Anda di halaman 1dari 5

BAB I AUDITING DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK

SOAL:
1. Jelaskan elemen-elemen yang harus diperhatikan dalam melaksanakan audit
2. jelaskan klasifikasi audit berdasarkan tinjauan audit
3. Sebutkan organisasi-organisasi yang terkait dengan profesi akuntan
4. Apa saja jasa jasa yang dapat diberikan kantor akuntan publik
5. Jelaskan macam regulasi yang berguna mengatur mutu jasa kantor akuntan publik
6. setelah melaksanakan audit auditor menetapkan bahwa :
● laporan keuangan perusahaan telah disajikan secara wajar
● bagian penerimaan perusahaan ternyata tidak efisien
● laporan keuangan seorang dokter telah disajikan atas dasar kas dengan benar
● depot persediaan milik pemerintah tidak mencapai tujuan program yang
direncanakan
● seorang karyawan tidak melaksanakan tanggung jawab yang ditugaskan
kepadanya
● perusahaan memenuhi persyaratan kontrak pemerintah
● pelayanan dinas pos di pusat kota tidak efisien
● perusahaan memenuhi persyaratan dalam perjanjian obligasi
● laporan keuangan suatu pemerintah daerah telah menyajikan dengan benar
jumlah penerimaan dan pengeluaran kas
● suatu Departemen dalam perusahaan tidak memenuhi kebijakan kerja lembur
yang ditetapkan perusahaan
dari uraian di atas ,
Tunjukkan jenis audit yang dilakukan apakah 1. audit laporan keuangan , 2.audit kepatuhan
atau 3. audit operasional
Sebutkan jenis auditor yang terlibat dalam audit di atas: 1. independent 2. internal 3.
pemerintah.

JAWAB
1. tujuh elemen yang harus diperhatikan dalam melaksanakan audit yaitu :

1.Proses yang sistematik


Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis, terstruktur
dan teroganisir.

2.Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif


Proses sistematik yang dilakukan merupakan proses untuk menghimpun bukti-bukti
yang mendasari asersi-asersi yang dibuat oleh individu maupun entitas. Auditor
kemudian mengevaluasi bukti-bukti yang diperoleh tersebut. Obyektif berarti
mengungkapkan fakta apa adanya yang senyatanya, tidak bias atau tidak memihak
dan tidak berprasangka buruk terhadap individu atau entitas yang membuat
reprsentasi tersebut.

3.Asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi


Asersi merupakan suatu pernyataan, atau suatu rangkaian pernyataan secara
keseluruhan, oleh pihak yang bertanggungjawab atas pernyataan tersebut. Asersi-
asersi meliputi informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, laporan operasi
internal, dan laporan biaya maupun pendapatan berbagai pusat pertanggungjawaban
pada suatu perusahaan.

4.Menentukan tingkat kesesuaian


Penghimpunan dan pengevaluasian bukti-bukti dimaksudkan untuk menentukan dekat
tidaknya atau sesuai tidaknya asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Tingkat kesesuaian tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk kuantitatif
maupun kualitatif.

5.Kriteria yang ditentukan


Kriteria yang ditentukan merupakan standar-standar pengukur untuk
mempertimbangkan asersi-asersi atau representasi-representasi. Kriteria tersebut
dapat berupa prinsip akuntansi yang berlaku umum atau Standar Akuntansi Keuangan,
aturan-aturan spesifik yang ditentukan oleh badan legislatif atau pihak lainnya,
anggaran atau ukuran lain kinerja manajemen.

6.Menyampaikan hasil-hasilnya
Hasil-hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis yang mengindikasikan
tingkat kesesuaian antara asersi-asersi dan kriteria yang telah ditentukan. Komunikasi
hasil audit tersebut dapat memperkuat atau memperlemah kredibilitas representasi
atau pernyataan yang dibuat.

7.Para pemakai yang berkepentingan


Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil keputusan yang
menggunakan dan mengandalkan temuan-temuan yang diinformasikan melalui
laporan audit dan laporan lainnya. Para pemakai tersebut meliputi investor maupun
calon investor di pasar modal, pemegang saham, kreditor maupun calon kreditor,
badan pemerintahan, manajemen dan publik pada umumnya.

2. Menurut Kell dan Boynton, audit dapat diklasifikasikan berdasar tujuan


dilaksanakannya audit yang terbagi dalam tiga kategori yaitu:

1. Audit laporan keuangan (Financial Statement Audit)


2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit )
3. Audit Operasional (Operational Audit)

Financial Statement Audit


Audit laporan keuangan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti
mengenai laporan keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan pendapat
apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai kriteria yang telah
ditentukan yaitu prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU).
Jadi ukuran kesesuaian audit laporan keuangan adalah kewajaran (fairness). Kriteria
utama yang digunakan adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit laporan
keuangan ini dilakukan oleh auditor eksternal atas permintaan klien. Hasil audit akan
disajikan dalam bentuk tertulis yang disebut laporan auditor independen.

Compliance Audit
Audit kepatuhan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti dengan tujuan
untuk menentukan apakah kegiatan finansial maupun operasi tertentu dari suatu
entitas sesuai dengan kondisi-kondisi, aturan-aturan, dan regulasi yang telah
ditentukan.
Kriteria yang ditentukan tersebut dapat berasal dari berbagai sumber seperti
manajemen, kreditor, maupun lembaga pemerintah. Ukuran kesesuaian audit
kepatuhan adalah ketepatan misalnya ketepatan SPT Tahunan dengan Undang-
Undang Pajak Penghasilan. Hasil audit kepatuhan tersebut biasanya disampaikan
kepada pihak yang menentukan kriteria tersebut.

Operational Audit
Audit operasional meliputi penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai
kegiatan operasional organisasi dalam hubungannya dengan tujuan pencapaian
efisiensi, efektivitas, maupun kehematan (ekonomis) operasional.
Efisiensi adalah perbandingan antara masukan dengan keluaran, sedangkan efektivitas
adalah perbandingan antara keluaran dengan target yang sudah ditetapkan. Dengan
demikian yang menjadi tolok ukur atau kriteria dalam audit operasional adalah
rencana, anggaran dan standar biaya atau kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan
sebelumnya.

Tujuan audit operasional adalah 1. Menilai prestasi, 2. Mengidentifikasikan


kesempatan untuk perbaikan, 3. Membuat rekomendasi untuk pengembangan dan
perbaikan dan tindakan lebih lanjut.

3. Organisasi yang terkait dengan profesi akuntan


1. organisasi pemerintah :
- Kementeria Keuangan
- Inspektorat/Badan Pengawas Daerah
- Kantor Pelayanan Pajak
- Badan Pemeriksaan Keuangan(BPK)
- Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
- BAPEPAM/OJK
- DPR dan DPRD
2. Organisasi Non Pemerintah
- Ikatan Akuntan Indonesia(IAI)
- Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP)

4. Jasa-jasa yang dapat diberikan kantor akuntan publik


1. JASA ATESTASI
- Audit
- Pemeriksaan
- Penelaahan
- Prosedur yang disepakati bersama
2. JASA NON-ATESTASI
- Jasa AKUNTANSI
- Jasa Perpajakan
- jasa Konsultasi Manajemen

5. Penetapan standar. adanya PSAK, SPAP,kode etika akuntan dan kode etik akuntan.
Aturan pemerintah. diterbitkannya undang-undang misalnya undang-undang nomor 5
tahun 2011 tentang akuntan publik dan peraturan menteri seperti Peraturan Menteri
Keuangan nomor 25/PMK.01/2014 tentang akuntan beregister negara.
Peraturan KAP. kantor akuntan publik biasanya memiliki aturan tersendiri untuk para
anggotanya.
Aturan kolega. contoh aturan ini adalah peer review.
6 Audit Laporan Keuangan :
- laporan keuangan perusahaan telah disajikan secara wajar
- bagian penerimaan perusahaan ternyata tidak efisien
- laporan keuangan suatu pemerintah daerah telah menyajikan dengan benar
jumlah penerimaan dan pengeluaran kas
Audit Kepatuhan
- laporan keuangan seorang dokter telah disajikan atas dasar kas dengan benar
-seorang karyawan tidak melaksanakan tanggung jawab yang ditugaskan
kepadanya
- perusahaan memenuhi persyaratan kontrak pemerintah
- suatu Departemen dalam perusahaan tidak memenuhi kebijakan kerja lembur
yang ditetapkan perusahaan
Audit Operasional
-
depot persediaan milik pemerintah tidak mencapai tujuan program yang
direncanakan
- pelayanan dinas pos di pusat kota tidak efisien
BAB 6 MATERIALITAS, RISIKO dan STRATEGI AUDIT PENDAHULUAN
SOAL
1. Apa yang Dimaksut dengan materialitas ?
2. dalam hal apa sajakah menurut SA seksi 312, konsep materialitas harus
dipertimbangkan oleh auditor, jelaskan.
3. jelaskan dua tingkat materialitas dalam auditing
4. pertimbangan materialitas mempertimbangkan kuantitatif dan kualitatif jelaskan yang
dimaksut dengan :
- pertimbangan kuantitatif
- pertimbangan kualitatif
5. menurut carpenter 1992 faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya materialitas.
6. sebuah perusahaan memiliki total aset sebesar Rp. 4.000.000.000 dan total
pendapatan sebesar Rp. 9.000.000.000. hitunglah berapakah materialitas perencanaan
atau (planning materiality) nya
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan risiko Apa pula yang dimaksud dengan risiko
audit
8. Sebutkan dan jelaskan secara singkat tipe-tipe risiko audit
9. Sebutkan dan jelaskan secara singkat komponen risiko audit
10. Sebutkan beberapa faktor dan indikator risiko bawaan
11. gambarkan sebuah matriks komponen risiko audit
12. Bagaimana hubungan risiko audit dengan bukti audit
13. Sebutkan dan jelaskan dua alternatif strategi audit
14. Apa yang dimaksud dengan kecurangan (fraud)? Sebutkan dan jelaskan macam-
macam kecurangan( fraud)
15. Bagaimana tanggungjawab auditor atas fraud

JAWAB
1. Materialitas adalah besarnya

Anda mungkin juga menyukai