Anda di halaman 1dari 10

Tugas Audit 2

Nama :Rifqi Maulana S


Npm :25217198
Kelas :3EB18

Universitas Gunadarma
Fakultas Ekonomi
2020
Konsep Dasar Audit Manajemen
 Konsep dan Definisi

Audit manajemen (management audit) adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas
operasi perusahaan. Audit manajemen dirancang secara sistematis  untuk mengaudit aktivitas,
program-program yang diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit  untuk
menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien, serta
apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dan tidak
melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan.

Menurut Sukrisno Agoes dan Jan Hoesada (2009:46) menyatakan bahwa management


audit adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan  operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan
akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen untuk mengetahui
apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.

Berbagai jenis audit dilakukan untuk memastikan bahwa proses operasi di dalam perusahaan
telah berjalan sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku serta pengelolaan terhadap
sumber daya dalam proses tersebut berjalan secara efektif dan efisien.

Dari definisi yang dikumpulkan maka diperoleh beberapa karakteristik pemeriksaan manajemen
yaitu :

a)    Memberikan informasi tentang efektifitas, efisiensi dan ekonomisasi operasional perusahaan


kepada manajemen.

b)   Penilaian efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi didasarkan pada standar-standar tertentu.

c)    Audit diarahkan kepada operasional sebagian atau seluruh struktur organisasi.

d)     Hasil audit manajemen berupa rekomendasi perbaikan kepada manajemen.

 Ruang Lingkup 

Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang lingkup ini
dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian tertentu dari
program/aktivitas yang dilakukan. Periode audit juga bervariasi, bisa untuk jangka waktu satu
minggu, beberapa bulan, satu tahun bahkan untuk beberapa tahun, sesuai  dengan tujuan
yang  ingin dicapai.
 Perbedaan Audit Manajemen dan Audit Keuangan

    AUDIT MANAJEMEN AUDIT KEUANGAN

1. Karaktersti Menemukan penyebab Audit data akuntansi,


k kelemahan, menganalisis akibat, proses pencatatan dan
menenttukan perbaikan    laporan akuntansi
program/aktivitas perusahaan.

2. Keluasan Keseluruhan aspek manajemen Cenderung ke aspek data


audit baik yang bersifat kuantitatif keuangan (finansial)
maupun kualitatif

3. Tujuan Menemukan berbagai Mendapatkan keyakinan


Audit kelemahan dalam operasional bahwa laporan keuangan
perusahaan selanjutnya yang disajikan telah
dilakukan sesuai dengan PABU
perbaikan → penghematan, (GAAP) →lap. Dapat
efisiensi, dan efektivitas digunakan  untuk
pencapaian tujuan perusahaan. pemakai laporan
keuangan

4. Ruang Keseluruhan fungsi manajemen Data akuntansi dan


Lingkup  dan unit terkait, mencapai proses penyajian laporan
seluruh aktivitas/program. yang disajikan
Keluasan audit bergantung pada manajemen. Keluasan
pengendalian manajemen audit bergantung pada
perusahaan. efektivitas pengendalian
internal perusahaan.

5. Dasar Berdasar kepedulian manajemen Keharusan


Yuridis  untuk memperbaiki program. menyampailan laporan
keuangan yang telah
diaudit (akuntan publik).

6. Pelaksana Audit Internal maupun Audit independen (Audit


audit eksternal → objektivitasnya eksternal). → 
objektivitas

7. Frekuensi Tidak ada Bersifat reguler,


Audit ketentuan → kepedulian rutin → penerbitan LK
manajemen mencapai
efektivitas dan efisien program.

8. Orientasi Audit → perbaikan kinerja masa Audit → Data keuangan


hasil Audit datang → anticipatory audit yang bersifat
historis→penilaian
kinerja masa lalu

9. Bentuk Komrehensip: kesimpulan audit, Memiliki standar


laporan kesimpulan baku →Standar
penting →rekomendasi →  belu Profesional Akuntan
m ada standar baku → laporan Publik
tergantung dari kemampuan (SPAP) → laporan
auditor bentuk pendek yang
menyertai laporan
keuangan hasil audit

10 Pengguna Pihak internal Pihak


. laporan ekstern →pemegang
saham, investor
potensial, kreditor,
pemerintah

 Peran Manajemen audit

1. Perencanaan Area dan tujuan audit manajemen


umumnya ditentukan oleh manajemen puncak. Setelah mengetahui area dan tujuan audit
manajemen maka auditor manajemen kemudian merencanakan pekerjaan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Suatu survei pendahuluan, seperti yang dijelaskan
sebelumnya merupakan prosedur umum yang dilakukan auditor untuk mengenal operasi
perusahaan yang akan diaudit. Audit dapat menggunakan daftar pertanyaan, flowchart,
tanya jawab, laporan manajemen, dan observasi dalam pelaksanaan survei pendahuluan.
Daftar pertanyaan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan masalah
yang mempengaruhi efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi operasi. Auditor, kemudian
akan menilai jawaban yang diperoleh dan mengumpulkan bukti-bukti untuk memperkuat
jawaban yang diterima. Untuk membantu auditor dalam memahami arus barang, jasa, dan
arus transaksi dalam operasi, auditor dapat menelaah atau menyiapkan flowchart. Pada
waktu mempelajari flowchart, auditor akan mencari inefisiensi dan kelemahan
pengendalian, seperti adanya duplikasi operasi, formulir yang tidak diperlukan, belum
layaknya pemisahan tugas, dan kekurangan pengawasan. Auditor juga akan menelaah
laporan manajemen seperti laporan keuangan, anggaran, laporan produksi, dan laporan
penjualan. Hal-hal khusus yang akan menarik perhatian auditor, seperti adanya variansi
anggaran (perbedaan antara aktual dengan anggaran), peningkatan biaya, kekurangan
persediaan, persediaan yang usang, dan kerusakan produksi. Pada saat melakukan survei
pendahuluan, auditor harus mengamati sekelilingnya. Karyawan atau peralatan yang
menganggur, aset yang tidak dijaga, seperti kas dan persediaan, lay out pabrik atau kantor
yang tidak efisien dapat merupakan area yang potensial untuk diperbaiki untuk
meningkatkan efektivitas,efisiensi, dan ekonomisasi.
2. Membuat Kertas Kerja Kertas kerja mendokumentasikan proses audit.
Kertas kerja mencatat informasi yang diperoleh dan analisis yang dilakukan selama
proses audit. Kertas kerja dibuat mulai dari pertama auditor menjalankan tugasnya
sampai merekomendasikan tindakan korektif dan mengakhiri proyek audit. Kertas kerja
mencakup hal-hal berikut. a. Rencana audit, termasuk audit program. b. Pemeriksaan
serta evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem kontrol internal. c. Prosedur audit yang
dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai.

 Tipe Audit
1. Audit Fungsional (Functional Audit)

Suatu audit fungsional berhubungan dengan satu atau fungsi yang lebih banyak dalam suatu
organisasi. Ia mungkin berhubungan dengan fungsi upah untuk suatu divisi untuk perusahaan
secara keseluruhan. Suatu audit fungsional mempunyai keuntungan memungkinkan spesialisasi
olehauditor. Staf auditor tertentu dalam manajemen audit dapat mengembangkan keahlian dalam
area, seperti perekayasaan produki. Mereka dapat lebih efisien menghabiskan semua waktu
mereka dalam memeriksa area tersebut. Kelemahan dalam audit fungsional ialah kealpaan dalam
menilai fungsi yang saling behubungan.

2. Audit Organisasional (Organizational Audit)

Suatu unit organisasional berhubungan dengan unit organisasi secara keseluruhan, seperti
departemen, cabang atau anak perusahaan. Tekanan dalam audit organisasi adalah bagaimana
efisien dan efektifnya fungsi-fungsi berinteraksi. Rencana organisasi dan metode untuk
mengkoordinasikan aktivitas khususnya adalah penting untuk tipe auditing.

3.  Penugasan Khusus (Special Asignment)

Penugasan khusus audit manajemen timbul karena permintaan manajemen. Terdapat variasi yang
luas untuk audit demikian. Sebagai contoh, audit ini termasuk menentukan sebab-sebab suatu
sistem EDP yang tidak efektif, penyelidikan kemungkinan adanya kecurangan dalam divisi, dan
membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu produk

 Area yang Diaudit


Area yang diaudit dalam audit manajemen adalah setiap aspek efektivitas, efisiensi, dan
ekonomisasi dalam suatu perusahaan, sedangkan audit keuangan hanya mengaudit area-area
yang terkait dengan kewajaran penyajian laporan keuangan perusahan.

Tehnik dan Pendekatan Manajemen Audit

 Manajemen Audit dengan pendekatan arus sumber daya


1. Bertitik tolak dari fungsi manajemen, seperti pemasaran, produksi, sumber daya manusia,
keuangan, akuntansi,dan lain-lain.
2. Bertitik tolak dari fungsi fungsi manajemen, yaitu seperti perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian.
3. Bertitik tolak dari sumber daya manusia, seperti manajemen mesin, teknologi, material,
dan uang.

Manajemen Berdasarkan Fungsi

 Audit Manajemen Pada Fungsi Pemasaran

Audit manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk menilai bagaimana setiap
program/aktivitas pemasaran yang dilakukan mencapai tujuannya melalui pengelolaan
sumber daya yang ekonomis dan efisien. Di samping, audit juga dilakukan terhadap
bagaimana perusahaan menetapkan strategi pemasarannya apakah sudah sesuai dengan
lingkungan pemasaran yang dihadapi perusahaan, intensitas persaingan, dan berbagai
keterbatasan yang secara internal dihadapi perusahaan. Beberapa ruang lingkup audit
manajemen pemasaran meliputi:

1) Lingkungan Pemasaran

Menekankan audit pada analisis terhadap kondisi ekonomi makro yang berpengaruh baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada aktivitas pemasaran perusahaan.

2) Strategi Pemasaran

Menekankan kepada penelaahan terhadap tujuan dan strategi pemasaran.

3) Organisasi Pemasaran

Menekankan pada penilaian terhadap kemampuan struktur organisasi pemasaran dalam


menerapkan strategi yang telah ditetapkan.

4) Produktivitas Pemasaran
Menekankan pada pengujian terhadap berbagai program/aktivitas pemasaran dan
pengeluaran biaya yang berkaitan dengan aktivitas tersebut.

5) Fungsi Pemasaran

Menekankan audit pada penilaian terhadap berbagai unsur bauran pemasaran (marketing
mix) yang ditetapkan perusahaan.

 Audit Manajemen Pada Fungsi Produksi dan Operasi

Audit manejemen pada fungsi ini bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap ketaatan
perusahaan dalam menerapkan berbagai aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan dalam
operasi perusahaan. Di samping itu, audit pada fungsi ini juga ditujukan untuk menilai
ekonomisasi dan efisiensi pengelolaan sumber daya dan efektivitas pencapaian tujuan
perusahaan. Ruang lingkup audit ini meliputi:

1)   Perencanaan produksi

2)   Pengendalian kualitas (quality control)

3)   Produktivitas dan efisiensi

4)   Metode standar kerja

5)   Pemeliharaan peralatan

6)   Organisasi manajemen produksi dan operasi

7)   Plant dan layout

 Audit Manajemen Pada Fungsi Sumber Daya Manusia

udit manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk menilai apakah kebutuhan SDM suatu
perusahaan sudah terpenuhi dengan cara yang hemat, efisiensi dan efektif. Ruang lingkup
pada audit ini mencakup keseluruhan dari proses SDM yang meliputi:

1. Perencanaan tenaga kerja

2. Penerimaan (rekrutmen) karyawan

3. Seleksi

4. Orientasi dan penempatan


5. Pelatihan dan pengembangan

6. Penilaian kerja

7. Pengembangan karier

 Penugasan Khusus (Special Asignment)

Penugasan management  audit khusus timbul  karena permintaan manajemen. Terdapat


variasi yang luas untuk audit ini. Sebagai contoh, audit ini termasuk menentukan sebab-sebab
suatu sistem EDP yang tidak efektif, penyelidikan kemungkinan adanya kecurangan dalam
divisi, dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu produk.
Perilaku dalam Audit Manajemen
 Hubungan antar manusia dalam manajemen audit
Hubungan antar manusia adalah suatu proses interaksi yang terjadi antara seseorang dengan
orang lain untuk mendapatkan pemahaman untuk saling pengertian, kesadaran, dan kebutuhan
psikologis. Pengetahuan hubungan antar manusia dapat digunakan untuk memecahkan berbagai
masalah yang berhubungan dengan faktor manusia dalam manajemen. Beberapa prinsip umum
dari aspek hubungan antar manusia berlaku bagi setiap kejadian di mana dua atau lebih orang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Hal ini terjadi juga dalam kegiatan audit
manajemen, antara auditor dan auditee. Beberapa prinsip tersebut yang kiranya berlaku dan
berpengaruh dalam kegiatan audit manajemen. Apabila kita perhatikan, kegiatan itu
menempatkan orang-orang yang saling berhubungan dalam posisi tertentu dan khusus. Bila
kedua pihak tak mampu membangun hubungannya secara baik, maka pintu konflik yang
berkepanjangan dan berakibat destruktif bagi organisasi makin terbuka. Karenanya kita perlu
menempatkan masalah ini pada proporsi yang benar, sehingga misi kerja dari para auditor saat
melakukan audit manajemen dapat tercapai serta memberi kontribusi positif bagi organisasi.

 Hubungan kerjasama antara manajemen dan eksternal audit


Dalam beberapa hal, auditor audit manajemen dan auditor eksternal memiliki kesamaan.
Keduanya merupakan profesi yang memainkan peran penting dalam tata kelola organisasi serta
memiliki kepentingan bersama dalam hal efektivitas pengendalian internal organisasi. Keduanya
diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang bisnis, industri, dan risiko strategis yang
dihadapi oleh organisasi yang mereka layani. Dari sisi profesionalitas, keduanya juga memiliki
kode etik dan standar profesional yang ditetapkan oleh institusi profesional masing-masing yang
harus dipatuhi, serta sikap mental objektif dan posisi independen dari kegiatan yang mereka
audit. Namun, selain berbagai kesamaan tersebut, audit manajemen dan audit eksternal adalah
dua fungsi yang memiliki banyak pula perbedaan.

 Hubungan kerjasama antara auditor audit manajemen dengan auditee


Perlu kita pahami bahwa hubungan yang terjadi antara auditor audit manajemen
dengan auditee-nya adalah hubungan kerja biasa. Hubungannya seperti hubungan kerja antara
satu bagian dengan bagian lainnya. Hubungan ini mempunyai tujuan seperti apa yang diinginkan
dalam suatu perusahaan adalah menciptakan perusahaan yang sehat dan berkembang secara
wajar. Walaupun dari pihak auditee terdapat perbedaan sudut pandang tapi pada hakekatnya
tujuannya adalah sama.
Karena posisi auditor audit manajemen adalah staf dari pimpinan puncak (Dirut), ia tentunya
diharapkan memiliki pengetahuan dalam bidang :
• Teknis operasional.
• Teknis operasional auditing.
• Hubungan antar manusia yang efektif.
Keberhasilan tugasnya secara konsepsional merupakan penjabaran dari apa yang dimilikinya
itu. Dengan demikian keberhasilan pelaksanaan tugasnya akan sangat dipengaruhi oleh :
1. Kemampuan mengolah masukan yang diperolehnya menjadi satu keluaran yang bermakna.
2. Cara atau metode atau prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya.
3. Proses interaksi kerjasama yang terjadi antara dirinya dengan kelompok.
Jika diperhatikan ketiga faktor itu, maka hubungan yang terjadi memang menjadi ikut
berperan. Apalagi kalau diperhatikan bahwa selalu ada kesan bahwa kegiatan audit seringkali
disalahartikan sebagai kegiatan untuk mencari kesalahan. Hal tersebut harus selalu dicoba untuk
disingkirkan dan diganti dengan pengertian yang lebih positif. Ini hanya bisa dibina jika terdapat
kerjasama yang efektif antara kedua pihak atau dapat dihindarkan timbulnya konflik yang
merugikan. Dengan demikian pembinaan hubungan antar auditor dengan auditee harus
didasarkan pada sasaran kepentingan bersama dalam posisi mereka sebagai anggota organisasi.
Perbedaan yang ada secara fungsional tidak boleh dijadikan titik tolak mempertentangkan posisi
dalam kegiatan mencapai sasaran tersebut. Hal ini dalam pelaksanaannya memang sulit, karena
pemahaman dari para pihak baik auditor maupun auditee yang sering kali punya persepsi yang
berbeda.
Tugas fungsional sedapat mungkin diusahakan hanya untuk mencari dan menyediakan
informasi secara obyektif. Khusus bagi auditor, maka pengolahan dan penilaian hasil harus
didasarkan pada standar dan penilaian yang profesional sifatnya dan hal ini tentunya telah diatur
dalam pedoman kerja para auditor audit manajemen. Singkatnya hubungan antara auditor
dengan auditee-nya harus dikembangkan dalam bentuk hubungan kerja. Pendekatan yang
digunakan berorientasi pada pemecahan masalah dan pengambilan keputusan atas berbagai
alternatif dengan orentasi peningkatan atau perbaikan bagi organisasi secara menyeluruh.
Menempatkan hal-hal tersebut dalam bentuk konsep seperti yang diuraikan diatas bukanlah
perkara mudah. Perlu kematangan kedua pihak untuk memahami posisinya masing-masing
dalam bentuk yang lebih konkret.

Anda mungkin juga menyukai