PENDAHULUAN
1
LATAR BELAKANG
Audit
merupakan
suatu
proses
pengumpulan
data,
penilaian
ataupun
pengevaluasian yang dilakukan untuk menilai sesuatu apakah telah sesuai dengan kriteria
yang mendasarinya. Audit terdiri dari beberapa macam seperti audit keuangan, audit
kepatuhan, dan audit operasional.
Laporan keuangan adalah suatu media utama untuk mengkomunikasikan
informasi keuangan kepada pihak-pihak diluar entitas. Mengakui pentingnya audit dalam
proses pelaporan keuangan, Antle dan Nalebuff (1991) dalam Diyanti dan Untara (2010)
menyatakan bahwa laporan keuangan harus dipandang sebagai laporan bersama dari
perusahaan audit (KAP) dan manajemen perusahaan. Dari aspek audit, maka kualitas
laporan keuangan menunjukan pada kualitas audit.Perusahaan biasanya mendapat
kesulitan dalam mendapatkan KAP yang layak untuk mengaudit perusahaan, karena
banyak faktor sehingga memunculkan perpindahan KAP atau disebut dengan audit
switching.
RUMUSAN MASALAH
Didasari oleh latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan
rumusan masalah untuk makalah ini adalah:
Mengetahui seluk beluk tentang audit.
Mengetahui lebih dalam mengenai Kantor Akuntan Publik.
Mengerti akan etika profesi dan kode etik etika profesi akuntan
TUJUAN
Untuk melengkapi tugas pada semester 5 pada mata kuliah Auditing 1.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGENALAN AUDITING
2.1.1 Pengertian Auditing
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya,
dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut.
2.1.2
2.1.3
Karakteristik Auditing
1. Dilakukan oleh pihak yang professional dan independen
2. Menyediakan beberapa jasa kepada klien
3. Memberikan opini atas hasil yang telah diaudit
4. Memiliki aturan pelaksanaan sendiri
Perbedaan Auditing dengan Akunting
Auditing mempunyai sifat analisis, Karena akuntan publik memulai pemeriksaannya
dari angka-angka dalam laporan keuangan, lalu dicocokan, dengan neraca saldo, buku
besar, buku harian, bukti-bukti pembukuan dan sub buku besar. Sedangakan
accounting mempunyai sifat konstruktif, karena disusun mulai dari bukti-bukti
pembukuan, buku harian, buku besar, dan sub buku besar, neraca saldo sampai
menjadia laporan keuangan. Akuntansi dilakukan oleh pegawai perusahaan dengan
berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan atau ETAP atau IFRS, sedangkan
auditing dilakukan oleh akuntan pubik dengan pedoman pada Standar Profesi Akuntan
Pubik, Kode Etik Profesi Akuntan Publik dan Standar Pengendalian Mutu.
2.1.4
c. Mulai dari tahun 2001 perusahaan yang total asetnya Rp. 25 milyar ke atas harus
memasukan audited financial statements nya ke Departemen Pedagangan dan
Perindustrian.
d. Perusahaan yang sudah go public harus memasukan audited financial statements-nyaa
ke Bapepam-LK paling lambat 90 hari setelah tahun buku.
e. SPT yang didukung oleh audited financial statements lebih dipercaya oleh pihak
pajak dibandingkan dengan yang didukung oleh laporan keuangan yang belum
diaudit.
2.1.5
Jenis Audit
Pendekatan audit yang biasa dilakukan adalah menilai efesiensi, efektifitas dan
keekonomisan dari masing-masing fungsi yang terdapat dalam perusahaan.
Misalnya: dungsi penjualan dan pemasaran, fungsi produksi, fungsi perdagangan
dan distribusi, fungsi personalia, fungsi akuntansi dan fungsi keuangan..
Prosedur audit yang dilakukan dalam suatu management audit tidak seluas
audit proseedur yang dilakukan suatu general audit, karena ditekankan pada
evaluasi terhadap kegiatan operasi perusahaan.
-
analisis rasio.
Evaluasi atas management control system yang terdapat diperusahaan.
Tujuannya
diantara
lain
untuk
mengetahui
apakah
terdapat
sistem
serta dilakukan
inefesionsi,
inefektivitas,
dan
ketidakhematan
dan
Internal Auditor
Kantor Auditor Publik
Management Consultant
Yang penting adalah bahwa tim management audit mencakup berbagai disiplin
ilmu misalnya akuntan, ahli manajemen produksi, pemasaran, keuangan, sumber daya
manusia, dll.
Menurut Aren et. All. (2011: 825) ada 3 jenis operasional audit yaitu:
1. Functional Audits: untuk menilai 3E dari berbagai fungsi dalam perusahaan seperti
fungsi akuntansi, fungsi produksi, dungsi marketining dan lain-lain.
2. Organizational Audits: untuk menilai 3E dari keseluruhan organisasi perusahaan.
Perencanaan organisasi dan metode untuk koordinasi aktivitas merupakan hal yang
sangat penting dalam jenis audit ini.
3. Special assignment, timbul atas permintaan manajemen misalnya mengaudit
penyebab tidak efektifnya IT system, investigasi kemungkinan terjadinya fraud
disuatu bagian, dan membaut rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu
produk.
2. Pemeriksaan Ketaatan
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah menaati
peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang telah
ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak eksternal . pemeriksaan
bisa dilakukan oleh KAP maupun bagian internal audit.
3. Pemeriksaan Intern
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perushaan, baik terhadap
laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap
kebijakan manajemen yang telah ditentukan.
Internal auditor ini biasanya tidak memberikan opini terhadap kewajaran aporan
keuangan, karena pihak-pihak diluar perusahaan menganggap bahwa internal
auditor, yang merupakan orang dalam perusahaan, tidak independen.
Laporan Internal Auditor berisi temuan pemeriksaan mengenai penyimpangan dan
kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian internal, beserta saransaran perbaikannya.
4. Computer Audit
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data akuntansinya
dengan menggunakan Electonic Data Processing System.
Ada 2 metode yang bisa dilakukan auditor:
1. Audit Around The Computer
Dalam hal ini auditor hanyan memeriksa input dan output dari EDP system
tanpa melakukan tes terhadap proses dalam EDP system tersebut.
2. Audit Truough The Computer
Selain memeriksa input dan output, auditor juga melakukan tes proses EDPnya. Pengetesan tersebut dilakukan dengan menggunakan Generalized Audit
Software, ACL, dll. Dan memasukan dummy data digunakan agar tidak
menggangu data asli. Dalam hal ini KAP harus mempunyai Computer Audit
Specialist yang merupakan auditor berpengalaman dengan tambahan keahlian
di bidang computer information system audit.
Dalam mengevaluasi Internal Control atas EDP system, auditor menggunakan
Internal Control Questionnares untuk EDP system.
1. General Control
Berkaitan dengan organisasi EDP Department, proseddur dokumentasi, testing dan
otorisasi dari original system dan setiap perubahan yang akan dilakukan terhadap
sistem tersebut. Selain itu juga menyangkut control yang terdapat dalam hardwarenya.
2. Application Control
Berkaitan dengan pelaksanaan tugas khusu oleh EDP Departement misalnya membuat
daftar gaji. Selain itu dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa data yang diinput,
processing data, output dalam bentuk print out bisa dilakukan secara akurat sehingga
bisa menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
6
2.1.6
Jenis Auditor
Terdapat empat jenis auditor yang paling umum dikenal, yaitu: Akuntan Publik, Auditor
Pemerintah, Auditor Pajak, dan Auditor Intern.
-
Auditor Pemerintah
Di Indonesia terdapat bebrapa lembaga atau badan yang bertanggung jawab secara
fungsioal atas pengawasan terhadap kekayaan atau keuangan Negara. Pada tingaktan
tertinggi terdapat Badan Pemeriksa Keuangan (BEPEKA), kemudian terdapat Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Inspektoran Jendral (Itjen)
pada departemen-departemen pemerintah. Di Amerika Serikat sendiri terdapat
Genereal Accounting Office (GAO)
Disamping audit atas laporan keuangan, pada masa sekarang BPKP seringkali
melakukan evaluasi efisiensi dan efektifitas operasi berbagai program pemerintah dan
BUMN. Salah satu contoh adalah evaluasi pelaksanaan komputerisasi suatu badan
pemerintah. Dalam hal ini para auditor dapat meninjau dan menganalisis segala aspek
sistem komputerisasi tersebut, tetapi penekanan utamanya adalah pada keluaran, serta
hal-hal lainnya guna melihat kemungkinan perolehan layanan yang sama dengan
biaya yang lebih rendah.
Auditor Pajak
Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang berada dibawah departemen keuangan RI,
bertanggungjawab atas penerimaan Negara dari sector perpajakan dan penegakkan
hukum dalam pelaksanaan ketentuan perpajakan. Aparat pelaksana DJP dilapangan
adalah KPP (Kantor Pelayanan Pajak) dan Kantor Pemeriksaan dan Penyelidikan
Pajak (Karikpa). Karikpa mempunyai auditor khusus. Tanggung jawab Karikpa adalah
7
melakukan audit terhadap para wajib pajak tertentu untuk menilai apakah telah
memenuhi
ketentuan
perundang-undangan
perpajakan.
Audit
semacam
ini
Auditor Intern
Auditor intern bekerja di suatu perusahaan untuk melakukan audit bagi
kepentingan manajemen perusahaan, seperti halnya auditor pemerintah bagi
pemerintah. Bagian audit dari suatu perusahaan bisa beranggotakan lebih dari
seratus orang dan biasanya bertanggung jawab langsung kepada presiden direktur,
direktur eksekutif, atau kepada komite audit dari dewan atau komisaris. Pada
BUMN, auditor intern berada dibawah SPI (Satuan Pengawasan Intern)
Tugas auditor intern bermacam-macam, tergantung pada atasannya, yang
sebagian besar tugasnya melakukan audit ketataan secara rutin. Pada tahun-tahun
terakhir, banyak auditor intern yang terlibat dalam audit operasional.
Untuk menjalankan tugas dengan baik, auditor intern harus ada di luar fungsi
lini suatu organisasi, tetapi tidak terlepas dari hubungan bawahan atasan seperti
lainnya. Auditor intern wajib memberikan informasi yang berharga bagi
manajemen untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan operasi
perusahaan. Biasanya pihak-pihak ekstern enggan memanfaatkan informasi dari
auditor intern karena independensinya yang terbatar. Keterbatasan independensi ini
merupakan perbedaan utama antara auditor intern dengan akuntan pubik.
dibuat dan ditanggungjawabi pihak lain. Asersi adalah pernyataan yang dibuat
oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak
lain.
Jenis-jenis atestasi:
1. Audit
Audit atas laporan keuangan historis adalah jenis jasa atestasi yang paling
dominan dari kantor akuntan publik. Dalam audit atas laporan keuangan
historis ini pihak lain yang bertanggung jawab adalah klien yang membuat
bebagai asersi di dalam bentuk laporan keuangan yang diterbitkan.
2. Pemeriksaan
Digunakan untuk jasa lain yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik yang
berupa pernyataan suatu pendapat tentang kesesuaian asersi yang dibuat oleh
pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan. Contohnya adalah
pemeriksaan terhadap informasi keuangan prospektif dan pemeriksaan untuk
menentukan kesesuaian pengendalian intern suatu entitas dengan kriteria yang
ditetapkan oleh instansi pemerintah atau badan pengatur.
3. Review
Banyak perusahaan non publik menerbitkan laporan keuangan kepada
berbagai pemakai tetapi tidak bersedia membiayai audit atas laporan tersebut.
Dalam kondisi seperti itu, akuntan publik dapat membantu mengadakan jasa
review (review service). Audit dan review berbeda dalam hal luasnya
pemeriksaan dan jaminan keakuratan yang diberikan. Audit dilaksanakan
dengan pemeriksaan skala luas untuk mengumpulkan bahan bukti yang
memadai dalam rangka memberikan jaminan yang tinggi atas keakuratan
laporan keuangan, sementara dalam review hal tersebut berlangsung dalam
skala lebih kecil. Hasil review auditor sering cukup memadai untuk memenuhi
kebutuhan pemakai laporan keuangan dan honor auditor untuk melaksanakan
review lebih rendah dari pada jasa audit.
4. Prosedur yang disepakati
Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan
oleh
akuntan
publik
dalam
b. Jasa Nonatestasi
Jasa nonatestasi adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya
tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan, ringkasan temuan, atau bentuk lain
keyakinan.
Jasa Perpajakan
KAP menyusun surat pemberitahuan
perusahaan dan perseorangan, baik yang merupakan klien audit maupun yang
bukan. Disamping itu, KAP juga memberikan jasa yang berhubungan dengan
pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, dan pajak penjualan barang mewah,
perencanaan pajak, dan jasa perpajakan lainnya.
Konsultasi Manajemen
Sebagian besar KAP memberikan jasa tertentu yang memberikan kemungkina
pada kliennya untuk meningkatkan efektifitas operasinya. Jasa ini mencakup
mulai dari pemberian rekomendasi sederhana mengenai pembenahan sistem
akuntansi sampai keikutsertaan dalam menyusun strategi pemasaran, pemanfaatan
instalasi komputer, dan konsultasi manfaat aktuaria.
Jasa Akuntansi dan Pembukuan
Banyak klien kecil dengan staf akuntansi yang terbatas menyerahkan pembuatan
laporan keuangannya kepada KAP. Sebagian klien kecil bahkan tidak mempunyai
cukup karyawan untuk mengerjakan buku besar dan ayat jurnalnya. Banyak
kantor akuntan publik kecil yang bersedia melakukan tugas-tugas pembukuan
guna memenuhi kebutuhan klien. Dalam banyak kasus dimana laporan keuangan
akan diberikan kepada pihak ketiga, review dan bahkan juga audit harus
dilaksanakan. Tugasnya hanya terbatas pada penyusunan laporan keuangan saja,
KAP mengeluarkan laporan kompilasi yang tidak memberikan jaminan apapun
pada pihak ketiga..
2.2.3
perseorangan atau persekutuan. Disamping itu juga terdapat koperasi jasa audit (KJA)
yang memberikan jasanya hanya kepada koperasi. Dalam suatu perusahaan yang
berbentuk persekutuan, beberapa akuntan publik bergabung untuk menjalankan
usahanya bersama-sama sebagai sekutu atau rekan. Mereka memberikan pelayanan
audit dan lain-lainnya kepada pihak yang berminat. Biasanya, para rekan
mempekerjakan tenaga-tenaga profesional untuk membantu mereka. Para asisten ini
10
biasanya adalah akuntan terdaftar, lulusan sarjana akuntansi yang belum memperoleh
gelar akuntan, mahasiswa jurusan akuntansi lulusan diploma 3 akuntansi.
Hirarki organisasi dalam suatu kantor akuntan publik dapat terdiri dari rekan
(partner), manajer, para penyelia (supervisor), senior dan asisten. Karyawan-karyawan
baru biasanya memulai karier sebagai asisten, dan bertugas pada setiap jenjang kerja
selama dua-tiga tahun pada setiap tingkatan sebelum mencapai kedudukan sebagai
rekan. Sebutan bagi jabatan-jabatan tersebut berbeda pada satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya, tetapi strukturnya pada dasarnya sama.
a. Partner
Menduduki jabatan tertinggi dalam penugasan audit, bertanggung jawab atas
hubungan dengan klien, bertanggung jawab secara menyuluruh mengenai
auditing. Partner menandatangani laporan audit dan managemen letter, dan
bertanggung jawab terhadap penagihan fee audit dari klien.
b. Manajer
Manajer bertindak sebagai pengawas audit, bertugas untuk membantu auditor
senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit, mereview kertas
kerja, laporan audit dan management letter. Biasanya manajer melakukan
pengawasan terhadap pekerjaan beberapa auditor senior. Pekerjaan manajer tidak
berada di kantor klien, melainkan di kantor auditor, dalam bentuk pengawasan
terhadap pekerjaan yang dilaksanakan para auditor senior.
c. Auditor Senior
Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit, bertanggung jawab untuk
mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana, bertugas untuk
mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior. Auditor senior biasanya
akan menetap di kantor klien sepanjang prosedur audit dilaksanakan. Umumnya
auditor senior melaksanakan audit terhadap satu objek pada saat tertentu.
d. Auditor Junior
Auditor junior melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat kertas kerja
untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaan ini
biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja menyelesaikan pendidikan
formalnya di sekolah. Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai auditor junior,
seorang auditor harus belajar secara rinci mengenai pekerjaan audit. Biasanya ia
melaksanakan audit di berbagai jenis perusahaan. Ia harus banyak melakukan
audit di lapangan dan di berbagai kota, sehingga ia dapat memperoleh pengalaman
banyak dalam menangani berbagai masalah audit. Auditor junior sering juga
disebut dengan asisten auditor.
11
2.2.4
Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
d. Standar pelaporan
Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
auditor
2. Standar Atestasi
Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang
diberikan oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah
asersi (assertion) suatu entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
15
Asersi adalah suatu pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk
digunakan oleh pihak lain, contoh asersi dalam laporan keuangan historis adalah
adanya pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi
(1) pemeriksaan (examination), (2) review, dan (3) prosedur yang disepakati (agreedupon procedures).
Standar atestasi terdiri dari 11 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Atestasi (PSAT). PSAT merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing
standar yang terdapat dalam standar atestasi. Termasuk dalam PSAT adalah
Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT), yang merupakan interpretasi resmi
yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh
Dewan dalam PSAT.
a. Standar Umum
Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang
asersi
Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk
meyakinkan
dirinya
bahwa
kedua
kondisi
berikut
ini
ada:
Asersi dapat dinilai dengan kritera rasional, baik yang telah ditetapkan
oleh badan yang diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi
tersebut dengan cara cukup jelas dan komprehensif bagi pembaca yang
diketahui mampu memahaminya. Asersi tersebut dapat diestimasi atau
diukur secara konsisten dan rasional dengan menggunakan kriteria
tersebut.
Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental
profesional
18
19
Peer Review
Adalah suatu penelaahan yang dilakukan terhadap KAP untuk menilai apakah
KAP tersebut telah mengembangkan secara memadai kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu sebagaimana yang disyaratkan dalam Pernyataan Standar
Auditing (PSA) No.20 yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.Bagi
akuntan publik yang menjadi angggota Forum Akuntan Pasar Modal, peer review
dilakukan minimal 1 kali dalam setiap tiga tahun.
Peer review sangat bermanfaat bagi profesi akuntan publik dan KAP. Dengan
membantu KAP memenuhi standar pengendalian mutu, profesi akuntan publik
memperoleh keuntungan dari peningkatan kinerja dan mutu auditnya. KAP yang
telah menjalani peer review juga memperoleh manfaat jika ia dapat meningkatkan
mutu praktik auditnya dan sekaligus dapat meningkatkan reputasinya dan
mengurangi kemungkinan timbulnya tuntutan hukum. Tentu saja peer review
membutuhkan biaya yang cukup mahal namun selalu ada trade off antara cost dan
benefit.
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral. Pengertian ini muncul mengingat etika berasal dari bahasa Yunani
kuno "ethos"(jamak: ta etha), yang berartiadat kebiasaan, cara berkipikir, akhlak,
sikap, watak, cara bertindak. Kemudian diturunkan kata ethics (Inggris), etika
(indonesia). Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988, menjelaskan etika dengan
membedakan tiga arti, yakni: Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, kumpulan azas
atau nilai, dan nilai mengenai benar dan salah. Dengan pembedaan tiga definsi
etika tersebut maka kita mendapatkan pemahaman etika yang lebih lengkap
mengenai apa itu etika, sekaligus kita lebih mampu memahami pengertian etika
yang sering sekali muncul dalam pembicaraan sehari-hari, baik secara lisan maupun
tertulis.
Terdapat dua macam etika, yakni Etika Deskriptif dan Etika Normatif. Etika
deskriptif adalah etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan
prilaku manusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai
sesuatu yang bernilai. Artinya, etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa
adanya. Sedangkan, etika normatif adalah etika yang menetapkan berbagai sikap
dan perilaku yang idel dan seharusnya dimiliki manusia atau apa yang seharusnya
dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidupnya.
Berikut ini beberapa Pengertian Etika Menurut para Ahli:
Menurut K. Bertens: Etika adalah nilai-nila dan norma-norma moral, yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya.
Menurut W. J. S. Poerwadarminto: Etika adalah ilmu pengetahuan tentang
asas-asas akhlak (moral).
Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno: Etika adalah ilmu yang mencari
orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan pada tindakan manusia.
Menurut Ramali dan Pamuncak: Etika adalah pengetahuan tentang prilaku
yang benar dalam satu profesi.
Menurut H. A. Mustafa: Etika adalah ilmu yang menyelidiki, mana yang baik
dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang
dapat diketahui oleh akal pikiran.
Etika secara khusus didenifisikan sebagai perangkat prinsip moral ataau nilai.
Masing-masing orang memiliki perangkat nilai, sekalipun tidak dapat diungkapkan
secara eksplisit. Para filsuf, organisasi-organisasi keagamaan dan kelompok lain
mempunyai berbagai
22
menacakup hukum dan peraturan, doktrin gereja, etika bisnis untuk kelompok
professional seperti akuntan public, dan etika untuk suatu organisasi.
Contoh perangkat prinsip yang dibangun oleh Josephson Institute for the
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
klien.
Pernyataan etika profesi Nomor 4 tentang iklan bagi kantor akuntan publik.
Pernyataan etika profesi Nomor 5 tentang komunikasi antar akuntan publik.
Pernyataan etika profesi Nomor 6 tentang perpindahan staf/partner dari satu
kantor akuntan ke kantor akuntan lain.
Pernyataan etika profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai interpretasi
dan atau aturan etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk
menggantikannya.
Prinsip etika profesi, yang merupakan landasan perilaku etika profesional,
terdiri atas 8 prinsip, yaitu:
Tanggung jawab profesi
Kepentingan umum (publik)
Integritas
Objectivitas
Kompetensi dan kehati-hatian profesional
Kerahasiaan
Perilaku profesional
24
Standar teknis
c. Pengertian Kode Etik Profesi
Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip profesional yang telah digariskan,
sehingga diketahui dengan pasti kewajiban profesional anggota lama, baru, ataupun
calon anggota kelompok profesi. Kode etik profesi telah menentukan standarisasi
kewajiban profesional anggota kelompok profesi. Sehingga pemerintah atau
masyarakat tidak perlu campur tangan untuk menentukan bagaimana profesional
menjalankan kewajibannya.
Kode etik profesi pada dasarnya adalah norma perilaku yang sudah dianggap
benar atau yang sudah mapan dan tentunya lebih efektif lagi apabila norma perilaku
itu dirumuskan secara baik, sehingga memuaskan semua pihak.
Sejak 1 januari 2011, IAPI memberlakukan kode etik profesi akuntan publik
yang terdiri: bagian A Prinsip Dasar Etika Profesi dan bagian B Aturan Etika Profesi.
Kode etik profesi akuntan publik selengkapnya bisa dilihat di SPAP 2011 atau buku
yang diterbitkan IAPI. Kode etik ini mengacu kepada kode etik dari Internasional
Federation of Accountant (IFAC). Kode etik IAPI yang baru disusun berdasarkan
sistematik sebagai berikut:
Bagian A berisi Prinsip Dasar Etika Profesi yang terdiri atas:
Seksi 100
prinsip-prinsip dasar etika profesi
Seksi 110
prinsip integritas
Seksi 120
prinsip objectivitas
Seksi 130
prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
Seksi 140
Seksi 150
profesional
prinsip kerahasiaan
prinsip perilaku profesional
Dilema Etika
Dilema etika merupakan suatu situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia
harus membuat keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk
dilakukannya.Contoh sederhananya adalah jika seseorang menemukan cincin
25
berlian, ia harus memutuskan untuk mencari pemilik cincin atau mengambil cincin
tersebut.
Para auditor, akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak dilema
etika dalam karir bisnis mereka. Melakukan kontak dengan seorang klien yang
mengancam akan mencari seorang auditor baru kecuali jika auditor itu bersedia
untuk menerbitkan sutu pendapat wajar tanpa syarat, akan mewakili suatu dilema
etika yang serius terutama jika pendapat wajar tanpa syarat bukanlah pendapat yang
tepat untuk diterbitkan. Memutuskan apakah akan berkonfrontasi dengan seorang
atasan yang telah menyatakan nilai pendapatan departemennya secara material lebih
besar daripada nilai yang sebenarnya agar dapat menerima bonus lebih besar
merupakan suatu dilema etika yang sulit. Tetap menjadi bagian manajemen sebuah
perusahaan yang selalu mengusik dan memperlakukan para pegawainya dengan
tidak layak atau melayani para pelanggannya secara tidak jujur merupakan suatu
dilema moral, khususnya jika ia memiliki keluarga yang harus dibiayai serta
terdapat persaingan yang sangat ketat dalam lapangan pekerjaan.
Terdapat banyak alternatif untuk menyelesaikan dilema etika, tetapi harus
berhati-hati untuk menghindari cara yang merupakan rasionalisasi perilaku tidak
beretika. Berikut ini adalah metode rasionalisasi yang digunakan yang biasanya
digunakan bagi perilaku tidak beretika:
a. Semua orang melakukannya
Argumentasi yang mendukung penyalahgunaan pajak, menyontek dalam ujian atau
menjual produk rusak biasanya didasarkan pada rasionalisasi bahwa semua orang
melakukan hal yang sama, oleh karena itu dapat diterima.
b. Jika itu legal, maka itu beretika
Menggunakan argumentasi bahwa semua perilaku legal adalah beretika sangat
berhubungan dengan ketepatan hukum. Dengan filosofi itu, tidak ada kewajiban
menuntut kerugian yang telah dilakukan seseorang.
c. Kemungkinan ketahuan dan konsekuensinya
Filosofi ini tergantung pada evaluasi hasil temuan seseorang. Umumnya, seseorang
akan memberikan hukuman (konsekuensi) pada temuan tersebut. Sebagai contoh,
menentukan apakah mengoreksi lebih tagih yang tidak sengaja ke pelanggan yang
telah membayar penuh tagihan tersebut. Jika penjual percaya bahwa pelanggan akan
menemukan kesalahan dan akan bereaksi dengan tidak membeli lagi di masa datang,
maka si penjual akan memberitahukan pelanggan sekarang, jika penjual percaya akan
hal sebaiknya, ia akan menunggu reaksi pelanggan itu.
26
Dalam
tahun-tahun
terakhir,
kerangka-kerangka
kerja
resmi
telah
jujur, secara intelektual, tidak berprasangka, serta bebas dari benturan kepentingan
atau berada di bawah pengaruh pihak lain. Setiap anggota harus menjaga objektivitas
profesional
memerlukan
kesadaran
untuk
terus
mengikuti
Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar professional yang relevan. Standar teknis dan standar professional yang
harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh IAI, International
Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang- undangan yang
relevan.
28
2.3.4
Periklanan
Peraturan 502, seoranga anggota tidak dibenarkan untuk mencari klien dengan
memasang iklan atau mengajukan penawaran lainnya yang bersifat mendustai,
menyesatkan atau menipu. Penawaran yang menggunakan pemaksaan, desakan
yang berlebihan atau hasutan dilarang oleh etika perilaku. Sementara itu kode etik
akuntan Indonesia menyebutkan dalam pasal 6 ayat 8 bahwa seorang akuntan public
dilarang mengiklankan atau mngizinkan orang lain untuk mengiklankan nama atau
jasa yang diberikan, kecuali yang sifatnya pemberitahuan. Akkuntan public juga
tidak boleh menawarkan jasanya secara tertulis kepada calon klien, kecuali atas
permintaan calon klien yang bersangkutan. Berikut ini adalah apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan dalam hubungannya dengan iklan bagi akuntan Hublic.
a. Contoh- contoh iklan dan bentuk-bentuk yang palsu, menipu atau
menyesatkan antara lain:
1. Seseorang akuntan public memberikan janji-janji yang muluk.
2. Membuat pernyataan yang tidak didukung oleh fakta yang tidak dapat
dibuktikan kebenarannya.
3. Membuat perbandingan dengan akuntan Hublic lainnya tidak
didasarkan pada fakta yang dapat diverifikasi.
4. Membuat pernyataan yang dapat mengakibatkan orang lain tertipu atau
salah menafsirkan.
5. Akuntan public tidak boleh menawarkan jasanya secara tertulis kepada
calon klien, kecuali atas permintaan klien yang bersangkutan.
b. Contoh-contoh iklan yang diperbolehkan yang sifatnya pemberitahuan antara
lain:
1. Pemberitahuan pindah alamat, telepon, fax, dan telex.
2. Merekrut pegawai dan staff baik untuk kantornya sendiri maupun
untuk langganannya.
3. Memasang iklan untuk penjualan perusahaan atau asset langganan
akuntan Hublic dalam kapasitas profesinya yang bertindak sebagai
liquidator.
4. Memasang iklan untuk seminar dan penataran bagi masyarakat umum,
kecuali yang diselenggarakan secara gratis.
5. Pemberian kartu ucapan kepada klien kantor akuntan Hublic.
c. Contoh penawaran jasa tertulis yang tidak diperkenankan antara lain,
penyebaran kartu nama yang mencantumkan jasa yang tidak ada hubungannya
dengan profesi.
2.3.5 Komisi dan fee
a. Komisi dan fee referal
29
Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang
diberikan atau diterima kepada/dari klien/pihak lain untuk memperolah
penugasan dari klien/pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk
memberikan/menerima komisi apabila pemberian/penerimaan komisi tersebut
dapat mengurangi independensi.
Rujukan (fee referal) adalah imbalan yang dibayarkan/diterima kepada/dari
sesama penyedia jasa profesional akuntan publik. Rujukan hanya diperkenankan
bagi sesama profesi.
b. Fee Profesional
Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain: risiko penugasan,
kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan
pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan
mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra
profesi.
Fee kontijen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau
hasil tertentu di mana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu
tersebut. Fee dianggap tidak kontijen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan
pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil
penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur. Anggota KAP tidak
diperkenankan untuk menetapkan fee kontijen apabila penetapan tersebut dapat
mengurangi independensi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Kantor Akuntan
Publik adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai
wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya. Etika secara khusus didenifisikan
sebagai perangkat prinsip moral ataau nilai. Kode etik profesi pada dasarnya adalah norma
30
perilaku yang sudah dianggap benar atau yang sudah mapan dan tentunya lebih efektif lagi
apabila norma perilaku itu dirumuskan secara baik, sehingga memuaskan semua pihak.
CONTOH KASUS
1. Kasus KAP Arthur Enderson dan Enron
Enron
Corporation adalah
di Houston,Texas,
Amerika
sebuah
Serikat.
akhir 2001,
berbasis
Enron
mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan
terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan komunikasi.
Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $101 miliar. Fortune menamakan
Enron "Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif" selama enam tahun berturut-turut. Enron
menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkapkan bahwa kondisi
keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi yang sistematis,
31
terlembaga,
dan
direncanakan
secara
kreatif.
Operasinya
di Eropa melaporkan
kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari kemudian, pada 2 Desember, di AS
Enron mengajukan permohonan perlindungan Chapter 11. Saat itu, kasus itu merupakan
kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS dan menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan
pekerjaan mereka. Tuntutan hukum terhadap para direktur Enron, setelah skandal tersebut,
sangat menonjol karena para direkturnya menyelesaikan tuntutan tersebut dengan membayar
sejumlah uang yang sangat besar secara pribadi. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan
dibubarkannya perusahaan akuntansi Arthur Andersen, yang akibatnya dirasakan di kalangan
dunia bisnis yang lebih luas. Enron masih ada sekarang dan mengoperasikan segelintir aset
penting dan membuat persiapan-persiapan untuk penjualan atau spin-off sisa-sisa bisnisnya.
Enron muncul dari kebangkrutan pada November 2004 setelah salah satu kasus kebangkrutan
terbesar dan paling rumit dalam sejarah AS. Sejak itu, Enron menjadi lambang populer dari
penipuan dan korupsi korporasi yang dilakukan secara sengaja.
Kesalahan KAP Arthur Enderson
Arthur Andersen mempunyai peran yang besar dalam kecurangan ini. Hal ini
dikarenakan Andersen melakukan manipulasi pembentukan entitas khusus dan memberikan
opini yang menyatakan bahwa laporan keuangan Enron wajar. Hal tersebut sangat
bertentangan dengan tugas seorang auditor untuk memberikan keyakinan pada laporan
keuangan yang dia periksa. Pada tanggal 12 Oktober 2001 Arthur Andersen menerima
perintah dari para pengacara Enron untuk memusnahkan seluruh materi audit, kecuali berkasberkas yang paling dasar. Kini, Arthur Andersen menghadapi berbagai tuntutan di pengadilan.
Di dalam pengadilan, akan diajukan pertanyaan dari para penyidik kepada para eksekutif di
Arthur Andersen. Bagaimana bisa mereka kecolongan selama beberapa tahun tanpa menandai
penyimpangan dalam akuntansi Enron yang agresif, bahkan kriminal itu? Seberapa banyak
Andersen tahu tentang pemusnahan sejumlah dokumen audit Enron oleh salah satu
auditornya? Pertanyaan yang lebih kejam: tidakkah Andersen ikut terlibat mempermak
laporan keuangan mengingat Enron membayar mahal perusahaan itu-US$ 52 juta pada tahun
2000-tak hanya untuk jasa audit tapi juga jasa konsultasi?. Dengan kata lain bisa dikatakan
bahwa KAP Arthur Anderson melanggar kode etik profesi dan tidak independen dalam
penugasannya sebagaimana yang seharusnya sebagai seorang akuntan. terbukti pada tanggal
14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah atas
32
33
Arthur Andersen LLP (member di Amerika Serikat) yang dianggap ikut bersalah
dalam kebangkrutan Enron juga terkena imbasnya. Member Arthur Andersen di beberapa
negara seperti, Jepang dan Thailand, telah membuat kesepakatan merger dengan KPMG,
Australia dan Selandia Baru dengan Ernst & Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche
Tohmatsu. Di Amerika sendiri, aktivitas seluruh member Andersen dibekukan pemerintah.
Akibatnya, menurut Asian Wall Street Journal klien-klien Andersen LLP beralih ke berbagai
auditor.
Antara
lain
Delotte
and
Touche
(10
persen),
KPMG
(11
persen),
PriceWaterhouseCooper (20 persen), dan Ernst & Young (28 persen). Dan yang berpindah ke
auditor-auditor kecil lainnya atau mengaku belum tahu berpindah kemana sebanyak 40
persen. ini menunjukkan bahwa KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari
kasus Enron berupa kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang
lain dan pengungkapan yang meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam
kasus Enron.
c. Dampak bagi Makro Ekonomi Amerika
Keruntuhan perusahaan energi Enron cukup banyak berdampak bagi dunia bisnis
internasional khususnya Amerika. Akibat kebangkrutan Enron pada tahun 2001 sedikitnya
4.000 karyawan kehilangan pekerjaan. Kolapsnya Enron juga mengguncang neraca keuangan
para kreditornya yang telah mengucurkan milyaran dolar (JP Morgan Chase dan Citigroup
adalah dua kreditor terbesarnya). Para karyawan Enron dan investor kecil-kecilan juga
dirugikan karena simpanan hari tua mereka yang musnah. Sebagian besar dana pensiun dan
tabungan 20.000 karyawan Enron terikat dalam saham yang kini tanpa nilai. Banyak lembaga
keuangan internasional juga ikut menderita kerugian akibat bangkrutnya Enron, sehingga
membuat mereka semakin berhati-hati dalam membidik peluang investasi. Perusahaanperusahaan yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal diharuskan memenuhi
persyaratan pembeberan (disclosure) yang luar biasa ketat.
Dampak Kasus Enron Terhadap Profesi Auditor di Amerika Maupun di Indonesia
Akibat kasus Enron kini kredibilitas akuntan publik menjadi jatuh terutama
disebabkan oleh keterlibatan Arthur Andersen salah satu KAP terbesar di dunia di dalam
skandal tersebut. Akuntan Publik tidak lagi dipandang sebagai profesi yang unik melainkan
sebagai industri yang tidak lepas dari kepentingan bisnis yang sempit. Fenomena ini telah
34
Tersangka Effendi Syam melalui kuasa hukumnya berharap pihak penyidik Kejati
Jambi dapat menjalankan pemeriksaan dan mengungkap kasus dengan adil dan menetapkan
siapa saja yang juga terlibat dalam kasus kredit macet senilai Rp 52 miliar, sehingga
terungkap kasus korupsinya.
Sementara itu pihak penyidik Kejaksaan yang memeriksa kasus ini belum
maumemberikan komentar banyak atas temuan keterangan hasil konfrontir tersangka Effendi
Syam dengan saksi Biasa Sitepu sebagai akuntan publik tersebut.
Kasus kredit macet yang menjadi perkara tindak pidana korupsi itu terungkap setelah
kejaksaan mendapatkan laporan adanya penyalahgunaan kredit yang diajukan tersangka Zein
Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor. Dalam kasus ini pihak Kejati Jambi baru
menetapkan dua orang tersangka, pertama Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor
yang mengajukan pinjaman dan tersangka Effedi Syam dari BRI yang saat itu menjabat
sebagai pejabat penilai pengajuan kredit.
komentar:
Dalam kasus ini, seorang akuntan publik (Biasa Sitepu) sudah melanggar prinsip kode etik
yang ditetapkan oleh KAP ( Kantor Akuntan Publik ). Biasa Sitepu telah melanggar beberapa
prinsip kode etik diantaranya yaitu :
1. Prinsip tanggung jawab : Dalam melaksanakan tugasnya dia (Biasa Sitepu)
tidak mempertimbangkan moral dan profesionalismenya sebagai seorang
akuntan sehingga dapat menimbulkan berbagai kecurangan dan membuat
ketidakpercayaan terhadap masyarakat.
2. Prinsip integritas : Awalnya dia tidak mengakui kecurangan yang dia lakukan
hingga akhirnya diperiksa dan dikonfrontir keterangannya dengan para saksi.
3. Prinsip obyektivitas : Dia telah bersikap tidak jujur, mudah dipengaruhi oleh
pihak lain.
4. Prinsip perilaku profesional : Dia tidak konsisten dalam menjalankan tugasnya
sebagai akuntan publik telah melanggar etika profesi.
5. Prinsip standar teknis : Dia tidak mengikuti undang-undang yang berlaku
sehingga tidak menunjukkan sikap profesionalnya sesuai standar teknis dan
standar profesional yang relevan.
3. Kasus KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono yang diduga menyuap pajak.
September tahun 2001, KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono harus menanggung
malu. Kantor akuntan publik ternama ini terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar
36
US$ 75 ribu. Sebagai siasat, diterbitkan faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG
yang harus dibayar kliennya PT Easman Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc.
yang tercatat di bursa New York.
Berkat aksi sogok ini, kewajiban pajak Easman memang susut drastis. Dari semula
US$ 3,2 juta menjadi hanya US$ 270 ribu. Namun, Penasihat Anti Suap Baker rupanya waswas dengan polah anak perusahaannya. Maka, ketimbang menanggung risiko lebih besar,
Baker melaporkan secara suka rela kasus ini dan memecat eksekutifnya.
Badan pengawas pasar modal AS, Securities & Exchange Commission, menjeratnya
dengan Foreign Corrupt Practices Act, undang-undang anti korupsi buat perusahaan Amerika
di luar negeri. Akibatnya, hampir saja Baker dan KPMG terseret ke pengadilan distrik Texas.
Namun, karena Baker mohon ampun, kasus ini akhirnya diselesaikan di luar pengadilan.
KPMG pun terselamatan.
Komentar : Pada kasus ini KPMG telah melanggar prinsip integritas karena tidak memenuhi
tanggungjawab profesionalnya sebagai Kantor Akuntan Publik sehingga memungkinkan
KPMGkehilangan kepercayaan publik. KPMG juga telah melanggar prinsip objektivitas
karena telah memihak kepada kliennya dan melakukan kecurangan dengan menyogok aparat
pajak di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes,Sukrisno.2012.Auditing.Jakarta:Salemba Empat
Arens & Loebbecke.1996.Auditing Pendekatan Terpadu.Jakarta:Salemba Empat
Arens & Loebbecke.1990.Auditing Pendekatan Terpadu.Jakarta:Erlangga
Mulyadi & Kanaka Puradiredja.1998.Auditing.Jakarta:Salemba Empat
http://hidupberawaldari.blogspot.com/2014/05/kasus-enron-dan-kap-arthur-enderson.html
http://id.wikipedia.org/wifi/Enron
http://keluarmaenmaen.blogspot.com/2010/11/beberapa-contoh-kasus-pelanggaran-etika.html
37
http://sunarnie.blogspot.co.id/2012/10/prinsip-etika-profesi-iai.html
38