Anda di halaman 1dari 46

MANAGEMENT AUDIT

1.1. PENGERTIAN MANAGEMENT AUDIT


Management audit, disebut operational audit, functional audit, systems audit, adalah
suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan
akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk
mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien,
dan ekonomis.

Tujuan umum dari manajemen audit adalah:


a. Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi dalam
perusahaan.
b. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana, harta lainnya)
yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis.
c. Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objectives) yang telah
ditetapkan oleh top management.
d. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada top management untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan pengendalian intern, system
pengendalian manajemen, dan prosedur operasional perusahaan, dlaam rangka
meningkatkan efisiensi, keekonomisan, dan efektifitas dari kegiatan operasi
perusahaan.

Prosedur audit yang dilakukan dalam suatu management audit tidak seluas auit prosedut
yang dilakukan dalam suatu general audit, karena ditekankan pada evaluasi terhadap
kegiatan usaha perusahaan. Biasanya prosedur audit yang dilaksanakan mencakup:

1. Prosedur Penelaahaan Analitis (Analytical Review Procedures), yaitu:


- Membandingkan laporan keuangan periode berjalan dengan periode yang lalu,
menghitung kenaikan atau penurunan baik dalam jumah upiah maupun
persentase, serta menyelidiki alasan-alasan penurunan atau kenaikan yang
material.
- Membandingkan anggaran dengan realisasinya, menghitung dan menganalisa
variance yang terjadi.
- Membuat analisa ratio baik vertical maupun horizontal;
- Menghitung ratio likuiditas, profitabilitas dan aktivitas, baik untuk tahun
berjalan maupun tahun lalu, kemudian membandingkannya dengan ratio
industry.
2. Evaluasi atas Management Control System yang Terdapat di Perusahaan.
Biasanya digunakan management control questionnaires atau flowchart atau
penjelasan narrative dan pengetesan atas beberapa transaksi perusahaan untuk
menguji efektifitas dari penerapan system pengendalian manajemen perusahaan.
3. Compliance Test (Pengujian Ketaatan)
Untuk menguji apakah criteria yang berlaku (bisa berupa kebijaka perusahaan,
peraturan pemerintah, standar profesi) sudah ditaati oleh setiap bagian dalam
perusahaan.

Management audit bisa dilakukan oleh Internal Auditor (di BUMN: Satuan Pemeriksa
Intern), Kantor Akuntan Publik atau Management Consultant. Yang penting adalah
bahwa tim management audit harus mencakup berbagai disiplin ilmu, misalnya
akuntan, sarjana teknik, ahli manajemen keuangan, produksi, pemasaran, sumber daya
manusia, dan lain-lain.

1.2. PERBANDINGAN ANTARA MANAGEMENT AUDIT DAN FINANCIAL


(GENERAL AUDIT )

Ada beberapa perbedaan antara management audit dan financial audit, antara lain:
Management Audit Financial Audit

1. Bisa dilakukan oleh internal auditor, atau


1. Harus dipimpin oleh seorang registered
management consultant. Selain itu, di
accountant dari sebuah kantor akuntan
Indonesia, management audit juga bisa
public.
dilakukan oleh BPKP dan BPK.
2. Pada akhir pemeriksaannya auditor
2. Pada akhir pemeriksaannya auditor harus
memberikan laporan kepada manajemen
memberikan pendapat mengenai
berupa temuan-temuan audit mengenai
kewajaran laporan keuangan yang telah
efektifitas system pengendalian
disusun manajemen. Selain itu,
manajemen, apakah kegiatan operasi
memberikan management letter yang
perusahaan perusahaan sudah dijalankan
secara efisien, ekonomis, dan efektif, memberitahukan kepada manajemen
beserta saran-saran untuk memperbaiki mengenai kelemahan-kelemahan dalam
kelemahan-kelemahan yang ditemukan pengendalian intern dan saran-saran
selama pelaksanaan management audit. perbaikannya.
3. Biasanya dilakukan jika manajemen
merasakan adanya kebutuhan (misalnya 3. Dilakukan secara rutin (setiap tahun).
jika laba terus menurun, biaya terus
meningkat, terasa banyak terjadi
pemborosan dan kecurangan, tujuan
perusahaan yang sudah ditentukan tidak
tercapai).
4. Ikatan Akuntan belum 4. Pemeriksaan
Indonesia dilakukan dengan

menyusun standar pemeriksaan untuk berpedoman pada Standar Profesional

management audit, namun BPKP dan Akuntan Publik yang disusun oleh Ikatan

BPK sudah memiliki pedoan manajemen Akuntan Publik.

audit. Di Amerika, pedoman pemeriksaan


disusun oleh GAO (Government Audit
Office). 5. Kriteria dalam financial audit sudah
5. Kriteria dalam suatu management audit jelas, yaitu prinsip akuntansi yang
bisa berupa kebijakan yang ditentukan berlaku umum (Standar Akuntansi
manajemen, peraturan-pemerintah, Keuangan).
peraturan asosiasi dan lain-lain.

Beberapa kesamaan antara management audit dan financial audit, antara lain:
1. Management auditor maupun financial auditor haruslah independen. Financial
auditor haruslah independen in fact maupun in appearance. Sedangkan management
auditor (misalnya internal auditor) mungkin in appearance kurang independen,
karena merupakan orang dalam perusahaan, tetapi in fact haruslah independen.
2. Management dan financial auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang cukup dan
kompeten untuk mendukun opininya.
3. Beberapa teknik dan prosedur audit yang biasa digunakan baik oleh management
auditot maupun financial auditor adalah:
- Teknik inquiry, observation, dan inspection;
- Menggunakan internal control questionnaires atau management control
questionnaires dan flow chart atau narrative memo untuk mempelajari system dan
prosedur akuntansi dan mengevaluasi internal control atau system pengendalian
manajemen yang terdapat di perusahaan;
- Penggunaan statistical sampling atau judgement sampling untuk pemilihan sampel
yang akan ditest;
- Pengguanaan jasa computer specialist jika perusahaan yang diaudit sudah
menerapkan computerized accounting system.
4. Pelaksanaan audit harus dipimpin dan disupervisi oleh orang yang mempunyai
pengalamn yang cukup di bidang audit serta mempunyai latar belakang pendidikan
akuntansi.
5. Management auditor dan financial auditor harus mendokumentasikan prosedur audit
yang dilakukan, bukti-bukti yang dikumpulkan dan temuan-temuan audit dalam kertas
kerja pemeriksaan dengan rapih dan disusun secara sistematis.

1.3. TAHAPAN DALAM PELAKSANAAN MANAGEMENT AUDIT


Ada beberepa tahapan dalam management audit menurut Leo Herbert (1979), terdiri
dari:
1. Preliminary Survey (Survei Pendahuluan)
Tujuan dar preliminary survey adalah untuk mendapatkan informasi umum dan latar
belakang, dalam waktu yang relative singkat, mengenai semua aspek dari
organisasi, kegiatan, program, atau system yang dipertimbangkan untuk diperiksa,
agar dapat diperoleh pengetahuan atau gambaran yang memadai mengenai objek
pemeriksaan.
2. Review And Testing of Management Control System (Penelaahan dan Pengujian
atas Sistem Pengendalian Manajemen)
Tujuan dari review and testing of management control system adalah:
a. Untuk mendapatkan bukti-bukti mengenai ketiga elemen dari tentative audit
objective denga melakukan pengetesan terhadap transaksi-transaksi perusahaan
yang berkaitan dengan system pengendalian manajemen.
b. Untuk memastikan bahwa bukti-bukti yang diperoleh dari perusahaan adalah
kompeten jika audit diperluas ke dalam detail examination (pemeriksaan secara
rinci.
Istilah system pengendalian manajemen yang digunakan mencakup keseluruhan
system dari organisasi, termasuk perencanaan, kebijakan dan prosedur-prosedur
yang ditetapkan dan praktik-praktik yang dijalankan dalam pengelolaan kegiatan-
kegiatan perusahaan.
Sistem pengendalian manajemen mencakup seluruh kegiatan-kegiatan manajemen,
baik yang menyangkut akuntansi maupun tidak, baik kegiatan manajemen di dalam
maupun di luar perusahaan.
Dengan mendapatkan bukti-bukti dari masing-masing elemen dari tentative audit
objective, auditor dapat menentukan apakah tentative audit objective tersebut dapat
dijadikan firm audit objective sebagai dasar untuk melakukan tahap berikutnya
(detailed examination). Jika auditor dapat memperoleh bukti-bukti yang kompeten
dalam melaksanakn review and testing of management control system, berarti
auditor dapat meyakinkan dirirnya mengenai keandalan informasi yang diperoleh
dari system pengendalian manajemen.
3. Detailed Examination (Pengujian Terinci)
Dalam tahapan ini auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang cukup, kompeten,
material, dan relevan untuk dapat menentukan tindakan-tindakan apa saja yang
dilakukan manajemen dan pegawai perusahaan yang merupakan penyimpangan-
penyimpangan terhadap terhadap criteria dalam firm audit objective, dan bagimana
effects dari penyimpangan-penyimpangan tersebut dan besar kecilnhya effects
tersebut yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Bukti-bukti yang dikumpulkan harus diikhtisarkan, masing-masing yang berkaitan
dengan criteria, causes, dan causes dalam firm audit objectives.
Dari ikhtisar tersebut harus bisa ditentukan audit findings yang mengabaikan
terjadinya ketidakefisienan dan pemborosan (ketidakhematan), yang diperlukan
untuk penyusunan laporan management audit.
4. Report Development (Pengembangan Laporan)
Temuan audit harus dilengkapi dengan kesimpulan dan saran dan harus direview
oleh audit manager sebelum didiskusikan dengan auditee.
Komentar dari auditee mengenai apa yang disajikan dalam konsep laporan harus
diperoleh (sebaiknya secara tertulis). Auditee bisa saja berbeda pendapat mengenai
temuan dan perbedaan pendapat tersebut harus dicantumkan dalam laporan audit.
1.4. AUDIT OBJECTIVES DALAM MANAJEMENT AUDIT
Setelah melakukan preliminary survey, auditor harus menentukan tentative audit
objectivenya, kemudian melakukan review dan testing of management control system
untuk memastikan apakah tentative audit objective (tujuan pemeriksaan yang bersifat
sementara) dapat dijadikan firm audit objective (tujuan pemeriksaan yang pasti).

Audit objective dalam manajemen audit mencakup tiga elemen yaitu : criteria,
causes, dan effect.
Criteria merupakan standar yang harus dipatuhi oleh setiap bagian dalam perusahaan.
Standar bisa berupa kebijakan yang telah ditetapkan manajemen, kebijakan
perusahaan sejenis atau kebijakan industri, dan peraturan pemerintah.
Causes adalah tindakan tindakan yang dilakukan manajemen atau pegawai
perusahaan, termasuk tindakan tindakan yang seharusnya dilakukan untuk memenuhi
kriteria tetapi tidak dilakukan oleh manajemen atau pegawai perusahaan.
Dengan kata lain causes adalah tindakam tindakan yang menyimpang dari standar
yang berlaku.
Effects adalah akibat dari tindakan tindakan yang menyimpang dari standar yang
berlaku.
Contoh dari audit objective :
Suatu perusahaan angkutan menentukan bahwa ban mobil yang sudah tipis harus
diivulkanisir bukan diganti dengan ban baru (criteria). Auditor menemukan bahwa
terdapat pembelian ban mobil baru untuk beberapa kendaraan angkutan (causes).
Akibatnya terjadi pemborosan kurang lebih Rp 5.000.000 sebulan (effect)

1.5. APLIKASI MANAGEMENT AUDIT UNTUK MENINGKATKAN


EFEKTIFITAS, EFISIENSI, DAN EKONOMIS (KEHEMATAN)

Tujuan manajemen audit adalah untuk menilai performance management dan fungsi
fungsi dalam perusahaan, terutama efektifitas, efisiensi, dan kehematan (economy) dari
kegiatan usaha perusahaan.
Beberapa hal yang perlu dievaluasi oleh auditor antara lain :

1. Apakah struktur organisasi dan job description yang terdapat diperusahaan cukup
baik dan bisa mendukung pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan
dan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif ?
2. Apakah perusahaan memiliki manajemen control system yang baik, diterapkan
secara efektif dan selalu ditelaah dan dimutakhirkan sehingga selalu mengikuti
perkembangan perusahaan ?
3. Apakah internal control yang terdapat di perusahaan dapat menjamin keamanan
harta dan sumber daya perusahaan ?
4. Apakah perusahaan selalu menyusun budged dan apakah selalu dibandingkan
antara realisasi dan budged, serta dianalisa variance yang terjadi ?
5. Apakah perusahaan memiliki accouting dan operating manual dan apakah
kegiatan operasi perusahaan dilaksanakan dengan berpedoman pada manual
tersebut ?
6. Laporan laporan interen apa saja yang harus disampaikan kepada manajemen dan
apakah laporan tersebut disampaikan tepat waktu, dianalisa lebih lanjut dan
dikomentari oleh manajemen ?
7. Apakah rasio rasio yang mengukur likuidasi, profitabilitas, solvabilitas selalu
dibuat dan dibandingkan dengan rasio industri.

Berikut ini dijelaskan pengertian efektif, efisien, dan ekonomis:

o Jika suatu goal, objective, program dapat tercapai dalam batas waktu yang
dtargetkan, tanpa memperdulikan biaya yang dikeluarkan, maka hal tersebut
disebut efektif.
o Jika dengan biaya (input) yang sama bisa dicapai hasil (output) yang lebih besar,
maka hal tersebut disebut efisien.
o Jika suatu hasil (output) bisa diperoleh dengan biaya (input) yang lebih
kecil/murah dengan mutu output yang sama, maka hal tersebut dikatakan
ekonomis.

Menurut Hans Kartikahadi (1990) pengertian efektifitas, kehematan (economy), dan


efisiensi dapat diuraikan sebagai berikut :
 Efektifitas dimaksud bahwa produk akhir suatu kegiatan operasi telah mencapai
tujuanya baik ditinjau dari segi kualitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja maupun
batas waktu yang ditargetkan.
 Kehematan ( economy) berarti cara penggunaan suatu barang (hal) secara berhati
hati dan bijak (prudent) agar diperoleh hasil yang terbaik.
 Efisiensi berarti bertindak dengan cara yang dapat meminimalisir kerugian atau
pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau menghasilkan sesuatu.

Fungsi-fungsi yang perlu diperiksa oleh management auditor adalah :

1. Fungsi marketing (pemasaran)


Jika program yang ditetapkan untuk bagian marketing tidak bisa dicapai dan budged
yang ditetapkan tidak dapat dipenuhi, maka perlu diperiksa apakah :
 Market research tidak berjalan sesuai rencana
 Market intelligence system sudah out of date
 Training untuk bagian marketing tidak berjalan
 Turn over staff bagian marketing terlalu tinggi
2. Fungsi sales (penjualan)
Jika penjualan menurun, perlu diperiksa apakah :
 Kurang gencarnya promosi dan advertensi.
 Kurang giatnya bagian penjualan melakukkan penetrasi pasar.
 Turunya mutu produk perusahaan sehingga kurang bersaing dengan produk
dari pesaing.
3. Fungsi produksi
Perlu diperiksa apakah terjadi pemborosan dalam fungsi produksi, yang bisa terlihat
dari beberapa hal:
 Menumpuknya bahan baku atau terganggunya jadwal produksi karena
pemesan barang tidak memperhatikan iron stock and EOQ.
 Banyak hasil produksi yang rusak atau dikembalikan langganan karena
rendahnya pengendalian mutu
 Mesin mesin dan aktiva lainya tidak terawat dengan baik atau terjadi idle
capacity
4. Fungsi personalia
Perlu diperiksa apakah :
 Penerimaan pegawai dilakukan melalui seleksi yang ketat, sehingga hanya
calon pegawai yang memenuhi syarat yang diterima.
 Penempatan pegawai dilakukan sesuai dengan latar belakang pendidikan dan
pengalaman kerja yang sesuai.
 Terdapat reward system yang baik.
5. Fungsi keuangan
Perlu diperiksa apakah :
 Likuidasi perusahaan cukup baik
 Dana yang dimiliki perusahaan dikelola dengan baik (misalnya jika ada dana
berlebih dibelikan surat berharga atau didepositokan)
 Piutang perusahaan dapat ditagih dengan lancar

22.6. AUDIT PROGRAM DALAM MANAJEMEN AUDIT

Dalam pelaksanaan manajemen audit, auditor lebih banyak menggunakan audit


program dalam bentuk questionnaires. Questionnaires tersebut dikelompokan untuk
masing masing fungsi yang terdapat dalam perusahaan. Dari jawaban jawaban
questionnaires tersebut setelah dikonfirmasi dengan pengecekan dilapangan dan
pemeriksaan bukti bukti secara sampling dan diskusi dengn bagian yang terkait, auditor
bisa menyimpulkan mengenai efektifitas efisiensi dan keekonomisan dari kegiatan dari
masing masing fungsi dalam perusahaan.

1.6. LAPORAN MENGENAI MANAJEMEN AUDIT

Proses penyusunan laporan manajemen audit yang dimulai dari dikumpulkannya


audit findings sampai dengan dikeluarkanya final audit report.

NO. Kegiatan pelaksana


Selama pemeriksaan menemukan audit findings, baik
berupa minor deficiency findings maupun major Audit staff
1
deficiency finding, yang dikumpulkan dalam list of
audit findings.
Mereview list of audit findings dan memilih mana Auditor in charge
2
yang akan dimasukan dalam konsep laporan
3 Menyusun konsep laporan Auditor in charge
4 Mereview konsep laporan Audit Supervisor
Memperbaiki konsep laporan yang sudah direview
5 dan mendiskusikan point point dalam konsep laporan Auditor in charge
dengan bagian bagian yang bersangkutan.
Memperbaiki konsep laporan berdasarkan hasil Auditor in charge
6
diskusi dengan bagian yang bersangkutan.
Mereview konsep laporan yang sudah diperbaiki dan Audit Supervisor
7
menyerahkan konsep tersebut kepada audit manager
Mereview konsep laporan dan melakukan perubahan Audit Manager dan
8.
jika diperlukan Audit Director
Mendiskusikan konsep laporan yang sudah diperbaiki Auditor in charge,
9 dengan kepala bagian/departemen yang berkaitan Audit Supervisor
dan audit Manager
Memperbaiki konsep laporan berdasarkan hasil Auditor in charge
10
diskusi
Mereview konsep yang sudah diperbaiki dan
11 menyerahkan kepada audit Director untuk di tanda Audit manager
tangani.
Menanda tangani laporan pemeriksaan untuk Audit Director
12
diserahkan kepada direksi.
CONTOH LAPORAN MANAJEMEN AUDIT

Jakarta, 25 April 2002

No : 027/KA/IV/02
Hal: Laporan Hasil Manajemen Audit

Kepada Yth;
Dewan Komisaris Dan Direksi
Pt. Mega Bottling
Jakarta

Bersama in kami sampaikan laporan manajemen audit atas kegiatan operasi PT. Mega
Bottling tahun 2001/2002.

Pemeriksaan kami tidak dimaksudkan unrtuk memberi pendapat atas kewajaran laporan
keuangan dan oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan
tersebut.

Pemerikasaan kami mencangkup fungsi fungsi penjualan,penagihan, akuntansi, keuangan,


disstribusi, pergudangan, dan personalia. Pemeriksaan tersebut dimaksudkan untuk
mengevaluasi efisiensi, efektifitas, dan ekonomis (kehematan) dari kegiatan operasi
perusahaan dan memberikan saran perbaikan atas kelemahan yang ditemukan selama
proses pemerikasaan.atas pengendalian intern, sehingga diharapkan dapat meningkatkan
efisiensi, keekonomisan dan efektifitas dari kegiatan operasi perusahaan.

Ringkasan hasil pemeriksaaan kami sampaikan dalam bentuk exsecutive summary


dibagian satu sedangkan temuan temuaan peeriksaan dan rekomendasi kami sampaikan
dalam daftar temuan pemeriksaan dibagian III.

Seandainya ada hal hal yang perlu didiskusikan atau ditindak lanjuti, kami dengan senang
hati bersedia untuk melaksanakan hal tersebut.

Selama melaksanakan manajemen audit ini, kami memperoleh bantuan, dukungan dan
kerjasama yang sangat baik dari Direksi dan Staf PT. Mega Bottling.

Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan kami mengharapkan kerja sama kita
dapat terus berlanjut.

Kantor Akuntan
Dra. Astrid Krisanti, MM

(Dra. Astrid Krisanti, MM)


Reg. Neg. 241188
BAGIAN I
EXECUTIVE SUMMARY

Secara umum kami berpendapat bahwa pengendalian intern PT. MEGA BOTTLING sudah cukup
baik, begitu juga kegiatan operasi dan hasil usaha perusahaan sudah menunjukan peningkatan yang
cukup berarti. Namum demikian kami melihat masih terdapat cukup banyak kesempatan untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan ekonomis (kehematan) dari kegiatan operasi perusahaan.
Selain itum dengan semakin berkembanganya kegiatan operasi perusahaan, diperlukan dukungan dari
pengendalian intern yang lebih baik lagi.
Berikut ini kami sampaikan ringkasan temuan pemeriksaan dari masing – masing fungsi yang terdapat
diperusahaan, yang menurut pandapat kami memerlukan perhatian dari manajemen.
Secara lebih terperinci, dalam bagian III dari laporan kami, disampaikan temuan – temuan
pemerikasaan yang mencakup kondisi, akibat dan rekomendasi.
A. Bagian penjualan
1. Aplikasi perogram komputer untuk penjualan dan persediaan belum menerapkan sistem
database, melainkan hanya program aplikasi lotus_makro. Akibatnya pemrosesan data
dan pelaporan menjadi lambat dan kurang erjamin akurasinya.
2. Salesman di bogor selain melakukan penjualan juga melakukan penagihan pada
pelanggan. Akibatnya rute perjalanan mnjadi terganggu dan rencana kunjungan pada hari
tersebut todak dapat dilaksanakan seluruhnya.
3. Perusahaan belum membentuk tim khusus untuk pemasaran produk baru. Akibatnya
penjualan produk baru tidak berkembang sesuai rencana.
4. Sestem insentif yang diterapkan perusahaan dihitung berdasarkan faktor pencapaian
terget perproduk, tidak mempertimbangkan faktor penambahan outlet baru, jumlah
pelanggan aktif, dan disiplin karyawan, sehingga penambahan outlet berkurang dan
pelayanan terhadap langgana kurang diperhatikan.
B. Bagian gudang.
1. Struktur organisasi dan penugasan kerja bagian gudang secara baku tidak ada, sehingga
terjadi tugas rangkap antara bagian loading dan bagian administrasi.
2. Warehouse melakukan order pesanan ke pusat hanya melalui telpon. Akibatnya jika
terjadi kesalahan dalam pengiriman sukar untuk menetukan siapa yang bertanggung
jawab atas kesalahan tersebut.
C. Bagian penagihan
1. Terdapat kekurangan personil dibagian kredit control, sehingga statement of account
untuk pelanggan tidak dibuat dan bagian ini belum dapat melaksanakna fungsinya scara
efektif.
2. Uraian tugas untuk petugas verifikasi accounts receivable belum dpahami secara jelas,dan
penunjukan petugasnya tidak dikuatkan dengan surat keputusan (penunjukan dalam
bentuk lisan). Akibatnya salesman/ suvervisor dan bagian lainya kurnag membantu dalam
pelaksnaanya.
D. Bagian akuntansi dan keuangan
1. Kebijakan perushaan menetapkan bahwa transfer dari bank warehouse, baru bisa
dilakukan setiap haris selasa dan jumat (dua kai seminggu). Akibatnya manajemen kas
menjadi kurang efisien, sebagai contoh saldo rata –rata yang menanggur setiap bulan
kurang lebih RP. 500.000.000. penggunakaan fasilitas LIPPOLINK dengan fasilitas
overdraft terpusat, perlu dipertimbangkan. Kas bersih yang dihasilkandari operasi
perusahaan, sebagian besar terserap untuk pembayaran bunga dan pengembangan asets.
Akibatnya tidak ada kelbihan kas yang dapat digunakan untuk mengurangi pinjaman.
Kami melihat bahwa jika fungsi treasurer perusahaan lebih diaktifkan bisa dilakukan
penghematan biaya bunga sehingga laba perusahaan bisa diperbesar, misalnya :
 Bank LOAN diusahakan dalam bentuk overdraft faslity.
 Saldo bank dikelola dengan “bank LINK”, dan rekening bank yang bersaldo
diatas limit tertentu langsung ditransfer ke “rekeningn bank LOAN” sehingga
bisa dihemat biaya bunga.
2. Belum ada accounting manual dan operating manual untuk semua bagian. Akibatnya
sistem dan prosedur tidak baku dan terjadi kesulitan dalam mengevaluasi hasil kerja
karyawan. Disamping itu data keuangan yang disajikan sebagai salah satu bahan
pengambilan keputusan kurang dapat diandalkan.
3. Peluanasan piutnag usaha dengan dilyet giro dikredit/ dibukukan pada saat diterimanya
dilyet giro tersebut. Akibantya insentif telah diberikan kepada salesman sebelum dana
atas dilyet giro tersebut dapat dicairkan.
4. Pengelolaan kas kecil tidak menggunakan inprest fund sistem. Akibatnya pengendalian
kas kecil kurang efektif dan efisien.
E. Bagian personalia
1. Struktue organisasi dan uraian tugas belum menggambarkan secara lengkap,fungsi/
bagian tertentu dalam perushaan, contoh : internal audit. Akibatnya fungsi tersebut
menjadi tidak efektof karena belum diakuai keberadaanya.
2. Hasil inventarisasi fisik aktiva tetap menunjukan bahwa perlengkapan/ mesin kantor milik
PT. MEGA BOOTLING belum diberi kode inventaris secara khusus pada fisik barang.
Akibatnya dapat menimbulkan masalah dalam identifikasi kepemilikan antara PT. Dalam
suatu kelompok.
BAGIAN II9
DAFTAR TEMUAN PEMERIKSAAN
MANAGEMENT AUDIT UNTUK PT. MEGA BOOTLING

NO KONDISI AKIBAT REKOMENDASI


1 Penagihan piutang atas Kemungkinan piutang Setiap hasil penagihan dan
penjualan dilakukan oleh yang sudah dibayar bukti penagihan yang
salesman pada saat tidak langsung belum dilunasi harus
kunjungan rutin dilakukan disetorkan kebagian disetor pada hari yang
keuangan, uangnya sama ke bagian keuangan
ditahan dulu oleh beserta daftar
salesman. penerimaanya
2 Salesman kurang Dampak motivasi Kebijakan dan metode
memahami perhitungan pemberian insentif perhitungan insentif perlu
insentif kurang tercapai karena dikomunikasikan kepada
salesman menganggap seluruh salesman.
jumlah insentif yang
diterima adalah apa
adanya.
3 Untuk wilayah bogor Waktu yang dugunakan Petugas khusus pebagihan
salesman disamping untuk menjalani rute piutang dengan
melakukan penjualan juga yang harus dikunjungi mempertimbangkan cost
merangkap sebagai menjadi berkurang dan and benefitnya
penagihan. Hal ini rencana kunjungan
memerlukan waktu yang tidak terpenuhi
lama 2 – 3 jam karena
harus menunggu si pemilik
terlebih dahulu.
4 Outlet yang harus Ada penundaan Sebaiknya untuk rute yag
dikunjungi oleh salesman kunjungan dan dihari outletnya padat/banyak
berdasarkan jadwal yang berikutnya akan terjadi jumlahnya dibagi menjadi
telah ditentukan terlalu ekstra/tambahan dua atau menambah
banyakdan jarak terlalu kunjungan salesman (mengkaji
jauh. kembali masalah routing).
5 Karena mengejar rute Produk baru tidak Ada petugas khusus yang
pada hari yang banyak dipasaran bertugas untuk
bersangkutan, salesman memperkenalkan posuk
jarang menaikan atau baru tersebut.
menurunkan barang
terlalu banyak. Karenanya
pengenalan untuk produk
baru juga jarang dilakukan.
Alasan salesman bila
waktunya digunakan
untuk mengenalkan
pruduk baru, outlet lain
tidak akan dikunjungi
dihari tersebut.
6 Sistem insentif yang Penemuan outlet baru Hal – hal yang bersifat
diterapkan perusahaan jarang. Pembinaan/ kualitatif ( absesnsi
berdasarkan faktor pelayanan pada disiplin, integritas)
pencapaian target per pelanggan kurang dimasukkan dalam
produk. Sistem tersebut diperhatikan serta perhitungan pemebrian
belum faktor – faktor kualitatif insentif.
mempertimbangkan lain untuk mendukung Perlu dipertimbangkan
pertmabahan outlet baru, keberhasilan pemberian insentif atas
jumlah pelanggan aktif perrusahaan kurang unsur – unsur berikut :
dan disiplin/ absensi diperhatikan. - Penambahan outlet/
karyawan (kualitatif) pelanggan baru
- Efektivitas jumlah
pelanggan yang
efektif/order
7 Sistem bonus hanya Kurangnya Sebaiknya perhitungan
didasarkan pada umur pengendalian atas onsentif atas s
penagihan antara 14 hari piutang macet, dimana kolektibilitas piutang jugaa
sampai dengan 21 hari. mereka merasa bahwa didasarkan atas prosentasi
Pembayaran dengan cek maximal pinalti antara nilai tagihan untuk
mundur telah dianggap Rp. 25.000 sampai periode tersebut. Untuk
sebagai pelunasan. dengan Rp. 50.000, pembayaran dengan
cukup ringan. Sedang cek/giro baru dianggap
bagi perusahaan resiko efektif jika dananya sudah
piutang tak tertagih cair.
besar dampaknya Sebagai contoh:
terhadap laba/rugi. Bad debt. Penalty collectif
10% dari nilai piutang.
>60 hari : penalty 0.5%
dari hasil tagihan
>21 hari : penalty 0.1%
dari hasil tagihan
>14,49 hari : 0
<14,49 hari : bonus 0.2%
dari hasil tagihan.
8 Struktur organisasi dan Pembagian kerja tidak Perlu dibuatkan struktur
penugasan kerja bagian merata. organisasi dan job
gudang secara baku tidak descripton secara tertulis.
ada.
9 Untuk warehouse cianjur Banyak waktu bagian Sebaiknya di cianjur
setiap order barang ke gudang yang terbuang. diberikan mesin facsimile
pusat, bagian gudang
harus memfax melalui
wartel.
10 Untuk warehouse Karena tidak ada Setiap order barang via
bandung setiap kali order dokumen tertulis, jika telepon juga harus disertai
barang hanya melalui terjadi kesalahan order/ dokumen tertulis yang di
telepon. pengiriman, maka tidak faxs.
dapat diketahui siapa
yang bertanggung
jawab atas kesalahan
tersebut
11 Tugas bagian gudang tidak Peugas gudang kurang Perlu diadakan peninjauan
hanya bertanggung jawab termotovasi untuk atas kebijakan uang
atas barang tapi juga turut lembur. lembur.
membantu pada saat
loading dan mengerjakan
bagian administrasi.
Selesai kerja selalu diatas
jam 20.00. bagian gudang
hanya mendapat uang
lembur jika kerja diatas
jam 19.00 (Rp. 2.500)
sedangkan keesokan
harinya masuk kerja jam
07.00
12 Uraian tugas untuk Salesman/ supervisior Pengangkatan petugas
petugas verivikasi account dan bagian lainya verifikasi account
receivable belum kurang membantu receivable dikuatkan
diapahami secara jelas. dalam pelaksanaanya, dengan surat keputusan.
Dan penunjukan
petugasnya tidak
dikuatkan dengan surat
keputusan (penunjukan
dalam bentuk lisan)
13 Internal auditor belum Pemeriksaan intern Diharapkan dapat
berfungsi sehingga staf yang dilakukan oleh dibentuk bagian internal
bagian accounting bagian accounting audit yang bertugas untuk
merangkap sebagai dapat menyebabkan membantu manajemen
internal auditor. Misalnya diragukanya kebenaran dalam melaksanakan
orang bisa bertugas laporan yang dibuat. tanggung jawabnya
memeriksa data, mengisi dengan memeberikan
kode, mengentry data dan analisa, penilaian, saran
membuat laporan. dan komentar menganai
kegiatan yang
diperiksanya.
14 Prose data belum Control untuk dibagian
integrated. Hal ini accounting kurang
menyebabkan setiap karena hanya menerima
bagain akan mengirim data jadi, tanpa
data jadi, yang selanjutnya memeriksa ke bukti
akan diposting oleh bagian langsung posting ke
accounting ke general general ledger.
ledger. Disamping itu
menunggu data dari
bagian lain akan
menambah lama
pekerjaan petugas
bagian accounting.
15 Petugas kredit control Tidak semua costumer Perlu dipertimbangkan
hanya ditangani satu dapat dikunjungi untuk untuk menambah petugas
orang infirmasi saldo, tidak credit control
pernah dibuat
statement of account
untuk costumer dan
sulit untuk menilai hasil
kerja dari bagian ini.
16 Penyajian laporan Tidak bisa dianalisis Sebaiknya dibuat cost
keuangan belum efektivitas dan efisiensi centre sehingga mudah
menggunakan cost centre, dari laporan keuangan untuk mengevaluasi
budget yang masih minim untuk per departemen, performance masing –
yang belum di follow up. warehaouse atau masing bagian. Selain itu
wilayah. perlu dibuat perbandingan
antara budget dengan
realisasinya.
17 Aplikasi program Pemrosesan data dan Kesesuaian fasilitas
komputer untuk penjualan pelaporan menjadi dengan kebutuhan yang
dan persediaan belum lambat dan kurang ada sebaiknya dapat
menerapkan sistem menjamin akurasinya dipertemukan, salah satu
database, malainkan contohny adalah
hanya program loutus- penyediaan rencana
makro. sistem database yang baru
untuk warehouse
bandung dapat direalisir
secepatnya.
18 Kas bersih yang dihasilkan Tidak ada kelebihan kas 1. Investasi hanya pada
dari operasi perusahaan yang dapat digunakan assets yang dapat
sebagian besar terserap untuk mengurangi meningkatkan assets
untuk pemabayaran bunga pinjaman. turn over/ penjualan
dan pengembangan dan kontribusi
assets. profit/cash flow pada
perusahaan.
2. Dalam keadaan tight
monaey policy
khususnya, sebaiknya
peningkatan penjualan
memertimbangkan
cost and bennefitnya.
Peningkatan penjualan
sebaiknya manaikan
laba dan piutang.

Perbandingan
peningkatan laba
(CONTRIBUTION
MARGIN) versus
peningkatan biaya
keuangan (bunga)
ditambah bad stock
cost = marginal provit
vs marginal cost.
19 Kebutuhan modal kerja Hasil kas bersih dari Penglolaan kebutuhan
terus meningkat padahal operasi perusahaan modal kerja yang lebih
credit term dari sipplier berkurang dengan efisien seperti :
lebih besar dari credit kenaikan kebutuhan 1. Frekuensi order
term kepada costumers. modal kerja tersebut. persediaan
2. Pengelolaan
penagihan yang
insentif serta
penglolaan insentif
penagihan.
20 Manajemen kas Ada loss untuk selisih Perlu pertimbangan oleh
Kebijaksanaan perusahaan bunga yang seharusnya perusahaan untuk
menetapkan bahwa tidak terjadi setiap menggunakan fasilitas
transfer dari bank bulannya sebesar LIPPOLINK dan dengan
warehouse baru bisa 22%/12 X fasilitas overdraft yang
dilakukan setiap hari Rp. 520.721.951 = didesentralisasikan,
selasa dan jumat (2x Rp. 9.546.569 kemudian dibagikan ke
seminggu), sehingga masing – masing
menibulkan saldo rata – warehouse. Ini akan
rata yang menganggur membantu perusahaan
setiap bulan sebesar Rp. untuk menghemat biaya
520 juta. bunga.
21 Tidak semua pengelolaan Pengendalian kas kecil Diseragamkan
kas kecil warehouse kurang efektif, efisien penggunaan iprest fund
menggunakan sistem (idle cash) dan pada semua kas kecil
imprest fund kekurangan kas untuk warehouse.
transaksi (berfluktuasi)
INTERNAL AUDIT

A. Pengertian Internal Audit


Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian
internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan,
maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan
terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.
Peraturan pemerintah misalnya peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan
hidup, perbankan, perindustrian, investasi dan lain-lain.
Ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi misalnya standar akuntansi keuangan.
Internal audit yang modern tidak lagi terbatas fungsinya dalam bidang pemeriksaan financial
tetapi sudah meluas ke bidang lainnya seperti manajemen audit, audit lingkungan hidup,
social audit dan lain-lain. Bahkan mulai tahun 2000 an kegiatan audit sudah mencakup
konsultasi yang didesain untuk menambah nilai dan meningkatkan kegiatan operasi suatu
organisasi.
Definisi audit internal menurut IIA (Institute of Internal auditor) yang dikutip oleh Boynton
(2001:980) adalah :
Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity
designed to add value and improve an organization’s operations. It helps an
organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach
to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and
governance processes. (Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan
objektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan
operasi organisasi. Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya
dengan melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas manajemen resiko, pengendalian dan proses tata kelola).

Sebelumnya Milton Stevens Fonorow dalam bukunya “Internal Audit Manual” (1989)
mengatakan :
“internal auditing is an appraisal, by trained company employees, of the
accuracy, reliability, efficiency and usefulness of company records and internal
controls”. (internal auditing adalah suatu penilaian, yang dilakukan oleh pegawai
perusahaan yang terlatih, mengenai ketelitian, dapat dipervayainya, efisiensi dan
kegunaan dari catatan-catatan (akuntansi) perusahaan dan pengendalian intern yang
terdapat dalam perusahaan).

Karena yang melakukan Internal Audit (disebut Internal Auditor) adalah pegawai
perusahaan sendiri (orang dalam perusahaan) maka banyak pihak yang menganggap bahwa
Internal Auditor tidak independen.. Yang pasti bahwa untuk meningkatkan efisiensi dari
kegiatan usahanya, suatu perusahaan sangat memerlukan adanya internal audit departemen
yang efektif, terutama diperusahaan menengah dan besar termasuk BUMN.
Apalagi dengan akan diberlakukannya perdagangan bebas diantara negara-negara
diseuruh dunia, yang tidak lagi memperbolehlan adanya proteksi, maka setiap perusahaan,
jika ingin bertahan didunia bisnis, harus berusaha meningkatkan daya saingnya secara
berkelanjutan. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan efisiensi
dan efektifitas dari kegiatan usahanya.
Berbeda dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik, yang
tujuannya adalah memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuagan yang disusun
manajemen, maka tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah untuk
membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung
jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, sarana dan komentar mengenai kegiatan
yang diperiksanya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan
berikut :
1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sitem
pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian operasional lainnya
serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu
mahal.
2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan oleh manajemen.
3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan dan dilindungi
dari kemungkinan terjadinya segalla bentuk pencurian, kecurangan dan
penyalahgunaan.
4. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat
dipercaya.
5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh
manajemen.
6. Menyerahkan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi
dan efektifitas.
Kode Etik dan Institute of Internal Auditor
Tujuan dari kode etik IIA adalah untuk memperkenalkan budaya etis dalam profesi
internal auditing.
Kode etik ini mencakup dua komponen penting yaitu : (a) principles, yang berkaitan
dengan profesi dan praktik internal auditing, (b) Rules of Conduct yang menjelaskan norma
perilaku yang diharapkan dari seorang internal auditor. Rules ini merupakan alat bantu untuk
menginterprestasikan principles ke dalam praktik dan dimaksudkan sebagai pedoman
perilaku etis internal auditor.
a. Principles
Internal auditor diharapkan untuk menerapkan dan menegakkan prinsip-prinsip
berikut ini : integrity, objectivity, confidentiality dan competency.
b. Rules of conduct
Terdiri dari (1)integrity, (2) objectivity, (3) confidentiality, (4) competency

B. Perbedaan Internal Audit dan External Audit


Internal Audit External Audit
1. Dilakukan oleh internal auditor yang 1. Dilakukan oleh external auditor (Kantor
merupakan orang dalam perusahaan Akuntan Publik) yang merupakan orang
pegawai perusahaan) luar perusahaan.
2. Pihak uar perusahaan menganggap 2. External auditor adalah pihak yang
internal auditor tidak independen independen
(inappearance)
3. Tujuan pemeriksaannya adalah untuk 3. Tujuan pemeriksaannya adalah untuk
membantu manajemen (top management, dapat memberikan pendapat mengenai
middle managenet dan lower kewajaran laporan keuangan yang telah
management) dalam melaksanakan disusun oleh manajemen perusahaan.
tanggung jawabnya dengan memberikan
analisa, penilaian, sarana dan komentar
mengenai kegiatan yang diperiksanya.
4. Laporan internal auditor tidak berisi opini 4. Laporan external auditor berisi opini
mengenai kewajaran laporan keuangan, mengenai kewajaran laporan keuangan,
tetapi berupa temuan pemeriksaan (audit selain itu berupa management letter, yang
findings) mengenai penyimpangan dan berisi pemberitahuan kepada manajemen
kecurangan yang ditemukan, kelemahan mengnai kelemahan-kelemahan dalam
pengendlian intern, beserta saran-saran pengendalian intern beserta sarana-sarana
perbaikan. perbaikannya.
5. Pelaksanaan pemeriksaan berpedoman 5. Pelaksanaan pemeriksaan berpedoman
pada Internal Auditing Standars yang pada standar Profesional Akuntan Publik
ditentukan oleh Institute of Internal yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Auditors, atau norma pemeriksaan Indonesia.
internal yang ditentukan BPKP atau BPK
dan norma pemeriksaan satuan
pengawasan intern BUMN/BUMD oleh
SPI (Ikatan Akuntan Indonesia belum
menyusun Standar Pemeriksaan Intern).
6. Pemeriksaan intern dilakukan lebih rinci 6. Pemeriksaan external dilakukan secara
dan memakan waktu sepanjang tahun, sampling, karena waktu yang terbatas dan
karena internal auditor mempunyai waktu akan terlalu tingginya audit fee jika
yang lebih banyak diperusahaannya. pemeriksaan dilakukan secara rinci.
7. Pimpinan (penanggung jawab) 7. Pemeriksaan external dipimpin oleh
pemeriksaan intern tidak harus seorang (penanggung jawabnya adalah) seorang
registered accountant akuntan public yang terdaftar dan
mempunyai nomor register (registered
public accountant).
8. Internal auditor mendapat gaji dan 8. External auditor mendapat audit fee atas
tunjangan social lainnya sebagai jasa yang diberikannya.
perusahaan
9. Sebelum penyerahan laporannnya, 9. Sebelum menyerahkan laporannya,
internal auditor tidak perlu meminta external auditor lebih dahulu harus
“Surat Pernyataan Langganan”. meminta “Surat Pernyataan Langganan”
(Client Representation Letter”.
10. Internal auditor tertarik pada kesalahan- 10. External auditor hanya tertarik pada
kesalahan yang material maupun yang kesalahan-kesalahan yang material, yang
tidak material bisa mempengaruhi kewajaran laporan
keuangan.

Selain itu terdapat beberapa persamaan antara internal audit dan external audit, yaitu :
1. Masing-masing auditor harus mempunyai latar belakang pendidikan dan pengalaman
kerja dibidang akuntansi, keuangan, perpajakan, manajemen dan computer.
2. Keduanya harus membuat rencana pemeriksaan (audit plan), program pemeriksaan
(audit program) secara tertulis.
3. Semua prosedur pemeriksaan dan hasil pemeriksaan harus didokumentasikan secara
lengkap dan jelas dalam kertas kerja pemeriksaan (audit working papers).
4. Audit staf harus selalu melakukan Continuing Professiona Education (Pendidikan
Profesi Berkelanjutan)
5. Baik Internal Auditor maupun External Auditor harus mempunyai Audit manual,
sebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaannya dan harus memiliki Kode Etik
serta system pengendalian mutu.

Boynton (2001: 1986) membedakan Internal Auditors dan External Auditors sebagai
berikut :
Internal Auditors External Auditor
Employer Companies and governmental
CPA firms
units
National Organization Institute of Internal Auditor American Institute of
(IIA) Certified Public Accountans
(AICPA)
Certifying designation Certified Internal Auditor Certified Public Accountant
(CIA) (CPA)
License to practice No Yes
Primary responsibility To board of directors To third parties
Scope of audits All activities of an Primarily financial
organization statements

C. Bagaimana Memiliki Internal Audit Departemen Yang Efektif


Suatu hal penting yang harus diperhitungkan dalam mempertimbangkan perlu
tidaknya suatu internal audit department adalah “cost benefit”. Dlam arti bahwa biaya yang
dikeluarkan untuk mengadakan internal audit department tidak boleh lebih besar dari manfaat
yang diperoleh perusahaan dari adanya internal audit department.
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar suatu perusahaan dapat memiliki internal
audit department yang efektif adalah :
1. Internal audit department audit harus mempunyai kedudukan yang independen dalam
organisasi perusahaan
2. Internal audit department harus mempunyai Job Description
3. Internal audit department audit mempunyai internal audit manual
4. Harus ada dukungan yang kuat dari top management kepada internal audit department
5. Internak audit department harus memiliki orang-orang yang professional, capable,
bisa bersikap objective dan mempunyai integritas serta loyalitas yang tinggi
6. Internal auditor harus bisa bekerja sama dengan akuntan public.

1. Internal Audit Department Harus Mempunyai kedudukan Yang Independen


Dalam Organisasi Perusahaan.
Dibandingkan dengan KAP, yang merupakan pihak yang independen, internal auditor
sering dianggap tidak independen, karena merupakan orang dalam/pegawai perusahaan yang
menerima gaji dari perusahaan. Jadi walaupun “infact” internal auditor bisa independen,
namun “in appearance” tetap terlihat tidak independen.
Independensi internal auditor antara lain tergantung pada:
 Kedudukan Internal Audit Department (IAD) tersebut dalam organisasi perusahaan
maksudnya kepada siapa IAD bertanggung jawab.
Dalam suatu perusahaan yang besar, organisasi internal audit dipimpin oleh seorang
Director of Auditing yang membawahi audit managers, audit supervisors, senior
auditors, associate auditors (semi seniors) dan assistant auditors (junior auditors).
Dalam suatu survey yang diadakan yang diadakan di Amerika, disebutkan bahwa dalam
10 tahun terakhir, IAD yang melapor kepada vice president atau yang lebih tinggi lagi
meningkat dari 30% menjadi 47%.
Dalam Exhibit 23-1 s/d 23-4 bisa dilihat kedudukan IAD dalam suatu perusahaan.

 Apakah IAD dilibatkan dalam kegiatan operasional.


Jika ingin independen, IAD tidak boleh terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan.
Misalnya IAD tidak boleh ikut serta dalam kegiatan penjualan dan pemasaran,
penyusunan sistem akuntansi, proses pencatatan transaksi dan penyusunan laporan
keuangan perusahaan.

2. IAD Harus Mempunyai Job Description


Job Description (position description) dari masing-masing internal auditor harus
tersedia, sehingga setiap internal auditor mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugas,
wewenang dan tanggung jawabnya. Selain itu job description juga penting bagi internal
auditor untuk carrier planning.
3. IAD Harus Mempunyai Internal Audit Manual (IAM).
IAM menggambarkan “suara” dari Internal Auditor Director yang menjelaskan
kepada stafnya mengenai tanggung jawabnya kepada manajemen dan apa yang ia harapkan
dilakukan oleh stafnya untuk memenuhi tanggung jawab tersebut.

Selain itu IAM juga merupakan petunjuk tertulis bagi internal audit staf untuk:
 Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan tugas.
 Menentukan standar yang berguna untuk mengukur dan meningkatkan performance.
 Memberi keyakinan bahwa hasil akhir AID sesuai dengan requirement dari Internal Audit
Director.
IAM setiap tahun harus ditelaah dan dimutakhirkan sesuai dengan perkembangan
perusahaan.
Secara umum IAM dibagi dalam kelompok berikut:
- Bagian yang mencakup teknik pemeriksaan.
Sebagai pedoman agar pelaksanaan tugas internal auditor memenuhi standar tertentu.
Bagian ini biasanya menjelaskan mengenai tujuan pemeriksaan, teori dan pendekatan
audit, ruang lingkup audit, review pendahuluan (review working paper tahun lalu,
riset buku-buku mengenai internal auditing, mempelajari bagan organisasi
perusahaan dan peraturan-peraturan direksi/top management), audit program, cara
pembuatan kertas kerja pemeriksaan, petunjuk penyusunan laporan pemeriksaan dan
lain-lain.

- Bagian yang mencakup fungsi administratif

Suatu petunjuk mengenai pendukung apa saja yang diperlukan (dari segi
administratif) agar IAD dapat berjalan lancar, antara lain berisi:

 Bagan organisasi IAD, filing system, perpustakaan, alat tulis kantor,


korespondensi, laporan-laporan administrasi secara periodik dan lain-lain.
 Data personalia dari internal audit staf seperti personal file, surat tugas keluar
dan laporan biaya perjalanan, evaluasi staf dan lain-lain.
 Data mengenai proyek-proyek audit seperti budget untuk proyek-proyek audit,
permanent file dan current file dari kertas kerja pemeriksaan dan lain-lain.
 Copy dari laporan dan temuan pemeriksaan.

4. Harus Ada Dukungan Yang Kuat Dari Top Management Kepada IAD
Tanpa dukungan yang kuat dari top management, fungsi internal auditor akan
impotent atau seperti pasukan yang diperintahkan maju ke medan perang tanpa dibekali oleh
persenjataan yang memadai.
Dukungan ini antara lain berupa:
- Penempatan IAD dalam posisi yang independen.
- Penempatan audit staf yang superior dengan rata-rata gaji dan insentive yang menarik
(diatas rata-rata).
- Penyediaan waktu yang cukup dari top management untuk mendengarkan, membaca
dan mempelajari laporan-laporan yang dibuat IAD dan response yang cepat dan tegas
terhadap saran-saran perbaikan yang diajukan bagian internal audit.
- Adanya “company policy” yang dikeluarkan top management dan ditujukan
keseluruhan bagian dalam organisasi perusahaan mengenai kewajiban mereka dalam
rangka menunjang pelaksanaan tugas bagian internal audit.

5. IAD Harus Memiliki Orang-Orang Yang Professional, Capable, Bisa Bersikap


Objective Dan Mempunyai Integritas Serta Loyalitas Yang Tinggi.
Untuk bisa bekerja efisien, efektif dan ekonomis haruslah dipilih internal audit staf
yang berkemampuan tinggi, dalam arti bahwa staf tersebut harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut:
 Walupun tidak mutlak harus seseorang registered accountant, minimal ia adalah
seorang sarjana muda akuntansi atau yang mempunyai latar belakang pendidikan
akuntansi.
 Harus menguasai, minimal mengerti mengenai komputer dan software-nya.
 Harus menguasai teori dan aplikasi statistik dan mempunyai dasar matematika yang
kuat.
 Sebaiknya berpengalaman di kantor akuntan publik, minimal pernah mempelajari
auditing.
 Menguasai peraturan-peraturan perpajakan dan peraturan pemerintah mengenai hal-
hal yang menyangkut bisnis perusahaan yang bersangkutan.
 Harus bermoral tinggi, objective, berjiwa matang, sanggup bekerja keras dan tidak
stress menghadapi situasi yang bagaimanapun beratnya.
Tentu saja untuk bisa mendapatkan superior staf, perusahaan harus berani
memberikan gaji dan fasilitas yang menarik kepada internal audit staf tersebut.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah bahwa internal auditor (seperti juga akuntan
publik) harus selalu meng-update dirinya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
peraturan-peraturan pemerintah dan juga dengan mengikuti training atau seminar-seminar
(melaksanakan continuing professional education).

6. Internal Auditor Harus Bisa Bekerjasama Dengan Akuntan Publik


Seperti diketahui, laporan internal auditor digunakan untuk kepentingan intern
(ditujukan pada manajemen/pemegang saham) sedangkan laporan akuntan publik digunakan
baik oleh pihak intern maupun pihak extern (kreditor, kantor pelayanan pajak dan lain-lain).
Dalam menjalankan pemeriksaannya akuntan publik antara lain akan menilai apa
yang dikerjakan internal auditor dan laporan serta saran-saran apa saja yang telah dibuat oleh
internal auditor sebagai hasil pemeriksaannya.
Walaupun akuntan publik tidak bisa menjadikan hasil pekerjaan internal auditor
senagai ganti dari prosedur audit yang harus dilakukannya, namun akuntan publik tetap harus
bekerjasama dengan staf dari perusahaan yang diaudit dan terutama bekerjasama dengan
bagian internal audit.
Jika AID sudah bisa bekerja secara efisien dan efektif dan bisa bekerjasama dengan
baik dengan akuntan publik, maka audit fee yang harus dibayar kepada KAP bisa ditekan
menjadi lebih rendah karena hasil kerja IAD bisa mempercepat dan mempermudah
penyelesaian pekerjaan KAP.
Jadi dapat disimpulkan bahwa jika suatu perusahaan ingin memiliki IAD yang efektif,
top management haruslah:
- Menempatkan IAD pada posisi yang independen.
- Memberikan gaji dan insentif yang menarik bagi internal auditor.
- Memberi waktu yang cukup untuk mendengar dan mempelajari laporan-laporan yang
disampaikan internal auditor.
- Mengadakan tindakan perbaikan berdasarkan saran-saran yang diajukan internal
auditor.
- Mewajibkan internal auditor meningkatkan kemampuannya dengan melaksanakan
continuing professional education.
D. PENGERTIAN ERROR, COLLUSION, DAN FRAUD
Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan, maka tugas manajemen untuk
mengendalikan jalannya perusahaan menjadi semakin berat. Agar tujuan yang telah
ditetapkan top management dapat tercapai, keamanan harta perusahaan terjamin dan kegiatan
operasi bisa dijalankan secara efektif dan efisien, manajemen perlu mengadakan
pengendalian intern yang baik.
Jika pengendalian intern suatu badan usaha lemah maka kemungkinan terjadinya
kesalahan dan kecurangan sangat besar.
Sebaliknya, jika pengendalian intern kuat, maka kemungkinan terjadinya kesalahan
dan kecurangan bisa diperkecil. Kalaupun kesalahan dan kecurangan masih terjadi, bisa
diketahui dengan cepat dan dapat segera diambil tindakan-tindakan perbaikan yang
diperlukan.
Kesalahan dan kecuragan bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti: intentional
error, unintentional error, collusion,, employee, dan management fraud, white-coller crime,
embezzlement, computer crime dan lain-lain. Jika kesalahan dan kecurangan tidak segera
ditangani akan sangat merugikan perusahaan bahkan menyebabkan bangkrutnya perusahaan.
Salah satu unsur untuk bisa mengatasi kesalahan dan kecurangan tersebut adalah adanya IAD
yang tangguh. Internal auditor harus mengerti betul bermacam-macam jenis kesalahan dan
kecurangan, gejala-gejala fraud, modus operandinya, bagaimana mendeteksi dan menangani
fraud yang terjadi, dan bagaimana mencegah terjadinya fraud.
Intentional error adalah kesalahan yang disengaja dengan tujuan untuk
menguntungkan diri sendiri dalam bentuk windows dressing (merekayasa laporan keungan
supaya terlihat lebih baik agar lebih mudah mendapat kredit dari bank) dan check kiting
(saldo rekening bank ditampilkan lebih besar sehingga current ratio terlihat lebih baik).
Unintentional error adalah kesalahan yang terjadi secara tidak disengaja (kesalahan
manusiawi), misalnya salah menjumlah, penerapan standar akuntansi yang salah karena
ketidaktahuan.
Kecurangan bisa terjadi dalam bentuk collusion, fraud, white-coller crime,
embezzlement, computer crime dan lain-lain.
Collusion adalah kecurangan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang dengan cara
bekerjasama dengan tujuan untuk menguntungkan orang-orang tersebut, biasanya merugikan
perusahaan atau pihak ketiga. Misalnya di suatu perusahaan terjadi collusion antara bagian
pembelian, bagian gudang, bagian keungan dan supplier dalam pembelian bahan atau barang.
Katakanlah PT. A memesan 1.000 unit barang X kwalitas I dari supplier B dengan
harga Rp. 100.000 per unit.
Ada 2 (dua) kemungkinan yang terjadi:
1) Barang yang dikirim 1.000 unit barang X kwalitas II dengan harga seharusnya Rp.
90.000 per unit.
Bagian gudang PT. A akan membuat laporan penerimaan barang yang menyebutkan
menerima 1.000 unit barang X kwalitas I dan supplier B akan tetap menagih dan
bayar sebesar Rp. 100.000.000.
2) Supplier B mengirim 900 unit barang X kwalitas I tetapi bagian gudang PT. B akan
membuat laporan penerimaan barang sebanyak 1.000 unit barang X kwalitas I dan
menagih serta dibayar Rp.100.000.000.
Selisih Rp.10.000.000 akan dibagi-bagi diantara mereka.
Cara kedua lebih sulit dideteksi jika jenis barang PT. A sangat banyak dan pencatatan
persediaan menggunakan physical system.
Collusion merupakan bentuk kecurangan yang sulit dideteksi, walaupun pengendalian intern
perusahaan cukup baik. Salah satu cara pencegahan yang banyak digunakan adalah
dilarangnya pegawai yang mempunyai hubungan keluarga (suami-istri, adik-kakak) untuk
bekerja di perusahaan yang sama.

Fraud bisa terjadi dalam berbagai bentuk:


o Intentional misrepresentation: memberi saran bahwa sesuatu itu benar, padahal itu salah,
oleh seseorang yang mengetahui bahwa itu salah.
o Negligent misrepresentation: pernyataan bahwa sesuatu itu salah oleh seseorang yang
tidak mempunyai dasar yang kuat untuk menyatakan bahwa itu betul.
o Membocorkan kepada pihak lain, sesuatu yang seharusnya dirahasiakan. Misalnya
memberikan inside information di pasar modal.
o False promises – suatu janji yang diberikan tanpa keinginan untuk memenuhi janji
tersebut.
o Employee fraud – kecurangan yang dilakukan seorang pegawai untuk menguntungkan
dirinya sendiri.
Hal ini banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari office boy yang
“memainkan” bon pembelian makanan sampai pegawai yang memasukkan entertainment
expenses untuk keluarga sebagai biaya perusahaan.
o Management fraud – kecurangan yang dilakukan oleh manajemen sehingga merugikan
pihak lain, termasuk pemerintah. Misalnya manipulasi pajak, manipulasi kredit bank,
kontraktor yang menggunakan “cost plus fee”.
o Organized crime – kejahatan yang terorganisir, misalnya pemalsuan credit card,
pengiriman barang melebihi atau kurang dari yang seharusnya dimana si pelaksana akan
mendapat bagian 10%.
o Computer crime – kejahatan dengan memanfaatkan teknologi komputer, sehingga si
pelaku bisa mentransfer dana dari rekening orang lain ke rekeningnya sendiri (pernah
dilakukan WNI di Amerika).
o White collar crime – kejahatan yang dilakukan orang-orang berdasi (kalangan atas),
misalnya mafia tanah, paksaan secara halus untuk merger dan lain-lain.

Suatu penelitian terhadap 100 kecurangan di perusahaan di Amerika menyimpulkan bahwa


kecurangan yang ditemukan oleh KAP dan internal auditor hanya 29%.

Beberapa penyebab terjadinya kecurangan antara lain :


1. Kelemahan pengendalian intern :
o Tidak adanya job description sehingga terjadi perangkapan tugas.
o Kurang baiknya sistem otorisasi.
o Tidak berfungsinya bagian internal audit
o Kurangnya pegawai yang capable
o Tidak adanya rotation of duties.
2. Adanya conflict of interest dari pejabat perusahaan.
3. Perusahaan tidak mempunyai kebijakan tertulis mengenai “fair dealing”.
4. Adanya pegawai dan pejabat perusahaan yang tidak jujur.
5. Tidak tegasnya sangsi yang diberikan kepada mereka yang melakukan kecurangan.
6. Manajemen terlalu yakin bahwa orang kepercayaannya tidak mungkin berbuat curang,
padahal justru sering terjadi bahwa orang kepercayaan tersebut yang melakukan
kecurangan.
7. Terlalu beratnya target yang di tentukan top manajemen , sehingga manajer pelaksana
cenderung untuk melaporkan hasil kerja yang lebih baik dari sebenarnya.
8. Bonus yang didasarkan pada performance akan menggoda manajer pelaksana untuk
melakukan window dressing pada laporan divisinya.
9. Adanya manajer yang ambisinya terlalu besar, sehingga sikut kiri kanan dan merugikan
manajer lainnya.
Peranan Internal Auditor Dalam Investigasi Kecurangan

Standards for the Professional Practice of Internal Auditing dari IIA menyebutkan bahwa
internal auditor harus melakukan pemeriksaan internnya dengan hati-hati dan menggunakan
kemahiran jabatannya.

Dalam hal ini internal auditor harus memperhatikan kemungkinan-kemungkinan terjadinya


kecurangan, kesalahan, manipulasi, inefisiensi, pemborosan, ketidak-efektifan dan conflict of
interest. Mereka juga harus hati-hati terhadap kondisi dan kegiatan yang memungkinkan
terjadinya irregularities.

Berarti auditor harus membuka mata lebar-lebar, memasang telinga dengan baik dan harus
mengetahui modus operandi terjadinya macam-macam kecurangan.

Adalah lebih baik mencegah terjadinya kecurangan daripada menangani kecurangan yang
sudah terjadi.

Namun demikian jika kecurangan sudah terjadi atau ada indikasi mengenai terjadinya
kecurangan, maka internal auditor harus turun tangan.

Jika internal auditor menemukan indikasi dan mencurigai terjadinya kecurangan di


perusahaan, maka ia harus memberitahukan hal tersebut kepada top manajemen. Jika indikasi
tersebut cukup kuat, manajemen akan menugaskan suatu tim untuk melakukan investigasi.
Tim tersebut biasanya terdiri dari internal auditor, lawyer, investigator, security dan spesialis
dari luar atau dalam perusahaan(misalkan ahli komputer, ahli perbankan dan lain-lain). Hasil
investigasi tim harus dilaporkan secara tertulis kepada top management yang mencakup fakta,
temuan, kesimpulan, saran dan tindakan perbaikan yang perlu dilaporkan.

Top management setelah memperlajari laporan tersebut, akan memutuskan apakah


kecurangan akan di selesaikan secara hukum (melalui kepolisian dan pengadilan).
Peran internal auditor dalam menemukan indikasi terjadinya kecurangan dan melakukan
investigasi terhadap kecurangan, sangat besar.

Untuk itu internal auditor perlu mengetahui “Forty Common Forms of Fraud” yang dapat
dilihat di Exhibit 23-5

Kennish (1986) menyarankan beberapa tindakan berikut dalam investigasi


kecurangan:
o pertama dan terutama lindungi yang tidak bersalah, kumpulkan fakta-fakta, pecahkan
persoalannya, dan buatlah suasana menjadi tenang.
o Amankan lingkungan kejadian secepatnya untuk menghentikan kerugian yang
mungkin terjadi.
o Tentukan elemen-elemen yang penting dari kecurangan tersebut untuk mendukung
keberhasilan tuntutan secara hukum.
o Identifikasikan, kumpulkan, dan amankan bukti-bukti.
o Identifikasikan dan wawancarai saksi-saksi.
o Identifikasikan pola dan sifat kecurangan yang terjadi.
o Tentukan motivasi dari kejadian tersebut yang seringkali bisa membantu dalam
mengidentifikasikan tersangka utama.
o Siapkan fakta yang akurat dan objektif sebagai dasar pertimbangan mengenai disiplin,
pemecatan atau penuntutan.
o Hitung kerugian yang terjadi dan kemungkinan memperoleh kembali barang yang
hilang atau ganti rugi.
o Identifikasikan kelemahan-kelemahan tersebut dalam merevisi sistem dan prosedur
yang berlaku atau menyarankan sistem dan prosedur yang baru dan jika
memungkinkan gunakan peralatan keamanan.

Bantuan kepolisian akan diperlukan jika top management memutuskan bahwa


kecurangan yang terjadi akan diselesaikan secara hukum (ada unsur pidana). Untuk itu
perusahaan harus membuat pengaduan ke pihak kepolisian yang akan membuat berita acara.
Selanjutnya pihak kepolisian akan melakukan pengusutan dan penyidikan dan tindakan-
tindakan lain, sesuai dengan prosedur yang berlaku di kepolisian. Bantuan kepolisian juga
dapat diminta, jika tersangka melakukan ancaman-ancaman kepada manajemen atau pegawai
lainnya.
Interview merupakan bagian yang sangat penting dalam proses investigasi kecurangan.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam interview :
o Gunakan cara interogasi yang halus dan sopan, hindari kekerasan dan intimidasi.
o Gunakan azas praduga tak bersalah terhadap tersangka.
o Kemukakan fakta, bukan opini.
o Tugaskan dua orang interviewer, satu mengajukan pertanyaan dan satu lagi
mendengarkan dan memperhatikan (menyaksikan) dan mencatat.
o Gunakan alat perekam.
o Dengarkan jawaban tersangka dengan penuh kesabaran, lakukan interupsi hanya
untuk memperjelas jawaban tersangka.
o Ajukan pertanyaan-pertanyaan atau kalimat-kalimat untuk menumbuhkan
kepercayaan diri dan keberanian tersangka untuk menceritakan dengan kata-katanya
sendiri kejadian yang sebenarnya.
o Walaupun sulit (hanya bisa di lakukan oleh interogator yang terlatih dan
berpengalaman) coba untuk mengetahui apakah tersangka berbohong atau menjawab
jujur.
o Jangan perbolehkan tersangka kembali ke ruang kerjanya, untuk menghindari
lenyapnya bukti-bukti yang diperlukan.
o Perhatikan “body language”.
Di Amerika dikenal dengan UU Anti Korupsi (Foreign Corrupt Practice Act) yang
mengatur sangsi untuk mereka yang melakukan korupsi, menerima atau membayar uang
sogokan. Di Indonesia juga UU Anti Korupsi, peraturan pemerintah mengenai pengolahan
limbah industri, UU lingkungan hidup dan lain-lain.
Internal auditor juga harus memeriksa apakah semua peraturan pemerintah yang
berlaku sudah ditaati oleh perusahaan, dengan melakukan compliance audit.
Beberapa saran untuk mencegah terjadinya kecurangan :
1. Tingkatkan pengendalian intern yang terdapat di perusahaan.
2. Lakukan seleksi pegawai secara ketat, gunakan jasa psikolog dan hindari katebelece
dalam penerimaan pegawai.
3. Tingkatkan keandalan internal audit department, antara lain dengan:
 Memberikan balas jasa yang menarik
 Memberikan perhatian yang cukup besar terhadap laporan mereka
 Mengharuskan internal auditor melaksanakan continuing professional education.
4. Berikan imbalan yang memadai untuk seluruh pegawai, timbulkan “sense of
belonging” di antara pegawai.
5. Lakukan rotation of duties dan wajibkan para pegawai untuk menggunakan hak cuti
mereka.
6. Lakukan pembinaan rohani.
7. Berikan sangsi yang tegas kepada mereka yang melakukan kecurangan dan berikan
penghargaan kepada mereka yang berprestasi.
8. Tumbuhkan iklim keterbukaan di dalam perusahaan.
9. Manajemen harus memberikan contoh dengan bertindak jujur, adil dan bersih.
10. Buat kebijakan tertulis mengenai fair dealing.

Kecurangan harus dicegah sebelum terjadi. Adalah menjadi tugas manajemen untuk
menciptakan kondisi di perusahaan yang bisa mencegah terjadinya kecurangan. Peranan
internal auditor sangat besar sekali dalam mencegah terjadinya kecurangan maupun dalam
melakukan investigasi jika kecurangan sudah terjadi.
Walapun internal auditor tidak dapat menjamin bahwa kecurangan tidak akan terjadi,
namun ia harus menggunakan kemahiran jabatannya dengan saksama sehingga diharapkan
mampu mendeteksi indikasi terjadinya kecurangan dan dapat memberikan saran-saran yang
bermanfaat kepada manajemen untuk mencegah terjadinya kecurangan.
Internal auditor perlu mengetahui bermacam-macam cara kecurangan, tanpa harus
melakukan kecurangan itu sendiri.

E. TEMUAN PEMERIKSAAN (AUDIT FINDINGS) DAN LAPORAN


INTERNAL AUDIT
Sebagai hasil dari pekerjaannya, internal auditor harus membuat laporan kepada
manajemen. Lapora n tersebut merupakan suatu alat dan kesempatan bagi internal auditor
untuk menarik perhatian manajemen dan membuka mata manajemen mengenai manvaat dari
Internal Audit Department (IAD), apa saja yang sudah dan dapat dikerjakan IAD, hal penting
apa saja yang terjadi di perusahaan dan memerlukan perhatian dan tindakan perbaikan dari
manajemen.
Untuk itu IAD harus menyampaikan laporan yang :
 Objective
 Clear (jelas)
 Concise (singkat tetapi padat)
 Constructive (membangun)
 Timely (cepat waktu)
Kalau tidak, IAD akan kehilangan kesempatan yang baik.
Temuan audit yang disampaikan dengan baik dalam laporan IAD akan
membaritahukan manajemen mengenai kelemahan dalam pengendalian intern yang bila
dibiarkan dapat menimbulkan terjadinya kecurangan (fraud & collusion) yang merugikan
perusahaan.
Selain itu rekomendasi yang disampaikan IAD akan membantu manajemen dalam
mengambil tindakan-tindakan perbaikan sehingga kemungkinan terjadinya kecurangan dan
kesalahan bisa diperkecil.
Proses Penyusunan Laporan
Proses penyusunan laporan IAD yang dimulai dari dikumpulkannya audit findings
sampai dengan dikeluarkannya final audit report, dapat dijelaskan sebagai berikut:

NO. KEGIATAN PELAKSANA


1. Selama pemeriksaan menemukan audit findings, baik Audit Stav
berupa minor deficiency findings maupun major
deficiency findings, yang dikumpulkan dalam Last of
audit findings.
2. Mereview list of audit findings dan memilih mana yang Auditor In-charge
akan dimasukkan dalam konsep laporan.

3. Menyusun konsep laporan Auditor In-charge

4. Mereview konsep laporan Audit Supervisor

5. Memperbaiki konsep laporan yang sudah direview dan Audit In-charge


mendiskusikan point-point dalam kosep laporan dengan
bagian-bagian yang bersangkutan.

6. Memperbaiki konsep laporan berdasarkan hasil diskusi Audit In-charge


dengan bagian yang bersangkutan.
7. Mereview konsep laporan yang sudah diperbaiki dan Audit Supervisor
menyerahkan konsep tersebut kepada audit manager.

8. Mereview konsep laporan dan melakukan perubahan jika Audit Manager dan
diperlukan. Internal Audit director

9. Mendiskusikan konsep laporan yang sudah diperbaiki Auditor In-charge,


dengan kepala bagian/department yang berkaitan. Auditor Supervisor
dan Auditor Manager

10. Memperbaiki konsep laporan berdasarkan hasil diskusi. Auditor In-charge

11. Mereview konsep yang sudah diperbaiki dan Audit Manager


menyerahkan kepada Internal Audit Director untuk
ditanda tangani.
12. Internal Audit
Menanda tangani laporan pemeriksaan untuk diserahkan Director
kepada Direksi.

Menurut Lawrence B. Sawyer (1996) :


Deficiency finding menjelaskan sesuatu yang salah, atau sesuatu yang akan menjadi
salah. Auditor juga dapat menjumpai transaksi-transaksi atau kondisi-kondisi yang secara
intrinsik tidak salah, tetapi memerlukan perbaikan.
Contohnya: kesalahan yang banyak terjadi dalam memproses dokumen-dokumen secara
manual menggambarkan terdapatnya defisiensi. Hal tersebut tidak bisa ditolerir dan
harus dikoreksi (diperbaiki).
Tetapi suatu usulan untuk mengkomputerisasi system pengolahan data merupakan suatu
perbaikan, dan manajemen mempunyai hak untuk menyetujui atau menolak usulan
tersebut.

Major deficiency findings adalah kelemahan dalam internal control perusahaan yang
mengakibatkan hambatan bagi suatu organisasi atau suatu unit dalam organisasi untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Misalkan tujuan dibagian hutang adalah melakukan pembayaran untuk tagihan yang sudah
jatuh tempo pada waktunya dan dalam jumlah yang sebenarnya. Kelemahan internal control
mengakibatkan terjadinya “double payment”.
Minor deficiency findings adalah kelemahan dalam internal control perusahaan, yang
walaupun tidak sampai menghambat pencapaian tujuan dari suatu (unit) organisasi, namun
perlu dilaporkan kepada manajemen, karena tidak diperbaiki dapat merugikan perusahaan.
Misalnya tidak digunakannya imprest fund system untuk petty cash.
Deficiency findings yang perlu dilaporkan harus memenuhi criteria berikut :
 Cukup signifikan
 Didukung oleh fakta, bukan opini dan oleh bukti-bukti yang cukup, kompeten dan
relevan.
 Objective
 Releven
 Masuk akal
Laporan internal auditor pada umumnya berisi audit findings dan recommendation, karena
itu perlu dibahas mangenai kedua hal tersebut.

Pengembangan Temuan Pemeriksaan


Hasil pemeriksaan internal auditor disimpulkan dan didokumentasikan dalam suatu List of
Audit Findings.
Kesimpulan bisa menyatakan bahwa tidak ada masalah atau kelemahan yang ditemukan, bisa
juga menyimpulkan hal-hal yang memerlukan perhatian manajemen. Finding (temuan) bisa
positif atau negatif.
Temuan positif bisa menyebutkan bahwa tidak ada masalah yang ditemukan, bisa juga
menyebutkan kebaikan pengendalian intern yang terdapat disalah satu bagian yang perlu
diterapkan dibagian lain.
Temuan negatif memberitahukan kepada manajemen masalah-masalah yang ditemukan yang
memerlukan tindakan perbaikan dari manajemen untuk mencegah kerugian-kerugian yang
timbul akibat masalah tersebut.
Findings yang disusun dengan baik harus mencakup :
 CRITERIA : ukuran atau standar yang harus diikuti atau
kondisi yang
seharusnya ada.
 STATEMENT Of CONDITION : bagaimana kenyataan atau kondisi yang terjadi
di
Perusahaan.
 EFFECT : bagaimana akibat dari kenyataan yang terjadi di
perusahaan
(effect yang negative berupa penyimpangan, effect
yang
positive berupa hasil yang lebih baik dari standar yang
sudah
ditemukan).
 CAUSE : apa penyebab terjadinya kondisi tersebut di
perusahaan
dan bagaimana terjadinya.

Pengembangan Rekomendasi Dari Temuan-Temuan

Biasanya pertanyaan pertama yang diajukan manajemen setelah membaca findings yang
dilaporkan internal auditor adalah :
“what should we do about it ?”.
Karena itu audit findings harus selalu disertai dengan recommendations, untuk bisa
menjawab pertanyaan tersebut.
Findings dan recommendations adalah dua bagian yang paling penting dalam suatu internal
audit report.
Findings menjelaskan apa yang terjadi, sedangkan recommendations menjelaskan apa yang
harus dilakukan (untuk mengatasi kelemahan atau masalah yang dikemukakan dalam
findings).

Ada beberapa prinsip yang harus diikuti agar bisa diperoleh rekomendasi yang evektif :
 Rekomendasi harus komprehensif
 Rekomendasi harus spesifik
 Rekomendasi harus disusun dengan baik
 Rekomendasi harus mudah dijalankan
 Rekomendasi harus beralasan

Ada 6 hal penting yang harus dipenuhi untuk menyusun rekomendasi dengan baik :
1. Clear, simple, understandable and economical
2. Complete
3. Brief and concise
4. Coherent
5. Forceful
6. Variety
Sering terjadi, tim internal audit yang tangguh berhasil menemukan banyak deficiency
findings dan mengusulkan banyak recommendation, namun mengalami kesulitan dalam
menyusun laporan yang baik yang bisa diterima manajemen.
Hal itu antara lain disebabkan karena :
o Adanya audit supervisor yang mempunyai kebiasaan untuk mencoret konsep laporan
yang dibuat auditor in-charge dan mencoba menyusun kembali dengan gayanya
sendiri yang bisa berakibat berubahnya inti permasalahan yang di laporkan.
o Adanya auditor in-charge yang sengaja menyusun laporan seadanya ( masih mentah )
dengan pemikiran bahwa ada audit supervisor atau audit manager yang akan
mengoreksi dan melengkapi. Hal ini akan memperlambat penyelesaian laporan.
o Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk menyusun laporan. Ini disebabkan
karena auditor berusaha untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
laporan.
o Buruknya kualitas konsep laporan dan buruknya kemampuan auditor untuk menulis
laporan dengan gaya dan bahasa yang baik.
Sawyer mengusulkan 3 cara untuk memperbaiki report writing process :
o Tentukan standar minimum yang dapat diterima, misalnya dengan memberikan
contoh-contoh dalam suatu buku pedoman.
o Komunikasikan standar tersebut kepada staf audit melalui training.
o Lakukan pengeditan oleh bagian yang independen atau dengan membandingankan
laporan-laporan yang dibuat dengan standar tersebut.
Standar Pelaporan
Ikatan Akuntan Indonesia belum menerbitkan suatu standar pelaporan bagi internal auditor.
Standar Profesional Akuntan Publik lebih banyak memberikan petunjuk kepada akuntan
publik. Karena itu dalam menyusun laporannya internal auditor banyak mengacu pada
standards of reporting yang dikeluarkan oleh The Institute of Internal Auditors (IIA).
Laporan Informal
Jika dalam pelaksanaan audit, internal auditor menemukan hal-hal penting yang perlu segera
dilaporkan kepada manajemen, agar bisa segera dilakukan tindakan perbaikan oleh
manajemen, maka hal tersebut akan disampaikan dalam bentuk informal report. Misalnya ada
project yang sedang atau baru akan berjalan yang menurut internal auditor perlu ditunda atau
dibatalkan pelaksanaannya.
Informal reports bisa disampaikan secara lisan (melalui telephone atau dalam
rapat/pertemuan khusus) atau secara tertulis.
Walaupun disampaikan secara lisan, sebaiknya didukung oleh data atau bukti tertulis atau
catatan ringkas.
Informal report yang disampaikan secara tertulis bisa pendek saja (berbentuk memo satu
halaman) bisa juga panjang (berbentuk summary report yang didukung oleh penjelasan
detail).

Contoh Laporan Internal Auditor


Laporan internal auditor bisa dibuat dalam beberapa bentuk/format, namun harus mencakup
elemen-elemen berikut :
Summary, foreword, purpose, scope, opinion, dan findings serta recommendations.
Findings harus memenuhi beberapa kriteria :
Summary, standards, facts, effect, dan cause.
Laporan harus dibuat secara jelas, mudah dimengerti, logis dan menarik. Untuk itu auditor
harus selalu meningkatkan kemampuan teknis pembuatan laporan.
Berikut ini disajikan contoh laporan yang biasa dibuat oleh IAD.
Di halaman 249 disajikan Proffesional Auditing Standards dari Institute of Internal Auditors
(IIA).
Dari : Kepada Bagian Internal Audit
Kepada : Direksi PT. RENIKU
Perihal : Temuan Pemeriksaan mengenai Uang Muka Perjalanan
Periode : Tahun 2002

KONDISI : Terdapat uang muka perjalanan yang jumlahnya malampaui batas yang
diperbolehkan. Kami menemukan 133 uang muka perjalanan dari 175 uang
muka perjalanan yang kami periksa, jumlahnya malampaui jumlah yang
diperbolehkan yaitu Rp. 2.500.000. Jumlah tersebut berkisar antara Rp.
2.640.000 s/d Rp. 4.750.000, total kelebihan adalah ± Rp. 300.000.000.
KRITERIA : Kebijakan tertulis dari Direktur Keuangan menyatakan bahwa uang muka
perjalanan dinas maksimum sebesar Rp. 2.500.000.
PENYEBAB : Kepala Bagian Keuangan memberikan uang muka berdasarkan formulir
permintaan uang muka yang sudah diotorisasi oleh marketing/salas
supervisor.
Otorisasi dari supervisor biasanya diberikan dengan mudah tanpa
memperhatikan batas maksimum yang bisa diberikan.
AKIBAT : Banyak salesman yang meminta uang muka perjalanan melebihi jumlah
yang dibutuhkan dan pertanggung jawabannya sering terlambat. Bahkan ada
salesman yang sudah berhenti, tetapi masih belum mempertanggung
jawabkan uang mukanya.
Komentar Manajemen : Bagian Akuntansi akan menindaklanjuti masalah uang muka
perjalanan yang melampaui jumlah maksimum dan yang lama
belum dipertanggung jawabkan.
Supervisor akan di instruksikan supaya lebih ketat dalam
mengotorisasi uang muka perjalanan.

Jakarta, 25 April 2003

(Adriana Finishia)
Audit Manager
Exhibit 23 – 1

BAGIAN 1

IAD berada di bawah Direktur Keuangan


(sejajar dengan bagian Akuntansi dan Keuangan)

RUPS

DEWAN
KOMISARIS

DIRUT

DIR. KEU

BAGIAN BAGIAN IAD


AKUNTANSI KEUANGAN
Exhibit 23 – 2

BAGIAN 2

IAD merupakan staf Direktur Utama

RUPS

DEWAN
KOMISARIS

DIRUT

IAD

DIR. KEU

BAGIAN BAGIAN BAGAIAN


AKUNTANSI KEUANGAN ANGGARAN
Exhibit 23 – 3

BAGIAN 3

IAD merupakan staf dari Dewan Komisaris

RUPS

DEWAN
KOMISARIS

DIRUT

IAD

DIR. KEU

BAGIAN BAGIAN BAGIAN


AKUNTANSI KEUANGAN ANGGARAN
Exhibit 23 – 4

BAGIAN 4

IAD dipimpin oleh seorang internal Audit Director

Internal
Audit
Director
Executive
Secretary

Supervisor of Quality Supervisor of


Computer Assurance Auditing
Auditing Supervisor

Audit
Secretary
Senior EDP Computer
Auditor Audit
Specialist
Senior
Audit
EDP
Auditor

Lead
Audit

Star
Auditor

Anda mungkin juga menyukai