Prosedur audit yang dilakukan dalam suatu management audit tidak seluas auit prosedut
yang dilakukan dalam suatu general audit, karena ditekankan pada evaluasi terhadap
kegiatan usaha perusahaan. Biasanya prosedur audit yang dilaksanakan mencakup:
Management audit bisa dilakukan oleh Internal Auditor (di BUMN: Satuan Pemeriksa
Intern), Kantor Akuntan Publik atau Management Consultant. Yang penting adalah
bahwa tim management audit harus mencakup berbagai disiplin ilmu, misalnya
akuntan, sarjana teknik, ahli manajemen keuangan, produksi, pemasaran, sumber daya
manusia, dan lain-lain.
Ada beberapa perbedaan antara management audit dan financial audit, antara lain:
Management Audit Financial Audit
management audit, namun BPKP dan Akuntan Publik yang disusun oleh Ikatan
Beberapa kesamaan antara management audit dan financial audit, antara lain:
1. Management auditor maupun financial auditor haruslah independen. Financial
auditor haruslah independen in fact maupun in appearance. Sedangkan management
auditor (misalnya internal auditor) mungkin in appearance kurang independen,
karena merupakan orang dalam perusahaan, tetapi in fact haruslah independen.
2. Management dan financial auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang cukup dan
kompeten untuk mendukun opininya.
3. Beberapa teknik dan prosedur audit yang biasa digunakan baik oleh management
auditot maupun financial auditor adalah:
- Teknik inquiry, observation, dan inspection;
- Menggunakan internal control questionnaires atau management control
questionnaires dan flow chart atau narrative memo untuk mempelajari system dan
prosedur akuntansi dan mengevaluasi internal control atau system pengendalian
manajemen yang terdapat di perusahaan;
- Penggunaan statistical sampling atau judgement sampling untuk pemilihan sampel
yang akan ditest;
- Pengguanaan jasa computer specialist jika perusahaan yang diaudit sudah
menerapkan computerized accounting system.
4. Pelaksanaan audit harus dipimpin dan disupervisi oleh orang yang mempunyai
pengalamn yang cukup di bidang audit serta mempunyai latar belakang pendidikan
akuntansi.
5. Management auditor dan financial auditor harus mendokumentasikan prosedur audit
yang dilakukan, bukti-bukti yang dikumpulkan dan temuan-temuan audit dalam kertas
kerja pemeriksaan dengan rapih dan disusun secara sistematis.
Audit objective dalam manajemen audit mencakup tiga elemen yaitu : criteria,
causes, dan effect.
Criteria merupakan standar yang harus dipatuhi oleh setiap bagian dalam perusahaan.
Standar bisa berupa kebijakan yang telah ditetapkan manajemen, kebijakan
perusahaan sejenis atau kebijakan industri, dan peraturan pemerintah.
Causes adalah tindakan tindakan yang dilakukan manajemen atau pegawai
perusahaan, termasuk tindakan tindakan yang seharusnya dilakukan untuk memenuhi
kriteria tetapi tidak dilakukan oleh manajemen atau pegawai perusahaan.
Dengan kata lain causes adalah tindakam tindakan yang menyimpang dari standar
yang berlaku.
Effects adalah akibat dari tindakan tindakan yang menyimpang dari standar yang
berlaku.
Contoh dari audit objective :
Suatu perusahaan angkutan menentukan bahwa ban mobil yang sudah tipis harus
diivulkanisir bukan diganti dengan ban baru (criteria). Auditor menemukan bahwa
terdapat pembelian ban mobil baru untuk beberapa kendaraan angkutan (causes).
Akibatnya terjadi pemborosan kurang lebih Rp 5.000.000 sebulan (effect)
Tujuan manajemen audit adalah untuk menilai performance management dan fungsi
fungsi dalam perusahaan, terutama efektifitas, efisiensi, dan kehematan (economy) dari
kegiatan usaha perusahaan.
Beberapa hal yang perlu dievaluasi oleh auditor antara lain :
1. Apakah struktur organisasi dan job description yang terdapat diperusahaan cukup
baik dan bisa mendukung pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan
dan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif ?
2. Apakah perusahaan memiliki manajemen control system yang baik, diterapkan
secara efektif dan selalu ditelaah dan dimutakhirkan sehingga selalu mengikuti
perkembangan perusahaan ?
3. Apakah internal control yang terdapat di perusahaan dapat menjamin keamanan
harta dan sumber daya perusahaan ?
4. Apakah perusahaan selalu menyusun budged dan apakah selalu dibandingkan
antara realisasi dan budged, serta dianalisa variance yang terjadi ?
5. Apakah perusahaan memiliki accouting dan operating manual dan apakah
kegiatan operasi perusahaan dilaksanakan dengan berpedoman pada manual
tersebut ?
6. Laporan laporan interen apa saja yang harus disampaikan kepada manajemen dan
apakah laporan tersebut disampaikan tepat waktu, dianalisa lebih lanjut dan
dikomentari oleh manajemen ?
7. Apakah rasio rasio yang mengukur likuidasi, profitabilitas, solvabilitas selalu
dibuat dan dibandingkan dengan rasio industri.
o Jika suatu goal, objective, program dapat tercapai dalam batas waktu yang
dtargetkan, tanpa memperdulikan biaya yang dikeluarkan, maka hal tersebut
disebut efektif.
o Jika dengan biaya (input) yang sama bisa dicapai hasil (output) yang lebih besar,
maka hal tersebut disebut efisien.
o Jika suatu hasil (output) bisa diperoleh dengan biaya (input) yang lebih
kecil/murah dengan mutu output yang sama, maka hal tersebut dikatakan
ekonomis.
No : 027/KA/IV/02
Hal: Laporan Hasil Manajemen Audit
Kepada Yth;
Dewan Komisaris Dan Direksi
Pt. Mega Bottling
Jakarta
Bersama in kami sampaikan laporan manajemen audit atas kegiatan operasi PT. Mega
Bottling tahun 2001/2002.
Pemeriksaan kami tidak dimaksudkan unrtuk memberi pendapat atas kewajaran laporan
keuangan dan oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan
tersebut.
Seandainya ada hal hal yang perlu didiskusikan atau ditindak lanjuti, kami dengan senang
hati bersedia untuk melaksanakan hal tersebut.
Selama melaksanakan manajemen audit ini, kami memperoleh bantuan, dukungan dan
kerjasama yang sangat baik dari Direksi dan Staf PT. Mega Bottling.
Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan kami mengharapkan kerja sama kita
dapat terus berlanjut.
Kantor Akuntan
Dra. Astrid Krisanti, MM
Secara umum kami berpendapat bahwa pengendalian intern PT. MEGA BOTTLING sudah cukup
baik, begitu juga kegiatan operasi dan hasil usaha perusahaan sudah menunjukan peningkatan yang
cukup berarti. Namum demikian kami melihat masih terdapat cukup banyak kesempatan untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan ekonomis (kehematan) dari kegiatan operasi perusahaan.
Selain itum dengan semakin berkembanganya kegiatan operasi perusahaan, diperlukan dukungan dari
pengendalian intern yang lebih baik lagi.
Berikut ini kami sampaikan ringkasan temuan pemeriksaan dari masing – masing fungsi yang terdapat
diperusahaan, yang menurut pandapat kami memerlukan perhatian dari manajemen.
Secara lebih terperinci, dalam bagian III dari laporan kami, disampaikan temuan – temuan
pemerikasaan yang mencakup kondisi, akibat dan rekomendasi.
A. Bagian penjualan
1. Aplikasi perogram komputer untuk penjualan dan persediaan belum menerapkan sistem
database, melainkan hanya program aplikasi lotus_makro. Akibatnya pemrosesan data
dan pelaporan menjadi lambat dan kurang erjamin akurasinya.
2. Salesman di bogor selain melakukan penjualan juga melakukan penagihan pada
pelanggan. Akibatnya rute perjalanan mnjadi terganggu dan rencana kunjungan pada hari
tersebut todak dapat dilaksanakan seluruhnya.
3. Perusahaan belum membentuk tim khusus untuk pemasaran produk baru. Akibatnya
penjualan produk baru tidak berkembang sesuai rencana.
4. Sestem insentif yang diterapkan perusahaan dihitung berdasarkan faktor pencapaian
terget perproduk, tidak mempertimbangkan faktor penambahan outlet baru, jumlah
pelanggan aktif, dan disiplin karyawan, sehingga penambahan outlet berkurang dan
pelayanan terhadap langgana kurang diperhatikan.
B. Bagian gudang.
1. Struktur organisasi dan penugasan kerja bagian gudang secara baku tidak ada, sehingga
terjadi tugas rangkap antara bagian loading dan bagian administrasi.
2. Warehouse melakukan order pesanan ke pusat hanya melalui telpon. Akibatnya jika
terjadi kesalahan dalam pengiriman sukar untuk menetukan siapa yang bertanggung
jawab atas kesalahan tersebut.
C. Bagian penagihan
1. Terdapat kekurangan personil dibagian kredit control, sehingga statement of account
untuk pelanggan tidak dibuat dan bagian ini belum dapat melaksanakna fungsinya scara
efektif.
2. Uraian tugas untuk petugas verifikasi accounts receivable belum dpahami secara jelas,dan
penunjukan petugasnya tidak dikuatkan dengan surat keputusan (penunjukan dalam
bentuk lisan). Akibatnya salesman/ suvervisor dan bagian lainya kurnag membantu dalam
pelaksnaanya.
D. Bagian akuntansi dan keuangan
1. Kebijakan perushaan menetapkan bahwa transfer dari bank warehouse, baru bisa
dilakukan setiap haris selasa dan jumat (dua kai seminggu). Akibatnya manajemen kas
menjadi kurang efisien, sebagai contoh saldo rata –rata yang menanggur setiap bulan
kurang lebih RP. 500.000.000. penggunakaan fasilitas LIPPOLINK dengan fasilitas
overdraft terpusat, perlu dipertimbangkan. Kas bersih yang dihasilkandari operasi
perusahaan, sebagian besar terserap untuk pembayaran bunga dan pengembangan asets.
Akibatnya tidak ada kelbihan kas yang dapat digunakan untuk mengurangi pinjaman.
Kami melihat bahwa jika fungsi treasurer perusahaan lebih diaktifkan bisa dilakukan
penghematan biaya bunga sehingga laba perusahaan bisa diperbesar, misalnya :
Bank LOAN diusahakan dalam bentuk overdraft faslity.
Saldo bank dikelola dengan “bank LINK”, dan rekening bank yang bersaldo
diatas limit tertentu langsung ditransfer ke “rekeningn bank LOAN” sehingga
bisa dihemat biaya bunga.
2. Belum ada accounting manual dan operating manual untuk semua bagian. Akibatnya
sistem dan prosedur tidak baku dan terjadi kesulitan dalam mengevaluasi hasil kerja
karyawan. Disamping itu data keuangan yang disajikan sebagai salah satu bahan
pengambilan keputusan kurang dapat diandalkan.
3. Peluanasan piutnag usaha dengan dilyet giro dikredit/ dibukukan pada saat diterimanya
dilyet giro tersebut. Akibantya insentif telah diberikan kepada salesman sebelum dana
atas dilyet giro tersebut dapat dicairkan.
4. Pengelolaan kas kecil tidak menggunakan inprest fund sistem. Akibatnya pengendalian
kas kecil kurang efektif dan efisien.
E. Bagian personalia
1. Struktue organisasi dan uraian tugas belum menggambarkan secara lengkap,fungsi/
bagian tertentu dalam perushaan, contoh : internal audit. Akibatnya fungsi tersebut
menjadi tidak efektof karena belum diakuai keberadaanya.
2. Hasil inventarisasi fisik aktiva tetap menunjukan bahwa perlengkapan/ mesin kantor milik
PT. MEGA BOOTLING belum diberi kode inventaris secara khusus pada fisik barang.
Akibatnya dapat menimbulkan masalah dalam identifikasi kepemilikan antara PT. Dalam
suatu kelompok.
BAGIAN II9
DAFTAR TEMUAN PEMERIKSAAN
MANAGEMENT AUDIT UNTUK PT. MEGA BOOTLING
Perbandingan
peningkatan laba
(CONTRIBUTION
MARGIN) versus
peningkatan biaya
keuangan (bunga)
ditambah bad stock
cost = marginal provit
vs marginal cost.
19 Kebutuhan modal kerja Hasil kas bersih dari Penglolaan kebutuhan
terus meningkat padahal operasi perusahaan modal kerja yang lebih
credit term dari sipplier berkurang dengan efisien seperti :
lebih besar dari credit kenaikan kebutuhan 1. Frekuensi order
term kepada costumers. modal kerja tersebut. persediaan
2. Pengelolaan
penagihan yang
insentif serta
penglolaan insentif
penagihan.
20 Manajemen kas Ada loss untuk selisih Perlu pertimbangan oleh
Kebijaksanaan perusahaan bunga yang seharusnya perusahaan untuk
menetapkan bahwa tidak terjadi setiap menggunakan fasilitas
transfer dari bank bulannya sebesar LIPPOLINK dan dengan
warehouse baru bisa 22%/12 X fasilitas overdraft yang
dilakukan setiap hari Rp. 520.721.951 = didesentralisasikan,
selasa dan jumat (2x Rp. 9.546.569 kemudian dibagikan ke
seminggu), sehingga masing – masing
menibulkan saldo rata – warehouse. Ini akan
rata yang menganggur membantu perusahaan
setiap bulan sebesar Rp. untuk menghemat biaya
520 juta. bunga.
21 Tidak semua pengelolaan Pengendalian kas kecil Diseragamkan
kas kecil warehouse kurang efektif, efisien penggunaan iprest fund
menggunakan sistem (idle cash) dan pada semua kas kecil
imprest fund kekurangan kas untuk warehouse.
transaksi (berfluktuasi)
INTERNAL AUDIT
Sebelumnya Milton Stevens Fonorow dalam bukunya “Internal Audit Manual” (1989)
mengatakan :
“internal auditing is an appraisal, by trained company employees, of the
accuracy, reliability, efficiency and usefulness of company records and internal
controls”. (internal auditing adalah suatu penilaian, yang dilakukan oleh pegawai
perusahaan yang terlatih, mengenai ketelitian, dapat dipervayainya, efisiensi dan
kegunaan dari catatan-catatan (akuntansi) perusahaan dan pengendalian intern yang
terdapat dalam perusahaan).
Karena yang melakukan Internal Audit (disebut Internal Auditor) adalah pegawai
perusahaan sendiri (orang dalam perusahaan) maka banyak pihak yang menganggap bahwa
Internal Auditor tidak independen.. Yang pasti bahwa untuk meningkatkan efisiensi dari
kegiatan usahanya, suatu perusahaan sangat memerlukan adanya internal audit departemen
yang efektif, terutama diperusahaan menengah dan besar termasuk BUMN.
Apalagi dengan akan diberlakukannya perdagangan bebas diantara negara-negara
diseuruh dunia, yang tidak lagi memperbolehlan adanya proteksi, maka setiap perusahaan,
jika ingin bertahan didunia bisnis, harus berusaha meningkatkan daya saingnya secara
berkelanjutan. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan efisiensi
dan efektifitas dari kegiatan usahanya.
Berbeda dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik, yang
tujuannya adalah memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuagan yang disusun
manajemen, maka tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah untuk
membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung
jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, sarana dan komentar mengenai kegiatan
yang diperiksanya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan
berikut :
1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sitem
pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian operasional lainnya
serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu
mahal.
2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan oleh manajemen.
3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan dan dilindungi
dari kemungkinan terjadinya segalla bentuk pencurian, kecurangan dan
penyalahgunaan.
4. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat
dipercaya.
5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh
manajemen.
6. Menyerahkan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi
dan efektifitas.
Kode Etik dan Institute of Internal Auditor
Tujuan dari kode etik IIA adalah untuk memperkenalkan budaya etis dalam profesi
internal auditing.
Kode etik ini mencakup dua komponen penting yaitu : (a) principles, yang berkaitan
dengan profesi dan praktik internal auditing, (b) Rules of Conduct yang menjelaskan norma
perilaku yang diharapkan dari seorang internal auditor. Rules ini merupakan alat bantu untuk
menginterprestasikan principles ke dalam praktik dan dimaksudkan sebagai pedoman
perilaku etis internal auditor.
a. Principles
Internal auditor diharapkan untuk menerapkan dan menegakkan prinsip-prinsip
berikut ini : integrity, objectivity, confidentiality dan competency.
b. Rules of conduct
Terdiri dari (1)integrity, (2) objectivity, (3) confidentiality, (4) competency
Selain itu terdapat beberapa persamaan antara internal audit dan external audit, yaitu :
1. Masing-masing auditor harus mempunyai latar belakang pendidikan dan pengalaman
kerja dibidang akuntansi, keuangan, perpajakan, manajemen dan computer.
2. Keduanya harus membuat rencana pemeriksaan (audit plan), program pemeriksaan
(audit program) secara tertulis.
3. Semua prosedur pemeriksaan dan hasil pemeriksaan harus didokumentasikan secara
lengkap dan jelas dalam kertas kerja pemeriksaan (audit working papers).
4. Audit staf harus selalu melakukan Continuing Professiona Education (Pendidikan
Profesi Berkelanjutan)
5. Baik Internal Auditor maupun External Auditor harus mempunyai Audit manual,
sebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaannya dan harus memiliki Kode Etik
serta system pengendalian mutu.
Boynton (2001: 1986) membedakan Internal Auditors dan External Auditors sebagai
berikut :
Internal Auditors External Auditor
Employer Companies and governmental
CPA firms
units
National Organization Institute of Internal Auditor American Institute of
(IIA) Certified Public Accountans
(AICPA)
Certifying designation Certified Internal Auditor Certified Public Accountant
(CIA) (CPA)
License to practice No Yes
Primary responsibility To board of directors To third parties
Scope of audits All activities of an Primarily financial
organization statements
Selain itu IAM juga merupakan petunjuk tertulis bagi internal audit staf untuk:
Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan tugas.
Menentukan standar yang berguna untuk mengukur dan meningkatkan performance.
Memberi keyakinan bahwa hasil akhir AID sesuai dengan requirement dari Internal Audit
Director.
IAM setiap tahun harus ditelaah dan dimutakhirkan sesuai dengan perkembangan
perusahaan.
Secara umum IAM dibagi dalam kelompok berikut:
- Bagian yang mencakup teknik pemeriksaan.
Sebagai pedoman agar pelaksanaan tugas internal auditor memenuhi standar tertentu.
Bagian ini biasanya menjelaskan mengenai tujuan pemeriksaan, teori dan pendekatan
audit, ruang lingkup audit, review pendahuluan (review working paper tahun lalu,
riset buku-buku mengenai internal auditing, mempelajari bagan organisasi
perusahaan dan peraturan-peraturan direksi/top management), audit program, cara
pembuatan kertas kerja pemeriksaan, petunjuk penyusunan laporan pemeriksaan dan
lain-lain.
Suatu petunjuk mengenai pendukung apa saja yang diperlukan (dari segi
administratif) agar IAD dapat berjalan lancar, antara lain berisi:
4. Harus Ada Dukungan Yang Kuat Dari Top Management Kepada IAD
Tanpa dukungan yang kuat dari top management, fungsi internal auditor akan
impotent atau seperti pasukan yang diperintahkan maju ke medan perang tanpa dibekali oleh
persenjataan yang memadai.
Dukungan ini antara lain berupa:
- Penempatan IAD dalam posisi yang independen.
- Penempatan audit staf yang superior dengan rata-rata gaji dan insentive yang menarik
(diatas rata-rata).
- Penyediaan waktu yang cukup dari top management untuk mendengarkan, membaca
dan mempelajari laporan-laporan yang dibuat IAD dan response yang cepat dan tegas
terhadap saran-saran perbaikan yang diajukan bagian internal audit.
- Adanya “company policy” yang dikeluarkan top management dan ditujukan
keseluruhan bagian dalam organisasi perusahaan mengenai kewajiban mereka dalam
rangka menunjang pelaksanaan tugas bagian internal audit.
Standards for the Professional Practice of Internal Auditing dari IIA menyebutkan bahwa
internal auditor harus melakukan pemeriksaan internnya dengan hati-hati dan menggunakan
kemahiran jabatannya.
Berarti auditor harus membuka mata lebar-lebar, memasang telinga dengan baik dan harus
mengetahui modus operandi terjadinya macam-macam kecurangan.
Adalah lebih baik mencegah terjadinya kecurangan daripada menangani kecurangan yang
sudah terjadi.
Namun demikian jika kecurangan sudah terjadi atau ada indikasi mengenai terjadinya
kecurangan, maka internal auditor harus turun tangan.
Untuk itu internal auditor perlu mengetahui “Forty Common Forms of Fraud” yang dapat
dilihat di Exhibit 23-5
Kecurangan harus dicegah sebelum terjadi. Adalah menjadi tugas manajemen untuk
menciptakan kondisi di perusahaan yang bisa mencegah terjadinya kecurangan. Peranan
internal auditor sangat besar sekali dalam mencegah terjadinya kecurangan maupun dalam
melakukan investigasi jika kecurangan sudah terjadi.
Walapun internal auditor tidak dapat menjamin bahwa kecurangan tidak akan terjadi,
namun ia harus menggunakan kemahiran jabatannya dengan saksama sehingga diharapkan
mampu mendeteksi indikasi terjadinya kecurangan dan dapat memberikan saran-saran yang
bermanfaat kepada manajemen untuk mencegah terjadinya kecurangan.
Internal auditor perlu mengetahui bermacam-macam cara kecurangan, tanpa harus
melakukan kecurangan itu sendiri.
8. Mereview konsep laporan dan melakukan perubahan jika Audit Manager dan
diperlukan. Internal Audit director
Major deficiency findings adalah kelemahan dalam internal control perusahaan yang
mengakibatkan hambatan bagi suatu organisasi atau suatu unit dalam organisasi untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Misalkan tujuan dibagian hutang adalah melakukan pembayaran untuk tagihan yang sudah
jatuh tempo pada waktunya dan dalam jumlah yang sebenarnya. Kelemahan internal control
mengakibatkan terjadinya “double payment”.
Minor deficiency findings adalah kelemahan dalam internal control perusahaan, yang
walaupun tidak sampai menghambat pencapaian tujuan dari suatu (unit) organisasi, namun
perlu dilaporkan kepada manajemen, karena tidak diperbaiki dapat merugikan perusahaan.
Misalnya tidak digunakannya imprest fund system untuk petty cash.
Deficiency findings yang perlu dilaporkan harus memenuhi criteria berikut :
Cukup signifikan
Didukung oleh fakta, bukan opini dan oleh bukti-bukti yang cukup, kompeten dan
relevan.
Objective
Releven
Masuk akal
Laporan internal auditor pada umumnya berisi audit findings dan recommendation, karena
itu perlu dibahas mangenai kedua hal tersebut.
Biasanya pertanyaan pertama yang diajukan manajemen setelah membaca findings yang
dilaporkan internal auditor adalah :
“what should we do about it ?”.
Karena itu audit findings harus selalu disertai dengan recommendations, untuk bisa
menjawab pertanyaan tersebut.
Findings dan recommendations adalah dua bagian yang paling penting dalam suatu internal
audit report.
Findings menjelaskan apa yang terjadi, sedangkan recommendations menjelaskan apa yang
harus dilakukan (untuk mengatasi kelemahan atau masalah yang dikemukakan dalam
findings).
Ada beberapa prinsip yang harus diikuti agar bisa diperoleh rekomendasi yang evektif :
Rekomendasi harus komprehensif
Rekomendasi harus spesifik
Rekomendasi harus disusun dengan baik
Rekomendasi harus mudah dijalankan
Rekomendasi harus beralasan
Ada 6 hal penting yang harus dipenuhi untuk menyusun rekomendasi dengan baik :
1. Clear, simple, understandable and economical
2. Complete
3. Brief and concise
4. Coherent
5. Forceful
6. Variety
Sering terjadi, tim internal audit yang tangguh berhasil menemukan banyak deficiency
findings dan mengusulkan banyak recommendation, namun mengalami kesulitan dalam
menyusun laporan yang baik yang bisa diterima manajemen.
Hal itu antara lain disebabkan karena :
o Adanya audit supervisor yang mempunyai kebiasaan untuk mencoret konsep laporan
yang dibuat auditor in-charge dan mencoba menyusun kembali dengan gayanya
sendiri yang bisa berakibat berubahnya inti permasalahan yang di laporkan.
o Adanya auditor in-charge yang sengaja menyusun laporan seadanya ( masih mentah )
dengan pemikiran bahwa ada audit supervisor atau audit manager yang akan
mengoreksi dan melengkapi. Hal ini akan memperlambat penyelesaian laporan.
o Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk menyusun laporan. Ini disebabkan
karena auditor berusaha untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
laporan.
o Buruknya kualitas konsep laporan dan buruknya kemampuan auditor untuk menulis
laporan dengan gaya dan bahasa yang baik.
Sawyer mengusulkan 3 cara untuk memperbaiki report writing process :
o Tentukan standar minimum yang dapat diterima, misalnya dengan memberikan
contoh-contoh dalam suatu buku pedoman.
o Komunikasikan standar tersebut kepada staf audit melalui training.
o Lakukan pengeditan oleh bagian yang independen atau dengan membandingankan
laporan-laporan yang dibuat dengan standar tersebut.
Standar Pelaporan
Ikatan Akuntan Indonesia belum menerbitkan suatu standar pelaporan bagi internal auditor.
Standar Profesional Akuntan Publik lebih banyak memberikan petunjuk kepada akuntan
publik. Karena itu dalam menyusun laporannya internal auditor banyak mengacu pada
standards of reporting yang dikeluarkan oleh The Institute of Internal Auditors (IIA).
Laporan Informal
Jika dalam pelaksanaan audit, internal auditor menemukan hal-hal penting yang perlu segera
dilaporkan kepada manajemen, agar bisa segera dilakukan tindakan perbaikan oleh
manajemen, maka hal tersebut akan disampaikan dalam bentuk informal report. Misalnya ada
project yang sedang atau baru akan berjalan yang menurut internal auditor perlu ditunda atau
dibatalkan pelaksanaannya.
Informal reports bisa disampaikan secara lisan (melalui telephone atau dalam
rapat/pertemuan khusus) atau secara tertulis.
Walaupun disampaikan secara lisan, sebaiknya didukung oleh data atau bukti tertulis atau
catatan ringkas.
Informal report yang disampaikan secara tertulis bisa pendek saja (berbentuk memo satu
halaman) bisa juga panjang (berbentuk summary report yang didukung oleh penjelasan
detail).
KONDISI : Terdapat uang muka perjalanan yang jumlahnya malampaui batas yang
diperbolehkan. Kami menemukan 133 uang muka perjalanan dari 175 uang
muka perjalanan yang kami periksa, jumlahnya malampaui jumlah yang
diperbolehkan yaitu Rp. 2.500.000. Jumlah tersebut berkisar antara Rp.
2.640.000 s/d Rp. 4.750.000, total kelebihan adalah ± Rp. 300.000.000.
KRITERIA : Kebijakan tertulis dari Direktur Keuangan menyatakan bahwa uang muka
perjalanan dinas maksimum sebesar Rp. 2.500.000.
PENYEBAB : Kepala Bagian Keuangan memberikan uang muka berdasarkan formulir
permintaan uang muka yang sudah diotorisasi oleh marketing/salas
supervisor.
Otorisasi dari supervisor biasanya diberikan dengan mudah tanpa
memperhatikan batas maksimum yang bisa diberikan.
AKIBAT : Banyak salesman yang meminta uang muka perjalanan melebihi jumlah
yang dibutuhkan dan pertanggung jawabannya sering terlambat. Bahkan ada
salesman yang sudah berhenti, tetapi masih belum mempertanggung
jawabkan uang mukanya.
Komentar Manajemen : Bagian Akuntansi akan menindaklanjuti masalah uang muka
perjalanan yang melampaui jumlah maksimum dan yang lama
belum dipertanggung jawabkan.
Supervisor akan di instruksikan supaya lebih ketat dalam
mengotorisasi uang muka perjalanan.
(Adriana Finishia)
Audit Manager
Exhibit 23 – 1
BAGIAN 1
RUPS
DEWAN
KOMISARIS
DIRUT
DIR. KEU
BAGIAN 2
RUPS
DEWAN
KOMISARIS
DIRUT
IAD
DIR. KEU
BAGIAN 3
RUPS
DEWAN
KOMISARIS
DIRUT
IAD
DIR. KEU
BAGIAN 4
Internal
Audit
Director
Executive
Secretary
Audit
Secretary
Senior EDP Computer
Auditor Audit
Specialist
Senior
Audit
EDP
Auditor
Lead
Audit
Star
Auditor