NIM : 12030117120023
No.Urut : 51
Kelas : B
Audit Operasional
Selain kegiatan audit keuangan, auditor internal, auditor pemerintah, dan akuntan publik
juga melakukan audit operasional, yang berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas organisasi.
Tiga perbedaan utama antara audit operasional dan keuangan adalah tujuan audit, distribusi
laporan, dan penyertaan area nonfinansial dalam audit operasional. Audit keuangan
menekankan apakah informasi historis dicatat dengan benar, sedangkan audit operasional
menekankan efektivitas dan efisiensi. Audit keuangan berorientasi pada masa lalu, sedangkan
audit operasional berfokus pada peningkatan kinerja masa depan. Laporan audit keuangan
biasanya didistribusikan ke pengguna eksternal laporan keuangan, seperti pemegang saham
dan bankir, sedangkan laporan audit operasional ditujukan terutama untuk manajemen. Audit
keuangan terbatas pada hal-hal yang secara langsung mempengaruhi kewajaran penyajian
laporan keuangan, sedangkan audit operasional mencakup segala aspek efisiensi dan
efektivitas dalam suatu organisasi.
Dalam audit operasional untuk efektivitas, auditor, misalnya, mungkin perlu menilai
apakah lembaga pemerintah telah memenuhi tujuan yang ditetapkan untuk mencapai
keselamatan elevator di kota. Untuk menentukan efektivitas lembaga, auditor harus
menetapkan kriteria khusus untuk keselamatan elevator. Seperti efektivitas, harus ada kriteria
yang ditetapkan untuk apa yang dimaksud dengan melakukan sesuatu secara lebih efisien
sebelum audit operasional dapat bermakna. Seringkali lebih mudah untuk menetapkan
efisiensi daripada kriteria efektivitas jika efisiensi didefinisikan sebagai pengurangan biaya
tanpa mengurangi efektivitas.
Tujuan audit operasional pengendalian internal adalah untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas serta memberikan rekomendasi kepada manajemen. Sebaliknya, evaluasi
pengendalian internal untuk audit keuangan memiliki dua tujuan utama: untuk menentukan
sejauh mana pengujian audit substantif yang diperlukan dan, jika berlaku, untuk melaporkan
efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Ruang lingkup audit operasional
menyangkut setiap pengendalian yang mempengaruhi efisiensi atau efektivitas, sedangkan
ruang lingkup evaluasi pengendalian internal untuk audit keuangan dibatasi pada efektivitas
pengendalian internal atas pelaporan keuangan dan pengaruhnya terhadap penyajian laporan
keuangan secara wajar.
Audit operasional terbagi dalam tiga kategori besar: fungsional, organisasi, dan tugas
khusus. Suatu audit fungsional berurusan dengan satu atau lebih fungsi dalam suatu
organisasi, misalnya menyangkut efisiensi dan efektivitas fungsi penggajian untuk suatu
divisi atau untuk perusahaan secara keseluruhan. Audit organisasi menekankan seberapa
efisien dan efektif fungsi berinteraksi. Dalam audit operasional, penugasan khusus muncul
atas permintaan manajemen untuk berbagai macam audit, seperti menentukan penyebab
sistem TI yang tidak efektif, menyelidiki kemungkinan penipuan/fraud dalam suatu divisi,
dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produk yang diproduksi. Audit
operasional biasanya dilakukan oleh salah satu dari tiga kelompok: auditor internal, auditor
pemerintah, atau firma akuntan publik.
Dua kualitas terpenting bagi auditor operasional adalah independensi dan kompetensi.
Auditor harus melapor ke tingkat manajemen yang sesuai untuk memastikan bahwa
investigasi dan rekomendasi dibuat tanpa bias. Tanggung jawab auditor operasional juga
dapat mempengaruhi independensi mereka. Auditor tidak boleh bertanggung jawab atas
fungsi operasi di perusahaan atau mengoreksi kelemahan ketika ditemukan operasi yang tidak
efektif atau tidak efisien. Kompetensi, tentu saja, diperlukan untuk menentukan penyebab
masalah operasional dan membuat rekomendasi yang sesuai. Untuk menetapkan kriteria audit
operasional, auditor dapat menetapkan tujuan sebagai penentu apakah beberapa aspek entitas
dapat dibuat lebih efektif atau efisien, dan merekomendasikan perbaikan. Kriteria yang lebih
spesifik biasanya diinginkan sebelum memulai audit operasional. Untuk mengembangkan
kriteria evaluasi tertentu, auditor operasional dapat menggunakan beberapa sumber, yaitu
kinerja sebelumnya, pembandingan, standar yang direkayasa, serta diskusi dan kesepakatan.
Tiga tahapan dalam audit operasional adalah perencanaan, pengumpulan dan evaluasi
bukti, serta pelaporan dan tindak lanjut. Perencanaan audit operasional mirip dengan
perencanaan audit atas laporan keuangan historis yang telah kita bahas pada bab-bab
sebelumnya. Delapan jenis bukti, yaitu pemeriksaan fisik, konfirmasi, inspeksi, prosedur
analitis, penyelidikan klien, penghitungan ulang, kinerja ulang, dan observasi berlaku untuk
audit operasional. Dua perbedaan utama dalam laporan audit operasional dan keuangan
mempengaruhi laporan audit operasional:
1. Dalam audit operasional, laporan biasanya hanya dikirimkan ke manajemen, dengan
tembusan ke unit yang diaudit. Kurangnya pengguna pihak ketiga mengurangi
kebutuhan akan kata-kata standar dalam laporan audit operasional.
2. Keragaman audit operasional memerlukan penyesuaian setiap laporan untuk
menangani ruang lingkup audit, temuan, dan rekomendasi.