjang tahun. Hal ini disebabkan internal auditor memiliki kesediaan waktu yang lebih
untuk perusahaannya.
 Penanggungjawab internal auditor tidak harus sebagai akuntan yang terdaftar.
 Gaji maupun tunjangan yang diperoleh internal auditor diperoleh dari perusahaan.
 Pada tahap penyerahan laporan internal audit tidak perlu disertai dengan “Surat
Pernyataan
Langganan”
 Internal Auditor biasanya tertarik pada kesalahan material dan non-material.

8. Membangun dan Memiliki Departemen Internal Audit yang Efektif


1. Harus memiliki Kedudukan yang Independen
 Bertanggung Jawab
 Tidak Boleh Terlibat dalam Kegiatan Perusahaan
2. Job Description Harus Jelas
3. Harus Mempunyai Internal Audit Manual
4. Harus Ada Dukungan dari Manajemen Teratas
Dukungan yang harus diberikan pada departemen internal audit adalah:
 Penempatan posisi yang independen dan akses untuk bisa berkonsultasi dalam
memberikan laporan pada pihak audit yang merupakan tenaga ahli yang dimiliki
perusahaan
 Staff audit yang sudah berpengalaman baik harus memiliki gaji dan insentif atau bonus
yang menarik.
 Menyediakan waktu yang cukup untuk departemen audit internal untuk bisa
mendengarkan membaca, dan juga mempelajari berbagai laporan yang dibuat oleh
departemen ini untuk selanjutnya mampu memberikan respon dengan cepat dan tegas.
 Adanya peraturan yang dikeluarkan oleh manajemen untuk seluruh bagian dari organisasi
perusahaan terkait kewajibannya dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas.
9.Pengertian Error, Collusion, Dan Fraud

Intentional error adalah kesalahan yang disengaja dengan tujuan untuk menguntungkan diri
sendiri dalam bentuk window dressing (merekayasa laporan keuangan supaya terlihat lebih
baik agar lebih mudah mendapat kredit dari bank) dan check kiting (saldo rekening bank
ditampilkan lebih besar sehingga current ratio terlihat lebih baik).
Unintentional error adalah kesalahan yang terjadi secara tidak disengaja (kesalahan
manusiawi), misalnya salah menjumlah, penerapan standar akuntansi yang salah karena
ketidaktahuan.
Kecurangan bisa terjadi dalam bentuk collusion, fraud, white-coller crime, embezzlement,
computer crime dan lain-lain.
– Collusion adalah kecurangan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang dengan cara
bekerjasama dengan tujuan untuk menguntungkan orang-orang tersebut, biasanya
merugikan perusahaan atau pihak ketiga.
Misalnya di suatu perusahaan terjadi collusion antara bagian pembelian, bagian gudang,
bagian keuangan dan supplier dalam pembelian bahan atau barang.
Collusion merupakan bentuk kecurangan yang sulit dideteksi, walaupun pengendalian intern
perusahaan cukup baik. Salah satu cara pencegahan yang banyak digunakan adalah
dilarangnya pegawai yang mempunyai hubungan keluarga (suami-istri, adik-kakak) untuk
bekerja di perusahaan yang sama.
– Fraud bisa terjadi dalam berbagai bentuk:
intentional misrepresentation: memberi saran bahwa sesuatu itu benar, padahal itu salah,
oleh seseorang yang mengetahui bahwa itu salah.
negligent misrepresentation: pernyataan bahwa sesuatu itu salah oleh seseorang yang tidak
mempunyai dasar yang kuat untuk menyatakan bahwa itu betul.
membocorkan kepada pihak lain, sesuatu yang seharusnya dirahasiakan. Misalnya
memberikan inside information dipasar modal.
false promises, suatu janji yang diberikan tanpa keinginan untuk memenuhi janji tersebut.
employee fraud, kecurangan yang dilakukan seorang pegawai untuk menguntungkan dirinya
sendiri.
Hal ini banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari office boy yang
“memainkan” bon pembelian makanan sampai pegawai yang memasukkan entertainment
expenses untuk keluarga sebagai biaya perusahaan.
– management fraud – kecurangan yang dilakukan oleh manajemen sehingga merugikan
pihak lain, termasuk pemerintah. Misalnya manipulasi pajak, manipulasi kredit bank,
kontraktor yang menggunakan “cost plus fee“.
– organized crime – kejahatan yang terorganisir, misalnya pemalsuan credit card,
pengiriman barang melebihi atau kurang dari yang seharusnya dimana si pelaksana akan
mendapat bagian 10%.
– computer crime – kejahatan dengan memanfaatkan teknologi komputer, sehingga si
pelaku bisa mentransfer dana dari rekening orang lain ke rekeningnya sendiri (pernah
dilakukan WNI di Amerika).
– white collar crime – kejahatan yang dilakukan orang-orang berdasi (kalangan atas),
misalnya mafia tanah, paksaan secara halus untuk merger dan lain-lain.

BAB 22
SURAT PERNYATAAN LANGGANAN
(Client Representation Letter)

PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER

Surat yang dibuat klien yang ditujukan kepada KAP, yang berisi
pernyataan dari manajemen perusahaan, yang berisi pernyataan antara
lain :
• Management menyadari merekalah yang bertanggung jawab terhadap kewajaran
penyajian laporan keuangan perusahaan sesuai PSAK.
• Semua data-data sudah di perlihatkan kepada KAP(kantor akuntan public)
• Penyelesaian yang di perlukan telah di jawabkan dengan sebenarnya
• Menyatakan aktiva perusahaan yang di jaminkan ke bank
• Menyatakan ada tidaknya kewajiban bersyarat
• Menyatakan ada tidaknya transaksi hubungan istimewa
• Menyatakan ada tidaknya kejadian penting sesudah tanggal neraca

Kapan surat pernyataan langganan dibuat?

• Setelah selesai pemeriksaan lapangan dan laporan


akuntan publik
• sebelum laporan audit diserahkan kepada klien,
auditor harus meminta surat pernyataan langganan
(client representation letter), dan klien harus
memberikannya.
• Ditandatangani oleh pejabat berwenang/direktur
keuangan dan akuntansi/direktur utama dan ditik
diatas kop surat klien, walaupun konsep surat berasal
dari KAP.

KEGUNAAN CLIENT REPRESENTATION LETTER

 Sebagai bukti di pengadilan yang digunakan oleh akuntan


public agar tidak dapat disalahkan (terkait dengan pengauditan
perusahaan klien).

ISI DARI CLIENT REPRESENTATION LETTER


Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan dalam Standar Profesional Akuntan Public

(PSA No.17)

surat pernyataan langganan (representasi tertulis) mengenai :

• Tanggungjawab manajemen, posisi


keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas,
dan arus kas
• Tersedianya catatan keuangan
• Kelengkapan dan tersedianya semua
notulen rapat pemegang saham, direksi
dan dewan komisaris.
• Tidak terdapat kesalahan dalam laporan
keuangan dan transaksi yang tidak
tercatat.
• Informasi transaksi dan utang piutang
antar pihak yang mempunyai hubungan
istimewa
• Ketidakpatuhan dengan pasal
perjanjian/kontrak yang berdampak
terhadap laporan keuangan

• Informasi mengenai peristiwa kemudian


• Ketidakberesan yang melibatkan
manajemen dan karyawan.
• Komunikasi dari instansi pemerintah
mengenai ketidakpatuhan terhadap atau
kelemahan dalam praktik laporan
keuangan.
• Rencana/maksud yang mempengaruhi
nilai/klasifikasi aktiva/ kewajiban
• Pengungkapan saldo kompensasi atau
perjanjian yang menyangkut pembatasan
terhadap saldo kas, dan pengungkapan
line-of-credit atau perjanjian yang serupa.
• Pengurangan kelebihan atau keusangan
persediaan menjadi nilai yang dapat
direalisasikan.

ISI DARI CLIENT REPRESENTATION LETTER

• Rugi dari komitmen penjualan


• Hak atas aktiva, hak gadai atas
aktiva, dan aktiva yang dijaminkan
• Perjanjian membeli kembali aktiva
yang sebelumnya dijual
• Rugi komitmen pembelian untuk
jumlah persediaan yang melebihi
kebutuhan atau pada harga diatas
harga pasar

• Pelanggaran atau kemungkinan


pelanggaran hukum/ peraturan,
dampaknya harus diungkapkan
dalam laporan keuangan atau
sebagai dasar mencatat rugi
bersyarat
• Pengungkapan kewajiban lain dan
laba/rugi bersyarat
• Tuntutan yang tidak diungkapkan
• Hak/parjanjian pembelian kembali
saham perusahaan atau modal
saham yang disisihkan untuk hak
pembelian saham, warrant,
konversi atau persyaratan lainnya.
BAB 8
Management Letter
(surat komentar terhadap pengendalian intern)

SA 265 PENGOMUNIKASIAN DEFISIENSI DALAM PENGENDALIAN

INTERNAL KEPADA PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS TATA

KELOLA DAN MANAJEMEN

SA 265 mengatur tanggung jawab untuk mengkomunikasikan dengan tepat kepada

pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan manajemen tentang definisi dalam

pengendalian internal yang diidentifikasi oleh auditor dalam audit atas laporan keuangan .

Menurut SA 265, definisi dalam pengendalian internal terjadi bila:

 Suatu pengendalian intern dirancang, diterapkan semedikian rupa sehingga

pengendalian tersebut tidak dapat mencegah atau mendeteksi kesalahan penyajian

dalam laporan keuangan.

 Tidak adanya suatu pengendalian yang diperlukan untuk mencegah kesalahan

penyajian dalam laporan keuangan.

PENGERTIAN MANAGEMENT LETTER

Managemen letter merupakan Surat yang dibuat KAP untuk manajemen perusahaan yang

di audit, mengenai pemberitahuan kelemahan pengendalian internal perusahaan

(material atau immaterial weaknesses) yang ditemukan selama pengauditan, disertai


saran perbaikan dari KAP. Untuk mempelajari dan mengevaluasi pengendalian intern, auditor bisa
menggunakan :

1. Internal Control Questionnaire (ICQ)

2. Flowchart (bagan alur dokumen) yang menggambarkan alur dokumen dalam

memproses suatu transaksi, dari awal sampai akhir dengan menggunakan simbol

3. Narrative Memo (penjelasan/uraian tertulis dari sistem dan prosedur akuntansi)

Dari hal hal tersebut perlu di buktikan lebih lanjut melalui complience test, yaitu :

a. Transaksi pengeluaran kas

b. Transaksi penerimaan kas

c. Transaksi penjualan

d. Transaksi pembelian

e. Transaksi pembayaran gaji

f. Transaksi koreksi/penyesuaian

Dalam hal tersebut harus memperhatikan :

a. Adanya dokumen pendukung

b. Adanya otorisasi oleh pejabat perusahan yang berwenang

c. Pembukuan sudah benar

d. Pencatatan drbit kredit dibuku besar sudah benar

BAGAIMANA MEMBUAT MANAGEMENT LETTER YANG BAIK

1. Management letter harus tepat waktu

2. Harus berisi saran saran yang bermanfaat dan diterapkan

3. Komentar dan saran-saran tidak boleh merupakan sesuatu yang mengejutkan.


4. Harus ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik, halus dan tidak menyinggung

perasaan orang lain.

5. Kelemahan dan saran yang diberikan bisa diurut berdasarkan urut-urutan pos

neraca

dan laba rugi atau menurut hal-hal yang paling penting yang memerlukan perhatian

khusus.

6. Saran-saran yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi bisnis perusahaan

dan

harus menunjukan kemauan baik kantor auditor untuk membantu pengembangan

usaha perusahaan.

7. Pada bagian terakhir mengucapkan terimakasih kepada manajemen dan seluruh

staf perusahaan, atas segala bantuan dan kerja sama yang diberikan kepada auditor.

MANFAAT MANAGEMENT LETTER

1. KLIEN:

a. Dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam pengendalian

intern perusahaannya

b. Dapat mengambil tindakan-tindakan perbaikan untuk mengatasi kelemahan-

kelemahan tersebut, berdasarkan saran-saran yang diberikan, sehingga bisa

mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan di dalam

perusahaan

2. Kantor Akuntan Publik:

a. Menjadikan nama kantor akuntan publik menjadi bertambah baik, karena di


samping laporan pemeriksaan akuntan, juga memberikan management letter yang

sangat bermanfaat bagi perusahaan.

b. Jika manajemen perusahaan puas, tentunya akan menyarankan kepada teman-

teman biasanya untuk memakai jasa kantor akuntan publik tersebut

c. Jika teman-teman bisnis tertarik, tentunya akan menambah jumlah klien

3. Staf Kantor Akuntan Publik

a. Jika klien kantor akuntan publik bertambah, tentunya kesejahteraan pegawai

dapat lebih ditingkatkan.

b. Mendapat banyak kesempatan untuk mempelajari pengendalian intern di berbagai

macam/jenis perusahaan

c. Mendapat kesempatan untuk mempelajari bagaimana membuat management

letter yang baik.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ANGGOTA TIM AUDIT DALAM

MEMBUAT MANAGEMENT LETTER

1. Asisten auditor

Terjun ke kantor perusahaan setiap hari untuk mengumpulkan data dan

informasi dalam pengendalian internal perusahaan, mendokumentasikan data

dan informasi, photocopy bukti pendukung.

2. Senior auditor

Menelaah kertas kerja yg dibuat asisten auditor,mengumpulkan dan menyusun

konsep management letter, mendiskusikan konsep managemen letter, menyerahkan


konsep ke sepervisor/manager,setelah ditelaah lalu melakukan perbaikan perbaikan

3. Audit supervisor/manager

Menelaah dan mengedit konsep management letter, mengembalikan serta meberikan

saran ke auditor, membahas dengan audit manager, memerintahkan onsep

terakhir untuk difinalisasi

4. Audit partner

Menelaah dan mengedit konsep management letter, mengembalikan serta meberikan

saran ke auditor, membahas dengan audit manager, menandatangani managemen

letter yang sudah final.

Kesimpulan
1. Management letter suatu alat komunikasi antar KAP dengan perusahaan yg
diaudit

tentang pengendalian intern dan klemhanya

2. Management letter sebagai dokumntasi tertulis

3. Management letter bermanfaat untuk perushaan yang diaaudit

4. Management letter dapt merupakan “iklan tdak langsung” nagi KAP

5. Semua KAP harus memberikan management letter yang baik untuk klien.
BAB VII

PEMERIKSAAN SUBSEQUENT EVENTS DAN

PENYELESAIAN PEMERIKSAAN
 Subsequent Events adalah :

 Peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum

diterbitkannya Laporan Audit

 Mempunyai akibat yang material terhadap laporan keuangan

 Memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan tersebut

 Dua jenis Subsequent Events (PSA No.46) :

1. Peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengan

kondisi yang ada pada tanggal neraca dan berdampak terhadap taksiran yang

melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan

2. Peristiwa yang menyediakan tambahan bukti yang berhubungan dengan

kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca, namun kondisi tersebut ada

sesudah tanggal neraca.

 Menurut Sukrisno Agoes (2004:138) subsequent event yang harus

diaudit oleh akuntan publik adalah :

1. Subsequent Collection
• Penagihan sesudah tanggal neraca, sampai mendekati selesainya

pekerjaan lapangan/audit field work

• Dilaksanakan dalam pemeriksaan Piutang, dan Barang Dalam Perjalanan

2. Subsequent Payment

• Pembayaran sesudah tanggal neraca sampai mendekati selesainya audit

field work

• Dilaksanakan dalam pemeriksaan hutang dan biaya yang masih harus

Dibayar

TUJUAN PEMERIKSAAN SUBSEQUENT EVENTS


Untuk :

1. Menentukan keberadaan kejadian penting sesudah tanggal neraca yang

membutuhkan penyesuaian terhadap laporan keuangan atau memerlukan

pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan agar tidak menyesatkan

pengguna laporan keuangan

2. Menentukan kemungkinan tertagihnya piutang

3. Memastikan bahwa “barang dalam perjalanan” yang tercantum di neraca per

tanggal neraca, masih di perjalanan.

4. Untuk memastikan kewajiban dan beban yang masih harus

dibayar yang tercantum di neraca per tanggal neraca, merupakan

kewajiban perusahaan yang akan dilunasi pada saat jatuh

temponya (sesudah tanggal neraca)

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum

dicatat per tanggal neraca.


PROSEDUR PEMERIKSAAN SUBSEQUENT EVENTS

1. Periksa pengeluaran dan penerimaan kas sesudah tanggal neraca,

sampai mendekati tanggal selesainya audit field work.

2. Periksa bukti pengeluaran dan penerimaan barang sesudah tanggal

neraca, sampai mendekati tanggal selesainya audit field work.

3. Periksa cut-off pembelian dan penjualan

4. Review laporan keuangan interim untuk periode sesudah tanggal

Neraca.

5. Minta copy notulen rapat direksi, dewan komisaris, pemegang

saham, periksa apakah ada commitment dari perusahaan yang baru

dipenuhi pada periode sesudah tanggal neraca.

6. Lakukan tanya jawab dengan pejabat perusahaan yang berwenang,

mengenai :

a. Ada/tidaknya contingent liabilities

b. Ada/tidaknya perubahan dalam modal saham, kewajiban jangka

panjang atau kredit modal kerja dalam periode sesudah

tanggal neraca

c. Ada/tidaknya kejadian penting sesudah tanggal neraca yang

memerlukan adjustment terhadap laporan keuangan atau penjelasan

catatan laporan keuangan.

7. Kirim konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan

8. Analisa perkiraan profesional fees


9. Dapatkan surat pernyataan langganan (client representation letter).

PENYELESAIAN PEMERIKSAAN AKUNTAN

1. Seluruh kertas kerja pemeriksaan harus diparaf oleh pembuatnya dan

direview oleh atasannya.

2. Hasil review harus didokumentasikan dalam suatu review notes dan harus

dijawab oleh staf yang direview (reviewee) secara tertulis

3. Daftar audit adjustment harus disusun, lengkap dengan index working

papernya, diskusikan dengan klien

4. Audit adjustment yang sudah disetujui klien harus diposting ke masing-

masing kertas kerja yang berkaitan

5. Draft report disusun oleh auditor in-charge (pimpinan tim audit),

direview oleh audit manager dan audit partner

6. Sebelum kertas kerja pemeriksaan dan draft report di review oleh audit

manager dan audit partner, maka audit supervisor harus menyusun notes to

PPM (catatan untuk Partner, Principal dan Manager)

7. Setelah draft report direview dan disetujui PPM, diskusikan

dengan klien. Jika klien setuju, buat final audit report.

8. Sebelum laporan audit diserahkan kepada klien, auditor harus

meminta Surat Pernyataan Langganan dari klien. Tanggal surat

harus sama dengan tanggal selesainya audit field work dan tanggal

laporan audit.

9. Auditor membuat draft management letter, setelah direview dan


disetujui PPM, diskusikan dengan klien. Klien setuju, buat

management letter final untuk klien

10. Tahap akhir, selesaikan urusan pelunasan audit fee (ditambah

10% PPN, dikurangi PPh 23 7,5%)

11. Dalam audit working papers, cantumkan “catatan untuk audit

tahun berikutnya”.

12. Opini yang diberikan, tergantung hasil pemeriksaan

13. Dalam mereview kertas kerja pemeriksaan, KAP sebaiknya

mempunyai daftar “Audit Working Papers Review Guide”.

Anda mungkin juga menyukai