Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN
1

LATAR BELAKANG
Audit

merupakan

suatu

proses

pengumpulan

data,

penilaian

ataupun

pengevaluasian yang dilakukan untuk menilai sesuatu apakah telah sesuai dengan kriteria
yang mendasarinya. Audit terdiri dari beberapa macam seperti audit keuangan, audit
kepatuhan, dan audit operasional.
Laporan keuangan adalah suatu media utama untuk mengkomunikasikan
informasi keuangan kepada pihak-pihak diluar entitas. Mengakui pentingnya audit dalam
proses pelaporan keuangan, Antle dan Nalebuff (1991) dalam Diyanti dan Untara (2010)
menyatakan bahwa laporan keuangan harus dipandang sebagai laporan bersama dari
perusahaan audit (KAP) dan manajemen perusahaan. Dari aspek audit, maka kualitas
laporan keuangan menunjukan pada kualitas audit.Perusahaan biasanya mendapat
kesulitan dalam mendapatkan KAP yang layak untuk mengaudit perusahaan, karena
banyak faktor sehingga memunculkan perpindahan KAP atau disebut dengan audit
switching.

RUMUSAN MASALAH
Didasari oleh latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan
rumusan masalah untuk makalah ini adalah:
Mengetahui seluk beluk tentang audit.
Mengetahui lebih dalam mengenai Kantor Akuntan Publik.
Mengerti akan etika profesi dan kode etik etika profesi akuntan

TUJUAN
Untuk melengkapi tugas pada semester 5 pada mata kuliah Auditing 1.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGENALAN AUDITING
2.1.1 Pengertian Auditing
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya,
dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut.
2.1.2

2.1.3

Karakteristik Auditing
1. Dilakukan oleh pihak yang professional dan independen
2. Menyediakan beberapa jasa kepada klien
3. Memberikan opini atas hasil yang telah diaudit
4. Memiliki aturan pelaksanaan sendiri
Perbedaan Auditing dengan Akunting
Auditing mempunyai sifat analisis, Karena akuntan publik memulai pemeriksaannya
dari angka-angka dalam laporan keuangan, lalu dicocokan, dengan neraca saldo, buku
besar, buku harian, bukti-bukti pembukuan dan sub buku besar. Sedangakan
accounting mempunyai sifat konstruktif, karena disusun mulai dari bukti-bukti
pembukuan, buku harian, buku besar, dan sub buku besar, neraca saldo sampai
menjadia laporan keuangan. Akuntansi dilakukan oleh pegawai perusahaan dengan
berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan atau ETAP atau IFRS, sedangkan
auditing dilakukan oleh akuntan pubik dengan pedoman pada Standar Profesi Akuntan
Pubik, Kode Etik Profesi Akuntan Publik dan Standar Pengendalian Mutu.

2.1.4

Mengapa diperlukan Audit


Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu diaudit oleh

KAP yang merupakan pihak ketiga independen, karena :


a. Jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut mengandung
kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja. Karena itu laporan keuangan yang
belum diaudit kurang dipercaya kewajarannyaooleh pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan tersebut.
b. Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini wajar tanpa pengecualian
dari KAP, berarti pengguna laporan keuangan bisa yakin bahwa laporan keuangan
tersebut bebas dari salah saji yang material dan disajikan sesuai dengan standard
akuntansi yang berlaku umuum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

c. Mulai dari tahun 2001 perusahaan yang total asetnya Rp. 25 milyar ke atas harus
memasukan audited financial statements nya ke Departemen Pedagangan dan
Perindustrian.
d. Perusahaan yang sudah go public harus memasukan audited financial statements-nyaa
ke Bapepam-LK paling lambat 90 hari setelah tahun buku.
e. SPT yang didukung oleh audited financial statements lebih dipercaya oleh pihak
pajak dibandingkan dengan yang didukung oleh laporan keuangan yang belum
diaudit.
2.1.5

Jenis Audit

Dilihat dari luasnya pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas:


1. Pemeriksaan Umum
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP
independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan secara keseluruhan. Pemeriksaan tersebut harus dilakukan sesuai
dengan Standar Profesional Akuntan Pubik atau ISA atau Panduan Audit Entitas
Bisnis Kecil dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Kode Etik Profesi
Akuntan Publik serta Standar Pengendalian Mutu
2. Pemeriksaan Khusus
Suatu pemeriksaan terbatas yang dilakukan oleh KAP yang independen, pada akhir
pemeriksaanya auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan terbatas pada pos atau
masalah tertentu yang diperiksan, karena prosedur audit yang dilakukan juga terbatas.
Misalnya KAP diminta untuk memeriksa apakah terdapat kecurangan terhadap
penagihan piutang usaha di perusahaan.
Dalam hal ini prosedur audit terbatas untuk memriksa piutang usaha, penjualan dan
penerimaan kas. Pada akhir pemeriksaan KAP hanya memberikan pendapat apakah
terdapat kecurangan atau tidak terhadap penagihan piutang usaha di perusahaan.
Ditinjau dari jenis pemeriksaannya, audit bisa dibedakan atas:
1. Management Audit
Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk
kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh
manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan
secara efektif, efisien, dan ekonomis.
3

Pendekatan audit yang biasa dilakukan adalah menilai efesiensi, efektifitas dan
keekonomisan dari masing-masing fungsi yang terdapat dalam perusahaan.
Misalnya: dungsi penjualan dan pemasaran, fungsi produksi, fungsi perdagangan
dan distribusi, fungsi personalia, fungsi akuntansi dan fungsi keuangan..
Prosedur audit yang dilakukan dalam suatu management audit tidak seluas
audit proseedur yang dilakukan suatu general audit, karena ditekankan pada
evaluasi terhadap kegiatan operasi perusahaan.
-

Analitycal review procedures, yaitu membandingakan laporan keuangan


periode berjalan dengan periode tahun lalu, budget dengan realisasinya serta

analisis rasio.
Evaluasi atas management control system yang terdapat diperusahaan.
Tujuannya

diantara

lain

untuk

mengetahui

apakah

terdapat

sistem

pengendalian manajemen dan pengendalian intern yang memaddai dalam


perusahaanm untuk menjamin harta perusahaan, dapat dipercayainya data
-

keuangan dan mencegah terjadinya pemborosan dan kecurangan.


Pengujian ketaatan
Untuk menilai efektivitas dari pengendalian intern dan sistem pengendalian
manajemen dengan melakukan pemeriksaan secara sampling atas bukti-bukti
pembukuan, sehingga bisa diketahui apakah transaksi bisnis perusahaan dan
pencatatan akuntansinya sudah dilakukan sesuai dengan kebijakan yang telah
ditentukan manajemen perusaah.

Ada 4 tahapan dalam manajemen audit :


1. Survei Pendahuluan
Survey pendahuluan dimaksudkan untuk mendapat gambaran mengenai
bisnis perusahaan yang dilakukan melalui Tanya jawab dengan manajemen
staf perusahaan serta penggunaan qustionnaires.
2. Penelaahan dan Pengujian Alat Sistem Pengendalian Manajemen
Untuk mengevaluasi dan menguji efektifitas dari pengendalian manajemen
yang terdapat diperusahaan. Biasanya digunakan management control
questionnaire, flowchart dan penjelasan narrative

serta dilakukan

pengetesan atas beberapa transaksi.


3. Penjujian Terinci
Melakukan pemeriksaan terhadap transaksi perusahaan untuk mengetahui
apakah prosesnya sesuai dengan kebijaka yang telah ditetapkan
4

manajemen. Dalam hal ini auditor harus melakukan observasi terhadap


kegiatan dari fungsi-fungsi yang terdapat di perusahaan.
4. Pengembangan Laporan
Dalam menyusun laporan pemeriksaan, auditor tidak memberikan opini
mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan, laporan yang dibuat
mirip dengan management letter, Karena berisitemuan pemeriksaan
mengenai penyimpangan yang terjadi terhadap criteria yang berlaku
menimbulkan

inefesionsi,

inefektivitas,

dan

ketidakhematan

dan

kelemahan dalam sistem pengendalian manajemen yang terdapat dalam


perusahaan.selain itu auditor juga memberikan saran-saran perbaikan

`Management audit bisa dilakukan oleh:


-

Internal Auditor
Kantor Auditor Publik
Management Consultant

Yang penting adalah bahwa tim management audit mencakup berbagai disiplin
ilmu misalnya akuntan, ahli manajemen produksi, pemasaran, keuangan, sumber daya
manusia, dll.
Menurut Aren et. All. (2011: 825) ada 3 jenis operasional audit yaitu:
1. Functional Audits: untuk menilai 3E dari berbagai fungsi dalam perusahaan seperti
fungsi akuntansi, fungsi produksi, dungsi marketining dan lain-lain.
2. Organizational Audits: untuk menilai 3E dari keseluruhan organisasi perusahaan.
Perencanaan organisasi dan metode untuk koordinasi aktivitas merupakan hal yang
sangat penting dalam jenis audit ini.
3. Special assignment, timbul atas permintaan manajemen misalnya mengaudit
penyebab tidak efektifnya IT system, investigasi kemungkinan terjadinya fraud
disuatu bagian, dan membaut rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu
produk.
2. Pemeriksaan Ketaatan
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah menaati
peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang telah
ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak eksternal . pemeriksaan
bisa dilakukan oleh KAP maupun bagian internal audit.
3. Pemeriksaan Intern

Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perushaan, baik terhadap
laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap
kebijakan manajemen yang telah ditentukan.
Internal auditor ini biasanya tidak memberikan opini terhadap kewajaran aporan
keuangan, karena pihak-pihak diluar perusahaan menganggap bahwa internal
auditor, yang merupakan orang dalam perusahaan, tidak independen.
Laporan Internal Auditor berisi temuan pemeriksaan mengenai penyimpangan dan
kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian internal, beserta saransaran perbaikannya.
4. Computer Audit
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data akuntansinya
dengan menggunakan Electonic Data Processing System.
Ada 2 metode yang bisa dilakukan auditor:
1. Audit Around The Computer
Dalam hal ini auditor hanyan memeriksa input dan output dari EDP system
tanpa melakukan tes terhadap proses dalam EDP system tersebut.
2. Audit Truough The Computer
Selain memeriksa input dan output, auditor juga melakukan tes proses EDPnya. Pengetesan tersebut dilakukan dengan menggunakan Generalized Audit
Software, ACL, dll. Dan memasukan dummy data digunakan agar tidak
menggangu data asli. Dalam hal ini KAP harus mempunyai Computer Audit
Specialist yang merupakan auditor berpengalaman dengan tambahan keahlian
di bidang computer information system audit.
Dalam mengevaluasi Internal Control atas EDP system, auditor menggunakan
Internal Control Questionnares untuk EDP system.
1. General Control
Berkaitan dengan organisasi EDP Department, proseddur dokumentasi, testing dan
otorisasi dari original system dan setiap perubahan yang akan dilakukan terhadap
sistem tersebut. Selain itu juga menyangkut control yang terdapat dalam hardwarenya.
2. Application Control
Berkaitan dengan pelaksanaan tugas khusu oleh EDP Departement misalnya membuat
daftar gaji. Selain itu dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa data yang diinput,
processing data, output dalam bentuk print out bisa dilakukan secara akurat sehingga
bisa menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
6

2.1.6

Jenis Auditor

Terdapat empat jenis auditor yang paling umum dikenal, yaitu: Akuntan Publik, Auditor
Pemerintah, Auditor Pajak, dan Auditor Intern.
-

Akuntan Publik Terdaftar


Kantor akuntan pubik sebagai auditor independen bertanggung jawab atas audit
laporan keuangan historis dari seluruh perusahaan public dan perusahaan besar
lainnya. Penggunaan laporan keuangan yang diaudit di Indonesia semakin banyak
dilakukan sejalan dengan semakin berkembangnya dunia usaha dan pasar modal.
Umum dimasyarakat untuk menyebut kantor akuntan publik sebagai auditor atau
auditor independen, meskipun masih terdapat auditor-auditor lain diluar akuntan
publik terdaftar.

Auditor Pemerintah
Di Indonesia terdapat bebrapa lembaga atau badan yang bertanggung jawab secara
fungsioal atas pengawasan terhadap kekayaan atau keuangan Negara. Pada tingaktan
tertinggi terdapat Badan Pemeriksa Keuangan (BEPEKA), kemudian terdapat Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Inspektoran Jendral (Itjen)
pada departemen-departemen pemerintah. Di Amerika Serikat sendiri terdapat
Genereal Accounting Office (GAO)
Disamping audit atas laporan keuangan, pada masa sekarang BPKP seringkali
melakukan evaluasi efisiensi dan efektifitas operasi berbagai program pemerintah dan
BUMN. Salah satu contoh adalah evaluasi pelaksanaan komputerisasi suatu badan
pemerintah. Dalam hal ini para auditor dapat meninjau dan menganalisis segala aspek
sistem komputerisasi tersebut, tetapi penekanan utamanya adalah pada keluaran, serta
hal-hal lainnya guna melihat kemungkinan perolehan layanan yang sama dengan
biaya yang lebih rendah.

Auditor Pajak
Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang berada dibawah departemen keuangan RI,
bertanggungjawab atas penerimaan Negara dari sector perpajakan dan penegakkan
hukum dalam pelaksanaan ketentuan perpajakan. Aparat pelaksana DJP dilapangan
adalah KPP (Kantor Pelayanan Pajak) dan Kantor Pemeriksaan dan Penyelidikan
Pajak (Karikpa). Karikpa mempunyai auditor khusus. Tanggung jawab Karikpa adalah
7

melakukan audit terhadap para wajib pajak tertentu untuk menilai apakah telah
memenuhi

ketentuan

perundang-undangan

perpajakan.

Audit

semacam

ini

sesungguhnya adalah audit ketaatan.


Pekerjaan audit untuk menilai ketaatan terhadap undang-undang perpajakan
sepertinya adalah suatu hal yang mudah, tetapi kenyataannya tidak demikian. Seperti
terdapat masalah yang berkaitan dengan pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan,
pajak pertambahan nillai, dan pajak atas penjualan barang mewah.
-

Auditor Intern
Auditor intern bekerja di suatu perusahaan untuk melakukan audit bagi
kepentingan manajemen perusahaan, seperti halnya auditor pemerintah bagi
pemerintah. Bagian audit dari suatu perusahaan bisa beranggotakan lebih dari
seratus orang dan biasanya bertanggung jawab langsung kepada presiden direktur,
direktur eksekutif, atau kepada komite audit dari dewan atau komisaris. Pada
BUMN, auditor intern berada dibawah SPI (Satuan Pengawasan Intern)
Tugas auditor intern bermacam-macam, tergantung pada atasannya, yang
sebagian besar tugasnya melakukan audit ketataan secara rutin. Pada tahun-tahun
terakhir, banyak auditor intern yang terlibat dalam audit operasional.
Untuk menjalankan tugas dengan baik, auditor intern harus ada di luar fungsi
lini suatu organisasi, tetapi tidak terlepas dari hubungan bawahan atasan seperti
lainnya. Auditor intern wajib memberikan informasi yang berharga bagi
manajemen untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan operasi
perusahaan. Biasanya pihak-pihak ekstern enggan memanfaatkan informasi dari
auditor intern karena independensinya yang terbatar. Keterbatasan independensi ini
merupakan perbedaan utama antara auditor intern dengan akuntan pubik.

2.2 PROFESI AKUNTAN PUBLIK


2.2.1 Kantor Akuntan Publik (KAP)
adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai
wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya.
2.2.2 Aktivitas KAP
Kantor akuntan publik melaksanakan 4 jenis jasa utama, yaitu: atestasi, perpajakan,
konsultasi manajemen, serta jasa akuntansi dan pembukuan.
a. Jasa Atestasi
Meliputi semua kegiatan dimana kantor akuntan publik mengeluarkan laporan
tertulis yang menyatakan kesimpulan atas keandalan asersi tertulis yang telah
8

dibuat dan ditanggungjawabi pihak lain. Asersi adalah pernyataan yang dibuat
oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak
lain.
Jenis-jenis atestasi:
1. Audit
Audit atas laporan keuangan historis adalah jenis jasa atestasi yang paling
dominan dari kantor akuntan publik. Dalam audit atas laporan keuangan
historis ini pihak lain yang bertanggung jawab adalah klien yang membuat
bebagai asersi di dalam bentuk laporan keuangan yang diterbitkan.
2. Pemeriksaan
Digunakan untuk jasa lain yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik yang
berupa pernyataan suatu pendapat tentang kesesuaian asersi yang dibuat oleh
pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan. Contohnya adalah
pemeriksaan terhadap informasi keuangan prospektif dan pemeriksaan untuk
menentukan kesesuaian pengendalian intern suatu entitas dengan kriteria yang
ditetapkan oleh instansi pemerintah atau badan pengatur.
3. Review
Banyak perusahaan non publik menerbitkan laporan keuangan kepada
berbagai pemakai tetapi tidak bersedia membiayai audit atas laporan tersebut.
Dalam kondisi seperti itu, akuntan publik dapat membantu mengadakan jasa
review (review service). Audit dan review berbeda dalam hal luasnya
pemeriksaan dan jaminan keakuratan yang diberikan. Audit dilaksanakan
dengan pemeriksaan skala luas untuk mengumpulkan bahan bukti yang
memadai dalam rangka memberikan jaminan yang tinggi atas keakuratan
laporan keuangan, sementara dalam review hal tersebut berlangsung dalam
skala lebih kecil. Hasil review auditor sering cukup memadai untuk memenuhi
kebutuhan pemakai laporan keuangan dan honor auditor untuk melaksanakan
review lebih rendah dari pada jasa audit.
4. Prosedur yang disepakati
Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan

oleh

akuntan

publik

dalam

menghasilkan jasa atestasi dengan prosedur yang disepakati lebih sempit


dibandingkan dengan auditing dan pemeriksaan. Sebagai contoh, klien dan
akuntan publik dapat bersepakat bahwa prosedur tertentu akan diterapkan
terhadap unsur atau akun tertentu dalam suatu laporan keuangan, bukan
terhadap semua unsur laporan keuangan. Untuk tipe jasa ini, akuntan publik
dapat menerbitkan suatu ringkasan temuan atau suatu keyakinan seperti yang
dihasilkan dalam jasa review.
9

b. Jasa Nonatestasi
Jasa nonatestasi adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya
tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan, ringkasan temuan, atau bentuk lain
keyakinan.
Jasa Perpajakan
KAP menyusun surat pemberitahuan

pajak (SPT) pajak penghasilan dari

perusahaan dan perseorangan, baik yang merupakan klien audit maupun yang
bukan. Disamping itu, KAP juga memberikan jasa yang berhubungan dengan
pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, dan pajak penjualan barang mewah,
perencanaan pajak, dan jasa perpajakan lainnya.
Konsultasi Manajemen
Sebagian besar KAP memberikan jasa tertentu yang memberikan kemungkina
pada kliennya untuk meningkatkan efektifitas operasinya. Jasa ini mencakup
mulai dari pemberian rekomendasi sederhana mengenai pembenahan sistem
akuntansi sampai keikutsertaan dalam menyusun strategi pemasaran, pemanfaatan
instalasi komputer, dan konsultasi manfaat aktuaria.
Jasa Akuntansi dan Pembukuan
Banyak klien kecil dengan staf akuntansi yang terbatas menyerahkan pembuatan
laporan keuangannya kepada KAP. Sebagian klien kecil bahkan tidak mempunyai
cukup karyawan untuk mengerjakan buku besar dan ayat jurnalnya. Banyak
kantor akuntan publik kecil yang bersedia melakukan tugas-tugas pembukuan
guna memenuhi kebutuhan klien. Dalam banyak kasus dimana laporan keuangan
akan diberikan kepada pihak ketiga, review dan bahkan juga audit harus
dilaksanakan. Tugasnya hanya terbatas pada penyusunan laporan keuangan saja,
KAP mengeluarkan laporan kompilasi yang tidak memberikan jaminan apapun
pada pihak ketiga..
2.2.3

Struktur Organisasi KAP


Bentuk hukum suatu kantor akuntan publik dapat berupa perusahaan

perseorangan atau persekutuan. Disamping itu juga terdapat koperasi jasa audit (KJA)
yang memberikan jasanya hanya kepada koperasi. Dalam suatu perusahaan yang
berbentuk persekutuan, beberapa akuntan publik bergabung untuk menjalankan
usahanya bersama-sama sebagai sekutu atau rekan. Mereka memberikan pelayanan
audit dan lain-lainnya kepada pihak yang berminat. Biasanya, para rekan
mempekerjakan tenaga-tenaga profesional untuk membantu mereka. Para asisten ini
10

biasanya adalah akuntan terdaftar, lulusan sarjana akuntansi yang belum memperoleh
gelar akuntan, mahasiswa jurusan akuntansi lulusan diploma 3 akuntansi.
Hirarki organisasi dalam suatu kantor akuntan publik dapat terdiri dari rekan
(partner), manajer, para penyelia (supervisor), senior dan asisten. Karyawan-karyawan
baru biasanya memulai karier sebagai asisten, dan bertugas pada setiap jenjang kerja
selama dua-tiga tahun pada setiap tingkatan sebelum mencapai kedudukan sebagai
rekan. Sebutan bagi jabatan-jabatan tersebut berbeda pada satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya, tetapi strukturnya pada dasarnya sama.
a. Partner
Menduduki jabatan tertinggi dalam penugasan audit, bertanggung jawab atas
hubungan dengan klien, bertanggung jawab secara menyuluruh mengenai
auditing. Partner menandatangani laporan audit dan managemen letter, dan
bertanggung jawab terhadap penagihan fee audit dari klien.
b. Manajer
Manajer bertindak sebagai pengawas audit, bertugas untuk membantu auditor
senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit, mereview kertas
kerja, laporan audit dan management letter. Biasanya manajer melakukan
pengawasan terhadap pekerjaan beberapa auditor senior. Pekerjaan manajer tidak
berada di kantor klien, melainkan di kantor auditor, dalam bentuk pengawasan
terhadap pekerjaan yang dilaksanakan para auditor senior.
c. Auditor Senior
Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit, bertanggung jawab untuk
mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana, bertugas untuk
mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior. Auditor senior biasanya
akan menetap di kantor klien sepanjang prosedur audit dilaksanakan. Umumnya
auditor senior melaksanakan audit terhadap satu objek pada saat tertentu.
d. Auditor Junior
Auditor junior melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat kertas kerja
untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaan ini
biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja menyelesaikan pendidikan
formalnya di sekolah. Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai auditor junior,
seorang auditor harus belajar secara rinci mengenai pekerjaan audit. Biasanya ia
melaksanakan audit di berbagai jenis perusahaan. Ia harus banyak melakukan
audit di lapangan dan di berbagai kota, sehingga ia dapat memperoleh pengalaman
banyak dalam menangani berbagai masalah audit. Auditor junior sering juga
disebut dengan asisten auditor.

11

2.2.4

KAP di Indonesia dan Internasional


a. Kantor Akuntan Publik Internasional
The Big Four adalah kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi
internasional terbesar, yang menangani mayoritas pekerjaan audit untuk
perusahaan publik maupun perusahaan tertutup. Firma Empat Besar adalah
sebagai berikut:
1. Deloitte Touche Tohmatsu, yang berkantor pusat di Amerika Serikat.
2. PricewaterhouseCoopers, yang berkantor pusat di Britania Raya
3. Ernst & Young, yang berkantor pusat di Britania Raya
4. KPMG, yang berkantor pusat di Belanda
Kelompok ini sempat dikenal sebagai "Delapan Besar", dan berkurang
menjadi "Lima Besar" melalui serangkaian kegiatan merger. Lima Besar
menjadi Empat Besar setelah keruntuhan Arthur Andersen pada 2002, karena
keterlibatannya dalam Skandal Enron.
Sejak tahun 1898, merger dan satu skandal besar yang melibatkan Arthur
Andersen telah mengurangi jumlah firma akuntansi besar dari delapan menjadi
empat.
Awal Kemunculan The Big Four
Sebelum menjadi The Big Four (4 Besar), dahulunya dikenal dengan Big
Eight pada tahun 1979 - 1989, yang merupakan dominasi Internasional dari
delapan kantor akuntan terbesar, diantaranya:
1. Arthur Andersen
2. Arthur Young & Co.
3. Coopers & Lybrand (aslinya Lybrand, Ross Bros., & Montgomery)
4. Ernst & Whinney (hingga 1979 Ernst & Ernst di AS dan Whinney Murray
di Britania Raya)
5. Deloitte Haskins & Sells (hingga 1978 Haskins & Sells di AS dan Deloitte
& Co. di Britania Raya)
6. Peat Marwick Mitchell (selanjutnya menjadi Peat Marwick, kemudian
KPMG)
7. Price Waterhouse
8. Touche Ross
Kemudian pada tahun 1989, Big Eight berubah menjadi Big Six saat Ernst &
Whinney bergabung dengan Arthur Young membentuk Ernst & Young di
bulan Juni dan Deloitte, Haskins & Sells bergabung dengan Touche Ross
membentuk Deloitte & Touche di bulan Agustus. Big Six mencakup :
1. Arthur Andersen
2. Peat Marwick Mitchell
3. Coopers & Lybrand
4. Price Waterhouse
5. Ernst & Young
12

6. Deloitte & Touche


Selanjutnya Big Six berubah menjadi Big Five di bulan Juli 1998 pada saat
Price Waterhouse bergabung dengan Coopers & Lybrand membentuk
PricewaterhouseCoopers. Big Five mencakup:
1. Arthur Anderson
2. Erns & Young
3. Deloitt & Touche
4. Peat Marwick Mitchell
5. PricewaterhouseCoopers
Big Five akhirnya menjadi Big Four setelah keruntuhan Arthur Andersen pada
2002, karena keterlibatannya dalam Skandal Enron.
b. Kantor Akuntan Publik Indonesia
Sekarang ini di Indonesia terdapat lebih dari 400 kantor akuntan publik (KAP).
Jumlah ini sangat kecil jika dibandingkan dengan di Amerika Serikat yang memiliki
lebih dari 45.000 kantor akuntan publik. Ukuran kantor akuntan publik ini berkisar
dari yang mempunyai satu orang staf saja sampai ribuan staf dan partner. Empat
kategori ukuran kantor akuntan publik berikut dapat digunakan: kantor akuntan publik
internasional, kantor akuntan publik nasional, kantor akuntan publik lokal dan
regional besari, kantor akuntan publik lokal kecil.
Sebagian kantor akuntan publik di Indonesia merupakan kantor akuntan publik
lokal atau regional, dan terutama sekali terpusat di Pulau Jawa. Masing-masing
beranggotakan lebih dari 30 orang tenaga profesional. Beberapa di antaranya hanya
melayani klien di dalam jangkauan wilayahnya. Lainnya memiliki beberapa buah
kantor cabang di daerah lain. Kantor akuntan publik ini pun bersaing dengan
perusahaan lain dalam menarik klien termasuk bersaing dengan KAP internasional
dan nasional. Banyak diantaranya yang berafiliasi dengan kantor akuntan publik
internasional dalam kelompok 30 besar untuk bertukar pandangan dan pengalaman
mengenai hal-hal seperti teknis informasi dan pendidikan lanjutan.
2.2.5 Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai
pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi
akuntan publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan PublikInstitut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI).
Standar Profesional Akuntan Publik yang secara garis besar berisi:
a. Uraian mengenai standar profesional akuntan publik.
b. Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasifikasikan.
13

c. Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklasifikasikan.


d. Pernyataan jasa akuntansi dan review.
e. Pertengahan tahun 1999 Ikatan Akuntan Indonesia merubah nama Komite Norma
Setiap kantor akuntan publik pada dasarnya mempunyai sistem pengendalian
mutu sendiri-sendiri. Berdasarkan pernyataan standar pengendalian mutu (PSPM 0103), menyatakan bahwa KAP-KAP ini akan direview oleh BPKP sebagai badan
pengawas kegiatan dari KAP-KAP ini. Setiap pengendalian mutu KAP yang
diterapkan di Indonesia ini berdasarkan Pernyataan Standar Pengendalian Mutu
(PSPM) IAI tahun 2001 terdiri dari 9 unsur yaitu independensi, penugasan personil,
konsultasi, supervisi, pemekerjakan, pengembangan profesional, promosi, penerimaan
dan keberlanjutan klien dan inspeksi. Sedangkan AICPA mengeluarkan pernyataan
tentang unsur-unsur sistem pengendalian mutu, yaitu: Independence, integrity and
objectivity, personnel management, acceptance and continuation of clients and
engagements, engagement performance and monitoring.
Standar-standar yang tercakup dalam SPAP adalah:
1. Standar Auditing
Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar
auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar
Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masingmasing standar yang tercantum di dalam standar auditing. Di Amerika Serikat, standar
auditing semacam ini disebut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) yang
dikeluarkan oleh the American Institute of Certified Public Accountants (AICPA).
a. Pernyataan Standar Auditing (PSA)
PSA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang
tercantum didalam standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman
utama yang harus diikuti oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan penugasan
audit. Kepatuhan terhadap PSA yang diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib bagi
seluruh anggota IAPI. Termasuk didalam PSA adalah Interpretasi Pernyataan
Standar Auditng (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh
IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh IAPI dalam PSA.
Dengan demikian, IPSA memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan
dalam penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga
merupakan perlausan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi
ini bersifat mengikat bagi seluruh anggota IAPI, sehingga pelaksanaannya bersifat
wajib.
b. Standar Umum
14

Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian

dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.


Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi

dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.


Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.


c. Standar Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten

harus disupervisi dengan semestinya.


Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh unutk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian

yang akan dilakukan.


Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keungan yang diaudit.

d. Standar pelaporan
Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.


Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip

akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.


Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.


Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama
auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus
memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh

auditor
2. Standar Atestasi
Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang
diberikan oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah
asersi (assertion) suatu entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
15

Asersi adalah suatu pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk
digunakan oleh pihak lain, contoh asersi dalam laporan keuangan historis adalah
adanya pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi
(1) pemeriksaan (examination), (2) review, dan (3) prosedur yang disepakati (agreedupon procedures).
Standar atestasi terdiri dari 11 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Atestasi (PSAT). PSAT merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing
standar yang terdapat dalam standar atestasi. Termasuk dalam PSAT adalah
Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT), yang merupakan interpretasi resmi
yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh
Dewan dalam PSAT.
a. Standar Umum
Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang

memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup dalam fungsi atestasi


Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang
memiliki pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan

asersi
Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk
meyakinkan

dirinya

bahwa

kedua

kondisi

berikut

ini

ada:

Asersi dapat dinilai dengan kritera rasional, baik yang telah ditetapkan
oleh badan yang diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi
tersebut dengan cara cukup jelas dan komprehensif bagi pembaca yang
diketahui mampu memahaminya. Asersi tersebut dapat diestimasi atau
diukur secara konsisten dan rasional dengan menggunakan kriteria

tersebut.
Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental

independen harus dipertahankan oleh praktisi


Kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam
melaksanakan perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan

pelaksanaan perikatan tersebut


b. Standar Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten

harus disupervisi dengan semestinya


Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi

simpulan yang dinyatakan dalam laporan


c. Standar Pelaporan
16

Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat

perikatan atestasi yang bersangkutan


Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi
disajikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang

dinyatakan dipakai sebagai alat pengukur


Laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan

tentang perikatan dan penyajian asersi


Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun
berdasarkan kriteria yang disepakati atau berdasarkan suatu perikatan
untuk melaksanakan prosedur yang disepakati harus berisi suatu
pernyataan tentang keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh pihakpihak yang menyepakati kriteria atau prosedur tersebut

3. Standar Jasa Akuntansi dan Review


Standar jasa akuntansi dan review memberikan rerangka untuk fungsi non-atestasi
bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.Sifat pekerjaan
non-atestasi tidak menyatakan pendapat, hal ini sangat berbeda dengan tujuan audit
atas laporan keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing. Tujuan audit
adalah untuk memberikan dasar memadai untuk menyatakan suatu pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, sedangkan dalam pekerjaan nonatestasi tidak dapat dijadikan dasar untuk menyatakan pendapat akuntan.
Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan rerangka untuk fungsi
nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.
Standar jasa akuntansi dan review dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Jasa
Akuntansi dan Review (PSAR). Termasuk di dalam Pernyataan Standar Jasa
Akuntansi dan Review adalah Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan
Review (IPSAR), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan
terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh Dewan dalam PSAR.
Jasa akuntansi yang diatur dalam standar ini antara lain:
a. Kompilasi laporan keuangan penyajian informasi-informasi yang merupakan
pernyataan manajemen (pemilik) dalam bentuk laporan keuangan
b. Review atas laporan keuangan - pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan
analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan
keyakinan terbatas, bahwa tidak terdapat modifikasi material yagn harus dilakukan
atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia
17

c. Laporan keuangan komparatif penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan


dua periode atau lebih yang disajikan dalam bentuk berkolom.

4. Standar Jasa Konsultansi


Standar Jasa Konsultansi merupakan panduan bagi praktisi (akuntan publik) yang
menyediakan jasa konsultansi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Dalam
jasa konsultansi, para praktisi menyajikan temuan, kesimpulan dan rekomendasi. Sifat
dan lingkup pekerjaan jasa konsultansi ditentukan oleh perjanjian antara praktisi
dengan kliennya. Umumnya, pekerjaan jasa konsultansi dilaksanakan untuk
kepentingan klien.
Standar jasa konsultasi dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Jasa
Konsultasi (PSJK). Termasuk di dalam Pernyataan Standar Jasa Konsultasi adalah
Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (IPSJK).
Jasa konsultansi dapat berupa:
a. Konsultasi (consultation) memberikan konsultasi atau saran

profesional

(profesional advise) berdasarkan pada kesepakatan bersama dengan klien.


Contoh jenis jasa ini adalah review dan komentar terhadap rencana bisnis buatan klien
b. Jasa pemberian saran profesional (advisory services) - mengembangkan temuan,
kesimpulan, dan rekomendasi untuk dipertimbangkan dan diputuskan oleh klien.
Contoh jenis jasa ini adalah pemberian bantuan dalam proses perencanaan strategik
c. Jasa implementasi - mewujudkan rencana kegiatan menjadi kenyataan.
Sumber daya dan personel klien digabung dengan sumber daya dan personel praktisi
untuk mencapai tujuan implementasi. Contoh jenis jasa ini adalah penyediaan jasa
instalasi sistem komputer dan jasa pendukung yang berkaitan.
d. Jasa transaksi - menyediakan jasa yang berhubungan dengan beberapa transaksi
khusus klien yang umumnya dengan pihak ketiga.
Contoh jenis jasa adalah jasa pengurusan kepailitan.
e. Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya - menyediakan staf yang memadai
(dalam hal kompetensi dan jumlah) dan kemungkinan jasa pendukung lain untuk
melaksanakan tugas yang ditentukan oleh klien. Staf tersebut akan bekerja di bawah
pengarahan klien sepanjang keadaan mengharuskan demikian.
Contoh jenis jasa ini adalah menajemen fasilitas pemrosesan data
f. Jasa produk - menyediakan bagi klien suatu produk dan jasa profesional sebagai
pendukung atas instalasi, penggunaan, atau pemeliharaan produk tertentu.
Contoh jenis jasa ini adalah penjualan dan penyerahan paket program pelatihan,
penjualan dan implementasi perangkat lunak computer
5. Standar Pengendalian Mutu

18

Standar Pengendalian Mutu dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Pengendalian


Mutu (PSPM). Termasuk di dalam Pernyataan Standar Pengendalian Mutu adalah
Interpretasi Pernyataan Pengendalian Mutu (IPSM).
Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (KAP) memberikan
panduan bagi kantor akuntan publik di dalam melaksanakan pengendalian kualitas
jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang
diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan PublikInstitut Akuntan Publik
Indonesia (DSPAP IAPI) dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang
diterbitkan oleh IAPI.
Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus harus diterapkan oleh setiap KAP pada
semua jenis jasa audit, atestasi dan konsultansi meliputi:
a. Independensi meyakinkan semua personel pada setiap tingkat organisasi harus
mempertahankan independensi
b. Penugasan personel meyakinkan bahwa perikatan akan dilaksanakan oleh staf
profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk perikatan
dimaksud
c. Konsultasi meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi memadai
sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi,
pertimbangan (judgement), dan wewenang memadai
d. Supervisi meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang
ditetapkan oleh KAP
e. Pemekerjaan (hiring) meyakinkan bahwa semua orang yang dipekerjakan memiliki
karakteristik semestinya, sehingga memungkinkan mereka melakukan penugasan
secara kompeten
f. Pengembangan profesional meyakinkan bahwa setiap personel memiliki
pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung
jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan merupakan wahana
bagi KAP untuk memberikan pengetahuan memadai bagi personelnya untuk
memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karier mereka di KAP
g. Promosi (advancement) meyakinkan bahwa semua personel yang terseleksi untuk
promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk tingkat tanggung jawab
yang lebih tinggi.
h. Penerimaan dan keberlanjutan klien menentukan apakah perikatan dari klien akan
diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya hubungan
dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas berdasarkan pada prinsip
pertimbangan kehati-hatian (prudence).

19

i. Inspeksi meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur-unsur lain


pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif
Kelima standar profesional di atas merupakan standar teknis yang bertujuan
untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik di Indonesia.
2.2.6 Standar Kualitas ( 5 elemen pengendalian mutu)
a. Independensi, Integritas, dan Objektivitas
Persyaratan : Semua personalia yang terlibat dalam penugasan harus memelihara
independensi baik secara nyata maupun secara penampilan, melaksanakan seluruh
tanggung jawab profesionalnya dengan segenap integritas, serta memelihara
objektivitas dalam melaksanakan tanggung jawab professional mereka.
Contoh Prosedur : Setiap tahun, setiap rekan dan karyawan harus mengisi formulir
kuosioner independensi yang berkaitan dengan hal seperti kepemilikan saham serta
keanggotaan pada dewan direksi.
b. Manajemen Sumber Daya Manusia
Persyaratan : Dalam perusahaan akuntan publik kebijakan dan prosedur harus disusun
supaya dapat memberikan tingkat keandalan tertentu bahwa :
1. Semua karyawan baru memiliki kualifikasi sehingga mampu melaksanakan
tugasnya secara kompeten.
2. Pekerjaan dibebankan pada mereka yang telah mendapatkan pelatihan teknis
yang cukup serta memiliki kecakapan.
3. Semua karyawan harus berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan profesi
berkelanjutan serta aktifita pengembangan profesi sehingga membuat mereka
mampu melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka.
4. Karywan yang terpilih untuk dipromosikan adalah mereka yang memiliki
kualifikasi yang diperlukan supaya menjadi bertanggung jawab dalam
penugasan berikutnya.
Contoh Prosedur : Setiap profesional harus dievaluasi pada setiap kali penugasan
dengan pengisian formulir evaluasi penugasan individual.
c. Penerimaan Serta Kelanggengan Klien
Persyaratan : Kebijakan dan prosedur harus disusun agar dapat menentukan apakah
akan menerima klien baru atau meneruskan bekerjasama dengan klien yang telah ada.
Kebijakan dan prosedur ini harus mamp meminimalkan resiko yang berkaitan dengan
klien yang memiliki tingkat integritas manajemen yang rendah. Perusahaan akuntan
20

public hanya boleh melaksanakan penugasan yang dapat dilakukan dengan


kompetensi professional.
Contoh Prosedur : Formulir evaluasi klien, yang memuat masalah-masalah seputar
komentar auditor terdahulu dan evaluasi manajemen, harus dipersiapkan untuk setiap
kliaen baru sebelum perushahaan akuntanpublik memutuskan menerima klien
tersebut.
d. Kinerja Atas Penugasan
Persyaratan : Kebijakan dan prosedur harus hadir terutama ntuk memastikan bahwa
penugasan yang dilaksanakan oleh auditor telah memenuh standar kualitas perusahaan
akuntan public.
Contoh Prosedur : Direktur akuntansi dan auditing perusahaan akuntan public dapat
diajak berkonsultasi serta harus telah memberikan persetujuannya pada semua
penugasan sebelum penugasan itu dianggap selesai.
e. Pemantauan
Persyaratan : Harus terdapat kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa
keempat elemen penendalian kualitas lainnya diterapkan secara efektif.
Contoh Prosedur : Rekan yang bertugas mengendalikan kualitas harus menguji
prosedur pengendalian kualitas minimal setahun sekali untuk memastikan bahwa
perusahaan akuntan public masih mematuhi prosedur itu.
2.2.7

Peer Review
Adalah suatu penelaahan yang dilakukan terhadap KAP untuk menilai apakah
KAP tersebut telah mengembangkan secara memadai kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu sebagaimana yang disyaratkan dalam Pernyataan Standar
Auditing (PSA) No.20 yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.Bagi
akuntan publik yang menjadi angggota Forum Akuntan Pasar Modal, peer review
dilakukan minimal 1 kali dalam setiap tiga tahun.
Peer review sangat bermanfaat bagi profesi akuntan publik dan KAP. Dengan
membantu KAP memenuhi standar pengendalian mutu, profesi akuntan publik
memperoleh keuntungan dari peningkatan kinerja dan mutu auditnya. KAP yang
telah menjalani peer review juga memperoleh manfaat jika ia dapat meningkatkan
mutu praktik auditnya dan sekaligus dapat meningkatkan reputasinya dan
mengurangi kemungkinan timbulnya tuntutan hukum. Tentu saja peer review
membutuhkan biaya yang cukup mahal namun selalu ada trade off antara cost dan
benefit.

2.3 ETIKA PROFESIONAL KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA


2.3.1 Pengertian Etika, Kode Etik Profesi & Prinsip Etika Profesi
a. Pengertian Etika
21

Etika adalah ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral. Pengertian ini muncul mengingat etika berasal dari bahasa Yunani
kuno "ethos"(jamak: ta etha), yang berartiadat kebiasaan, cara berkipikir, akhlak,
sikap, watak, cara bertindak. Kemudian diturunkan kata ethics (Inggris), etika
(indonesia). Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988, menjelaskan etika dengan
membedakan tiga arti, yakni: Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, kumpulan azas
atau nilai, dan nilai mengenai benar dan salah. Dengan pembedaan tiga definsi
etika tersebut maka kita mendapatkan pemahaman etika yang lebih lengkap
mengenai apa itu etika, sekaligus kita lebih mampu memahami pengertian etika
yang sering sekali muncul dalam pembicaraan sehari-hari, baik secara lisan maupun
tertulis.
Terdapat dua macam etika, yakni Etika Deskriptif dan Etika Normatif. Etika
deskriptif adalah etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan
prilaku manusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai
sesuatu yang bernilai. Artinya, etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa
adanya. Sedangkan, etika normatif adalah etika yang menetapkan berbagai sikap
dan perilaku yang idel dan seharusnya dimiliki manusia atau apa yang seharusnya
dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidupnya.
Berikut ini beberapa Pengertian Etika Menurut para Ahli:
Menurut K. Bertens: Etika adalah nilai-nila dan norma-norma moral, yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya.
Menurut W. J. S. Poerwadarminto: Etika adalah ilmu pengetahuan tentang
asas-asas akhlak (moral).
Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno: Etika adalah ilmu yang mencari
orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan pada tindakan manusia.
Menurut Ramali dan Pamuncak: Etika adalah pengetahuan tentang prilaku
yang benar dalam satu profesi.
Menurut H. A. Mustafa: Etika adalah ilmu yang menyelidiki, mana yang baik
dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang
dapat diketahui oleh akal pikiran.
Etika secara khusus didenifisikan sebagai perangkat prinsip moral ataau nilai.
Masing-masing orang memiliki perangkat nilai, sekalipun tidak dapat diungkapkan
secara eksplisit. Para filsuf, organisasi-organisasi keagamaan dan kelompok lain
mempunyai berbagai

cara mengungkapkan perangkat prinsip moral atau nilai

22

menacakup hukum dan peraturan, doktrin gereja, etika bisnis untuk kelompok
professional seperti akuntan public, dan etika untuk suatu organisasi.
Contoh perangkat prinsip yang dibangun oleh Josephson Institute for the
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

dvancement of Ethicsdi Amerika Serikat yaitu:


Kejujuran
Integritas
Mematuhi Janji
Loyalitas
Kepedulian kepada orang lain
Menghargai orang lain
Menjadi Warga yang Bertanggungjawab
Mencapai yang terbaik
Ketanggunggugatan
Sebagian besar orang mengidentifikasikan perilaku tidak beretika sebagai
perilaku yang berbeda dari sesuatu yang seharusnya dilakukan. Masing-masing
orang menentukan apa yang dianggap tidak beretika, baik untuk diri sendiri maupun
orang lain. Penting untuk memahami mengapa orang bertindak tidak beretika
menurut kita.
Terdapat dua alasan utama mengapa orang bertindak tidak beretika, stndar
etika seseorang berbeda dari masyarakat secara keseluruhan atau seseorang
memutuskan untuk bertindak semuanya. Dalam berbagai situasi, kedua alasan
tersebut bisa terjadi.
Standar etika seseorang berbeda dari masyarakat umum. Contoh ekstrim
perilaku seseorang yang menyimpang dari kebanyakan orang adalah penyalur obat
terlarang, perampok bank, dan para pencoleng. Sebagian besar yang melakukan
kegiatan tersebut merasa tidak bersalah, Karena perilaku beretikanya memang
berbeda dari yang berlaku di masyarakat secara keseluruhan.
Terdapat juga beberapa contoh yang kurang ekstrim, dimana seseorang
menyimpang dari nilai etika kita. Manakala seseorang menipu dalam pelaporan
pajaknya, ia memerlukan orang lain secara tidak baik, berbohong dalam lamaran
pekerjaannya, atau mempunyai kinerja dibawah kemampuannya, sebagian dari kita
menganggap itu sebagai sesuatu yang tidak beretika. Jika orang lain memutuskan
sesuatu perilaku seperti itu adalah beretika dan dapat diterima, akan terjadi konflik
nilai beretika yang sulit dipecahkan.
Seseorang memilih bertindak semuanya. Untuk mengilustrasikan perbedaan
standar beretika dari yang umum dan semuanya, digunakam contoh berikut ini.
Seseorang bernama A menemukan sebuah tas koper di bandara yang berisi surarsurat penting dan uang Rp 2 juta. Dia membawa tas tersebut dan mengambil
23

uangnya, dan menceritakan keberuntungannya kepada anak saudaranya. Norma


perilaku A mana tau berbeda dengan masyarakat umumnya. Orang lain yang
bernama B juga menghadapi situasi yang sama tetapi mempunyai reaksi yang
berbeda. Dia mengambil uangnya tapi membuang tas kopernya, dia tidak
mengatakan hal tersebut kepada siapapun dan menghabiskan uang itu sendiri.
Mungkin saja B melanggar standar etikanya sendiri, tetapi dia piker uang itu terlalu
berharga untuk dileawatkan begitu saja. Dia bertindak mementingkan dirinya
sendiri.
Banyak perilaku tidak beretika yang berasal dari perilaku mementingkan diri
sendiri. Skandal wartagate dan skandal politik lainnya timbul dari nafsu kekuasaan
politi, penggelapan pajak timbul karena adanya nafsu akan uang, prestasi buruk dan
menyontek saat ujian timbul dari kamalasan. Pada setiap kasus tersebut, orang yang
melakukan tahu bahwa hal tersebut tidak baik, tetapi memilih malakukan itu karena
berprilaku beretika akan merugikan diri.
b.

Pernyatakan Etika Profesi


Kode etik akuntan indonesia terdiri atas delapan

bab (11 pasal) dan 6

pernyataan etika profesi. Pernyataan tersebut adalah:


Pernyataan etika profesi Nomor 1 tentang integritas, objectivitas, independensi.
Pernyataan etika profesi Nomor 2 tentang kecakapan profesional.
Pernyataan etika profesi Nomor 3 tentang pengungkapan informasi rahasia

klien.
Pernyataan etika profesi Nomor 4 tentang iklan bagi kantor akuntan publik.
Pernyataan etika profesi Nomor 5 tentang komunikasi antar akuntan publik.
Pernyataan etika profesi Nomor 6 tentang perpindahan staf/partner dari satu
kantor akuntan ke kantor akuntan lain.
Pernyataan etika profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai interpretasi
dan atau aturan etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk
menggantikannya.
Prinsip etika profesi, yang merupakan landasan perilaku etika profesional,
terdiri atas 8 prinsip, yaitu:
Tanggung jawab profesi
Kepentingan umum (publik)
Integritas
Objectivitas
Kompetensi dan kehati-hatian profesional
Kerahasiaan
Perilaku profesional
24

Standar teknis
c. Pengertian Kode Etik Profesi
Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip profesional yang telah digariskan,
sehingga diketahui dengan pasti kewajiban profesional anggota lama, baru, ataupun
calon anggota kelompok profesi. Kode etik profesi telah menentukan standarisasi
kewajiban profesional anggota kelompok profesi. Sehingga pemerintah atau
masyarakat tidak perlu campur tangan untuk menentukan bagaimana profesional
menjalankan kewajibannya.
Kode etik profesi pada dasarnya adalah norma perilaku yang sudah dianggap
benar atau yang sudah mapan dan tentunya lebih efektif lagi apabila norma perilaku
itu dirumuskan secara baik, sehingga memuaskan semua pihak.
Sejak 1 januari 2011, IAPI memberlakukan kode etik profesi akuntan publik
yang terdiri: bagian A Prinsip Dasar Etika Profesi dan bagian B Aturan Etika Profesi.
Kode etik profesi akuntan publik selengkapnya bisa dilihat di SPAP 2011 atau buku
yang diterbitkan IAPI. Kode etik ini mengacu kepada kode etik dari Internasional
Federation of Accountant (IFAC). Kode etik IAPI yang baru disusun berdasarkan
sistematik sebagai berikut:
Bagian A berisi Prinsip Dasar Etika Profesi yang terdiri atas:
Seksi 100
prinsip-prinsip dasar etika profesi
Seksi 110
prinsip integritas
Seksi 120
prinsip objectivitas
Seksi 130
prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
Seksi 140
Seksi 150

profesional
prinsip kerahasiaan
prinsip perilaku profesional

Bagian B Aturan Etika Profesi yang terdiri atas:


Seksi 200
ancaman dan pencegahan
Seksi 210
penunjukan praktisi, KAP, atau jaringan KAP
Seksi 220
benturan kepentingan
Seksi 230
pendapat kedua
Seksi 240
imbalan jasa profesional dan bentuk remunerasi lainnya
Seksi 250
pemasaran jasa profesional
Seksi 260
penerimaan hadial atau bentuk keramah-tamahan lainnya
Seksi 270
penyimpanan aset milik klien
Seksi 280
objectivitas semua jasa profesional
Seksi 290
independensi dalan perikatan assurance
2.3.2

Dilema Etika
Dilema etika merupakan suatu situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia
harus membuat keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk
dilakukannya.Contoh sederhananya adalah jika seseorang menemukan cincin
25

berlian, ia harus memutuskan untuk mencari pemilik cincin atau mengambil cincin
tersebut.
Para auditor, akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak dilema
etika dalam karir bisnis mereka. Melakukan kontak dengan seorang klien yang
mengancam akan mencari seorang auditor baru kecuali jika auditor itu bersedia
untuk menerbitkan sutu pendapat wajar tanpa syarat, akan mewakili suatu dilema
etika yang serius terutama jika pendapat wajar tanpa syarat bukanlah pendapat yang
tepat untuk diterbitkan. Memutuskan apakah akan berkonfrontasi dengan seorang
atasan yang telah menyatakan nilai pendapatan departemennya secara material lebih
besar daripada nilai yang sebenarnya agar dapat menerima bonus lebih besar
merupakan suatu dilema etika yang sulit. Tetap menjadi bagian manajemen sebuah
perusahaan yang selalu mengusik dan memperlakukan para pegawainya dengan
tidak layak atau melayani para pelanggannya secara tidak jujur merupakan suatu
dilema moral, khususnya jika ia memiliki keluarga yang harus dibiayai serta
terdapat persaingan yang sangat ketat dalam lapangan pekerjaan.
Terdapat banyak alternatif untuk menyelesaikan dilema etika, tetapi harus
berhati-hati untuk menghindari cara yang merupakan rasionalisasi perilaku tidak
beretika. Berikut ini adalah metode rasionalisasi yang digunakan yang biasanya
digunakan bagi perilaku tidak beretika:
a. Semua orang melakukannya
Argumentasi yang mendukung penyalahgunaan pajak, menyontek dalam ujian atau
menjual produk rusak biasanya didasarkan pada rasionalisasi bahwa semua orang
melakukan hal yang sama, oleh karena itu dapat diterima.
b. Jika itu legal, maka itu beretika
Menggunakan argumentasi bahwa semua perilaku legal adalah beretika sangat
berhubungan dengan ketepatan hukum. Dengan filosofi itu, tidak ada kewajiban
menuntut kerugian yang telah dilakukan seseorang.
c. Kemungkinan ketahuan dan konsekuensinya
Filosofi ini tergantung pada evaluasi hasil temuan seseorang. Umumnya, seseorang
akan memberikan hukuman (konsekuensi) pada temuan tersebut. Sebagai contoh,
menentukan apakah mengoreksi lebih tagih yang tidak sengaja ke pelanggan yang
telah membayar penuh tagihan tersebut. Jika penjual percaya bahwa pelanggan akan
menemukan kesalahan dan akan bereaksi dengan tidak membeli lagi di masa datang,
maka si penjual akan memberitahukan pelanggan sekarang, jika penjual percaya akan
hal sebaiknya, ia akan menunggu reaksi pelanggan itu.

26

Dalam

tahun-tahun

terakhir,

kerangka-kerangka

kerja

resmi

telah

dikembangkan untuk membantu masyarakat bahkan para akuntan publik (auditor)


dalam menyelesaikan dilema etika. Tujuan dari suatu kerangka kerja adalah
mengidentifikasikan berbagai isu etikadan memutuskan serangkaian tindakan yang
tepat dengan menggunakan nilai-nilai yang dianut oleh individu itu. Pendekatan enam
langkah berikut ini dimaksudkan agar dapat menjadi suatu pendekatan yang relatif
sederhana untuk menyelesaikan dilema etika.

Memperoleh fakta-fakta yang relevan.


Mengidentifikasi isu-isu etika berdasarkan fakta-fakta tersebut.
Menentukan siapa yang akan terkena pengaruh di keluaran (outcome) dilema tersebut

dan bagaimana cara masing-masing pribadi atau kelompok itu dipengaruhi.


Mengidentifikasikan berbagai alternatif yang tersedia bagi pribadi yang harus

menyelesaikan dilema tersebut.


Mengidentifikasikan konsekuensi yang mungkin terjadi pada setiap alternatif.
Memutuskan tindakan yang tepat untuk dilakukan

2.3.3 Prinsip-prinsip Etika Profesi


Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam
masyarakat. Sejalan dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab

kepada semua pemakai jasa profesional mereka.


Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat

dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan.


Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang
diambilnya.Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota

harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.


Objektivitas
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak,
27

jujur, secara intelektual, tidak berprasangka, serta bebas dari benturan kepentingan
atau berada di bawah pengaruh pihak lain. Setiap anggota harus menjaga objektivitas

dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajban profesionalnya.


Kompetensi dan Kehati- hatian Profesional
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak
menggambarkan dirinya memiliki keandalan atau pengalaman yang tidak mereka
miliki. Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 fase yang terpisah:
a. Pencapaian Kompetensi Profesional.
Pencapaian ini pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi,
diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian profesional dalam subjeksubjek yang relevan. Hal ini menjadi pola pengembangan yang normal untuk
anggota.
b. Pemeliharaan Kompetensi Profesional.
Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen, pemeliharaan
kompetensi

profesional

memerlukan

kesadaran

untuk

terus

mengikuti

perkembangan profesi akuntansi, serta anggotanya harus menerapkan suatu


program yang dirancang untuk memastikan terdapatnya kendali mutu atas
pelaksanaan jasa profesional yang konsisten. Sedangkan kehati- hatian profesional
mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung jawab profesinya dengan

kompetensi dan ketekunan.


Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan. Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa
staff di bawah pengawasannya dan orang- orang yang diminta nasihat dan bantuannya

menghormati prinsip kerahasiaan.


Perilaku Profesional
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus
dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa,
pihak ketiga, anggota yang lain, staff, pemberi kerja dan masyarakat umum.

Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar professional yang relevan. Standar teknis dan standar professional yang
harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh IAI, International
Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang- undangan yang
relevan.
28

2.3.4

Periklanan
Peraturan 502, seoranga anggota tidak dibenarkan untuk mencari klien dengan
memasang iklan atau mengajukan penawaran lainnya yang bersifat mendustai,
menyesatkan atau menipu. Penawaran yang menggunakan pemaksaan, desakan
yang berlebihan atau hasutan dilarang oleh etika perilaku. Sementara itu kode etik
akuntan Indonesia menyebutkan dalam pasal 6 ayat 8 bahwa seorang akuntan public
dilarang mengiklankan atau mngizinkan orang lain untuk mengiklankan nama atau
jasa yang diberikan, kecuali yang sifatnya pemberitahuan. Akkuntan public juga
tidak boleh menawarkan jasanya secara tertulis kepada calon klien, kecuali atas
permintaan calon klien yang bersangkutan. Berikut ini adalah apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan dalam hubungannya dengan iklan bagi akuntan Hublic.
a. Contoh- contoh iklan dan bentuk-bentuk yang palsu, menipu atau
menyesatkan antara lain:
1. Seseorang akuntan public memberikan janji-janji yang muluk.
2. Membuat pernyataan yang tidak didukung oleh fakta yang tidak dapat
dibuktikan kebenarannya.
3. Membuat perbandingan dengan akuntan Hublic lainnya tidak
didasarkan pada fakta yang dapat diverifikasi.
4. Membuat pernyataan yang dapat mengakibatkan orang lain tertipu atau
salah menafsirkan.
5. Akuntan public tidak boleh menawarkan jasanya secara tertulis kepada
calon klien, kecuali atas permintaan klien yang bersangkutan.
b. Contoh-contoh iklan yang diperbolehkan yang sifatnya pemberitahuan antara
lain:
1. Pemberitahuan pindah alamat, telepon, fax, dan telex.
2. Merekrut pegawai dan staff baik untuk kantornya sendiri maupun
untuk langganannya.
3. Memasang iklan untuk penjualan perusahaan atau asset langganan
akuntan Hublic dalam kapasitas profesinya yang bertindak sebagai
liquidator.
4. Memasang iklan untuk seminar dan penataran bagi masyarakat umum,
kecuali yang diselenggarakan secara gratis.
5. Pemberian kartu ucapan kepada klien kantor akuntan Hublic.
c. Contoh penawaran jasa tertulis yang tidak diperkenankan antara lain,
penyebaran kartu nama yang mencantumkan jasa yang tidak ada hubungannya

dengan profesi.
2.3.5 Komisi dan fee
a. Komisi dan fee referal
29

Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang
diberikan atau diterima kepada/dari klien/pihak lain untuk memperolah
penugasan dari klien/pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk
memberikan/menerima komisi apabila pemberian/penerimaan komisi tersebut
dapat mengurangi independensi.
Rujukan (fee referal) adalah imbalan yang dibayarkan/diterima kepada/dari
sesama penyedia jasa profesional akuntan publik. Rujukan hanya diperkenankan
bagi sesama profesi.
b. Fee Profesional
Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain: risiko penugasan,
kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan
pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan
mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra
profesi.
Fee kontijen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau
hasil tertentu di mana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu
tersebut. Fee dianggap tidak kontijen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan
pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil
penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur. Anggota KAP tidak
diperkenankan untuk menetapkan fee kontijen apabila penetapan tersebut dapat
mengurangi independensi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Kantor Akuntan
Publik adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai
wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya. Etika secara khusus didenifisikan
sebagai perangkat prinsip moral ataau nilai. Kode etik profesi pada dasarnya adalah norma
30

perilaku yang sudah dianggap benar atau yang sudah mapan dan tentunya lebih efektif lagi
apabila norma perilaku itu dirumuskan secara baik, sehingga memuaskan semua pihak.

CONTOH KASUS
1. Kasus KAP Arthur Enderson dan Enron
Enron

Corporation adalah

di Houston,Texas,

Amerika

sebuah

Serikat.

perusahaan energi Amerika yang

Sebelum bangkrutnya pada

akhir 2001,

berbasis
Enron

mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan
terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan komunikasi.
Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $101 miliar. Fortune menamakan
Enron "Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif" selama enam tahun berturut-turut. Enron
menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkapkan bahwa kondisi
keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi yang sistematis,
31

terlembaga,

dan

direncanakan

secara

kreatif.

Operasinya

di Eropa melaporkan

kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari kemudian, pada 2 Desember, di AS
Enron mengajukan permohonan perlindungan Chapter 11. Saat itu, kasus itu merupakan
kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS dan menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan
pekerjaan mereka. Tuntutan hukum terhadap para direktur Enron, setelah skandal tersebut,
sangat menonjol karena para direkturnya menyelesaikan tuntutan tersebut dengan membayar
sejumlah uang yang sangat besar secara pribadi. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan
dibubarkannya perusahaan akuntansi Arthur Andersen, yang akibatnya dirasakan di kalangan
dunia bisnis yang lebih luas. Enron masih ada sekarang dan mengoperasikan segelintir aset
penting dan membuat persiapan-persiapan untuk penjualan atau spin-off sisa-sisa bisnisnya.
Enron muncul dari kebangkrutan pada November 2004 setelah salah satu kasus kebangkrutan
terbesar dan paling rumit dalam sejarah AS. Sejak itu, Enron menjadi lambang populer dari
penipuan dan korupsi korporasi yang dilakukan secara sengaja.
Kesalahan KAP Arthur Enderson
Arthur Andersen mempunyai peran yang besar dalam kecurangan ini. Hal ini
dikarenakan Andersen melakukan manipulasi pembentukan entitas khusus dan memberikan
opini yang menyatakan bahwa laporan keuangan Enron wajar. Hal tersebut sangat
bertentangan dengan tugas seorang auditor untuk memberikan keyakinan pada laporan
keuangan yang dia periksa. Pada tanggal 12 Oktober 2001 Arthur Andersen menerima
perintah dari para pengacara Enron untuk memusnahkan seluruh materi audit, kecuali berkasberkas yang paling dasar. Kini, Arthur Andersen menghadapi berbagai tuntutan di pengadilan.
Di dalam pengadilan, akan diajukan pertanyaan dari para penyidik kepada para eksekutif di
Arthur Andersen. Bagaimana bisa mereka kecolongan selama beberapa tahun tanpa menandai
penyimpangan dalam akuntansi Enron yang agresif, bahkan kriminal itu? Seberapa banyak
Andersen tahu tentang pemusnahan sejumlah dokumen audit Enron oleh salah satu
auditornya? Pertanyaan yang lebih kejam: tidakkah Andersen ikut terlibat mempermak
laporan keuangan mengingat Enron membayar mahal perusahaan itu-US$ 52 juta pada tahun
2000-tak hanya untuk jasa audit tapi juga jasa konsultasi?. Dengan kata lain bisa dikatakan
bahwa KAP Arthur Anderson melanggar kode etik profesi dan tidak independen dalam
penugasannya sebagaimana yang seharusnya sebagai seorang akuntan. terbukti pada tanggal
14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah atas

32

tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah menghancurkan


dokumen-dokumen yang sedang di selidiki.
Masalah dan Kecurangan yang dilakukan oleh Enderson
Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan Enron, Enron dicurigai telah
melakukan praktek window dressing. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up)
pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar
Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor.
selain itu, terungkap pula adanya kemitraan Enron dengan perusahaan kosong, seperti
Chewco dan JEDI. Perusahaan dengan nama yang terkesan main-main (Chewco dan JEDI
adalah karakter dalam Star Wars) ini membuat para eksekutif Enron yang mengemudikannya
kaya raya, dan Enron membuat pembukuan off balance sheet atas kerugian ratusan juta dolar
sehingga tersembunyi dari mata investor dan pihak lain. Skandal ini semakin ruwet dengan
ditengarainya keterlibatan banyak pejabat tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika
Serikat yang pernah menerima kucuran dana politik dari perusahaan ini.Bahkan tercatat 35
pejabat penting pemerintahan George W. Bush merupakan pemegang saham Enron. Dalam
daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan
penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian
semacam itu, banyak orang curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan
memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses
penyelamatan perusahaan itu.
Dampak kasus Enron
a. Dampak bagi Enron
Akibat kasus yang meinimpanya, kini enron mengalami kebangkrutan dengan
meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar. saat itu, Sertifikat saham mereka tak
lagi punya nilai-mungkin hanya layak dipajang dalam pigura untuk mengenang salah satu
skandal keuangan terbesar dalam dunia bisnis.
b. Dampak bagi KAP Arhtur Andersen

33

Arthur Andersen LLP (member di Amerika Serikat) yang dianggap ikut bersalah
dalam kebangkrutan Enron juga terkena imbasnya. Member Arthur Andersen di beberapa
negara seperti, Jepang dan Thailand, telah membuat kesepakatan merger dengan KPMG,
Australia dan Selandia Baru dengan Ernst & Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche
Tohmatsu. Di Amerika sendiri, aktivitas seluruh member Andersen dibekukan pemerintah.
Akibatnya, menurut Asian Wall Street Journal klien-klien Andersen LLP beralih ke berbagai
auditor.

Antara

lain

Delotte

and

Touche

(10

persen),

KPMG

(11

persen),

PriceWaterhouseCooper (20 persen), dan Ernst & Young (28 persen). Dan yang berpindah ke
auditor-auditor kecil lainnya atau mengaku belum tahu berpindah kemana sebanyak 40
persen. ini menunjukkan bahwa KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari
kasus Enron berupa kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang
lain dan pengungkapan yang meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam
kasus Enron.
c. Dampak bagi Makro Ekonomi Amerika
Keruntuhan perusahaan energi Enron cukup banyak berdampak bagi dunia bisnis
internasional khususnya Amerika. Akibat kebangkrutan Enron pada tahun 2001 sedikitnya
4.000 karyawan kehilangan pekerjaan. Kolapsnya Enron juga mengguncang neraca keuangan
para kreditornya yang telah mengucurkan milyaran dolar (JP Morgan Chase dan Citigroup
adalah dua kreditor terbesarnya). Para karyawan Enron dan investor kecil-kecilan juga
dirugikan karena simpanan hari tua mereka yang musnah. Sebagian besar dana pensiun dan
tabungan 20.000 karyawan Enron terikat dalam saham yang kini tanpa nilai. Banyak lembaga
keuangan internasional juga ikut menderita kerugian akibat bangkrutnya Enron, sehingga
membuat mereka semakin berhati-hati dalam membidik peluang investasi. Perusahaanperusahaan yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal diharuskan memenuhi
persyaratan pembeberan (disclosure) yang luar biasa ketat.
Dampak Kasus Enron Terhadap Profesi Auditor di Amerika Maupun di Indonesia
Akibat kasus Enron kini kredibilitas akuntan publik menjadi jatuh terutama
disebabkan oleh keterlibatan Arthur Andersen salah satu KAP terbesar di dunia di dalam
skandal tersebut. Akuntan Publik tidak lagi dipandang sebagai profesi yang unik melainkan
sebagai industri yang tidak lepas dari kepentingan bisnis yang sempit. Fenomena ini telah
34

mendorong berbagai upaya untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi


akuntan publik. Contoh yang paling nyata adalah inisiatif Sarbanes-Oxley yang
merekomendasikan pembentukan badan pengawas akuntan publik di pasar modal. Indonesia
sendiri tidak terlepas dari pengaruh skandal tersebut sehingga berbagai pihak seperti IAI dan
BAPEPAM kini tengah membahas pengawasan kompetensi dari Akuntan publik terutama
yang terlibat di pasar modal Indonesia. Bagi perusahaan di Indonesia sendiri, pelajaran dari
AS tersebut harus menjadi acuan agar tidak sampai terulang di Indonesia.
2. Kredit Macet Rp 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat
Selasa, 18 Mei 2010 | 21:37 WIB
JAMBI, KOMPAS.com Seorang akuntan publik yang membuat laporan keuangan
perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dari BRI
Cabang Jambi pada 2009, diduga terlibat kasus korupsi dalam kredit macet.
Hal ini terungkap setelah pihak Kejati Jambi mengungkap kasus dugaan korupsi tersebut
pada kredit macet untuk pengembangan usaha di bidang otomotif tersebut.
Fitri Susanti, kuasa hukum tersangka Effendi Syam, pegawai BRI yang terlibat kasus
itu, Selasa (18/5/2010) mengatakan, setelah kliennya diperiksa dan dikonfrontir
keterangannya dengan para saksi, terungkap ada dugaan kuat keterlibatan dari Biasa Sitepu
sebagai akuntan publik dalam kasus ini. Hasil pemeriksaan dan konfrontir keterangan
tersangka dengan saksi Biasa Sitepu terungkap ada kesalahan dalam laporan keuangan
perusahaan Raden Motor dalam mengajukan pinjaman ke BRI.
Ada empat kegiatan data laporan keuangan yang tidak dibuat dalam laporan tersebut
oleh akuntan publik, sehingga terjadilah kesalahan dalam proses kredit dan ditemukan dugaan
korupsinya. Ada empat kegiatan laporan keuangan milik Raden Motor yang tidak masuk
dalam laporan keuangan yang diajukan ke BRI, sehingga menjadi temuan dan kejanggalan
pihak kejaksaan dalam mengungkap kasus kredit macet tersebut, tegas Fitri.
Keterangan dan fakta tersebut terungkap setelah tersangka Effendi Syam diperiksa dan
dikonfrontir keterangannya dengan saksi Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus
tersebut di Kejati Jambi.
Semestinya data laporan keuangan Raden Motor yang diajukan ke BRI saat itu harus
lengkap, namun dalam laporan keuangan yang diberikan tersangka Zein Muhamad sebagai
pimpinan Raden Motor ada data yang diduga tidak dibuat semestinya dan tidak lengkap oleh
akuntan publik.
35

Tersangka Effendi Syam melalui kuasa hukumnya berharap pihak penyidik Kejati
Jambi dapat menjalankan pemeriksaan dan mengungkap kasus dengan adil dan menetapkan
siapa saja yang juga terlibat dalam kasus kredit macet senilai Rp 52 miliar, sehingga
terungkap kasus korupsinya.
Sementara itu pihak penyidik Kejaksaan yang memeriksa kasus ini belum
maumemberikan komentar banyak atas temuan keterangan hasil konfrontir tersangka Effendi
Syam dengan saksi Biasa Sitepu sebagai akuntan publik tersebut.
Kasus kredit macet yang menjadi perkara tindak pidana korupsi itu terungkap setelah
kejaksaan mendapatkan laporan adanya penyalahgunaan kredit yang diajukan tersangka Zein
Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor. Dalam kasus ini pihak Kejati Jambi baru
menetapkan dua orang tersangka, pertama Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor
yang mengajukan pinjaman dan tersangka Effedi Syam dari BRI yang saat itu menjabat
sebagai pejabat penilai pengajuan kredit.
komentar:
Dalam kasus ini, seorang akuntan publik (Biasa Sitepu) sudah melanggar prinsip kode etik
yang ditetapkan oleh KAP ( Kantor Akuntan Publik ). Biasa Sitepu telah melanggar beberapa
prinsip kode etik diantaranya yaitu :
1. Prinsip tanggung jawab : Dalam melaksanakan tugasnya dia (Biasa Sitepu)
tidak mempertimbangkan moral dan profesionalismenya sebagai seorang
akuntan sehingga dapat menimbulkan berbagai kecurangan dan membuat
ketidakpercayaan terhadap masyarakat.
2. Prinsip integritas : Awalnya dia tidak mengakui kecurangan yang dia lakukan
hingga akhirnya diperiksa dan dikonfrontir keterangannya dengan para saksi.
3. Prinsip obyektivitas : Dia telah bersikap tidak jujur, mudah dipengaruhi oleh
pihak lain.
4. Prinsip perilaku profesional : Dia tidak konsisten dalam menjalankan tugasnya
sebagai akuntan publik telah melanggar etika profesi.
5. Prinsip standar teknis : Dia tidak mengikuti undang-undang yang berlaku
sehingga tidak menunjukkan sikap profesionalnya sesuai standar teknis dan
standar profesional yang relevan.
3. Kasus KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono yang diduga menyuap pajak.
September tahun 2001, KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono harus menanggung
malu. Kantor akuntan publik ternama ini terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar
36

US$ 75 ribu. Sebagai siasat, diterbitkan faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG
yang harus dibayar kliennya PT Easman Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc.
yang tercatat di bursa New York.
Berkat aksi sogok ini, kewajiban pajak Easman memang susut drastis. Dari semula
US$ 3,2 juta menjadi hanya US$ 270 ribu. Namun, Penasihat Anti Suap Baker rupanya waswas dengan polah anak perusahaannya. Maka, ketimbang menanggung risiko lebih besar,
Baker melaporkan secara suka rela kasus ini dan memecat eksekutifnya.
Badan pengawas pasar modal AS, Securities & Exchange Commission, menjeratnya
dengan Foreign Corrupt Practices Act, undang-undang anti korupsi buat perusahaan Amerika
di luar negeri. Akibatnya, hampir saja Baker dan KPMG terseret ke pengadilan distrik Texas.
Namun, karena Baker mohon ampun, kasus ini akhirnya diselesaikan di luar pengadilan.
KPMG pun terselamatan.

Komentar : Pada kasus ini KPMG telah melanggar prinsip integritas karena tidak memenuhi
tanggungjawab profesionalnya sebagai Kantor Akuntan Publik sehingga memungkinkan
KPMGkehilangan kepercayaan publik. KPMG juga telah melanggar prinsip objektivitas
karena telah memihak kepada kliennya dan melakukan kecurangan dengan menyogok aparat
pajak di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Agoes,Sukrisno.2012.Auditing.Jakarta:Salemba Empat
Arens & Loebbecke.1996.Auditing Pendekatan Terpadu.Jakarta:Salemba Empat
Arens & Loebbecke.1990.Auditing Pendekatan Terpadu.Jakarta:Erlangga
Mulyadi & Kanaka Puradiredja.1998.Auditing.Jakarta:Salemba Empat
http://hidupberawaldari.blogspot.com/2014/05/kasus-enron-dan-kap-arthur-enderson.html
http://id.wikipedia.org/wifi/Enron
http://keluarmaenmaen.blogspot.com/2010/11/beberapa-contoh-kasus-pelanggaran-etika.html
37

http://sunarnie.blogspot.co.id/2012/10/prinsip-etika-profesi-iai.html

38

Anda mungkin juga menyukai